PENGARUH PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (StudiEmpirisPada Perusahaan ManufakturSektorIndustriBarangKonsumsiMakanandanMinuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012) Oleh: Hani Sri Mulyani (Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UNMA) This study has purpose to get empirical evidence about effect of profitability and sales growth to capital structure in the industrial sector manufacturing company of food and beverage consumption of Royal Securities Indonesia in the period 2008-2011. The methods used in this research is descriptive research using verifikatif and quantitative data analysis. Data collection technique used is to use fieldwork and study in library. The Data obtained were analyzed by means of a classic assumption test, an analysis of the correlation coefficient, coefficient of determination analysis, regression analysis, and test the hypothesis (t-test and F-test). Analysis results during the last four years earned a total of 48 samples of the company. Based on the partially result shows that that profitability and sales growth a positive and significant effect to capital structure. Based on simultaneously result shows that profitability and sales growth influence significantly to capital structure in manufacturing companies industry sector food and beverage consumption goods listed on the Indonesia stock exchange period 2008-2011. Key Word: Propitability, Sales growth, Capital structure I. PENDAHULUAN Keputusanuntukmemilihpendanaanperus ahaanseringmendatangkan dilemma bagimanajerkeuangan.Disatusisimanajerharus mampumenghimpundana, baik yang berasaldaridalammaupundariluarperusahaansec araefisien, akantetapidisisi lain penghimpunandanadariluarperusahaanakanme nimbulkankonsekwensimunculnyabiaya modal yang tinggibagi perusahaanakantetapiharusmampumembuatkep utusanpendanaan yang mampumeminimalkanbiaya modal yang harusditanggungperusahaan. Biaya modal yangtimbuldarikeputusanpendanaantersebutme rupakankonsekuensi yang langsungtimbuldarikeputusan yang dilakukanolehmanajer.Keputusanpendanaan yang digunakansecaratidakcermatakanmenimbulkan biayatetapdalambentukbiaya modal yang tinggi, yang selanjutnyadapatberakibatpadarendahnyaprofit abilitasperusahaan. Adanyafaktor-faktor yang mempengaruhistruktur modal perusahaanmenjadipentingsebagaidasarpertimb angandalammenentukankomposisistruktur modal perusahaan.Menurut R. AgusSartono (2008:130) “Faktor-faktor yang mempengaruhistruktur modal diantaranyaadalahProfitabilitas, Struktur Asset, Tingkat pertumbuhan Perusahaan,variabellabadanperlindunganpajak, Skalaperusahaan, SikapManajemen,LeverageOperasi,danPertum buhanPenjualan.” Penelitianiniakanmengkajisecaraempiris duafaktor yang berpengaruhterhadapstruktur modal yaituprofitabilitasdanpertumbuhanpenjualan. Profitabilitasmerupakansalahsatufaktor yang mempengaruhistruktur modal perusahaan. R. AgusSartono (2008:230) mengemukakanbahwa “Profitabilitasadalahkemampuanperusahaanme mperolehlabadalamhubungannyadenganpenjua lan, total aktivamaupun modal sendiri”.Selainituprofitabilitasjugamempunyaia rtipentingdalamusahamempertahankankelangs unganhidupnyadalamjangkapanjang, karenaprofitabilitasmenunujukanapakahbadanu sahatersebutmempunyaiprospek yang baik di masa yang akandatang. Dengandemikiansetiapbadanusahaakanselalub erusahameningkatkanprofitabilitasnya, karenasemakintinggitingkatprofitabilitassuatub adanusahamakakelangsunganhidupbadanusaha tersebutakanlebihterjamin.Apabilasuatuperusa haandengankeuntungan yang tinggimakaakanmengggunakanhutang yang relativekecil. Keuntungan yang tinggimemungkinkanuntukmembiayaisebagian besarkebutuhanpendanaandengandana yang dihasilkansecara intern yaitumenggunakanlabaditahan. Selainprofitabilitas,pertumbuhanpenjual anmerupakansalahsatufaktor yangdapatmempengaruhistruktur modal.Pertumbuhanpenjualanmerupakantingka tperubahanpenjualandaritahunketahun.Jikapert umbuhanpenjualanpertahunselalunaikmakaper usahaanmemilikiprospek yang baik di masadatang.Pertumbuhanpenjualan pun berperansangatpentingbagiperusahaankarenapa dawaktuperusahaanmembutuhkanpendanaanek sternaluntukmembiayaioperasionalperusahaan, makaperusahaantersebutdapatlebihmudahmend apatkanpinjamandarikreditordibandingkandeng anperusahaan yang penjualannyatidakstabil.Selainituperusahaande nganpenjualan yangrelativestabildapatlebihamanmemperolehl ebihbanyakpinjaman Karen aalirankasperusahaanlebihterjaminsehinggapar akreditormenyimpankepercayaan yang tinggiterhadapperusahaandanmenanggungbeba n yang lebihtinggidibandingkandenganperusahaan yang penjualannyatidakstabil. Adapuntujuandaripenelitianiniyaitu: “Untukmengetahuidanmemberikanbuktiempiri smengenaibagaimanapengaruhprofitabilitasdan pertumbuhanpenjualanterhadapstruktur modal padaperusahaanmanufaktur sector industry barangkonsumsimakanandanminuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011”. II. TELAAH