1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber
daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat Sumarni dan
(1997). Setiap perusahaan tidak terlepas dari informasi yang dibutuhkan dalam
bentuk informasi akuntansi berupa laporan keuangan. Pihak-pihak yang
berkepentingan dengan informasi yang diungkap dalam laporan keungan
merupakan pihak internal dan eksternal yang mendukung keberlangsungan suatu
perusahaan. Pihak internal perusahaan merupakan pihak-pihak yang berada di
dalam perusahaan seperti, direktur perusahaan, manajemen perusahaan, dan
karyawan sedangkan pihak eksternal perusahaan merupakan pihak-pihak yang
berada di luar perusahaan, seperti investor, kreditur, supplier, pemerintah, dan
masyarakat.
Laporan keuangan pada dasarnya disusun untuk memberitahukan informasi
mengenai keadaan suatu perusahaan yang akan bermanfaat bagi sebagian besar
pemakai laporan keuangan tersebut. Tujuan dari laporan keuangan merupakan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan,
serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi IAI (2007). Laporan keuangan dipergunakan
oleh manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan yang bermanfaat bagi
perkembangan perusahaan sedangkan bagi investor laporan keuangan juga
1
2
berguna dalam pengambilan keputusan, apakah ingin menanamkan saham atau
tidak dalam perusahaan tersebut. Pada umumnya keputusan yang diambil oleh
pihak manajemen sebagian besar berdasarkan pada informasi akuntansi dan
analisis-analisisnya. Salah satu bentuk informasi akuntansi yang dilaporkan
kepada manajemen berupa laporan keuangan, laporan keuangan merupakan proses
akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran
dan penilaian kinerja sebuah perusahaan.
Laporan keuangan seringkali disalahgunakan oleh manajemen dengan
melakukan perubahan dalam penggunaan metode akuntansi yang digunakan,
sehingga dapat mempengaruhi jumlah laba yang ditampilkan dalam laporan
keuangan. Tujuan manajemen adalah mendapatkan laba yang tinggi, hal ini
berkaitan dengan bonus yang akan diperoleh maka akan diperoleh oleh
manajemen, karena semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin tinggi
pula bonus yang akan diberikan perusahaan kepada pihak manajemen sebagai
pengelola secara langsung. Manajemen laba adalah suatu tindakan manajemen
untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan
memaksimisasi kesejahteraan pihak manajemen dan atau nilai pasar perusahaan,
Scott (2006).
Manajer memiliki berbagai alasan untuk melaporkan laba yang lebih rendah,
salah satunya dengan mengurangi biaya politik. Ukuran perusahaan dalam
penelitian ini dilihat dari jumlah aktiva perusahaan tersebut. Semakin besar
ukuran perusahaan tentu memiliki total aktiva yang relatif besar, sehingga dapat
beroperasi dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi serta semakin besar peluang
3
perusahaan untuk memperoleh laba operasinya. Hasil penelitian dari Dewi dan
Ulupui (2014) menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba.
Terdapat beberapa hal yang dapat memotivasi manajemen untuk melakukan
praktik manajemen laba menurut Scott (2000), yaitu motivasi rencana bonus,
kontrak utang jangka panjang, motivasi perpajakan, penawaran saham perdana,
penawaran obligasi perdana, dan motivasi politik. Dalam penelitian ini motivasi
perpajakan yang digunakan oleh pihak manajemen untuk metode akuntansi dalam
rangka penghematan pajak. Undang-undang pajak penghasilan menentukan jenisjenis penghasilan sebagai obyek pajak penghasilan, namun penghasilan yang
dinyatakan sebagai obyek pajak tidak secara spesifik mengatur saat pengakuan
pendapatan dan biaya terkait. Dalam hal ini wajib pajak mempunyai kebebasan di
dalam membuat kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan penentuan
saat pengakuan pendapatan dan biaya,walaupun kebijakan akuntansi yang telah
ditetapkan harus diterapkan secara taat asas atau konsisten dari tahun ke tahun.
Hal ini dapat membuka peluang bagi manajemen untuk melakukan upaya-upaya
untuk menunda atau mempercepat pengakuan pendapatan dan biaya, sehingga
dapat menekan jumlah pajak yang dibayarkan Setiawati (2001).
Wenni (2009) Penelitiannya menemukan hasil yang lemah atau tidak
signifikan bahwa adanya tindakan manajemen laba pada perusahaan atas
pertimbangan beban pajak penghasilan. Dewi dan Ulupui (2014) Penelitiannya
menemukan bahwa pajak penghasilan berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa beban pajak tangguhan secara
4
inkremental bermanfaat dibanding dengan akrual untuk mendeteksi manajemen
laba.
