IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 JURNAL Oleh : Nafis Nailil Hidayah K8410041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universits Negeri Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, Pembimbing I 20 Juni 2014 Pembimbing II Drs. Tentrem Widodo, M.Pd Drs. Slamet Subagya, M.Pd NIP. 19491221 197903 1 001 NIP. 195211261981031002 ABSTRAK Nafis Nailil Hidayah. K8410041. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2014. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui proses pemahaman guru di SMA ALMuayyad Surakarta tentang pendidikan multikultural pada tahun pelajaran 2013/2014 (2) Untuk mengetahui proses pemahaman siswa di SMA AL-Muayyad Surakarta tentang pendidikan multikultural pada tahun pelajaran 2013/2014 (3) Untuk mengetahui implementasi pendidikan multikultural yang diterapkan di lingkungan SMA AL-Muayyad Surakarta pada Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan di SMA AL-Muayyad Surakarta. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan strategi pendekatan fenomenologi. Sumber data berasal dari para guru dan siswa SMA AL-Muayyad Surakarta serta pengurus yayasan Pondok Pesantren ALMuayyad Surakarta sebagai bahan perbandingan kegiatan pendidikan multikultural. Sampling diambil dengan teknik purposive sampling yang dilakukan dengan pertimbangan kebenaran dalam menjawab sesuai tujuan yang dicari. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam (in dept interviewing) dengan informan yang terdiri dari ketua yayasan, kepala sekolah, guru, waka kurikulum, waka kesiswaan, pengurus asrama dan siswa SMA Al-Muayyad Surakarta. Uji validitas data dengan trianggulasi data (sumber). Teknik analisis menggunakan model analisis data interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) pemahaman yang dinyatakan oleh informan sebagai pendidik tentang pendidikan multikultural sangat beragam yakni sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diajarnya. (2) Dari prosentase tingkat penguasaan siswa mengenai materi multikultural baik dalam mata pelajaran PPKN, Sosiologi dan Aswaja bisa disimpulkan siswa dalam kategori penguasaan materi yang baik, sehingga penerapan pendidikan multicultural dirasa telah cukup mencapai harapan yang diinginkan oleh para guru. (3) implementasi pendidikan multikultural di SMA Al-Muayyad Surakarta banyak terkandung didalam mata pelajaran PPKN, Sosiologi dan Aswaja yaitu terkandung nilai disiplin, religius, kerja keras, kreatif, jujur, dan yang mengkhusus ke multikulturalisme yaitu demokratis, toleransi dan kepedulian sosial (4) Dalam lingkungan pondok pesantren strategi pembiasaan adalah hal yang dirasa sangat tepat dalam meningkatkan penanaman pendidikan multikultural dalam keseharian para siswa. Kata kunci : pendidikan berbasis Islamic center, pendidikan multicultural. ABSTRACT Nafis Nailil Hidayah. K8410041. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2014. The purpose of this study were (1) To understand the teacher’s and students’ comprehension process in AL-Muayyad Surakarta Senior High School about their multicultural education in the year 2013/2014, (2) To understand the students’ comprehension process about multicultural education in AL-Muayyad Suratkarta Senior High School in the year 2013/2014 (3) To understand the implementation of multicultural education in the Al-Muayyad Surakarta Senior High School’s environment in the year 2013/2014. This study was conducted in Al-Muayyad Surakarta Senior High School. The form of this study was qualitative with phenomenological approach. The data obstaed from the teachers, students of Al-Muayyad Surakarta Senior High School, are Muslim Boarding School’s committee of Al-Muayyad Surakarta as comparative variable of multicultural education. The sample was taken by using purposive random sampling technique which was done by considering the truth as the purpose. The data gathering technique were deep interviewing attached to head foundation, head master, teachers, curriculum vice headmaster, student vice headmaster, dormitory committee, and students of Al-Muayyad Senior High School. The data validity used was resources triangulation. The data analysis technique