PUSTAKA Teori MM Dalam teori MM ini terdapat dua preposisi yaitu: Preposisi I: nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah pembiayaan dengan hutang sangat menguntungkan dan MM menyatakan bahwa struktur modal optimal perusahaan adalah seratus persen hutang. Preposisi II: biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi dari preposisi II ini adalah penggunaan hutang yang semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Menggunakan hutang yang lebih banyak, berarti menggunakan modal yang lebih murah (biaya modal hutang lebih kecil dibandingkan dengan biaya modal saham), sehingga akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbangnya (meski biaya modal saham meningkat). Teori MM tersebut sangat kontroversial.Implikasi teori tersebut adalah perusahaan sebaiknya menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Dalam praktiknya, tidak ada perusahaan yang mempunyai hutang sebesar itu, karena semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutannya. Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Menurut Weston dan Copeland, dalam Elim dan Yusfarita (2010) “Rasio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (long time debt to equity ratio) menggambarkan struktur modal perusahaan dan rasio hutang terhadap modal akan menentukan besarnya leverage keuangan yang digunakan perusahaan.” Bambang Riyanto (2010:22) yang berpendapat bahwa: “Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Berbeda dengan R. Agus Sartono (2008:247) mendefinisikan “Struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa”. Sementara struktur keuangan adalah perimbangan antara total hutang dengan modal sendiri. Dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan maka akan sangat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Tetapi apabila kebutuhan dana sudah demikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari utang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity financing) dalam memenuhi kebutuhan akan dananya. Kalau dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber ekstern tersebut kita lebih mengutamakan pada hutang saja maka ketergantungan kita pada pihak luar akan makin besar dan risiko finansialnya pun makin besar. Sebaliknya kalau kita hanya mendasarkan pada saham saja, biayanya akan sangat mahal. Menurut R Agus Sartono (2008:248), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah: 1. Pertumbuhan penjualan. 2. Struktur asset. 3. Tingkat pertumbuhan perusahaan. 4. Profitabilitas. 5. Variabel laba dan perlindungan pajak. 6. Skala perusahaan. 7. Sikap Manajemen 8. Leverageoperasi Profitabilitas Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya. Menurut R Agus Sartono (2008) “Profitabilitas (profitability) adalah Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri”. Dalam setiap operasional perusahaan, dapat dipastikan setiap perusahaan mengharapkan keuntungan.Karena melalui keuntungan tersebut, sebuah perusahaan dapat melanjutkan operasionalnya. Dalam melanjutkan operasionalnya, perusahaan dapat menggunakan dana yang dimiliki perusahaan atau dana dari luar perusahaan. Menurut Bringham & Houston (2006) perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi, menggunakan hutang yang relatif kecil. Hal tersebut disebabkan perusahaan dengan keuntungan yang besar memiliki sejumlah dana dan laba ditahan yang besar pula. Perusahaan tersebut cenderung menggunakan laba ditahan yang besar dibanding menambah hutang untuk mengurangi tingkat resiko. Tetapi tidak menutup kemungkinan semakin besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka dapat lebih tidak beresiko bagi para pemberi hutang, selain itu kemampuan perusahaan untuk membayar bunga menunjukan kapasitas hutang yang lebih besar. Sehingga perusahaan pun akan tertarik untuk menggunakan hutang sebagai investasi perusahaan mengingat dengan biaya bunga akan dapat mengurangi pajak yang dibayarkan perusahaan. Sehingga Perusahaan dengan tingkat pengembalian atau profitabilitas yang tinggi dapat dikatakan memiliki pengaruh terhadap besarnya struktur modal perusahaan. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan adalah tingkat perubahan penjualan dari tahun ke tahun. Semakin tinggi pertumbuhan penjualan suatu perusahaan akan lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Sedangkan menurut Fabozzi (2008:881) “Pertumbuhan penjualan adalah perubahan penjualan pada laporan keuangan pertahun.”Pertumbuhan penjualan yang diatas rata-rata bagi suatu perusahaan pada umumnya didasarkan pada pertumbuhan cepat yang diharapkan dan industri dimana perusahaan beroperasi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan tingkat pertumbuhan penjualan merupakan perubahan atau pertumbuhan penjualan per tahun. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi memiliki kecenderungan penggunaan hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang rendah. Selain itu pertumbuhan penjualan yang tinggi selalu diikuti dengan peningkatan dana yang digunakan untuk pembiayaan ekspansi. Perusahaan yang pertumbuhan penjualannya sangat pesat lebih banyak membutuhkan dana sehingga dibutuhkan banyak dana eksternal. Sehingga pertumbuhan penjualan dapat dikatakan memiliki pengaruh terhadap besarnya struktur modal perusahaan. III. METODOLOGI PENELITIAN Metodepenelitian yang digunakandalampenelitianiniadalahpenelitiand eskriftifdenganmenggunakananalisisverifikatif dan data kuantitatif.Populasipadapenelitian ini adalah perusahaanmanufaktur sektor Industribarangkonsumsimakanandanminuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.Teknik yang digunakandalampengambilansampelpadapeneli tianiniadalahpurposive samplingdengan sampel 48 perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman.Alatanalisismenggunakananalisisregr esi linier berganda. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Bebas (Independent Variable) a. Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Informasi Profitabilitas ini diperoleh dari laporan keuangan laba rugi perusahaan Manufaktur sektor Industri Barang Konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio ROA (Return On Asset). yaitu “rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan Total aktiva”. Rasio ini dapat memberikan informasi seberapa efisien sebuah perusahaan melakukan kegiatan dalam usahanya, rasio ini mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh terhadap setiap rupiah asetnya. Return On Asset dapat dihitung dengan formula: Laba bersih ROA= x 100% Aktiva Sumber : Kasmir (2010:122) b. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan yaitu tingkat perubahan penjualan dari tahun ke tahun.Informasi tingkat Pertumbuhan penjualn ini diperoleh dari laporan keuangan laba rugi perusahaan Manufaktur sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Adapun rumus pertumbuhan penjualan adalah sebagai berikut: Peth. Penj = Penjualan t – Penjualan t-1 x 100% Penjualan t-1 Sumber : Meyulinda dan Yusfarita (2008) 2. Variabel Terikat/Dependent(Y) Variable dependent dalam penelitian ini adalah struktur modal.“Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.”Informasi Struktur Modal ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan Manufaktur sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Adapun rumus struktur modal menurut (Agus Sartono 2008:247) adalah sebagai berikut: Total Hutang Struktur Modal = x 100% Modal Sendiri Sumber : Agus Sartono (2008:247) IV. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Koefisien Korelasi DAN Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau hubungan antar variabel independen dan dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap atau dikendalikan (Sugiyono 2010:228). Perhitungan koefisien korelasi antar variabel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Hasil Koefisien Korelasi Sederhana Correlations Pertumbu Struktur Profita han modal bilitas penjualan Pearson Correlation Struktur modal 1.000 .318 .483 Profitabilitas .318 1.000 -.015 Pertumbuhan penjualan .483 -.015 1.000 . .014 .000 Sig. (1-tailed) Struktur modal N Profitabilitas .014 . .460 Pertumbuhan penjualan .000 .460 . Struktur modal 48 48 48 Profitabilitas 48 48 48 Pertumbuhan penjualan 48 48 48 Sumber: Output SPSS data diolah 2014 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi profitabilitas terhadap Struktur modal sebesar 0,318. Dan nilai koefisien korelasi pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal sebesar 0,483. Jika nilai koefisien korelasi yang dihasilkan profitabilitas sebesar 0,318 dikonsultasikan ke dalam tabel 3.1 (Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi), maka keeratan hubungan antara profitabilitas terhadap struktur modal termasuk ke dalam kategori korelasi rendah yaitu berada pada interval koefisien antara 0,20 – 0,399 dan bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan searah antara profitabilitas dengan struktur modal, artinya jika profitabilitas tinggi maka struktur modalnya pun tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui koefisien korelasi antara Profitabilitas (X1), Pertumbuhan penjualan (X2) secara simultan terhadap Struktur modal (Y) yaitu sebesar 0,582. Koefisien tersebut memiliki keeratan hubungan yang sedang/cukup, karena terletak pada kategori antara 0,40 – 0,599 berdasarkan tabel 3.1 (Interpretasi Koefisien Korelasi). Koefisien Determinasi Untuk menghitung besarnya kontribusi profitabilitas terhadap struktur modal digunakan rumus KD sebagai berikut: KD = r2 x 100% = 0,3182 x 100% = 10,11% Jika nilai koefisien korelasi yang dihasilkan pertumbuhan penjualan sebesar 0,483 dikonsultasikan ke dalam tabel 3.3 (Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi), maka keeratan hubungan antara pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal termasuk ke dalam kategori korelasi sedang/cukup yaitu berada pada interval koefisien antara 0,40 – 0,599 dan bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan searah antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal, artinya jika pertumbuhan penjualan tinggi maka struktur modalnya pun tinggi. Hasil perhitungan keofisien korelasi secara simultan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil Koefisien Korelasi Berganda Model Summaryb Change Statistics Mod el 1 R Adju Std. R sted Error Squa Sig. R R of the re F F Squa Squa Estimat Chan Chan Chan re re e ge ge df1 df2 ge .582a .339 .310 .67635 .339 11.54 9 2 45 .000 a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas b. Dependent Variable: Struktur Modal Sumber : Output SPSS, data diolah 2012 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa kontribusi profitabilitas terhadap struktur modal yaitu sebesar 10,11% dan sisanya 89,89% (100% - 10,11%) ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Untuk menghitung besarnya kontribusi pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal digunakan rumus KD sebagai berikut : KD = r2 x % = 0,4832 x 100% = 23,33% Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa kontribusi pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal yaitu sebesar 23,33% dan sisanya 76,67% (100% 23,33%) ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Untuk menghitung besarnya kontribusi profitabilitas,dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal digunakan rumus KD sebagai berikut : KD = r2 x 100% = 0,5822 x 100% = 33,87% Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa kontribusi profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan secara simultan terhadap struktur modal yaitu sebesar 33,87% dan sisanya 66,13% (100% - 33,87%) ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Analisis Regresi Model analisis regresi ini diperoleh dengan menggunakan SPSS 17 seperti yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Regresi Ganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant ) .411 .208 Profitabili .025 tas .009 Pertumbu han penjualan .005 .019 Standar dized Coeffic ients Beta t Sig. 1.970 .045 .325 2.682 .010 .488 4.027 .000 a. Dependent Variable: Struktur modal Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka didapat persamaan sebagai berikut: Y = 0,411 + 0,025X1 + 0,019X2 Dari persamaan regresi ganda tersebut dapat diartikan bahwa jika nilai profitabilitas berubah sebesar satu-satuan, maka nilai struktur modalnya akan berubah sebesar 0,025 dengan arah hubungan yang sama yaitu positif. Apabila pertumbuhan penjualan berubah sebesar satu-satuan, maka nilai struktur modalnya akan berubah sebesar 0,019 dengan arah hubungan yang sama yaitu positif. Namun apabila nilai profitabilitas dan pertumbuhan penjualan bernilai nol, maka nilai struktur modal akan bernilai sesuai dengan nilai konstan dalam persamaan tersebut yaitu sebesar 0,411. Uji Hipotesis Uji Parsial (Uji t) Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui siginifikansi pengaruh variabel independen (profitabilitasdan pertumbuhan penjualan) secara parsial atau individual menerangkan variabel dependen (struktur modal). Pengujian ini menggunakan aplikasi SPSS 17 dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji t Variabel indevenden Profitabilitas Pertumbuhan penjualan t Hitung t Tabel Signifikansi 2,682 4,027 2,013 2,013 0,010 0,000 Sumber: Data Hasil SPSS 17 Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh Hasil uji t adalah sebagai berikut: 1. Dari tabel 4.14 dapat kita lihat bahwa nilai t hitung pada variabel profitabilitas adalah sebesar 2,682 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010. Karena nilai t hitung> t tabel yaitu 2,682 > 2,013 dan nilai signifikansinya 0,01< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. 2. Dari tabel 4.14 dapat kita lihat bahwa nilai t hitung pada variabel pertumbuhan penjualan adalah sebesar 4,027 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. 3. Karena nilai t hitung > t tabel yaitu 4,027 > 2,013 dan nilai signifikansinya 0,000< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Uji Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (profitabilitas dan pertumbuhan penjualan) secara bersama-sama atau simultan dapat memengaruhi variabel dependen (struktur modal). Pengujian ini menggunakan aplikasi SPSS 17 dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji F ANOVAb Model 1 Regression Sum of Squares 10.566 Mean Square Df 2 F 5.283 11.549 Sig. .000a Residual 20.585 45 Total 31.151 47 .457 a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan penjualan, Profitabilitas b. Dependent Variable: Struktur modal Sumber: output SPSS, data diolah 2014 Berdasarkan kolom sig. (signifikan) pada tabel 4.15 Hasil Uji F di atas, diperoleh sig. 