abdominal pain post operasi hepar

advertisement
ABDOMINAL PAIN POST OPERASI HEPAR
A. PENGERTIAN
Nyeri dirasakan di abdomen dapat berasal dari dalam abdomen, dinding
abdomen, atau merupakan nyeri alih dari suatu sumber di luar abdomen,
pada tulang belakang atau thorak. (David Mattingly dan Charles Seward,
1996)
Sifat Nyeri Abdomen

Nyeri Alih
Terjadi jika suatu segmen persarafan melayani >1 daerah, misal,
persarafan diafragma berasal dari regio leher C 3-5 pindah ke bawah
pada masa embrional, sehingga rangsangan pada diafragma oleh
perdarahan/peradangan akan dirasakan dibahu.

Nyeri Radiasi
Nyeri menyebar dalam sistem/jalur anatomi yang sama, misal, kolik ureter
atau kolik pielum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar
(labium mayor (wanita) atau testis). Kadang sukar dibedakan dari nyeri
alih.

Nyeri Proyeksi
Disebabkan rangsangan saraf sensorik akibat cedera/peradangan saraf.

Nyeri Kontinyu
Akibat rangsangan pada peritoneum parietal yang terus menerus, misal,
pada reaksi radang. Pada pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan
nyeri setempat. Otot dinding perut menunjukkan defans muskuler secara
refleks melindungi bagian meradang dan menghindari gerakan atau
tekanan setempat.

Nyeri Kolik
Nyeri visceral akibat spasme otot polos berongga dan biasanya
disebabkan hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu
ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminer). Nyeri timbul
karena hipoksia yang dialami jaringan dinding saluran. Karena kontraksi
ini berjeda maka kolik dirasakan hilang timbul. Fase awal gangguan
perdarahan dinding usus juga berupa nyeri kolik. Biasanya disertai
perasaan mual bahkan muntah. Saat serangan, penderita sangat gelisah,
kadang berguling-guling ditempat tidur atau jalan. Trias kolik, tanda khas
yang terdiri dari serangan nyeri perut yang kumatan disertai mual atau
muntah yang disertai gerak paksa.

Nyeri Iskemik
Nyeri yang hebat, menetap, dan tidak menyurut. Merupakan tanda
jaringan terancam nekrosis. Lebih lanjut, tampak tanda intoksikasi umum
seperti takikardia, merosotnya keadaan umum, dan syok karena resorbsi
toksin dari jaringan nekrosis. (R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 1997)
Macam Nyeri Abdomen

Nyeri Viseral (Nyeri Sentral)
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ/struktur dalam rongga perut.
Peritoneum viseral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem
saraf autonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan.
Sehingga, sayatan/jahitan pada usus dapat dilakukan tanpa dirasakan
pasien. Akan tetapi, bila dilakukan tarikan/regangan organ atau kontraksi
otot berlebih menyebabkan iskemia (misal, kolik atau radang, akan timbul
nyeri). Nyeri ini tidak dapat ditunjukkan secara tepat letak nyerinya.
Pola khas dengan persarafan embrional organ yang terlibat. Saluran
cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu lambung, duodenum,
sistem hepatobilier dan pankreas menyebabkan nyeri di ulu hati
(epigastrium). Saluran cerna usus tengah (midgut) yaitu usus halus
sampai pertengahan kolon transversum menyebabkan nyeri disekitar
umbilikus.
Saluran
cerna
bagian
usus
belakang
(hindgut)
yaitu
pertengahan kolon sampai kolon sigmoid menimbulkan nyeri di perut
bagian bawah. Demikian juga nyeri dari buli-buli dan rectosigmoid. Karena
tidak disertai rangsang peritoneum, nyeri ini tidak dipengaruhi oleh
gerakan, sehingga penderita biasanya dapat aktif bergerak.

