ِنِ الرَّحِيْمِ بِسْمِ للا الرَّحْ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِْي الْ د و عو م ح س م الْ

advertisement
ِ ‫بِس ِم‬
‫الرِح ْي ِم‬
َّ ‫الر ْح ِن‬
َّ ‫للا‬
ْ
ِ‫َْنمده ونصلِىعلى رسولِ ِه الْ َك ِرِْي و َعلىعب ِد ِه الْم ِسي ِح الْموعود‬
ْ ْ َ ْ َ َْ َ
ْ َ َ َ َ َ
KHUTBAH JUM’AH
HADZRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH V atba.
Tanggal 01-Juni-2007 dari Mesjid Baitul Futuh, London UK
TENTANG SIFAT ALLAH :
“ AS SALAAM ( ‫سال َم‬
َّ ‫” ) ال‬
Bagian ke 04
ِ ‫وا ْعبدواللا والَت ْش ِركوابه ِِ َشيـئً َّاوِِبلْوالِ َدي ِن اِحس ًاًن َّوبِ ِذاىلْقربىوالْيتمىوالْم‬
ِ ْ ‫سك‬
‫ْي‬
ْ
َ َ َ َ ْ
ََ ْ َ
َْ ْ َ ْ
ِ
ِِ
ِ ‫ب ِبِ ْْلَْن‬
ِ ‫الصاح‬
ِ ‫بىوا ْْلَا ِرا ْْلن‬
‫ت اَْْيَانك ْم‬
ًّ ‫ب َو‬
َّ ‫ب َوابْ ِن‬
ْ ‫السبِْي ِل َوَم َاملَ َك‬
َ ‫َوا ْْلَا ِرِذالْقر‬
‫ب َم ْن َكا َن ُمْتَاالً فَخ ْوًرا‬
ُّ ‫اِ َّن للاَ الَ ُِي‬
Artinya : Dan sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan sesuatu dengan-Nya: dan
berbuat baiklah terhadap kedua orang tua dan kaum kerabat, dan anak-anak yatim dan orang
miskin dan tetangga yang sesanak-saudara dan tetangga yang bukan kerabat dan handai
taulan dan orang musafir dan yang dimiliki oleh tangan kananmu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang sombong membanggakan diri. (Surah An Nisa ayat 37)
Setelah mengucapkan Syahadat, dan membaca surat Al-Fatihah, Huzur atba menilawatkan
ayat 37 Surah An Nisa tersebut diatas, lalu beliau bersabda:
Didalam khutbah Jum’ah yang lalu telah dijelaskan tentang mengucapkan salaam
dirumah-rumah dan menyebar luaskannya kepada yang lain. Berkat penyampaian amanat
keselamatan Allah swt itu suasana kedamaian dirumah-rumah tangga menjadi mapan. Karena
hadiah-hadiah keselamatan itulah kegelapan menjadi hilang sirna. Dengan karunia Allah swt
sesuai dengan janji-Nya pintu Daarus-Salaam selalu terbuka, baik untuk yang mengucapkan
salaam itu sendiri maupun untuk keluarganya sendiri yang diberi ucapan salaam itu. Ucapan
salaam itu adalah pembuka pintu daarus-salaam.
Sebagaimana telah saya katakan bahwa amanat keselamatan Islam ini adalah amanat
keselamatan bagi kehidupan manusia secara individu dan juga bagi kehidupan manusia
secara global. Di dalam khutbah itu sudah saya jelaskan juga bahwa menyampaikan amanat
keselamatan yang sangat indah ini baik dikalangan rumah tangga sendiri maupun dikalangan
rumah kaum kerabat atau rumah kawan-kawan adalah perintah dari Allah swt. Dan Allah swt
telah memberitahukan bahwa dengan ucapan salaam itu suasana kedamaian dan
keselamatan dapat ditegakkan dan kezaliman dapat dihindarkan.
Didalam ayat 37 Surah An Nisa tersebut diatas, secara tidak langsung Allah swt dalam
bentuk beberapa macam ihsan (kebaikan) telah menyebutkan perintah-perintah-Nya sebagai
amanat kedamaian dan keselamatan bagi dunia. Dan amanat itu dapat sampai kepada setiap
orang yang telah disebutkan didalam ayat tersebut. Dan jika seorang manusia, seorang
-1www.ahmadiyya.or.id
mu’min melaksanakan perintah-perintah itu maka keselamatan dan kedamaian pasti dapat
ditegakkan dikalangan masyarakat banyak. Didalam satu ayat ini petunjuk-petunjuk yang
diberikan untuk menegakkan kecintaan, perdamaian dan keselamatan didalam masyarakat
jumlahnya ada sebelas macam. Jika didalam masyarakat tertentu semua petunjuk itu
diamalkan, pasti dapat tercipta suasana masyarakat yang sangat indah. Disebabkan harumnya
angin keselamatan suasana masyarakat dan lingkungan disana akan bertambah semerbak
kemana-mana.
Hidayat pertama yang harus dilaksanakan adalah menunaikan ibadah kepada Tuhan.
Jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu. Sebagaimana firman-Nya :
ِ ‫وا ْعبدواللا والَت ْش ِركو‬
‫ابه َش ْيـئًا‬
ْ
ََ ْ َ
Artinya : Dan sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan sesuatu dengan-Nya:
Seorang muslim baru dapat menyatakan dirinya muslim sejati, jika ia paham betul akan
maksud daripada ajaran Islam yang sangat mendasar ini, untuk mana manusia telah
diciptakan oleh Allah swt. Sebab tanpa memperoleh hasil daripada maksud ini, ruh sejati Islam
tidak dapat tercipta. Dan sifat-sifat Tuhan tidak dapat dikenal dengan sebaik-baiknya.
Disebabkan tidak mengenal Sifat Salaam Tuhan, seorang mu’min tidak akan berhasil
mendapatkan barokah-barokahnya. Maka setiap mu’min harus selalu menaruh perhatian
khusus kearah itu, supaya dengan mengenal hakikat keselamatan itu, ia sendiri dapat meraih
berkah-berkahnya dan dapat pula menyebarkan kepada masyarakat sekitarnya. Apabila sudah
memahami hakikatnya, dan hal itu sudah menjadi adat kebiasaan hidup sehari-hari, maka
firman-Nya, tegakkanlah haq-haq kewajiban terhadap sesama manusia seperti telah dijelaskan
didalam ayat itu, yakni jika saling berlaku baik antara sesama sudah terbiasa dilakukan, maka
hal serupa itu dapat menjadi jaminan bagi keselamatan masyarakat banyak. Akhirnya petunjuk
yang harus mendapat perhatian didalam ayat itu merupakan amalan yang bersangkutan
dengan hak-hak Allah swt, dan juga yang bersangkutan dengan hak-hak sesama manusia.
