SKRIPSI (alhamdulillah)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Salah satu perusahaan milik Samsung Group yang sangat mendunia adalah
Samsung Electronics Co. Ltd. Perusahaan ini merupakan produsen televisi, panel
LCD dan memory chip terbesar di dunia. Selain memproduksi ketiga benda
tersebut, Samsung Electronics Co. Ltd adalah perusahaan telepon seluler dan
telepon pintar yang besar. 1
Cabang Samsung Electronics Co. Ltd telah tersebar di seluruh penjuru
dunia. Tidak terkecuali Asia Tenggara, di wilayah ini Samsung Electronics Co.
Ltd. menanamkan investasinya di hampir semua negara. Salah satunya berada di
negara Thailand. Salah satu produk Samsung Electronics Co. Ltd Thailand adalah
televisi. Produksi televisi di negara ini sudah dilakukan sejak berdirinya pabrik
Samsung Electronics Co. Ltd Thailand pada tahun 1988. Tetapi pada akhir tahun
2014, Samsung Electronics Co. Ltd Korea Selatan (sebagai kantor pusar Samsung
Electronics Co. Ltd.) memerintahkan untuk menghentikan produksi televisi yang
berada di Thailand. Pada akhir tahun yang sama, Samsung Electronics Co. Ltd
Korea Selatan mengumumkan bahwa akan membuka investasi baru di Vietnam.
Investasi baru yang ditanamkan di Vietnam bergerak di bidang produksi televisi.
Penulis merasa tertarik dengan kejadian ini karena Thailand dan Vietnam
merupakan dua negara yang saling berdekatan dan sama-sama negara yang sedang
1
Samsung. (n.d.). Samsung Corporation. Diakses pada Desember 2016, 2016, dari
http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/samsung/history/
1
berkembang. Penulis ingin mengetahui apakah ada faktor-faktor salah satu negara
(Thailand) yang melatarbelakangi Samsung Electronics Co. Ltd. Korea Selatan
menghentikan produksi televisi di Thailand dan memulai produksi televisi di
Vietnam pada tahun yang sama.
B. LATAR BELAKANG
Samsung adalah salah satu penyedia terbesar di dunia teknologi. Bermula
pada tahun 1938 dimana Lee Byung-Chull berasal dari keluarga pemilik tanah
yang luas di daerah Uiryeong datang ke kota Daegu dan mendirikan Samsung
Sanghoe, sebuah perusahaan perdagangan kecil dengan empat puluh karyawan
yang berlokasi di Su-dong (sekarang Ingyo-dong). Perusahaan yang di bangun
Lee mengalami kemajuan dan ia memindahkan kantor pusatnya ke Seoul pada
tahun 1947.2
Lee berusaha mendirikan Samsung sebagai pemimpin industri dalam
berbagai bidang, seperti asuransi, sekuritas, dan ritel. Pada akhir 1960-an,
Samsung Group mulai berkembang menjadi industri elektronik dan membentuk
divisi elektronik, seperti Samsung Electronics Co Devices, Samsung ElectroMechanics Co, Samsung Corning Co, dan Samsung Semiconductor &
Telecommunications Co, dan membuat fasilitas di Suwon. Produk pertama adalah
satu set televisi hitam-putih. Pada tahun 1980, Perusahaan Samsung membeli
Hanguk
Jeonja
Tongsin
di
Gumi,
dan
mulai
membangun
perangkat
telekomunikasi. Produk awalnya adalah Switchboards. Fasilitas ini telah
berkembang menjadi sistem manufaktur telepon dan faks yang kemudian menjadi
2
Samsung. (n.d.). Samsung Corporation. Diakses pada Desember 2016, 2016, dari
http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/samsung/history/
2
pusat manufaktur ponsel Samsung. Mereka telah menghasilkan lebih dari 800 juta
ponsel. Perusahaan mereka dikelompokkan bersama di bawah Samsung
Electronics Co. Ltd. pada 1980-an.3
Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, Samsung Electronics Co. Ltd
berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, investasi yang penting dalam
mendorong perusahaan untuk terdepan dalam industri elektronik global. Samsung
mulai bangkit sebagai perusahaan internasional pada 1990-an. Cabang konstruksi
Samsung mendapatkan kontrak untuk membangun satu dari dua Petronas Towers
di Malaysia, Taipei 101 di Taiwan dan Khalifa Burj di Uni Emirat Arab. Pada
tahun 1993. Lee Kun-hee menjual sepuluh anak perusahaan Samsung Group,
dirampingkan perusahaan, dan operasi lainnya bergabung untuk berkonsentrasi
pada tiga industri yaitu elektronik, teknik, dan bahan kimia.4
Samsung Electronics Co. Ltd mengungguli Sony sebagai salah satu merek
yang paling populer di dunia konsumen elektronik pada tahun 2004 dan 2005, dan
sekarang peringkat ke 19 di dunia secara keseluruhan. Samsung menjadi
perusahaan terbesar kedua setelah Nokia dengan volume dunia produsen ponsel
terutama pangsa pasar terkemuka di Amerika Utara dan Eropa Barat.5
Keberhasilan Samsung sebagai sebuah penyedia teknologi terus
berkembang melalui Samsung Electronics Co. Ltd yang telah bergabung dengan
Samsung Semikonduktor dan Telekomunikasi. Dengan cara ini Samsung
membuktikan diri di pasar internasional dengan produk teknologi tinggi yang
akan menjadi pokok di setiap rumah. Perkembangan ini berlanjut saat dekade
3
Ibid.
