TEORI STRUKTUR MODAL A. Pengertian Modal

advertisement
TEORI STRUKTUR MODAL
A. Pengertian Modal dan Struktur Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam
pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan
aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan
modal Pasif (Kredit).
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik
jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa
terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan
perusahaan.
Struktur Modal Sasaran
Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan
saham ekuitas yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal.
Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko
dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan
harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan
menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai
suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan.
Empat faktor utama yang memengaruhi keputusan struktur modal adalah :
1. Risiko bisnis,
2. Posisi perpajakan,
3. Fleksibilitas keuangan,
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen.
Risiko Bisnis dan Keuangan
A. Risiko Bisnis adalah tingkat risiko yang inheren di dalam operasi
perusahaan jika perusahaan tidak mempergunakan utang. Perusahaan akan
memiliki risiko bisnis yang kecil jika permintaan akan produk yang
dihasilkannya stabil, jika harga-harga input dan produknya tetap relatif
konstan, jika perusahaan dapat menyesuaikan harga-harganya dengan bebas
jika terjadi peningkatan biaya, dan jika sebagian besar biayanya adalah biaya
variabel sehingga akan turun jika penjualan menurun. Hal-hal yang lain
diangap sama, semakin rendah risiko bisnis sebuah perusahaan, maka
semakin tinggi rasio utang optimalnya.
Risiko bisnis tergantung pada sejumlah faktor, yaitu :
1. Variabilitas permintaan,
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN modified by Zainul Muchlas
Halaman 1
2. Variabilitas harga jual,
3. Variabilitas biaya input,
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahanperubahan pada biaya input,
5. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu yang
tepat dan efektif dalam hal biaya, eksposur risiko asing,
6. Komposisi biaya tetap: leverage operasi (leverage operasi adalah tingkat
sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah
perusahaan).
B. Risiko Keuangan adalah peningkatan risiko yang ditanggung oleh para
pemegang saham, di atas risiko bisnis dasar perusahaan, yang diakibatkan
oleh penggunaan leverage keuangan. Leverage keuangan adalah tingkat
sampai sejauh mana ekuritas dengan laba tetap (utang dan saham preferen)
digunakan dalam struktur modal sebuah perusahaan.
Pendapat beberapa pakar menyimpulkan bahwa Risiko Keuangan (financial
risk) adalah tambahan risiko yang dibebankan kepada para pemegang saham
biasa sebagai hasil dari keputusan untuk mendapatkan pendanaan melalui
utang. Secara konseptual,pemegang saham akan menghadapi sejumlah risiko
yang inheren pada operasi perusahaan,yaitu risiko bisnis yang didefinisikan
sebagai ketidakpastian yang inheren pada proyeksi laba operasi masa depan.
Jika sebuah perusahaan menggunakan utang (leverage keuangan), maka hal
ini akan mengonsentrasikan risiko bisnis pada pemegang sahanm biasa.
Pada umumnya, pendanaan melalui utang akan meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi, tetapi utang juga
meningkatkan tingkat risiko dari investasi tersebut bagi pemegang sahamnya.
Meningkatkan Struktur Modal yang Optimal
Struktur modal yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga dari
perusahaan, dan hal ini biasanya meminta rasio utang yang lebih rendah
daripada rasio yang memaksimalkan EPS (Earning per Share) yang
diharapkan.
WACC (Weight Average Cost of Capital) dan Perubahan Struktur
Modal
Memperkirakan bagaimana suatu perubahaan dalam struktur modal akan
mempengaruhi harga saham adalah suatu hal yang sulit. Namun ternyata
diketahui struktur modal yang dapat memaksimalkan harga saham adalah
struktur modal yang dapat meminimalkan WACC. Karena biasanya lebih
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN modified by Zainul Muchlas
Halaman 2
mudah meramalkan bagaimana perubahan struktur modal akan mempengaruhi WACC daripada harga saham, kebanyakan manajer menggunakan
perubahan WACC yang diramalkan untuk membantu mereka mengambil
keputusan struktur modal.
Menghitung WACC sebagai berikut :
WACC= wd(kd)(1-T)+wc(kc)
= (D/A)(kd)(1-T)+(E/A)(kd)
Persamaan Hamada
Kenaikan rasio utang juga akan meningkatkan risiko yang dihadapi oleh
pemegang saham,dan hal ini akan bepengaruh terhadap biaya ekuitas,ks.
