C5 kosmo SELASA, 22 NOVEMBER 2011 survei Si IQ Rendah Berpinggang Besar ria dengan IQ rendah berisiko mengalami kelebihan berat badan dan memiliki ukuran pinggang yang besar. Seperti diketahui, pinggang berukuran besar adalah salah satu faktor penyebab munculnya penyakit jantung. Berdasarkan penelitian terhadap 34.400 pria di Swedia, mereka yang memiliki IQ rendah saat menjalani tes di usia 18 tahun mempunyai ukuran pinggang lebih besar dibanding sebayanya dengan IQ normal saat mereka memasuki usia 40 tahun. Sebaliknya, mereka yang mempunyai IQ paling tinggi justru mempunyai rasio besar pinggang dan panggul yang paling kecil saat memasuki usia 40 tahun. Penyebab masalah ini memang belum jelas. Namun diduga orang yang ber-IQ rendah cenderung sembarangan mengatur pola makan. Hasil penelitian ini akan dibahas dalam pertemuan tahunan American Heart Association di Orlando, Florida, Amerika Serikat. ● HEALTHDAY | UTAMI P tip Menyiapkan Kehamilan Kehamilan membutuhkan persiapan yang matang. Berikut ini tip kehamilan dari www.womenshealth.gov: ■ Mengkonsumsi suplemen harian yang berisi 400-800 mikrogram asam folat. ■ Berhenti merokok dan minum alkohol. ■ Pastikan penyakit kronis, seperti diabetes, asma, epilepsi, dan obesitas, dalam kondisi terkendali. ■ Lakukan imunisasi. ■ Diskusikan obat apa pun yang sedang dikonsumsi dengan dokter. ■ Hindari bahan beracun. ■ Hindari kotoran hewan yang mungkin membawa infeksi. ● HEALTHDAY | UTAMI DOK. HTTP://SPECTRUM.IEEE.ORG MEMBEDAH DENGAN ROBOT Teknologi bedah di Indonesia memasuki babak baru. Kini bedah bisa dilakukan dengan bantuan robot yang bisa meminimalkan sayatan dan mempercepat penyembuhan. embedahan di ruang operasi tak lagi menakutkan dibanding di waktu lampau. Saat ini kemajuan teknologi memungkinkan pembedahan dilakukan dengan sayatan seminimal mungkin dan waktu pemulihan yang jauh lebih singkat. Teknik itulah yang dikenal sebagai bedah invasif minimal. Salah satu di antaranya adalah bedah laparoskopi, yang kini sudah begitu populer dan bisa ditemukan di hampir segala bidang pembedahan. Keuntungan bedah invasif minimal, antara lain menghindari infeksi, perdarahan, P dan perawatan yang lebih lama. Kemajuan teknologi tak bisa dibendung. Tengok saja sejumlah negara yang mulai menggunakan robot untuk pembedahan, seperti Korea, Cina, dan Jepang. Tentu saja, yang namanya mesin tak bisa membuat keputusan sendiri.“Tetap akan ada dokter terlatih yang akan mengoperasikannya,”kata Nani Indriyani, Direktur Bunda Medik Healthcare System, jaringan rumah sakit pertama di Indonesia yang memiliki teknologi bedah robotik ini. Sistem bedah robotik terdiri atas sistem komputer untuk mengontrol lengan robot dan ujung efektor yang berbentuk seperti capit kecil. Salah satu keuntungan bedah robotik adalah dokter bisa berada di mana saja karena pembedahan bisa dilakukan dengan jarak jauh. Adapun keuntungan terbesar yang bisa mereka dapatkan, dalam hal ini pasien, adalah trauma jaringan yang biasanya terjadi pada operasi konvensional bisa dikurangi atau dihilangkan. Dibanding laparoskopi, bedah robotik lebih sederhana, sehingga dokter tak perlu waktu lama un- tuk menguasainya. “Untuk penguasaan alat, hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja,” kata Dr Fong Yoke Fai dari National University Hospital of Singapore, yang memberikan presentasi tentang berbagai manfaat bedah robotik di Jakarta, Ahad lalu. Berbeda dengan peralatan lain, bedah robotik adalah sistem alat yang bisa digunakan untuk banyak pembedahan, dari kebidanan, onkologi, urologi, bedah toraks, dan bedah ortopedi. Sebagai langkah awal, di RS Bunda Jakarta, bedah robotik akan dimanfaatkan untuk beberapa pembedahan, seperti mioma uteri, kista ovarium, histerektomi atau pengangkatan rahim, kanker prostat, dan kanker usus.“Teknologi ini hanya tambahan. Mungkin akan lebih populer lagi pada beberapa tahun mendatang,”kata Nani. Adapun kelebihan dari bedah robotik, misalnya gerakan alat tampak intuitif karena tak ada jeda antara gerak dokter yang mengoperasikan dan alat bedah yang mengelilingi pasien. Korespondensi antara mata dokter dan tangan yang mengoperasikan alat langsung diterjemahkan ke dalam alat bedah pada saat yang sama. Walhasil, perdarahan yang kecil sekalipun bisa dicegah. Yok Fai sempat memperlihatkan sejumlah video pembedahan yang dilakukan dengan robot. Semua sayatan dan jahitan tampak sempurna, sehingga perdarahan yang kecil bisa langsung ditangani dengan cepat. Dia yakin sistem ini bukan sekadar tren. Ia beralasan, saat ini sudah ada 2.000 robot pembedah di dunia, bahkan setelah 10 tahun beroperasi, tetap masih ada yang berminat memanfaatkan robot untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan manusia. Berbeda dengan alat laparoskopi yang umumnya bekerja dengan pola dua dimensi, bedah robotik bekerja dengan sistem tiga dimensi.“Itu sebabnya, dokter yang mengoperasikan punya penglihatan yang lebih baik dibanding pendekatan open surgery atau laparoskopi sekalipun,“ kata Yoke. Alat bedah robotik yang digunakan di RS Bunda Medik memiliki instrumentasi endowrist. ●