Ibid.
5
Ibid.
4
3
berikutnya sebagai Samsung terus melampaui batas dan restrukturisasi rencana
bisnis untuk mengakomodasi adegan global. Mengadopsi bentuk baru manajemen
terbukti menjadi perpindahan yang bijaksana bagi perusahaan sebagai produk
berjalan mereka pada daftar harus top-have dalam berbagai bidang mereka. TVLCD, tabung gambar, printer Samsung dan produk teknologi tinggi lainnya
akuisisi menjadi terkenal karena mereka berkualitas tinggi. Ketika Samsung
berkelana ke industri LCD pada tahun 1993, menjadi yang terbaik di dunia.6
Produsen televisi dunia, Samsung Electronics Co. Ltd. menghentikan
produksi televisi di Thailand. Pabrik televisi di bawah Thai Samsung Electronics
Co. Ltd. tersebut dihentikan produksinya pada kuartal pertama tahun 2015. Tetapi
penghentian produksi televisi di Thailand tersebut diikuti dengan investasi baru
yang akan ditanamkan oleh Samsung Electronics Co. Ltd di negara lain tepatnya
Vietnam. 7 Pada akhir tahun 2014, pihak Samsung Electronics Co. Ltd.
mengumumkan jumlah investasi yang akan ditanamkan di Vietnam. Jumlah
investasi baru yang akan ditanamkan sebesar $560 juta.8 Investasi tersebut akan
digunakan untuk membangun pabrik baru di Vietnam. Pabrik tersebut akan
memproduksi barang kebutuhan konsumen (consumer goods). Fokus dari
produksinya adalah televisi, sebagai bagian usaha perusahaan untuk menaikkan
output.9
6
Ibid.
The Nation. (2015, Mei 21). Diakses pada Desember 10, 2016, dari
http://www.nationmultimedia.com/news/breakingnews/aec/30260602
8
Thai Tech. (2015, Mei 21). Diakses pada Desember 10, 2016, dari
http://tech.thaivisa.com/samsung-tv-thailand/10967/
9
Wall Street Journal. (2014, Mei). Diakses pada Desember 2016, dari
http://www.wsj.com/articles/samsung-to-build-vietnam-tv-appliance-factory-1412237441
7
4
Pabrik baru Samsung Electronics Co. Ltd Vietnam dibangun di Saigon
High-Tech Park di wilayah Ho Chi Minh City. Samsung Electronics Co. Ltd Ho
Chi Minh City Complex (SEHC) akan menjadi bagian penting dari suplai televisi
merek Samsung. Samsung Electronics Co. Ltd Ho Chi Minh City Complex
(SEHC) memiliki luas sekitar 70 hektar di wilayah Saigon High-Tech Park
(SHTP) yang fokus pada penelitian, pembangunan dan produksi televisi. 10
Samsung Electronics Co. Ltd. telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah
Vietnam untuk menginvestasikan pabriknya sebesar $1 milyar. Pembangunan
pabrik baru di Vietnam dimulai pada bulan Mei 2015 dan memulai operasional
pabrik pada kuartal kedua tahun 2016.11
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat diperoleh
rumusan penelitian sebagai berikut:
“Faktor apa saja yang menyebabkan kepindahan produksi televisi Samsung
dari Thailand ke Vietnam tahun 2015?”
10
The News Gateway of Vietnam. (2015, Mei 20). Diakses pada Desember 10, 2016, dari
http://tuoitrenews.vn/business/28162/samsung-breaks-ground-on-14bn-complex-in-ho-chi-minhcity
11
Vietnam+. (2014, Juni). Diakses pada Desember 10, 2016, dari
http://en.vietnamplus.vn/samsung-to-build-hitech-factory-in-ho-chi-minh-city/61407.vnp
5
D. KERANGKA BERPIKIR
1. Konsep PMN dan FDI
Perusahaan Multinasional (PMN) atau Multinational Corporation (MNC)
telah menjadi pembahasan yang penting di era globalisasi saat ini. Signifikansi
peranannya dalam pasar dapat dikatakan telah melampaui negara. Dalam beberapa
situasi bahkan PMN dapat mempengaruhi kebijakan negara agar kepentingannya
dapat tercapai. Robert Gilpin secara sederhana mengartikan bahwa PMN adalah
“a firm of a particular nationality with partially or wholly owned subsidiaries
within at least one other national economy” atau “sebuah perusahaan dari
kebangsaan tertentu dengan anak perusahaan sebagian atau seluruhnya dimiliki
dalam setidaknya satu perekonomian nasional lainnya”. PMN dalam menjalankan
bisnisnya cenderung untuk terus memperluas pasar ke luar negeri. Salah satu
bentuk perluasan pasar adalah melalui Foreign Direct Investment (FDI).12 (Gilpin,
2001, p. 278) Foreign Direct Investment atau investasi langsung luar negri adalah
investasi dalam bentuk penanaman modal melalui kepemilikan aset dan faktor
produksi yang dilakukan oleh warga negara atau badan usaha asing yang
bertujuan untuk mencapai kontrol sebagian atau penuh atas pemasaran, produksi,
atau fasilitas lainnya pada ekonomi.13 (Ashari, 2015, p. 194) FDI sering dilakukan
dengan dua cara yaitu membeli perusahaan yang sudah ada atau perusahaan
membangun sendiri fasilitas baru. Bentuknya antara lain dengan melakukan
merger, takeovers, atau melalui aliansi antar perusahaan dengan perusahaan
negara tujuan. FDI ini merupakan strategi PMN untuk mempermanenkan
12
Gilpin, R. (2001). Global Politic Economy : Understanding the International Economic Order.