Manajemen laba adalah masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh
adanya pemisahan peran kepentingan antara pemegang saham (prinsipal) dengan
manajemen perusahaan (agen). Pemahaman manajemen laba dibagi menjadi dua,
yang pertama adalah dari pelaku opurtinistik manajer untuk memaksimumkan
utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political
cost yang kedua memandang manajemen laba dari perspektif efficient earnings
management, dimana manajemen laba memberi manajer untuk melindungi diri
mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian tidak terduga
untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian
manajer mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen
laba misalnya dengan membuat pemerataan laba dan pertumbuhan laba
sepanjang waktu, Scott (2000).
Menurut Scott (2000), manajemen laba jika dilihat secara prinsip memang
tidak menyalahi prinsip akuntansi yang berterima umum, namun manajemen laba
dinilai dapat menurunkan nilai perusahaan karena banyak investor yang akan
menarik kembali investasi yang mereka tanamkan. Praktik manjemen laba dinilai
merugikan karena dapat menurunkan nilai laporan keuangan dan memberikan
informasi yang tidak relevan bagi investor. Untuk meminimumkan terjadi
tindakan manajemen laba, maka perusahaan perlu menerapkan mekanisme
corporate governance dalam sistem pengendalian dan pengelolaan perusahaan.
Coporate governance merupakan salah satu dasar dalam meningkatkan efisiensi
5
ekonomis yaitu meliputi hubungan antara manjemen perusahaan (agen) dengan
pemegang saham (prinsipal). Mekanisme coporate governance merupakan satu
prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak pengambil keputusan dengan
pihak pengawasan terhadap keputusan. Dalam konteks pengendalian dikenal
adanya mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal
coporate governance adalah cara untuk mengendalikan perusahaan dengan
menggunakan struktur dan proses internal seperti rapat umum pemegang saham
(RUPS), komposisi dewan komisaris, komposisi dewan direksi, komite-komite
dibawah dewan, dan pertemuan-pertemuan dewan dan komite. Mekanisme
eksternal coporate governance tidak hanya pasar modal saja, tetapi juga
masyarakat sebagai konsumen, tenaga kerja, pemerintah sebagai regulator dan
peran pemegang saham lainnya.
Untuk mencapai mekanisme corporate governance diperlukan komponenkomponen yang bertugas untuk mengawasi dan memastikan bahwa perusahaan
melaksanakan
mekanisme
corporate
governance
dengan
benar
seperti
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris
independen, dan komite audit. Praktik coporate governance dapat berjalan
dengan baik apabila menerapkan prinsip-prinsip yang terdiri dari Transparansi
adalah untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan, Akuntabilitas yakni
perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transaparan
dan wajar, Responbilitas yakni perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-
6
undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka
panjang, Independensi yakni untuk melancarkan pelaksanaan azas coporate
governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masingmasing organ perusahaan tidak saling mendominsasi dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain, Kewajaran yakni dalam melaksanakan kegiatannya perusahaan
harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan kewajaran dan keseteraan. Mekanisme
Corporate Governance yang ditetapkan perusahaan dapat secara efektif
melindungi investor di Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah aset perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba?
2.
Apakah pajak penghasilan berpengaruh terhadap manajemen laba?
3.
Apakah
mekanisme
corporate
governance
berpengaruh
terhadap
manajemen laba?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
Untuk menguji pengaruh aset perusahaan terhadap manajemen laba.
2.
Untuk menguji pengaruh pajak penghasilan terhadap manajemen laba.
3.
Untuk menguji pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap
manajemen laba.
7
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak
antara lain :
1.
Kontribusi Praktis
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan maanfaat kepada
perusahaan khususnya mengenai pengaruh aset perusahaan, pajak penghasilan,
dan mekanisme corporate governance pada manajemen laba. Informasi tersebut
juga dapat menjadi feedback bagi perusahaan atas pelaksanaan mekanisme
corporate governance yang telah dilakukannya.
2.
Kontribusi Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan ilmu pengetahuan yang
empiris sehingga dapat memberikan kajian bagi peneliti selanjutnya tentang
pengaruh aset perusahaan, pajak penghasilan, dan mekanisme corporate
governance pada manajemen laba di masa yang akan datang.
3.
Kontribusi Kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) atau Ototritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memberikan bahan
pertimbangan bagi regulator seperti dalam menetapkan kebijakan dan peraturan
mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan emiten.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dimaksudkan agar arah pembahasan dalam
penetian ini tidak melebihi topik permasalahan yang ingin diungkapkan oleh
penulis. Untuk membatasi permasalahan, peneliti membatasi permasalahan
8
pada pengaruh aset perusahaan, pajak penghasilan, dan mekanisme corporate
governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20132015.
Download