pengaruh internal, eksternal terhadap strategi

advertisement
10
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
PENGARUH INTERNAL, EKSTERNAL TERHADAP STRATEGI PEMBERIAN
KREDIT DAN DAMPAKNYA TERHADAP NON PERFORMING LOAN.
(STUDY KASUS PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI)
IB Teddy Prianthara1, I Wayan Suyastrawan2
ABSTRACT
Given the importance of non performance loan, the issue which is of particular
interest are the factors that influence it, among others, internal, external and credit strategy.
Otherwise in PT. Bank Pembangunan Daerah Bali an effort to get non performing loan in
good condition, have noticed internal, eksternal and credit strategy.
The formulation of the problem in this research is : whether internal condition
influence to credit strategy, whether customer condition influence to credit strategy, whether
external environment condition influence to credit strategy, whether credit strategy influence
non performing, whether internal condition influence to non performing loan, whether
customer condition influence to non performing loan and whether external environment
condition influence to non performing loan in PT. Bank Pembangunan Daerah Bali and to
answer the problem, we conducted research with the study population of 210 employees at
PT. Bank Pembangunan Daerah Bali. The method used is a method of population (census)
and data collected by questionnaire. The analysis technique used is Structural Equation
Model (SEM) AMOS Version 20.
Based on the results obtained conclusions include : there is significant influence
between internal condition to credit strategy, there is significant influence between customer
condition to credit strategy, there is significant influence between external environment
condition to credit strategy, there is significant influence credit strategy to non performing
loan, there is significant influence between internal condition to non performing loan, there
is significant influence between customer condition to non performing loan and there is
significant influence between external environment condition to non performing loan at PT.
Bank Pembangunan Daerah Bali.
Key words : internal, external, kredit, and non performing loan
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manajemen sebuah bank dituntut kecepatan dan ketepatan dalam merespon apa yang
dibutuhkan masyarakat saat ini. Sebagai perusahaan jasa, perusahaan perbankan harus
berorientasi pada kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang diberikan harus mampu
menciptakan kepuasan bagi para pelanggannya. Adapun manfaat dari kepuasan pelanggan
tersebut adalah meningkatkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pelanggan,
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas
pelanggan dan memungkinkan terciptanya rekomendasi dari mulut kemulut yang
menguntungkan bagi perusahaan, sehingga semakin banyak orang membeli dan
menggunakan produk perusahaan (Dendawijaya, 2003).
Persaingan bisnis di bidang perbankan yang nampak akhir-akhir ini adalah persaingan
dalam penyaluran, khususnya dalam pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Salah satu kegiatan bank yang sangat penting dan utama adalah menyalurkan kredit kepada
masyarakat.Baik kredit perorangan maupun kredit lembaga atau kredit perusahaan, sehingga
pendapatan bank dari kredit yang merupakan bunga, merupakan sumber utama pendapatan
Bank. Bila diperhatikan neraca bank akan terlihat bahwa sisi aktiva bank akan didominasi
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
11
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
oleh besarnya jumlah kredit. Demikian juga bila diamati dari sisi pendapatan bank,akan
ditemui bahwa pendapatan terbesar bank adalah dari pendapatan bunga dan provisi atau
komisi kredit ( Qori Al Banin, 2014; Saptono dan Widiyatmanto,2006).
Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang
dihadapi dunia usaha termasuk Bank Daerah dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat
dan dinamis.Bank Daerah sebagai badan usaha senantiasa harus diarahkan dan didorong
untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih mampu
berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat. Oleh karena itu sudah saatnya untuk
menempatkan sektor informal (seperti petani kecil di pedesaan, pedagang dipasar-pasar
tradisional, penjual rokok dan pedagang warung kelontong) di barisan terdepan dalam
penetapan kebijakan Bank Indonesia (Putting the Last First).Terkait dengan hal tersebut,
serta dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan sektor informal, peran dan kontribusi
Bank Daerah salah satunya adalah Bank Pembangunan Daerah Bali sebagai ujung tombak
lembaga keuangan Daerah Bali dalam pembiayaan sektor informal dan formal tentunya
menjadi sangat penting ( Brahmantyo & Ronny,2003).
Secara umum perbankan nasional belum pulih dari krisis dan masih menghadapi
beberapa masalah seperti: Membesarnya Non Performing Loan (NPL) untuk mengukur
kualitas kredit. Salah satu faktor untuk menilai kesehatan suatu Bank adalah dengan melihat
rasio NPL (Non Perfoming Loan), dihitung dari total kredit yang masuk kategori tidak lancar,
dibagi total kredit yang diberikan. Rasio maksimal yang ditentukan oleh Bank Indonesia,
yaitu 5% sehingga bila suatu Bank memiliki rasio diatas 5 % maka dapat dianggap bahwa
terjadi kegagalan penerapan strategi pemberian kredit yang efisien dan efektif ( Nata
Wirawan,2010:1).
Berdasarkan PBI No. 8/19/PBI/2006, Aktiva Produktif adalah penyediaan dana Bank
dalam Rupiah untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk Kredit, Sertifikat Bank
Indonesia dan Penempatan Dana Antar Bank. Kredit adalah penyediaan dana atau tagihan
yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan/kesepakatan pinjam-meminjam
antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan membayar sejumlah bunga/denda yang diperjanjikan
atau pembagian hasil/keuntungan. Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk Kredit yang
selanjutnya disebut Kolektibilitas Kredit adalah penggolongan/ pengelompokan nasabah atau
peminjam berdasarkan kemampuan nasabah/peminjam untuk membayar pokok dan bunga
kredit yang telah diterimanya dari bank, sehingga kolektibilitas pinjaman dapat dipakai untuk
mengetahui sehat tidaknya pinjaman yang diberikan oleh Bank kepada nasabahnya (Chandra
Dewi, 2009).