H. 278
13
Ashari, K. (2015). Kamus Hubungan Internasional (Vol. 1). Bandung, Jawa Barat, Indonesia:
Nuansa Cendekia. h. 194
6
usahanya di negara lain, dengan begitu maka diharapkan akan memperoleh
efisiensi yang lebih tinggi. 14
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya
pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau
bangunan; atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh
perusahaan asing. Penanaman kembali modal (reinvestment) dari pendapatan
perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka pendek dan panjang antara
perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya juga dikategorikan sebagai
investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru dalam investasi seperti
pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi.15
Sebagian besar investasi ini merupakan kepemilikan penuh atau hampir
penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang
dimiliki bersama (joint venture) dan aliansi strategis dengan perusahaanperusahaan lokal. Joint venture yang melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya
disebut sindikasi dan biasanya dibentuk untuk proyek tertentu seperti konstruksi
skala luas atau proyek pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan
berbagai jenis keahlian dan sumberdaya. Biasanya FDI adalah komitmen jangkapanjang. Itu sebabnya FDI dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara
dibandingkan investasi jenis lain yang bisa ditarik begitu saja ketika ada muncul
tanda adanya persoalan. Investasi merupakan suatu isu yang penting dalam
hubungan perekonomian antar negara. Kontribusi yang dihasilkan investasi telah
14
Hidriyah, S. (2008). Diakses pada March 2016, dari lib. ui. ac. id/file?file=digital/118812T%2025102-Fluktuasi%20investasi-Pendahuluan. pdf h. 23
15
Ibid.
7
menjadi alasan mengapa negara investor berinvestasi ke negara tujuan investasi.16
Tujuan dan motif PMN melakukan investasi langsung di luar negeri juga
berbeda. Ada PMN yang bermaksud untuk melakukan ekspansi secara vertikal.
Perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut) mendirikan cabang di luar negeri
untuk menghasilkan input yang untuk diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk.
PMN juga dapat melakukan ekspansi secara horizontal dengan cara mendirikan
cabang di luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hampir sama dengan
perusahaan induk.17
Apabila tujuan pendirian cabang di luar negeri itu untuk mencapai
keuntungan maksimum maka pertimbangan efisiensi biaya di berbagai negara
menjadi pertimbangan utama. Banyak PMN yang tertarik untuk melakukan
ekspansi di negara yang upah buruhnya rendah (misalnya negara sedang
berkembang), terutama apakah produk yang dihasilkan itu sifatnya padat tenaga
kerja. Aspek tenaga kerja lain yang sering menjadi daya tarik PMN adalah
kerajinan serta tidak sering terjadinya pemogokan. Faktor biaya lain yang kerap
kali dipertimbangkan adalah biaya transportasi. Dengan membuka cabang, biaya
transportasi dapat ditekan. Di samping biaya transportasi, pajak yang relatif
rendah dapat menjadi daya tarik bagi PMN.18
Keunggulan PMN dalam tawar-menawar didasarkan pada dua faktor.
Pertama adalah kemampuannya mengendalikan sumber daya ekonomi yang
langka dan penting. Kedua, mobilitasnya yang tinggi memungkinkan PMN untuk
memindahkan sumber daya ke seluruh dunia. Mobilitas global ini berarti bahwa
16
Ibid.
Nopirin. (1995). Ekonomi Internasional Jilid 3. Yogyakarta: BPFE. h. 114
18
Ibid. h. 116
17
8
PMN seringkali memiliki keleluasaan untuk memilih, dari banyak alternatif,
kemana mereka akan menempatkan sumber daya dan kegiatan produktif mereka.
Sementara itu, kaum buruh dan pemerintah di berbagai negara ridak memiliki
mobilitas dan keleluasaan PMN dan harus saling bersaing memperebutkan FDI
yang dilakukan oleh PMN. Kaum buruh terutama sangat rentan terhadap
kemampuan aktual atau potensial PMN untuk berpindah kemana saja di dunia.
