BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tunarungu adalah sebutan bagi orang yang tidak mampu mendengar. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita pernah menemui tunarungu. Tapi taukah, sebenarnya tunarungu itu terbagi atas dua golongan. Golongan yang pertama yakni tunarungu yang sekaligus tunawicara, golongan yang pertama ini biasanya menimpa pada orang yang sejak dilahirkan atau sejak kecil mengalami gangguan pendengaran karena faktor genetik atau kecelakaan pada usia dini. Tunarungu yang diderita sejak kecil dapat mengakibatkan penderita menjadi tunawicara. Hal ini disebabkan, karena penderita tidak pernah mengenal bahasa. Tunarungu golongan yang kedua berbeda dengan golongan yang pertama. Golongan ini biasanya disebabkan oleh kecelakaan, yang mengakibatkan terganggunya kerja indra pendengaran (ketulian). Golongan ini biasanya tidak termasuk tunawicara, karena mereka sejak awal sudah mengenal bahasa. Meskipun demikian, tunarungu tetaplah berbeda dengan orang normal. Namun itu semua tidak membatasi mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan layaknya orang normal. Dalam hal pengelihatan dan perasa mereka sama dengan orang normal bahkan lebih peka. Dan dalam memandang berbagai hal mereka berbeda dengan kita sebagai orang normal, termasuk bangun pagi. Orang normal pada umumnya mengandalkan jam beker atau alarm serupa untuk membantu bangun di pagi hari. Hal ini tak akan bekerja pada mereka yang mengalami kekurangan dengan indra pendengarannya. Maka diperlukan penanda lain selain penanda suara yang mampu membantu tuna rungu agar bangun di pagi hari. Tentu memanfaatkan kelebihan indra mereka yang lain, seperti indra perasa. 1 2 Penanda yang berbeda seperti penanda perasa berupa getar ini, memungkinkan dapat bekerja sebagai penanda untuk membangunkan tunarunggu di pagi hari, layaknya penanda suara yang digunakan pada orang normal. Sehingga tunarungu tidak merasa berbeda dengan orang normal dalam hal bangun di pagi hari, karena mereka memiliki jamnya sendiri yang dapat membantu mereka. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan getar dalam jam digital dapat sebagai alarm untuk tunarungu? C. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan pembuatan jam digital dengan output getar sebagai alarm untuk tunarungu antara lain: 1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 2. Mampu membuat dan merancang alat berbasis mikrokontroler yang dapat diimplementasikan untuk membuat alarm berupa getar, yang bekerja secara otomatis pada kondisi dan waktu tertentu sesuai dengan pengaturan yang dilakukan pengguna. 3. Menerapkan ilmu keelektroan yang didapat saat belajar di kampus ke masyarakat umum. 4. Untuk mempermudah dan membantu tunarungu agar dapat bangun sesuai waktu aktifitasnya. yang diinginkan sehingga dapat menjalankan 3 D. Manfaat Ada pun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi peneliti, mampu membuat dan merancang alat berbasis mikrokontroler yang dapat diimplementasikan untuk membuat alarm berupa getar, yang bekerja secara otomatis pada kondisi dan waktu tertentu sesuai dengan pengaturan yang dilakukan pengguna. 2. Bagi penyandang tunarungu, untuk mempermudah tunarungu bangun sesuai dengan waktu yang diinginkan sehingga dapat menjalankan segala aktifitasnya. E. Batasan Masalah Untuk ruang lingkup masalah yang akan disajikan dibatasi antara lain sebagai berikut: 1. Suply tegangan yang digunakan berasal dari baterei 9V yang akan di regulasi dengan IC 7805 pada rangkaian regulator. 2. Penggunaan jam digital yang menggunakan Real Time Clock (RTC) DS1307 sebagai pewaktuan alarm getar otomatis yang dapat diset oleh user. 3. Pengguaan 7 tombol yang dipergunakan untuk mempermudah pengaturan-pengaturan yang terdapat dalam menu program yang telah dibuat. 4. Penggunaan cassing jam dan vibrator menggunakan akrilik dan digunakan sebagai mestinya. 5. Sistem alarm dengan bantuan transmisi radio menggunakan alat yang sudah ada. 6. Pengatuaran alarm yang disetting akan bekerja berlulang dan terus menerus menjadi kondisi alarm selama keadaan tidak berubah. 4 F. Metode Pengumpulan Data Pembuatan alat dan laporan tugas akhir ini menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode pustaka, yaitu dengan cara mempelajari buku-buku literature yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dalam pembuatan alat, baik karakteristik komponen, teknik penggunaanya, dan teknik merangkai komponen, serta teknik-teknik dasar yang digunakan dengan maksud untuk memperoleh data yang tepat. 2. Metode browsing, yaitu dengan mencari literature dari internet yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. 3. Metode study labolatory, yaitu dengan membuat desain rangkaian yang dibuat secara mandiri melalui proses percobaan. 4. Metode pengujian, yaitu dilakukan dengan menguji alat yang dibuat kepada objek(tunarungu). G. SistematikaPenulisanLaporan Adapun sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Membahas tentang judul tugas akhir, latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, anggapan dasar, metode pengumpulan data, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Membahas tentang dasar-dasar teori yang digunakan dalam perancangan alat yang dibuat. BAB III PEMBUATAN PERALATAN Membahas tentang pemilihan komponen yang sesuai dan prinsip dasar mekanisme cara kerja alat sehingga dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. 5 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Membahas tentang hasil pengujian dari alat yang telah dibuat, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. BAB V PENUTUP Membahas tentang kesimpulan dan saran, sehingga tugas akhir ini dapat dikembangkan lebih lanjut.