Nyeri Somatik
Terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi,
misal, regangan peritoneum parietal dan luka pada dinding perut. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk/disayat dan nyeri dapat ditunjukkan secara tepat
letaknya dengan jari, biasanya dekat dengan organ sumber nyeri.
Rangsang yang menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan, tekanan,
rangsang kimiawi atau proses radang. Gesekan antara visera yang
meradang akan menimbulkan rangsangan peritoneum dan menyebabkan
nyeri. Peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum
dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang
menjelaskan nyeri kontralateral pada appendicitis akut. Setiap gerakan
penderita, baik berupa gerak tubuh maupun gerak napas yang dalam atau
batuk, juga akan menambah rasa nyeri. (R. Sjamsuhidajat dan Wim de
Jong, 1997)
Nyeri somatik
1. Abdomen
kanan
atas:
kandung
empedu,
hati,
duodenum,
pankreas, kolon, paru, miokard
2. Epigastrium: lambung, pankreas, duodenum, paru, kolon.
3. Abdomen kiri atas: limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru.
4. Abdomen kanan bawah: apendiks, adneksa, ureter, sekum, ileum
5. Abdomen kiri bawah: kolon, adneksa, ureter
6. Suprapubik: buli-buli, uterus, usus halus.
7. Periumbilikus: usus halus
8. Pinggang /punggung: pankreas, aorta ginjal
Kapasitas jaringan menimbulkan nyeri apabila mendapat rangsangan
yang mengganggu, bergantung pada keberadaan nosiseptor (saraf aferen
primer untuk menyalurkan dan menerima rangsangan nyeri). Ujung-ujung
saraf bebas nosireseptor berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap
rangsangan kimiawi yang menimbulkan nyeri. Distribusi nosireseptor
bervariasi di seluruh tubuh, dengan jumlah terbesar terdapat di kulit.
Nosiseptor terletak di jaringan kutis , otot rangka dan sendi. Reseptor
nyeri visera tidak terdapat di parenkim organ internal itu sendiri, tetapi di
permukaan peritoneum, membran pleura, durameter dan pembuluh darah.
Saraf perifer terdiri dari akson toga tipe neuron yang berlainan: neuron
aferen atau neuron sensorik primer, neuron simpatik dan neuron
pascaganglion simpatis. Serat pascaganglion simpatik dan motorik adalah
serat aferen (membawa impuls dari medula spinalis ke jaringan organ
efektor). Badan sel dari neuron aferen primer terletak di akral dorsal N.
Spinalis. Setelah keluar dari badan selnya di ganglion akral dorsal (GAD),
akson saraf aferen primer terbagi mnejadi dua prosesus: satu masuk ke
kornu dorsalis medula spinalis, dan yang lain mempersarafi jaringan.
Serat serat aferen primer diklasifikasikan berdasarkan ukuran, derajat
mielinisasi, dan kecepatan penghantaran. Serat aferen A-alfa dan A-beta
berukuran paling besar dan bermielin serta memiliki kecepatan hantaran
tertinggi. Serta serat ini berespon terhadap sentuhan, tekanan, dan
sensasi kinestetik, namun serat-serat ini tidak berespon terhadap
rangsangan yang mengganggu sehingga tidak dapat diklasifikasikan
sebagai nosiseptor. Sebaliknya serat serat aferen primer A-delta yang
bergaris tengah kecil dan sedikit bermielin serta yang bergaris tengah
kecil dan sedikit bermielin serta serat aferen primer C. (Price and Wilson,
2001)
B. ETIOLOGI
Gangguan intra-abdomen Banyak menyebabkan sakit perut. Akut
Abdomen
dan
Bedah
Gastroenterologi:
Lokasi
sakit
perut
dan
kemungkinan penyebabnya. Ada yang sepele tapi ada pula yang langsung
mengancam kehidupan, membutuhkan cepat diagnosis, dan Lain-lain ()
juga serius dan hampir sama mendesak. gangguan ekstra-abdominal
Beberapa juga menyebabkan sakit perut Abdomen akut dan Bedah
