BAB V PENUTUP Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari pendahuluan hingga analisa kritis yang ada dalam bab 4. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan berupa hasil dari pembahasan data dan informasi yang telah di peroleh di lokasi penelitian, maka peneliti menyimpulkan hal-hal sebagai berikut, yang dikaitkan dengan teori lesbian dan jender. 1. Lesbian merupakan istilah yang menggambarkan seorang yang berjenis kelamin perempuan secara emosi dan fisik tertarik dengan sesamanya perempuan. Berkaitan dengan jenis kelamin, maka erat kaitannya dengan jender. Dimana jender adalah suatu sifat dasar untuk membedakan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi kondisi sosial dan budaya, nilai dan perilaku, mentalitas, dan emosi, serta faktor-faktor nonbiologis lainnya. Jender berbeda dengan sex, meskipun secara harafiah artinya sama sama dengan sex, yaitu jenis kelamin. Secara umum sex digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologis, sedang jender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, dan aspekaspek nonbiologis lainnya. Kalau studi sex lebih menekankan kepada perkembangan aspek biologis dan komposisi kimia dalam tubuh seorang laki-laki dan seorang perempuan, maka studi jender lebih menekankan kepada perkembangan aspek maskulinitas dan femininitas seseorang. 2. Beberapa masyarakat sudah menerima keberadaan mereka, tetapi kebanyakan masyarakat masih belum bisa menerima keberadaan mereka. Di Indonesia pada 83 umumnya dan di Manado pada khususnya, masih banyak yang menganggap kaum homoseksual khususnya lesbian itu sebagai penyimpangan seksual. Sterotype yang negative terhadap komunitas inilah yang memacu munculnya eksistensi komunitas lesbian di Manado dan juga sebagai bentuk perlawanan yang lahir dari komunitas yang terpinggirkan dengan kondisi masyarakat saat ini. Mereka ingin menampilkan sesuatu yang baru dan lain yang diyakini sebagai gaya hidup / life style dan menurut penelitian yang dilakukan, peneliti menarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan mereka menjadi seorang lesbian adalah keadaan keluarga dan kondisi hubungan orangtua serta lingkungan yang sangat berperan secara dominan dalam mempengaruhi seseorang memutuskan dirinya untuk menjadi lesbian. 3. Latar belakang seorang menjadi lesbian tidak hanya faktor keluarga dan lingkungan yang berpengaruh, melainkan ketidak-adilan jender pada kaum perempuan. Kaum minoritas ingin mengubah anggapan bahwa “kodrat” mereka tidak hanya didapur (domestik), melainkan mereka juga dapat menjadi bagian dalam tugas laki-laki (publik). Hal ini menjawab teori feminis radikal yang menekankan pembebasan atas penindasan yang di alami oleh kaum perempuan. Peneliti menarik kesimpulan bahwa teori jender dalam pendekatannya dengan teori feminis radikal dalam hal ini termasuk didalamnya teori Queer dapat memberikan sesuatu pandangan yang baru terhadap jemaat GMIM “Betani” Sindulang – Singkil atas pemahaman yang kaku terhadap kesetaraan jender terhadap perempuan. 4. Persoalan subjek dan tubuh menjadi lebih signifikan dalam konteks ideologi jender yang memahami fakta biologis tubuh (laki-laki atau perempuan) sebagai atribusi sosial kultural. Dalam hal ini, seorang bertubuh perempuan harus menunjukkan identitas feminin termasuk melakukan tugas-tugas atau pekerjaan-pekerjaan yang dianggap/berada di ranah feminin. Demikian pula mereka yang bertubuh laki-laki 84 harus menunjukkan identitas maskulin dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap maskulin dan/atau berada di ranah maskulin/publik. Sejalan dengan perkembangan pemikiran feminis, resistensi terhadap ideologi jender terlihat dari berkembangnya teori Queer. Dalam pemikiran teori Queer, identitas jender bahkan identitas seks bukan merupakan suatu hal yang tetap atau sama. Lebih dari itu, identitas seks dan identitas gender dipertanyakan. 