PENGARUH PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN

advertisement
PENGARUH PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL
(StudiEmpirisPada Perusahaan
ManufakturSektorIndustriBarangKonsumsiMakanandanMinuman Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2012)
Oleh:
Hani Sri Mulyani
(Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UNMA)
This study has purpose to get empirical evidence about effect of profitability and sales
growth to capital structure in the industrial sector manufacturing company of food and
beverage consumption of Royal Securities Indonesia in the period 2008-2011.
The methods used in this research is descriptive research using verifikatif and
quantitative data analysis. Data collection technique used is to use fieldwork and study in
library. The Data obtained were analyzed by means of a classic assumption test, an analysis
of the correlation coefficient, coefficient of determination analysis, regression analysis, and
test the hypothesis (t-test and F-test).
Analysis results during the last four years earned a total of 48 samples of the
company. Based on the partially result shows that that profitability and sales growth a
positive and significant effect to capital structure. Based on simultaneously result shows that
profitability and sales growth influence significantly to capital structure in manufacturing
companies industry sector food and beverage consumption goods listed on the Indonesia
stock exchange period 2008-2011.
Key Word: Propitability, Sales growth, Capital structure
I. PENDAHULUAN
Keputusanuntukmemilihpendanaanperus
ahaanseringmendatangkan
dilemma
bagimanajerkeuangan.Disatusisimanajerharus
mampumenghimpundana,
baik
yang
berasaldaridalammaupundariluarperusahaansec
araefisien,
akantetapidisisi
lain
penghimpunandanadariluarperusahaanakanme
nimbulkankonsekwensimunculnyabiaya modal
yang
tinggibagi
perusahaanakantetapiharusmampumembuatkep
utusanpendanaan
yang
mampumeminimalkanbiaya
modal
yang
harusditanggungperusahaan.
Biaya
modal
yangtimbuldarikeputusanpendanaantersebutme
rupakankonsekuensi
yang
langsungtimbuldarikeputusan
yang
dilakukanolehmanajer.Keputusanpendanaan
yang
digunakansecaratidakcermatakanmenimbulkan
biayatetapdalambentukbiaya
modal
yang
tinggi,
yang
selanjutnyadapatberakibatpadarendahnyaprofit
abilitasperusahaan.
Adanyafaktor-faktor
yang
mempengaruhistruktur
modal
perusahaanmenjadipentingsebagaidasarpertimb
angandalammenentukankomposisistruktur
modal perusahaan.Menurut R. AgusSartono
(2008:130)
“Faktor-faktor
yang
mempengaruhistruktur
modal
diantaranyaadalahProfitabilitas, Struktur Asset,
Tingkat
pertumbuhan
Perusahaan,variabellabadanperlindunganpajak,
Skalaperusahaan,
SikapManajemen,LeverageOperasi,danPertum
buhanPenjualan.”
Penelitianiniakanmengkajisecaraempiris
duafaktor yang berpengaruhterhadapstruktur
modal
yaituprofitabilitasdanpertumbuhanpenjualan.
Profitabilitasmerupakansalahsatufaktor yang
mempengaruhistruktur modal perusahaan. R.
AgusSartono
(2008:230)
mengemukakanbahwa
“Profitabilitasadalahkemampuanperusahaanme
mperolehlabadalamhubungannyadenganpenjua
lan,
total
aktivamaupun
modal
sendiri”.Selainituprofitabilitasjugamempunyaia
rtipentingdalamusahamempertahankankelangs
unganhidupnyadalamjangkapanjang,
karenaprofitabilitasmenunujukanapakahbadanu
sahatersebutmempunyaiprospek yang baik di
masa
yang
akandatang.
Dengandemikiansetiapbadanusahaakanselalub
erusahameningkatkanprofitabilitasnya,
karenasemakintinggitingkatprofitabilitassuatub
adanusahamakakelangsunganhidupbadanusaha
tersebutakanlebihterjamin.Apabilasuatuperusa
haandengankeuntungan
yang
tinggimakaakanmengggunakanhutang
yang
relativekecil.
Keuntungan
yang
tinggimemungkinkanuntukmembiayaisebagian
besarkebutuhanpendanaandengandana
yang
dihasilkansecara
intern
yaitumenggunakanlabaditahan.
Selainprofitabilitas,pertumbuhanpenjual
anmerupakansalahsatufaktor
yangdapatmempengaruhistruktur
modal.Pertumbuhanpenjualanmerupakantingka
tperubahanpenjualandaritahunketahun.Jikapert
umbuhanpenjualanpertahunselalunaikmakaper
usahaanmemilikiprospek
yang
baik
di
masadatang.Pertumbuhanpenjualan
pun
berperansangatpentingbagiperusahaankarenapa
dawaktuperusahaanmembutuhkanpendanaanek
sternaluntukmembiayaioperasionalperusahaan,
makaperusahaantersebutdapatlebihmudahmend
apatkanpinjamandarikreditordibandingkandeng
anperusahaan
yang
penjualannyatidakstabil.Selainituperusahaande
nganpenjualan
yangrelativestabildapatlebihamanmemperolehl
ebihbanyakpinjaman
Karen
aalirankasperusahaanlebihterjaminsehinggapar
akreditormenyimpankepercayaan
yang
tinggiterhadapperusahaandanmenanggungbeba
n
yang
lebihtinggidibandingkandenganperusahaan
yang penjualannyatidakstabil.
