proses mediasi dalam penyelesaian perselisihan antara pekerja

advertisement
PROSES MEDIASI DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN
ANTARA PEKERJA DENGAN PENGUSAHA PADA DINAS
SOSIAL TENAGA KERJA KOTA PADANG
ARTIKEL
YULASMI
NPM. 0710018412005
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2015
Proses Mediasi Dalam Penyelesaian perselisihan Antara Pekerja Dengan
Pengusaha Pada Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Padang
Yulasmi, Miko Kamal, Zarfinal
Program Studi Ilmu Hukum, PascasarjanaUniversitas Bung Hatta
Email: [email protected]
ABSTRAK
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial diiringi dengan harapan tewujudnya hubungan yang
harmonis antara pengusaha dengan pekerja yang akan mengakibatkan meningkatnya
hasil produksi.Tapi, kenyataannya belum terpenuhinya hak-hak normatif pekerja,
karena pengusaha belum mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku
mengakibatkan tingkat kesejahteraan pekerja sangat rendah karena pengusaha
membayar upah dibawah ketentuan upah minimum. Adapun rendahnya tingkat
kesejahteraan pekerja berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan dan skill
yang dimiliki, ditambah lagi dipicu oleh angkatan kerja yang tidak seimbang dengan
ketersediaan lapangan kerja, sehingga membuat pengusaha berada pada posisi yang
kuat, bisa berbuat leluasa dan tidak berfikir panjang untuk melakukan tindakan PHK
karena masih banyak tenaga kerja yang membutuhkan pekerjaan ditambah dengan
sedikitnya lapangan pekerjaan, ditambah lagi dengan fungsi dan serikat pekerja yang
belum berjalan dengan maksimal, terutama pengurus unit pekerja yang berada di
perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2004 melindungi hak-hak pekerja dan kendala yang dihadapi
pemerintah serta aparat penegak hukum dalam melindungi pekerja. Pemerintah harus
berupaya melindungi hak-hak pekerja demi terselenggaranya kehidupan pekerja yang
sejahtera, adil dan makmur.
Keyword : Mediasi, Pekerja, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
harga diri pekerja serta mewujudkan
Pendahuluan.
Pembangunan
sebagai
bagian
pembangunan
Ketenagakerjaan
masyarakat yang sejahtera, adil dan
integral
makmur serta merata baik materil dan
nasional
dari
berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
spiritual.
Masalah
ketenagakerjaan
di
1945. Dilaksanakanya pembangunan
Indonesia hampir sama dengan negara
manusia
berkembang
Indonesia
pembangunan
seluruhnya
seutuhnya
dan
masyarakat
Indonesia
bertujuan
untuk
meningkatkan harkat, martabat dan
lainnya,
terbentang
berbagai kendala dan tantangan yang
memerlukan
pemikiran,
penelitian,
penelaahan dan pemecahan masalahnya.
Di antara masalah ketenagakerjaan yang
serikat pekerja/serikat buruh dalam
menonjol di Indonesia adalah terjadi
suatu
kesenjangan
Undang-Undang No.2
karena
melimpahnya
perusahaan.
Atas
dasar
Tahun
2004
angkatan kerja yang akan memasuki
tentang
dan memerlukan pekerjaan, di lain
Hubungan
Industrial
membagi
pihak terbatasnya lapangan pekerjaan
perselisihan
hubungan
Industrial
untuk
menjadi :
menyerap
angkatan
kerja
penyelesaian
itu,
Perselisihan
tersebut. Akibat kenyataan itu terjadilah
a.
Perselisihan hak;
kontradiksi di satu pihak sumber daya
b.
Perselisihan kepentingan;
manusia merupakan modal utama dalam
c.
Perselisian
proses pembangunan, di lain pihak
kondisi melimpahnya angkatan kerja
dapat menimbulkan masalah-masalah.
Perselisihan antara pengusaha dan
pekerja
penyelesaian
diatur
pemutusan
hubungan kerja;
d.
Perselisihan
antar
serikat
pekerja/ serikat buruh hanya dalam
satu perusahaan.
secara
Penyelesaian
perselisihan
khusus dalam Undang-Undang No.2
hubungan industrial wajib diupayakan
Tahun
terlebih dahulu melalui perundingan
2004
Perselisihan
tentang
Hubungan
Undang-Undang No.2
tentang
penyelesaian
Industrial.
Tahun
secara
mencapai
musyawarah
mufakat
untuk
sebagaimana
Hubungan
dinyatakan dalam Pasal 3 Undang-
Industrial adalah perbedaan pendapat
Undang No.2 Tahun 2004. Menurut
yang
penjelasan Undang-Undang No.2 Tahun
antara
Perselisihan
2004
bipatrit
mengakibatkan
pengusaha
atau
pertentangan
gabungan
2004
Pasal
3,
yang
dimaksud
pengusaha dengan pekerja/buruh atau
perundingan bipartit dalam Pasal ini
serikat pekerja/serikat buruh atau serikat
adalah perundingan antara pengusaha
pekerja/serikat buruh karena adanya
atau gabungan pengusaha dan pekerja
perselisihan mengenai hak, perselisihan
atau serikat pekerja/serikat buruh atau
kepentingan, perselisihan pemutusan
antara serikat pekerja/serikat buruh dan
hubungan kerja dan perselisihan antar
serikat pekerja/serikat buruh yang lain
perselisihan hubungan industrial di
dalam satu perusahaan yang berselisih.
pengadilan.
Dalam hal perundingan oleh para
Berdasarkan uraian di atas, maka
pihak yang berselisih (bipartit) gagal,
penulis tertarik untuk dan membahas
maka salah satu pihak atau kedua belah
masalah tersebut, hasil penelitian ini
pihak mencatatkan perselisihannya pada
nantinya akan penulis buat dalam
instansi yang bertanggung jawab di
bentuk
bidang ketenagakerjaan setempat
“Pelaksanaan
Perselisihan
Perselisihan
tesis
dengan
Mediasi
judul
Antara
kepentingan,
Pekerja Dengan Pengusaha Pada
Hubungan
Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota
Pemutusan
Kerja atau Perselisihan antara serikat
Padang”.
pekerja/serikat buruh yang telah dicatat
Rumusan Permasalahan
pada instansi yang bertanggungjawab di
Berkaitan dengan latar belakang
bidang
ketenagakerjaan
dapat
di atas, maka permasalahan yang perlu
diselesaikan melalui konsiliasi atas
dibahas dan diteliti adalah sebagai
kesepakatan
kedua
belah
pihak,
berikut :
sedangkan
penyelesaian
perselisihan
a.
Bagaimana
proses
mediasi
melalui abitrase atas kesepakatan kedua
dalam
belah
pihak
hanya
penyelesaian
perselisihan
perselisihan
antara pekerja dengan pengusaha
kepentingan
dan
perselisihan
antar
Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota
serikat pekerja/ serikat buruh. Apabila
Padang?
tidak ada kesepakatan kedua belah
b.
pihak
untuk
Bagaimana pelaksanaan aturan-
menyelesaikan
aturan mediasi dalam penyelesaian
perselisihannya melalui konsiliasi atau
perselisihan antara pekerja dengan
arbitrase, maka sebelum diajukan ke
pengusaha Dinas Sosial Tenaga
pengadilan hubungan industrial terlebih
Kerja Kota Padang?
dahulu
melalui
mediasi.
Hal
ini
c.
dimaksukan
untk
Hambatan apa yang ditemui
menghindari
dalam
menumpuknya
perkara
perkara
pelaksanaan
aturan-aturan
mediasi
1.
dalam
penyelesaian
yang
menangani
permasalahan
perselisihan antara pekerja dengan
ketenagakerjaan, manfaat teoritis
pengusaha Dinas Sosial Tenaga
dan praktis yang diharapkan adalah
Kerja Kota Padang?
sebagai berikut:
 Teoritis
Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah :
Harapan penulis penelitian ini
a. Mengetahui
mediasi
dapat memberikan sumbangan
dalam penyelesaian perselisihan
pemikiran bagi pengembangan
antara pekerja dengan pengusaha
ilmu hukum khususnya di bidang
Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota
hukum ketenagakerjaan terutama
Padang.
mengenai perselisihan hubungan
proses
industrial.
b. Mengetahui pelaksanaan aturanaturan
mediasi
 Manfaat Praktis
dalam
penyelesaian perselisihan antara
Diharapkan penelitian ini dapat
pekerja dengan pengusaha Dinas
menjadi pedoman dan acuan
Sosial
bagi
Tenaga
Kerja
Kota
Padang.
dan
dalam
c. Mengetahui
ditemui
pekerja
hambatan
dalam
aturan-aturan
yang
menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial
pelaksanaan
mediasi
pengusaha
dengan
dalam
mengutamakan
musyawarah mufakat.
penyelesaian perselisihan antara
pekerja dengan pengusaha Dinas
Sosial
Tenaga
Kerja
Kota
Diharapkan dari penelitian ini dapat
memberikan manfaat baik dari segi
praktis
Kerangka Teoritis
teori
merupakan
pendukung dalam membangun atau
Manfaat Penelitian
teoritis,
a.
