kemitraan bidan dan dukun bayi di kab trenggalek

advertisement
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI
DI KAB TRENGGALEK
Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kabupaten Trenggalek merupakan suatu bentuk kerja
sama antara bidan dan dukun dengan tujuan meningkatkan akses ibu dan bayi terhadap pelayanan
kebidanan yang berkualitas, sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI ) dan Angka
Kematian Bayi.( AKB )
Sebagai langkah awal dari kemitraan Bidan dan Dukun Bayi ini mulai tahun 2001 telah
dilaksanakan magang bagi dukun bayi dalam membina kemitraan bidan dengan dukun bayi dan
pemberian dana bergulir bagi dukun peserta kemitraan. Dilatar belakangi oleh hal – hal sebagai
berikut :
1.
AKI dan AKB di Kabupaten Trenggalek cukup tinggi, yaitu sebanyak 22 kematian ibu dan
164 kematian bayi dari 10.993 kelahiran hidup pada tahun 2001. Salah satu penyebabnya
karena terdapat 15,07% atau
1.653
persalinan
yang
ditolong oleh dukun bayi.
2.
Jumlah
dukun
Kabupaten
bayi
di
Trenggalek
masih banyak, yaitu lebih
dari 2 kali jumlah bidan yang
ada (449 dukun bayi dan 186
bidan pada tahun 2001).
3.
Keberadaan dukun bayi di
Kabupaten
masih
Trenggalek
sangat
masyarakat.
Pelatihan Dukun di Puskesmas
dihormati
Sebaliknya,
keberadaan bidan rata-rata
masih
muda
dan
belum
dikenal masyarakat.
Pola Kemitraan Bidan Dukun
ini
dilaksanakan
dengan
mengadakan pelatihan sederhana
pada
dukun
bayi
dalam
Pelatihan Dukun di Puskesmas
mendeteksi risiko tinggi dan rujukan/ penyuluhannya serta merawat ibu nifas/ bayinya yang
dilanjutkan dengan magang dukun bayi di Puskesmas dan Polindes dengan harapan dukun bayi
dapat lebih trampil dalam
merawat ibu nifas dan
bayi
baru
lahir
mendekatkan
emosional
dengan
serta
hubungan
dukun
bidan
mau
bayi
sehingga
merujuk
persalinannya ke bidan.
Disamping itu pada pola
kemitraan bidan dukun ini,
kepada
setiap
dukun
diberikan dana bergulir
Evaluasi Tingkat Puskesmas
sebagai pinjaman, yang dibayar dengan cara merujuk persalinan pada bidan, diharapkan dana ini
dapat menjadi ikatan kelangsungan kemitraan bidan dukun. Dalam pola kemitraan ini bidan juga
harus mau merelakan sebagian penghasilannya diberikan pada dukun, agar dukun tidak merasa
kehilangan sumber penghasilan karena merujuk persalinan ke bidan sesuai dengan kesepakatan
yang telah dibuat
Program kemitraan ini melibatkan beberapa pihak utama, yakni Dinas Kesehatan, Bidan
Desa, Dukun Bayi, dan Ibu Hamil, serta dilaksanakan melalui dua pendekatan, yakni kebijakan
dan strategi.
Tujuan dari dilaksanakannya Program ini secara umum adalah : Menurunkan Angka
Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) dengan pola kemitraan bidan di desa dan
dukun bayi dalam rangka gerakan sayang ibu dan bayi
Secara khusus kemitraan bidan dan dukun dimaksudkan untuk :
– Mengalihfungsikan dukun bayi dari penolong persalinan menjadi mitra bidan dalam
merawat ibu pada masa nifas dan bayinya.
– Menurunkan angka persalinan dukun dengan cara dukun bayi
merujuk setiap kasus
persalinan kepada bidan atau tenaga kesehatan lainnya yang berkompeten
Selama lebih dari 10 tahun berjalan, program kemitraan ini memberikan perubahan yang positif,
yakni:
1. Adanya peningkatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dari 76,6% pada
tahun 2001 menjadi 91,80 % pada tahun 2014.
2. Adanya penurunan angka pertolongan persalinan oleh dukun dari 23,4% pada tahun 2001
menjadi 0,02% pada tahun 2014.
3. Adanya penurunan AKI dan AKB dari 200,13 pada tahun 2001 menjadi 102 pada tahun 2014
untuk AKI dan dari 183 pada tahun 2001 menjadi 7,14 pada tahun 2014 untuk AKB.
4. Jumlah dukun bayi yang melaksanakan kegiatan kemitraan bidan dan dukun bayi meningkat
dari 275 orang pada tahun 2002 menjadi 368 orang pada tahun 2009.
Hal ini tentu memberikan manfaat yang besar, terutama untuk ibu (hamil, bersalin, nifas)
dan bayinya. Berkat keberhasilan ini, Kabupaten Trenggalek mendapatkan Penghargaan Ksatria
Bhakti Husada pada tahun 2005. Diharapkan good practice ini bisa direplikasi oleh semua wilayah
di Indonesia, sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB di Indonesia serta memenuhi target
MDGs.
PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
DI KAB TRENGGALEK
Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil,
dalam bentuk tatap muka, bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, serta mengubah
sikap
dan
perilaku
ibu
mengenai
kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, dan perawatan bayi baru
lahir melalui praktik dengan menggunakan buku KIA.
Di awali dengan pelatihan fasilitator Kelas Ibu
Hamil di Dinas Kesehatan
Kab Trenggalek pada
tanggal 17 – 18 Mei 2010, dengan jumlah peserta
pelatihan sejumlah 10 bidan koordinator dan 10 bidan
di desa ( Ngadirenggo, Tasikmadu, Nglebeng,
Kelas ibu hamil
Wonoanti, Bangun, Siki, Sumberdadi, Kerjo, Pakel
dan Kendalrejo ) sebagai area pillot project lanjutkan dengan pelaksanaan kelas ibu di 10 desa
tersebut. Dengan output yang dirasakan banyak manfaatnya terutama bagi ibu hamil dan keluarga
kegiatan ini dilanjutkan dengan penambahan pelatihan fasilitator secara bertahap selama tahun
2012 dan 2013 sehingga sampai dengan tahun 2014 ini pelaksanaan kelas ibu hamil sudah
mencakup seluruh desa di Kab Trenggaalek.
Manfaat yang dirasakan oleh ibu dan
keluarga dengan adanya pelaksanaan kelas ibu
hamil ini adalah sebagai sarana mendapat teman,
bertanya, memperoleh informasi penting yang
harus dipraktikkan serta membantu ibu dalam
menghadapi persalinan dengan aman dan nyaman
Sedangkan bagi petugas Kesehatan : lebih
memahami masalah kesehatan ibu hamil dan
keluarganya, serta menjadi lebih dekat dengan ibu
hamil, keluarganya serta masyarakat
Pelaksanaan Senam hamil
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Kab Trenggalek :
 Peserta : semua ibu hamil, suami / keluarga diharapkan ikut serta minimal 1 kali
pertemuan. Jumlah peserta maksimal 10 orang tiap kelas
 Fasilitator : bidan atau petugas kesehatan yang mampu menjadi fasilitator
 Frekuensi pertemuan : minimal 4 kali atau sesuai kesepakatan
 Materi : sesuai kebutuhan dan kondisi ibu hamil, diutamakan materi pokok. Tiap akhir
pertemuan dilakukan aktivitas fisik/senam hamil
 Waktu pertemuan : disesuaikan dengan kesiapan peserta minimal 2 minggu
 Sumber dana .antara lain Bantuan Operasional kesehatan ( BOK ) dan Dana Alokasi
Umum ( DAU ) Kab Trenggalek
Konsep pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ini adalah :