were interactive analysis included data gathering, data reduction, data presentation, and concluding. The findings showed that (1) The comprehension which was declared by informant as teacher and students about multicultural education was very vary especially for the teachers which were match with their subject, (2) Based on the percentage of students’ mastering level of multicultural material in subject PPKN, Sociology, and Aswaja can be concluded that students were in the category of good mastering material, therefore the implementation of multicultural education had reached the target proposed by the teachers, (3) The value arediscipline, religious, work hard, creative, honest, and specifically in multiculturalism such as democratic, tolerant, and social care in the implementation of multicultural education in AL-Muayyad Senior High School Surakarta can be found in the subject of PPKN, Sociology, and Aswaja, (4) In the environment of Muslim boarding school, habit ware an appropriate way to implement multicultural education in students’ daily activities. Key words : Islamic center education basis, multicultural education itu pendidikan formal maupun non PENDAHULUAN formal. Pendidikan sesuatu yang merupakan sangat vital bagi kehidupan manusia, terutama bagi pembentukan peradaban karakter dan sebuah kemajuan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu media yang paling efektif untuk melahirkan generasi yang memiliki pandangan yang mampu menjadikan keragaman sebagai pemersatu bagian bangsa. dari Indonesia memiliki sejarah kelam kaitannya dengan konflik dan kekerasan, mulai dari kasus Ambon, Papua, Aceh, dan berbagai sejenis lainnya. Jika dicari benang merah atas kasus yang terjadi di tanah Indonesia, dari sebagian konflik dan kekerasan yang ada, “agama” dinilai menjadi salah satu factor yang ikut andil sebagai pemicu konflik. Walaupun tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan apalagi konflik, namun fakta tidak bisa menutup kenyataan bahwa mata agama melihat sering dikesankan dengan wajah kekerasan. Di era modernisasi seperti saat ini, dunia pendidikan sangatlah berkembang dengan pesatnya. Entah Salah satunya berkembangnya Islamic yaitu boarding school yang menerapkan metode pesantren didalam kurikulum pembelajarannya. Fenomena sosialbudaya seperti wacana pluralis- multicultural saat ini penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Menurut Hamid Hasan dalam Ngainun Naim &Ahmad sauqi (2008 : 188), masyarakat dan bangsa Indonesia memiliki tingkat keragaman yang tinggi, mulai dari dimensi sosial, budaya, aspirasi politik, dan kemampuan ekonomi. Keragaman tersebut berpengaruh langsung terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan kurikulum. Kemampuan sekolah dalam menyediakan pengalaman belajar serta berpengaruh dalam mengolah informasi menjadi sesuatu yang dapat diterjemahkan sebagai hasil belajar. variable Keragaman bebas itu yang menjadi memiliki kontribusi sangat signifikan terhadap keberhasilan implementasi kurikulum yang ada, baik kurikulum sebagai proses maupun kurikulum sebagai hasil. Oleh karena itu, tambah keragaman tersebut harus menjadi tentang bagaimana implementasi factor pendidikan multicultural di SMA yang seyogianya pada pengetahuan kita diperhitungkan dan dipertimbangkan Al-Muayyad dalam penentuan filsafat, teori, visi, data data dalam penelitian ini pengembangan dokumen, sosialisasi, meliputi : 1) informan, peristiwa, dan pelaksanaan kurikulum. atau aktivitas, lokasi penelitian serta Surakarta. Sumber diatas penggunaan dokumen dan foto-foto. maka saya tertarik untuk meneliti Penelitian ini cara pengambilan pendidikan multicultural yang saat informan/ ini disekolah, dengan teknik purposive sampling terutama di sekolah-sekolah yang artinya bahwa pengambilan sampel berbasis agama dilakukan (Islamic boarding Melihat mulai kenyataan digalakkan atau pesantren school). Dan responden dilakukan berdasarkan pertimbangan adanya tertentu. Dalam peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini peneliti melakukan penelitian di salah satu SMA dengan pengecekan latar belakang Islamic memperoleh derajat kepercayaan boarding balik school yaitu SMA AL-Muayyad atau