Kerangka
Padang.
2.
Kerangka Teoritis dan Konseptual
bagi
pekerja,
pengusaha dan aparat pemerintah
berupa
penjelasan
dari
permasalahan yang di analisis. Teori
dengan
penjelasan
demikian
memberikan
dengan
cara
mengorganisasikan
dan
Industrial di lingkungan Pengadilan
mensistematisasikan masalah yang
Negeri Padang. Selain itu juga
di bicarakan. Menggorganisasikan
dibahas mengenai hambatan yang
diartikan sebagai menyusun data
ditemui dalam pelaksanaan aturan-
menjadi
aturan mediasi dalam penyelesaian
satu
kesatuan
mensistematisasikan
dan
diartikan
Perselisihan
Hubungan
Industrial
sebagai menyusun data yang ada
pada lingkungan Pengadilan Negeri
hubungan
Padang. Permasalahan-permasalahan
dengan
permasalahan
yang diteliti.
tersebut
Fungsi teori mempunyai maksud
menggunakan peraturan per-Undang-
dan
Undangan yang terkait.
tujuan
untuk
memberikan
pengarahan kepada penelitian yang
juga
dikaji
dengan
b. Lokasi Penelitian
di lakukan.
Lokasi penelitian adalah di
Kantor
Ketenagakerjaan
Kota
Metode Penelitian
Padang dan Pengadilan Hubungan
a. Metode Pendekatan
Industrial di lingkungan Pengadilan
Penelitian ini menggunakan
Negeri Padang. Lokasi ini dipilih
pendekatan yuridissosiologis yang
karena
terdapat
banyak
kasus
focus penelitiannya adalah mengkaji
perselisihan
proses
penyelesaian
hubungan
industrial
penyelesaiannya
diteruskan
perselisihan
yang
hubungan industrial melalui mediasi
melalui mediasi.
pada Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota
c. Sumber Data
Padang dan Pengadilan Hubungan
1)
D
Industrial di lingkungan Pengadilan
ata Primer:
Negeri Padang. Pelaksanaan aturanData yang diperoleh di lokasi
aturan mediasi dalam penyelesaian
penelitian yang terkait proses
Perselisihan
Hubungan
Industrial
penyelesaian
perselisihan
pada Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota
hubungan
industrial
melalui
Padang dan Pengadilan Hubungan
mediasi
pada
Dinas
Sosial
Tenaga Kerja Kota Padang dan
penelusuran
pengadilan Hubungan Industrial
dokumen, dan peraturan per-Undang-
di Lingkungan Pengadilan Negeri
Undangan.
Padang.
Pelaksanaan
aturan-
mediasi
dalam
aturan
penyelesaian
internet,
dokumen-
d. Teknik Pengumpulan Data
1) Studi Dokumen
Perselisihan
Dalam penelitian data sekunder,
Hubungan Industrial pada Dinas
alat yang digunakan adalah studi
Sosial Tenaga Kerja Kota Padang
dokumen dengan menggunakan
dan
metode
dokumentasi.
diteliti
adalah
Pengadilan
Industrial
Hubungan
di
Lingkungan
Pengadilan Negeri Padang, Selain
dokumen,
itu
kasus-kasus
juga
dibahas
hambatan
mengenai
yang ditemui dalam
Pelaksanaan
aturan-aturan
mediasi
penyelesaian
dalam
Yang
dokumen-
peraturan-peraturan,
perselisihan
hubungan industrial.
2) Wawancara (interview)
Wawancara merupakan metode
Perselisihan Hubungan Industrial
yang
Pada
mengumpulkan data primer di
Negeri
Lingkungan
Padang
Pengadilan
dengan
paling
efektif
dalam
cara
lapangan. Wawancara dilakukan
wawancara dengan responden.
secara langsung melalui tanya
Responden dalam penelitian ini
jawab
adalah
Mediator
pada
Dinas
Sehingga hasil dari wawancara
Sosial
Tenaga
Kerja
Kota
tersebut dijadikan pedoman alat
Padang, Hakim pada Pengadilan
penelitian yang ditujukan kepada
Hubungan
di
petugas mediator pada Dinas
Lingkungan Pengadilan Negeri
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Padang, Buruh, Pengusaha.
Padang.
Industrial
b. Data Sekunder
dengan
responden.
3) Pengamatan (observation)
Data Sekunder data yang diperoleh
Pengamatan
dari
dalam penelitian ini berpokok
penelusuran
pustaka,
yang
dilakukan
pada
jalur
penelitian
yang
perantaraan
mediator
di
Kantor
dilakukan, serta secara sistematis
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
melalui
yang
Padang. Tekhnik sampling jumlah
berfokus
kasus yang diteliti antara tahun
perencanaan
matang.
pada
Pengamatan
fenomena
sosial
atau
perilaku-perilaku
sosial
yang
f. Teknik Pengolahan dan analisis Data
dan
Tekhnik analisa data yang
berkaitan
dengan
judul,
tujuan penelitian ini.
2012-2013.
akan dipakai adalah teknik analisa
4) Studi Kepustakaan
kualitatif. Dimana semua data yang
Data ini penulis peroleh dari
terkumpul akan diolah dan dianalisa
buku-buku,
dengan cara:
majalah
berhubungan dengan
yang
ketenaga
1) Editing data
kerjaan.
Memeriksa dan mengedit semua
e. Teknik Sampling
data yang terkumpul dengan
Populasi pada penelitian ini
teknik
dokumentasi
dan
adalah seluruh pihak yang terkait
wawancara dengan mengoreksi
dengan
perselisihan
satu persatu sehingga didapat
antara pekerja dengan pengusaha
data yang akurat, jika ada yang
melalui mediasi di Kantor Dinas
salah akan diperbaiki.
penyelesaian
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
2) Coding
Padang, yakni Kepala Kantor Dinas
Pemberian
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
tertentu pada jawaban informan
Padang, para mediator di Kantor
dan responden, setelah diedit
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
lazim disebut coding. Kode-kode
Padang, Hakim pada Pengadilan
yang pada kategori
Hubungan Industrial di lingkungan
berbentuk angka (1, 2, 3 dan
Pengadilan Negeri Padang yang
seterusnya) sesuai macamnya.
menyelesaikan
Pemberian
hubungan
perselisihan
industrial
melalui
kode
kode
atau
tanda
jawaban
dilakukan
manakala kerja editing telah
selesai
dilakukan.
Tujuan
yang dengan teori dan literatur
pemberian kode-kode tiada lain
bahan bacaan yang berkaitan
adalah
dengan
untuk
memudahkan
mediasi
dalam
pekerjaan analisis data yang akan
penyelesaian
dilakukan.
Hubungan Industrial. Sehingga
3) Pengolahan data
Sesudah
perselisihan
diperoleh penemuan penelitian
itu
dilaksanakan
yang pada akhirnya disusun yang
kualifikasi atas data-data dan
berkaitan dengan mediasi dalam
diolah dengan cara menyusunnya
penyelesaian
sesuai dengan masalah yang
Hubungan Industrial memberikan
dirumuskan,
manfaat yang besar bagi pekerja
demikian
sehingga
akan
dengan
terlihat
hasil
seluruh masalah yang diteliti
yang
analisa
digunakan
data
adalah
yang
data yang tidak bisa dihitung,
monografis
atau
berwujud kasus-kasus dan tidak
menggunakan alat bantu statistik.
Data
yang
ditafsirkan
telah
dan
diperoleh
dihubungkan
dengan konsep-konsep yang ada
kemudian dihubungkan dengan
masalah
yang
dirumuskan.
Dalam menganalisa data tersebut
penulis
tetap
menyelesaikan
merupakan
kesimpulan
penulis.
analisa
kualitatif yaitu analisa terhadap
bersifat
dalam
masalahnya terhadap pengusaha
4) Analisa data
Adapun
perselisihan
mengacu
pada
peraturan per-Undang-Undangan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Perselisihan Hubungan Industrial
Dalam Undang-Undang Nomor 2
tahun 2004
a. Pengertian
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang
Nomor
2
Tahun
mendefinisikan
hubungan
perselisihan
industrial
perbedaan
mengakibatkan
2004
pendapat
sebagai
yang
pertentangan
antara pengusaha atau gabungan
pengusaha dengan pekerja/buruh
Perselisihan hak merupakan
atau serikat pekerja/serikat buruh
perselisihan
karena
hukum
karena
adanya
perselisihan
perselisihan ini terjadi akibat
hak,
perselisihan
pelanggaran kesepakatan yang
perselisihan
telah di buat oleh para pihak,
pemutusan hubungan kerja dan
termasuk di dalamnya hal-hal
perselisihan
yang sudah di tentukan dalam
mengenai
kepentingan,
antar
serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu
peraturan
perusahaan.
peraturan
b. Ruang Lingkup
perusahaan
serta
per-Undang-
Undangan yang berlaku.