Kolektibilitas Kredit atau Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk Kredit ditetapkan
dalam 4 (empat) golongan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/19/PBI/2006
tanggal 5 Oktober 2006, yaitu: Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Penilaian
terhadap Aktiva Produktif dalam bentuk Kredit pada prinsipnya didasarkan pada ketepatan
pembayaran kembali pokok dan bunga dan/atau kemampuan peminjam ditinjau dari kondisi
usaha ybs (Chandra Dewi, 2009).
Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk menekan dan menurunkan pertumbuhan
NPL antara lain melakukan evaluasi terhadap kredit yang dipasarkan baik dari tingkat suku
bunga maupun jangka waktunya dengan membandingkannya dengan Lembaga Keuangan
pesaing untuk kemudian menyusun strategi pemberian yang lebih efektif dan efisien, deteksi
dini atas fasilitas kredit yang diberikan yang termasuk klasifikasi-klasifikasinya sehingga
dapat merestrukturisasi atas debitur-debitur yang masih mempunyai prospek. Untuk yang
terakhir ini sebelumnya telah dilakukan analisis atas prospek usaha debitur, kemampuan
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
12
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
keuangan debitur dalam membayar kembali utang yang direstrukturisasi, dan itikad baik
debitur untuk menyelesaikan pinjamannya tersebut, meningkatkan nilai-nilai personal SDM
yang ada dengan memberikan pelatihan atau reward bagi karyawan berprestasi (Chandra
Dewi, 2009).
Strategi pemberian kredit merupakan salah satu fungsi strategis yang dimiliki bank
dan fungsi ini pula yang seringkali menjadi penyebab menurunnya pendapatan suatu bank.
Dimana semakin tinggi rasio NPL suatu bank maka akan mengurangi pendapatan suatu bank
dikarenakan banyaknya debitur yang menunggak pembayaran kredit. Pemberian kredit
memang merupakan kegiatan yang beresiko tinggi (Qori Al Banin, 2014).
Karena itu dalam upaya mengatasi tingginya NPL, semakin tajam menganalisis dan
memprediksi suatu permohonan kredit untuk dapat meminimalkan risiko yang terkandung di
dalam penyaluran kredit tersebut (Chandra Dewi, 2009).
Informasi tentang calon nasabah debitur merupakan faktor krusial dalam menentukan
tingkat risiko yang bakal dihadapi bank. Penentuan eligible atau bankable tidaknya seseorang
atau suatu perusahaan tergantung seberapa banyak informasi akurat yang dimiliki bank
tentang calon debitur. Selain itu adalah peningkatan mutu SDM yang menunjang strategi
pemberian kredit pada Bank Umum (Brahmantyo & Ronny,2007).
Dalam menentukan strategi, perusahaan perlu memperhatikan kondisi baik kondisi
internal maupun kondisi eksternal perusahaan. Langkah yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan data eksternal dan internal. Kondisi internal perusahaan meliputi pemasaran
dan distribusi, penelitian dan pengembangan, manajemen produksi dan operasi, sumber daya
dan karyawan perusahaan serta keuangan dan akuntansi. Sedangkan kondisi eksternal
perusahaan mencakup kondisi umum yaitu sosiol ekonomi, teknologi dan pemerintah,
lingkungan industri yaitu sektor pelanggan, sektor pemasok dan sektor pesaing, serta
lingkungan internasional. Kondisi internal memberikan gambaran kekuatan dan kelemahan
sedangkan kondisi eksternal memberikan gambaran peluang dan ancaman bagi perusahaan
(Antiningrum, 2003).
Tujuan daripada strategi yang digunakan harus diterapkan pada semua tahap
perkreditan dan dapat tercapai jika faktor-faktor pendukung strategi itu sendiri benar-benar
dipenuhi (Arens dan Loebbecke, 2000).
Efektifitas strategi pemberian kredit erat kaitannya dengan tujuan yaitu profitability
dan safety Profitability menyangkut keuntungan dari bunga kredit, sedangkan safety
menyangkut kelancaran dari pengembalian kredit. Disamping itu apabila kita perhatikan
unsur-unsur yang menyebabkan kegagalan kredit pada dasarnya merupakan kegagalan
daripada strategi yang digunakan. Kegagalan kredit juga merupakan kegagalan penerapan
strategi pemberian kredit yang efektif dan efisien, ini akan tercermin dalam tingkat
kolektiblitas yang dicapai (Arens dan Loebbecke, 2000).
Strategi pemberian kredit dapat dikatakan efektif dan efisien apabila kredit tersebut
dapat kembali sesuai waktu yang telah ditetapkan dengan sejumlah bunga yang telah
ditentukan. Prioritas pemberian kredit pun menentukan keefektifan dan keefisienan
pemberian kredit, jika kredit yang yang diberikan betul-betul tepat sasaran dan tepat guna,
maka efektivitas dan efisiensi strategi pemberian kredit akan tercapai, dengan kata lain NPL
yang dicapai akan rendah yaitu dibawah standar maksimal, yaitu 5% (Kasmir,2003).
Keberadaan kredit macet yang tinggi itu mampu mempengaruhi kinerja perbankan
secara umum. Tingginya NPL pada sejumlah Perbankan merupakan imbas dari tahun-tahun
sebelumnya, yakni sejak terdapat kenaikan harga BBM. Faktor penyebab terjadinya kredit
macet antara lain menurunnya aktivitas perekonomian yang kemudian mempengaruhi bisnis
para pengusaha. Daya beli mereka semakin rendah sehingga kesulitan untuk melakukan
pembayaran angsuran. Selain itu ada pula bank yang mengejar target pengucuran kredit
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
13
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
sehingga melakukan ekspansi berlebihan dalam menyalurkan dananya ke nasabah. Bisa juga
disebabkan kurangnya pengawasan bank terhadap perkembangan kinerja debitur. Oleh karena
itu para pengelola Perbankan diminta untuk membuat action plan yang bisa menahan
pembengkakan kredit macet (Batubara, 2000).
