BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perbankan Para ahli perbankan di negara-negara maju mendefinisikan Bank umum sebagai institusi keuangan yang berorientasi laba. Untuk memperoleh laba tersebut bank umum melaksanakan fungsi intermediasi. Karena diizikan mengumpulkan dana dalam bentuk deposito, bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan kemampuan menciptakan uang (giral), Bank Umum dapat juga disebut sebagai Bank Umum pencipta uang giral. Pengertian Bank Umum menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 : Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari definisi Bank di atas dapat ditarik kesimpulan, yaitu Bank merupakan suatu lembaga dimana kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, seperti tabungan, deposito, maupun giro, dan menyalurkan dana simpanan tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan, baik dalam bentuk kredit maupun bentuk-bentuk lainnya. 12 13 Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary), maksudnya adalah Bank menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank juga memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan (Agent of Development), sebagai badan usaha, bank tidaklah semata-mata mengejar keuntungan (profiet oriented), tetapi bank turut bertanggung jawab dalam pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.1.1 Klasifikasi Perbankan Ada beberapa cara dalam pengklasifikasian bank-bank di Indonesia, yaitu: 1. Bank Sentral Bank sentral adalah Bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengarahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur pengkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan/penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia. 2. Bank Umum atau Bank Komersial Bank umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2.1.2 Fungsi Perbankan Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menunjukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu : 1. Penciptaan Uang 14 Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uamg yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral. 2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik. 3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit. 4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda 15 negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara, kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah. 5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalm kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga. 6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saati ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui ATM, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. 2.1.3 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Bagi management yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman dan terjaga baik, struktur 16 permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari depan, baik dibidang keuangan maupun dibidang operasi. Tujuan Laporan Keuangan adalah : 1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan. 2. Untuk menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajad keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. 3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. 4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. 2.1.4 Laporan Keuangan Bank Bentuk informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan bank harus memenuhi syarat mutu, dan karakteristik kualitatif seperti yang disampaikan dalam pembahasan kerangka konseptual akuntansi perbankan. Bank komersial baik bank umum maupun Bank Pengkreditan rakyat diwajibkan memberikan laporan keuangan setiap periode tertentu. Jenis laporan keuangan yang dimaksud adalah : 1. Laporan Keuangan Bulanan. 2. Laporan Keuangan Triwulan. 3. Laporan Keuangan Tahunan. 17 Secara umum format laporan keuangan bank seperti tampak dalam format neraca, bahwa pos-pos yang dianggap sensitif seperti penempatan pada Bank Indonesia disajikan secara terperinci. Ini untuk memberikan informasi posisi giro Bank Indonesia (BI) sebagai sumber likuiditas. Hal lain yang membedakan Laporan Keuangan Bulanan dengan Triwulan adalah pada Laporan Keuangan Triwulan perlu ditambahkan laporan transaksi valuta asing dan derivatif, laporan kewajiban penyediaan modal minimum dan laporan mengenai rasio keuangan bank. 1. Laporan Keuangan Buanan Laporan keuangan bulanan merupakan laporan keuangan bank secara individu yang merupakan gabungan antara kantor pusat bank dengan seluruh kantor bank. 2. Laporan Keuangan Triwulan Laporan Keuangan Triwulan disusun antara lain untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha bank serta informasi keuangan lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perkembangan usaha bank. 3. Laporan Keuangan Tahunan Laporan tahunan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank. Laporan