Sekarang akan saya jelaskan satu persatu yang dapat memberi jaminan terhadap
perdamaian, kecintaan dan keselamatan bersama didalam setiap tingkatan masyarakat.
ِ ِ ِ
Yang pertama adalah ‫اًن‬
ً‫س‬
َ ‫َّوِبل َْوال َديْ ِن ا ْح‬
artinya : dan berbuat baiklah terhadap kedua orang tua. Hal ini menunjukan bahwa setelah
perintah menunaikan ibadah kepada Tuhan, perintah berlaku baik terhadap orang tua
mendapat tempat yang sangat penting, yaitu harus berusaha menjaga keselamatan kedua
ibu dan bapak dari setiap keburukan, sebab mereka berdua selalu menjaga keselamatan anakanak mereka dari setiap keburukan semenjak mereka masih kecil. Sepanjang kehidupan kedua
orang tua menanggung kesulitan dan kesusahan menjaga keselamatan anak-anak mereka.
Maka sekarang setelah anak-anak menjadi besar-besar mereka harus memenuhi hak-hak
kewajiban terhadap kedua orang tua mereka. Ditempat lain Allah swt berfirman :
‫َوالَ تَـق ْل ََل َما اف‬
Artinya : dan (apabila kedua orang tua sudah berusia lanjut) janganlah engkau
membantah kehendak orang tua dengan mengatakan kepada mereka “akh“ engkau harus
menta’ati mereka. (Surah Bani Israil ayat 24)
Ditempat lain lagi Allah swt berfirman :
-2www.ahmadiyya.or.id
ِ
‫ص ِغ ْيـ ًرا‬
َ ‫يِن‬
ْ ِ َّ‫َوق ْل َّرب ْار َحْه َما َك َما َرب‬
artinya : Dan katakanlah (panjatkanlah do’a untuk mereka) Ya Allah kasihanilah mereka
berdua sebagaimana keduanya telah memeliharaku dengan kasih sayang ketika aku masih
kecil ! ( Surah Bani Israil ayat 25)
Do’a itu diperintahkan kepada anak-anak supaya dalam hati mereka timbul pikiran dan
perasaan kasih sayang terhadap kedua orang tua mereka.
Didalam surah Al Ahqaf ayat 16 Allah swt berfirman :
ِ
ِ ِ ِ ِ ْ‫صيـنااْ ِالن‬
ِ
َ ‫ا‬
َ َ‫ْي َسنًًَ ق‬
َ َ‫ض َع ْته ك ْرًه َاو َحْله َوفِصله ثَـلَُـ ْون‬
َ ‫س ًاًن َحَلَْته ا ُّمه ك ْرًه َّاوَو‬
َْ ‫ش ْه ًرا َحّ ا َذا بَـلَ ََ اَشدَّه َوبَـلَ ََ اَ ْربَع‬
َ ‫سا َن ب َوال َديْه ا ْح‬
َ َ ْ َّ ‫َوَو‬
ِ
ِ
ِ
ِ ‫ي واَ ْن اَ ْعمل‬
َّ َ َ‫ب اَ ْوِز ْع ِِن اَ ْن اَ ْشكر نِ ْعمت‬
ِ ‫َر‬
‫ك َواِِِّ ِم َن‬
َ ‫صلِ ْح ِِ ِ ِْ ذ ِريَِّّ اِِّ تـ ْبت ال َْي‬
َ ‫ِت اَنْـ َع ْم‬
ْ َ‫صاِلًا تَـ ْرضـه َوا‬
َ ََ
َ َّ ‫ت َعلَ َّي َو َعلى َوال َد‬
َ َ
ْ ِ ‫ك ال‬
ْ
ِ
‫ْي‬
َْ ‫الْم ْسل ِم‬
Artinya; Dan Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik terhadap orang tuanya.
Ibunya telah mengandung dia dengan derita, dan melahirkan dia dengan derita sedangkan
mengandungnya dan menyapihnya mengambil waktu tiga puluh bulan hingga apabila dia
mencapai usia dewasanya dan mencapai usia empat puluh tahun ia berkata : Hai Tuhan-ku
limpahkanlah taufiq kepadaku supaya aku dapat bersyukur atas ni’mat Engkau yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada orang tuaku dan supaya aku dapat beramal
saleh yang Engkau ridhoi. Dan tegakkanlah kesalehan ditengah-tengah keturunanku bagiku.
Sesungguhnya aku senantiasa bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang patuh ta’at kepada Engkau.
Yakni aku akan menjadi orang patuh-ta’at yang haqiqi, dan Islam haqiqi akan akan
masuk kedalam hatiku dan aku akan menjadi penyebar keselamatan apabila aku
mengamalkan salah satu perintah itu, yaitu berbuat baik terhadap kedua orangtua, dan aku
harus menjadi orang yang bersyukur atas ni’mat-ni’mat yang telah Allah swt karuniakan
kepadaku, sambil mengenang dan mengingat semua kebaikan yang telah beliau-beliau
lakukan kepadaku. Sesuai dengan do’a diatas : “Hai Tuhan-ku limpahkanlah taufiq kepadaku
supaya aku dapat bersyukur atas ni’mat Engkau yang telah Engkau anugerahkan kepadaku
dan kepada orang tuaku” dan aku akan terus berdo’a untuk keturunan yang akan datang
juga supaya mereka menjadi orang-orang penyebar kedamaian dan keselamatan.