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, perumusan ketentuan manajemen akan
lebih efektif dan efisien sehingga dapat mengarahkan perusahaan dalam menekan Non
Perfoming Loan di Bank Pembangunan Daerah Bali. Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, maka pertanyaan peneliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh Kondisi Internal Bank BPD Bali Terhadap Strategi Pemberian
Kredit pada Bank BPD Bali?
2. Apakah ada pengaruh Kondisi Calon Debitur Bank BPD Bali Terhadap Strategi
Pemberian Kredit pada Bank BPD Bali?
3. Apakah ada pengaruh Kondisi Lingkungan Eksternal Bank BPD Bali Terhadap Strategi
Pemberian Kredit pada Bank BPD Bali?
4. Apakah ada pengaruh Strategi Pemberian Kredit Terhadap Non Perfoming Loan Bank
BPD Bali?
5. Apakah ada pengaruh Kondisi Internal Bank BPD Bali Terhadap Non Performing Loan
Bank BPD Bali?
6. Apakah ada pengaruh Kondisi Calon Debitur Bank BPD Bali Terhadap Non Performing
Loan Bank BPD Bali?
7. Apakah ada pengaruh Kondisi Lingkungan Eksternal Bank BPD Bali Terhadap Non
Performing Loan Bank BPD Bali?
II. TELAAH PUSTAKA
2.1. Bank
Perbankan merupakan salah satu unsur penting dalam menopang keberhasilan
pembangunan (Dewi dan Juniati, 2003). Keterlibatan sektor moneter dan perbankan akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi (Dahlan Siamat, 2001). Menurut Pasal 1 Undangundang RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat banyak. Menurut (Dendawijaya, 2003) Bank adalah suatu badan usaha
yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan, yang menyalurkan dana dari
pihak yang berkelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana
pada waktu yang ditentukan. Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan
kegiatan utama perbankan. Kasmir (2010:11) menyatakan bahwa: “Bank secara sederhana
dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
jasa bank lainnya”. Fahmi dan Hadi, (2010: 26) menyatakan bahwa “Bank adalah lembaga
yang menghubungkan mereka yang kelebihan dana dan mereka yang kekurangan dana”.
Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Perbankan
Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usahanya berasaskan prinsip kehati-hatian
(Hasibuan,2006). Prinsip kehati-hatian merupakan kunci sukses bisnis perbankan saat ini.
2.2. Kredit
Kasmir (2004:93) menyatakan bahwa istilah kredit berasal dari bahasa Yunani
(credere) yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan
seseorang atau badan yang memberikan kredit percaya bahwa penerimaan kredit di masa
mendatang akan sanggup memenuhi segala kewajiban yang telah diperjanjikan.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
14
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
Suyatno (1997:44) mendefinisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihantagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lainnya dalam hal mana peminjam berkewajiban melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditetapkan.
2.3. Prinsip Dasar Pemberian Kredit
Pada umumnya bank menggunakan prinsip dasar yang dikenal dengan “Analisis 5C”.
Adapun Penjelasan analisis 5C menurut (Munawir, 2010:23) adalah sebagai beerikut:
1. Character
Suatu keyakinan bahwa sikap atau watak orang-orang yang akan diberikan kredit benarbenar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat
latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.
2. Capasity
Untuk melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami
ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula kemampuannya dalam menjalankan
usahanya, termasuk kegiatan yang dimiliki.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan model apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan dengan
melakukan pengukuran dari segi Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas serta ukuran
lainnya. Capital juga harus dari segi sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
yang bersifat non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahanya, sehingga terjadi suatu masalah, maka jaminan
yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan
ekonomi untuk dimasa yang akan dating sesuai sektor masing-masing.
2.4. Strategi Pemberian Kredit
Strategi pemberian kredit adalah rencana jangka panjang yang harus dilalui sebelum
sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan (Kasmir, 2008).
Menurut Gorter dan Bloem (2002) kredit bermasalah disebabkan oleh jumlah tak
terelakkan dari keputusan ekonomi yang salah individu dan nasib buruk biasa (cuaca buruk,
perubahan harga yang tak terduga untuk produk tertentu, dan lain-lain). Dalam keadaan
seperti itu, para pemegang pinjaman dapat membuat penyisihan bagian normal kinerja yang
tidak bagus dalam bentuk ketentuan pinjaman buruk, atau mereka yang bisa menyebar risiko
dengan mengambil asuransi. Tujuan dari strategi yang digunakan harus diterapkan pada
semua tahap perkreditan dan dapat tercapai jika faktor-faktor pendukung strategi itu sendiri
benar-benar dipenuhi (Arens dan Loebbecke,2000). Efektivitas strategi pemberian kredit erat
kaitannya dengan tujuan kredit yaitu profitability dan safety. Profitability menyangkut
keuntungan dari bunga kredit, sedangkan safety menyangkut kelancaran dari pengembalian
kredit. Disamping itu apabila kita perhatikan unsur-unsur yang menyebabkan kegagalan
kredit pada dasarnya merupakan kegagalan daripada strategi yang digunakan (Arens &
Loebbecke,2000; Chandra Dewi, 2009).