Berdasarkan definisi perselisihan
Perselisihan hak terjadi karena
hubungan industrial yang ada
tidak
dalam
paham mengenai pelaksanaan
Undang-Undang
Penyelesaian
Perselisihan
Hubungan
Industrial,
maka
adanya
persesuaian
hubungan kerja.
2) Perselisihan kepentingan
perselisihan hubungan industrial
Perselisihan
kepentingan
dibagi menjadi empat macam,
adalah
yaitu:
timbul dalam hubungan kerja
1) Perselisihan hak
karena
perselisihan
tidak
yang
adanya
Perselisihan
hak
adalah
kesesuaian pendapat mengenai
perselisihan
yang
timbul
pembuatan,
dan
atau
karena tidak dipenuhinya hak,
perubahan syarat-syarat kerja
akibat
yang
adanya
perbedaan
ditetapkan
dalam
pelaksanaan atau penafsiran
perjanjian kerja, atau peraturan
terhadap ketentuan peraturan
perusahaan,
per-Undang-Undangan,
kerja
perjanjian
perusahaan,
atau
bersama.
perjanjian
Perselisihan
kerja,
peraturan
kepentingan
atau
perjanjian
ketidak sesuaian paham dalam
kerja bersama.
terjadi
karena
perubahan syarat-syarat kerja
telah disepakati, atau karena
dan atau keadaan perburuhan.
pengusaha berbuat sewenang-
3) Perselisihan
pemutusan
hubungan kerja.
4) Perselisihan
Perselisihan
pemutusan
hubungan
kerja
perselisihan
karena
wenang kepada pekerja/buruh.
serikat
pekerja/serikat buruh
adalah
Perselisihan
timbul
pekerja atau serikat buruh
adanya
adalah
yang
tidak
antar
antar
perselisihan
serikat
antara
kesesuaian pendapat mengenai
serikat pekerja/serikat buruh
pengakhiran hubungan kerja
dengan serikat pekerja/ serikat
yang dilakukan oleh salah satu
buruh lain hanya dalam satu
pihak. Perselisihan mengenai
perusahaan,
PHK selama ini paling banyak
adanya
terjadi karena tindakan PHK
mengenai
keanggotaan,
yang
pelaksanaan
hak,
dilakukan
oleh
satu
karena
tidak
persesuaian
paham
dan
pihak, tidak dapat diterima
kewajiban keserikat pekerjaan.
oleh
pihak
yang
lain.
Berlakunya
hubungan
kerja
No. 21 Tahun 2000 tentang
dapat terjadi atas inisiatif dari
serikat pekerja/serikat buruh
pihak
memberikan kemudahan bagi
Pemutusan
pengusaha
pekerja/
buruh.
melakukan
berbagai
Pemutusan
dapat
permohonan
Pengusaha
PHK
pekerja/buruh
juga
maupun
karena
melakukan
pelanggaran.
hubungan
dilakukan
buruh
untuk
membentuk
serikat pekerja/serikat buruh
tingkat
perusahaan.
Kemudahan yang diberikan
kerja
antara lain
atas
1. Serikat
pekerja/buruh
Undang-Undang
pekerja/serikat
buruh tingkat perusahaan
karena pihak pengusaha tidak
dapat
dibentuk
melaksanakan kewajiban yang
minimal 10 anggota
dengan
2. Siapapun
dilarang
menghalangi
memaksa
atau
atau
membentuk
serikat pekerja atau serikat
buruh tingkat perusahaan.
Ketentuan ini mengandung
bahwa
tidak
seorangpun
dapat
menghalangi
pekerja/
buruh
menjadi
untuk
pengurus
atau
serikat
pekerja/serikat
buruh,
anggota
atau
melarang
serikat tersebut melakukan
atau
tidak
melakukan
aktivitasnya.
Dengan
peraturan
ini,
dapat
tercipta kondisi dimana di
dalam
satu
perusahaan
terdapat lebih dari satu
serikat
buruh.
satu
perusahaan
yang sama.
pembentukan
tidak
makna
dalam
pekerja/serikat
Kondisi
menimbulkan
ini
potensi
konflik antara satu serikat
pekerja/serikat
buruh
dengan
serikat
pekerja/
serikat
buruh
lainnya
2. Lembaga Perselisihan Hubungan
Industrial
Menurut
Undang-
Undang Nomor 2 tahun 2004
a. Perundingan Bipartit
Undang-Undang
Penyelesaian
Perselisihan
Hubungan
Industrial mengharuskan setiap
perselisihan hubungan industrial
diselesaikan
melalui
perundingan
bipartit
musyawarah
untuk
secara
mufakat
terlebih dahulu.
Perundingan
bipartit
perundingan
antara
pekerja/
buruh
serikat
pekerja/
atau
adalah
serikat buruh dengan pengusaha
untuk
menyelesaikan
perselisihan
hubungan
industrial.
Perundingan
bipartit
harus
selesai dalam waktu 30 hari
sejak
apabila
perundingan
perundingan
dimulai,
tidak
selesai dalam waktu 30 hari
maka
perundingan
dianggap gagal.
tersebut
Dalam
suatu
perundingan
untuk
mendapat
penetapan
lingkup
Alternative
bipartit, harus dibuat risalah
eksekusi.
yang memuat ringkasan umum
Dalam
perundingan. Risalah ini harus
Dispute
ditandatangi oleh kedua belah
perundingan
pihak. Bila dalam perundingan
dikategorikan sebagai negosiasi.
bipartit
Negosiasi
kedua
belah
mencapai
pihak
Resolution
(ADR),
bipartit
artinya
upaya
kesepakatan
penyelesaian sengketa oleh para
dibuatlah
pihak dengan tanpa melibatkan
(mufakat),
maka
perjanjian
bersama
yang
pihak
lain
dengan
tujuan
ditandatangani oleh kedua belah
mencari kesepakatan bersama
pihak.
atas dasar kerja sama yang
Perjanjian bersama ini menjadi
harmonis dan kreatif.
hukum yang mengikat yang
Negosiasi adalah saran bagi para
harus dilaksanakan oleh para
pihak yang bersengketa untuk
pihak. Perjanjian bersama ini
mendiskusikan penyelesaiannya
harus didaftarkan ke Pengadilan
tanpa keterlibatan pihak ketiga
Hubungan Industrial (PHI) pada
sebagai penengah.
Pengadilan
Negeri
perundingan
Apabila
tempat
dilaksanakan.
Perjanjian
b. Mediasi Hubungan Industrial
Penyelesaian melalui mediasi
Bersama
dilakukan
melalui
seorang
tersebut tidak dilaksanakan oleh
penengah
yang
disebut
salah satu pihak, maka pihak
mediator.
yang
Undang-Undang
dirugikan
mengajukan
eksekusi
Hubungan
dapat
permohonan
kepada
Pengadilan
Industrial
pada
Perselisihan
Mediasi Hubungan Industrial,
yang
Perjanjian
mediasi,
didaftar
Hubungan
Industrial menyebutkan bahwa
Pengadilan Negeri di wilayah
Bersama
Penyelesaian
selanjutnya
adalah
disebut
penyelesaian
perselisihan hak, perselisihan
pekerja/serikat buruh dalam satu
kepentingan,
perusahaan.
perselisihan
pemutusan hubungan kerja, dan
Dalam
perselisihan
serikat
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
hanya
setelah menerima pelimpahan
antar
pekerja/serikat
buruh
waktu
selambat-
dalam satu perusahaan melalui
penyelesaian
musyawarah yang ditengahi oleh
mediator
seorang atau lebih mediator
mengadakan penelitian tentang
yang netral.
duduknya perkara dan segera
Mediator
haruslah
pegawai
instansi
seorang
pemerintah
yang bertanggung jawab
di
perselisihan,
harus
mengadakan
sudah
sidang
mediasi,
dan tugas tersebut harus sudah
diselesaikan
dalam
waktu
bidang ketenagakerjaan yang
selambat-lambatnya
memenuhi syarat-syarat sebagai
puluh) hari kerja terhitung sejak
mediator.
menerima
Mediator berada di setiap kantor
penyelesaian perselisihan
instansi
jawab
yang
di
bertanggung
bidang
ketenaga
kerjaan Kabupaten/ Kota.
