Pengaruh Pembelajaran Berbasis Multimedia terhadap Motivasi

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang
dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari belum
mampu ke arah sudah mampu. Perubahan tingkah laku seseorang
dalam pengertian belajar memiliki ciri-ciri perubahan yang terjadi
secara sadar, perubahan dalam belajar dalam arti kontinyu, perubahan
dalam belajar bertujuan satu arah, dan pembahasan mencakup seluruh
aspek tingkah laku (Slameto, 2010).
Munir (2010) menjelaskan hasil belajar pada aspek
pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu. Dimyati & Mudjiono
(1999) mengatakan hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang
dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Hasil belajar dipandang dari
sisi siswa merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan saat sebelum belajar.
Menurut Sudjana (1990) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya, berbeda dengan teori Bloom (dalam Sudjana, 1990) yang
membagi tiga hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Pengetahuan atau ingatan dan pemahaman merupakan
kognitif tingkat rendah sedangkan aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi merupakan kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan
dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban
atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris
berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif
dan interpretatif. Hal berbeda dinyatakan oleh Abidin (2004) bahwa
hasil belajar adalah penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur
5
6
penilaian sesuai dengan aturan tertentu atau dengan kata lain untuk
mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang
telah diberikan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas tentang hasil
belajar, penelitian ini mengacu pada pendapat Abidin (2004) bahwa
hasil belajar adalah penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur
penilaian sesuai dengan aturan tertentu atau dengan kata lain untuk
mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang
telah diberikan.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Tu’u (2004) mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar antara lain kecerdasan, tingkat kecerdasan sangat penting
dan dominan dalam menentukan nilai yang dicapai siswa sebagai hasil
belajar; usaha diri, pelajaran yang didapat di sekolah kadang-kadang
dirasakan kurang sehingga perlu ditambah lagi dengan belajar di rumah;
les private, salah satu wujud dari usaha diri adalah menambah
pelajaran yang diterima di sekolah dengan ikut bimbingan belajar;
teman gaul, dapat berdampak baik dan juga dapat berdampak buruk,
oleh sebab itu orang tua dan siswa bertanggung jawab menentukan
pilihan teman gaulnya; dan waktu yang cukup untuk belajar.
Azwar (2002) dan Slameto (2003) mengatakan bahwa
keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang
bersumber dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) diri
individu. Faktor internal dibedakan menjadi dua, pertama adalah fisik
yaitu panca indera dan kondisi fisik umum. Kedua adalah psikologis
yaitu variabel nonkognitif seperti minat, motivasi, dan variabel-variabel
kepribadian; serta kemampuan kognitif seperti kemampuan khusus
(bakat) serta kemampuan umum (intelegensi). Faktor eksternal juga
dibedakan menjadi dua, pertama adalah fisik yaitu kondisi tempat
belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran, serta
kondisi lingkungan belajar; kedua adalah sosial yaitu dukungan sosial
dan pengaruh budaya.
7
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.
Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau citacita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi.
Kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai
motivasi belajar. Motivasi terdiri dari adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap
dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein,
1991; Biggs & Telfer, 1987 dalam Dimyati & Mudjiono, 2009).
Handoko (1994) mendefinisikan motivasi sebagai suatu tenaga
atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang menimbulkan,
mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Motivasi sendiri
bukan merupakan suatu kekuatan yang netral, atau kekuatan yang
kebal terhadap pengaruh faktor-faktor lain seperti pengalaman masa
lampau, taraf intelegensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita
hidup, dan sebagainya. Hal yang berbeda diungkapkan Dimyati &
Mudjiono (2009) mengatakan motivasi belajar merupakan segi kejiwaan
yang mengalamai perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi
fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Motivasi belajar menurut
Hamzah (2006) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Penelitian ini mengacu pada pendapat Hamzah (2006) adalah
yang mendefinisikan motivasi belajar sebagai dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dimyati & Mudjiono (2009) mengatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain adalah cita-cita atau
aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan
siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, serta
upaya guru dalam membelajarkan siswa. Makmun (2004)
mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain
adalah usia, jenis kelamin, kondisi fisik, kemampuan, dan suasana
8
lingkungan. Usia yang berbeda akan menimbulkan motivasi yang
berbeda, misalnya motivasi orang dewasa akan berbeda dengan
motivasi anak-anak.