Dalam menentukan strategi, perusahaan perlu memperhatikan kondisi baik kondisi
internal maupun kondisi eksternal perusahaan. Langkah yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan data ekternal dan internal. Kondisi internal perusahaan meliputi pemasaran
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
15
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
dan distribusi, penelitian dan pengembangan, manajemen produksi dan operasi, sumber daya
dan karyawan perusahaan serta keuangan akuntansi. Sedangkan kondisi eksternal perusahaan
mencakup kondisi umum yaitu sosial ekonomi, teknologi dan pemerintah, lingkungan
industry yaitu sektor pelanggan, sektor pemasok dan sektor pesaing, serta lingkungan
internasional. Kondisi internal memberikan gambaran kekuatan dan kelemahan.
2.5. Non Performing Loan
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko
kredit. Risiko kredit adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat
dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur. Bank dikatakan
mempunyai NPL yang tinggi jika banyaknya kredit yang bermasalah lebih besar daripada
jumlah kredit yang diberikan kepada debitur. Apabila suatu bank mempunyai NPL yang
tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun
biaya lainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL suatu bank, maka hal tersebutt akan
mengganggu kinerja bank tersebut (Chandra Dewi,2009).
Menurut Slamet Riyadi (2006) rasio Non-Performing Loan merupakan perbandingan
antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas yang merupakan kredit
bermasalah dibandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Menurut (Mudrajad
dan Suhardjono, 2002) Kredit bermasalah ialah kredit yang tidak lancar atau kredit dimana
debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang diperjanjikan.
2.6. Kolektibilitas
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005
perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, penggolongan kredit dibedakan menjadi:
1. Kredit Lancar, yaitu apabila memenuhi kriteria:
a. Pembayaran pokok dan atau bunga tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak
ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit;
b. Dokumentasi kredit lengkap;
c. Tidak terdapat pelanggaran perjanjian kredit.
2. Kredit dalam perhatian khusus, yaitu apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 (Sembilan
puluh) hari;
b. Jarang mengalami cerukan;
c. Dokumentasi kredit lengkap;
d. Terdapat pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil.
3. Kredit Kurang Lancar, yaitu apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90
(sembilan puluh) hari sampai dengan 120 (seratus dua puluh) hari;
b. Terdapat cerukan yang berulang kali khususnya untuk menutupi kerugian operasional
dan kekurangan arus kas;
c. Dokumentasi kredit kurang lengkap;
d. Terdapat pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit yang cukup prinsipil.
4. Kredit yang diragukan, yaitu apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga yang telah melampaui 120 (seratus dua
puluh) hari sampai dengan 180 (seratus delapan puluh) hari;
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen khusunya untuk menutupi kerugian operasional
dan kekurangan arus kas;
c. Dokumentasi kredit tidak lengkap;
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
16
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
d. Terdapat pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian
kredit.
5. Kredit macet, apabila memnuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 (seratus delapan
puluh) hari;
b. Tidak terdapat dokumentasi kredit;
c. Pelanggaran yang sangat prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit.
2.6. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan deskripsi teoritis dan hasil-hasil studi terdahulu yang telah dikemukakan
diatas maka dalam penelitian ini akan dicari pengaruh Kondisi Lingkungan Internal Bank
BPD Bali, Kondisi Calon Debitur Bank BPD Bali dan Kondisi Lingkungan Eksternal Bank
BPD Bali terhadap Startaegi Pemberian Kredit dan Dampaknya Terhadap Non Performing
Loan . Studi kasus pada Bank BPD Bali yang dapat dirumuskan dalam model kerangka piker
yang dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut ini:
Proses
Persetujuan
kredit
Syarat
Pemberian
Kredit
Kapasitas
Account
Officer
Kondisi Internal
BPD Bali
Peranan
Manajemen
Proses
Pengendalian
Kredit
Tingkat Suku
Bunga Kredit
Proses
Penagihan
Kredit
Pemanfaatan
Kredit Oleh
Calon
Debitur
Cara
Pemasaran
Kredit
Strategi Pemberian
Kredit
Informasi
dan
Komunikasi
Kondisi Calon
Debitur BPD Bali
Keadaan
Calon Debitur
Kredit
Jangka Waktu
Kredit
Kerjasama
Dengan
Pihak Luar
Integritas
Calon Debitur
Kredit
Lancar
Kondisi Lingkungan
BPD Bali
Faktor Alam
Perkembangan
Perekonomian
NPL
Faktor Persaingan
Usaha
Macet
Diragukan
Sumber: dikembangkan untuk tesis ini
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Penelitian Empirik
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
Perhatian
Khusus
Khusus
Kurang
Lancar
17
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
III. METODE PENELITIAN
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 61). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh Karyawan Divisi Perkreditan Bank BPD Bali Kantor Pusat dan Kantor Cabang
namun tidak dilakukan terhadap seluruh populasi tetapi berdasarkan sampel. Dalam hal ini
sampel yang diambil secara purposive sebagai responden penelitian merupakan orang-orang
yang terjun langsung dalam pengambilan keputusan terkait dengan perkreditan Bank BPD Bali.
Penentuan jumlah sampel sedapat mungkin sesuai dengan kriteria ideal besaran
sampel untuk analisis SEM yaitu 100-200 sampel. Mengacu pada pandangan tersebut yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pegawai Kasie Kredit, Kasie HAK, Kabid
Kredit,Kepala Capem, Kabag Kredit, Wakil Kepala Cabang, dan Kepala Cabang. Jumlah
sampel awalnya adalah sebesar 224 sampel, namun sampai batas yang ditentukan sampel
yang mengembalikan kuesioner dengan jawaban yang lengkap adalah kembali berjumlah
210, sehingga penelitian menggunakan sampel sebanyak 210 orang. Hasil penyebaran dibuat
dalam rekapitulasi, untuk selanjutnya dianalisis dengan Structural Eqution Model (SEM)
Version 20, dengan criteria sebagai berikut.