Adapuntujuandaripenelitianiniyaitu:
“Untukmengetahuidanmemberikanbuktiempiri
smengenaibagaimanapengaruhprofitabilitasdan
pertumbuhanpenjualanterhadapstruktur modal
padaperusahaanmanufaktur sector industry
barangkonsumsimakanandanminuman
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2008-2011”.
II. TELAAH PUSTAKA
Teori MM
Dalam teori MM ini terdapat dua
preposisi yaitu: Preposisi I: nilai dari
perusahaan yang berhutang sama dengan nilai
dari perusahaan yang tidak berhutang ditambah
dengan penghematan pajak karena bunga
hutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah
pembiayaan
dengan
hutang
sangat
menguntungkan dan MM menyatakan bahwa
struktur modal optimal perusahaan adalah
seratus persen hutang. Preposisi II: biaya
modal saham akan meningkat dengan semakin
meningkatnya hutang, tetapi penghematan
pajak akan lebih besar dibandingkan dengan
penurunan nilai karena kenaikan biaya modal
saham. Implikasi dari preposisi II ini adalah
penggunaan hutang yang semakin banyak akan
meningkatkan
biaya
modal
saham.
Menggunakan hutang yang lebih banyak,
berarti menggunakan modal yang lebih murah
(biaya modal hutang lebih kecil dibandingkan
dengan biaya modal saham), sehingga akan
menurunkan
biaya
modal
rata-rata
tertimbangnya (meski biaya modal saham
meningkat). Teori MM tersebut sangat
kontroversial.Implikasi teori tersebut adalah
perusahaan sebaiknya menggunakan hutang
sebanyak-banyaknya. Dalam praktiknya, tidak
ada perusahaan yang mempunyai hutang
sebesar itu, karena semakin tinggi tingkat
hutang suatu perusahaan, akan semakin tinggi
juga kemungkinan kebangkrutannya.
Keputusan untuk memilih sumber
pembiayaan merupakan keputusan bidang
keuangan yang sangat penting bagi
perusahaan. Menurut Weston dan Copeland,
dalam Elim dan Yusfarita (2010) “Rasio
hutang jangka panjang terhadap modal sendiri
(long
time
debt
to
equity
ratio)
menggambarkan struktur modal perusahaan
dan rasio hutang terhadap modal akan
menentukan besarnya leverage keuangan yang
digunakan perusahaan.”
Bambang Riyanto (2010:22) yang
berpendapat bahwa: “Struktur modal adalah
pembelanjaan
permanen
dimana
mencerminkan
perimbangan antara utang
jangka panjang dengan modal sendiri”.
Berbeda dengan R. Agus Sartono (2008:247)
mendefinisikan “Struktur modal adalah
perimbangan jumlah hutang jangka pendek
yang bersifat permanen, hutang jangka
panjang, saham preferen, dan saham biasa”.
Sementara
struktur
keuangan
adalah
perimbangan antara total hutang dengan modal
sendiri. Dengan kata lain struktur modal
merupakan bagian dari struktur keuangan.
Apabila suatu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan
pemenuhan dengan sumber dari dalam
perusahaan maka akan sangat mengurangi
ketergantungannya kepada pihak luar. Tetapi
apabila kebutuhan dana sudah demikian
meningkatnya
karena
pertumbuhan
perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah
digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain
selain menggunakan dana yang berasal dari
luar perusahaan, baik dari utang (debt
financing) maupun dengan mengeluarkan
saham baru (external equity financing) dalam
memenuhi kebutuhan akan dananya. Kalau
dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber
ekstern tersebut kita lebih mengutamakan pada
hutang saja maka ketergantungan kita pada
pihak luar akan makin besar dan risiko
finansialnya pun makin besar. Sebaliknya
kalau kita hanya mendasarkan pada saham
saja, biayanya akan sangat mahal.
Menurut R Agus Sartono (2008:248),
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal perusahaan adalah:
1. Pertumbuhan penjualan.
2. Struktur asset.
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan.
4. Profitabilitas.
5. Variabel laba dan perlindungan pajak.
6. Skala perusahaan.
7. Sikap Manajemen
8. Leverageoperasi
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu
pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan,
profitabilitas suatu perusahaan menunjukan
kemampuan
suatu
perusahaan
dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu
pada tingkat penjualan, asset dan modal saham
tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat
dinilai melalui berbagai cara tergantung pada
laba dan aktiva atau modal yang akan
diperbandingkan satu dengan lainya. Menurut
R Agus Sartono (2008) “Profitabilitas
(profitability) adalah Kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva, maupun modal
sendiri”.
