1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi meningkat dengan sangat pesatnya. Setiap
orang baik di seluruh dunia maupun di Indonesia juga sudah mulai beradaptasi
dengan hal tersebut. Hampir di setiap sudut ruangan ataupun sudut kota juga dipenuhi
dengan akses teknologi. Dari sekedar telepon genggam pintar, komputer jinjing,
hingga perangkat layar monitor interaktif. Ruang publik pun kini telah tersentuh oleh
teknologi hampir di setiap sudut, seperti layar interaktif pada pusat informasi, lcd tv,
mesin penjualan otomatis, dan panel-panel surya untuk sumber listrik.
(Sumber:http://print.kompas.com/baca/2015/06/26/Menerawang-KemajuanTeknologi-Informasi.)
Teknologi pun tumbuh begitu cepat seiring dengan gaya hidup konsumen yang
dituntut untuk melakukan berbagai hal dengan cepat. Konsumen sudah tidak ingin
waktunya dihabiskan untuk berlama-lama di dapur untuk memahami resep masakan,
membaca tabel data, membaca manual book perkakas harian, ataupun sekedar
mengantri tiket di stasiun. Hal tersebut tidak menunjukan bahwa konsumen saat ini
malas, namun ada tuntutan dimana orang harus mengerjakan sesuatu dengan efektif
dan efisien. (Sumber: http://www.kompasiana.com/priskasp/new-media-sebagaiperubahan-gaya-hidup_55100008813311cf36bc5fda.)
1
Persaingan di dunia bisnis pun juga semakin ketat. Setiap perusahaan berlombalomba untuk bisa bertahan pada bidang bisnisnya. Pesaing yang muncul pun tidak
hanya dari sebuah perusahaan, namun bisa datang dari seseorang dengan telepon
genggam pintarnya di sudut ruangan sebuah café. Kegiatan bisnis yang awalnya harus
mempunyai sebuah toko fisik pun kini bukan menjadi proritas. Pada akhirnya
persaingan yang terjadi tidak hanya terjadi di dunia nyata, namun juga terjadi di
dunia maya. (Sumber: http://skysoft.co.id/keuntungan-dan-kekurangan-bisnis-onlinedengan-smartphone.)
Sama halnya dengan CV Jogjamedia Telematika atau disebut JMC, sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang IT Consultant dan creative media yang akan
segera menginvasi pasar Asia Tenggara. Perusahaan yang beralamatkan di Jalan
Kaliurang Km.4.5 Gg. Sumilir No.2B Yogyakarta 55281 ini sungguh menyadari
bahwa ketatnya persaingan akan dapat diimbangi dengan memaksimalkan tekonologi
yang ada. Sebuah eksekusi rencana akan terasa lebih efektif dan efisien jika
memanfatkan teknologi yang ada.
Permasalahan JMC adalah promosi yang dilakukan untuk memperoleh real
costumer (konsumen nyata/ konsumen yang melakukan pembelian) hanya
mengutamkan personal selling atau promosi tatap muka secara langsung dengan
dukungan toko fisiknya (brick store). Toko fisik (brick store) difungsikan sebagai
tempat memasarkan produk atau saran pendistribusian. Promosi personal selling dan
2
dukungan dari toko fisik (brick store) tersebut ditujukan untuk target utama JMC,
yaitu pasar B2G di dalam negeri, khususnya DIY karena pasar tersebut dapat
dijangkau dengan baik.
B2G (Business to Government) adalah hubungan bisnis dengan institusi
pemerintahan atau menjual produk kepada institusi pemerintahan. Promosi Personal
Selling dengan dukungan dari toko fisik (brick store) masih diutamkan karena
pemerintahan di Indonesia, khususnya DIY masih terbiasa dengan cara tersebut.
Strategi promosi tersebut akan menimbulkan permasalahan jika dijadikan cara
promosi utama pada pasar B2B. Pasar B2B (Business to Business) adalah hubungan
bisnis dengan pelaku bisnis atau menjual produk kepada perusahaan untuk
mendukung aktivitas bisnisnya.
Persaingan pasar B2B cenderung lebih ketat daripada pasar B2G. Persaingan
pada pasar B2G (brick store) yang paling ketat terjadi saat kompetisi memenangkan
tender, selebihnya sebatas personal selling dan menjaga loyalitas konsumen. Tentu
hal tersebut sangat berbeda dengan menghadapi transaksi B2B yang lebih
menghitung besarnya profit jika menggunakan sebuah produk, tidak seperti
konsumen B2G yang secara umum hanya mempertimbangkan penghematan biaya
untuk menggunakan sebuah produk. Menurut Kotler dan Keller (2009), “Kebanyakan
pembelian oleh pemerintah menggunakan sistem tender dan sering kali pembeli
3
memilih tawaran yang lebih rendah tanpa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
barang.”
Partisipan pasar B2B tentu mempertimbangkan sekali produk yang akan mereka
konsumsi. Hal-hal yang dipertimbangkan pun juga cukup banyak, dari hal yang
paling umum seperti harga produk, value/ nilai lebih dari produk, dampak positif apa
yang didapat, cara promosinya, branding produk tersebut, positioning produk
tersebut, siapa saja yang pernah menjadi konsumennya, hingga hal yang cukup dalam
seperti sejarah perusahaan tersebut.
