RINGKASAN BATAHI WASTIN HUTABARAT. Analisis Sistem Tataniaga Komoditas Brokoli di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RATNA WINANDI) Kontribusi hortikultura terhadap manusia dan lingkungan memberikan banyak manfaat. Beberapa manfaat produk hortikultura bagi manusia diantaranya adalah sebagai sumber pangan dan gizi, pendapatan keluarga, pendapatan negara, sedangkan bagi lingkungan adalah rasa, estetika, konservasi genetik sekaligus sebagai penyangga kelestarian alam. Salah satu jenis produk hortikultura yang berperan penting dalam perekonomian negara adalah sayuran. Pada berbagai jenis sayuran unggulan yang ada, diketahui bahwa salah satu sayur unggulan adalah brokoli (Brassicae oleraceae L). Brokoli memiliki banyak manfaat dalam aspek kesehatan diantaranya : memperkecil resiko terjadinya kanker kerongkongan, perut, usus besar, paru, larynx, parynx, prostat, mulut, dan payudara, membantu menurunkan resiko gangguan jantung dan stroke, mengurangi resiko terkena katarak, membantu melawan anemia, dan membantu mengurangi resiko terkena spina bifida (gangguan pada tulang belakang). Kelompok tani Suka Tani merupakan salah satu anggota gabungan kelompok tani Tugu Utara yang menjadikan brokoli menjadi salah satu komoditas usahatani anggotanya. Terdapat beberapa kendala yang membuat kelompok tani ini tidak dapat memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen sehingga kelompok tani ini harus berhubungan dengan pedagang yang dapat membantu menyalurkan produk tersebut. Kendala yang dihadapi oleh petani adalah harga yang fluktuatif dimana harga seringkali ditentukan oleh pihak pedagang dan petani cenderung bertindak sebagai penerima harga (price taker). Di samping itu terjadi juga perbedaan marjin yang diterima dari tingkat petani kepada pedagang dan pada tingkat sesama pedagang. Dalam hal ini petani mendapatkan bagian yang paling sedikit dari total penerimaan pemasaran brokoli tersebut. Penelitian dilakukan pada kelompok tani Suka Tani yang terletak di jalan Kampung Suka Tani, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Kemudian lokasi penelitian dilanjutkan ke pasar TU Kemang, pasar penampungan Cipanas, pasar induk Cipanas, pasar Cisarua, pasar Tangerang, dan pasar Parung. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Juli sampai dengan Agustus 2011. Responden penelitian adalah anggota kelompok tani Suka Tani sebanyak delapan responden, pedagang pengumpul desa sebanyak satu responden, pedagang besar sebanyak dua responden, dan pedagang pengecer sebanyak 13 responden. Penelitian ini menggunakan alat analis marjin tataniaga, farmer’s share, dan rasio keuntungan dan biaya. Terdapat tiga pola saluran tataniaga brokoli di Desa Tugu Utara. Adapun saluran tersebut adalah sebagai berikut : saluran satu: Petani - Pedagang Pengumpul Desa – Pedagang Besar – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir, saluran dua : Petani – Pedagang Besar – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir, dan saluran tiga : Petani – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir. Fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas sudah berjalan relatif baik. Pada umumnya semua lembaga yang terkait dalam tataniaga brokoli di desa Tugu Utara sudah melakukan berbagai fungsi tataniaga dengan baik. Struktur dan perilaku pasar berpengaruh terhadap kinerja keseluruhan sistem tataniaga brokoli di Desa Tugu Utara. saluran tataniaga brokoli yang paling efisien adalah saluran satu. Hal ini dapat dilihat berdasarkan sebaran harga yang tidak berbeda secara signifikan yaitu sebesar Rp 12.000,- per kg, total keuntungan sebesar Rp 5.465,38 per kg, dan rasio keuntungan terhadap biaya yaitu sebesar 2,16. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian disimpulkan bahwa saluran tataniaga brokoli yang terjadi di desa Tugu Utara belum optimal. Hal ini dikarenakan oleh : harga cenderung ditentukan oleh pedagang sehingga petani menjadi penerima harga (price taker), informasi yang diperoleh anggota kelompok tani masih terbatas, dan skala usaha petani masih kecil. Saran yang dapat diberikan pada hasil penelitian ini diantaranya: 1. Saluran satu merupakan saluran yang paling efisien di antara ketiga saluran yang terbentuk. Akan tetapi pada saluran satu masih perlu dilakukan upaya dalam memperkecil biaya tataniaga khususnya di tingkat pedagang pengecer. 2. Pada saluran dua diharapkan adanya upaya untuk meningkatkan keuntungan atau mengurangi biaya dalam meningkatkan rasio keuntungan dan biaya. 3. Pada saluran tiga masih perlu dilakukan peningkatan volume penjualan. 4. Mengharapkan adanya penelitian lanjutan dalam melengkapi informasi yang tidak terdapat dalam penelitian ini.