Mediator
ditetapkan
30
(tiga
pelimpahan
c. Konsiliasi Hubungan Industrial
Penyelesaian melalui konsiliasi
dilakukan melalui seorang atau
oleh
beberapa
orang
atau
badan
menteri dan memiliki kewajiban
sebagai penengah yang disebut
memberikan
konsiliator,
kepada
para
anjuran
pihak
tertulis
yang
dengan
mempertemukan atau memberi
berselisih untuk menyelesaikan
fasilitas
kepada
perselisihan hak, perselisihan
yang
berselisih
kepentingan,
menyelesaikan
perselisihan
pemutusan hubungan kerja, dan
secara damai.
perselisihan
Dalam
antar
serikat
Penyelesaian
pihak-pihak
untuk
perelisihannya
Undang-Undang
Perselisihan
Hubungan Industrial, Konsiliasi
pada
Hubungan
bertanggung jawab di bidang
Industrial
kantor
instansi
ketenagakerjaan
yang
didefinisikan
sebagai
Kabupaten/
penyelesaian
perselisihan
Kota dan yang wilayah kerjanya
kepentingan,
perselisihan
meliputi tempat pekerja/buruh
pemutusan hubungan kerja atau
bekerja.
perselisihan
serikat
Dalam
hanya
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
dalam satu perusahaan melalui
setelah menerima permintaan
musyawarah yang ditengahi oleh
penyelesaian perselisihan secara
seorang atau lebih konsiliator
tertulis, konsiliator harus sudah
yang netral.
mengadakan penelitian tentang
Konsiliator adalah seorang atau
duduk perkara dan selambat
lebih yang memenuhi syarat-
lambatnya
syarat
konsiliator
kedelapan
Menteri.
dilakukan
sidang
konsiliasi
Konsiliator bertugas melakukan
pertama
dan
kemudian
konsiliasi
konsiliator
antar
pekerja/serikat
buruh
sebagai
ditetapkan
oleh
waktu
pada
selambat-
hari
harus
kerja
sudah
dan
wajib
anjuran
tertulis
menyelesaikan tugasnya dalam
yang
waktu selambat-lambatnya 30
berselisih untuk menyelesaikan
(tiga puluh) hari kerja terhitung
perselisihan
kepentingan,
sejak
perselisihan
pemutusan
memberikan
kepada
para
pihak
hubungan kerja atau perselisihan
antar
serikat
pekerja/serikat
sudah
menerima
harus
permintaan
penyelesaian perselisihan
d. Arbitrase Hubungan Industrial
Arbitrase
merupakan
buruh dalam satu perusahaan.
penyelesaian sengketa di luar
Penyelesaian
pengadilan
melalui
konsiliasi
perselisihan
berdasarkan
dilakukan
kesepakatan para pihak yang
oleh konsiliator yang terdaftar
dilakukan oleh pihak ketiga
yang disebut arbiter dan para
yang
pihak menyatakan akan mentaati
penyelesaiannya
putusan
arbitrase
yang
diambil
oleh
arbiter.
di
serahkan
melalui
yang
putusannya
mengikat para pihak dan bersifat
Dalam
Undang-Undang
Penyelesaian
Perselisihan
final.
Penyelesaian
perselisihan
Hubungan Industrial, Arbitrase
hubungan
Hubungan
arbitrase meliputi perselisihan
Industrial
adalah
industrial
penyelesaian suatu perselisihan
kepentingan
kepentingan, dan perselisihan
antar
antar
buruh
buruh
serikat
hanya
pekerja/serikat
dalam
satu
dan
serikat
melalui
perselisihan
pekerja/serikat
hanya
dalam
perusahaan.
satu
Penyelesaian
perusahaan, di luar Pengadilan
perselisihan hubungan industrial
Hubungan
melalui
melalui arbiter dilakukan atas
kesepakatan tertulis dari para
dasar kesepakatan para pihak
pihak yang berselisih untuk
yang berselisih.
menyerahkan
Kesepakatan para pihak yang
Industrial
penyelesaian
perselisihan kepada arbiter yang
berselisih
putusannya mengikat para pihak
tertulis dalam surat perjanjian
dan bersifat final.
arbitrase.
Arbiter adalah seorang atau
kesepakatan,
lebih yang dipilih oleh para
sidang
pihak yang berselisih dari daftar
menghasilkan putusan arbitrase.
arbiter yang ditetapkan oleh
Terhadap putusan arbitrase, ada
Menteri
jangka waktu 30 hari bagi para
untuk
memberikan
dinyatakan
Bila
tak
secara
terjadi
maka
diambil
arbitrase
untuk
putusan mengenai perselisihan
pihak
kepentingan, dan perselisihan
permohonan
pembatalan
antar
pekerja/serikat
putusan
Mahkamah
buruh dalam satu perusahaan
Agung.
serikat
untuk
kepada
mengajukan
e. Pengadilan Hubungan Industrial
Pengadilan Hubungan Industrial
pekerja/serikat buruh dalam
satu perusahaan.
adalah pengadilan khusus yang
Hukum acara yang berlaku pada
dibentuk
Pengadilan Hubungan Industrial
di
pengadilan
lingkungan
negeri
berwenang
yang
adalah Hukum Acara Perdata
memeriksa,
yang berlaku pada Pengadilan
mengadili dan memberi putusan
dalam
terhadap perselisihan hubungan
Umum,
industrial. Kewenangan mutlak
secara khusus dalam Undang-
atau kompetensi absolut dari
Undang ini.
Pengadilan Hubungan Industrial
Dalam
disebutkan
Pengadilan Hubungan Industrial,
dalam
Undang-Undang
56
Penyelesaian
Perselisihan
Industrial,
Pasal
yakni
lingkungan
kecuali
yang
proses
pihak-pihak
Peradilan
diatur
beracara
yang
di
berperkara
Hubungan
tidak dikenakan biaya, termasuk
Pengadilan
biaya
eksekusi
yang
Hubungan Industrial bertugas
gugatannya
dan berwenang memeriksa dan
150.000.000,00
memutus:
puluh juta rupiah).
1) Di tingkat pertama mengenai
Sedangkan susunan hakim PHI
perselisihan hak
2) Di
tingkat
bawah
Rp
(seratus
lima
dalam lingkungan Pengadilan
pertama
terakhir
di
nilai
dan
Negeri Kelas IA Padang adalah
mengenai
2 hakim ad hoc yang namanya
perselisihan kepentingan
diusulkan oleh serikat pekerja
3) Di tingkat pertama mengenai
dan organisasi pengusaha, serta
perselisihan
pemutusan
hubungan kerja
4) Di
tingkat
terakhir
perselisihan
1 hakim karier.
Penyelesaian perkara di PHI
pertama
dan
dalam lingkungan Pengadilan
mengenai
Negeri Kelas IA Padang dibatasi
antar
serikat
masanya oleh Undang-Undang
Penyelesaian
Perselisihan
Hubungan
Industrial.
Berdasarkan
Undang-Undang
Penyelesaian
Perselisihan
“mediator“. Untuk memberikan
gambaran
berikut
yang
diuraikan
lebih
jelas,
pengertian
mediasi menurut pandangan para
Hubungan Industrial Pasal 103,
sarjana dan secara konstitusi.
dinyatakan bahwa hakim harus
Dalam pengertian secara yuridis
memberikan
berdasarkan
putusan
paling
Undang-Undang
lama 50 hari sejak hari pertama
Nomor 30 Tahun 1999 tentang
sidang.
Arbitrase
3. Proses
Mediasi
Penyelesaian
Dalam
Perselisihan
dan
Alternatif
Penyelesaian
Sengketa
(selanjutnya disingkat Undang-
Hubungan Industrial
Undang No. 30 Tahun 1999)
a. Pengertian Mediasi
tidak
ditemukan
pengertian
Kata mediasi berasal dari bahasa
mediasi dengan jelas, namun
Inggris “mediation” yang artinya
secara
penyelesaian
yang
mediasi ini tertuang dalam Pasal
melibatkan pihak ketiga sebagai
6 ayat (3) yang menyebutkan
penengah
penyelesaian
bahwa atas kesepakatan tertulis
sengketa secara menengahi dan
para pihak, sengketa atau beda
yang menengahinya di sebut
pendapat diselesaikan melalui
mediator
atau
yang
bantuan seseorang atau lebih
menjadi
penengah.
Dalam
penasehat ahli maupun melalui
istilah
seorang atau lebih mediator.
terminologi
sengketa
atau
orang
hukum,
implicit
pengertian
“mediation” berarti pihak ketiga
Berdasarkan Pasal 1 butir 6
yang
perkara
Peraturan
mencari
Nomor 2 Tahun 2003 tentang
sedangkan
Prosedur Mediasi di Pengadilan
pihak yang menjadi penengah
(selanjutnya disingkat PERMA
disebut
No. 2 Tahun 2003) menyebutkan
ikut
campur
cenderung
penyelesaiannya,
dengan
istilah
Mahkamah
Agung
mediasi
adalah
sengketa
penyelesaian
melalui
proses
perundingan para pihak dengan
di
bantu
oleh
mediator.
