implementasi pendidikan multikultural dalam kegiatan

advertisement
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM
KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
JURNAL
Oleh :
Nafis Nailil Hidayah
K8410041
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universits Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing I
20 Juni 2014
Pembimbing II
Drs. Tentrem Widodo, M.Pd
Drs. Slamet Subagya, M.Pd
NIP. 19491221 197903 1 001
NIP. 195211261981031002
ABSTRAK
Nafis
Nailil
Hidayah.
K8410041.
IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA AL-MUAYYAD
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2014.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui proses pemahaman guru di SMA ALMuayyad Surakarta tentang pendidikan multikultural pada tahun pelajaran 2013/2014 (2) Untuk
mengetahui proses pemahaman siswa di SMA AL-Muayyad Surakarta tentang pendidikan
multikultural pada tahun pelajaran 2013/2014 (3) Untuk mengetahui implementasi pendidikan
multikultural yang diterapkan di lingkungan SMA AL-Muayyad Surakarta pada Tahun Pelajaran
2013/2014.
Penelitian ini dilakukan di SMA AL-Muayyad Surakarta. Bentuk penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan strategi pendekatan fenomenologi. Sumber data berasal dari para
guru dan siswa SMA AL-Muayyad Surakarta serta pengurus yayasan Pondok Pesantren ALMuayyad Surakarta sebagai bahan perbandingan kegiatan pendidikan multikultural. Sampling
diambil dengan teknik purposive sampling yang dilakukan dengan pertimbangan kebenaran
dalam menjawab sesuai tujuan yang dicari. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dengan wawancara mendalam (in dept interviewing) dengan informan yang terdiri dari ketua
yayasan, kepala sekolah, guru, waka kurikulum, waka kesiswaan, pengurus asrama dan siswa
SMA Al-Muayyad Surakarta. Uji validitas data dengan trianggulasi data (sumber). Teknik
analisis menggunakan model analisis data interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) pemahaman yang dinyatakan oleh
informan sebagai pendidik tentang pendidikan multikultural sangat beragam yakni sesuai dengan
bidang mata pelajaran yang diajarnya. (2) Dari prosentase tingkat penguasaan siswa mengenai
materi multikultural baik dalam mata pelajaran PPKN, Sosiologi dan Aswaja bisa disimpulkan
siswa dalam kategori penguasaan materi yang baik, sehingga penerapan pendidikan multicultural
dirasa telah cukup mencapai harapan yang diinginkan oleh para guru. (3) implementasi
pendidikan multikultural di SMA Al-Muayyad Surakarta banyak terkandung didalam mata
pelajaran PPKN, Sosiologi dan Aswaja yaitu terkandung nilai disiplin, religius, kerja keras,
kreatif, jujur, dan yang mengkhusus ke multikulturalisme yaitu demokratis, toleransi dan
kepedulian sosial (4) Dalam lingkungan pondok pesantren strategi pembiasaan adalah hal yang
dirasa sangat tepat dalam meningkatkan penanaman pendidikan multikultural dalam keseharian
para siswa.
Kata kunci : pendidikan berbasis Islamic center, pendidikan multicultural.
ABSTRACT
Nafis
Nailil
Hidayah.
K8410041.
IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA AL-MUAYYAD
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2014.
The purpose of this study were (1) To understand the teacher’s and students’
comprehension process in AL-Muayyad Surakarta Senior High School about their multicultural
education in the year 2013/2014, (2) To understand the students’ comprehension process about
multicultural education in AL-Muayyad Suratkarta Senior High School in the year 2013/2014 (3)
To understand the implementation of multicultural education in the Al-Muayyad Surakarta
Senior High School’s environment in the year 2013/2014.
This study was conducted in Al-Muayyad Surakarta Senior High School. The form of this
study was qualitative with phenomenological approach. The data obstaed from the teachers,
students of Al-Muayyad Surakarta Senior High School, are Muslim Boarding School’s
committee of Al-Muayyad Surakarta as comparative variable of multicultural education. The
sample was taken by using purposive random sampling technique which was done by
considering the truth as the purpose. The data gathering technique were deep interviewing
attached to head foundation, head master, teachers, curriculum vice headmaster, student vice
headmaster, dormitory committee, and students of Al-Muayyad Senior High School. The data
validity used was resources triangulation. The data analysis technique were interactive analysis
included data gathering, data reduction, data presentation, and concluding.