Disini kedua orangtua harus ingat bahwa orangtua yang disebut didalam ayat
tersebut diatas adalah orangtua yang anak-anak keturunannya selalu paling depan dalam
beramal soleh dan menjadi pencinta kebaikan. Jadi orangtua harus memberi tarbiyyat
terhadap anak-anak sambil memohon karunia dari Allah swt supaya mereka menjadi
penyebar kedamaian dan keselamatan yang patuh ta’at. Jika tidak, akan menjadi seperti
seorang ibu yang kupingnya telah digigit oleh anaknya, ketika anaknya itu telah diputuskan
mau dihukum gantung. Ia menghampiri ibunya dan dgn pura-pura mau berbisik dikuping
ibunya itu tiba-tiba ia menggigit kuping ibunya hingga menjerit kesakitan. Dan anak itu
berkata kepada ibunya, wahai Ibu!! karena ibu tidak mendidik saya dengan baik, tidak
memberitahu perbedaan antara kebaikan dan keburukan, perbedaan antara kekacauan dan
kedamaian, saya mengambil barang kepunyaan orangpun dibiarkan, mencuri harta orang
dibiarkan sehingga menjadi seorang perampok yang jahat, yang akhirnya saya diputuskan
dihukum gantung. Jika Ibu mengajar saya apa artinya amal soleh, apa artinya dosa, apa
artinya kedamaian dan apa artinya keselamatan, tentu saya tidak akan naik keatas tiang
-3www.ahmadiyya.or.id
gantungan melainkan akan menjadi seorang penyebar kedamaian dan keselamatan dan
mendo’akan Ibu supaya mendapat karunia dan kasih sayang dari Allah swt.
Jadi, kedua orangtua harus memahami betul tanggung jawab masing-masing.
Didalam ayat tersebut diatas Allah swt mengingatkan kedua belah pihak, pertama anak-anak
dinasihatkan supaya berusaha memenuhi hak-hak kedua orangtua dan selalu memanjatkan
do’a untuk mereka. Kedua, orangtua harus selalu memanjatkan do’a untuk mereka supaya
mereka sentiasa berada diatas jalan kebaikan. Kebiasaan berdo’a ini baik pada orang tua
maupun pada anak-anak, jika dilaksanakan sambil menunaikan hak-kewajiban terhadap
manusia (hakukul-ibaad) dapat menjadikan mereka para penyebar keselamatan. Tidak hanya
sampai disitu perintah Allah swt ini. Dia menyuruh agar kita juga menaruh perhatian kepada
kaum kerabat dan harus berbuat kebaikan kepada mereka. Sebab budi pekerti dan perlakuan
yang baik itu dapat menjamin terselenggaranya suasana aman dan damai dikalangan
masyarakat, dikalangan kaum kerabat yang terdekat, dikalangan semua saudara baik dari
pihak bapak maupun saudara-saudara dari pihak ibu. Wajiblah bagi kedua belah pihak untuk
saling menunaikan kewajiban satu sama lain, saling harga-menghargai, saling hormatmenghormati satu sama lain. Dan semua pihak juga harus membangkitkan kesan dan
perasaan hati yang baik untuk semuanya. Pendeknya semua kewajiban untuk berbuat
kebaikan terhadap sesama manusia baik terhadap mereka yang kalian tidak menyukainya
ataupun yang kalian sendiri menyukainya, harus diperlakukan sama, walaupun memang
keadaan tabiat manusia tidak semuanya sama. Jangan berlaku baik hanya kepada mereka
yang dianggap mempunyai karakter atau tabi’at yang sama dengan kalian, melainkan harus
kepada setiap orang tanpa pilih. Perintah berlaku baik ini bukan hanya kepada keluarga saja.
Seorang suami harus berlaku baik kepada keluarga dari pihak isteri dan seorang isteri harus
berlaku baik kepada keluarga pihak suami juga. Tujuan perlakuan baik itu hendaklah untuk
menggalang penyampaian amanat keselamatan yang intinya adalah amanat keselamatan
Tuhan. Sering terjadi pertengkaran diantara sesama keluarga dekat disebabkan lemahnya
hubungan kekelurgaan dan hambarnya rasa hormat satu sama lain diantara mereka.
Keluarga paling dekat kedua pasangan suami isteri adalah orangtua mereka. Maka
dimana ada perintah untuk berlaku baik terhadap orangtua disana maksudnya perintah
berlaku baik terhadap kedua orang tua suami isteri. Banyak peristiwa terjadi, sang suami
berkata-kata buruk terhadap kedua orangtua pihak isteri. Sebaliknya isteripun berbuat
keterlaluan melemparkan kata-kata buruk terhadap orangtua dan keluarga suami. Kejadian
seperti itu tidak boleh terjadi dikalangan keluarga Ahmadi sebab Allah dan Rasul-Nya memberi
perintah kepada setiap orang Ahmadi untuk menyampaikan amanat keselamatan kepada
seluruh ummat manusia. Mereka telah beriman kepada Hadzrat Imam Zaman a.s. Beliau a.s.
telah mengajar orang-orang Ahmadi untuk menegakkan akhlak yang baik dan luhur. Bahkan
beliau telah memberi peringatan, jika hendak tinggal bersama Jemaatku kalian harus
berpegang kepada akhlak yang luhur yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kita semua harus berfikir, bahwa setelah beriman kepada Hadzrat Imam Zaman a.s.
mengapa timbul gejolak perlawanan menyerang kita. Sebabnya mereka tidak setuju, mereka
membantah kita beriman kepada orang yang telah menda’wakan diri sebagai Imam Mahdi
dan Masih mau’ud adalah Nabi Allah. Setelah masuk kedalam Jema’at Ahmadiyah banyak
orang Ahmadi yang menghadapi bermacam-macam kesusahan dan kesulitan yang
dibangkitkan oleh keluarga mereka yang belum masuk Jema’at. Hubungan keluarga
diputuskan, orangtua mengancam anaknya dan mengusir dari rumahnya sambil berkata,
mengapa kamu masuk Ahmadiyah?
Dalam situasi demikian bagaimana caranya perlakuan seorang Ahmadi terhadap
mereka. Setiap orang Ahmadi harus merasa bahwa setelah menyatakan diri pengikut orang
-4www.ahmadiyya.or.id
yang telah disebut oleh Allah sebagai Putera Mahkota Keselamatan, bagaimana usaha untuk
memperkuat diri menjadi penyampai amanat keselamatan itu kepada keluarga orangtua dan
kaum kerabat sendiri. Dan setiap orang Ahmadi harus sadar diri, jangan sampai menodai
nama baik Putera Mahkota Kedamaian dan keselamatan ini. Jika kita tidak mau dekat dengan
keluarga dan anak-anak sendiri, tidak berlaku baik terhadap mereka, tidak mau mendo’akan
mereka dan tidak mau meminta do’a dari mereka, bagaimana kita dapat berbuat baik,
menjalin hubungan baik dan memikirkan nasib orang lain yang tidak punya hubungan
keluarga dengan mereka?