Dalam setiap operasional perusahaan,
dapat
dipastikan
setiap
perusahaan
mengharapkan keuntungan.Karena melalui
keuntungan tersebut, sebuah perusahaan dapat
melanjutkan
operasionalnya.
Dalam
melanjutkan operasionalnya, perusahaan dapat
menggunakan dana yang dimiliki perusahaan
atau dana dari luar perusahaan.
Menurut Bringham & Houston (2006)
perusahaan dengan tingkat pengembalian yang
tinggi atas investasi, menggunakan hutang
yang relatif kecil. Hal tersebut disebabkan
perusahaan dengan keuntungan yang besar
memiliki sejumlah dana dan laba ditahan yang
besar pula. Perusahaan tersebut cenderung
menggunakan laba ditahan yang besar
dibanding
menambah
hutang
untuk
mengurangi tingkat resiko.
Tetapi tidak menutup kemungkinan
semakin besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan maka dapat lebih tidak beresiko
bagi para pemberi hutang, selain itu
kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga menunjukan kapasitas hutang yang lebih
besar. Sehingga perusahaan pun akan tertarik
untuk menggunakan hutang sebagai investasi
perusahaan mengingat dengan biaya bunga
akan dapat mengurangi pajak yang dibayarkan
perusahaan. Sehingga Perusahaan dengan
tingkat pengembalian atau profitabilitas yang
tinggi dapat dikatakan memiliki pengaruh
terhadap besarnya struktur modal perusahaan.
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah tingkat
perubahan penjualan dari tahun ke tahun.
Semakin tinggi pertumbuhan penjualan suatu
perusahaan akan lebih banyak mengandalkan
modal eksternal. Sedangkan menurut Fabozzi
(2008:881) “Pertumbuhan penjualan adalah
perubahan penjualan pada laporan keuangan
pertahun.”Pertumbuhan penjualan yang diatas
rata-rata bagi suatu perusahaan pada umumnya
didasarkan pada pertumbuhan cepat yang
diharapkan dan industri dimana perusahaan
beroperasi.
Dari
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan tingkat pertumbuhan penjualan
merupakan perubahan atau pertumbuhan
penjualan per tahun.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
penjualan dan laba yang tinggi memiliki
kecenderungan penggunaan hutang sebagai
sumber dana eksternal yang lebih besar
dibandingkan perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan penjualan yang rendah. Selain itu
pertumbuhan penjualan yang tinggi selalu
diikuti dengan peningkatan dana yang
digunakan untuk pembiayaan ekspansi.
Perusahaan yang pertumbuhan penjualannya
sangat pesat lebih banyak membutuhkan dana
sehingga dibutuhkan banyak dana eksternal.
Sehingga pertumbuhan penjualan dapat
dikatakan memiliki pengaruh terhadap
besarnya struktur modal perusahaan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Metodepenelitian
yang
digunakandalampenelitianiniadalahpenelitiand
eskriftifdenganmenggunakananalisisverifikatif
dan data kuantitatif.Populasipadapenelitian ini
adalah
perusahaanmanufaktur
sektor
Industribarangkonsumsimakanandanminuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2011.Teknik
yang
digunakandalampengambilansampelpadapeneli
tianiniadalahpurposive
samplingdengan
sampel 48 perusahaan manufaktur sektor
industry
makanan
dan
minuman.Alatanalisismenggunakananalisisregr
esi linier berganda.
Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
a. Profitabilitas
Profitabilitas (profitability) adalah
kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva, maupun modal
sendiri. Informasi Profitabilitas ini
diperoleh dari laporan keuangan laba
rugi perusahaan Manufaktur sektor
Industri Barang Konsumsi makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2011.
Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan rasio ROA (Return On
Asset). yaitu “rasio untuk mengukur
laba bersih sesudah pajak dengan Total
aktiva”. Rasio ini dapat memberikan
informasi seberapa efisien sebuah
perusahaan melakukan kegiatan dalam
usahanya, rasio ini mengindikasikan
seberapa besar keuntungan yang dapat
diperoleh terhadap setiap rupiah
asetnya.
Return On Asset dapat dihitung dengan
formula:
Laba bersih
ROA=
x 100%
Aktiva
Sumber : Kasmir (2010:122)
b. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan yaitu tingkat
perubahan penjualan dari tahun ke
tahun.Informasi tingkat Pertumbuhan
penjualn ini diperoleh dari laporan
keuangan laba rugi perusahaan
Manufaktur sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2011.
Adapun rumus pertumbuhan penjualan
adalah sebagai berikut:
Peth. Penj = Penjualan t – Penjualan t-1 x 100%
Penjualan t-1
Sumber : Meyulinda dan Yusfarita (2008)
2.