Surakarta. Oleh sebab itu, penelitian trianggulasi sumber yang dilakukan ini dengan membandingkan data hasil berjudul : “Implementasi validitas untuk data dengan dengan Pendidikan Multikultural Dalam pengamatan Kegiatan Pembelajaran di SMA wawancara AL-MUAYYAD Surakarta Tahun mengenai implementasi pendidikan Pelajaran 2013/2014” multicultural di SMA Al-Muayyad dengan data hasil informan METODE PENELITIAN Surakarta. Dalam penelitian ini Jenis penilitian ini adalah menggunakan teknik analisis data penelitian kualitatif penelitian yang bersifat memiliki karakteristik, artinya, atau bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan upaya untuk dapat memberi nilai dengan tiga alur kegiatan secara bersamaan, penyajian yaitu data reduksi dan kesimpulan/verifikasi. data, penarikan HASIL PENELITIAN setelah terjun didalam masyarakat. SMA AL-Muayyad adalah Salah satu contohnya yaitu toleransi suatu lembaga pendidikan formal terhadap tingkat menengah yang berada di keyakinan, menghargai warga lain lingkungan Pondok Pesantren Al- yang berbeda budaya serta bahasa, Muayyad Surakarta, yang berlokasi itu adalah contoh dari pendidikan di JL.K.H. Samanhudi No. 64 multicultural. Dapat dilihat bahwa Mangkuyudan Dalam pemahaman kepala sekolah, guru, rumusan yang diajukan di BAB 1 siswa,dan warga sekolah lainnya terdapat 1 rumusan masalah yakni mengacu pada tata tertib serta adalah budaya dapat Surakarta. implementasi multikultul yang lingkungan SMA pendidikan rekan yang sekolah berbekal yang di membentuk karakter siswa agar bisa AL-Muayyad menjadi siswa siap jika nantinya diterapkan pelajaran terjun kedalam masyarakat. Selain 2013/2014. Kegiatan pembelajaran itu pula terdapat kolaborasi yang yang baik Surakarta pada tahun dilakukan didalam kelas dan solid antara elemen maupun diluar kelas. dan untuk sekolah yang menjadi kesatuan utuh lebih jelas dapat diuraikan sebagai dalam berikut : multikulturalis bangsa Indonesia. Pemahaman Tentang Pendidikan Multikulturalisme membentuk karakter Jadi tanpa adanya sosialisasi secara khusus mengenai pendidikan Berdasarkan hasil wawancara multicultural namun pihak sekolah peneliti dengan informan, peneliti sudah menyadari akan pentingnya memperolah data yang beragam kebijakan tentang pendidikan multikutural sehingga telah sejak pendidikan dari pertama berdiri pendidikan pemahaman multicultural. Jadi multicultural adalah suatu upaya membentuk karakter manusia, dan hal tersebut menjadi penting untuk penerapan multicultural telah dilaksanakan. Pelaksanaan Implementasi Pendidikan Multikultural peserta Materi didik agar menjadi baik nantinya multicultural watak atau kepribadian pendidikan pendidikan banyak yang terkandung didalam RPP mata selama 3x pertemuan. Mata pelajaran PPKN, Sosiologi dan pelajaran yang berkaitan dengan Aswaja yang dibuat oleh para guru pendidikan multikulturalisme yakni yaitu disiplin, sosiologi dan materi yang disusun religius, kerja keras, kreatif, gemar oleh pihak sekolah sendiri yakni membaca, kreatif, jujur, kerja keras ASWAJA. Untuk sosiologi waktu dan untuk terkandung yang nilai mengkhusus ke mengajarkan materi multikulturalisme yaitu demokratis, multikulturalisme peduli lingkungan. materi ajar kelas XI semester genap waktu pelaksanaan tema pengimplementasian pendidikan sosial Mengenai dan yaitu masyarakat didalam multicultural. Materi ini diajarkan 3x45 menit (3x multicultural di SMA Al-Muayyad pertemuan). Surakarta sebenarnya bisa dikatakan yaitu hampir 24 jam perhari. Hal ini dirumuskan oleh pihak sekolah dikarenakan siswa dan siswi SMA sendiri Al-Muayyad Surakarta wajib untuk Ahlussunah Wal Jama’ah. Mata tinggal di asrama selama masa pelajaran ini berisi materi ke Nu an pendidikan yang secara garis besar berisi tata hingga di nyatakan Materi mata selanjutnya pelajaran yakni mata pelajaran lulus. Selain metode diatas para cara guru secara intensif mengajarkan Nahdlatul ‘ulama. Materi ini di pendidikan sesuai ajarkan 2 x 45 menit dengan metode dengan bidang masing-masing yang ceramah oleh guru yang mengampu diajarkan materi tersebut. multicultural didalam kelas. Diantaranya yaitu salah seorang guru yang mengampu mata kehidupan yang sebagai