Banyak sekali keluhan atau complain telah diterima tentang pemegang jabatan
(pengurus) dalam Jema’at. Mereka tidak berlaku baik dan adil terhadap anak isteri mereka.
Sebelum ini juga sudah saya singgung bahwa demikian seringnya diterima keluhan tentang
perlakuan buruk dan kejam itu sehingga menimbulkan kegelisahan. Apakah mereka tidak
faham perubahan apa yang telah dibangkitkan oleh Hadzrat Masih Mau’ud a.s.? Banyak yang
berkhidmat kepada Jema’at dengan menyebut atas nama Jema’at Hadzrat Masih Mau’ud .a.s
dan dalam pengkhidmatannya berlomba-lomba satu sama lain, namun sampai dirumah,
mereka berlaku tidak wajar dan kejam terhadap keluarga mereka sendiri. Semoga Allah swt
mengasihani mereka dan memberi akal sehat kepada mereka. Akhirnya apabila perbuatan
mereka sudah melampaui batas dan masalahnya sudah diketahui oleh Khalifa-e-waqt, mereka
diberhentikan dari pengkhidmatannya itu. Setelah itu mereka membuat ribut diluar, mengapa
kami telah diberhentikan dari penghidmatan. Sebagai pemegang jabatan (pengurus), mereka
harus berpikir sebelum apa yang akan terjadi, bagaimana harus mengamalkan ajaran Al
Quran yang telah diwajibkan mengamalkannya kepada mereka, bagaimana usaha yang
harus dilakukan untuk menyampaikan amanat keselamatan dan sebagainya .
Didalam Al Quran Allah swt memerintahkan untuk berlaku baik terhadap anak-anak
yatim, karena kedudukan mereka ini sangat lemah didalam masyarakat. Dan Tuhan
memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang-orang miskin juga, karena orang yatim dan
miskin ini dua buah kelompok masyarakat yang paling lemah. Mereka tidak mempunyai
penolong. Jika ada orang yang berbuat zalim kepada mereka, tidak ada pelindung yang
membela mereka.
Kelompok orang-orang sangat lemah ini kadang kala menjadi pemicu kerusuhan
dikalangan masyarakat sebagai reaksi dari kezaliman yang dilakukan terhadap mereka. Mulamula mereka melibatkan diri dalam keburukan yang kecil-kecil untuk membela hak-hak
mereka. Mereka berkelahi membuat kerusuhan. Kemudian kelompok oposisi menggunakan
tenaga mereka lalu meracuni benak mereka untuk menentang masyarakat banyak. Kelompok
orang-orang putus asa ini, yang hak-haknya sudah ditolak kemudian diabaikan, mereka
menganggap benar apa yang sedang mereka lakukan itu. Sehingga mereka berbuat
sekehendak hati mereka. Orang-orang yang berlaku baik terhadap mereka telah dikira sebagai
pelindung mereka, padahal orang-orang itu sedang memperalat mereka untuk kepentingan
pribadi mereka.
Dinegara-negara miskin, orang-orang yatim dan miskin seperti itu yang keluarga
mereka sendiri tidak memperdulikan mereka atau memang tidak mampu mengayomi mereka
karena derita kemiskinan, anak-anak gelandangan seperti itu yang tidak mencicipi pendidikan
bahkan buta huruf dan jahil tidak mampu bekerja apapun. Mereka diperalat oleh orang-orang
ِ َّ‫) َكُِْيـر اْ َلعي‬
tidak bertanggung jawab. Demikian juga keluarga yang mempunyai anak banyak (َ ‫ا‬
tidak mampu menafkahi mereka semua. Anak-anak mereka diserahkan kepada Madrasahmadrasah, seperti yang sedang terjadi dinegara Pakistan. Madrasah-madrasah itu penuh
dengan anak-anak keluarga miskin. Kelihatannya memang mereka diberikan pendidikan
-5www.ahmadiyya.or.id
agama, namun suatu waktu dengan jumlah yang banyak mereka dipicu diperalat untuk
membuat kerusuhan dan protes-protes atas nama agama, mereka siap untuk bunuh diri.
Dengan konsep jihad yang palsu mereka dipaksa untuk berbuat macam-macam terror. Jika
terhadap anak-anak miskin dan anak-anak yatim yang jumlahnya begitu banyak diurus dan
dibina serta diberi pendidikan dengan baik, tentu masyarakat akan terlepas dari banyak
kejadian huru-hara atau kerusuhan seperti itu.
Pada suatu hari kami berada di Bhera (Pakistan) dan ketika kami pergi kesawah-sawah
untuk berburu, tiba-tiba anak-anak Madrasah datang menghampiri kami. Lalu kami tanya
mereka, sedang belajar apa di Madrasah dan apa yang telah dipelajari disana. Mereka sedikit
saja bercerita mengenai pelajaran, mereka dengan bangga mengatakan, kami setiap hari
belajar internet, dilatih membuat senjata, membuat kartus (peluru ber-diameter 2cm, untuk
senapan angin laras panjang dan besar). Demikianlah keadaan anak-anak Madrasah itu. Ibu
bapak mereka mengirim kemadrasah untuk belajar agama, namun anak-anak orang miskin itu
mendapat pendidikan yang lain, yang dikemudian hari dapat digunakan untuk melakukan
kekerasan, digunakan secara tidak benar, digunakan untuk membuat kerusuhan dan huruhara. Kasihan ibu-bapak mereka dirumah, yang mengharapkan anak-anak mereka untuk
memahami agama supaya terpelihara dari keburukan. Akan tetapi merekapun tidak tahu
anak-anak mereka itu ada dibawah tangan kekuasaan siapa. Demi tujuannya sendiri, orangorang tertentu menggunakan anak-anak ini untuk mengadakan pertumpahan darah atas
nama agama. Maka untuk mencegah kerusuhan seperti itu adalah tugas masyarakat atau
tugas pemerintah untuk mengurus kelompok orang-orang seperti itu agar jangan dicampak
kan seperti barang yang tidak berguna, bahkan harus dirangkul dengan baik-baik. Berilah
curahan hati secara wajar jangan dibiarkan perasaan hati mereka terluka. Oleh karena mereka
ini kelompok orang-orang sangat lemah, perasaan mereka sensitive dan mudah dipengaruhi.