Cara promosi yang dilakukan pada pasar B2G (brick store) pun tidak bisa secara
otomatis diterapkan pada pasar B2B. Kendala yang lebih besar akan muncul jika cara
promosi yang diterapkan untuk pasar B2G (brick store) yang mayoritas dilakukan di
DIY diterapkan seutuhnya untuk pasar B2B yang akan dilakukan di Asia Tenggara.
Promosi personal selling dengan dukungan toko fisik (brick store) tersebut akan sulit
mengakomodasi (menjangkau) pasar B2B di seluruh Indonesia yang memiliki
wilayah sangat luas, sehingga tidak memungkinkan untuk menambah cakupan
wilayah hingga Asia Tenggara. Kendala yang akan membebani meliputi mahalnya
biaya transportasi, banyaknya waktu yang terbuang, mahalnya biaya akomodasi,
mahalnya biaya sewa gedung ataupun tanah untuk membuka cabang (brick store),
pajak, insentif untuk pemasar yang dikirim untuk melakukan tatap muka untuk
seluruh rangkaian kegiatan pemasaran, dan faktor kebugaran.
4
Dengan banyaknya kendala dan permasalahan yang dihadapi pada brick store,
maka JMC merubah cara pemasarannya ke click store (online). Pemasaran click store
yang akan diterapkan pada pasar B2B diharapkan mampu mengatasi masalah yang
terjadi pada pemasaran brick store, seperti mahalnya transportasi, akomodasi,
jangkauan yang sempit, mahalnya harga sewa tanah, dan banyakmnya waktu yang
terbuang sia-sia.
Perubahan cara pemasaran tersebut tidak dapat dilakukan begitu saja, namun
perlu ada penyesuaian untuk mendukung hal tersebut. Penyesuaian yang dapat
dilakukan dengan strategi adaptasi. Strategi tersebut akan menganaliasa adaptasi
perubahan dari dua aspek pemasaran dari JMC, yaitu STP dan bauran pemasaran.
Adaptasi perubahan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel apa saja
yang mengalami perubahan setalah cara pemasaran yang baru (click store) diterapkan
karena perubahan sebuah variabel pemasaran akan berdampak kepada varibel
pemasaran lainnya. Adaptasi perubahan dari bauran pemasaran dan STP tersebut akan
dianalisa menggunakan SWOT untuk mengetahui strategi pemasaran apa yang akan
digunakan untuk mendukung perubahan pemasaran JMC.
\
5
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja kendala yang dimiliki perusahaan saat membidik pasar B2G (brick
store)?
b. Strategi pemasaran apa yang akan digunakan untuk menanggulangi kendalakendala yang akan terjadi saat membidik pasar B2B (click store) hingga Asia
Tenggara?
c. Apa manfaat dari menerapkan strategi pemasaran tersebut untuk membidik
pasar B2B (click store) hingga Asia Tenggara?
d. Apa saja kendala dari strategi pemasaran yang ditujukan untuk membidik
pasar B2B (click store) hingga Asia Tenggara?
1.3 Tujuan Penulisan
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui dan memecahkan masalah strategi
pemasaran apa yang lebih baik digunakan untuk menghadapi pasar B2B, terlebih lagi
pasar B2B di kawasan Asia Tenggara, sehingga hasil dari penelitian ini bisa menjadi
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan promosi JMC dan penulis pun
bisa mengaplikasikan ilmunya yang sudah didapat di Departemen Diploma Ekonomi
dan Bisnis untuk memberikan manfaat bagi sesama.
1.4 Batasan Masalah
Penulis membatasi peneltian dalam lingkup pemasaran, yaitu STP serta adaptasi
perubahannya dari brick store ke click store,
bauran pemasaran serta adaptasi
6
perubahannya dari brick store ke click store, dan analisis SWOT sebagai bahan
pertimbangan penentuan strategi pemasaran. Data penelitian yang akan diolah juga
terbatas dari informasi pihak internal perusahaan melalui wawancara dengan
pimpinan perusahaan, sehingga pembahasan yang akan dilakukan sebatas informasi
yang didapatkan dari hasil wawancara.
1.5 Kerangka Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir, penulis menguraikannya ke dalam 4 bab utama.
Setiap bab utama memiliki sub bab masing-masing untuk mendukung penjelasan dari
setiap bab utama tersebut.
BAB I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisaan, batasan masalah dan kerangka penulisaan.
BAB II Gambaran Umum Penulisan
Bab II Gambaran Umum Penulisan membahas tentang profil perusahaan,
mencakup dari sejarah perusahaan, visi dan misi, hingga struktur perusahaan,
teori yang menjadi dasar penelitian, definisi yang akurat, dan tinjauan pustaka.
Bab ini juga membahas tentang metodologi penelitian serta sumber data yang
digunakan oleh penulis.
7
BAB III Pembahasan
Bab III Pembahasan membahas tentang analisis data yang diolah dan dikemas
secara deskriptif, sehingga bab ini akan mencakup proses pemecahan rumusan
masalah.
BAB IV Kesimpulan dan Saran
Bab IV Kesimpulan dan Saran membahas tentang hasil akhir dari penelitian
yang telah dilakukan. Bab ini menjadi jawaban atas rumusan masalah yang
telah dirumuskan pada Bab I, sehingga penulis dapat memberikan masukan
kepada pihak terkait, selaku objek penelitian, agar dapat memperoleh manfaat
di masa depan.
8
Download