Variabel Terikat/Dependent(Y)
Variable dependent dalam penelitian ini
adalah struktur modal.“Struktur modal
merupakan perimbangan jumlah utang
jangka pendek permanen, utang jangka
panjang, saham preferen dan saham
biasa.”Informasi Struktur Modal ini
diperoleh
dari
laporan
keuangan
perusahaan Manufaktur sektor Industri
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2011.
Adapun rumus struktur modal menurut
(Agus Sartono 2008:247) adalah sebagai
berikut:
Total Hutang
Struktur Modal =
x 100%
Modal Sendiri
Sumber : Agus Sartono (2008:247)
IV. HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Analisis Koefisien Korelasi
DAN
Korelasi parsial digunakan untuk
menganalisis
bila
peneliti
bermaksud
mengetahui pengaruh atau hubungan antar
variabel independen dan dependen, dimana
salah satu variabel independennya dibuat tetap
atau dikendalikan (Sugiyono 2010:228).
Perhitungan koefisien korelasi antar
variabel pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan SPSS 17 yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil Koefisien Korelasi Sederhana
Correlations
Pertumbu
Struktur Profita
han
modal bilitas penjualan
Pearson
Correlation
Struktur modal
1.000
.318
.483
Profitabilitas
.318
1.000
-.015
Pertumbuhan
penjualan
.483
-.015
1.000
.
.014
.000
Sig. (1-tailed) Struktur modal
N
Profitabilitas
.014
.
.460
Pertumbuhan
penjualan
.000
.460
.
Struktur modal
48
48
48
Profitabilitas
48
48
48
Pertumbuhan
penjualan
48
48
48
Sumber: Output SPSS data diolah 2014
Berdasarkan hasil perhitungan di atas,
dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
profitabilitas terhadap Struktur modal sebesar
0,318.
Dan
nilai
koefisien
korelasi
pertumbuhan penjualan terhadap struktur
modal sebesar 0,483.
Jika nilai koefisien korelasi yang
dihasilkan
profitabilitas
sebesar
0,318
dikonsultasikan ke dalam tabel 3.1 (Pedoman
untuk Memberikan Interpretasi Terhadap
Koefisien Korelasi), maka keeratan hubungan
antara profitabilitas terhadap struktur modal
termasuk ke dalam kategori korelasi rendah
yaitu berada pada interval koefisien antara 0,20
– 0,399 dan bernilai positif. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan searah
antara profitabilitas dengan struktur modal,
artinya jika profitabilitas tinggi maka struktur
modalnya pun tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
dapat diketahui koefisien korelasi antara
Profitabilitas (X1), Pertumbuhan penjualan
(X2) secara simultan terhadap Struktur modal
(Y) yaitu sebesar 0,582. Koefisien tersebut
memiliki
keeratan
hubungan
yang
sedang/cukup, karena terletak pada kategori
antara 0,40 – 0,599 berdasarkan tabel 3.1
(Interpretasi Koefisien Korelasi).
Koefisien Determinasi
Untuk menghitung besarnya kontribusi
profitabilitas
terhadap
struktur
modal
digunakan rumus KD sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
= 0,3182 x 100%
= 10,11%
Jika nilai koefisien korelasi yang
dihasilkan pertumbuhan penjualan sebesar
0,483 dikonsultasikan ke dalam tabel 3.3
(Pedoman untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi), maka keeratan
hubungan antara pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal termasuk ke dalam
kategori korelasi sedang/cukup yaitu berada
pada interval koefisien antara 0,40 – 0,599 dan
bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan searah antara pertumbuhan
penjualan dengan struktur modal, artinya jika
pertumbuhan penjualan tinggi maka struktur
modalnya pun tinggi.
Hasil perhitungan keofisien korelasi
secara simultan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Koefisien Korelasi Berganda
Model Summaryb
Change Statistics
Mod
el
1
R
Adju Std.
R
sted Error Squa
Sig.
R
R
of the
re
F
F
Squa Squa Estimat Chan Chan
Chan
re
re
e
ge
ge df1 df2 ge
.582a .339 .310 .67635 .339 11.54
9
2 45 .000
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan,
Profitabilitas
b. Dependent Variable: Struktur Modal
Sumber : Output SPSS, data diolah 2012
Berdasarkan perhitungan di atas,
dapat diketahui bahwa kontribusi profitabilitas
terhadap struktur modal yaitu sebesar 10,11%
dan sisanya 89,89% (100% - 10,11%)
ditentukan oleh variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini.
Untuk menghitung besarnya kontribusi
pertumbuhan penjualan terhadap struktur
modal digunakan rumus KD sebagai berikut :
KD
= r2 x %
= 0,4832 x 100%
= 23,33%
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat
diketahui bahwa kontribusi pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal yaitu
sebesar 23,33% dan sisanya 76,67% (100% 23,33%) ditentukan oleh variabel lain yang
tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Untuk menghitung besarnya kontribusi
profitabilitas,dan pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal digunakan rumus KD
sebagai berikut :
KD
= r2 x 100%
= 0,5822 x 100%
= 33,87%
Berdasarkan perhitungan di atas,
diketahui bahwa kontribusi profitabilitas, dan
pertumbuhan penjualan secara simultan
terhadap struktur modal yaitu sebesar 33,87%
dan sisanya 66,13% (100% - 33,87%)
ditentukan oleh variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini.