Mereka harus diberi pengarahan yang bersifat membangun. Dan usaha itu tidak akan dapat
berhasil selama mereka tidak diperlakukan dengan sangat baik. Jika didalam sebuah kelompok
masyarakat terdapat orang-orang yang menggalang kepentingan kelompok orang-orang
lemah seperti itu, maka keamanan dan keselamatan disana dapat terjamin. Dan para
pengasuh anak-anak yatim serta para pendukung orang-orang miskin itu tentu akan
mendapatkan kasih-sayang Tuhan.
Didalam sebuah riwayat, Rasulullah saw sambil mengacungkan kedua buah jari
telunjuk dan jari tengah bersabda: Aku bersama orang-orang yang mengurus anak-anak
yatim akan sangat dekat seperti dekatnya kedua jari ini. Didalam sebuah riwayat lagi beliau
saw pernah bersabda, Rumah yang terbaik dari antara rumah-rumah orang mu’min adalah
rumah yang didalamnya dipelihara orang-orang yatim. Didalam sebuah riwayat lagi beliau
bersabda, Cukuplah bagi penyebab nasib malang seseorang, apabila dia memandang
saudara muslimnya dengan pandangan hina. Kita harus kasihan terhadap orang-orang yang
memandang fakir miskin dengan pandangan hina.
Secara sambil lalu disini saya ingin mengatakan bahwa dengan karunia Allah swt
Jema’at Ahmadiyah mempunyai sistim pengelolaan anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
Di Pakistan juga telah dibentuk panitia dengan mengadakan peninjauan mengenai program
pendidikan mereka dan tempat tinggal mereka. Dinegara-negara lain juga khususnya di
negara-negara Afrika dengan karunia Allah swt telah dibentuk panitia, mudah-mudahan Allah
swt mencukupi semua dana yang diperlukan. Untuk membantu anak-anak yatim ini telah
dibuka Fund, supaya orang-orang Jema’at membantu menyediakan dana untuk itu. Supaya
sebanyak mungkin keperluan anak-anak yatim dapat dipenuhi. Demikian juga dana untuk
membiayai perkawinan gadis-gadis anak orang miskin (Februari tahun 2003) Hadzrat
Khalifatul Masih lV r.h telah membuka fund yang diberi nama Mariam Syadi Fund. Mula-mula
Mariam Syadi Fund mendapat perhatian yang sangat besar dari para anggota Jemaat
-6www.ahmadiyya.or.id
sehingga banyak sekali perkawinan anak-anak orang miskin telah dibiayai oleh Fund ini.
Sampai saat ini perhatian para anggota Jema’at terhadap Fund ini tetap tidak terhenti, namun
sekarang dana untuk Mariam Syadi Fund yang diterima dari para anggota Jema’at tidak
sebanyak pada masa permulaan. Para anggota Jema’at khususnya dari golongan yang
berada harus menaruh banyak perhatian kepada Fund ini.
Itulah perlakuan yang sangat baik terhadap orang-orang miskin dan orang-orang
yatim, tentunya bagi orang-orang yang telah melakukan kebaikan ini akan mendapat khabar
yang menggembirakan tentang surga bagi mereka. Allah swt dan Rasul-Nya telah memberi
khabar suka bahwa kepada mereka akan diberikan Darus-Salaam karena mereka telah
berusaha memberi pertolongan kepada beberapa orang yang sangat memerlukan untuk
menjalani kehidupan mereka dan telah berusaha untuk menjauhkan kesusahan mereka.
Didalam sebuah riwayat, Rasulullah saw pernah bersabda, bahwa : Allah swt akan
menempatkan mereka dibawah naungan rahmat-Nya dan memasukkannya kedalam surga,
orang yang menyayangi orang-orang lemah tak berdaya, yang mencintai ibu bapaknya, dan
berlaku baik terhadap pembantu dan pekerja dirumahnya.
Selanjutnya untuk menciptakan suasana aman damai dan cinta-kasih satu sama lain
didalam lingkungan masyarakat, Allah swt berfirman didalam Al Quranul Karim, didalam ayat
tersebut diatas : berlaku baiklah kalian terhadap para tetangga! Bukan berlaku baik hanya
terhadap tetangga yang sesanak-saudara saja, sehingga seratus persen dilakukan sematamata demi keridhoan Allah swt, tetapi kepada tetangga yang bukan keluarga dekat juga
harus berlaku sama baik seperti itu juga. Sebab berbuat baik terhadap sanak saudara sendiri
biasanya dipengaruhi oleh perasaan suka dan tidak suka terhadap mereka itu. Hamba Allah
swt sejati yang berusaha untuk meraih keridhoan-Nya baru dapat diketahui sesungguhnya
jika ia selalu berbuat baik kepada orang lain juga. Harus berlaku baik terhadap para tetangga
yang bukan keluarga juga. Menunaikan hak-hak para tetangga demikian ditegaskannya oleh
Allah swt dan demikian berulangkalinya diperingatkan oleh Rasulullah saw sehingga beliau
bersabda, saya mengira barangkali tetangga akan dimasukkan kedalam ahli waris. Hal ini
ditekankan untuk menanamkan perasaan demikian terhadap tetangga. Menaruh perhatian
sdengan sungguh-sungguh, berlaku baik dan memenuhi keperluan-keperluan tetangga
adalah perkara yang sangat penting. Sebab para tetangga itu tinggal berdekatan satu sama
lain sehingga merupakan dinding keempat penjuru rumah. Jika para tetangga tidak saling
berlaku baik satu sama lain, hal tersebut akan menjadi penyebab timbulnya kesusahan, jika
disatu lorong ada sebuah keluarga yang tidak berlaku baik terhadap yang lain maka lorong itu
akan menjadi sumber kekacauan bagi yang lain. Dilorong itu tidak akan tercium harumnya
keselamatan. Begitu keluar dari rumah yang pertama nampak pada kita adalah rumah
tetangga. Jika kita sampaikan ucapan keselamatan (‫لسالَم َعلَْيك ْم‬
َّ َ‫ )ا‬kepada mereka dengan
perasaan hati yang dalam, mereka juga akan menjawab ucapan keselamatan kita sehingga
merekapun akan menjadi bahan keselamatan juga bagi kita.
Dinegara-negara Barat ini setiap orang terbenam dalam kemewahan dunia masingmasing. Hal itu sudah menjadi bagian daripada kehidupan mereka, baik dirumah mereka
sendiri maupun dirumah saudara-saudara mereka. Mereka tidak ambil pusing, mereka tidak
mempunyai pengertian pentingnya bertetangga seperti yang telah diajarkan Islam kepada
kita. Itulah keunggulan agama Islam, selalu memperingatkan orang-orang mu’min sampai
kepada setiap amalan yang dianggap paling kecil sekalipun. Kemudian kepada mereka diberi
kabar suka tentang surga sebagai ganjarannya. Supaya setiap mu’min selalu berusaha keras
untuk menyebarkan setiap amanat keselamatan didalam lingkungan masyarakatnya.