Hamzah (2006) mengatakan pada umumnya terdapat bebarapa
indikator atau unsur yang mendukung motivasi belajar antara lain
adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya
penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Fathurrohman & Sutikno (2007) kata media berasal
dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara,
atau pengantar. Media dalam arti yang lain adalah perantara pesan dari
pengirim pesan kepada penerima pesan. Media dalam aktifitas
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang
berlangsung antara guru dan siswa.
Suparman (1997) mendefnisikan media merupakan alat yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim
kepada penerima pesan. Sadiman, dkk (2008) menambahkan
pengertian media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Agnew, Kellerman, &
Meyer (1996) membagi media menjadi lima yaitu teks, grafik, gambar,
audio, dan video.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pendidikan dalam proses belajar mengajar secara
umum menurut Sadiman, dkk (2008) yaitu memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis yaitu dalam bentuk katakata tertulis atau lisan belaka; mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
dan daya indera seperti objek yang terlalu besar dapat digantikan
dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model; objek yang kecil
dapat dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
9
gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan
timelapse atau high-speed photography; kejadian atau peristiwa yang
terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film
bingkai, foto maupun secara verbal; objek yang terlalu kompleks dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain; dan konsep yang terlalu
luas dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan
lain-lain; penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Media pendidikan berguna
untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi
langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, serta
memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya; dan dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi
dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan
kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus
diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan
guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan
media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam memberikan
perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
4. Multimedia
a. Pengertian Multimedia
Menurut Ariyus (2009) multimedia berasal dari dua kata, yaitu
multi dan media. Multi berarti banyak dan media diartikan alat untuk
menyampaikan atau membuat sesuatu, perantara, alat pengantar,
suatu bentuk komunikasi seperti surat kabar, majalah, atau televisi.
Apabila dikaitkan dengan pemrosesan komputer, media dianggap
sebagai alat yang menampilkan teks, gambar, grafik, suara, musik, dan
sebagainya.
Multimedia merujuk pada presentasi materi dengan
menggunakan kata-kata dan gambar-gambar, siswa lebih bisa
memahami penjelasan jika disampaikan dalam kata-kata dan gambargambar dari pada jika disajikan hanya dalam kata-kata (Meyer, 2009).
Ariani & Haryanto (2010) mengartikan multimedia adalah media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks,
grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara terintegrasi.
10
Penelitian ini mengacu kepada pendapat Ariani & Haryanto
(2010) yang mengartikan multimedia adalah media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks,
grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara terintegrasi.
b. Penggunaan Multimedia dalam Bidang Pendidikan
Ariyus (2009) mengatakan pendidikan adalah suatu bidang yang
paling sering menggunakan teknologi multimedia, di antaranya adalah
komputer multimedia bisa menggabungkan animasi, video, dan audio
serta teks dan grafik secara bersamaan, serta berkemampuan untuk
berinteraksi sehingga proses pembelajaran dan pengajaran lebih
menarik dan cepat dicerna oleh siswa; sistem multimedia
memungkinkan pihak pengajar untuk mempresentasikan dan
memberikan materi kepada siswa dengan menarik sehingga
memudahkan pembelajaran; pendidikan juga bisa dilakukan di rumah;
dan berbagai institusi perguruan tinggi bisa melaksanakan program
pendidikan jarak jauh.
c. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Multimedia
Penggunaan multimedia di dalam pembelajaran harus
mengikuti langkah-langkah yang telah supaya membuahkan hasil yang
positif. Agnew, Kellerman, & Meyer (1996) menjelaskan langkahlangkah pembelajaran berbasis multimedia antara lain guru
mempersiapkan materi, yaitu memilih tujuan pembelajaran, memilih
topik, serta membuat multimedia; guru memberikan materi, yaitu
memberikan materi sesuai dengan topik dan tujuan pembelajaran,
serta mendeskripsikan dan mendemonstrasikan melalui multimedia;
murid membuat tugas, yaitu tugas dikerjakan secara individu dan guru
menjadi fasilitator; serta guru dan siswa melalukan refleksi.