tahunan bank disusun dalam bahasa Indonesia. Dalam hal laporan tahunan juga dibuat selain dalam bahasa Indonesia, baik dalam dokumen yang sama maupun terpisah, maka laporan tahunan dimaksud harus memuat 18 informasi yang sama. Angka-angka dalam Laporan Keuangan Tahunan wajib disajikan dalam mata uang rupiah. Adapun tujuan dari laporan keuangan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan. Tujuan tersebut dapat saja berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan pemakai, situasi dan kondisi ekonomi, politik, hukum maupun aspek lingkungan bisnis secara keseluruhan. Tetapi yang tidak boleh dilupakan bahwa laporan keuangan tersebut disusun dalam konteks untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan semua pemakai yang berbeda-beda atau bersifat umum. Dalam memahami konsep akuntansi ini harus mampu menjelaskan karakteristik atau mutu informasi dan elemen-elemen yang akan disajikan dalam laporan keuangan sehingga fungsi akuntansi sebagai penyedia jasa informasi dapat menentukan: kepada siapa informasi tersebut ditujukan, tipetipe informasi yang dibutuhkan dan bagaimanakah karakteristik informasi yang dibutuhkan. Dengan demikian tujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak dapat terpenuhi. 2.2 Publikasi Laporan Bank Umum Dalam melakukan fungsi kebansentralan yang diamanatkan dalam undangundang, khususnya fungsi di bidang moneter, sistem pembayaran, dan pengawasan perbankan, maka Bank Indonesia memerlukan informasi yang dapat mendukung pelaksanaan tugas yang dimaksud, antara lain mencakup informasi yang dapat mendukung mengenai kondisi dan kinerja keuangan serta kegiatan usaha perbankan. Sejalan dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi, maka dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan sistem dan format laporan yang 19 selama ini digunakan untuk pelaporan kepada Bank Indonesia melalui Laporan Bulanan Bank Umum (LBBU), sehingga diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan akan informasi yang lebih utuh, komprehensif dan berkualitas. Di bidang pengawasan perbankan, dengan semakin kompleksnya perkembangan produk dan usaha bank maka tuntutan kebutuhan informasi untuk mendukung fungsi pengawasan perbankan dalam rangka menjaga stabilitas dan kesehatan sistem perbankan semakin meningkat penyempurnaan berbasis sistem pengawasan sebagai konsekuensi dari risiko secara konsolidasi, penyempurnaan berbagai ketentuan kehati-hatian dan standar akuntansi keuangan serta penerapannya. 2.3 Tujuan Perbankan Terkait dengan pelaksanaan fungsi di bidang moneter, penyempurnaan Laporan Bank Umum (LBU) ditujukan agar dapat memberikan tambahan informasi, antara lain melalui: 1. Pengkayaan sandi sektor ekonomi secara lebih detail, misalnya disektor konsumsi yaitu kredit mobil, motor, elektronik, dan lain-lain. 2. Penambahan informasi data pelimpahan kredit pada bulan laporan. 3. Penambahan informasi mutasi transaksi bank pelapor dengan bukan penduduk (Non Resident). Hal ini untuk menampung kepentingan pelaporan Lalu Lintas Devisa (LLD). Dalam penyampaian laporan keuangan kepada Bank Indonesia, bentuk Laporan Bank Umum (LBU) yang disusun oleh bank tetap disajikan menurut sistematika yang ditetapkan dalam buku pedoman ini, yaitu menggunakan definisi yang seragam serta sandi-sandi dan angka-angka yang ditetapkan. Penyusunan dan 20 penyampaian Laporan Bank Umum (LBU) secara seragam ini dimaksudkan agar laporan keuangan bank dapat diolah oleh Bank Indonesia secara gabungan sebagai industri perbankan. 2.4 Hubungan Antara Perbankan 2.4.1 Bank Pelapor Kantor pelapor adalah kantor cabang dan kantor cabang pembantu bank asing yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia. 1. Kantor Pusat atau Kantor Cabang Bagi Bank asing Kantor pusat yang memiliki kantor cabang wajib menyampaikan laporan secara gabungan dari kantor cabangnya baik kantor cabang yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia. Bagi kantor cabang bank asing laporan gabungan dimaksud adalah gabungan dari kantor cabang pembantunya yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Sementara itu, Kantor pusat bank yang memiliki anak perusahaan, wajib menyampaikan laporan perusahaan anak dan laporan secara konsolidasi dari bank sebagai perusahaan induk dengan perusahaan anaknya. 2. Kantor Cabang atau Kantor Pusat (Bank Tunggal). Setiap kantor bank yang melakukan kegiatan operasional diwajibkan membuat dan menyampaikan Laporan Bank Umum (LBU) adalah : Bank yang berkantor pusat di Indonesia : a. Kantor pusat dan kantor-kantor cabang yang berkedudukan di Indonesia Kantor pusat bank yang tidak memiliki kantor cabang dan setiap kantor cabang bank wajib menyusun Laporan Bank Umum (LBU) 21 secara individual. Dalam kaitan ini, kantor cabang pembantu dan kantor kas atau kantor-kantor dibawah kantor pusat atau cabang lainnya yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia pelaporannya digabungkan dengan kantor pusat atau kantor cabang yang menjadi induknya. Kantor pusat bank atau kantor wilayah yang tidak menjalankan kegiatan operasional, laporan perkantornya digabungkan dengan kantor operasional yang ditunjuk oleh kantor pusat atau kantor wilayah bank yang bersangkutan. 