5. Menurut pandangan Kristen, Homoseksualitas adalah salah satu dari banyak kemungkinan dosa-dosa yang menguasai manusia. 1 Korintus 6:9 menegaskan bahwa para pelaku homoseksual tidak akan masuk kedalam kerajaan Allah. Dari begitu banyak dosa yang dilakukan manusia, homoseksualitas adalah salah satu dari banyak dosa yang terdaftar dalam I Korintus 6:9-10 yang mengakibatkan seseorang terpisah dari kerajaan Tuhan. Namun, pengampunan Tuhan juga tersedia bagi mereka ( kaum lesbian ) sebagaimana kepada penzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri, dan sebagainya. Dalam hal ini Tuhan juga menjanjikan kekuatan untuk kemenangan atas dosa, termasuk homoseksualitas, bagi semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan mereka (I Korintus 6:11 ; 2 Korintus 5:17). Dan dalam hal ini penulis menamakan mereka (kaum lesbian) yang dapat keluar dari kehidupan itu adalah seorang pemenang. 5.2 Saran Fenomena lesbian memang sudah ada sejak dahulu. Walaupun fenomena ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, rupanya keberadaan mereka masih dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Belum semua bagian masyarakat dapat melihat dunia kaum lesbian. Belum banyak diantara mereka yang terbuka dan memberitahu diri mereka sebenarya. Oleh karena 85 itu penulis memberikan saran kepada beberapa pihak untuk menyikapi keberadaan para lesbian ini. 5.2.1 Kepada Fakultas Sejauh pengamatan penulis, tidak didapati bahwa ada seorang mahasiswi yang orientasi seksualnya berbeda atau disebut lesbian. Namun, dengan melihat realita yang ada penulis menyarakan bahwa Fakultas, terutama teologia sebaiknya menyikapi fenomena lesbian ini dengan memulainya dari memberikan pembekalan kepada para mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan positif dengan tujuan agar mahasiswa mempunyai bekal yang banyak dalam menghadapi persoalan-persoalan masyarakat seperti masalah mengenai lesbian. 5.2.2 Kepada Gereja Gereja seharusnya tidak menutup diri dengan adanya masalah seperti lesbian ini, gereja seharusnya mengambil sikap terhadap anggotanya yang terlibat dalam komunitas ini. Namun, gereja tidak juga harus menghakimi mereka sebagai pendosa, melainkan gereja seharusnya merangkul mereka dan memberikan pendampingan intenfif. Perlunya sarana pembelajaran bagi kaum lesbian ini agar mereka tidak menganggap diri mereka di tolak, namun mereka masih bisa diterima dalam gereja. 5.2.3 Kepada Masyarakat Diharapkan kepada masyarakat tidak lagi memandang dengan sebelah mata terhadap keberadaan komunitas lesbian, seperti memandang negatif komunitas tersebut. Karena sesungguhnya mereka juga mempunyai hak yang sama seperti masyarakat lainnya, dan banyak diantara komunitas tersebut memiliki kemampuan tertentu yang juga harus diperhitungkan pada bidang-bidang tertentu. 86 5.2.4 Kepada Orang Tua Diharapkan orang tua juga mengambil peranan yang penting dalam proses pergaulan anaknya dalam hal ini mereka yang lesbian. Sebab rata-rata dari mereka kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tua mereka, sehingga saat mengalami permasalahan, seringkali melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri. Jika sebuah keluarga tidak mampu mengambil peranan terhadap anaknya, kepada siapa lagi anak harus meneriman pendidikan ?. 5.2.5 Kepada Wanita Lesbian Kristen Diharapkan kaum lesbian lebih berusaha untuk mengendalikan dorongan seksual dan dialihkan kepada hal – hal yang positif. Berusaha untuk menyadari bahwa lingkungan tidak bisa menerima ia dengan kondisi yang sebenarnya sehingga harus berubah menjadi orang yang lebih baik. Kuncinya adalah percaya kepada firman Tuhan, percaya bahwa Tuhan memiliki kehendak dan tujuan sempurna bagi kehidupan anda, mengakui pikiran-pikiran yang salah, sikap dan perilaku, meminta kepada Tuhan diberikan kekuatan untuk menolak godaan dan kemudian bertindak diatas iman. 87