Robert Hamada mengembangkan persamaan berikut ini menjelaskan
pengaruh leverage keuangan terhadap beta:
b= bu [1+(1-T)(D/E)]
Persamaan Hamada menunjukan bagaimana peningkatan pada rasio
utang/ekuitas akan meningkatkan nilai beta.
Teori Struktur Modal
1)Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang
optimal. Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai
Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh
nilai perusahaan yang optimal.
2)Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Teori MM tanpa pajak
Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan
Miller (teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan
atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM mengajukan beberapa
asumsi untuk membangun teori mereka (Brigham dan Houston, 2001, p.31)
yaitu:
a. Tidak terdapat agency cost.
b. Tidak ada pajak.
c. Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan
perusahaan
d. Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai
prospek perusahaan di masa depan
e. Tidak ada biaya kebangkrutan
f. Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN modified by Zainul Muchlas
Halaman 3
penggunaan dari hutang.
g. Para investor adalah price-takers.
h. Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar (market
value).
Teori MM dengan pajak.
Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM
memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada
pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa
digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai
pengurang pajak.
3) Teori Trade-Off dalam Struktur Modal
Menurut trade-off teory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan
akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan
pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan
keuangan (financial distress)” (p.81). Biaya kesulitan keuangan (Financial
distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization,
dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari
turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan
struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak,
biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial
distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric
information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat
hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax shields)
mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of
financial distress). Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer
akan berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya
kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaanperusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha
mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga
tambahan hutang tersebut akan mengurangi pajak. Dalam kenyataannya
jarang manajer keuangan yang berpikir demikian. Donaldson (1961)
melakukan pengamatan terhadap perilaku struktur modal perusahaan di
Amerika Serikat. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaanperusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung rasio
hutangnya rendah. Hal ini berlawanan dengan pendapat trade-off theory.
Trade-off theory tidak dapat menjelaskan korelasi negatif antara tingkat
profitabilitas dan rasio hutang.
4)Teori Pecking Order
Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan
dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah,
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN modified by Zainul Muchlas
Halaman 4
dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana
internal yang berlimpah.” Dalam pecking order theory ini tidak terdapat
struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai uruturutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana. Menurut pecking order
theory dikutip oleh Smart, Megginson, dan Gitman (2004, p.458-459),
terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan, yaitu :
1. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam
atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal
tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional
perusahaan.
2. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih
pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling
rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti
obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.
3. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan
menetapkan jumlah pembayaran deviden yang konstan, tidak terpengaruh
seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.
4. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan
deviden yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta
kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi
yang lancar tersedia. Pecking order theory tidak mengindikasikan target
struktur modal. Pecking order theory menjelaskan urut-urutan pendanaan.
Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal.
Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Pecking order theory
ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat
keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil.
Dalam kenyataannya, terdapat perusahaan-perusahaan yang dalam
menggunakan dana untuk kebutuhan investasinya tidak sesuai seperti
skenario urutan (hierarki) yang disebutkan dalam pecking order theory.
Penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Hamid (1992) dan Singh (1995)
menyatakan bahwa “Perusahaan-perusahaan di negara berkembang lebih
memilih untuk menerbitkan ekuitas daripada berhutang dalam membiayai
perusahaannya.” Hal ini berlawanan dengan pecking order theory yang
menyatakan bahwa perusahaan akan memilih untuk menerbitkan hutang
terlebih dahulu daripada menerbitkan saham pada saat membutuhkan
pendanaan eksternal.
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN modified by Zainul Muchlas
Halaman 5
5) Teori Asimetri Informasi dan Signaling
Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan
perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan
resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih dari pihak
lainnya.
Teori ini terdiri dari Teori :
•Myers dan Majluf
Menurut Teori ini ada asimetri informasi antara manger dengan pihak luar.
Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi
perusahaan dibandingan pihak luar.
•Signaling
Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang)
merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager
mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin
agar saham tersebut meningkat, ia ingin megkomunikasikan hal tersebut
kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai
signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa
dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di
masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut,
signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.
6) Teori Keagenan (Agency Approach)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik
antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham
dengan manager adalah konsep free-cash flow. Ada kecenderungan manager
ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai control atas sumber daya
tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik
leagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka
manager akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk
membayar bunga.
Sumber : Bringham & Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Buku 2, Jakarta : Salemba Empat.
Sumber: http://setiawanzenegger10.blogspot.com/2011/06/teori-strukturmodal.html di akses 23 Mei 2015
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN modified by Zainul Muchlas
Halaman 6
Download