3. Kantor-kantor operasional bank di luar Indonesia Laporan kantor-kantor yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia dilakukan oleh kantor pusat bank yang bersangkutan secara tersendiri untuk masing-masing kantor tersebut. 2.5 Konsep Dasar Laporan Bank Umum (LBU) A. Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi yang mencakup pencatatan dan penilaian atas transaksi kegiatan usaha bank wajib mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Perbankan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). B. Metode Penyajian Laporan. Dalam laporan ini dianut metode penyajian berdasarkan karakteristik produk perbankan. Sebagai contoh : a. Penempatan dan Kewajiban kepada Bank Indonesia 22 Penempatan dan Kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada Bank Indonesia, dilaporkan pada pos Penempatan dan kewajiban pada Bank Indonesia. b. Penempatan dan Kewajiban kepada Bank Lain Penempatan dan kewajiban kepada bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank lain baik bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia, dilaporkan pada pos penempatan atau kewajiban pada bank lain. Penempatan bank pelapor kepada bank lain dalam bentuk surat berharga dan spot dan derivatif, dilaporkan pada pos surat berharga dan pos tagihan spot dan derivatif. c. Tagihan dan Kewajiban Spot dan Derivatif Tagihan dan kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga bukan bank dalam bentuk spot dan derivatif, dilaporkan pada pos tagihan dan kewajiban spot dan derivatif. d. Surat Berharga Tagihan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga bukan bank dalam bentuk surat berharga, dilaporkan pada pos Surat Berharga. Termasuk dilaporkan dalam pos ini adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. e. Kredit Yang Diberikan Tagihan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga bukan bank dalam bentuk kredit, dilaporkan pada pos Kredit Yang Diberikan. 23 C. Pengukuran Dalam Mata Uang Laporan Bank Umum (LBU) wajib disajikan dalam mata uang rupiah kecuali untuk daftar rincian yang diatur secara tersendiri. Aset, kewajiban dan komitmen serta kontinjensi yang dimiliki bank pelapor dalam valuta rupiah dilaporkan pada kolom Rupiah dan apabila dalam valuta asing dilaporkan pada kolom Valas setelah dijabarkan ke dalam mata uang rupiah. Dalam menjabarkan valuta asing ke dalam rupiah, berpedoman kepada ketentuan yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). D. Jenis Laporan. Setiap kantor bank pelapor setiap akhir bulan wajib menyampaikan laporan sebagai berikut : a. Laporan gabungan Kantor Pusat atau Kantor Cabang bagi bank asing. Kantor pusat yang memiliki kantor cabang atau kantor cabang bank asing yang memiliki kantor cabang pembantu, termasuk kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang beroperasi secara syariah sebagaimana tersebut wajib menyampaikan laporan secara gabungan dari seluruh kantornya, yang meliputi : 1) Neraca dan Rekening Administratif Gabungan. 2) Laporan Laba/Rugi Gabungan. 3) Daftar Rincian Aset Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia. 4) Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset Gabungan. 24 b. Laporan per Kantor Bank Pelapor. c. Setiap kantor bank atau kantor pusat bank yang tidak memiliki kantor cabang (bank tunggal) atau bank asing yang tidak memiliki kantor cabang pembantu hanya wajib menyampaikan laporan sebagai berikut : d. 1) Neraca dan daftar rincian pos neraca. 2) Daftar rincian pos rekening administratif dan informasi lainnya. 3) Lain-lain. Laporan Perusahaan Anak. Bank yang memiliki dan atau melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak, wajib menyampaikan laporan Perusahaan Anak, yang meliputi : e. 1) Neraca dan rekening administratif. 2) Laporan Laba/Rugi. 3) Daftar rincian penempatan pada bank. Laporan Konsolidasi Bank yang memiliki dan atau melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak, wajib menyampaikan laporan Keuangan Konsolidasi Bank sebagai perusahaan induk dengan Perusahaan Anaknya, yang meliputi : 1) Neraca dan Rekening Administratif Konsolidasi; dan 2) Laporan Laba/Rugi Konsolidasi. Adapun cakupan pelaporan konsolidasi adalah berdasarkan hubungan kepemilikan langsung antara perusahaan induk dan perusahaan anak dan 25 atau kriteria pengendalian lain sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. E. Cara Pengisian Laporan Cara memasukan data Laporan Bank Umum (LBU) dilakukan secara otomatis sebagaimana diatur dalam buku petunjuk pengoperasian otomatis sistem penyampaian