Analisis Regresi
Model analisis regresi ini diperoleh
dengan menggunakan SPSS 17 seperti yang
tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Regresi Ganda
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
Std. Error
1 (Constant
)
.411
.208
Profitabili .025
tas
.009
Pertumbu
han
penjualan
.005
.019
Standar
dized
Coeffic
ients
Beta
t
Sig.
1.970
.045
.325
2.682
.010
.488
4.027
.000
a. Dependent Variable: Struktur modal
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
maka didapat persamaan sebagai berikut:
Y = 0,411 + 0,025X1 + 0,019X2
Dari persamaan regresi ganda tersebut
dapat diartikan bahwa jika nilai profitabilitas
berubah sebesar satu-satuan, maka nilai
struktur modalnya akan berubah sebesar 0,025
dengan arah hubungan yang sama yaitu positif.
Apabila pertumbuhan penjualan berubah
sebesar satu-satuan, maka nilai struktur
modalnya akan berubah sebesar 0,019 dengan
arah hubungan yang sama yaitu positif. Namun
apabila nilai profitabilitas dan pertumbuhan
penjualan bernilai nol, maka nilai struktur
modal akan bernilai sesuai dengan nilai
konstan dalam persamaan tersebut yaitu
sebesar 0,411.
Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui
siginifikansi pengaruh variabel independen
(profitabilitasdan pertumbuhan penjualan)
secara parsial atau individual menerangkan
variabel dependen (struktur modal). Pengujian
ini menggunakan aplikasi SPSS 17 dengan
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji t
Variabel
indevenden
Profitabilitas
Pertumbuhan
penjualan
t Hitung
t Tabel
Signifikansi
2,682
4,027
2,013
2,013
0,010
0,000
Sumber: Data Hasil SPSS 17
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh Hasil
uji t adalah sebagai berikut:
1. Dari tabel 4.14 dapat kita lihat bahwa
nilai t hitung pada variabel profitabilitas
adalah sebesar 2,682 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,010. Karena nilai t
hitung> t tabel yaitu 2,682 > 2,013 dan nilai
signifikansinya 0,01< 0,05 maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti
profitabilitas
berpengaruh
secara
signifikan terhadap struktur modal.
2. Dari tabel 4.14 dapat kita lihat bahwa
nilai t hitung pada variabel pertumbuhan
penjualan adalah sebesar 4,027 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000.
3. Karena nilai t hitung > t tabel yaitu 4,027 >
2,013 dan nilai signifikansinya 0,000<
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Hal ini berarti pertumbuhan penjualan
berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal.
Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen (profitabilitas dan
pertumbuhan penjualan) secara bersama-sama
atau simultan dapat memengaruhi variabel
dependen (struktur modal). Pengujian ini
menggunakan aplikasi SPSS 17 dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji F
ANOVAb
Model
1 Regression
Sum of
Squares
10.566
Mean
Square
Df
2
F
5.283 11.549
Sig.
.000a
Residual
20.585
45
Total
31.151
47
.457
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan penjualan,
Profitabilitas
b. Dependent Variable: Struktur modal
Sumber: output SPSS, data diolah 2014
Berdasarkan kolom sig. (signifikan) pada tabel
4.15 Hasil Uji F di atas, diperoleh sig. 0,000
lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau 0,05 >
0,000 dan nilai Fhitung> F tabel yaitu 11,459>
2,422 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal
ini berarti profitabilitas dan pertumbuhan
penjualan bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap struktur modal
Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur
modal pada Perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI
Berdasarkan hasil penelitian pada
variabel profitabilitas terhadap struktur modal
dengan bantuan SPSS 17.0 menyatakan bahwa
variabel profitabilitas berpengaruh positif
terhadap struktur modal hal ini menunjukan
bahwa terdapat hubungan searah antara
profitabilitas dengan struktur modal artinya
semakin tinggi profitabilitas yang dihasilkan
perusahaan maka semakin tinggi pula struktur
modal pada perusahaan tersebut. Hal ini
dibuktikan dengan keeratan hubungan antara
profitabilitas terhadap struktur modal sebesar
0,318 yang berada pada koefisien interval
rendah dengan kontribusi sebesar 10,11% dan
sisanya 89,89% yang dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain seperti Struktur aktiva,
ukuran perusahaan, leverage operasi dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi struktur
modal yang tidak dijelaskan pada penelitian
ini.