-7www.ahmadiyya.or.id
Apabila sambil menyampaikan amanat keselamatan kepada orang-orang itu, kita
menjalin hubungan baik dengan mereka, sehingga mereka maklum bahwa kita menjalin
hubungan dengan mereka dengan senang hati dan tanpa pamrih, menjalin hubungan untuk
menaruh rasa simpati dengan mereka, merekapun merasa gembira dan merasa heran juga.
Sebab mereka tidak terbiasa dengan cara begini. Dari pernyataan rasa gembira mereka dan
dari pendapat mereka tentang perkara menyenangkan ini, dan meningkatkan hubungan
dengan mereka sungguh tepat dengan suara fitrat bahwa manusia ingin berbuat baik
kepada setiap orang. Kita dapat mengetahui dengan jelas bahwa mereka juga sangat senang
bertetangga dengan kita dan merekapun sangat senang menjalin hubungan persaudaraan
yang baik dengan kita. Banyak dari antara mereka yang sangat senang terhadap perilaku kita
seperti ini.
Semenjak saya mengingatkan Jemaat untuk menjalin hubungan dengan orang-orang
barat ini khususnya untuk mempererat hubungan sebagai tetangga, banyak laporan yang
menggembirakan telah diterima dari beberapa tempat. Mereka itulah yang pada mulanya
merasa ketakutan bertetangga dengan orang-orang Asia atau dengan orang-orang asal
Pakistan. Apabila hubungan dengan mereka kian ditingkatkan, hadiah-hadiah mulai dikirim
kepada mereka pada kesempatan hari-hari Id dan hari ulang tahun keagamaan mereka,
hubungan dengan mereka mulai berkembang dengan baik dan rasa takut mereka menjadi
hilang sirna. Dan mereka itulah yang pada mulanya menganggap Islam agama yang
melakukan kekerasan dan pembuat kerusuhan dan kekacauan. Sekarang mereka sudah mulai
tertarik dengan ajaran Islam. Para tetangga Masjid Fadhal London sudah pernah diundang
beberapa kali untuk jamuan persahabatan, selain para anggota sendiri secara pribadi
mengundang mereka kerumah masing-masing. Pada tahun ini juga telah diadakan sebuah
jamuan persahabatan. Merekapun berdatangan dengan senangnya dan sayapun hadir.
Dalam pertemuan itu sayapun telah menjelaskan kepada mereka ajaran Islam yang
menyangkut dengan masalah hidup rukun dengan tetangga. Setelah mendengar penjelasan
ini, merekapun merasa heran dan menyatakan rasa gembira dan senang. Dan merekapun
mengucapkan banyak terima kasih. Sampai sekarang saya sering menerima surat dan kartu
pos yang isinya banyak mengagumi masalah yang telah dibahas mengenai hidup rukun
dengan tetangga.
Jadi dengan perlakuan baik terhadap para tetangga yang menjamin keselamatan
bersama, dapat membuka kesempatan yang sangat baik untuk bertabligh kepada mereka. Jika
mereka itu tidak merasa tertarik terhadap agama, namun dengan tabligh itu sekurangkurangnya anggapan buruk tentang Islam yang telah meracuni pikiran mereka dapat
dijauhkan. Jika kesan baik hidup bertetangga sudah meluas di dalam pikiran manusia maka
hal itu dapat menjadi landasan bagi kedamaian dan keselamatan dunia. Dan kerusuhan akan
lenyap dari muka bumi. Sebagaimana Hadzrat Masih mau’ud a.s bersabda, jangkauan areal
tetangga dapat diperluas sampai 100 mil jauhnya. Jadi, apabila sekarang orang Ahmadi
sudah tersebar sampai kepada 150 negara lebih, dan dibeberapa daerah terdapat banyak
anggota dan didaerah lain hanya sedikit, jika setiap anggota Ahmadi menjadikan tetanggatetangga disekitarnya sampai 100 mil jauhnya harum dengan wewangian keselamatan, maka
sebagian besar dunia yang sudah diracuni opini buruk menuduh Islam sebagai agama
terroris dan zalim dapat dijauhkan semuanya.
Zaman sekarang selain orang-orang Ahmadi tidak ada orang lain yang mampu
menyebarkan ajaran keselamatan Islam keseluruh dunia. Jika kita juga tidak menjalankan tugas
kewajiban dengan sebaik-baiknya berarti kita tidak menepati janji yang telah kita ikrarkan
kepada Hadzrat Masih Mau’ud a.s. Dan kita menunjukkan kemalasan dalam memenuhi janji
yang telah kita ikrarkan kepada Hadzrat Imam Zaman a.s.
-8www.ahmadiyya.or.id
Allah swt berfirman, hubungan persahabatan, kasih-sayang kalian yang membuktikan
diri kalian sebagai muslim sejati, harus lebih luas dan diperluas lagi. Lebih jauh dan lebih luas
hubungan kalian dengan masyarakat tentu jangkauan penyebaran pesan kedamaian dan
keselamatan akan menjadi lebih jauh dan lebih luas lagi. Sampai sejauh mana dapat
diperluas? Diperluas dan dirangkul sampai lingkungan seluruh masyarakat. Pertama-tama
lingkungan tetangga semuanya harus berada dibawah genggaman persahabatan. FirmanNya, teman karib kalian yang selalu duduk bersama-sama dalam pertemuan-pertemuan,
kerabat bekerja yang bekerja bersama-sama dikantor-kantor, kerabat kerja didalam bisnis,
semua mengharapkan perlakuan ihsan dari kalian. Kemudian didalam meeting (pertemuanpertemuan) didalam acara seminar dan sebagainya, dimanapun juga diperintahkan untuk
berlaku cinta-kasih kepada sesama teman.
Jika Islam telah memerintahkan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat
demikian luasnya, jika dipikir tidak ada lagi masyarakat dibagian dunia ini yang tertinggal, maka
tidak ada peluang lagi bagi seseorang untuk memusuhi orang lain. Bahkan sebaliknya
manusia dimana-mana ramai dengan lapang dada saling menyampaikan amanat
keselamatan (‫لسالَم َعلَْيك ْم‬
َّ َ‫ )ا‬satu sama lain. Tidak ada lagi rasa permusuhan didalam hati
seseorang.