Laporan Bank Umum (LBU). F. Waktu Penyampaian Laporan a. Laporan yang merupakan gabungan dari kantor cabang baik kantor cabang yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun diluar Indonesia atau gabungan dari kantor cabang pembantu bagi bank asing wajib disampaikan secara bulanan selambat-lambatnya tanggal 15 setelah berakhirnya bulan laporan yang bersangkutan. Laporan tetap dapat disampaikan hari libur apabila tanggal 15 jatuh pada hari sabtu, minggu atau hari libur umum. b. Laporan per kantor wajiab disampaikan secara bulanan selambatlambatnya tanggal 10 setelah berakhirnya bulan laporan yang bersangkutan. Laporan tetap dapat disampaikan hari libur apabila tanggal 10 jatuh pada hari sabtu, minggu atau hari libur umum. c. Laporan Perusahaan Anak wajib disampaikan secara triwulan selambat-lambatnya akhir bulan setelah berakhirnya bulan laporan yang bersangkutan. Laporan tetap dapat disampaikan hari libur apabila pada akhir bulan jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur umum. 26 d. Laporan Konsolidasi wajib disampaikan secara triwulan selambatlambatnya akhir bulan setelah berakhirnya bulan laporan yang bersangkutan. Laporan tetap dapat disampaikan hari libur apabila akhir bulan jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur umum. e. Keterlambatan dalam penyampaian laporan dan atau kesalahan pelaporan akan dikenakan sanksi kewajiban membayar serta pembinaan dan pengawasan bank sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia(PBI) dan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia perihal Laporan Bulanan Bank Umum (LBBU). G. Penyampaian Laporan a. Laporan wajib disampaikan secara elektronis langsung ke Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta. Komunikasi pelaporan yang digunakan adalah melalui media extranet yang dikembangkan oleh Direktorat Teknologi Informasi (DTI) Bank Indonesia b. Dalam sistem laporan ini Bank Indonesia memberikan sistem aplikasi kepada bank pelapor dalam bentuk CD. Laporan ini disusun dan disampaikan dalam bentuk text file dengan berpedoman pada spesifikasi dalam buku pedoman Laporan Bank Umum (LBU) ini. c. Laporan kantor-kantor bank pelapor yang melakukan kegiatan opeasional di luar Indonesia, disampaikan/dilakukan oleh kantor pusat bank yang bersangkutan. d. Bagi bank yang telah mampu menyusun Laporan Bank Umum (LBU) secara terpusat (sentralisasi) untuk sebagian atau seluruh kantor pelapornya, dapat menyampaikan secara laporan langsung kepada 27 Bank Indonesia setempat dengan terlebih dahulu memberitahukan secara terulis kepada Bank Indonesia. Laporan Bank Umum (LBU) yang disampaikan tersebut, harus dapat diidentifikasikan untuk Laporan Bank Umum (LBU) masing-masing kantor. e. Dalam hal terjadi masalah/gangguan pada program data entry maupun sistem transmisi laporan, bank pelapor menyampaikan laporannya dengan mengirimkan disket langsung kepada : 1) Bagi bank pelapor (termasuk kantor pusat bank yang menyampaikan laporan kantor-kantornya di luar Indonesia) yang berkantor di wilayah DKI Jakarta Raya, Kabupaten/Kotamadya Serang, Pandeglang, Lebak, Tangerang, Bogor, Karawang dan Bekasi, laporan dengan disket dimaksud disampaikan kepada Tim Statistik Moneter, Keuangan dan Fiskal, Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta. 2) Bagi bank pelapor yang berkantor di luar wilayah sebagaimana laporan dengan disket dimaksud disampaikan kepada Kantor Bank Indonesia setempat. H. Penyampaian Data Koreksi Bank hanya diperkenankan menyampaikan koreksi atas Laporan Bank Umum (LBU) dalam periode penyampaian laporan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan. 28 I. Penyampaian Pertanyaan Pertanyaan berkenaan dengan pelaporan diajukan kepada Bank Indonesia sebagai berikut: a. Untuk hal yang yang berkaitan dengan teknis/sistem cara pelaporan, program data entry dan sistem transmisi laporan dari bank pelapor kepada Bank Indonesia. 1) Bagi bank pelapor (termasuk kantor pusat bank yang menyampaikan laporan kantor-kantornya di luar Indonesia) sebagaimana pertanyaan tersebut diajukan kepada Tim Statistik Moneter, Keuangan dan Fiskal, Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta. 2) Bagi bank pelapor yang berkantor di luar wilayah pertanyaan diajukan kepada Kantor Bank Indonesia setempat. b. Untuk hal yang berkaitan dengan materi pelaporan dan PSAK dan atau PAPI. 1) Bagi bank pelapor (termasuk kantor pusat bank yang menyampaikan laporan kantor-kantornya di luar indonesia) sebagaimana pertanyaan diajukan kepada Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan dan atau Direktorat Pengawasan Bank yang membawahi bank pelapor yaitu Direktorat Pengawasan Bank 1, Direktorat Pengawasan Bank 2, dan Direktorat Pengawasan Bank 3, Jakarta. 2) Bagi bank pelapor yang berkantor di luar wilayah sebagaimana tersebut diatas, pertanyaan diajukan kepada Kantor Bank Indonesia setempat.