Menggunakan buku KIA sebagai referensi utama yang dibaca dan dibahas

Pendekatan belajar orang dewasa : partisipatif, relevan dan praktis

Metode : partisipatif interaktif disertai praktik, seperti ceramah, tanya jawab, peragaan /
praktik ( posisi menyusui, senam hamil, curah pendapat, penugasan dan simulasi )

Materi pembelajaran : Buku KIA, Stiker P4K, alat bantu ( Lembar balik, peralatan KB,
Boneka dll )

Dari, oleh dan untuk masyarakat : Peran serta seluruh masyarakat di desa, termasuk tokoh
agama, tokoh masyarakatn dan pemerhati masalah kesehatan ibu dan anak, sangat penting
dalam pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan dalam mendukung Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4 K ) dengan stiker

Tempat pelaksanaan fleksibel : Puskesmas, Poskesdes/Polindes, Posyandu, Balai Desa dll
sesuai situasi setempat
MATERI PERTEMUAN KEGIATAN KELAS IBU HAMIL :
1.
Pertemuan I
a.
Penjelasam umum kelas ibu hamil dan perkenalan peserta
b.
Curah pendapat tentang materi pertemuan I
c.
Materi kelas ibu hamil ( Pertemuan I ) : Pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin
sehat

Kehamilan dan tanda-tanda kehamilan

Keluhan yang sering dialami ibu hamil

Perubahan fisik ibu hamil

Perubahan emosional ibu hamil

Pelayanan kesehatan pada ibu hamil

Menjaga ibu sehat dan janin sehat-cerdas

Hal-hal yang harus dihindari ibu hamil

Mitos/tabu
2.

Persiapan menghadapi persalinan

Evaluasi harian materi pertemuan I ( peningkatan pengetahuan )

Kesimpulan

Aktifitas fisik / senam hamil
Pertemuan II
a.
Review materi Pertemuan I
b.
Curah pendapat tentang materi Pertemuan II
c.
Materi klas ibu hamil ( Pertemuan II ) : Persalinan Aman, Nifas Nyaman, Ibu
selamat, Bayi Sehat :
3.

Tanda-tanda awal persalinan

Tanda-tanda persalinan dan proses persalinan

Inisiasi Menyusui Dini

KB pasca persalinan

Pelayanan Nifas

Menjaga ibu bersalin dan nifas serta bayi sehat

Hal yang harus dihindari ibu bersalin dan nifas

Mitos

Evaluasi harian materi Pertemuan II ( Peningkatan Pengetahuan )

Kesimpulan

Aktifitas fisik/ senam ibu hamil
Pertemuan III
a. Review materi Pertemuan II
b. Curah Pendapat tentang materi pertemuan III
c. Materi Kelas Ibu Hamil ( Pertemuan III ) : pencegahan Penyakit, Komplikasi
Kehamilan, Persalinan dan Nifas agar ibu dan Bayi Sehat

Penyakit malaria, gejala dan akibatnya

Cara penularan dan pencegahan ,alaria

Infeksi Menular Seksual ( IMS )

HIV-AIDS dan cara pencegahannya pada ibu hamil

Kurang Energi Kronis ( KEK )

Anemia ( Kurang Darah )

Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
4.

Sindroma pasca melahirkan

Evaluasi harian materi pertemuan III ( Peningkatan pengetahuan )

Kesimpulan

Aktifitas fisik/ senam ibu hamil
Pertemuan IV
a. Review Materi Pertemuan III
b. Curah pendapat tentang materi pertemuan IV
c. Materi kelas ibu hamil ( Pertemua IV ) : perawatan bayi baru lahir agar tumbuh
kembang optimal

Tanda bayi lahir sehat

Perawatan dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir

Tanda bahaya pada bayi baru lahir

Cacat bawaan

Perawatan Metode Kanguru ( PMK )

Posisi dan perlekatan menyusui yang benar

Pemberian imunisasi

Manjaga bayi agar sehat

Hal yang harus dihindari

Mitos

Akta Kelahiran

Evaluasi harian materi Pertemuan IV ( Peningkatan Pengetahuan )