Seringkali terjadi pertengkaran didalam Jalsah ataupun didalam Ijtima, sekarang jalsah
dan ijtima sudah dekat waktunya akan tiba. Jika setiap orang berpikir, sekarang saya tidak
boleh memikirkan hal lain kecuali untuk berbuat kebaikan kepada setiap orang, maka hal itu
akan menjadi dasar keamanan dan keselamatan didalam masyarakat dan membuat
hubungan satu sama lain menjadi sangat baik.
Perlakuan baik yang paling besar terhadap masyarakat adalah menyampaikan amanat
keselamatan kepada setiap orang. Sebagaimana telah ditekankan sebelumnya yaitu
membiasakan ucapan salaam (‫لسالَم َعلَْيك ْم‬
َّ َ‫ )ا‬ditengah-tengah masyarakat. Baik kepada keluarga
sendiri maupun kepada orang lain, yang dikenal ataupun tidak dikenal. Ada perintah dari
Allah swt, bahwa apabila seseorang mengucapkan salam kepadamu, jawablah salamnya itu
dengan ucapan salam yang lebih baik kepadanya. Jika masyarakat Islam dan orang-orang
Ahmadi menjawab ucapan salam sama seperti itu, maka pertengkaran dan kerusuhan atau
perlakuan buruk didalam masyarakat tidak akan ada lagi. Seperti halnya Allah swt bertfirman,
balaslah kebaikan dengan kebaikan lagi! Tentang salaam juga diperintahkan untuk
menjawabnya dengan ucapan yang lebih baik, tentang hadiah juga diperintahkan untuk
membalasnya dengan hadiah yang lebih baik dari padanya, atau sekurang-kurangnya dibalas
dengan hadiah serupa dengannya.
Pada suatu waktu seorang datang didalam sebuah Majlis. Orang itu mengucapkan :
‫لسالَم َعلَْيك ْم‬
َّ َ‫ا‬
kepada Rasulullah saw lalu duduk. Maka Rasulullah saw menjawabnya :
‫السالَ ْم َوَر ْحًَللا‬
َّ ‫َو َعلَْيك ْم‬
ِْ
Sesudah itu datanglah orang kedua dan mengucapkan :
-9www.ahmadiyya.or.id
َّ َ‫ا‬
ْ‫لسالَم َعلَْيك ْم َوَر ْحًَللا‬
lalu beliau saw menjawab :
‫السالَ ْم َوَر ْحًَللاْ َوبَـ َرَكات ْه‬
َّ ‫َو َعلَْيكم‬
Tidak lama kemudian datang orang ketiga dan mengucapkan salam :
‫السالَ ْم َعلَْيك ْم َوَر ْحًَللاْ َوبَـ َرَكات ْه‬
َّ
dan Rasulullah saw menjawab dengan mengucapkan ‫السالَ ْم‬
َّ ‫ َو َعلَْيك ْم‬atau hanya menjawab
dengan ucapan ‫ َو َعلَْيكم‬saja. Seorang sahabat yang sedang duduk dekat Rasulullah saw
bertanya kepada beliau, ya Rasulullah! Kepada yang lain Huzur menjawab dengan ucapan
salam yang lebih baik dan lebih panjang, mengapa kepada orang ini hanya menjawab
dengan ucapan ‫ َو َعلَْيك ْم‬saja? Beliau bersabda, seberapa baiknya mereka telah mengucapkan
salam kepada saya, waktu itu masih ada jawaban yang lebih baik dari padanya, maka saya
jawab salam mereka dengan yang lebih baik dari padanya. Akan tetapi bagi yang ketiga ini
tidak ada lagi jawaban yang lebih baik dari itu. Maka sesuai perintah Allah saya jawab
sekurang-kurangnya serupa dengan ucapan itu.Oleh karena itu saya juga mengucapkan
‫( َو َعلَْيك ْم‬artinya, atas kamu juga seperti apa yang kamu ucapkan, pent). Demikianlah cara
mengucapkan salaam yang dicontohkan oleh Rasulullah saw kepada kita.
Tentang firman Tuhan :
ِ ‫الص‬
ِ ‫ب ِبِ ْْلَْن‬
ِ ‫اح‬
‫ب‬
َّ ‫َو‬
(dan handai taulan) selain arti dalam kurung ini dapat juga berarti, orang yang sama-sama
bekerja, baik bawahan maupun atasan, seperti telah saya jelaskan diatas. Kepada mereka juga
harus mempunyai perasaan baik dan harus menyampaikan pesan keselamatan kepada
mereka semua.
Sesudah itu Tuhan berfirman,
‫السبِْي ِل‬
َّ ‫َوابْ ِن‬
yakni berbuat baiklah kepada para musafir juga (orang dalam perjalanan jauh). Kepada orang
yang dalam perjalanan untuk waktu singkat ini harus ada gambaran pada pikiran kalian untuk
berbuat kebaikan kepadanya. Supaya hubungan singkat dan sementara dengannya itu
jangan sampai meninggalkan kesan yang buruk. Itulah harapan-harapan Tuhan dari hambahamba-Nya. Jangan sampai perkara yang sekecil-kecilnyapun menjadi sebab timbulnya
kerusuhan dan kekacauan.
Firman-Nya lagi :
ِْ ‫ت اَْْيَانكم‬
ْ ‫َوَم َاملَ َك‬
-10www.ahmadiyya.or.id
artinya dan berbuat baiklah terhadap yang dimiliki oleh tangan kananmu. Maksudnya harus
berbuat baiklah kepada semua bawahan dan semua pekerja kalian. Hadzrat Masih mau’ud
a.s. bersabda, berbuat baiklah terhadap semua makhluk bernyawa yang berada dibawah
kekuasan kalian. Itulah perintah Islam untuk menegakkan kehormatan kelompok orang-orang
paling lemah dan para sahaya. Kalian jangan berbuat kekerasan dan aniaya terhadap orangorang yang bekerja dibawah kalian dan terhadap para ghulam(sahaya) kalian. Juga dilarang
memberi pekerjaan kepada mereka diluar kekuatan atau diluar kemampuan mereka. Jika ada
pekerjaan yang sukar mereka harus dibantu. Itulah dasar peraturan Islam yang bisa menjadi
sumber kedamaian dan keselamatan ditengah-tengah masyarakat. Itulah peraturan yang
setiap waktu harus tertanam didalam pikiran agar dapat menimbulkan keinginan untuk
berbuat baik dan menimbulkan kecintaan kepada orang lain. Dengan itu orang-orang
bawahan akan rela dan siap berkorban demi majikan mereka. Sebaliknya jika para pekerja
diberi pekerjaan yang berat diluar kemampuan mereka, hal tersebut akan dapat menimbulkan
benih-benih kebencian terhadap majikan. Akhirnya bukan suasana kedamaian dan
keselamatan yang timbul, malah gerakan kerusuhan yang meletus disana.
