BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan akuntansi yang begitu pesat menyebabkan pelaporan akuntansi lebih sering digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal, sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Dengan keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Sebagai dampaknya kerusakan lingkungan merupakan dampak negatif yang harus diderita oleh masyarakat. Akuntansi yang memegang peranan penting sebagai alat pertanggungjawaban dan alat pengendali terhadap aktivitas setiap unit usaha dianggap sebagai salah satu penyebab kerusakan ini. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder. Lingkungan pada saat ini telah menjadi isu penting yang berkembang di masyarakat. Keberlangsungan lingkungan menjadi hal yang disorot banyak pihak akibat seringkali mengabaikan kondisi lingkungan perusahaan. Lingkungan bagi perusahaan juga memiliki pengaruh yang penting, tidak hanya bagi lingkungan intern perusahaan namun juga lingkungan ekstern perusahaan. Salah satu bentuk pertanggungjawaban sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan adalah melalui pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). 1 2 Seiring meningkatnya kepedulian masyarakat akan kelestarian lingkungan membuat perusahaan kini meningkatkan pertanggungjawaban sosial dan lingkungannya bukan hanya kepada pemegang saham dan kreditur saja, namun juga kepada masyarakat luas. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu cara dari organisasi untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungannya Darwin (dalam Anggraini, 2006). Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan menunjukkan keanekaragaman hasil. Sembiring (2005) dan Nofandrilla (2008) menemukan pengaruh yang signifikan ukuran perusahaan (firm size) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun, hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006) dan Roberts (1992) yang menyatakan bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan pengawasan yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beasly (2000). Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofandrilla (2008) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berkaitan dengan struktur kepemilikan, Machmud dan Djakman (2008) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan 3 tanggung jawab sosial. Namun Nofandrilla (2008) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah untuk memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun programprogram pengembangan masyarakat disekitarnya. Atau dalam pengertian kemampuan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder. Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, diberbagai tempat dan waktu muncul kepermukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek- aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya. Perusahaan mempunyai tanggungjawab sosial terhadap pihak-pihak diluar manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi perusahaan seringkali melalaikannya dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungan bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik. Regulasi mengenai CSR (Corporate Social Responsibility) juga sebenarnya bukan hal baru dalam dunia korporasi. Di berbagai Negara maju, setiap perusahaan sudah diwajibkan untuk melaksanakan CSR (Corporate Social 4 Responsibility) secara periodik. Ini dilakukan untuk mengontrol perilaku perusahaan agar sesuai ketentuan yang berlaku (Tanudjaja, 2006). Perkembangan riset-riset mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial di Indonesia menemukan bahwa pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia relatif rendah (Arfan dan Ishak, 2005:343). Hal ini diduga disebabkan karena perusahaan belum menggunakan laporan tahunan untuk berkomunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan (Arfan dan Ishak, 2005:343). Pemilihan perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia penelitian ini merupakan salah satu bentuk perusahaan yang cukup berkembang pesat saat ini (Sulistyo, 2006). Selain itu perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia menjadi salah satu perusahaan yang memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) salah satu diantaranya adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang saham perusahaan. Dengan profitabilitas yang tinggi, akan memberikan kesempatan yang lebih kepada manajemen dalam mengungkapkan program CSRnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan semakin besar pengungkapan informasi sosial (Zaleha, 2005). Menurut Fahrizqi (2010), leverage memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan sehingga dari leverage dapat dilihat tingkat resiko atas tak tertagihnya suatu utang. Penelitian mengenai faktor-faktor 5 yang mempengaruhi pengungkapan tanggungjawab sosial di Indonesia memunculkan hasil yang beraneka ragam sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut. Hasil yang menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan leverage yang tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan CSR diungkapkan oleh Sembiring (2005). Penelitian Anggraini (2006) menemukan bahwa profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan tidak mempengaruhi pengungkapan informasi CSR (Corporate Social Responsibility). Namun variabel kepemilikan manajemen ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil yang didapat sejalan dengan hasil penelitian yang didapat Hackston dan Milne (dalam Anggraini, 2006) yang tidak menemukan hubungan antara profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional) dan karakteristik perusahaan (profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan) dan dewan komisaris terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility di Bursa Efek Indonesia pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia dan menambahkan periode pengambilan sampel pengamatan yakni pada tahun 2011-2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apakah struktur kepemilikan yang diukur dengan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate 6 Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah karakteristik perusahaan yang diukur dengan profitabilitas, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang muncul maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh positif struktur kepemilikan yang diukur dengan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Pengaruh positif karakteristik perusahaan yang diukur dengan profitabilitas, ukuran perusahaan dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Pengaruh positif dewan komisaris terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 7 1.4 Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Praktis a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menyediakan bukti empiris adanya kesadaran perusahaan dalam menerapkan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk kemajuan perusahaan itu sendiri sehingga perusahaan dapat bertahan lama dan berkelanjutan (sustainable). b. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pertimbangan investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. 2. Kontribusi Teoretis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan, informasi dan bahan kajiam mengenai pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) bagi mahasiswa yang mengambil permasalahan yang sama. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014 secara berturut-turut dan menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) yang dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia.