SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.depdag.go.id Pertemuan Presiden RI dengan PM Australia: Sepakati Peningkatan Kemitraan Ekonomi secara Komprehensif Jakarta, 2 Nopember 2010 – Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono hari ini menerima kunjungan kerja Perdana Menteri Australia Julia Gillard. Pertemuan dimaksudkan untuk saling bertukar pandangan atas berbagai isu termasuk langkah-langkah penting memperkuat hubungan Indonesia dan Australia. Kedua kepala Pemerintahan juga membahas langkah strategis baru dalam meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi secara lebih luas. Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan, “Bahwa dalam 5 tahun terakhir total perdagangan bilateral kedua negara meningkat rata-rata 10% dari US$ 4.8 milyar menjadi US$ 6.7 milyar. Investasi Australia di Indonesia mencapai US$ 79.7 juta pada tahun 2009, sehingga Australia menjadi negara investor peringkat ke-12 di Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia dan Australia memiliki potensi untuk memperluas perdagangan dan investasi. Namun mengingat kondisi perekonomian Australia yg jauh lebih maju daripada Indonesia, maka kerangka kerjasama kemitraan ekonomi yg dibina harus lebih komprehensif sehingga dapat memberikan hasil yang berimbang dan saling-menguntungkan.” Pertemuan bilateral ini memiliki arti penting karena kedua pihak sepakat bahwa untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara tidak dapat dicapai melalui kerangka FTA yang konvensional yg bertumpu kepada penurunan tarif bea masuk semata-mata, tapi harus disertai peningkatan kerjasama ekonomi yg mendukung kemampuan Indonesia mengatasi hambatan perdagangan yang terkait dengan kebijakan non tarif (Technical Barriers to Trade), kerjasama investasi dan langkahlangkah lain yg mengkompensasi kondisi yg tidak simetris ditinjau dari tingkat kemajuan ekonominya. Untuk mencapai hal itu, kedua pemimpin itu telah menyepakati dimulainya perundingan kemitraan ekonomi secara komprehensif antara Indonesia dan Australia melalui framework Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Selain mencapai tujuan di atas, IA-CEPA juga akan dapat melengkapi kerja sama regional (ASEAN-Australia New Zealand Free Trade Agreement/AANZFTA) yang dimulai negosiasinya pada tahun 2005 dan selesai dalam 15 putaran pada tahun 2008. Kerja sama AANZFTA yang telah ditandatangani oleh para Menteri Ekonomi ASEAN, Australia dan New Zealand pada tanggal 27 Februari 2009 dan mulai diimplementasikan tahun ini mencakup kerja sama di bidang barang, jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, movement of natural person serta persaingan usaha. Gagasan kerja sama IA-CEPA dimulai dari kesepakatan Pemimpin Negara dan tingkat Menteri Perdagangan untuk menjajagi kemungkinan peningkatan hubungan kerja sama perdagangan dan investasi. Penjajagan tersebut dimulai dengan pelaksanaan studi kelayakan bersama (Joint Feasibility Study/JFS) oleh experts/tenaga ahli kedua negara, dengan melakukan konsultasi dan diskusi yg luas dengan para pemangku-kepentingan yang terkait. JFS selesai pada Maret 2009 dengan rekomendasi bahwa suatu Free Trade Area (FTA) antara kedua negara dapat saling menguntungkan dan juga mengidentifikasi berbagai hambatan-hambatan dalam hubungan ekonomi kedua negara yang perlu diatasi. Setelah melalui suatu proses sosialisasi dan memperoleh masukan dari KADIN dan berbagai Asosiasi pengusaha terkait, baik di pusat maupun di daerah, mengenai kemungkinan kerja sama kemitraan ekonomi itu, kedua Menteri Perdagangan sepakat pada bulan Juli 2010 bahwa kerangka kerjasama yang tepat untuk kedua Negara bukan FTA, tetapi CEPA (Comprehensive Economic Partnership). ”Melalui IA-CEPA diharapkan hubungan ekonomi kedua negara akan semakin komprehensif dan saling menguntungkan. Hal tersebut dapat dicapai jika memang kerjasama ini tidak saja terkait dengan peningkatan kerjasama ekonomi dan perluasan akses pasar barang dan jasa-jasa, tetapi juga memasukan unsur fasilitasi arus barang dan modal, dan juga merintis kerjasama yang strategis di beberapa bidang seperti pertanian,” tegas Menteri Perdagangan. Dalam proses persiapan dan perundingan IA-CEPA ini, Pemerintah mengikutsertakan para pemangku kepentingan untuk turut berpartisipasi, termasuk KADIN, asosiasi pengusaha termasuk UKM sehingga dapat diperoleh suatu posisi runding yg benarbenar sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia. FACT SHEET Hubungan Perdagangan Indonesia-Australia 1. Total nilai perdagangan Indonesia-Australia meningkat dari US$ 4,8 Milliar pada tahun 2005, menjadi US$ 8,1 Milliar pada tahun 2009. 2. Dalam kinerja ekspor Indonesia ke Australia dari tahun ke tahun (2005-2009), nilai import melebihi nilai ekspor sehingga neraca perdagangan Indonesia ke Australia selalu dalam kondisi defisit. Data menunjukkan bahwa kondisi defisit perdagangan Indonesia ke Australia menurun dari US$ 0,3 Milliar pada 2005 menjadi US$ 0,17 Milliar pada tahun 2009. 3. Peringkat ekspor Non Migas Indonesia ke Australia Jan-Juli 2010 adalah 15, sementara itu peringkat impor Non Migas Indonesia dari Australia Jan-Juli 2010 berada di urutan ke-7 4. Komoditi Ekspor Utama 2009 (top 5) dari Indonesia ke Australia antara lain: Crude petroleum oil; Gold in lumps, ingots or cast bars; other non coniferous other teak strips friezes for parquet floorin;, other color receivers; not battery operated; other paper & paperboard (sumber BPS). 5. Sementara itu Komoditi Ekspor Utama (top 5) dari Australia ke Indonesia antara lain: other wheat, for human consumption; live oxen other than pure-bred breeding 2 animals; aluminium oxide, other than artificial corundum; Meat of bovine animals, boneless, frozen; cotton, not carded/combed (sumber BPS). 6. Total investasi Australia berdasarkan persetujuan kumulatif (cumulative approvals) dalam periode 1 Januari 1990 s.d. 31 Oktober 2009 adalah sebesar US$ 1,4 milyar yang terdiri dari 317 proyek pada sektor-sektor pertambangan; elektrik, gas dan air; konstruksi; pengangkutan, gudang dan komunikasi; tenaga kerja yang diserap oleh investasi tersebut adalah 27.000 orang. Australia berada di peringkat ke-12 untuk investasi di Indonesia. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected] Pradnyawati Direktur Kerja Sama Bilateral Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3442576/021-3858206 Email: [email protected] 3