Buruh dengan keahlian rendah yang bekerja dalam bidang produksi dengan
teknologi rendah hampir tidak punya kekuatan tawar-menawar karena begitu
besarnya pasokan tenaga kerja seperti itu di seluruh dunia. Mereka dengan mudah
bisa digantikan. Dalam pertempuran memperebutkan FDI di sektor-sektor
ekonomi produksi dengan teknologi rendah ini, bisa diduga kan terjadi
pemindahan lokasi yang menawarkan upah buruh lebih murah. bahkan beberapa
angkatan kerja dengan keahlian tinggi di negara industri maju juga rentan
terhadap perpindahan lokasi itu ketika lebih banyak nagara memiliki angkatan
kerja yang terdidik dan terlatih. Di masa yang akan datang, tekanan terhadap upah
dan kondisi kerja buruh dari lokasi dengan biaya rendah bisa diduga akan semakin
meningkat ketika lebih banyak kegiatan produktif yang menjadi internasional.
Dalam keadaan seperti ini, kekuatan tawar-menawar buruh akan terus merosot,
serikat buruh akan kehilangan lebih banyak kekuatan, dan semakin banyak buruh
dari seluruh dunia akan dipaksa untuk bersaing satu sama lain.19
19
Masoed, M. (1997). Perusahaan Multinasional dalam Ekonomi Politik Internasional.
Yogyakarta: FISIPOL UGM. hh. 32-33
9
2. Empat motivasi sebuah perusahaan multinasional menanamkan investasi
luar negeri langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke sebuah negara:
a. Resource-Seeking FDI
FDI (Foreign Direct Investment) secara luas terwujud pada pertengahan
abad ke-19. Para pemain yang dominan adalah perusahaan yang mencari
sumber daya berasal dari alam. Dimana mereka mengekstrak mineral dan
logam, seperti minyak, emas, dan tembaga, atau komoditas tropis dipanen,
seperti pisang dan karet. Resource-Seeking FDI menyumbang mayoritas FDI
di seluruh dunia hingga pasca Perang Dunia II. Keputusan tentang lokasi
tujuan negara dan jenis-jenis investasi masih ditentukan oleh beberapa faktor,
pertama oleh geologi dan iklim: pertanyaan fisik di mana mineral dan logam
berada dan di mana kondisi klimaks yang paling menguntungkan bagi
pertumbuhan tanaman. Faktor kedua dalam keputusan PMN adalah di mana
lokasi pengambilan sumber daya alam termasuk kualitas infrastruktur
transportasi, aksesibilitas dari bahan baku, dan sejauh mana pejabat politik
mengakomodasi perusahaan asing dengan menyediakan tata pemerintahan
yang baik, pajak yang menguntungkan dan kebijakan peraturan, dan aturan
hukum.20
Karakteristik lain yang membedakan Resource-Seeking FDI adalah
kurangnya niat untuk menjual output di pasar negara tuan rumah (host
country). Tujuan bisnis yang mendasari adalah ekspor bahan baku yang
diekstrak untuk memberi makan negara Utara atau untuk bahan bakar mesin
20
Cohen, S. D. (2007). Multinational Corporation and Foreign Direct Investment Avoiding
Simplicity Embracing Complexity. New York: Oxford University Press. h. 66
10
industrinya. Sebuah kesamaan ketiga dalam sektor ini telah tidak terukurnya
kerusakan pada perekonomian negara-negara di mana Resource-Seeking
perusahaan multinasional tersebut bermarkas. Sifat dasar output yang terakhir
akan menghalangi kerugian baik pekerjaan (maka, tidak adanya hambatan
yang signifikan untuk impor bahan baku di negara-negara konsumen utama)
atau ekspor di negara ini.21
Manfaat utama Resource-Seeking FDI hanya sebagian ditentukan oleh
nilai moneter dari royalti mata uang yang dihasilkan oleh ekspor. Variabel
utama adalah seberapa efektif pemerintah membelanjakan pendapatan yang
dihasilkan. Beberapa pengamat mengatakan, hanya sedikit berlebihan, bahwa
minyak dan bahan baku berharga lainnya telah menjadi kutukan bagi negaranegara yang menerima pembayaran royalti dengan jumlah besar untuk
mereka. Masuknya kekayaan yang lebih tampaknya mendorong kelemahan
nasional dan rasa percaya diri yang tinggi, kontrol keuangan tidak mencukupi,
korupsi, pemborosan di negara-negara, dan ini jauh lebih dari pembangunan
ekonomi dan pengurangan kemiskinan.22
b. Market-Seeking FDI
Mendirikan anak perusahaan di luar negeri untuk melindungi atau
memperluas pasar luar negeri adalah contoh dari Market-seeking FDI. Urutan
yang khas dari peristiwa tersebut adalah jenis investasi. Hal ini merupakan
tahap kedua dari strategi pemasaran yang mengikuti upaya awal berdasarkan
ekspor. Pertumbuhan pasca-Perang Dunia II yang cepat dari investasi
21
22
Ibid. h. 67
Ibid.