Berdasarkan hasil uji Hipotesis bahwa
nilai t hitung pada variabel profitabilitas adalah
sebesar 2,682 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,010. Karena nilai t hitung> t tabel yaitu
2,682 > 2,013 dan nilai signifikansinya 0,01<
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini
berarti profitabilitas berpengaruh secara
signifikan terhadap struktur modal, sehingga
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap struktur
modal dapat dibuktikan kebenarannya. Maka
Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal pada Perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011.
Hal ini terjadi karena Semakin tinggi
profitabilitas maka semakin besar laba yang
ditahan tetapi akan diimbangi dengan hutang
yang lebih tinggi karena prospek perusahaan
dianggap sangat bagus. Mengingat hutang
dapat menjadi keuntungan bagi perusahaan
dengan
pembayaran
bunga
yang
diperhitungkan sebagai biaya dan mengurangi
penghasilan kena pajak, sehingga pajak yang
dibayar perusahaan akan berkurang.
Hasil
penelitian
ini
mendukung
pendapat Sienly Veronica dan Bram Hadianto
(2008) dalam jurnal ilmiah akuntansi yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan searah
antara profitabilitas dengan struktur modal,
artinya jika profitabilitas tinggi maka struktur
modalnya pun meningkat.
Pengaruh
Pertumbuhan
penjualan
Terhadap Struktur modal pada Perusahaan
manufaktur
sektor
industri
barang
konsumsi makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI
Berdasarkan hasil penelitian variabel
pertumbuhan penjualan terhadap struktur
modal dengan bantuan SPSS 17.0 menyatakan
bahwa variabel pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif terhadap struktur modal
hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
searah antara pertumbuhan penjualan dengan
struktur modal artinya semakin tinggi
pertumbuhan penjualan yang dihasilkan
perusahaan maka semakin tinggi pula struktur
modal pada perusahaan tersebut. Hal ini
dibuktikan dengan keeratan hubungan antara
pertumbuhan penjualan terhadap struktur
modal sebesar 0,483 yang berada pada
koefisien interval sedang/cukup dengan
kontribusi sebesar 23,33% dan sisanya 76,67%
yang dipengaruhi oleh variabel-variabel lain
seperti ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi Struktur
modal yang tidak disebutkan pada penelitian
ini.
Berdasrkan tabel 4.14 Hipotesis Uji t
bahwa nilai t hitung pada variabel pertumbuhan
penjualan adalah sebesar 4,027 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai t
hitung>t tabel yaitu 4,027> 2,013 dan nilai
signifikansinya 0,000 < 0,05 berarti Ha
diterima dan Ho ditolak, sehingga hipotesis
kedua yang menyatakan bahwa pertumbuhan
penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
dapat dibuktikan kebenarannya. Maka dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan
berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal pada Perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011.
Hal ini terjadi karena perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi
cenderung lebih banyak menggunakan hutang
selain dianggap tidak terlalu beresiko bagi para
kreditor pinjaman dari para kreditor tersebut
dibutuhkan perusahaan untuk menunjang
kelancaran operasional perusahaan sehingga
dapat terus berproduksi dan meningkatkan
penjualan.Tetapi perusahaan yang mengalami
pertumbuhan penjualan menanggung beban
yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan
yang tidak mengalami pertumbuhan penjualan.
Dengan hutang yang besar maka besar pula
bunga yang harus dibayarkan perusahaan,
dengan bunga yang tinggiakan dapat
mengurangi pendapatan kena pajak, karena
adanya perlakuan perbedaan pajak terhadap
bunga, sehingga bunga diperhitungkan sebagai
biaya. Selain itu penghematan pajak ini akan
dapat meningkatkan nilai pasar perusahaan.
Hasil
penelitian
ini
mendukung
pendapat Kesuma (2009) yang menyatakan
bahwa:
“Perusahaan
dengan
tingkat
pertumbuhan penjualan yang tinggi harus lebih
banyak mengandalkan pada modal ekternal.”
Selain itu Elim dan Yusfarita (2010)
berpendapat bahwa pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal, yang artinya terdapat
hubungan
searah
antara
pertumbuhan
penjualan dengan struktur modal, jika
pertumbuhan penjualan tinggi maka struktur
modalnya pun meningkat.
Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan
penjualan Terhadap Struktur modal pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI
Untuk mengetahui seberapa besar
hubungan
antara
profitabilitas
dan
pertumbuhan penjualan terhadap struktur
modal pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011 dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0
dapat diketahui bahwa pengaruh profitabilitas
dan pertumbuhan penjualan secara simultan
terhadap struktur modal mempunyai kontribusi
sebesar 33,87% yang berada pada koefisien
interval sedang/cukup dan sisanya 66,13%
dipengaruhi oleh variabel lain seperti leverage
operasi, struktur asset, ukuran perusahaan dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi struktur
modal yang tidak disebutkan pada penelitian
ini.