Tabel 1 : Goodness of Fit Inddex
Goodness of Index
2
X Chi Square
Significance probability
RMSEA
GFI
AGFI
CMIN/DF
TLI
CFI
Cut of Value
Kecil67,50481
 0.05
 0.08
 0.90
 0.90
 2.00
 0.95
 0.95
Sumber : Ferdinand (2006, 69)
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Jumlah indikator variabel laten kondisi internal memiliki 6 indikator, variabel laten
kondisi calon debitur memiliki 3 indikator, variabel laten kondisi lingkungan eksternal
variabel laten 3 indikator, variabel laten strategi pemberian kredit memiliki 5 indikator, dan
variabel laten non performing loan memiliki 5 indikator. Skor jawaban responden terhadap
setiap indikator tersebut disajikan pada lampiran 2, yang selanjutnya skor jawaban responden
tersebut diolah dengan statistik Full Model Structural Equation Modelling (SEM)
menggunakan AMOS for windows versi 20 hingga diperoleh tampilan grafik dan hasil
Regression Weights (lampiran 9). Dari hasil pengolahan data tersebut dilakukan analisis Full
Model Structural Equation Modelling (SEM). Untuk keperluan analisis, pertama-tama
ditampilkan gambar hasil pengolahan Structural Equation Modelling (SEM), nampak seperti
gambar 2.
Berdasarkan gambar 2 tersebut dapat dilakukan analisis model pengukuran dengan
parameter lamda, analisis Goodness of fit, analisis model struktural, dan analisis determinasi
untuk kondisi internal, kondisi calon debitur, kondisi lingkungan eksternal terhadap strategi
pemberian kredit dan Non Performing Loan.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
18
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
Hasil modifikasi model dengan mengkorelasikan beberapa error indikator, maka dapat
dilakukan perbandingan Goodness of Fit antara model Utama dengan model hasil modifikasi
1. Perbandingan yang dilakukan meliputi : besarnya koefisien Goodness of Fit, koefisien
Regression Weight antar variabel endogen dengan eksogen, dan Square Multiple Correlation
sebagai cerminan koefisien determinasi, seperti terlihat pada Tabel 2 berikut ini.
Gambar 2 : Model Utama Persamaan Struktural Pengaruh Kondisi Internal, Kondisi Calon Debitur,
Kondisi Lingkungan Eksternal Terhadap Strategi Pemberian Kredit dan Non Performing Loan
Gambar 3 : Model Tahap 1 Persamaan Struktural Pengaruh Kondisi Internal, Kondisi Calon Debitur dan
Kondisi Lingkungan Eksternal Terhadap Strategi Pemberian Kredit dan Non Performing Loan
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
19
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
Tabel 2 : Perbandingan Model Utama Dengan Model Hasil Modifikasi-1
Goodness of Fit Index
Chi-square (2 )
Cut-of
Value
Diharapkan
kecil
 3,00
> 0,05
 0,08
 0,90
 0,90
 0,95
 0,95
Model
Modifikasi
Utama
366,886)
Model
Modifikasi-1
212,935+)
Keterangan
199
0,000+)
0,064*)
0,865+)
0,829+)
0,890+)
0,872+)
0,757++)
0,869++)
0,240+)
0,535++)
0,611++)
0,060+)
0,026+)
0,691++)
0,017+)
180+)
0,047*)
0,030 *)
0,920*)
0,887+)
0,978*)
0,972*)
.760++)
.928++)
.514++)
.849++)
.809++)
.121+)
.177+)
0,699++)
0,027+)
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih jelek
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Lebih baik
Relatitive Chi-square (2/df)
Probability
RMSEA
GFI
AGFI
CFI
TLI
Strategi <--- Internal
Strategi <--- Debitur
Strategi <--- Eksternal
NPL <--- Internal
NPL <--- Debitur
NPL <--- Eksternal
NPL <--- Strategi
Square Multiple Correlation Strategi
Square Multiple Correlation NPL
Lebih baik
Sumber : Gambar 2 dan gambar 3, lampiran 1 dan lampiran 2
*) Memenuhi Goodness of fit
+)
Marginal
++)
Signifikan
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Kondisi Internal Terhadap Strategi Pemberian Kredit
Berdasarkan hasil analisis melalui model persamaan struktural terbukti bahwa kondisi
internal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap strategi pemberian kredit sebesar 0,757
yang berarti bila kondisi internal semakin baik, maka strategi pemberian kredit semakin
efektif dan efisien, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini
yang menyatakan bahwa semakin baik Kondisi Internal Bank BPD Bali maka semakin efektif
dan efisien Strategi Pemberian Kredit pada Bank BPD Bali, terbukti kebenarannya. Hasil
penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Voordecker dan Steijver
(2003) menunjukkan bahwa kondisi internal yang ada didalam perusahaan sangat
mempengaruhi terbentuknya strategi yang ada di bagian kredit. Selain itu, penelitian ini juga
selaras dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Fedorenko, Schafer, dan Talaveran (2007)
juga mengungkapkan adanya pengaruh mengenai sistem-sistem yang digunakan oleh bank
dalam memberikan kreditnya mempengaruhi strategi-strategi yang dijalankan.
4.2.2. Pengaruh Kondisi Calon Debitur Terhadap Strategi Pemberian Kredit
Berdasarkan hasil analisis melalui model persamaan struktural terbukti bahwa kondisi
calon debitur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap strategi pemberian kredit sebesar
0,869 yang berarti bila kondisi calon debitur semakin baik, maka strategi pemberian kredit
semakin efektif dan efisien, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian hipotesis pada
penelitian ini yang menyatakan bahwa semakin baik Kondisi Calon Debitur Bank BPD Bali
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
20
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
maka semakin efektif dan efisien Strategi Pemberian Kredit pada Bank BPD Bali, terbukti
kebenarannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Dewi, (2009) dengan metode Analisis
Deskriptif Kuantitatif dengan Structural Equal Model. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa kondisi calon debitur berpengaruh positif dan signifikan terhadap Strategi Pemberian
Kredit. Faktor kondisi Calon Debitur umumnya dikatagorikan berdasarkan 5C (character,
capacity, caital, collateral dan condition). Pada prakteknya kelima komponen C tersebut
diterjemahkan ke dalam Credit rating dan Credit Scoring sehingga BPR dapat menilai resiko
yang dapat dinilai oleh BPR mengenai debitur maka BPR dapat memutuskan strategi
pemberian kredit ke nasabah yang bersangkutan berkaitan dengan jumlah pinjaman, suku
bunga dan jatuh tempo. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jimenez, Lopes, dan Saurina (2007) yang menunjukkan bahwa kondisi calon debitur seperti
kondisi spesifik debitur dan pasar secara umum turut mempengaruhi manajemen dalam
menentukan strategi yang akan dijalankan oleh suatu lembaga keuangan. Demikian juga yang
diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Kyaw (2008) yang juga menunjukkan hal
yang sama bahwa Kondisi Calon Debitur menentukan strategi yang ditetapkan oleh bank
dalam memberikan kredit kepada debitur.
4.2.3. Pengaruh Kondisi Lingkungan Eksternal Terhadap Strategi Pemberian Kredit
Berdasarkan hasil analisis melalui model persamaan struktural terbukti bahwa kondisi
lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap strategi pemberian kredit
sebesar 0,240 yang berarti bila kondisi lingkungan eksternal semakin baik, maka strategi
pemberian kredit semakin efektif dan efisien, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian
hipotesis pada penelitian ini yang menyatakan bahwa semakin baik Kondisi Lingkungan
Eksternal Bank BPD Bali maka semakin efektif dan efisien Strategi Pemberian Kredit pada
Bank BPD Bali, terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian
Chandra Dewi, (2009) kondisi lingkungan BPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
strategi pemberian kredit. Kondisi Lingkungan BPR/eksternal adalah rangsangan dari kondisi
di luar BPR yang mempengaruhi BPR dalam proses tersebut yang terjadi dalam BPR.
Demikian juga dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Jimenez, Lopes, Saurina (2007)
serta Leora Klapper (2001) yang menunjukkan bahwa kondisi eksternal seperti kondisi pasar
secara umum turut mempengaruhi manajemen dalam menentukan strategi yang akan
dijalankan oleh suatu lembaga keuangan.
4.2.4. Pengaruh Strategi Pemberian Kredit Terhadap Non Performing Loan
Berdasarkan hasil analisis melalui model persamaan struktural terbukti bahwa strategi
pemberian kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap non performing loan sebesar
0,026 yang berarti bila strategi pemberian kredit semakin baik, maka non performing loan
akan semakin baik (rendah), demikian juga sebaliknya. Dengan demikian hipotesis pada
penelitian ini yang menyatakan bahwa semakin efektif dan efisien Strategi Pemberian Kredit
Bank BPD Bali maka semakin rendah Non Perfoming Loan Bank BPD Bali, terbukti
kebenarannya. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Chandra
Dewi, (2009) menunjukkan bahwa strategi pemberian kredit berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap NPL. Chen (2003) serta Hwang dan Wu (2006) yang menemukan bahwa
strategi pemberian kredit mempunyai pengaruh negatif terhadap NPL. Dimana strategi
pemberian kredit yang baik dinilai mampu membuat nilai menurunkaan nilai NPL, dalam hal
ini strategi kredit dan NPL mempunyai arah berlawanan.
4.2.5. Pengaruh Kondisi Internal Terhadap Non Performing Loan
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
21
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
Berdasarkan hasil analisis melalui model persamaan struktural terbukti bahwa kondisi
internal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap non performing loan sebesar 0,535 yang
berarti bila kondisi internal semakin baik, maka non performing loan akan semakin baik,
demikian juga sebaliknya. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini yang menyatakan
bahwa semakin baik kondisi lingkungan internal Bank BPD Bali maka semakin rendah Non
Perfoming Loan Bank BPD Bali, terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini selaras dengan
penelitian yang dilaksanakan oleh Suriya (2012) faktor internal bank dan internal debitur
berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPL. Maksudnya adalah semakin baik faktor
internal bank dan faktor internal debitur maka semakin baik pula NPL PT. Bank Negara
Indonesia. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Ni Rai Artini (2015) menunjukkan bahwa
kondisi internal LPD berpengaruh positif terhadap NPL LPD Desa adat di Kabupaten
Gianyar.
4.2.6. Pengaruh Kondisi Calon Debitur Terhadap Non Performing Loan
Berdasarkan hasil analisis melalui model persamaan struktural terbukti bahwa kondisi
calon debitur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap non performing loan sebesar 0,611
yang berarti bila kondisi calon debitur semakin baik, maka non performing loan akan
semakin baik, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini yang
menyatakan bahwa semakin baik kondisi calon debitur Bank BPD Bali maka semakin rendah
Non Perfoming Loan Bank BPD Bali, terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini selaras
dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Suriya (2012) faktor internal bank dan internal
debitur berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPL. Maksudnya adalah semakin baik
faktor internal bank dan faktor internal debitur maka semakin baik pula NPL PT. Bank
Negara Indonesia. Demikian juga penelitian yang dilaksanakan oleh Ni Rai Artini (2015)
menunjukkan bahwa kondisi calon debitur LPD berpengaruh positif terhadap NPL LPD Desa
adat di Kabupaten Gianyar.
