ANALISIS PENGARUH BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE, DAN VARIANCE RETURN TERHADAP HOLDING PERIOD SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM LQ 45 PERIODE 2013-2015 Oleh : Sariani Program Studi Akuntansi Pembimbing: Hj.Asmaul Husna, SE,Ak,MM,CA dan Jack Febriand Adel, SE,Ak.,M.Si,CA Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Abstrak Secara garis besar tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh BidAsk Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding Period Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam LQ 45 Periode 2013-2015. Populasi dalam penlitian adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 periode penelitian. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga menghasilkan 28 data sampel dengan penelitian 3 (Tiga) tahun yaitu 2013-2015. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan program SPSS versi 21. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Secara simultan Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return berpengaruh terhadap Holding Period saham. Sedangkan secara parsial hanya Market Value berpengaruh terhadap Holding Period saham. Kata Kunci : Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Holding Period Abstract The broad objective of this study was to determinan the effect Bid-Ask Spread, Market Value and Variance Return on Holding Period of Shares in Companies Listed in LQ 45 Period 2013-2015. The population in this study are all companies included in index LQ 45 study period. The sampling technique used purposive sampling to produce 28 sample data with 3 (three) years research that is 20132015. Analysis of data using multiple linear regression with SPSS version 21. The results of this study show simultaneously Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return effect on sharesn holding period. While partially only the Market Value influences the holding period of the stock. Keywords : Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return and Holding Period 1. Pendahuluan Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian utama yaitu investasi dalam bentuk aktiva riil dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (Sunariyah,2011:4). Investasi pada aset-aset keuangan dapat dilakukan baik melalui pasar uang maupun pasar modal. Melalui pasar uang, investasi dapat berupa sertifikat deposito, commercial paper,dan surat berharga pasar uang lainnya. Sedangkan melalui pasar modal, investasi dapat berupa saham, obligasi, waran, opsi dan sebagainya (Sunariyah,2011:4). Pasar modal dapat menjadi salah satu alternatif investasi yang sangat menarik bagi para pemodal atau investor karena dapat memberikan tingkat hasil dan tingkat likuiditas yang tinggi yang dapat diperjual belikan setiap saat, sehingga investor dapat dengan mudah melakukan penjualan asset apabila memerlukan dana yang segera sifatnya (Simatupang, 2010:13). Pasar modal juga memiliki peranan sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan. Ditinjau dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi sehingga kedua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka (pembeli dan penjual bertemu secara langsung) (Sunariyah, 2011). Pada dasarnya seorang investor melakukan investasi saham karena mengharapkan capital gain dan dividen (Darmadji dan Fakhruddin, 2006) dalam (Perangin-angin ,2013). Investor memiliki kebebasan untuk memilih jenis saham perusahaan yang go public, selain memilih saham investor juga memilki kebebasan dalam membeli jumlah saham dan lamanya memegang financial asset tersebut. Akan tetapi investor harus memilki pertimbangan untuk mengurangi resiko sampai tingkat tertentu untuk mendapatkan gain yang maksimal. Jika investor memprediksi bahwa saham perusahaan yang dibelinya menguntungkan, maka investor cenderung menahan sahamnya dalam jangka waktu yang yang lebih lama dengan harapan mendapatkan harga jual yang lebih tinggi. Dan sebaliknya investor akan segera melepas sahamnya jika diprediksi harga saham tersebut mengalami penurunan. Oleh karena itu investor harus tahu kapan untuk membeli dan menjual saham serta kapan investor harus menahan saham yang telah dimilikinya. Lamanya investor menahan saham perusahaan selama jangka waktu tertentu disebut Holding Period (Jones, 2000) dalam (Wisayang,2010) .Holding Period merupakan variabel yang memberikan indikasi tentang rata-rata panjangnya waktu investor untuk menahan saham suatu perusahaan (Santoso, 2008). Menurut teori (Mendelson, 