Pengaruh profitabilitas dan pertumbuhan
penjulan secara simultan terhadap struktur
modal dapat diprediksi sebesar Y = 0,411 +
0,025X1 + 0,019X2artinya jika nilai
profitabilitas berubah sebesar satu-satuan,
maka nilai struktur modalnya akan berubah
sebesar 0,025 dengan arah hubungan yang
sama yaitu positif. Apabila pertumbuhan
penjualan berubah sebesar satu-satuan, maka
nilai struktur modalnya akan berubah sebesar
0,019 dengan arah hubungan yang sama yaitu
positif. Namun apabila nilai profitabilitas dan
pertumbuhan penjualan bernilai nol, maka nilai
struktur modal akan bernilai sesuai dengan
nilai konstan dalam persamaan tersebut yaitu
sebesar 0,411.
Berdasarkan tabel 4.1.5 Hipotesis Uji F
diperoleh signifikan 0,000 lebih kecil dari
probabilitas 0,05 atau 0,05 > 0,000 dan nilai
Fhitung > Ftabel yaitu sebesar 11,549>2,422 maka
Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti
profitabilitas dan pertumbuhan penjualan
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2008-2011.Sehingga hipotesis ketiga
yang menyatakan bahwa profitabilitas dan
pertumbuhan penjualan secara simultan
berpengaruh terhadap struktur modal dapat
dibuktikan
kebenarannya.Maka
dapat
disimpulkan
bahwa
profitabilitas
dan
pertumbuhan penjualan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal pada Perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011.
Hal ini terjadi karena dengan penjualan
yang
tinggi
maka
perusahaan
akan
mendapatkan keuntungan yang besar, dengan
keuntungan perusahaan yang besar perusahaan
yang mengalami pertumbuhan penjualan akan
lebih mudah mendapatkan hutang/pinjaman
dari kreditor. Maka Secara bersama-sama
pengaruh profitabilitas dan pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal mendukung
Statistic Trade Of Theory yang menyatakan
bahwa perusahaan akan berhutang sampai pada
tingkat hutang tertentu. Perusahaan yang tidak
menggunakan pinjaman sama sekali dan
perusahaan yang menggunakan pembiayaan
investasinya dengan pinjaman seluruhnya
adalah buruk.
Diperkuat pula dengan hasil penelitian
dari Risdiyanto Suprayogi (2007) yang
menyatakan
bahwa
Profitabilitas
dan
pertumbuhan penjualan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Struktur
modal.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dijelaskan sebelumnya mengenai pengaruh
profitabilitas dan pertumbuhan penjualan
terrhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2008-2011 maka dapat ditarik
kesimpulan
sebagai
jawaban
atas
permasalahan penelitian dan sekaligus
mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa
kesimpulan yang diperoleh yaitu ;
1. Profitabilitas (ROA) tingkat pertumbuhan
penjualan dan Struktur modal pada
perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode 2008-2011
mengalami fluktuasi artinya profitabilitas,
pertumbuhan penjualan dan struktur
modal tersebut mengalami kenaikan dan
penurunan setiap tahunnya pada periode
tahun penelitian.
2. Secara parsial, profitabilitas (ROA)
berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal dengan keeratan hubungan
sebesar 0,318 yang berada pada koefisien
interval rendah dengan kontribusi sebesar
10,11%. Dengan hipotesis Uji t yang
memaparkan nilai thitung > t tabel yaitu 2,682
> 2,013 dan nilai signifikansinya 0,01<
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Hal ini terjadi karena Semakin tinggi
profitabilitas maka semakin besar laba
yang ditahan tetapi akan diimbangi
dengan hutang yang lebih tinggi karena
prospek perusahaan dianggap sangat
bagus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis pertama yang menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
struktur
modal
dapat
dibuktikan
kebenarannya.
Begitupun
dengan
Pertumbuhan penjualan secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal dengan keeratan hubungan
sebesar 0,483 yang berada pada koefisien
interval sedang/cukup dengan kontribusi
sebesar 23,33%. Dengan hipotesis uji t
yang memaparkan nilai t hitung > t tabel yaitu
4,027 > 2,013 dan nilai signifikansinya
0,000< 0,05 berarti Ha diterima dan Ho
ditolak. Hal ini terjadi karena perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan penjualan
yang tinggi cenderung lebih banyak
menggunakan hutang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang
menyatakan
bahwa
pertumbuhan
penjualan berpengaruh terhadap struktur
modal dapat dibuktikan kebenarannya.
3. secara simultan, profitabilitas (ROA) dan
pertumbuhan penjualan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal mempunyai kontribusi sebesar
33,87% yang berada pada koefisien
interval sedang/cukup. Dengan hipotesis
Uji F diperoleh signifikan 0,000 lebih
kecil dari probabilitas 0,05dan nilai Fhitung
> Ftabel yaitu sebesar 11,549>2,422 maka
Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini terjadi
karena dengan penjualan yang tinggi
maka perusahaan akan mendapatkan
keuntungan
yang
besar,
dengan
keuntungan perusahaan yang besar
perusahaan yang mengalami pertumbuhan
penjualan akan lebih mudah mendapatkan
hutang/pinjaman dari kreditor. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga
yang menyatakan bahwa profitabilitas dan
pertumbuhan penjualan secara simultan
berpengaruh terhadap struktur modal
dapat dibuktikan kebenarannya.