11
langsung dalam negara-negara industri sebagian besar dapat dikaitkan dengan
peningkatan geometris persepsi perusahaan yang strategi pemasarannya
berbasis ekspor. Ketergantungan oleh perusahaan besar pada ekspor sebagai
sarana utama penjualan ke pelanggan asing telah berkurang secara
permanen.23
Asumsi inti dari Market-seeking FDI adalah alasan defensif dan
proaktif, cara terbaik untuk menjual kepada pelanggan yang ada dan potensial
di negara asing atau wilayah adalah dengan memiliki fasilitas produksi secara
fisik dekat dengan mereka daripada dengan mengekspor dari ribuan mil jauh.
Pertimbangan defensif termasuk meningkatkan persaingan dari produsen lokal
yang dimiliki, kedatangan anak perusahaan dari perusahaan multinasional
ketiga negara, hambatan impor baru, dan proyeksi apresiasi yang stabil dalam
nilai tukar mata uang dalam negeri ini. Alasan proaktif dimulai dengan potensi
pengurangan waktu pengiriman dan biaya, pilihan yang sangat menarik untuk
produk yang besar, banyak, atau berat. Selain itu, ''berada di sana''
kemungkinan akan meningkatkan investasi perusahaan yang lebih baik dan
selaras dengan penginderaan bagaimana dan kapan untuk memodifikasi
produk serta mengakomodasi perubahan selera konsumen lokal dan untuk
mengantisipasi perubahan di masa depan. Berada di sana juga membantu
upaya perusahaan untuk menggambarkan dirinya sebagai operasi rumah
pertumbuhan yang menyediakan pekerjaan dan stimulus ekonomi bagi
perekonomian lokal.24
23
24
Ibid.
Ibid. h. 68
12
Fokus
geografis
dari
Market-seeking
FDI
adalah
perluasan,
kemakmuran, dan pertumbuhan pasar. Logika yang melekat menambahkan
fasilitas produksi di pasar yang menguntungkan menjelaskan mengapa FDI
sejak tahun 1960-an telah terutama mengalir ke relatif sedikit negara industri
kaya. Market-seeking FDI secara alami tertarik ke negara-negara dengan biaya
termurah, tenaga kerja yang dieksploitasi dan peraturan perlindungan
lingkungan yang paling kurang ditegakkan. Rata-rata konsumen dari produksi
barang PMN menginginkan pelanggan. Rata-rata modal produksi barang PMN
membutuhkan tenaga kerja terampil. Tempat terbaik untuk menemukan
keduanya adalah di negara-negara industri. Negara-negara industri sedang
dalam proses menghilangkan monopoli yang masuk pada Market-seeking
FDI.25
Market-seeking FDI memiliki potensi untuk memberikan manfaat lebih
untuk negara tuan rumah daripada investasi langsung bentuk lain yang masuk.
Market-seeking PMN biasanya membawa mereka dengan modal lebih dari
yang dibutuhkan untuk membangun dan melengkapi pabrik. Mereka juga akan
membawa, dalam berbagai derajat tergantung pada keadaan-keadaan,
teknologi produksi yang maju, pemasaran know-how, dan kemungkinan besar,
teknologi perlindungan lingkungan digunakan pada tanaman mereka di tempat
lain. Selanjutnya, Market-seeking FDI cenderung melakukannya dengan baik
dalam hal menciptakan lapangan kerja terampil yang relatif tinggi dan
menghasilkan pendapatan pajak tambahan. Hal ini cenderung berada di atas
rata-rata dalam menempa hubungan dengan ekonomi lokal untuk memenuhi
25
Ibid.
13
kebutuhan komponen dan layanan bisnis. Market-seeking PMN mungkin
memaksa bersaing perusahaan lokal untuk menghasilkan hal yang lebih
efisien, meningkatkan kualitas produk, dan harga yang lebih rendah.26
Efek dari Market-seeking FDI di negara asal lebih lanjut ''itu
tergantung'' respon. Efek negatif akan tidak konsisten, jika seseorang
menerima sebagai kebenaran yang panjang dan pernyataan sering diulang
perusahaan bahwa strategi ini sangat defensif di alam. Jika ekspor ditakdirkan
untuk kehilangan kelangsungan hidup sebagai strategi pemasaran di luar
negeri utama untuk sebuah perusahaan tertentu, negara asal dalam kasus
seperti itu agaknya akan menurunkan manfaat dari pengiriman uang dari
keuntungan dari anak perusahaan di luar negeri yang baru didirikan.
Pembentukan anak perusahaan asing baru dapat mengakibatkan peningkatan
ekspor bersih dari negara asal dalam bentuk komponen, mesin perakitan, dan
model dari produk yang tidak akan diproduksi di anak perusahaan baru.
Namun, skenario kemerahan ini akan terwujud hanya dalam beberapa kasus.27
c. Efficiency-Seeking FDI
Motivasi selanjutnya untuk berinvestasi ke luar negeri adalah salah satu
upaya untuk mengurangi biaya produksi. Efficiency-seeking FDI cukup
berbeda dari dua motivasi yang dibahas sebelumnya dan karena itu
menghasilkan pola perilaku khas dan efek ekonomi. Yang pertama dari dua
alasan-alasan utama untuk jenis FDI melibatkan mendirikan anak perusahaan
di negara-upah rendah. Relatif pekerja yang dibayar rendah cenderung para
26
27
Ibid.