Selanjutnya
yang
dimaksud
1. Mediasi adalah sebuah proses
penyelesaian
berdasarkan perundingan
2. Mediator terlibat dan diterima
oleh
para
dengan mediator berdasarkan
bersengketa
Pasal 1 butir 5 PERMA No. 2
perundingan
Tahun 2003 adalah pihak yang
bersifat
netral
memihak,
dan
yang
tidak
berfungsi
membantu para pihak dalam
sengketa
pihak
yang
di
dalam
3. Mediator bertugas membantu
para pihak yang bersengketa
untuk mencari penyelesaian
4. Mediator tidak mempunyai
mencari berbagai kemungkinan
kewenangan
penyelesaian sengketa. Melihat
keputusan
kedua
perundingan berlangsung
ketentuan
dikatakan
ini,
bahwa
dapat
membuat
selama
mediasi
5. Tujuan mediasi adalah untuk
merupakan bentuk penyelesaian
mencapai atau menghasilkan
sengketa
kesepakatan
para
pihak
yang
yang
dapat
dibantu oleh mediator sebagai
diterima
pihak penengah.
bersengketa guna mengakhiri
Dari
beberapa
pihak-pihak
yang
pengertian
sengketa.
mediasi yang diberikan para
Selanjutnya
pakar serta Undang-Undang No.
disimpulkan
bahwa
mediasi
30 Tahun 1999 dan PERMA No.
merupakan
suatu
proses
2 Tahun 2003 tersebut diatas,
informal yang ditujukan untuk
maka
memungkinkan para pihak yang
terminologi
mediasi
dapat
mengadung unsur-unsur sebagai
bersengketa
berikut :
perbedaan-perbedaan
pula
mendiskusikan
mereka
secara pribadi dengan bantuan
pihak
ketiga
yang
netral
(mediator). Pihak yang netral
membantu
tersebut tugas utamanya adalah
bernegosiasi secara lebih baik
menolong para pihak
terhadap
untuk
memberikan pandangan kepada
pihak lain sehubungan dengan
masalah-masalah
para
pihak
penyelesaian
suatu
sengketa.
b. Asas-asas Hukum Mediasi
yang
Asas yang dalam bahasa Inggris
disengketakan, dan selanjutnya
disebut “Principle“ yang dapat
membantu mereka melakukan
berarti sebagai : 1) sumber atau
penilaian
asal sesuatu, 2) penyebab yang
objektif
dari
keseluruhan situasi.
jauh
Keputusan yang di ambil dalam
kewenangan
penyelesaian sengketa melalui
asli, 4) aturan atau dasar bagi
mediasi
didasarkan
tindakan seseorang, dan 5) suatu
kehendak
para
bersengketa,
kehendak
atas
pihak
yang
dari
pernyataan
sesuatu,
atau
3)
kecakapan
(hukum,
aturan,
jadi
bukan
kebenaran) yang dipergunakan
pihak
ketiga
sebagai
dasar-dasar
(mediator). Mediator tersebut
menjelaskan
tetap bersifat netral dan selalu
Dengan demikian, asas adalah
membina hubungan baik dengan
sesuatu yang dapat dijadikan
kedua belah pihak, berbicara
sebagai
dengan
bahasa
mendengarkan
alas,
suatu
untuk
sebagai
dasar,
para
pihak,
sebagai tumpuan, sebagai tempat
secara
aktif,
untuk menyandarkan atau untuk
saran-saran,
mengendalikan sesuatu hal yang
memberikan
menekankan pada keuntungan
hendak dijelaskan.
potensial serta meminimalisir
Didasarkan
perbedaan-perberdaan
perUndang-Undangan
dengan
menitikberatkan
persamaan.
peristiwa.
Oleh
sebab
pada
peraturan
yang
pada
berlaku, maka secara garis besar
itu,
kita dapat menggali beberapa
tujuan mediasi adalah untuk
asas
hukum
sebagai
dasar
penyelesaian sengketa melalui
pendidikan mediasi melalui
mediasi:
lembaga
1) Asas
Perwakilan.
Adalah
asas yang sangat mendasar
dalam penyelesaian sengketa
melalui
mediasi,
karena
yang
diakreditasi oleh Mahkamah
Agung.
2) Asas Musyawarah. Adalah
tindakan bersama antara para
dalam penyelesaian sengketa
pihak
yang
melalui
untuk
mengambil
mediasi
telah
bersengketa
suatu
pembicaraan secara langsung
pendapat bersama yang bulat
antara
atas
para
pihak
bersengketa
dihindarkan,
baik
proses
yang
permasalahan
yang
selalu
dihadapi para pihak. Dalam
dalam
penyelesaian
tawar-menawar
melalui
sengketa
mediasi
asas
maupun musyawarah untuk
munyawarah merupakan hal
menentukan keputusan yang
yang mendasar dalam setiap
diambil, semua pembicaraan
pengambilan
dilakukan melalui perantara
Masing-masing para pihak
mediator yang telah dipilih
yang bersengketa diberikan
dan disepakati oleh para
hak
pihak
yang
untuk menyampaikan apa
Para
mediator
bersengketa.
ini
dapat
yang
yang
ia
keputusan.
seluas-luasnya
rasakan
dan
berasal dari daftar mediator
mengharapkan apa yang ia
yang
oleh
inginkan kepada pihak lain
mediator
melalui perantara mediator.
dimiliki
pengadilan
diluar
atau
daftar
pengadilan.
Pada
pihak
dalam
Sedangkan seseorang yang
menyelesaikan sengketa ini
dianggap mampu menjadi
tidak
mediator
apabila
telah
intimidasi, paksaan maupun
mengikuti
pelatihan
atau
tekanan dari pihak manapun,
mengenal
adanya
dan yang paling penting
masing-masing pihak harus
adalah
para
saling bersikap menerima
pihak saling menerima dan
dan memberi dengan ikhlas
bersedia
hati untuk sampai kepada
diharapkan
mengalah
untuk
mencapai suatu kesepakatan
persamaan
bersama.
bersama. Azas ini sangat
3) Asas
mufakat.
Asas
mengajarkan
perbedaan
kehendak
ini
berperan dan tampak jelas
bahwa
dalam penyelesaian sengketa
kepentingan
melalui
mediasi,
pribadi diantara para pihak
setiap
keputusan
yang bersengketa haruslah
diambil
diselesaikan
mediasi
dengan
cara
dimana
yang
dalam
proses
merupakan
hasil
perundingan, antara seorang
dari proses tawar menawar
dengan
yang
yang kesemuanya dilakukan
Perundingan
melalui kesepakatan dalam
orang
bersengketa.
ditujukkan
pihak
lain
kepada
yang
pihak-
bersengketa
perundingan
artinya
para
pihak yang bersengketa tidak
akibat terjadinya perbedaan
ada
antara kehendak atau prinsip
mempertahankan
dan pendirian dari masing-
secara absolut, hal ini tidak
masing
lain
pihak.
Dengan
yang
untuk
tetap
haknya
mencapai
melakukan tawar menawar
kesepakatan bersama antara
keinginan diharapkan sampai
para
pihak
dalam
pada
mengemukakan
pendapat
persamaan
dan
kesepakatan mengenai apa
dan
yang
Kesepakatan
dikehendaki
masing-masing
oleh
pihak.
keinginannya.
mengambil keputusan harus
Dalam mewujudkan proses
dilakukan
tawar-menawar
tanpa
tersebut
untuk
ada
dengan
paksaan
bebas
dan
tekanan
dalam
bentuk
penyelesaian sengketa yang
apapun dan dari siapapun,
dapat
sehingga
kualitas dan status pihak-
kesepakatan
bersama
yang
dicapai
menyelamatkan
pihak
yang
mulalui mediasi merupakan
dengan
kesepakatan
Penyelesaian
yang
benar-
besangkutan
sebaik-baiknya.
sengketa
benar bersumber dari hati
melalui
nurani
dari
menyelamatkan harkat dan
masing-masing pihak yang
martabat para pihak yang
bersengketa.
bersengketa
yang
dalam
Untuk
itu,
mediasi
akan
dengan
lebih
peran mediator harus betul-
baik, hal ini dikarenakan
betul netral, hanya berusaha
tidak ada para pihak yang
semaksimal
mungkin
dikalahkan dan dimenangkan
membantu,
membimbing,
oleh
keputusan
mediasi.
dan mengarahkan para pihak
Keputusan mediasi semata-
yang
mata
bersengketa
mencapai
untuk
consensus
bersama.
kesepakatan
yang
4) Asas kepatutan, merupakan
merupakan
hasil
para
pihak,
merupakan
solusi
terbaik
untuk
asas yang mengarah kepada
menghindarkan para pihak
usaha
dari rasa malu di tengah-
untuk
mengurangi
jatuhnya perasaan seseorang
karena
rasa
ditimbulkan
malu
yang
oleh
hasil
penyelesaian
sengketa
tengah masyarakat.