0,000 lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau 0,05 > 0,000 dan nilai Fhitung> F tabel yaitu 11,459> 2,422 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti profitabilitas dan pertumbuhan penjualan bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal Pembahasan Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur modal pada Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI Berdasarkan hasil penelitian pada variabel profitabilitas terhadap struktur modal dengan bantuan SPSS 17.0 menyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan searah antara profitabilitas dengan struktur modal artinya semakin tinggi profitabilitas yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula struktur modal pada perusahaan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan keeratan hubungan antara profitabilitas terhadap struktur modal sebesar 0,318 yang berada pada koefisien interval rendah dengan kontribusi sebesar 10,11% dan sisanya 89,89% yang dipengaruhi oleh variabel-variabel lain seperti Struktur aktiva, ukuran perusahaan, leverage operasi dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi struktur modal yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Berdasarkan hasil uji Hipotesis bahwa nilai t hitung pada variabel profitabilitas adalah sebesar 2,682 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010. Karena nilai t hitung> t tabel yaitu 2,682 > 2,013 dan nilai signifikansinya 0,01< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal dapat dibuktikan kebenarannya. Maka Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011. Hal ini terjadi karena Semakin tinggi profitabilitas maka semakin besar laba yang ditahan tetapi akan diimbangi dengan hutang yang lebih tinggi karena prospek perusahaan dianggap sangat bagus. Mengingat hutang dapat menjadi keuntungan bagi perusahaan dengan pembayaran bunga yang diperhitungkan sebagai biaya dan mengurangi penghasilan kena pajak, sehingga pajak yang dibayar perusahaan akan berkurang. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Sienly Veronica dan Bram Hadianto (2008) dalam jurnal ilmiah akuntansi yang menyatakan bahwa terdapat hubungan searah antara profitabilitas dengan struktur modal, artinya jika profitabilitas tinggi maka struktur modalnya pun meningkat. Pengaruh Pertumbuhan penjualan Terhadap Struktur modal pada Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI Berdasarkan hasil penelitian variabel pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal dengan bantuan SPSS 17.0 menyatakan bahwa variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan searah antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal artinya semakin tinggi pertumbuhan penjualan yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula struktur modal pada perusahaan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan keeratan hubungan antara pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal sebesar 0,483 yang berada pada koefisien interval sedang/cukup dengan kontribusi sebesar 23,33% dan sisanya 76,67% yang dipengaruhi oleh variabel-variabel lain seperti ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi Struktur modal yang tidak disebutkan pada penelitian ini. Berdasrkan tabel 4.14 Hipotesis Uji t bahwa nilai t hitung pada variabel pertumbuhan penjualan adalah sebesar 4,027 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai t hitung>t tabel yaitu 4,027> 2,013 dan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal dapat dibuktikan kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011. Hal ini terjadi karena perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang selain dianggap tidak terlalu beresiko bagi para kreditor pinjaman dari para kreditor tersebut dibutuhkan perusahaan untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan sehingga dapat terus berproduksi dan meningkatkan penjualan.Tetapi perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan menanggung beban yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan penjualan. Dengan hutang yang besar maka besar pula bunga yang harus dibayarkan perusahaan, dengan bunga yang tinggiakan dapat mengurangi pendapatan kena pajak, karena adanya perlakuan perbedaan pajak terhadap bunga, sehingga bunga diperhitungkan sebagai biaya. Selain itu penghematan pajak ini akan dapat meningkatkan nilai pasar perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Kesuma (2009) yang menyatakan bahwa: “Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi harus lebih banyak mengandalkan pada modal ekternal.” Selain itu Elim dan Yusfarita (2010) berpendapat bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, yang artinya terdapat hubungan searah antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal, jika pertumbuhan penjualan tinggi maka struktur modalnya pun meningkat. Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan penjualan Terhadap Struktur modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara profitabilitas dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011 dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa pengaruh profitabilitas dan pertumbuhan penjualan secara simultan terhadap struktur modal mempunyai kontribusi sebesar 33,87% yang berada pada koefisien interval sedang/cukup dan sisanya 66,13% dipengaruhi oleh variabel lain seperti leverage operasi, struktur asset, ukuran perusahaan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi struktur modal yang tidak disebutkan pada penelitian ini. Pengaruh profitabilitas dan pertumbuhan penjulan secara simultan terhadap struktur modal dapat diprediksi sebesar Y = 0,411 + 0,025X1 + 0,019X2artinya jika nilai profitabilitas berubah sebesar satu-satuan, maka nilai struktur modalnya akan berubah sebesar 0,025 dengan arah hubungan yang sama yaitu positif. Apabila pertumbuhan penjualan berubah sebesar satu-satuan, maka nilai struktur modalnya akan berubah sebesar 0,019 dengan arah hubungan yang sama yaitu positif. Namun apabila nilai profitabilitas dan pertumbuhan penjualan bernilai nol, maka nilai struktur modal akan bernilai sesuai dengan nilai konstan dalam persamaan tersebut yaitu sebesar 0,411. Berdasarkan tabel 4.1.5 Hipotesis Uji F diperoleh signifikan 0,000 lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau 0,05 > 0,000 dan nilai Fhitung > Ftabel yaitu sebesar 11,549>2,422 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti profitabilitas dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.Sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa profitabilitas dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal dapat dibuktikan kebenarannya.Maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011. Hal ini terjadi karena dengan penjualan yang tinggi maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar, dengan keuntungan perusahaan yang besar perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan akan lebih mudah mendapatkan hutang/pinjaman dari kreditor. Maka Secara bersama-sama pengaruh profitabilitas dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal mendukung Statistic Trade Of Theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu. Perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan yang menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya adalah buruk. Diperkuat pula dengan hasil penelitian dari Risdiyanto Suprayogi (2007) yang menyatakan bahwa Profitabilitas dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Struktur modal. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai pengaruh profitabilitas dan pertumbuhan penjualan terrhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan penelitian dan sekaligus mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa kesimpulan yang diperoleh yaitu ; 1. Profitabilitas (ROA) tingkat pertumbuhan penjualan dan Struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 mengalami fluktuasi artinya profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan struktur modal tersebut mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya pada periode tahun penelitian. 2. Secara parsial, profitabilitas (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dengan keeratan hubungan sebesar 0,318 yang berada pada koefisien interval rendah dengan kontribusi sebesar 10,11%. Dengan hipotesis Uji t yang memaparkan nilai thitung > t tabel yaitu 2,682 > 2,013 dan nilai signifikansinya 0,01< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini terjadi karena Semakin tinggi profitabilitas maka semakin besar laba yang ditahan tetapi akan diimbangi dengan hutang yang lebih tinggi karena prospek perusahaan dianggap sangat bagus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal dapat dibuktikan kebenarannya. Begitupun dengan Pertumbuhan penjualan secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dengan keeratan hubungan sebesar 0,483 yang berada pada koefisien interval sedang/cukup dengan kontribusi sebesar 23,33%. Dengan hipotesis uji t yang memaparkan nilai t hitung > t tabel yaitu 4,027 > 2,013 dan nilai signifikansinya 0,000< 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini terjadi karena perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal dapat dibuktikan kebenarannya. 