The findings showed that (1) The comprehension which was declared by informant as
teacher and students about multicultural education was very vary especially for the teachers
which were match with their subject, (2) Based on the percentage of students’ mastering level of
multicultural material in subject PPKN, Sociology, and Aswaja can be concluded that students
were in the category of good mastering material, therefore the implementation of multicultural
education had reached the target proposed by the teachers, (3) The value arediscipline, religious,
work hard, creative, honest, and specifically in multiculturalism such as democratic, tolerant, and
social care in the implementation of multicultural education in AL-Muayyad Senior High School
Surakarta can be found in the subject of PPKN, Sociology, and Aswaja, (4) In the environment
of Muslim boarding school, habit ware an appropriate way to implement multicultural education
in students’ daily activities.
Key words : Islamic center education basis, multicultural education
itu pendidikan formal maupun non
PENDAHULUAN
formal.
Pendidikan
sesuatu
yang
merupakan
sangat
vital
bagi
kehidupan manusia, terutama bagi
pembentukan
peradaban
karakter
dan
sebuah
kemajuan
suatu
bangsa. Pendidikan merupakan salah
satu media yang paling efektif untuk
melahirkan generasi yang memiliki
pandangan yang mampu menjadikan
keragaman
sebagai
pemersatu
bagian
bangsa.
dari
Indonesia
memiliki sejarah kelam kaitannya
dengan konflik dan kekerasan, mulai
dari kasus Ambon, Papua, Aceh, dan
berbagai sejenis lainnya. Jika dicari
benang merah atas kasus yang terjadi
di tanah Indonesia, dari sebagian
konflik dan kekerasan yang ada,
“agama” dinilai menjadi salah satu
factor
yang
ikut
andil
sebagai
pemicu konflik. Walaupun tidak ada
agama yang mengajarkan kekerasan
apalagi konflik, namun fakta tidak
bisa
menutup
kenyataan
bahwa
mata
agama
melihat
sering
dikesankan dengan wajah kekerasan.
Di era modernisasi seperti
saat ini, dunia pendidikan sangatlah
berkembang dengan pesatnya. Entah
Salah
satunya
berkembangnya Islamic
yaitu
boarding
school yang menerapkan metode
pesantren
didalam
kurikulum
pembelajarannya. Fenomena sosialbudaya
seperti
wacana
pluralis-
multicultural saat ini penting untuk
dipertimbangkan
dalam
pengembangan kurikulum. Menurut
Hamid Hasan dalam Ngainun Naim
&Ahmad
sauqi
(2008
:
188),
masyarakat dan bangsa Indonesia
memiliki tingkat keragaman yang
tinggi, mulai dari dimensi sosial,
budaya,
aspirasi
politik,
dan
kemampuan ekonomi. Keragaman
tersebut
berpengaruh
langsung
terhadap kemampuan guru dalam
melaksanakan kurikulum.
Kemampuan sekolah dalam
menyediakan
pengalaman
belajar
serta berpengaruh dalam mengolah
informasi
menjadi
sesuatu
yang
dapat diterjemahkan sebagai hasil
belajar.
variable
Keragaman
bebas
itu
yang
menjadi
memiliki
kontribusi sangat signifikan terhadap
keberhasilan
implementasi
kurikulum yang ada, baik kurikulum
sebagai proses maupun kurikulum
sebagai hasil. Oleh karena itu,
tambah
keragaman tersebut harus menjadi
tentang bagaimana implementasi
factor
pendidikan multicultural di SMA
yang
seyogianya
pada
pengetahuan
kita
diperhitungkan dan dipertimbangkan
Al-Muayyad
dalam penentuan filsafat, teori, visi,
data data dalam penelitian ini
pengembangan dokumen, sosialisasi,
meliputi : 1) informan, peristiwa,
dan pelaksanaan kurikulum.
atau aktivitas, lokasi penelitian serta
Surakarta.
Sumber
diatas
penggunaan dokumen dan foto-foto.
maka saya tertarik untuk meneliti
Penelitian ini cara pengambilan
pendidikan multicultural yang saat
informan/
ini
disekolah,
dengan teknik purposive sampling
terutama di sekolah-sekolah yang
artinya bahwa pengambilan sampel
berbasis
agama
dilakukan
(Islamic
boarding
Melihat
mulai
kenyataan
digalakkan
atau
pesantren
school).
Dan
responden
dilakukan
berdasarkan
pertimbangan
adanya
tertentu.