Ibid. h. 69
14
pekerja yang memiliki keterampilan rendah. Namun, jika mereka memiliki
etos kerja, mereka bisa dan hemat biaya ketika memproduksi berteknologi
rendah seperti barang padat karya (pakaian dan alas kaki, misalnya) atau
merakit barang siap rakit yang sudah terstandarisasi dan tidak mengubah
teknologi (radio dan televisi analog, misalnya). Alasan kedua untuk
Efficiency-seeking FDI adalah untuk mencapai skala ekonomi yang bertujuan
menekan atau meminimalkan biaya per unit.28
Efficiency-seeking FDI adalah wakil yang dekat untuk perdebatan
kebaikan pasar bebas. Mereka memiliki potensi untuk memberikan manfaat
yang signifikan dengan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya global.
Keluhan nomor satu terhadap FDI/PMN oleh serikat pekerja di negara-negara
industri diduga tumbuh dari pengusaha yang mengurangi biaya tenaga kerja
dengan menutup produksi di dalam negeri dan pindah ke negara sedang
berkembang.29
PMN berusaha untuk memotong biaya produksi karena perbedaan
dalam faktor pendukung, terutama pasokan tenaga kerja yang cukup. Dalam
kasus tersebut, FDI akan cenderung untuk tidak menaikkan keseluruhan
keterampilan atau pendapatan tingkat tenaga kerja. Manfaat akan datang
dalam pekerjaan tambahan, atau diatas pemberlakuan tingkat upah, atau ke
negara-negara yang cenderung memiliki tingkat pengangguran yang relatif
tinggi. Tenaga kerja lebih murah, namun, tidak selalu tujuan utama. Apakah
tujuannya adalah tenaga kerja terampil, tenaga kerja sangat murah, atau lokasi
geografis yang strategis, bentuk FDI memiliki kemungkinan diatas rata-rata
28
29
Ibid.
Ibid.
15
menghasilkan peningkatan pendapatan devisa bagi negara-negara tuan rumah.
Anak perusahaan efficiency-seeking tidak biasanya didirikan untuk melayani
pasar tunggal nasional. Banyak yang khusus dirancang untuk menjadi
platform ekspor.30
d. Strategic-Asset Seeking FDI
Sebuah motivasi yang relatif khusus dan jarang untuk terlibat dalam
FDI adalah untuk memperoleh sebagian atau seluruh aset perusahaan yang
mempekerjakan orang asing untuk meningkatkan daya saing pembelian
korporasi, baik melalui peningkatan sinergi atau rendahnya kompetisi. Tujuan
bisnis dalam hal ini adalah tidak untuk mengurangi biaya atau melindungi
pasar khusus. Sebaliknya, itu adalah untuk memperoleh aset yang dianggap
mampu memperkuat posisi kompetitif keseluruhan dari perusahaan yang
mengakuisisi atau rendahnya kompetitor/lawan. Akuisisi aset strategis
memungkinkan perusahaan untuk melawan pesaing, memperluas produk,
meningkatkan teknologi yang tertanam dalam produk-produknya, atau
mencegah perusahaan ketiga dari memperoleh aset yang dibeli. Bentuk
investasi langsung memiliki keuntungan yang melekat atau kerugian (kecuali
mungkin untuk mengurangi kompetisi) signifikansi baik untuk host atau home
country secara keseluruhan. Jika jenis transaksi berhasil mencapai tujuan
komersial, penerima manfaat utama kemungkinan besar akan menjadi
pemegang saham perusahaan yang mengakuisisi.31
30
31
Ibid. h. 70
Ibid. h. 70-71
16
Perusahaan semakin menggunakan FDI untuk mendapatkan aset
strategis (baik berwujud atau tidak berwujud) yang mungkin penting untuk
strategi jangka panjang mereka, tetapi tidak tersedia di rumah. Berbeda
dengan motif lain untuk FDI, aset strategis mencari investasi tidak berarti
eksploitasi keuntungan kepemilikan yang ada dari perusahaan. Sebaliknya,
FDI dapat menjadi kendaraan bagi perusahaan untuk membangun keunggulan
kepemilikan yang akan mendukung ekspansi jangka panjang di rumah dan di
luar negeri, sebagaimana didalilkan, misalnya, dalam literatur jaringan atau,
pencarian investasi aset strategis mungkin tidak melibatkan memperkuat
posisi perusahaan, melainkan untuk melemahkan posisi kompetitif dari
pesaingnya.32
Dari uraian di atas, kebijakan Pemerintah Thailand mengenai investasi
asing secara umum telah tertuang dalam Foreign Business Act B.E. 2542 (A.D.
1999). Kebijakan Foreign Business Act B.E. 2542 berisi tentang tata cara dan
batasan-batasan orang asing yang akan menanamkan investasinya di Thailand.
