1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan merupakan proses kumulatif atau fondasi
dasar
karena
dalam
setiap
aspek
baru
perkembangan
melibatkan dan dibangun atas perubahan sebelumnya, setiap
pencapaian diperlukan untuk mencapai rangkaian keterampilan
berikutnya (Allen & Marotz, 2010). Pada dasarnya, urutan
perkembangan sama untuk semua anak. Namun, kecepatan
perkembangan sangat beragam dan bergantung pada masingmasing anak. Perkembangan anak menurut Allen & Marotz
(2010) meliputi: perkembangan fisik, kognitif, personal-sosial,
bahasa, dan motorik (kasar dan halus). Adapun beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yaitu faktor
keturunan, faktor lingkungan (keluarga dalam pola asuh dan
pemberian makanan, sekolah, dan masyarakat), dan faktor
umum lainnya seperti: jenis kelamin, pendidikan ibu, pekerjaan
ibu, kesehatan serta budaya (Hildayani, 2007).
Anak adalah generasi penerus bangsa dan negara, yang
harus diperhatikan sedini mungkin mengenai perkembangan
dan pertumbuhannya. Sejak dari dalam kandungan sampai
anak lahir dan sepanjang hidupnya proses perkembangan akan
terus berlanjut. Dalam proses perkembangan sudah menjadi
2
kewajiban orang tua untuk melindungi dan menjamin kesehatan
anak, baik dari segi jasmani dengan memberikan makanan
yang bergizi maupun rohani (Wiyani, 2014).
Menurut
United
Nations
International
Children's
Emergency Fund (UNICEF) pada tahun 2005 diperoleh data
bahwa
angka
kejadian
gangguan
pertumbuhan
dan
perkembangan pada anak usia di bawah lima tahun (balita)
masih tinggi, khususnya gangguan perkembangan motorik
sebesar 23,5% dari (27,5%) atau 5 juta anak mengalami
gangguan (UNICEF, 2005). Pada tahun 2005, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) melakukan skrining
perkembangan di 30 provinsi di Indonesia dan dilaporkan
bahwa
terdapat
45,12%
anak
mengalami
gangguan
perkembangan. Pada tahun 2007 sekitar 35,4% anak dengan
usia
balita
di
Indonesia
mengalami
penyimpangan
perkembangan. Penyimpangan perkembangan yang terjadi
adalah penyimpangan dalam motorik kasar, motorik halus, dan
mental emosional. Hal ini diperkirakan karena kurangnya
pemahaman orang tua atau keluarga dalam menstimulasi, pola
asuh dan pemberian nutrisi serta faktor lingkungan (Depkes RI,
2005).
Menurut data Badan Pusat Statistik Kesehatan Balita di
Jawa Tengah (2007) menunjukkan bahwa gangguan motorik
3
halus atau kasar menempati prevalensi tertinggi kedua setelah
masalah gizi pada balita (lebih dari 35%). Data tersebut
menggambarkan bahwa balita berisiko tinggi terjadi masalah
kesehatan.
Berdasarkan
data
Riset
Kesehatan
Dasar
(Riskesda) pada tahun 2008 ditemukan bahwa pemantauan
pertumbuhan
dan
perkembangan
dengan
menggunakan
Denver Development Screening Test (DDST) untuk Provinsi
Jawa
Tengah
terdapat
27,2%
yang
tidak
melakukan
pemantauan dalam 6 bulan terakhir dan pada tahun 2010
terdapat 34,8%.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Amera (2008),
didapatkan hasil bahwa sekitar 16% dari anak balita Indonesia
mengalami 3 gangguan perkembangan saraf dan otak mulai
ringan sampai berat. Hal ini juga didukung oleh Pusponegoro
(2006) mengenai stimulasi penting untuk perkembangan anak
menunjukkan bahwa setiap 2 dari 1.000 anak mengalami
gangguan perkembangan motorik, karena itu perlu kecepatan
menegakkan diagnosis dan melakukan terapi untuk proses
penyembuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh Oddy, dkk
(2011) tentang hubungan antara menyusui 4 bulan atau lebih
dan perkembangan anak pada usia 1, 2 dan 3 tahun
menggunakan
Questionnaires
sebuah
(IMQ).
alat
ukur
Hasil
yaitu
dari
Child
penelitian
Monitoring
tersebut
4
menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
selama empat bulan atau lebih memiliki skor lebih tinggi
sedangkan bayi yang disusui selama kurang dari empat bulan
memiliki kemungkinan untuk mendapatkan satu skor abnormal
di lima domain perkembangan. Lima domain perkembangan
yaitu motorik halus, motorik kasar, sosial, bahasa dan
kemandirian. Penelitian ini menggambarkan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah ASI.
Faktor-faktor lain yang ditemukan dalam beberapa
penelitian adalah faktor pengetahuan keluarga dan lingkungan.
Faktor keluarga dengan pengetahuan yang lebih akurat akan
berpengaruh pada perkembangan anak berdasarkan hasil
penelitian dari Jahromi, dkk (2014). Selain itu, faktor lingkungan
menurut
Hwang,
dkk
(2014)
akan
mempengaruhi
perkembangan motorik anak.