4.2.7. Pengaruh Kondisi Lingkungan Eksternal Terhadap Non Performing Loan
Berdasarkan hasil analisis melalui model persamaan struktural terbukti bahwa kondisi
lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap non performing loan
sebesar 0,060 yang berarti bila kondisi lingkungan eksternal semakin baik, maka non
performing loan akan semakin baik, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian hipotesis
pada penelitian ini yang menyatakan bahwa semakin baik kondisi lingkungan eksternal Bank
BPD Bali maka semakin rendah Non Perfoming Loan Bank BPD Bali, terbukti
kebenarannya. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Ni Rai
Artini (2015) menunjukkan bahwa kondisi lingkungan eksternal LPD berpengaruh positif
terhadap NPL LPD Desa adat di Kabupaten Gianyar. Penelitian ini juga sesuai dengan hasil
penelitian Anin Diyati (2012)
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil pembahasan yang telah diuraikan melalui persamaan struktural SEM
menunjukkan bahwa setelah melalui modifikasi sampai dengan model 1, telah didapatkan
model yang lebih baik dibandingkan model utama karena telah memenuhi lima dari delapan
kreteria Goodness of Fit, yaitu kriteria probability sebesar 0,047, RMSEA sebesar 0,030, GFI
sebesar 0,920, CFI (Comparative Fit Index) sebesar 0,978 dan TLI (Tucker-Lewis Index)
sebesar 0,972, serta tiga kriteria tergolong marginal, yaitu Chi-square (2 ) sebesar 212,935,
Relatitive Chi-square (2/df) sebesar 180 dan AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index).
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
22
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
Berdasarkan hasil standardized estimate dan standardized direct effects diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kondisi internal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap strategi pemberian kredit
sebesar 0,757 yang berarti bila kondisi internal semakin baik, maka strategi pemberian
kredit semakin efektif dan efisien, demikian juga sebaliknya
2. Kondisi calon debitur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap strategi pemberian
kredit sebesar 0,869 yang berarti bila kondisi calon debitur semakin baik, maka strategi
pemberian kredit semakin efektif dan efisien, demikian juga sebaliknya
3. Kondisi lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap strategi
pemberian kredit sebesar 0,240 yang berarti bila kondisi lingkungan eksternal semakin
baik, maka strategi pemberian kredit semakin efektif dan efisien, demikian juga
sebaliknya.
4. Strategi pemberian kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap non performing
loan sebesar 0,026 yang berarti bila strategi pemberian kredit semakin efektif dan efisien,
maka non performing loan akan semakin baik (rendah), demikian juga sebaliknya.
5. Kondisi internal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap non performing loan sebesar
0,535 yang berarti bila kondisi internal semakin baik, maka non performing loan akan
semakin baik, demikian juga sebaliknya
6. Kondisi calon debitur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap non performing loan
sebesar 0,611 yang berarti bila kondisi calon debitur semakin baik, maka non performing
loan akan semakin baik, demikian juga sebaliknya
6. Kondisi lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap non performing
loan sebesar 0,060 yang berarti bila kondisi lingkungan eksternal semakin baik, maka non
performing loan akan semakin baik, demikian juga sebaliknya
.
5.2. Saran
Dari kesimpulan hasil penelitian di atas, ada beberapa saran dan masukan yang dapat
penulis ajukan baik untuk kepentingan praktis Bank BPD Bali dalam keputusan strategi
pemberian kredit dan memperbaiki kondisi non performing loan, yaitu :
1. Mengingat kondisi internal, kondisi calon debitur dan kondisi lingkungan eksternal
berpengaruh signifikan terhadap strategi pemberian kredit dan non performing loan pada
PT. Bank Pembangunan Daerah Bali, maka sebaiknya pihak manajemen tetap
memperhatikan kondisi internal, kondisi calon debitur dan kondisi lingkungan eksternal,
sehingga tidak salah dalam strategi pemberian kredit serta non performing loan dapat
ditekan seserendah mungkin.
2. Bagi peneliti berikutnya, disarankan untuk melakukan replikasi penelitian serupa dengan
menambah beberapa variabel yang diduga mempengaruhi strategi pemberian kredit dan
non performing loan. Dengan keragaman ini diharapkan hasil yang didapat pun dapat
digeneralisasikan dalam lingkup yang lebih luas lagi.
5.3. Implikasi Penelitian
Implikasi dari penelitian ini dapat diperuntukkan secara :
5.3.1. Implikasi Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih
mendalam kepada semua peneliti berkaitan dengan kondisi internal, kondisi calon debitur,
kondisi lingkungan eksternal, strategi pemberian kredit dan non performing loan, sehingga
nantinya dapat digunakan sebagai refrensi berkaitan dengan manajemen kredit.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
23
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
5.3.2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian diharapkan akan memberikan masukan bagi manajemen maupun
karyawan dalam usaha untuk menjaga dan meningkatkan stabilitas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Achou, Takang Felix, dan Ntui Claudine Tenguh, 2008, Bank Perfomance And Credit Risk
Management, Master Degree Project in Finance Universitu of Skodve School of
Technology and Society.
Anin Diyanti, 2012.Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP Semarang (Endang Tri
Widyawati).
Antiningrum, Sri, 2003, Analisis Internal Eksternal Untuk Penentuan Strategi Bersaing (Studi
Pada PT. Sampurna Kuningan Juwana di Pati), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Surakarta 9 (tidak dipublikasikan)
Arens, Alvin A., dan James K. Loebbecke, 2000, Auditing an Integrated Approach, 8th
edition, Prentice Hall Inc., Englewood, New Jersey
Bank Indonesia, 2006, PBI No. 8/19/PBI/2006, www.bi.go.id
Batubara, Rudi, 2000, Upaya Restrukturisasi Non Performing Loan dalam Rangka
Memperbaiki Kualitas Aktivitas Aktiva produktif (Studi Kasus terhadap Program
Restrukturisasi NPL Bank X), Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia,
Jakarta (tidak dipublikasikan).