Gastroenterologi: Extra-perut Penyebab Nyeri abdomen
Dalam beberapa kasus, penyebabnya adalah nyeri perut akut tidak
diketahui Dalam kasus lain, rasa sakit dapat disebabkan oleh satu atau
lebih hal berikut:
Abses (pengumpulan nanah) di hati atau organ tubuh lainnya.
Penyumbatan usus, tukak lambung, atau pecah (mencabik-cabik) dari
kerongkongan atau limpa.
Penyakit pada darah atau pembuluh darah.
Peradangan (pembengkakan) di kerongkongan, perut, usus, atau organorgan lain dalam perut.
Luka-luka, perawatan, operasi, atau panas atau terapi radiasi.
Swelling or stones in the kidney or gallbladder. Pembengkakan atau batu
di ginjal atau kandung empedu.
Jika Anda adalah perempuan, karena bayi yang belum lahir Anda tumbuh
di luar rahim (rahim), penyakit pada saluran telur atau indung telur, atau
nyeri haid (periode bulanan).
C. PATOFISIOLOGI
Visceral sakit berasal dari isi perut perut, yang innervated oleh serat saraf
otonom dan menanggapi terutama untuk sensasi dari distensi dan
kontraksi otot-bukan untuk memotongnya, merobek, atau iritasi lokal.
Visceral nyeri biasanya tidak jelas, membosankan, dan memuakkan. Hal
ini buruk lokal dan cenderung dirujuk ke daerah sesuai dengan asal
embrio struktur terpengaruh. struktur foregut (perut, duodenum, hati, dan
pankreas) menyebabkan rasa sakit perut bagian atas. nyeri somatik
berasal dari peritoneum parietal, yang innervated oleh saraf somatik, yang
merespon iritasi dari menular, kimia, atau proses peradangan. somatik
adalah nyeri yang tajam dan juga lokal. Nyeri yang dirasakan jauh dari
sumbernya dan hasil dari konvergensi serabut saraf pada sumsum tulang
belakang. Contoh umum adalah rasa sakit disebut sakit scapular karena
kolik empedu, nyeri pangkal paha karena kolik ginjal, dan nyeri bahu
akibat infeksi darah atau iritasi diafragma.
D. MENIFESTASI KLINIK
Rasa sakit ringan dan berat mengikuti proses yang sama, meskipun
dengan rasa sakit perut yang parah. Sejarah dan pemeriksaan fisik
biasanya
mengecualikan
semua
namun
beberapa
kemungkinan
penyebabnya, dengan diagnosa akhir dikonfirmasi oleh bijaksana
penggunaan tes laboratorium dan pencitraan
Akut gelombang rasa sakit konstriksi tajam yang "mengambil nafas pergi"
(ginjal atau kolik empedu)
Gelombang rasa sakit membosankan dengan muntah (gangguan usus)
otot-otot perut Anda mungkin ketat, atau perut Anda mungkin merasa
lembut dan terlihat bengkak. tanda-tanda dan gejala umum lainnya
mencakup: .
Demam (suhu tubuh tinggi). Hilangnya nafsu makan untuk makanan atau
penurunan berat badan.
Massa (benjolan) di perut atau daerah panggul.
Mual (sakit perut), muntah (muntah), atau gelisah.
Menguning kulit dan putih mata.
Indikasi dan gejala lain mungkin termasuk:
Cepat atau detak jantung berdebar-debar.
Sakit kepala, pusing, tidak mampu berpikir jernih, atau pingsan.
Tidak teratur atau bernapas cepat.
Nyeri ketika Anda mengambil napas dalam-dalam.
Berkeringat atau memiliki pucat, dingin, dan kulit lembap.
E. KOMPLIKASI
Obstipasi : gangguan evakuasi feses dan isinya (termasuk udara)
Konstipasi : terhambatnya defekasi dari kebiasaan defekasi normal
(jarang, jumlah feses berkurang, feses keras dan kering).
Kembung atau distended adalah keadaan dimana dinding perut lebih
tinggi dari pada xypopubic line.
Muntah
Keluarnya kembali makanan yang sudah menyentuh dinding lambung.
Terjadin karena adanya rangsangan pada peritoneum. Pada peradangan
intraabdominal yang awal, terjadi muntah tanpa disertai oleh mual. Pada
proses lanjut timbul rasa mual. Yang harus diperhatikan pada muntah :
- Cepat tidaknya timbul muntah
- Banyak sedikitnya muntah
- Macam muntah yang dikeluarkan
Download