Mulai dari siapa yang disebut dengan “alien” atau “foreigner”, tata cara
berdirinya perusahaan asing di Thailand hingga perintah perhitungan keuntungan
dan kerugian untuk keselamatan dan keamanan bangsa, pembangunan ekonomi
dan sosial, konservasi sumber daya alam, energi dan lingkungan, dll. 33
Kebijakan Pemerintah Thailand mengenai pajak pendapatan atau
penghasilan yang dibebankan kepada perusahaan asing adalah 20% (per 2013)
dari laba bersih perusahaan. Pajak 20% ini mengalami penurunan sebesar 10%
32
Faculdade de Economia Universidade do Porto. (n.d.). Diakses pada 2016, dari
http://www.fep.up.pt/docentes/fcastro/chapter%202.pdf
33
Thienpreecha, P. R. (2002). Diakses pada Januari 2017, dari
http://www.boi.go.th/english/download/business_analysis/26/foreign-investment-laws.pdf
17
dari tahun-tahun sebelumnya. Keuntungan bersih dihitung dengan mengurangi
seluruh biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak yang berasal
dari usaha selama tahun fiskal. Pajak penghasilan ini dikenakan pada setiap
perusahaan melakukan bisnis di Thailand.34
Di Thailand, semua hak dan kewajiban yang berkaitan dengan pengusaha
dan
karyawan
umumnya
diatur
oleh
serangkaian
hukum
dan
peraturan. Departemen Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial dibebankan
dengan menerapkan Hukum Ketenagakerjaan dan melakukan inspeksi tenaga
kerja di seluruh negeri untuk menyediakan lingkungan kerja yang wajar dan
melindungi pekerja terhadap eksploitasi tenaga kerja dan melestarikan hak-hak
mereka. Peraturan tentang perlindungan buruh di Thailand telah diatur dalam The
Labor Protection Act B.E. 2541 (1998). Aturan ini adalah aturan yang paling
penting dalam hukum perburuhan Thailand dan sesuai dengan standar Organisasi
Buruh Internasional (ILO). Aturan ini dibuat karena kekhawatiran tentang hak dan
kewajiban pengusaha dan karyawan yang kurang dilindungi. Aturan ini
menetapkan praktik standar minimum dalam pemanfaatan angkatan kerja umum,
perempuan dan pemanfaatan pekerja anak, remunerasi, pesangon dan dana
kesejahteraan karyawan. Hal ini juga menetapkan intervensi oleh pejabat
pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada tenaga kerja sehingga dapat
menjamin keadilan dan kesehatan kerja. Hal ini ditujukan untuk mendapat
manfaat maksimal dari majikan dan karyawan, yang pada akhirnya akan
bermanfaat bagi pembangunan nasional. 35
34
Piper, D. Making Foreign Investment in Thailand, A Corporate Guide 2015. DLA Piper.
(n.d.). Diakses pada Januari 2017, dari (Kementerian Perindustrian
Indonesia)http://www.panwagroup.net/business/index2.html
35
18
Dalam kaitannya dengan penanaman investasi luar negeri langsung (FDI),
Samsung Electronics Co. Ltd. menginginakan adanya tax holiday atau
penghapusan pajak penghasilan atau pendapatan. Tax holiday yang pernah
ditawarkan oleh Indonesia kepada Samsung Electronics Co. Ltd. selama 10 tahun
belum mampu menarik minat Samsung Electronics Co. Ltd. untuk berinvestasi di
Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa Samsung Electronics Co. Ltd.
menginginkan tax holiday selama lebih dari 10 tahun.36
Samsung sebagai salah satu pemain kunci dalam industri elektronik global
tidak dapat dilepaskan dari kesuksesannya menerapkan “kebijakan” yakni no
union policy atau tidak boleh ada serikat buruh. Samsung menyadari bahwa
kekuatan buruh yang terorganisir menjadi ancaman bagi keberlangsungan bisnis
mereka. Selain kebijakan tersebut, Samsung Electronics Co. Ltd. tentunya
menginginkan buruh dengan upah buruh yang murah selain berlimpahnya bahan
baku bagi industri elektroniknya. 37
E. HIPOTESA
Dari pemaparan di atas, penulis memperoleh hipotesis bahwa terdapat
faktor-faktor yang menyebabkan Samsung Electronics Co. Ltd. memindahkan
produksi televisinya ke Vietnam pada tahun 2015.
36
Kementerian Perindustrian Indonesia. (n.d.). Diakses pada Januari 2017, dari
http://www.kemenperin.go.id/artikel/9449/Samsung-Batal-Berinvestasi-di-Indonesia
37
Fahmi Panimbang, J. H. (2013). Labor Rights in High Tech Electronics : Case Studies of
Workers’ Struggles in Samsung Electronics and Its Asian Suppliers. Hongkong: Asia Monitor
Resource Centre.
19
Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah :
1. Kebijakan pajak yang lebih rendah di Vietnam
2. Sistem kepemilikan tanah oleh negara di Vietnam
3. Kemudahan investasi di Vietnam
4. Upah buruh yang lebih murah di Vietnam
5. Kemudahan kepemilikan perusahaan di Vietnam
Hal-hal tersebut merupakan bagian dari motivasi penanaman FDI di suatu
negara yaitu resource-seeking, market-seeking, efficiency-seeking, dan strategic
asset-seeking.
F. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan yang dikemukakan,
diperlukan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan
akurat agar tujuan dari penelitian dapat dicapai dengan baik. Metode penelitian
merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan
tertentu.
Sesuai dengan metode penelitian dalam menganalisa data, data yang
digunakan penulis adalah jenis data kualitatif. Tujuan penelitian kualitatif adalah
untuk memahami (to understand) dan menafsirkan (to interpret) sebuah perilaku
atau interaksi sosial. Penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan makna
20
(meaning), proses dan konteks sebuah perilaku atau peristiwa sosial yang sedang
diamati.38
Menurut unit analisisnya penulis menggunakan level analisis negara.
Sedangkan untuk unit eksplanasinya penulis menggunakan level eksplanasi
negara. Sehingga tingkat analisa yang digunakan adalah analisa korelasionis.
Analisa korelasionis digunakan karena unit eksplanasi yang digunakan sama
tingkatannya dengan unit analisa.
Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
analisis isi/muatan (content analysis) dan riset sejarah/kronologi (historical
research). Data untuk analisis isi tergantung pada apa yang ingin kita teliti dan
juga jenis penelitian yang digunakan. Data dan analisis yang digunakan adalah
data yang relevan dengan tujuan penelitian.39 Sedangkan metode riset sejarah
merupakan salah satu jenis metode penelitian sosial yang digunakan untuk
melaporkan objek peristiwa dan/atau kondisi yang terjadi di masa lalu. Metode ini
tidak hanya dimaksudkan untuk mengkonstruksi apa yang terjadi di masa lalu,
namun juga untuk memahami mengapa peristiwa itu terjadi dan sebuah upaya
interpretasi untuk menangkap nuansa, personalitas, dan ide-ide di balik peristiwa
di masa lalu tersebut.40 Tujuan akademik yang ingin dicapai oleh penulis adalah
eksplanatif karena penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang
mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Penelitian eksplanatif digunakan
untuk menguji prediksi atau prinsip teori, memperluas penjelasan teori,
memperluas teori menjadi isu atau topik baru, mendukung prediksi,
38
Bakry, U. S. (2016). Metodologi Peneliatian Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. h. 18
39
Ibid. hh. 284-285
40
Ibid. h. 242
21
menghubungkan isu atau topik dengan prinsip secara umum, menentukan
penjelasan mana yang paling baik dan tepat, dan mencari sebab dan alasan
mengapa sesuatu itu terjadi. Hasil akhir penelitian ini adalah gambaran mengenai
hubungan sebab akibat.41
G. JANGKAUAN PENELITIAN
Agar pembahasan ini tidak terlalu melebar maka penulis menetapkan
batasan lingkup penelitian kepada Thai Samsung Electronics Co. Ltd. dan
Samsung Electronics Co. Ltd Vietnam. Dengan kata lain, penulis akan meneliti
faktor-faktor kebijakan Pemerintah Thailand yang menyebabkan penghentian
produksi TV di Thailand pada awal tahun 2015 yang dilanjutkan dengan
pembukaan pabrik produksi TV di Vietnam pada awal tahun 2015.
Adapun penulis menetapkan jangkauan penelitian agar penulisan ini tidak
terlalu melebar yakni data yang diambil dari tahun 2014 sampai dengan 2015.
Tidak menutup kemungkinan bahwa penulis akan menggunakan data diluar
jangkauan penelitian, namun ini hanya sebagai referensi atau catatan saja.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini bersisi tentang, alasan pemilihan judul, latar belakang,
rumusan masalah, kerangka berpikir,
hipotesis, metodologi
penelitian, jangkauan penelitian, dan sistematika penulisan.
41
Jannah, B. P. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
22
BAB II
: Dinamika Samsung Electronics Co. Ltd. sebagai Multinational
Corporations (MNC)
Bab ini berisi tentang Samsung Corporation sebagai induk
perusahaan bagi Samsung Electronics Co. Ltd. Bab ini juga
menjelaskan mengenai sejarah Samsung Electronics Co. Ltd.
BAB III : Penghentian Produksi Televisi Thai Samsung Electronics Co.
Ltd. Co. Ltd. oleh Samsung Electronics Co. Ltd.
Bab ini berisi tentang penghentian produksi televise Thai Samsung
Electronics Co. Ltd. Co. Ltd. oleh Samsung Electronics Co. Ltd.
yang berpusat di Korea Selatan.
BAB IV : Pilihan Rasional dan Pertimbangan Samsung Electronics Co. Ltd.
di Thailand dan Vietnam
Bab ini berisi tentang kebijakan-kebijakan Pemerintah Thailand
terhadap MNC yang menyebabkan penghentian produksi TV di
Thailand pada awal tahun 2015 yang dilanjutkan dengan
pembukaan pabrik produksi TV di Vietnam pada awal tahun 2015.
BAB V
: Kesimpulan
Bab ini berisikan kesimpulan analisis data dari hasil yang diperoleh
melalui analisis pada bab-bab sebelumnya.
23
Download