Dalam
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ini peneliti melakukan
penelitian di salah satu SMA dengan
pengecekan
latar belakang Islamic
memperoleh derajat kepercayaan
boarding
balik
school yaitu SMA AL-Muayyad
atau
Surakarta. Oleh sebab itu, penelitian
trianggulasi sumber yang dilakukan
ini
dengan membandingkan data hasil
berjudul
:
“Implementasi
validitas
untuk
data
dengan
dengan
Pendidikan Multikultural Dalam
pengamatan
Kegiatan Pembelajaran di SMA
wawancara
AL-MUAYYAD Surakarta Tahun
mengenai implementasi pendidikan
Pelajaran 2013/2014”
multicultural di SMA Al-Muayyad
dengan
data
hasil
informan
METODE PENELITIAN
Surakarta. Dalam penelitian ini
Jenis penilitian ini adalah
menggunakan teknik analisis data
penelitian
kualitatif
penelitian
yang
bersifat
memiliki
karakteristik,
artinya,
atau
bahwa
datanya dinyatakan dalam keadaan
upaya untuk dapat memberi nilai
dengan tiga alur kegiatan secara
bersamaan,
penyajian
yaitu
data
reduksi
dan
kesimpulan/verifikasi.
data,
penarikan
HASIL PENELITIAN
setelah terjun didalam masyarakat.
SMA AL-Muayyad adalah
Salah satu contohnya yaitu toleransi
suatu lembaga pendidikan formal
terhadap
tingkat menengah yang berada di
keyakinan, menghargai warga lain
lingkungan Pondok Pesantren Al-
yang berbeda budaya serta bahasa,
Muayyad Surakarta, yang berlokasi
itu adalah contoh dari pendidikan
di JL.K.H. Samanhudi No. 64
multicultural. Dapat dilihat bahwa
Mangkuyudan
Dalam
pemahaman kepala sekolah, guru,
rumusan yang diajukan di BAB 1
siswa,dan warga sekolah lainnya
terdapat 1 rumusan masalah yakni
mengacu pada tata tertib
serta
adalah
budaya
dapat
Surakarta.
implementasi
multikultul
yang
lingkungan
SMA
pendidikan
rekan
yang
sekolah
berbekal
yang
di
membentuk karakter siswa agar bisa
AL-Muayyad
menjadi siswa siap jika nantinya
diterapkan
pelajaran
terjun kedalam masyarakat. Selain
2013/2014. Kegiatan pembelajaran
itu pula terdapat kolaborasi yang
yang
baik
Surakarta pada
tahun
dilakukan
didalam
kelas
dan
solid
antara
elemen
maupun diluar kelas. dan untuk
sekolah yang menjadi kesatuan utuh
lebih jelas dapat diuraikan sebagai
dalam
berikut :
multikulturalis bangsa Indonesia.
Pemahaman
Tentang
Pendidikan Multikulturalisme
membentuk
karakter
Jadi tanpa adanya sosialisasi secara
khusus
mengenai
pendidikan
Berdasarkan hasil wawancara
multicultural namun pihak sekolah
peneliti dengan informan, peneliti
sudah menyadari akan pentingnya
memperolah data yang beragam
kebijakan
tentang
pendidikan
multikutural sehingga telah sejak
pendidikan
dari pertama berdiri pendidikan
pemahaman
multicultural.
Jadi
multicultural adalah suatu upaya
membentuk karakter manusia, dan
hal tersebut menjadi penting untuk
penerapan
multicultural telah dilaksanakan.
Pelaksanaan Implementasi
Pendidikan Multikultural
peserta
Materi
didik agar menjadi baik nantinya
multicultural
watak
atau
kepribadian
pendidikan
pendidikan
banyak
yang
terkandung
didalam
RPP
mata
selama
3x
pertemuan.
Mata
pelajaran PPKN, Sosiologi dan
pelajaran yang berkaitan dengan
Aswaja yang dibuat oleh para guru
pendidikan multikulturalisme yakni
yaitu
disiplin,
sosiologi dan materi yang disusun
religius, kerja keras, kreatif, gemar
oleh pihak sekolah sendiri yakni
membaca, kreatif, jujur, kerja keras
ASWAJA. Untuk sosiologi waktu
dan
untuk
terkandung
yang
nilai
mengkhusus
ke
mengajarkan
materi
multikulturalisme yaitu demokratis,
multikulturalisme
peduli
lingkungan.
materi ajar kelas XI semester genap
waktu
pelaksanaan
tema
pengimplementasian
pendidikan
sosial
Mengenai
dan
yaitu
masyarakat
didalam
multicultural.