5) Asas
menjaga
Tertutup.
kehormatan
bersengketa
asas
proses
ini
memusatkan
perhatiannya
kepada
menemukan
cara
dan
kedudukan para pihak yang
tersebut. Oleh karena itu,
kepatutan
Untuk
tertutup
maka
dalam
penyelesainnya
untuk
umum,
terkecuali
para
pihak
menghendaki lain
penyelesaian yang terbaik
bagi para pihak. Selain itu,
6) Asas Terbuka Untuk Umum,
mediator dengan persetujuan
artinya anggota masyarakat
para
dapat hadir atau mengamati,
mengundang seorang atau
atau
lebih
masyarakat
dapat
pihak
ahli
dapat
dalam
bidang
mengakses informasi yang
tertentu untuk memberikan
muncul
penjelasan
dalam
proses
atau
mediasi. Namun asas terbuka
pertimbangan
untuk umum ini hanya untuk
membantu para pihak dalam
menyelesaikan
sengketa
penyelesaian
public,
sengketa
Namun
seperti
yang
dapat
perbedaan.
harus
diingat
lingkungan hidup, hak asasi
kebebasan mediator disini
manusia,
hanya
perlindungan
berdasarkan
konsumen, pertanahan dan
kesepakatan para pihak yang
perburuhan.
bersengketa,
7) Asas Mediator Aktif setelah
mediator
ditunjuk
mediator
artinya
hanya
memberi
maka
semangat serta saran kepada
langkah awal yang wajib
para pihak, dengan demikian
dilakukan mediator adalah
mediator
menentukan
memaksakan
jadwal
pertemuan
untuk
dalam
tidak
dapat
kehendaknya
menyelesaikan
penyelesaian proses mediasi.
sengketa tersebut, apalagi
Kemudian mediator wajib
berpihak kesalah satu pihak.
mendorong para pihak untuk
menelusuri
Para
Pihak
bebas
menggali
memilih dimana para pihak
kepentingan mereka yang
yang bersengketa memiliki
bersengketa
kebebasan untuk memilih
berbagai
dan
8) Asas
dan
mencari
pilihan
mediator
dari
daftar
mediator yang dimiliki oleh
sebagaimana
pengadilan
sebuah
mediator
atau
di
memilih
luar
daftar
pengadilan.
9) Asas
layaknya
Undang-Undang.
Kemudian
para
pihak
menghadap kepada hakim
Ketelitian,
dimana
untuk
memberitahukan
kesepakatan yang terjadi di
bahwa
antara
kesepakatan
dan
dapat
mengukuhkan
para
pihak
bersengketa
secara
yang
dituangkan
tertulis,
sebelum
namun
kesepakatan
telah
dicapainya
hakim
kesepakatan sebagai suatu
akta
perdamaian
sebagai
kepastian
hukum
tersebut ditandatangani oleh
bentuk
para pihak, mediator wajib
bagi para pihak.
memeriksa
materi
Perselisihan Hubungan Industrial
kesepakatan
untuk
adalah perbedaan pendapat yang
menghindari
adanya
kesepakatan
yang
antara pengusaha atau gabungan
bertentangan dengan hukum.
pengusaha dengan pekerja/buruh
10) Asas kepastian hukum. Asas
atau serikat buruh karena adanya
mengakibatkan
ini memberikan kepastian
perselisihan
kepada para pihak
perselisihan
yang
pertentangan
mengenai
hak,
kepentingan,
bersengketa, dimana setelah
perselisihan hubungan kerja, dan
terjadi
perselisihan
kesepakatan
maka
antar
serikat
para pihak wajib membuat
pekerja/serikat buruh dalam satu
klausul pencabutan perkara
perusahaan. (Pasal 1 Undang-
atau
Undang No. 2 Tahun 2004).
pernyataan
perkara
telah selesai. Untuk itu, para
Dengan
pihak harus menghormati
Undang
substansi kesepakatan yang
mengenal 4 jenis perselisihan
telah
yaitu;
mereka
buat,
demikian
No.
2
Undang-
tahun
2004
a. Perselisihan hak;
Timbul
Mekanisme yang harus ditempuh
karena
tidak
dalam setiap perselisihan adalah
dipenuhinya hak; di mana hal
sebagai berikut;
ini timbul karena perbedaan
 Bipartit
pelaksanaan atau perbedaan
 Mediasi atau Konsiliasi dan atau
penafsiran terhadap ketentuan
Arbitrase
Undang-Undang, PK, PP atau
 Pengadilan Hubungan Industrial.
PKB.
Semua jenis perselisihan ini harus
b. Perselisihan kepentingan
diselesaikan
terlebih
dahulu
secara
Timbul karena tidak adanya
melalui
musyawarah
kesesuaian pendapat mengenai
Bipartit,
apabila
pembuatan
mencapai
dan
atau
perundingan
persetujuan
atau
perubahan syarat-syarat kerja
kesepakatan, maka Persetujuan
dalam PK, PP atau PKB.
Bersama (PB) tersebut di catatkan
c. Perselisihan PHK
di
Pengadilan
Hubungan
Timbul apabila tidak adanya
Industrial (PHI), namun apabila
kesesuaian pendapat mengenai
perundingan ticlak mencapai kata
pengakhiran hubungan kerja
sepakat, maka salah satu pihak
yang dilakukan salah satu
mencatatkan perselisihannya ke
pihak;
instansi yang bertanggung jawab
d. Perselisihan
antara
Serikat
di bidang ketenagakerjaan pada
Pekerja/Serikat Buruh dalam
Kabupaten/Kota.
satu perusahaan.
Salah
Karena
tidak
adanya
satu
persyaratan
yang
mutlak dalam pencatatan tersebut
kesesuaian paham mengenai
adalah
bukti
atau
risalah
keanggotaan, pelaksanaan hak
perundingan Bipartit (Pasal 3),
dan kewajiban keserikatan.
apabila bukti perundingan tidak
ada, maka pencatatannya ditolak
selanjutnya diberi waktu 30 hari
untuk
melakukan
Bipartit,
jika
perundingan
Pada Mahkamah Agung telah
perundingan
diangkat
Majelis
kesepakatan
Hubungan
Industrial,
menghasilkan
(damai)
maka
akan
Hakim
yang
dibuat
diangkat oleh Presiden atas usul
Perjanjian Bersama (PB) yang
Ketua Mahkamah Agung. Ketua
akan dicatatkan ke PHI, jika tidak
Majelis adalah Hakim Agung dan
ada
dengan
dua anggota Majelis terdiri dari
bukti/risalah perundingan yang
Hakim Ad-Hoc masing-masing
lengkap, maka kepada para pihak
dari unsur pengusaha dan unsur
ditawarkan tenaga penyelesaian
pekerja,
perselisihan
melalui
menangani perselisihan hak dan
Konsiliator atau Arbitrase, jika
perselisihan pemutusan hubungan
para pihak tidak memilih atau
kerja.
kesepakatan
apakah
yang
berwenang
justru memilik mediasi maka
perselisihan
tersebut
akan
diselesaikan
dalam
forum
Pengadilan Hubungan Industrial
berwenang menangani ke 4 jenis
perselisihan,
dengan
ketentuan
bahwa pada tingkat pertama dan
terakhir
untuk
kepentingan
perselisihan
dan
Serikat
perselisihan
Pekerja/Serikat
Buruh dalam satu perusahaan.
Sedangkan tingkat pertama untuk
jenis
1. Proses
mediasi
dalam
penyelesaian perselisihan antara
mediasi.
antar
HASIL DAN PEMBAHASAN
perselisihan
perselisihan PHK.
hak,
dan
pekerja dengan pengusaha Dinas
Sosial Tenaga Kerja kota padang
Proses mediasi dalam penyelesaian
perselisihan antara pekerja dengan
pengusaha Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Padang adalah sebagai
berikut:
1. Mediator Hubungan Industrial
melaksanakan
tugas
mediasi
setelah menerima pelimpahan
kasus perselisihan hubungan
industrial dari Kepala Dinas
Sosial
dan
melalui
Tenaga
Kerja,
Kepala
Bidang
4. Setelah
meminta
keterangan
kepada para pihak dan Mediator
Hubungan Industrial dan Kasi
Hubungan
Perselisihan
mengetahui dan mengerti atas
Hubungan
Industrial
kasus
2. Setelah menerima pelimpahan,
Industrial
yang
telah
ditanganinya
selanjutnya Mediator Hubungan
Mediator Hubungan Industrial
Industrial
kemudian melakukan analisa
penjelasan kepada para pihak
terhadap
tentang hak adan kewajiban
kasus
yang
dilimpahkan kepadanya, guna
mencari
dan
memastikan
memberikan
mereka.
5. Jika Pada Saat Pemanggilan dan
apakah termasuk perselisihan
mediator
hubungan industrial atau bukan
penjelasan kepada para pihak
perselisihan
mengenai hak dan kewajiban
hubungan
Industrial.