3. secara simultan, profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal mempunyai kontribusi sebesar 33,87% yang berada pada koefisien interval sedang/cukup. Dengan hipotesis Uji F diperoleh signifikan 0,000 lebih kecil dari probabilitas 0,05dan nilai Fhitung > Ftabel yaitu sebesar 11,549>2,422 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini terjadi karena dengan penjualan yang tinggi maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar, dengan keuntungan perusahaan yang besar perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan akan lebih mudah mendapatkan hutang/pinjaman dari kreditor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa profitabilitas dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal dapat dibuktikan kebenarannya. Saran Dari beberapa kesimpulan yang telah diambil, penulis memberikan saran yang kiranya berguna bagi perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 20082011 adalah sebagai berikut: 1. Untuk memiliki profitabilitas (ROA) yang tinggi. Sebaiknya perusahaan harus lebih memperhatikan kualitas produk yang diproduksinya dan lebih menunjang kelancaran operasional sehingga perusahaan dapat memberikan kualitas terbaik untuk seluruh konsumennya. Apabila laba yang dihasilkan perusahaan tidaklah tinggi disarankan untuk tidak memperbanyak hutang karena akan menyebabkan perusahaan beresiko tinggi hal ini akan memperbesar biaya bunga serta menurunkan laba sehingga perusahaan mengalami financial distress.Tetapi apabila semakin tinggi profitabilitas maka tidak menutup kemungkinan perusahaan akan menggunakan hutang yang tinggi namun demikian dibatasi oleh besarnya biayabiaya kepailitan (bangkruptcy cost) dan biaya-biaya tekanan keuangan yang timbul menjelang perusahaan bangkrut (cost of financial distress). Maka dari itu pengambilan keputusan dalam struktur modal hendaknya bersifat moderat dalam mempertimbangkan penggunaan dana maupun modal sendiri dan mempertimbangkan kedua instrument pembiayaan. 2. Tingkat pertumbuhan penjualan dipengaruhi langsung oleh penjualan setiap tahunnya. Untuk dapat meningkatkan penjualan perusahaan disarankan untuk lebih mempromosikan produknya dan lebih memperkaya nilai pasar produksinya sehingga jangkawannya lebih luas dan produknya akan dapat dengan mudah didapatkan dimana-mana. Selain itu dengan nilai pasar perusahaan yang tinggi Maka perusahaan akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari kreditor yang akan menunjang operasional perusahaan sehingga perusahaan akan tetap memproduksi produknya dengan kualitas terbaik sehingga pertumbuhan penjualannya akan terus meningkat. 3. Agar Struktur modal dapat mencapai struktur modal yang optimal perusahaan harus dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata (Average Cost Of Capital). Oleh karena itu, manajemen dalam menetapkan struktur modal tidak bersifat kaku (dengan satu patokan) tetapi disesuaikan dengan keadaan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2008 Manajemen Keuangan Teori & Aplikasi (4th ed).Yogyakarta.BPFE. Bambang Riyanto. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan. Yogyakarta: BPFE Bram Hadianto & Christian Tayana. 2010. Pengaruh Risiko Sistematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Jenis Perusahaan Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan : pengujian Hipotesis Static-Trade Off. Jurnal Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Hal. 15-39. Eugene F.Brigham dan Joel F.Houston. 2006. Fundamentals of Financial Management Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. buku 1 edisi 10. Jakarta. Salemba Empat Fabozzi, Frank J. 2008. Manajemen Investasi. Jakarta. Salemba Empat. Friska Firnanti. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No. 2, Agustus 2011, Hlm. 119-128. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivarate dengan Progran SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid 2 Edisi 9. Jakarta. Erlangga. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana: Jakarta M. Sienly Veronica W & Bram Hadianto. (2010). Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran, Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di Bursa efek Indonesia : sebuah pengujian Hipotesis Pecking Order . Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7 No. 1 Hal. 71-84. Meyulinda Aviana E & Yusfarita. (2010). Pengaruh Struktur Modal, Tingkat Pertumbuhan Penjualan dan Return On Assets Terhadap Struktur Modalpada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. EFEKTIF urnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 1. No, 1 , Hal. 88-103. Rafique, Mahira. 2011. Effect of Profitability&Financial Leverage on Capital Structure: a case of Pakistan’s Automobile Industry. Economics and Finance Review Vol. 1(4) pp. 50-58. Seftiani & Ratih Handayani.Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Manufaktur.Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No. 1, April 2011, Hlm 39-56. Sri Yulianti. Pengujian Pecking Order Theory: Analisis Faktor-faktor yang mempengarugi Struktur Modal Industri Manufaktur di BEI Periode setelah Krisis Moneter. Jurnal Ilmiah Politeknosains Vol.X No.1. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, Aplikasi. edisi pertama . Yogyakarta.Ekonisia. Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi dan Contoh Perhitungannya. Bandung. Restu Agung. .