Materi ini diajarkan 3x45 menit (3x
multicultural di SMA Al-Muayyad
pertemuan).
Surakarta sebenarnya bisa dikatakan
yaitu
hampir 24 jam perhari. Hal ini
dirumuskan oleh pihak sekolah
dikarenakan siswa dan siswi SMA
sendiri
Al-Muayyad Surakarta wajib untuk
Ahlussunah Wal Jama’ah. Mata
tinggal di asrama selama masa
pelajaran ini berisi materi ke Nu an
pendidikan
yang secara garis besar berisi tata
hingga
di
nyatakan
Materi
mata
selanjutnya
pelajaran
yakni
mata
pelajaran
lulus. Selain metode diatas para
cara
guru secara intensif mengajarkan
Nahdlatul ‘ulama. Materi ini di
pendidikan
sesuai
ajarkan 2 x 45 menit dengan metode
dengan bidang masing-masing yang
ceramah oleh guru yang mengampu
diajarkan
materi tersebut.
multicultural
didalam
kelas.
Diantaranya yaitu salah seorang
guru
yang
mengampu
mata
kehidupan
yang
sebagai
warga
Ada dua metode yang dapat
dipergunakan
untuk
mengetahui
pelajaran Pkn beliau mengajarkan
kemajuan-kemajuan yang dicapai
materi
dengan
oleh murid-murid dalam proses
multicultural didalam kelas X yakni
belajar yang mereka lakukan, ialah
materi pemajuan, pengakuan dan
metode test dan metode observasi.
penghormatan
Dari dua jenis observasi yakni
yang
berkaitan
HAM
yang
dilaksanakan dalam 2x 45 menit
observasi
berstruktur
dan
tidak
berstruktur,
yang
kerap
kali
stereotip.
Ketiga,
mampu
digunakan oleh para guru yakni
memberdayakan diri sendiri. Yakni
observasi tidak berstruktur. Dengan
suatu
cara
mengembangkan
observasi
menjadikannya
pihak
sekolah
sebagai
program
kemampuan
untuk
secara
terus
menerus apa yang dimiliki berkaitan
evaluasi sehingga dapat diketahui
dengan
apa yang perlu ditambahkan dan
Kemampuan ini sudah barang tentu
apa yang perlu untuk dikurangi
telah dimiliki oleh para guru dan
dalam mendidik siswa-siswi.
staf karyawan.
Faktor
kehidupan
multikultural.
2. Hambatan
Pendukung,
Dalam mengimplementasikan
Hambatan & Solusi
1. Factor pendukung
pendidikan
implementasi
pendidikan
masih saja ada yang anti pendidikan
multicultural yakni yang Pertama,
multikulturalisme dalam lingkungan
berkembangnya identitas kultural
SMA Al-Muayyad, misalnya dalam
merupakan
yang
lingkungan asrama terdapat papan
untuk
peringatan yang berbunyi kawasan
dengan
berjilbab. Dari sini kita dapat
suatu etnis sehingga tidak menjadi
melihat adanya fanatisme dari pihak
masalah bagi siswa SMA Al-
asrama dengan dalih menegakkan
Muayyad
tinggal
syariat Islam. Tapi yang menjadi
bersama dengan siswa lain yang
evaluasi yang memasuki kawasan
berasal
macam
asrama putri tidak hanya orang yang
hubungan
berjilbab bahkan belum tentu semua
interpersonal. Yakni, kompetensi
muslimah. Selain itu siswa kesulitan
untuk melakukan hubungan dengan
dalam bersosialisasi terutama siswa
kelompok etnis lain yang dimiliki
dari luar jawa, sehingga mereka
oleh siswa siswi SMA Al-Muayyad,
cenderung
dengan senatiasa mendasarkan pada
sendiri, hal ini yang dikhawatirkan
persamaan dan kesetaraan, serta
dapat
menjauhi sifat salahsangka dan
pendidikan multicultural oleh para
kompetensi
dimiliki
siswa
mengidentifikasi
daerah.
dirinya
ketika
dari
harus
berbagai
Kedua,
multicultural
membuat
menghambat
yakni
komunitas
aplikasi
pendidik. Dengan system pondok
mana sebagai seorang guru harus
pesantren maka siswa-siswi wajib
bersikap adil terhadap siswa dengan
untuk tinggal di asrama sekolah
latar belakang daerah yang berbeda-
selama
masa
beda. tata tertib serta seperangkat
pendidikan, hal ini mengakibatkan
nilai dan norma didalam pesantren
sosialisasi siswa dengan dunia luar
dan disekolah harus jelas dan ditaati
tentu
dan dijalankan sebenar-benarnya
menempuh
sangat
kurang,
sehingga
dikhawatirkan
siswa-siswi
yang
cenderung
kepribadian
sekolahnya
memiliki
individualisme atau acuh tak acuh.