Saran
Dari beberapa kesimpulan yang telah
diambil, penulis memberikan saran yang
kiranya berguna bagi perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011 adalah sebagai berikut:
1. Untuk memiliki profitabilitas (ROA) yang
tinggi. Sebaiknya perusahaan harus lebih
memperhatikan kualitas produk yang
diproduksinya dan lebih menunjang
kelancaran
operasional
sehingga
perusahaan dapat memberikan kualitas
terbaik untuk seluruh konsumennya.
Apabila laba yang dihasilkan perusahaan
tidaklah tinggi disarankan untuk tidak
memperbanyak hutang karena akan
menyebabkan perusahaan beresiko tinggi
hal ini akan memperbesar biaya bunga
serta
menurunkan
laba
sehingga
perusahaan
mengalami
financial
distress.Tetapi apabila semakin tinggi
profitabilitas maka tidak menutup
kemungkinan
perusahaan
akan
menggunakan hutang yang tinggi namun
demikian dibatasi oleh besarnya biayabiaya kepailitan (bangkruptcy cost) dan
biaya-biaya tekanan keuangan yang
timbul menjelang perusahaan bangkrut
(cost of financial distress). Maka dari itu
pengambilan keputusan dalam struktur
modal hendaknya bersifat moderat dalam
mempertimbangkan penggunaan dana
maupun
modal
sendiri
dan
mempertimbangkan kedua instrument
pembiayaan.
2. Tingkat
pertumbuhan
penjualan
dipengaruhi langsung oleh penjualan
setiap
tahunnya.
Untuk
dapat
meningkatkan penjualan perusahaan
disarankan untuk lebih mempromosikan
produknya dan lebih memperkaya nilai
pasar
produksinya
sehingga
jangkawannya lebih luas dan produknya
akan dapat dengan mudah didapatkan
dimana-mana. Selain itu dengan nilai
pasar perusahaan yang tinggi Maka
perusahaan
akan
lebih
mudah
mendapatkan pinjaman dari kreditor yang
akan menunjang operasional perusahaan
sehingga
perusahaan
akan
tetap
memproduksi produknya dengan kualitas
terbaik
sehingga
pertumbuhan
penjualannya akan terus meningkat.
3. Agar Struktur modal dapat mencapai
struktur modal yang optimal perusahaan
harus dapat meminimumkan biaya
penggunaan modal rata-rata (Average
Cost Of Capital). Oleh karena itu,
manajemen dalam menetapkan struktur
modal tidak bersifat kaku (dengan satu
patokan) tetapi disesuaikan dengan
keadaan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2008 Manajemen Keuangan Teori & Aplikasi (4th ed).Yogyakarta.BPFE.
Bambang Riyanto. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan. Yogyakarta: BPFE
Bram Hadianto & Christian Tayana. 2010. Pengaruh Risiko Sistematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas
dan Jenis Perusahaan Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan : pengujian
Hipotesis Static-Trade Off. Jurnal Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Hal. 15-39.
Eugene F.Brigham dan Joel F.Houston. 2006. Fundamentals of Financial Management Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. buku 1 edisi 10. Jakarta. Salemba Empat
Fabozzi, Frank J. 2008. Manajemen Investasi. Jakarta. Salemba Empat.
Friska Firnanti. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia.Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No. 2, Agustus 2011, Hlm. 119-128.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivarate dengan Progran SPSS. Semarang: Universitas
Diponegoro
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid 2 Edisi 9.
Jakarta. Erlangga.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana: Jakarta
M. Sienly Veronica W & Bram Hadianto. (2010). Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran, Likuiditas dan
Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di Bursa efek Indonesia : sebuah
pengujian Hipotesis Pecking Order . Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7 No. 1 Hal. 71-84.
Meyulinda Aviana E & Yusfarita. (2010). Pengaruh Struktur Modal, Tingkat Pertumbuhan Penjualan
dan Return On Assets Terhadap Struktur Modalpada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta. EFEKTIF urnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 1. No, 1 , Hal. 88-103.
Rafique, Mahira. 2011. Effect of Profitability&Financial Leverage on Capital Structure: a case of
Pakistan’s Automobile Industry. Economics and Finance Review Vol. 1(4) pp. 50-58.
Seftiani & Ratih Handayani.Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Publik Manufaktur.Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No. 1, April 2011, Hlm 39-56.
Sri Yulianti. Pengujian Pecking Order Theory: Analisis Faktor-faktor yang mempengarugi Struktur
Modal Industri Manufaktur di BEI Periode setelah Krisis Moneter. Jurnal Ilmiah
Politeknosains Vol.X No.1.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, Aplikasi. edisi pertama . Yogyakarta.Ekonisia.
Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi dan Contoh
Perhitungannya. Bandung. Restu Agung.
.
Download