Kesimpulan

Aktifitas fisik/senam ibu hamil
PENDAMPINGAN IBU HAMIL RESIKO TINGGI OLEH KADER
DI KAB. TRENGGALEK
Dalam mempercepat keberhasilan penurunan Angaka Kematian Ibu ( AKI)
Kematian Bayi ( AKB ) di samping.faktor .akses
dan Angka
dan pelayanan, peran serta lintas sektor
khususnya yang terkait dengan upaya kesehatan ibu adalah meningkatkan kemitraan lintas sektor
yang dituangkan dalam suatu kegiatan Pendampingan Ibu Hamil Resiko Tinggi oleh Kader yang
dilaksanakan di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2014.
Kegiatan Pendampingan Ibu Hamil Resiko Tinggi adalah kegiatan dari Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur pada Bidang Promosi Kesehatan yang diadopsi oleh Dinas Kesehatan Kab
Trenggalek. Puskesmas yang dijadikan uji coba / pilloting dari kegiatan ini adalah Puskesmas
Panggul dan Kampak.
Beberpa hal yang melatar belakangi kegiatan ini adalah :
• Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan yang masih kurang
• Cakupan Persalinan di Fasilitas kesehatan yang masih Kurang
Mekanisme pendampingan
Bidan
•
mencermati register kohort pd bln pebruari 2014 (tahun kedua, tahun pertama)
• Ibu hamil Resiko Tinggi/ komplikasi dengang jumlah Skor dengan menggunakan Kartu Skor
Pudji Rochyati minimal 10 dengan umur kehamilan maksimal trimester 2 ( 6 bulan )
Kader :
• Tinggal di wilayah Ibu hamil
• Bisa membaca dan menulis
• Kader aktif di Posyandu
• Pendampingan Ibu hamil oleh kader selama kehamilan s/d nifas(buku rapor ibu)
Tahapan kegiatan :
• Sosialisasi di Kabupaten kepada Bidan Koordinator dan Bidan di Desa dilaksanakan pada Bulan
Maret 2014 sejumlah 22 Bidan Koordinator dan 22 Bidan di Desa
• Pembagian sasaran ibu hamil Resiko Tinggi yang akan didampingi oleh kader pendamping
sesuai dengan estimasi Supas per Puskesmas oleh Dinas Kesehatan
• Bidan Koordinator dan Bidan di Desa melakukan Verifikasi Ibu Hamil Resiko tinggi di Register
Kohort Ibu yang akan di dampingi pleh kader pendamping sesuai sasaran dari Dinas Kesehatan
• Usulan nama Kader yang akan mendampingi ( sesuai dengan kriteria ) oleh Tim Puskesmas
(Kepala Puskesmas, Bidan Koordinator, Bidan di Desa)
• Pembuatan SK Kader Pendamping
• Sosialisasi kepada Kader pendamping Ibu hamil Resiko Tinggi di Puskesmas oleh Bidan
Koordinator sekaligis membagikan nama Ibu Hamil Resiko Tinggi yang akan didampingi
kepada Kader
• Pelaksanaan Proses pendampingan
• Monitoring
• Evaluasi
Setiap kader melaksanakan Pendampingan sebanyak 6 kali bagi setiap ibu hamil Resiko
Tinggi dengan bukti mengisi buku Raport Pendampingan dan Kartu Skor Pudji Rochyati. Peran
kader pada saat pendampingan :
Pada Ibu Hamil
 Memotivasi bumil agar periksa secara rutin, bila perlu diantar
 Melakukan deteksi dini dan memantau perkembangan risiko tinggi pada ibu hamil dengan
menggunakan KSPR
 Memotivasi rujukan bila ada tanda bahaya
 Penyuluhan tanda bahaya, gizi, & perawatan ibu hamil
 Mendampingi ibu hamil dalam memahami isi buku KIA
 Menyampaikan informasi ke tenaga kesehatan hasil melakukan kunjungan rumah
Pada Persiapan Persalinan
 Memotivasi persalinan ke petugas kesehatan dan di fasilitas kesehatan
 Membantu mempersiapan transportasi (bersama Pokja transportasi)
 Membantu mempersiapkan pendanaan (bersama Pokja Tabulin/Dasolin) dan atau
memastikan ketersediaan biaya persalinan (dana mandiri; dana Jampersal)
 Mengantar ibu bersalin ke fasilitas kesehatan (bila diperlukan)
 Menyampaikan informasi ke tenaga kesehatan di wilayahnya (bidan) terkait perkembangan
dari ibu menjelang hari persalinan
Pada Masa Nifas :
 Memantau kesehatan ibu nifas & bayi baru lahir
 Memotivasi rujukan bila diperlukan
 Memotivasi ibu untuk melakukan pelayanan masa nifas dan bayi baru lahir ke tenaga
kesehatan
 Membantu menyiapkan transportasi, dasolin bila dibutuhkan
 Memotivasi KB setelah melahirkan
 Mendampingi ibu dalam memahami isi buku KIA
 Mencatat & melaporkan persalinan dan bayi lahir
Pada tahun 2014 sudah terlaksana pendampingan ibu hamil resiko tinggi oleh kader sejumlah 566
ibu hamil dan dari jumlah tersebut semua ibu hamil tersebut melahirkan di Tenaga Kesehatan dan
melahirkan dengan selamat
Download