dilakukan
pendidikan
oleh
untuk
warga
mencapai
multicultural
yang
mumpuni. Karena pada dasarnya
3. solusi
implementasi
para siswa itu harus pada aturan
pendidikan multicultural di SMA
disekolahnya. Para siswa menurut
Al-Muayyad
yakni
informan harus diarahkan untuk
menjalankan system sesuai Visi
menjadi manusia yang baik, bisa
Misi
menghargai
Dalam
Surakarta
sekolah
yang
tercermin
perbedaan
sehingga
melalui tata tertib serta rangkaian
dapat hidup damai meski dengan
nilai dan norma sekolah untuk para
berbagai
siswa dan guru dan diaplikasikan
Evaluasi pun menjadi penting untuk
melalui
perangkat
menjadikan parameter atau ukuran
pembelajaran oleh para guru dan
untuk membentuk agar menjadi
sang guru pun memberi contoh
labih baik kedepannya.
penyusunan
yang baik bagi para siswanya.
Dengan contoh para guru dalam
macam
perbedaan.
SIMPULAN
Pendidikan
multikultural
berinteraksi satu sama lain didalam
dipandang dari warga SMA AL-
sekolah maupun diluar sekolah
Muayyad
saling
saling
suatu upaya membentuk karakter
menghormati terlebih membiasakan
manusia, dan hal tersebut menjadi
toleransi
penting
menghargai
perbedaan,
dan
terhadap
begitu
pula
sebuah
dalam
berinteraksi terhadap siswa yang
kepribadian
Surakarta
untuk
peserta
merupakan
watak
didik
atau
agar
menjadi baik nantinya setelah terjun
didalam
masyarakat.
mengenai
Kebijakan
implementasi
pelaksanaan
atau
pendidikan
telah cukup mencapai harapan yang
diinginkan oleh para guru. Dalam
lingkungan
pesantren
strategi
telah
pembiasaan adalah hal yang dirasa
dilaksanakan dari dahulu kala baik
sangat tepat karena permasalahan
oleh
yayasan
telah siswa hadapi dalam keseharian
maupun pimpinan sekolah. Jadi
mereka. Selain itu tata tertib serta
tanpa
seperangkat
multicultural
sejatinya
para
pimpinan
adanya
khusus
sosialisasi
mengenai
secara
pendidikan
nilai
dan
norma
didalam pesantren dan disekolah
multicultural namun pihak sekolah
harus
sudah menyadari akan pentingnya
dijalankan sebenar-benarnya yang
pendidikan multikutural sehingga
dilakukan oleh warga sekolahnya
telah sejak dari pertama berdiri
untuk
pendidikan
multicultural yang mumpuni.
multicultural
telah
dilaksanakan.
Mengenai waktu pelaksanaan
pengimplementasian
pendidikan
multicultural di SMA Al-Muayyad
Surakarta bisa dikatakan hampir 24
jam perhari. Hal ini dikarenakan
siswa dan siswi wajib untuk tinggal
di asrama selama masa pendidikan
jelas
dan
ditaati
mencapai
serta
pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata . (2002). Metodologi
Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Afifudin & Saebani, B.A. (2009).
Metodologi
Kualitatif.
Penelitian
Bandung
:
Pustaka Setia.
hingga di nyatakan lulus. Dari
prosentase
tingkat
penguasaan
Agus Salim.
2006.
Teori
siswa kelas X & XI IPS mengenai
Paradigma
materi multicultural baik dalam
Yogyakarta: Tiara Wacana.
mata pelajaran PPKN, Sosiologi
dan Aswaja bisa disimpulkan siswa
dalam kategori penguasaan materi
yang
baik
pendidikan
sehingga
penerapan
multicultural
dirasa
Penelitian
dan
Sosial.
Ainul Yaqin. 2005. Pendidikan
Multikultural
Cross-Cultural
Understanding Untuk Demokrasi
Dan Keadilan. Yogyakarta : Nuansa
Aksara.
Ainurrofiq
Dawam.
(2003).
Koesoema D.(2007). PENDIDIKAN
“Emoh” Sekolah Menolak
KARAKTER
“Komersialisasi Pendidikan”
Mendidik Anak di Zaman
dan
Global. Jakarta: Grasindo.