1986) dalam (Ratnasari, 2014), ada 2 faktor yang mempengaruhi lamanya holding period saham seorang investor yaitu: Faktor eksternal (inflasi) dan Faktor internal (transaction cost, bid-ask spread, market value dan variance return ). Penelitian mengenai holding period dilakukan oleh Miapuspita,dkk (2003) dengan obyek penelitian yaitu saham perusahaan indek LQ 45 Miapuspita, dkk (2003) mengemukakan bahwa holding period saham dipengaruhi signifikan oleh market valuesedangkanbid-ask spread dan risk of return mempunyai pengaruh negative yang signifikan terhadap holding period. (Ratnasari, 2014) melakukan penelitian mengenai holding period pada saham LQ 45 periode 2010-2012. Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara parsial ada pengaruh negative dan signifikan antara bid-ask spread terhadap holding period, sedangkan market value,dan variance returnmempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap holding period.Bid-Ask spread didefinisikan sebagai selisih antara harga beli tertinggi dari suatu saham dengan harga jual terendahnya (Syahrul,2000:139) dalam (Wisayang, 2010). Bid-Ask spreadadalah fungsi dari transaction cost atau biaya transaksi, yaitu biaya untuk membeli atau menjual suatu surat berharga yang terdiri dari komisi, ongkos, biaya pelaksanaan dan biaya peluang (Fabozzi,1999: 256) dalam (Wisayang, 2010). Biaya transaksi tersebut merupakan komponen dari biaya investasi. Investor akan menahan saham yang dimilikinya sampai pada tingkat harga tertentu, untuk menutup biaya yang timbul dari transaksi saham yang dilakukan dan memperoleh keuntungan optimal (Jogiyanto,2000) dalam (Miapuspita,dkk, 2003).Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh bid-ask spread terhadap holding period pernah dilakukan oleh (Ratnasari, 2014) yang menghasilkan bid-ask spread berpengaruh negative signifikan terhadap holding period. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisayang (2010) yang menghasilkan bid-ask spread mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap holding period. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi jangka waktu kepemilikan saham adalah bid-ask spread, market value, dan variance return (desy, 2014). Nilai pasar terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek perusahaan. Semakin banyak para investor yang memperkirakan kinerja perusahaan akan semakin baik dimasa yang akan datang, maka semakin banyak para investor melakukan pembelian dan semakin tinggi harga pasar saham dan sebaliknya semakin banyak investor memperkirakan kinerja perusahaan akan menurun maka akan semakin banyak investor yang melakukan penjualan saham dan harga saham akan menurun (Simatupang, 2010:22). Penelitian sebelumnya mengenai market value terhadap holding period pernah dilakukan oleh Miapuspita, dkk (2003) pada saham biasa LQ 45 yang menghasilkan market value mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap holding period. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ratnasari, 2014) yang menyatakan bahwa market value berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period.Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Perangin-angin, 2013) yang menyatakan market value tidak berpengaruh signifikan terhadap holding period. Faktor variance return merupakan proksi dari tingkat risiko yang diakibatkan oleh fluktuasiharga saham (Halim,2005) dalam (Perangin-angin, 2013). Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh (Wisayang, 2010) pada saham LQ 45 yang menghasilkan variance return mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap holding period. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ratnasari,2014) yang menghasilkan variance return tidak berpengaruh signifikan terhadap holding period secara parsial. 2. Kajian Pustaka Holding Period Holding period adalah periode waktu perkiraan riil dimana sebuah investasi didistribusikan kepada sebuah invetstor tertentu. Lamanya kepemilikan saham oleh investor dikenal dengan stock holding period. Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai instrinsik dengan harga pasarnya (Halim, 2005) dalam (Peranginangin, 2013). Keputusan untuk menahan saham dipengaruhi oleh faktor spread, market value dan variance return. Semakin lama investor menahan sahamnya, maka akan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Sebaliknya, semakin pendek holding period maka akan semakin sedikit keuntungan yang akan diperoleh investor (Wisayang, 2010). Bid-Ask Spread Menurut Miapuspita dkk, (2003) Spread merupakan selisih antara beli (bid) tertinggi yang menyebabkan invstor bersedia untuk membeli saham tertentu dengan harga jual (ask) terendah yang menyebabkan investor bersedia untuk menjual sahamnya. Bid-Ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan investor untuk mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham tersebut. Hal yang harus diperhatikan investor untuk memutuskan membeli atau menjual pada harga tertentu yaitu mengetahui seberapa besar perbedaan (spread) antara harga permintaan beli (bid) dan harga tawaran jual (ask) (Chaerul D. Djakman,1998) dalam (Miapuspita,dkk, 2003). Market Value Menurut Wisayang (2010) Market value didefinisikan sebagai harga saham yang terjadi dipasar bursa pada waktu tertentu yang dilakukan oleh pelaku pasar. Market Value juga dapat diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan suatu perusahaan i selama tahun ke-t. konsep perhitungan market value adalah dengan mengalikan rata-rata harga saham selama tahun t dengan jumlah saham beredar pada saham perusahaan i per akhir tahun ke t. Variance Return Menurut (Halim, 2005) Variance return merupakan proksi dari tingkat risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi harga saham. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan ( expected return ) dengan tingkat pengembalian actual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. volatilitas perusahaan yang tinggi mengindikasikan asimetri informasi yang lebih besar yang menyebabkan volume perdagangan yang lebih tinggi dan holding period yang lebih pendek. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besarpenyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Kerangka Pemikiran Teoritis, Perumusan Hipotesis dan Definisi Operasional Variabel Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period saham Bid-Ask spread merupakan factor yang dipertimbangkan investor untuk mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham tersebut. Hal yang harus diperhatikan investor untuk memutuskan membeli atau menjual pada harga tertentu yaitu mengetahui seberapa besar perbedaan (spread) antara harga permintaan beli (bid) dan harga tawaran jual (ask) (Keown,1996 (Diterjemahkan oleh Chaerul D.Djakman) dalam Miapuspita dkk,2003). Bid-Ask yang merupakan cerminan dari biaya transaksi akan mempengaruhi keputusan investor untuk menahan suatu saham. Asset yang memiliki spread yang lebih besar akan menghasilkan expected return yang lebih tinggi, akibatnya investor akan menyimpan saham atau holding period akan lebih panjang. Dari hasil penelitian yang dilakukan Wisayang (2010), bid-ask spread memiliki arah pengaruh yang positif terhadap holding period. Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi bid-ask pread, makin lama holding period, sebaliknya makin rendah bid-ask spread, makin singkat holding period. H1: Diduga Bid-Ask Spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 20132015. Pengaruh Market value terhadap Holding Period saham Nilai pasar terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek perusahaan. Semakin banyak para investor yang memperkirakan kinerja perusahaan akan semakin baik dimasa yang akan datang, maka semakin banyak para investor melakukan pembelian dan semakin tinggi harga pasar saham dan sebaliknya semakin banyak investor memperkirakan kinerja perusahaan akan menurun maka akan semakin banyak investor yang melakukan penjualan saham dan harga saham akan menurun (Simatupang, 2010:22). Market value digunakan untuk mengukur nilai perusahaan yang menyebabkan investor mau menanamkan dananya pada suatu surat beharga khususnya saham. Hal ini dipergunakan untuk melihat kecenderungan investor terhadap ukuran suatu perusahaan tertentu (Hadi, 2008) dalam (Arma, 2013). Semakin besar market value suatu perusahaan, semakin lama pula investor menahan sahamnya, karena investor menganggap bahwa perusahaan besar biasanya kondisi keuangannya lebih stabil sehingga resikonya lebih kecil. H2 : Diduga Market Value berpenaruh positif dan signifikan terhadap Holding period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 20132015. Pengaruh Variance Return terhadap Holding Period saham Menurut (Halim, 2005) Variance return merupakan proksi dari tingkat risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi harga saham. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya tingkat pengembalian aktual (actual return). Hubungan return dan risiko merupakan hubungan yang searah dan linier, artinya semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan (Perangin-angin, 2013). Sehingga perkembangan return saham yang tinggi akan menyebabkan holding period saham menjadi lebih pendek. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. H3 : Diduga Variance return berpengaruh terhadap Holding period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-2015. Gambar 1 Kerangka Pemikiran teoritis Bid-Ask Spread(X1) H1 Market Value (X2) H2 Variance Return (X3) Holding Period H3 H4 Definisi Operasional Variabel Holding period yang memeberikan indikasi tentang rata-rata panjangnya waktu investor untuk menahan saham suatu perusahaan. Rata-rata holding period investor untuk setiap tahun dapat dihitung dengan membagi jumlah saham beredar pada saham perusahaan i perakhir tahun t dengan rata-rata volume perdagangan saham i tahun t. Adapun rumus Holding period menurut (Perangin-angin, 2013) adalah: Holding period= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑖𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑡 Bid-Ask Spread Bid-Ask Spread merupakan selisih antara permintaan beli dengan penawaran jual. Konsep perhitungan Spread adalah dengan membuat rata-rata bid-ask spread harian untuk setiap jenis saham yang diteliti selama periode observasi. Spread dapat diformulasikan sebagai berikut menurut (Perangin-angin, 2013) adalah: 𝐴𝑠𝑘𝑖𝑡−𝐵𝑖𝑑𝑖𝑡 Spreadit = ∑𝑁 𝑡=1 𝐴𝑠𝑘𝑖𝑡+𝐵𝑖𝑑𝑖𝑡/2 / N Market Value Market Value menunjukkan ukuran perusahaan, dimana apabila market value semakin besar maka semakin besar perusahaan yang ditinjau dari ukuran perusahaannya. Market Value juga dapat diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan suatu perusahaan i selama tahun ke-t. konsep perhitungan market value adalah dengan mengalikan rata-rata harga saham selama tahun t dengan jumlah saham beredar pada saham perusahaan i per akhir tahun ke t. perhitungan market value dapat diformulasikan sebagai berikut: MVit = harga sahamit x Jumlah saham beredarit Variance Return Variance return adalah tingkat risiko yang terjadi dari suatu kegiatan investasi, terutama akibat transaksi saham di pasar bursa yang disebabkan adanya volatilitas harga saham. Untuk mencari variance return terlebih dulu mencari return saham. Adapun rumus return saham menurut (Fabozzi, 2000) dalam (Wisayang, 2010) adalah: σ= ∑𝑁 𝑡=1(𝑋1− x )2 𝑛−1 3. 3.1 Metode Penelitian Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2010:81). Dalam penelitian teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel kriteria tertentu. Criteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian yaitu: 1. Perusahaan yang listed dalam perhitungan indeks LQ 45 periode 20132015. 2. Perusahaan yang tidak konsisten (bertuut-turut) tercatat dalam LQ 45 selama periode 2013-2015. 3. Harus tersedia data bid-ask price, volume transaksi, jumlah saham beredar, harga saham, dan harga penutupan saham selama periode 2013-2015. 4. Perusahaan yang melakukan stock split. 3.2 Metode Analisis Uji Statistik Deskriptif Ghozali (2013) menyatakan bahwa Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar devisiasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dam swekness (kemencengan distribusi). Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal ( Ghozali, 2013: 160). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dengan analisis grafik dan uji statistic. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun hanya melihat histogram dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Sminov (K-S). dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas pada data dilakukan melalui uji statistic parametric one-sample Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi secara normal. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas, dasar analisis yang digunakan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas nilai yang umum dipakai adalah nilai tolerance 10% atau sama dengan nilai VIF >10, artinya nilai tolerance tidak lebih kurang dari 10% dan nilai VIF tidak lebih dari 10 (Ghozali, 2013:105). Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada koelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013). Menurut santoso (2015:194), salah satu metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji Dw). Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson sebagai berikut: 1. Jika angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Jika angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. Jika angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varan dan residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali:139). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji statistic yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan Uji Korelasi Spearman (Priyatno:297). Jika nilai signifikan antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode Regresi Linear berganda Menurut Priyatno (2011:238), analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel indeenden dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Hubungn antar variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Dimana: Y = Variabel terikat (Holding period) a = Konstanta b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi X1 = Variabel bebas (Bid-Ask Spread) X2 = Variabel bebas (Market Value) X3 = Variabel bebas (Variance Return) e = Error Pengujian Hipotesis Uji t (Uji Parsial) Menurut Priyatno (2011:268) uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding period saham. Uji F (Uji Simultan) Menurut Priyatno (2011:275) Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance return terhadap Holding Period saham. Koefisien Determinasi (R2) Menurut Priyatno (2011:251) koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersamasama terhadap variabel depeden. Nilai koefisien determinasi adaah antara nol dan satu, semakin angka mendekati satu maka semakin baik garis regresi karena mampu menjelaskan data aktualnya. Sebaliknya jika angka semakin mendekati nol maka kita mempunyai garis regresi yang kurang baik. Koefisien determinasi merupakan konsep statistic, regresi dianggap baik jika nilai R2 tinggi. 4. 4.1 Hasil Empiris Hasil Uji Statistik Deskriptif Untuk memberi gambaran atau deskriptif data dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif statistic yang dapat terlihat dalam tabl dibawah ini: Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Dekriptif Sebelum Outlier Descriptive Statistics Minimum Maximum N hp bas mv vr Valid N (listwise) 84 84 84 84 84 .8 .0598 6.4688E+012 .0007 Mean Std. Deviation 19.5 4.417 3.2302 .2320 .132971 .0398885 3.2463E+014 8.489588E+013 8.6451030E+013 .0347 .010159 .0077149 Sumber: Hasil Output SPSS 21.0 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa: 1. Variabel holding period dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai minimum sebesar 0,8 dan nilai maksimum 19,5 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 4,417 dan standar deviasi sebesar 3,2302. 2. Variabel bid-ask spread dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai minimum sebesar 0,0598 dan nilai maksimum 0,2320 dengan nilai ratarata (mean) sebesar 0,132971 dan standar deviasi sebesar 0,398885. 3. Variabel market value dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai minimum sebesar 6.468.820.000.000 dan nilai maksimum 324.633.000.000.000 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 84.895.883.333.333 dan standar deviasi sebesar 86.451.029.670.999. 4. Variabel variance return dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai minimum sebesar 0,0007 dan nilai maksimum 0,0347 dengan nilai ratarata (mean) sebesar 0,010159 dan standar deviasi sebesar 0,0077149. Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Sesudah Outlier Descriptive Statistics Minimum Maximum N Hp Bas Mv Vr Valid N (listwise) 80 80 80 .8 .0598 6.4688E+012 9.5 .2320 3.2463E+014 80 80 .0007 .0316 Mean Std. Deviation 3.970 2.0016 .133369 .0386920 7.988684E+013 8.2310102E+01 3 .010104 .0072826 Sumber: Hasil Output SPSS 21.0 1. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa: Variabel holding period dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai minimum sebesar 0,8 dan nilai maksimum 9,5 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 3,970 dan standar deviasi sebesar 2,0016. 2. Variabel bid-ask spread dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai minimum sebesar 0,0598 dan nilai maksimum 0,2320 dengan nilai ratarata (mean) sebesar 0,133369 dan standar deviasi sebesar 0,386920. 3. Variabel market value dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai minimum sebesar 6.468.820.000.000 dan nilai maksimum 324.633.000.000.000 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 79.886.838.750.000 dan standar deviasi sebesar 82.310.102.066.611. 4. Variabel variance return dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai minimum sebesar 0,0007 dan nilai maksimum 0,0316 dengan nilai ratarata (mean) sebesar 0,010104 dan standar deviasi sebesar 0,072826. 