3. Berdasarkan
telah
memberikan
masing-masing kemudian para
hasil
analisa
pihak setuju dan sepakat untuk
mediator Hubungan Industrial
berdamai,
jika kasus tersebut merupakan
membuat Persetujuan Bersama.
perselisihan
Industrial,
hubungan
maka
mediator
maka
mediator
6. Jika pada saat pemanggilan dan
mediator
telah
memberikan
hubungan industrial melakukan
penjelasan kepada para pihak
panggilan terhadap para pihak
dan atau para pihak tidak setuju
yang
dan
baru
berselisih
untuk
tidak
sepakat
datang ke Dinas Sosial dan
berdamai,
Tenaga Kerja guna memberikan
Hubungan Industrial membuat
keterangan berkaitan dengan
anjuran tertulis sebagai upaya
kasus
penyelesaian kasus hubungan
tersebut.
hubungan
industrial
maka
untuk
mediator
industrial yang ditanganinya,
dan didalam anjuran tertulis
tersebut dijelaskan hak dan
menerima
kewajiban
penyelesaian
masing-masing
pihak.
pelimpahan
mediator
7. Dengan
telah
perselisihan,
harus
sudah
dikeluarkan
mengadakan penelitian tentang
anjuran tertulis oleh Mediator
duduknya perkara dan segera
Hubungan
mengadakan sidang mediasi”.
Industrial
maka
tugas mediator telah selesai
sesuai
dengan
peraturan
ketentuan
perUndang-
Undangan.
Proses
mediasi
dalam
3. Pasal 13 ayat (1) berbunyi
”Dalam
hal
tercapai
kesepakatan
penyelesaian
perselisihan
hubungan
industrial
melalui
mediasi,
penyeleseaian perselisihan antara
maka
pekerja dengan pengusaha Dinas
Bersama yang ditandatangani
Sosial dan Tenaga Kerja kota
oleh para pihak dan disaksikan
Padang
oleh mediator serta didaftar di
telah
sesuai
Undang-Undang
dengan
Republik
Indonesia Nomor 2 tahun 2004
Penyelesaian perselisihan hubungan
dibuat
Perjanjian
Pengadilan
Hubungan
Industrial“.
4. Pasal 13 ayat (2) berbunyi ”pada
industrial yaitu :
Pengadilan Negeri di wilayah
1. Pasal 8 berbunyi “Penyelesaian
hukum
perselisihan
melalui
mediasi
pihak-pihak
mengadakan
Perjanjian
dilakukan oleh mediator yang
Bersama untuk mendapatkan
berada disetiap kantor instansi
akta bukti pendaftaran. Dalam
yang bertanggung jawab di
hal tidak tercapai kesepakatan
bidang
penyelesaian
ketenagakerjaan
Kabupaten/Kota.”
2. Pasal
10
berbunyi
hubungan
“Dalam
waktu selambat-lambatnya 7
(tujuh)
hari
kerja
setelah
perselisihan
industrial
melalui
mediasi, maka:
a. Mediator
mengeluarkan
anjuran tertulis;
b. Anjuran
tertulis
harus
sudah
sebagaimana dimaksud pada
membantu
huruf
membuat
a
selambat
dalam
waktu
lambatnya
10
selesai
para
pihak
Perjanjian
Bersama untuk kemudian
(sepuluh) hari kerja sejak
didaftar
sidang
Hubungan Industrial pada
mediasi
pertama
di
Pengadilan
harus sudah disampaikan
Pengadilan
kepada para pihak;
wilayah hukum pihak-pihak
c. Para pihak harus sudah
Negeri
mengadakan
memberikan jawaban secara
Bersama
tertulis
mediator
mendapatkan
yang isinya menyetujui atau
pendaftaran”.
kepada
menolak
dalam
anjuran
waktu
tertulis
selambat
Perjanjian
untuk
akta
“Pendaftaran
Perjanjian
Bersama
di
kerja
Hubungan
Industrial
menerima
anjuran tertulis;
d. Pihak
Pengadilan
tidak
dimaksud dalam ayat (1) dan
pendapatnya
ayat (2) huruf e dilakukan
sebagaimana dimaksud pada
sebagai berikut :
huruf c dianggap menolak
a. Perjanjian
anjuran tertulis;
e. Dalam
hal
pada
Pengadilan Negeri sebagaimana
yang
memberikan
bukti
5. Pasal 13 ayat (3) berbunyi
lambatnya 10 (sepuluh) hari
setelah
di
para
Bersama
yang
telah didaftar diberikan akta
pihak
bukti
pendaftaran
dan
menyetujui anjuran tertulis
merupakan bagian yang tidak
sebagaimana dimaksud pada
terpisahkan dari Perjanjian
huruf a, maka dalam waktu
Bersama;
selambat-lambatnya 3 (tiga)
b. Apabila Perjanjian Bersama
hari kerja sejak anjuran
sebagaimana dimaksud dalam
tertulis disetujui, mediator
ayat (1) dan ayat (2) huruf e
tidak dilaksanakan oleh salah
Perselisihan
satu pihak, maka pihak yang
Dengan Pengusaha Dinas Sosial
dirugikan dapat mengajukan
dan Tenaga Kerja Kota Padang.
permohonan eksekusi kepada
Bahwa karena tingkat keberhasilan
Pengadilan
Hubungan
mediasi di Dinas Sosial dan Tenaga
Industrial pada Pengadilan
Kerja Kota Padang hanya sebesar
Negeri di wilayah Perjanjian
50% maka di perlukan pembenahan
Bersama
supaya
didaftar
mendapat
untuk
penetapan
eksekusi;
lebih
Soerjono
Antara
Pekerja
berhasil.
Soekanto
Menurut
faktor-faktor
penegakan hukum meliputi:
c. Dalam hal pemohon eksekusi
a. Faktor hukumnya sendiri
berdomisili di luar wilayah
Semakin baik suatu peraturan
hukum Pengadilan Hubungan
hukum (Undang-Undang) akan
Industrial pada Pengadilan
semakin
Negeri tempat pendaftaran
penegakan hukum. Secara umum
Perjanjian
Bersama,
maka
peraturan
pemohon
eksekusi
dapat
adalah peraturan hukum yang
mengajukan
permohonan
memenuhi
memungkinkan
hukum
yang
tiga
baik
konsep
eksekusi melalui Pengadilan
keberlakuan, yaitu berlaku secara
Hubungan
yuridis, sosiologis, dan filosofis.
Industrial
pada
Pengadilan Negeri di wilayah
b. Faktor penegak hukum
domisili pemohon eksekusi
Peranan
untuk
sangatlah
diteruskan
Pengadilan
ke
penegak
hukum
penting,
karena
Hubungan
penegak hukum lebih banyak
Industrial pada Pengadilan
tertuju pada diskresi, yaitu dalam
Negeri
hal mengambil keputusan yang
yang
berkompeten
melaksanakan eksekusi.
2. Pelaksanaan
Mediasi
Dalam
Aturan-Aturan
Penyelesaian
tidak sangat terikat pada hukum
saja tetapi penilaian pribadi juga
memegang
peranan.
Penegak
hukum
terdiri
dari
badan
peraturan hukum berlaku atau
legislatif dan pemerintah (pihak
diterapkan. Bagian terpenting dari
yang membuat hukum) serta
masyarakat
kepolisian,
kejaksaan,
penegakan
kehakiman, kepengacaraan, dan
kesadaran
masyarakat
Semakin tinggi tingkat kesadaran
(pihak
yang
menerapkan hukum).
adanya
menentukan
hukum
hukum
adalah
masyarakat.
hukum masyarakat, maka akan
c. Faktor sarana atau fasilitas
Tanpa
yang
sarana
semakin
atau
fasilitas tertentu, maka tidak
memungkinkan
penegakan hukum yang baik.
e. Faktor kebudayaan
mungkin penegakan hukum akan
Kebudayaan
berlangsung
lancar.
merupakan buah budidaya, cipta,
Sarana atau fasilitas tersebut
rasa, dan karsa manusia dimana
antara lain mencakup tenaga
suatu
manusia yang berpendidikan dan
berada. Dengan demikian suatu
terampil, organisasi yang baik,
kebudayaan
peralatan
mencakup
keuangan
dengan
yang
yang
memadai,
cukup
dan
hakekatnya
kelompok
merupakan
masyarakat
di
dalamnya
nilai-nilai
mana
konsepsi-konsepsi
seterusnya. Kalau hal-hal tidak
abstrak
terpenuhi,
mustahil
dianggap baik (sehingga dituruti)
penegakan hukum akan mencapai
dan apa yang dianggap buruk
tujuannya.