“Kanibalisme
Intelektual”,
Pendidikan
Menuju
Multikultural.
Hidayatullah.
Implementasi
Penelitian Kualitatif : Edisi
Multikultural Dalam Praksis
Pendidikan
Di
Revisi.
(2012).
Pendidikan
Liliweri.1997.
Bandung:
Rosdakarya.
Muhaemin
El-Ma’hady.
(2004).
Multikulturalisme
Indonesia.
Pendidikan
Yogyakarta: Pilar Media.
Allo
Strategi
Moleong Lexi J.(2010). Metodologi
Yogyakarta: INSPEAL Press.
Akhmad
:
dan
Multikultural.
Yogyakarta:Ar-ruzz.
Sosiologi
Organisasi. Bandung : Cipta Adtya
Multikulturalisme.web.(2012).
Indonesia
Bakti
Masyarakat
Multikultural. Tersedia pada :
Anggriamurti. (2009). Pendidikan
(http://setabasri01.blogspot.c
Konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.
om/2012/04/indonesiaadalah-masyarakat-
Azra A.(2002). Paradigma Baru
Pendidikan
Nasional.
Jakarta
majemuk.html) diakses pada
:
04
Kompas.
Data Penelitian Kualitatif.
:
Raja
Mulyasa
“Pendidikan
pukul
E.(2007).Standar
Kompetensi
Grafindo
&
Guru. Bandung:
Persada.
Choirul
2014
18.45WIB
Burhan Bungin. (2003). Analisis
Jakarta
Mei
Sertifikasi
Remaja
Rosdakarya.
Mahfud.(2013).
Multikultural”,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mu’in
F.
(2011).
Pendidikan
Karakter Konstruksi Teoritik
&
Praktik
Pendidikan
Urgensi
Progresif
dan
Revitalisasi Peran Guru dan
Orangtua. Yogyakarta : Ar-
Sosial
ruzz Media.
Pengantar
Naim Ngainun & Achmad Sauqi.
(2008).
Pendidikan
dan
Pendidikan:
Pedagogik
Transformatif
untuk
Indonesia. Jakarta: Grasindo.
dan
Undang-undang Republik Indonesia
Aplikasi. Jogjakarta : Ar-
No 20 Tahun 2003 Tentang
Ruzz Media.
Sistem Pendidikan Nasional.
Multikultural
Nanih
Tilaar H.A.R (2002). Perubahan
Konsep
Mahendrawati.
(2001).
Undang-Undang
Republik
Pengembangan Masyarakat
Indonesia No 14 tahun 2005
Islam: Dari Ideologi, Strategi
tentang Sistem Pendidikan
sampai
Nasional (Sisdiknas).
Tradisi.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Wahab
Parsudi Suparlan. (2002).“Indonesia
Baru
Dalam
Perspektif
Multikulturalisme”.
Media
Harian
Indonesia,
10
Desesember 2001.
Sugiyono.
Metode
Kuantitatif
Kualitatif
Pendidikan
dan
R&D.
Bandung: Alfabeta.
Memahami
&
Pendidikan.
Laksbang
Ilmu
Surabaya:
Mediatama
Yogyakarta.
Winarno
(2010).
penelitian
R.(2009).
Surakhmad.
1994.
Pengantar Penelitian Ilmiah
Dasar
Metode
Teknik.
Bandung : Tarsito.
Wordpress.com
(2008).
Sutopo HB. (2002). Metodologi
Multikulturalisme dan Masa
Penelitian Kualitatif Dasar
Depan Indonesia.. tersedia
TEori
pada
dan
Terapannya
:
Dalam Penelitian. Surakarta:
http://poetraboemi.wordpress.
Universitas Sebelas Maret.
com/2008/03/21/multikultura
lisme-dan-masa-depan-
indonesia/. Diakses pada hari
Jum’at 10 April 2014
Yamin M.(2009). MENGGUGAT
PENDIDIKAN INDONESIA.
Belajar dari Paulo Freire
Zakiyuddin
Reinvensi
Baidhawy.(2005).
Islam
Multikultural.
Surakarta : Pusat Studi Budaya dan
Perubahan Sosial.
Zamroni.
1992.
Pengantar
dan Ki Hajdar Dewantara.
Pengembangan Teori Sosial. Jakarta
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
:Tiara Wacana.
Zainuddin
(2011).
Paradigma
Sekolah. Yogyakarta: SIPRESS.
Download