ABSTRAKSI Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan judul “MAKNA PERTUNJUKAN ‘RT NOL/ RW NOL’ DALAM TEATER MODERN”. Penelitian ini didasari atas perkembangan ilmu pengetahuan dan ruang kesenian yang meluas sejak beberapa abad yang lalu, telah mengantarkan kita untuk mengeksplorasi status quo dari pengetahuan. Dewasa ini, dunia tidak lagi dilihat sebagai sebuah buku yang harus dibaca, tetapi sebuah “performance” tempat kita berpartisipasi di dalamnya. Performance dapat dikatakan sebagai “broad spectrum” atau kesatuan dari aktivitas manusia yang berupa ritual, permainan, olahraga, hiburan-hiburan populer, performing arts (teater, tarian, musik), dan drama kehidupan sehari-hari dalam kehidupan sosial, profesional, suku bangsa, peran kelas, untuk penyembuhan, media dan internet. Sebagaimana umumnya pertunjukan atau produk-produk kesenian, teater modern di Indonesia tidak pernah lepas dari tanda. Lewat tanda dan makna artistik inilah, sebuah kesenian memiliki semacam prosedur atau mekanisme tersendiri dalam melakukan kontak atau hubungan dengan lingkungan sosialpolitiknya, baik lewat pertukaran, tawar menawar, kerja sama, atau pertentangan. Adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah mengenai makna pertunjukan ‘Rt Nol/ Rw Nol’ sebagai salah satu bentuk pertunjukan teater modern yang telah dipentaskan oleh ‘Lakon Teater’ UPI Bandung. Dalam hal ini, penulis mencoba melihat bagaimana makna dalam pertunjukan tersebut direpresentasikan melalui sistem tanda Tadeuz Kowzan. Berangkat dari pernyataan penelitian di atas, penulis mencoba mengkaji permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan multidisipliner, yaitu metode kualitatif, performance studies, dan semiotika. Untuk menunjang penelitian ini, penulis berusaha mengembangkan data yang dimiliki dari teknik penelitian yang digunakan, serta teori-teori yang penulis anggap menunjang. Dalam penelitian ini, penulis mengamati secara langsung jalannya pertunjukan ‘Rt Nol/ Rw Nol’ secara seksama, kemudian berusaha mengembangkan hasil penelitian dengan ditunjang oleh studi pustaka, dan wawancara dengan sutradara ‘Rt Nol/ Rw Nol’. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui tanda-tanda yang terdapat dalam pertunjukan ‘Rt Nol/ Rw Nol’ saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain sehingga membentuk muatan-muatan makna yang merepresentasikan permasalahan kehidupan kaum gelandangan yang termarginalkan di kota besar, sekaligus menggambarkan suatu eksistensi kolong jembatan yang menampung para gelandangan tersebut. Secara garis besar, makna dalam pertunjukan ini mengajarkan kita satu hal terpenting, bahwa setiap manusia mempunyai keinginan untuk dihargai, termasuk itu kaum gelandangan. Dalam pertunjukan ini, tanda kata merupakan tanda yang paling menonjol dibandingkan dengan sistem tanda lainnya. Adapun saran yang penulis tujukan pada ‘Lakon Teater’ UPI, hanyalah berkisar pada persoalan teknik, dan managemen pertunjukan