Pada penelitian-penelitian di atas, partisipan yang
menjadi sasaran adalah anak-anak balita. Masa anak-anak
pada lima tahun pertama (termasuk usia toddler atau usia 1 – 3
tahun)
merupakan
masa
yang
sangat
peka
terhadap
lingkungan, dan sering dikenal dengan masa “Golden Period”,
“Window of Opportunity”, dan “Critical Period” (Depkes RI,
2005). Pendeteksian dini tentang perkembangan anak perlu
dilakukan supaya jika terjadi penyimpangan dapat diintervensi
5
untuk mengarahkan dan membantu anak mencapai tugas
perkembangannya (Wiyani, 2014).
Berbagai penelitian di atas menggambarkan bahwa
masalah gangguan perkembangan anak merupakan masalah
kesehatan yang terjadi di dunia maupun di Indonesia karena
kurang adanya pelaksanaan deteksi dini perkembangan anak.
Selain itu, juga dikarenakan penanganan yang terlambat dan
kurangnya pemahaman dari orang tua serta keluarga tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak mereka.
Hal ini terlihat dari studi pendahuluan yang telah dilakukan pada
bulan Februari 2016 di Taman Kanak-kanak (TK) Harapan
Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dimana
kasus keterlambatan anak terbukti melalui studi tersebut.
Terdapat 32 anak yang berusia 1 – 3 tahun dan pekerjaan ibu
yang mayoritas sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 17
orang. Menurut salah satu Guru TK dari 32 anak ada sekitar 5
anak diantaranya belum bisa mengikuti perintah, belum dapat
menyebutkan warna dengan benar, dan kadang bicaranya
masih kurang jelas serta belum dapat mengungkapkan
keinginannya dengan bahasa dan hanya menangis atau
berteriak saja. Selain itu, peneliti juga telah melakukan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) berdasarkan
penelitian di Bandung yang dilakukan oleh Kadi, dkk (2008)
6
bahwa KPSP setara dengan Denver II dan lebih sederhana
serta mudah dipahami. KPSP juga merupakan pedoman
standar yang dibuat oleh Direktorat Bina Kesehatan Anak
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2006.
Peneliti telah menerapkan KPSP kepada 32 anak usia 1 – 3
tahun di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang dan didapatkan hasil bahwa ada 4 anak mengalami
keterlambatan perkembangan motorik kasar, 3 anak mengalami
keterlambatan perkembangan bahasa, 3 anak mengalami
keterlambatan perkembangan sosial (Lampiran 4).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, peneliti
ingin mengetahui lebih dalam mengenai gambaran faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak. Data akan
diambil dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus
dipilih karena mampu mengambil informasi dari segala
pandangan dan selain itu penelitian terkait belum pernah
dilakukan disana. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak usia 1 – 3 tahun dengan keterlambatan
perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang.
7
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan oleh
peneliti di atas, maka fokus penelitian yang diambil dalam
penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak usia 1 – 3 tahun dengan keterlambatan
perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
usia 1 – 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di
TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan faktor internal yang mempengaruhi
perkembangan anak usia 1 – 3 tahun dengan
keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
2. Mendeskripsikan faktor eksternal yang mempengaruhi
perkembangan anak usia 1 – 3 tahun dengan
8
keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak usia 1 – 3 tahun
dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan
Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang ini
dapat menambah ilmu dalam keperawatan pediatrik
dalam lingkup komunitas.
1.4.2
Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti dapat memperoleh wawasan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
anak usia 1 – 3 tahun dengan keterlambatan
perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang. Bagi peneliti lainnya,
penelitian ini dapat dijadikan awal atau bagian dari
latar
belakang
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perkembangan anak usia 1 – 3 tahun
dengan
keterlambatan
perkembangan
di
TK
Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang.
9
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi
pendidik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak usia 1 – 3 tahun dengan
keterlambatan
perkembangan
di
TK
Harapan
Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Pendidik diharapkan dapat lebih memperhatikan
anak didiknya dan jika didapati perkembangan anak
tidak
sesuai
usianya
segera
ditangani
sedini
mungkin.
3. Penelitian ini juga memberikan gambaran kepada
orang tua tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak usia 1 – 3 tahun dengan
keterlambatan
perkembangan
di
TK
Harapan
Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Hasil ini dapat meningkatkan pengetahuan orang tua
dan kesehatan anak dengan memperhatikan faktorfaktor
yang
mempengaruhi
keterlambatan
perkembangan sehingga menekan tingkat terjadinya
penyimpangan perkembangan di masa mendatang.
10
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1
Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dimulai sejak bulan Januari 2016,
dimulai dari studi pendahuluan, penyusunan proposal,
seminar poster dan penelitian dilaksanakan pada bulan
Januari sampai dengan Juni 2016.
1.5.2
Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di TK Harapan Getasan,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan
menggunakan teknik wawancara (interview) kepada ibu
dan guru, observasi langsung terhadap anak di kelas,
dan studi dokumen terkait perkembangan kognitif anak
berupa hasil pembelajaran anak selama bersekolah,
kemudian dianalisis dan dituliskan dengan seksama
serta disimpulkan secara kualitatif.
1.5.3
Ruang Lingkup Keilmuan
Ruang lingkup tata keilmuan pada penelitian ini
adalah ilmu keperawatan anak yang dikaji pada lingkup
komunitas.
Download