4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorove-Smirnov Sebelum Outlier One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 84 .0000000 2.81873610 .185 .185 -.117 1.697 .006 Sumber: Hasil Output SPSS 21.0 hasil uji normalitas menunjukkan nilai Asymp. Sig (2 tailed) 0,006 < α = 0,05, sehngga dapat disimpulkan Ho tidak didukung yang berarti data tidak berdistribusi normal. Menurut (Ghozali, 2011), untuk menormalitaskan data dapat dilakukan outlier. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim. Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Outlier One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Output SPSS 21.0 80 .0000000 1.87456108 .136 .136 -.082 1.213 .106 Setelah dilakukan Outlier, hasil uji normalitas pada tabel menunjukkan bahwa nilai kolmogorov-smirnov sebesar 1,213 dan nilai signifikansi sebesar 0,106 dan nilainya berada diatas 0,05 ( karena sig.>0,05). Jadi Ho tidak dapat ditolak, sehingga dengan kata lain residual berdistribusi normal. 2. Hasil Uji Multikolonieritas Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance (Constant ) bas 1 mv vr a. Dependent Variable: hp VIF .266 .783 .280 3.753 1.277 3.566 Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai tolerance dari ketiga variabel independen berada diatas 0,10 dan VIF kurang dari 10. Dimana nilai VIF masing-masing variabel independen yaitu 3,753 untuk BidAsk spread, 1,277 untuk market value, dan 3,566 untuk variance return. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat hubungan multikolonieritas, maka model regresi yang ada layak untuk digunakan. 3. Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 1 .351a .123 .088 1.9112 a. Predictors: (Constant), vr, mv, bas b. Dependent Variable: hp Durbin-Watson 1.273 Sumber: Hasil Output SPSS 21.0 Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas, dapat dilihat bahwa uji Durbin-Watson adalah 1,273. Ini berarti Durbin Watson berada diantara 2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. 4. Hasil Uji Heteroskedastisits Gambar 4.5 Scatterplot Uji Heteroskedastisita Berdasarkan gambar 4.5 diatas menunjukkan bahwa pada hasil pengujian grafik scatterlot terlihat bahwa data tersebut tidak terlihat pola yang jelas sehingga terlihat titik-titik menyebar secara acak baik di atas ataupun di bawah angka nol pada sumbu Y. hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi ini layak untuk di pakai. 4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4.8 Hasil Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B 4.215 Std. Error 1.155 bas -4.723 mv 1.065E-013 vr -13.319 a. Dependent Variable: hp 10.766 .000 55.758 (Constant) 1 T Sig. Beta -.091 .267 -.048 3.650 .000 -.439 2.200 -.239 .662 .031 .812 Sumber: Hasil Output SPSS 21.0 Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilakukan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= 4,215 - 4,723X1 + 0,0000000000001065X2 -13,319X3+e 4.3 Pengujian Statistik 1. Hasil Uji t Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B 4.215 Std. Error 1.155 bas -4.723 mv 1.065E-013 vr -13.319 a. Dependent Variable: hp 10.766 .000 55.758 (Constant) 1 Standardized Coefficients T Sig. Beta -.091 .267 -.048 3.650 .000 -.439 2.200 -.239 .662 .031 .812 Sumber: Hasil Output SPSS 21.0 2. Hasil Uji F Tabel 4.10 Hasil Uji F Model Regression 1 Residual ANOVAa Sum of Squares df 38.912 3 277.604 76 Total a. Dependent Variable: hp 316.516 79 Mean Square 12.971 3.653 F 3.551 Sig. .018b b. Predictors: (Constant), vr, mv, bas Sumber: Hasil Output SPSS 21.0 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.11 Hasil Uji Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square a 1 .351 .123 .088 a. Predictors: (Constant), vr, mv, bas a. Dependent Variable: hp Std. Error of the Estimate 1.9112 Sumber: Hasil Output SPSS 21.0 PEMBAHASAN Untuk lebih menjelaskan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini maka berikut akan dibahas satu per satu pengaruh variabel independen terhadap variabel independen. 1. Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period saham Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan Bid-Ask Spread memiliki nilai signifikan 0,062 > 0,05, maka sesuai dengan ketentuan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Bid-Ask Spead tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Holding period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Yang berarti bahwa tinggi atau rendahnya nilai bid-ask spread tidak mempengaruhi lamanya perusahaan melakukan holding period saham. 2. Pengaruh Market Value terhadap Holding Period saham Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan Bid-Ask Spread memiliki nilai signifikan 0,031 < 0,05, maka sesuai dengan ketentuan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Market Value mempunyai pengaruh signifikan terhadap Holding period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Saham yang mempunyai market value yang tinggi akan menyebabkan semakin lamanya investor dalam menahan kepemilikan sahamnya,karena investor masih menganggap bahwa kondisi perusahaan dimasa yang akan dating memiliki prospek yang lebih baik dan resikonya lebih kecil sehingga investor memiliki holding period yang panjang. 3. Pengaruh Variance Return terhadap Holding Period Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan Variance Return memiliki nilai signifikan 0,812 > 0,05, maka sesuai dengan ketentuan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Market Value tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Holding period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Yang berarti investor yang menyukai risiko akan tetap menahan sahamnya walaupun risiko yang dihadapi tinggi. 5. Penutup Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding Period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 peiriode 2013-2015, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara parsial Bid-Ask Spread tidak berpengaruh terhadap Holding Period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-2015. 2. Secara parsial Market Value berpengaruh terhadap Holding Period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-2015. 3. Secara parsial Variance Return tidak berpengaruh terhadap Holding Period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 20132015. 4. Secara simultan Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return berpengaruh terhadap Holding Period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 peiriode 2013-2015. Hasil uji koefisien determinasi (R2) membuktikan bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dengan persentase sumbangan sebesar 8,8% dan 91,2% dipengaruhi factor lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi. DAFTAR PUSTAKA Arma, V. Y. (2013). Faktor Penentu Holding Period Saham LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal of Businnes and Banking . Darmawan, I. (2014). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Varians Return dan Dividend terhadap Holding Period. Artikel Skripsi Universitas Diponegoro . Fahmi, I. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jl.Gegerkalong Hilir no.B4 Bandung Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Semarang: UNDIP. Jogiyanto. (2003, Edisi Tiga). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPEE. Kuncoro, M. (2009, Edisi ketiga). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Kusumayanti, D. (2015). Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Of Return dan Dividend Payout Ratio Terhadap Holding Period Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di BEI Periode 2011-2013. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta . Maulina, V. (2010). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Holding Period Saham Biasa Pada Perusahaan Go Public Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45. WACANA Vol.13, No.3 . Miapuspita, Y. A. (2003). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Risk Of Return Terhadap Holding Period Saham Teraktif yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ventura Vol.6 No.2 . Murniati, I. (2015). Pengaruh Market Value, Variance Return, dan Dividend Payout Ratio Terhadap Holding Period Saham Perusahaan Yang Tercatat Di Indeks LQ 45. Skripsi Universitas Yogyakarta . Perangin-angin, S. F. (2013). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Sektor Pertambangan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan . Priyatno, D. (2010). Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: Media Kom. Ratnasari, D. (2014). Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return Terhadap Holding Period. FINESTA, Vol.2, No.1 . Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Simatupang, M. (2010). Pengetahuan Praktik Investasi Saham dan Reksa Dana. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&d. Bandung: Alfabeta. Sunariyah. (2011, Edisi Keenam). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Wisayang, V. R. (2010). Analisis Pengaruh Bid-Ask Sprea, Market Value, dan Variance Return Saham terhadap Holding Period.