Business Loan Market, RIETI Discussion Paper Series 05-E-027.(www.goole.com)
Chen, Jhony P., 2003, Non-Performing Loan Securitization in the People’s Republic of
China, Asset Management Reference, Sept. 2003. No. 9.
COSO, 1997, Internal Control Integrated Frame Work, edition in two volumes, Committee
Of Sponsoring Organizations of The Treadway Commision.
Dahlan Siamat, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan Perbankan,
FEUI, Jakarta.
Dendawijaya, Lukman, 2003, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta
Dewi, Chandra., 2009, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemberian Kredit dan
Dampaknya Terhadap Non Perfoming Loan, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro, Semarang.
Diponegoro Journal of Managemet, Volume 1, Nomor 2, tahun 2012 halaman 290-299,
http://ejournal-s.i.undip.ac.id/index.php/.
Djohanputro, Bramantyo dan Ronny Kountur, 2007, Non Performing Loan www.profi.or.id
Elsas, Ralf, dan Jan Pieter Krahnen, 2002, Collateral, Relationship Lending and Financial
Distress:An Empirical Study on Financial Contracting, Department of Finance,
Goethe-Universität Frankfurt, JEL Classification: G21
Fedorenko, Nataliya, Dorothea Schäfer, dan Oleksandr Talaveran, 2007, The Effects of the
Bank-Internal Ratings on the Loan Maturity ,DIW Berlin, German Institute for
Economic Research, , Discussion Paper 704.
Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen,
Aplikasi Model - Model Rumit dalam Penelitian untuk Tesis magister dan Disertasi,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Firdaus, H. Rachmat dan Maya Ariyanti, 2004, Manajemen Perkreditan Bank Umum, Edisi
ke-2, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Hair, J.R., Joseph F., Rolp E. Anderson, Ropnald L. Tatham dan William C.Black, 1995,
Multivariate Data Analysis with Reading, Fourth Ed., Prentice Hall International, Inc.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
24
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
Hwang, Dar Yeh, dan Wei Hsiung Wu, 2006, Financial System Reform in Taiwan, JAE
Conference on Financial System Reform and Monetary Policies in Asia September
15-16, 2006
Indriantoro, Nur., dan Bambang Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Badan
Penerbit Universitas Gajahmada, Yogyakarta
Jiménez , Gabriel, Jose A. Lopez, dan Jesús Saurina, 2007, Empirical Analysis of Corporate
Credit Lines, Federal Reserve Bank Of San Fransisco Working paper Series Volume
14.
Kasmir, 2003, Manajemen Perbankan, Edisi Keempat, PT. Raja Grafindo Persada., Jakarta.
Kerja KBI Solo Pasca Proyek PHBK), www.profi.or.id.
Klapper, Leora, 2001, The Uniqueness of Short - Term Collateralization, Policy Research
Working Paper 2554.
Kyaw, Aung, 2008, Financing Small and Medium Enterprises in Myanmar, Institute of
developing economies Discussion Paper No. 148.
M. Tohar, 2004, Permodalan dan Perkreditan Koperasi, Edisi Ke-5, Penerbit Kanisius,
Jakarta
Manove, Michael, A. Jorge Padilla, dan Marco Pagano, 2001, Collateral Versus Project
Screening: A Model of Lazy Bank, RAND Journal of Economics Vol. 32, No. 4, s.
Marbun, Anderson, 2006, Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas
Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus pada Koperasi
Simpan Pinjam Artha Jaya Sentosa), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Widyatama, Bandung (tidak dipublikasikan)
Masyhud, Ali, 2004, Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko
Operasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mranggen Kabupaten Demak, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro,
Semarang (tidak dipublikasikan)
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998, Auditing, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Ono, Arito, dan Iichiro Uesugi, 2005, The Role of Collateral and Personal Guarantees in
Relationship Lending: Evidence from Japan’s Small
Peterson, Jessica, dan Isac Wadman, 2004, Non Performing Loans (The markets of Italy and
Sweden), Bachelor Thesis Department of Business Studies Uppsala University.
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, Pokok-pokok Perbankan, Jakarta,
Indonesia
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Pokok-pokok Perbankan,
Jakarta, Indonesia.
Saptono, dan Yuli Widiyatmanya 2007, Penerapan Sistem Kredit Kelompok sebagai
Alternatif Strategi PenyaluranKredit Kepada Usaha Mikro(Laporan Penelitian
terhadap Kredit Kelompok di Wilayah
Soedarto, Much, 2002, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit pada
Bank Perkreditan Rakyat (Studi Kasus pada BPR di Wilayah Kerja BI Semarang),
Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang (tidak
dipublikasikan).
Sutrisno, Hadi, 1993, Statistik 2, Yogyakarta, Penerbit Andi, Yogyakarta
Suyatno, Thomas, H.A. Chalik, Made Sukada, C. Tiran Yunianti Ananda, DjuHaepah T.
Marala, 1997, Dasar-dasar Perkreditan, Edisi Ke-4, STIE Perbanas dan Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Voordeckers, Wim, dan Tensie Steijvers, 2003, Business Collateral and Personal
Commitments in SME Lending, EFMA Conference 2003.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
25
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
Widodo, Priyo, 2003, Analisis Persepsi Nasabah terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kredit Macet pada PT. BPR Karticentra Artha
Yuri, Pujilistiyani Ch., 2007, Analisis Strategi Lingkungan External Internal Ancol,
www.angel.blogspot
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
Download