B. Penelitian yang Relevan
Gandhi (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan
multimedia melalui model pembelajaran CLIS untuk meningkatkan hasil
belajar sains pada siswa kelas V SDN Pakisaji 02 Malang”. Penelitian
difokuskan pada peningkatan media belajar yaitu dengan multimedia.
Pembelajaran menggunakan multimedia diperoleh hasil belajar siswa
11
meningkat yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa 53,3 pada saat pra
tindakan; 57,7 pada saat siklus pertama; dan 69,3 pada saat siklus kedua.
Normasari (2010) melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan
multimedia untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan pramembaca
pada anak kelompok A RA El Mawaddah Grati Pasuruan”. Berdasarkan
analisis data penelitian tersebut diperoleh peningkatan motivasi anak pada
pratindakan rata-rata nilainya 49,9, pada siklus I nilai rata-ratanya 56,9, dan
pada siklus II nilai rata-ratanya adalah 74,45.
Munir, Nurdin, & Wandasari (2011) melakukan penelitian dengan
judul “Efektivitas Penggunaan Metode Eksperimen Verifikasi Berbasis
Multimedia Interaktif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
(Studi Kasus Eksperimen di SMAN 2 Cimahi)”. Penelitian tersebut
disimpulkan bahwa penggunaan multimedia menyebabkan perbedaan
peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas
eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari perolehan indeks
gain sebesar 0,739 pada kelas eksperimen dengan kriteria tinggi. Kelompok
siswa pada kelas eksperimen memberikan respon positif terhadap
penggunaan media pembelajaran multimedia. Respon positif siswa terlihat
dari pendapat siswa dalam angket respon siswa yang menyatakan bahwa
multimedia yang digunakan cukup membantu proses pembelajaran dan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Irianto (2009) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
Pembelajaran Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Bagi Siswa
Kelas VIII SMP N 1 Rembang Tahun Pelajaran 2007/2008”. Hasil rerata tes
awal tindakan diperoleh 72,5% (59,5) anak belum mencapai KKM. Pada
siklus I nilai rerata 66,4 dengan 65% siswa memperoleh nilai sama dan atau
di atas KKM, dan pada siklus II nilai rerata sebesar 69,8 dengan 80% siswa
tuntas dalam aspek pemahaman konsep. Hasil observasi juga membuktikan
bahwa penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran dapat
memotivasi dan meningkatkan belajar siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pahlawan (2011),
identifikasi adanya pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi siswa
secara statistika terbukti bahwa metode pembelajaran memiliki pengaruh
terhadap prestasi siswa pada kelas produktif chasis. Metode konvensional
menunjukkan prestasi siswa yang cenderung naik. Pengaruh metode
pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa, secara statistika telah
12
ditunjukkan bahwa metode pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswakelas X mata diklat produktif bidang keahlian advance otomotif
di SMKN 1 Singosari. Secara menyeluruh hasil penelitian ini memberikan
penjelasan bahwa model pembelajaran konvensional yang paling tepat
untuk digunakan sebagai model pembelajaran chasis agar prestasi dan
motivasi siswa/peserta didik meningkat.
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan rumusan hipotesis
penelitian ini adalah
H0 : =
: tidak ada perbedaan yang signifikan motivasi belajar dan
hasil belajar matematika siswa, sehingga pembelajaran
berbasis multimedia tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap motivasi belajar dan hasil belajar matematika
pada siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran
2011/2012
H1 : ≠
: ada perbedaan yang signifikan motivasi belajar dan hasil
belajar matematika siswa, sehingga pembelajaran berbasis
multimedia berpengaruh secara signifikan terhadap
motivasi belajar dan hasil belajar matematika pada siswa
kelas X SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran 2011/2012
Download