Didalam Akhir ayat ini Allah swt berfirman :
‫ب َم ْن َكا َن ُمْتَاالً فَخ ْوًرا‬
ُّ ‫اِ َّن للاَ الَ ُِي‬
artinya : Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang sombong dan membanggakan diri.
Dalam perintah Allah swt terakhir diatas ini, Dia menyatakan rasa tidak suka kepada siapa saja
yang tidak mengamalkan segala hal tersebut, dia adalah orang yang takabbur dan sombong,
dia tidak bisa menjadi hamba-Nya yang sebenarnya dan karenanya tidak dapat mengabulkan
utusan-Nya. Itulah yang tertulis didalam tarikh semua Nabi-nabi. Bahkan disebabkan takabbur
itu syetanpun menyertainya dari belakang, sebab syetanpun menentang para Nabi karena
takabbur dan sombong. Lihatlah zaman sekarang juga, disebabkan takabbur dan sombong
mereka tidak mau beriman kepada Hadzrat Masih Mau’ud a.s. atau mereka menjadi para
penghalang dijalan kebenaran ini. Dan takabbur pulalah yang telah menjadi penghambat
untuk melaksanakan tanggung jawab terhadap hak-hak manusia (hakukul-ibaad). Allah swt
telah menyatakan tidak suka terhadap mereka itu.
Orang-orang takabbur yang Allah swt telah menyatakan tidak suka kepada mereka,
sekalipun mereka beribu-ribu kali menda’wakan diri sebagai penyebar kedamaian, dan
keselamatan, dan berusaha keras untuk itu, mereka tidak akan berhasil. Sebab mereka telah
menolak seorang Imam yang telah diutus oleh Allah swt kepada mereka. Dan mereka akan
hampa dari keselamatan yang datangnya hanya dari Allah swt. Sesungguhnya keselamatan
itu semata-mata datangnya dari Allah swt. Jika berlaku takabbur terhadap kekasih Allah swt
dan mengingkarinya, tentu akan luput dari keselamatan Allah swt.
Jadi, kita semua sangat beruntung dengan taufiq-Nya telah mengenal seorang Imam
yang telah Dia utus di zaman ini. Oleh sebab itu sambil merenungkan semua perkara tersebut
diatas kita harus berusaha menjadi abid (hamba-hamba) yang haqiqi dan menjadi orangorang yang benar-benar mengamalkan kebaikan-kebaikan itu. Kalau tidak, jangan-jangan kita
termasuk dalam kelompok orang-orang yang tidak disukai Allah swt sehingga menjadi orangorang yang luput dari ni’mat-ni’mat yang Allah swt turunkan bagi orang-orang mu’min dan
luput dari khabar-khabar suka yang Allah swt berikan kepada hamba-hamba-Nya yang soleh.
Maka sambil bersujud dihadapan Allah swt dan memohon pertolongan daripada-Nya, kita
-11www.ahmadiyya.or.id
harus mengoreksi diri masing-masing, jika pada masa lampau banyak kelemahan-kelemahan
dan kekurangan-kekurangan, untuk itu mintalah rahmat dari pada Allah swt, karena Allah
sangat Rahiim, sangat Penyayang. Firman-Nya : Jika kamu melakukan kesalahan, Aku adalah
Pema’af bagimu. Kita harus menjadi orang-orang yang selalu memohon rahmat dari Allah swt
supaya amanat keselamatan-Nya disampaikan-Nya kepada kita sehingga kita berada didalam
selimut maghfiroh-Nya.
Hadzrat Masih Mau’ud a.s bersabda : Rupa orang mu’min sangat cantik. Jika pada
tubuh yang cantik dipakaikan perhiasan, sekalipun yang sederhana maka ia akan nampak
lebih cantik lagi. Jika ia berbuat amal buruk maka hilanglah kecantikannya, sehingga tidak ada
artinya lagi.
Jika didalam diri manusia lahir iman yang haqiqi, dia akan merasa kelezatan yang khas
didalam melakukan amal perbuatannya. Dan kedua mata ma’rifatnya akan terbuka. Dia
menunaikan sembahyang sesuai dengan perintah yang harus dikerjakan. Dia selalu sadar
akan bahaya dosa. Dia membenci Majlis yang sia-sia dan kotor. Dan didalam hatinya
bergejolak keinginan yang khas untuk menjaga keagungan serta keperkasaan Allah swt dan
Rasul-Nya. Iman seperti itu tidak gentar sekalipun harus menghadapi nasib seperti Nabi Isa a.s.
digantung diatas palang salib. Dia semata-mata karena Allah, rela dilemparkan kedalam api
seperti yang telah terjadi terhadap Nabi Ibrahim a.s. Apabila seluruh kesenangannya sudah
ِ ‫( َعلِ ْيم بِ َذ‬Aliimun bizaatish
diserahkan demi keridhoan Allah swt, maka Allah swt Yang ِِ ‫الصد ْور‬
ُّ ‫ات‬
ٌ
shuduur) Yang Maha Tahu akan lubuk-hati manusia, menjadi Pelindung dan Pembimbingnya.
Dan menurunkannya dari atas palang salib. Dan Dia menyelamatkan secara utuh dari api
yang berkobar. Akan tetapi yang dapat menyaksikan mukjizat-mukjizat ini adalah hanya orangorang yang memiliki iman yang sempurna. Semoga Allah swt menjadikan iman kita semua
kamil dan sempurna dan semoga Dia selalu menaruh pandangan kasih sayang-Nya kepada
kita dan memberi keselamatan kepada kita dari setiap bencana dan musibah, dan semoga
dengan karunia-Nya setiap saat kita meyaksikan kemurahan-Nya dan kasih-sayang-Nya.
Amin !!
Alihbahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri
Dipublikasikan oleh www.ahmadiyya.or.id
-12www.ahmadiyya.or.id
Download