(sehingga dihindari)
maka
d. Faktor masyarakat
mengenai
apa
yang
3. Hambatan yang ditemui dalam
Penegakan hukum berasal dari
pelaksanaan
masyarakat dan bertujuan untuk
mediasi
mencapai kedamaian di dalam
perselisihan
masyarakat.
dengan pengusaha Dinas Sosial
Sebab
itu,
masyarakat dapat mempengaruhi
penegakan
hukum
dimana
aturan-aturan
dalam
penyelesaian
antara
pekerja
Tenaga Kerja Kota Padang
Berdasarkan
penjelasan
yang
3. Sering terjadi perdebatan dengan
disampaikan oleh ibu Yulita, SH
para
selaku Kepala Bidang Hubungan
sehingga menyita waktu ketika
Industrial, dan Bapak Baharuddin,
mediator
SH
memberikan penjelasan tentang
selaku
Hubungan
kasi
perselisihan
Industrial,
Ibu
Era
Azwar, Ssos selaku kasi Persyaratan
Kerja
dan
beberapa
Mediator
pihak
yang
berselisih
hubungan
industrial
fungsi dan peranannya
4. Salah satu kewajiban mediator
hubungan
industrial
adalah
Hubungan Industrial Yitu Drs.Jasri,
meminta keterangan pada waktu
Yusmalinda SKom, Berto Ivan,
yang tidak bersamaan kepada
S.Sos dan Zaini Hz, S.Sos dapat
para pihak mengenai penyebab
disimpulkan
perselisihan
Hambatan
yang
karena
proses
ditemui dalam pelaksanaan aturan
meminta keterangan pada waktu
mediasi
yang tidak bersamaan hal ini
dalam
penyelesaian
perselisihan antara pekerja dengan
menimbulkan
pengusaha Dinas Sosial dan Tenaga
dugaan negatif para pihak dan
Kerja kota Padang adalah sebagai
atau salah satu pihak terhadap
berikut:
mediator
1. Belum
tersedianya
kecurigaan
hubungan
dan
industrial.
ruangan
Kecurigaan ini timbul disebabkan
sidang mediasi secara khusus,
para pihak atau sala satu pihak
untuk pelaksanaan mediasi
tidak mengerti tentang proses
2. Masih banyak pengusaha dan
pekerja
belum
mengerti
dan
paham
tentang
fungsi
dan
peranan
Industrial
penyelesaian
perselisihan
hubungan industrial.
Bahwa
salah
satu
hambatan
mediator
Hubungan
tercapainya mediasi adalah sering
untuk
diperlukan
terjadi
perdebatan
yang
dengan
berselisih
para
penjelasan terlebih dahulu kepada
pihak
sehingga
para pihak.
menyita waktu, sehingga tidak perlu
lagi adanya mediator. Hal ini karena
salah satu pihak
merasa lebih
berkuasa atau lebih benar sehingga
tidak adanya saling menghargai.
Kerja kota padang telah sesuai
dengan Undang-Undang
2) Penyelesaian perselisihan Hubungan
Bahwa tindakan mediator Dinas
Industrial
Sosial dan Tenaga Kerja kota
berhasil pada Tahun 2007 sebesar
Padang pada saat mediasi meminta
45,24%, Tahun 2008 sebesar 45,2%,
keterangan pada waktu yang tidak
Tahun 2009 sebesar 58,1%, Tahun
bersamaan
pihak
2010 sebesar 41,7%, Tahun 2011
untuk
sebesar 52,2%, Tahun 2012 sebesar
adalah
kepada
sudah
para
tetap
dengan
54,3%,
saat berunding. Hal ini dibenarkan
57,97%. Hal ini berarti bahwa
Undang-Undang yang dinamakan
tingkat keberhasilan mediasi di di
kaukus.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Pasal 1 ayat 4 PERMA No 1 tahun
Padang adalah sebesar 50% dan
2008
semenjak tahun 2011 mengalami
kaukus
adalah
pertemuan antara mediator dengan
salah satu pihak tanpa dihadiri oleh
pihak lainnya.
Untuk
mengatasi
2013
mediasi
menghindarkan emosi para pihak
berbunyi
Tahun
cara
sebesar
peningkatan.
3) Hambatan
yang
ditemui
dalam
pelaksanaan aturan-aturan mediasi
masalah
ini
dalam
penyelesaian
perselisihan
mediator Dinas Sosial Tenaga Kerja
antara pekerja dengan pengusaha
kota padang harus menjelaskan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
ketentuan Pasal ini kmepada para
padang
pihak dalam pelaksanaan mediasi.
Belum tersedianya ruangan sidang
adalah
mediasi
secara
sebagai
khusus,
berikut:
untuk
PENUTUP
pelaksanaan mediasi, masih banyak
Kesimpulan
pengusaha
1) Proses mediasi dalam penyelesaian
mengerti dan paham tentang fungsi
perselisihan antara pekerja dengan
dan peranan mediator Hubungan
pengusaha Dinas Sosial dan Tenaga
Industrial, Sering terjadi perdebatan
dan
pekerja
belum
dengan para pihak yang berselisih
sehingga
menyita
mediator
waktu
hubungan
memberikan
ketika
industrial
penjelasan
2) Untuk
kecurigaan
mediator
mengatasi
para
maka
masalah
piahak
pada
mediator
Dinas
tentang
Sosial Tenaga Kerja kota padang
fungsi dan peranannya, salah satu
harus menjelaskan ketentuan Pasal
kewajiban
mediator
hubungan
mengenai kaukus
industrial
adalah
meminta
keterangan pada waktu yang tidak
bersamaan
kepada
mengenai
penyebab
para
perselisihan
pada waktu yang tidak bersamaan
hal ini menimbulkan kecurigaan dan
dugaan negatif para pihak dan atau
salah satu pihak terhadap mediator
hubungan industrial. Kecurigaan ini
timbul disebabkan para pihak atau
sala satu pihak tidak mengerti
proses
penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
Saran
1) Bahwa karena tingkat keberhasilan
mediasi di di Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Padang hanya
sebesar 50% maka
di perlukan
pembenahan supaya lebih berhasil
baik
dari
prasarana
segi
sarana
para
pihak
dalam
pelaksanaan mediasi
pihak
karena proses meminta keterangan
tentang
kepada
dan tujannya
maupun
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Asikin, (Ed) Zainal. Wahab, Agusfiar.
Husni, Lalu.Asyhadie Zaeni. 1997.
Dasar-dasar Hukum Perburuhan,
PT. Raja Grafindo Persada Jakarta
Asyhadie Zaeni. 2007. Hukum Kerja
(Hukum Ketenagakerjaan Bidang
Hubungan Kerja), PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Husni, Lalu. 2004. Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial
Melalui Pengadilan & Luar
Pengadilan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Husni, Lalu. 2006. Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia. PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Ilo, 2006. Pedoman Kerja Mediator,
Konsiliator dan Arbiter Hubungan
Industrial. Jakarta
Jehani, Libertus. 2006. Hak-hak Pekerja
Bila Di PHK, Visimedia. Payaman
J, Jakarta
Judiantoro. Widodo, Hartono. 1992.
Segi
Hukum
Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan, Rajawali
Pers, Jakarta
Kansil, C.S.T. 1989. Pengantar Ilmu
Hukum dan Tata Hukum Indonesia:
Balai Pustaka, Jakarta
Kartasapoetra, G. Kartasapoetra, R.G.
Kartasapoetra A.G. 1994. Hukum
Perburuhan
di
Indonesia
Berlandaskan Pancasila, Sinar
Grafika, Jakarta
Kosidin, Koko.1999. Perjanjian Kerja,
Perjanjian
Perburuhan
dan
Peraturan Perusahaan, Mandar
Maju, Bandung
Law Firm, Farianto & Darmanto. 2009,
Himpunan Putusan Mahkamah
Agung Dalam Perkara PHI
Tentang Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) disertai Ulasan
Hukum Jilid I, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Margono, Suyud. 2004. ADR &
Arbitrase Pelembagaan & Aspek
Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta
Mertokusumo,
Sudikno.
2003.
Mengenal Hukum Suatu Pengantar.
Liberty, Yogyakarta
Prinst, Darwan. 2000.
Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia (Buku
Pegangan Bagi Pekerja Untuk
Mempertahankan Hak-haknya). PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung
Rahmadi, Takdir. 2011.
Penyelesaian Sengketa
Mediasi
Melalui
Pendekatan Mufakat, PT
Grafindo Persada, Jakarta
Raja
Simanjuntak.
2003.
Manajeman
Hubungan Industrial, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta
Soekanto, Soerjono. 2006. Pengantar
Penelitian Hukum, UI Press,
Jakarta
Soetopo, H. B. 2002. Pengantar
Penelitian Kualitatif (Teoritis dan
Praktis).
Pusat
Penelitian
Surakarta.
Suwarto. 2003. Hubungan Industrial
Dalam Praktek, Asosiasi Hubungan
Industrial Indonesia, Jakarta
Syahrani, Riduan. 1991. Rangkuman
Intisari Ilmu Hukum. Pustaka
Kartini, Jakarta
Tutik, Titik Triwulan. 2006. Pengantar
Ilmu Hukum, Prestasi Pustaka,
Jakarta
Download