warga Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui pelajaran Pkn beliau mengajarkan kemajuan-kemajuan yang dicapai materi dengan oleh murid-murid dalam proses multicultural didalam kelas X yakni belajar yang mereka lakukan, ialah materi pemajuan, pengakuan dan metode test dan metode observasi. penghormatan Dari dua jenis observasi yakni yang berkaitan HAM yang dilaksanakan dalam 2x 45 menit observasi berstruktur dan tidak berstruktur, yang kerap kali stereotip. Ketiga, mampu digunakan oleh para guru yakni memberdayakan diri sendiri. Yakni observasi tidak berstruktur. Dengan suatu cara mengembangkan observasi menjadikannya pihak sekolah sebagai program kemampuan untuk secara terus menerus apa yang dimiliki berkaitan evaluasi sehingga dapat diketahui dengan apa yang perlu ditambahkan dan Kemampuan ini sudah barang tentu apa yang perlu untuk dikurangi telah dimiliki oleh para guru dan dalam mendidik siswa-siswi. staf karyawan. Faktor kehidupan multikultural. 2. Hambatan Pendukung, Dalam mengimplementasikan Hambatan & Solusi 1. Factor pendukung pendidikan implementasi pendidikan masih saja ada yang anti pendidikan multicultural yakni yang Pertama, multikulturalisme dalam lingkungan berkembangnya identitas kultural SMA Al-Muayyad, misalnya dalam merupakan yang lingkungan asrama terdapat papan untuk peringatan yang berbunyi kawasan dengan berjilbab. Dari sini kita dapat suatu etnis sehingga tidak menjadi melihat adanya fanatisme dari pihak masalah bagi siswa SMA Al- asrama dengan dalih menegakkan Muayyad tinggal syariat Islam. Tapi yang menjadi bersama dengan siswa lain yang evaluasi yang memasuki kawasan berasal macam asrama putri tidak hanya orang yang hubungan berjilbab bahkan belum tentu semua interpersonal. Yakni, kompetensi muslimah. Selain itu siswa kesulitan untuk melakukan hubungan dengan dalam bersosialisasi terutama siswa kelompok etnis lain yang dimiliki dari luar jawa, sehingga mereka oleh siswa siswi SMA Al-Muayyad, cenderung dengan senatiasa mendasarkan pada sendiri, hal ini yang dikhawatirkan persamaan dan kesetaraan, serta dapat menjauhi sifat salahsangka dan pendidikan multicultural oleh para kompetensi dimiliki siswa mengidentifikasi daerah. dirinya ketika dari harus berbagai Kedua, multicultural membuat menghambat yakni komunitas aplikasi pendidik. Dengan system pondok mana sebagai seorang guru harus pesantren maka siswa-siswi wajib bersikap adil terhadap siswa dengan untuk tinggal di asrama sekolah latar belakang daerah yang berbeda- selama masa beda. tata tertib serta seperangkat pendidikan, hal ini mengakibatkan nilai dan norma didalam pesantren sosialisasi siswa dengan dunia luar dan disekolah harus jelas dan ditaati tentu dan dijalankan sebenar-benarnya menempuh sangat kurang, sehingga dikhawatirkan siswa-siswi yang cenderung kepribadian sekolahnya memiliki individualisme atau acuh tak acuh. dilakukan pendidikan oleh untuk warga mencapai multicultural yang mumpuni. Karena pada dasarnya 3. solusi implementasi para siswa itu harus pada aturan pendidikan multicultural di SMA disekolahnya. Para siswa menurut Al-Muayyad yakni informan harus diarahkan untuk menjalankan system sesuai Visi menjadi manusia yang baik, bisa Misi menghargai Dalam Surakarta sekolah yang tercermin perbedaan sehingga melalui tata tertib serta rangkaian dapat hidup damai meski dengan nilai dan norma sekolah untuk para berbagai siswa dan guru dan diaplikasikan Evaluasi pun menjadi penting untuk melalui perangkat menjadikan parameter atau ukuran pembelajaran oleh para guru dan untuk membentuk agar menjadi sang guru pun memberi contoh labih baik kedepannya. penyusunan yang baik bagi para siswanya. Dengan contoh para guru dalam macam perbedaan. SIMPULAN Pendidikan multikultural berinteraksi satu sama lain didalam dipandang dari warga SMA AL- sekolah maupun diluar sekolah Muayyad saling saling suatu upaya membentuk karakter menghormati terlebih membiasakan manusia, dan hal tersebut menjadi toleransi penting menghargai perbedaan, dan terhadap begitu pula sebuah dalam berinteraksi terhadap siswa yang kepribadian Surakarta untuk peserta merupakan watak didik atau agar menjadi baik nantinya setelah terjun didalam masyarakat. mengenai Kebijakan implementasi pelaksanaan atau pendidikan telah cukup mencapai harapan yang diinginkan oleh para guru. Dalam lingkungan pesantren strategi telah pembiasaan adalah hal yang dirasa dilaksanakan dari dahulu kala baik sangat tepat karena permasalahan oleh yayasan telah siswa hadapi dalam keseharian maupun pimpinan sekolah. Jadi mereka. Selain itu tata tertib serta tanpa seperangkat multicultural sejatinya para pimpinan adanya khusus sosialisasi mengenai secara pendidikan nilai dan norma didalam pesantren dan disekolah multicultural namun pihak sekolah harus sudah menyadari akan pentingnya dijalankan sebenar-benarnya yang pendidikan multikutural sehingga dilakukan oleh warga sekolahnya telah sejak dari pertama berdiri untuk pendidikan multicultural yang mumpuni. multicultural telah dilaksanakan. Mengenai waktu pelaksanaan pengimplementasian pendidikan multicultural di SMA Al-Muayyad Surakarta bisa dikatakan hampir 24 jam perhari. Hal ini dikarenakan siswa dan siswi wajib untuk tinggal di asrama selama masa pendidikan jelas dan ditaati mencapai serta pendidikan DAFTAR PUSTAKA Abudin Nata . (2002). Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Afifudin & Saebani, B.A. (2009). Metodologi Kualitatif. Penelitian Bandung : Pustaka Setia. hingga di nyatakan lulus. Dari prosentase tingkat penguasaan Agus Salim. 2006. Teori siswa kelas X & XI IPS mengenai Paradigma materi multicultural baik dalam Yogyakarta: Tiara Wacana. mata pelajaran PPKN, Sosiologi dan Aswaja bisa disimpulkan siswa dalam kategori penguasaan materi yang baik pendidikan sehingga penerapan multicultural dirasa Penelitian dan Sosial. Ainul Yaqin. 2005. Pendidikan Multikultural Cross-Cultural Understanding Untuk Demokrasi Dan Keadilan. Yogyakarta : Nuansa Aksara. Ainurrofiq Dawam. (2003). Koesoema D.(2007). PENDIDIKAN “Emoh” Sekolah Menolak KARAKTER “Komersialisasi Pendidikan” Mendidik Anak di Zaman dan Global. Jakarta: Grasindo. “Kanibalisme Intelektual”, Pendidikan Menuju Multikultural. Hidayatullah. Implementasi Penelitian Kualitatif : Edisi Multikultural Dalam Praksis Pendidikan Di Revisi. (2012). Pendidikan Liliweri.1997. Bandung: Rosdakarya. Muhaemin El-Ma’hady. (2004). Multikulturalisme Indonesia. Pendidikan Yogyakarta: Pilar Media. Allo Strategi Moleong Lexi J.(2010). Metodologi Yogyakarta: INSPEAL Press. Akhmad : dan Multikultural. Yogyakarta:Ar-ruzz. Sosiologi Organisasi. Bandung : Cipta Adtya Multikulturalisme.web.(2012). Indonesia Bakti Masyarakat Multikultural. Tersedia pada : Anggriamurti. (2009). Pendidikan (http://setabasri01.blogspot.c Konstruktivisme. Bandung: Alfabeta. om/2012/04/indonesiaadalah-masyarakat- Azra A.(2002). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta majemuk.html) diakses pada : 04 Kompas. Data Penelitian Kualitatif. : Raja Mulyasa “Pendidikan pukul E.(2007).Standar Kompetensi Grafindo & Guru. Bandung: Persada. Choirul 2014 18.45WIB Burhan Bungin. (2003). Analisis Jakarta Mei Sertifikasi Remaja Rosdakarya. Mahfud.(2013). Multikultural”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mu’in F. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Praktik Pendidikan Urgensi Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orangtua. Yogyakarta : Ar- Sosial ruzz Media. Pengantar Naim Ngainun & Achmad Sauqi. (2008). Pendidikan dan Pendidikan: Pedagogik Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo. dan Undang-undang Republik Indonesia Aplikasi. Jogjakarta : Ar- No 20 Tahun 2003 Tentang Ruzz Media. Sistem Pendidikan Nasional. Multikultural Nanih Tilaar H.A.R (2002). Perubahan Konsep Mahendrawati. (2001). Undang-Undang Republik Pengembangan Masyarakat Indonesia No 14 tahun 2005 Islam: Dari Ideologi, Strategi tentang Sistem Pendidikan sampai Nasional (Sisdiknas). Tradisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wahab Parsudi Suparlan. (2002).“Indonesia Baru Dalam Perspektif Multikulturalisme”. Media Harian Indonesia, 10 Desesember 2001. Sugiyono. Metode Kuantitatif Kualitatif Pendidikan dan R&D. Bandung: Alfabeta. Memahami & Pendidikan. Laksbang Ilmu Surabaya: Mediatama Yogyakarta. Winarno (2010). penelitian R.(2009). Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito. Wordpress.com (2008). Sutopo HB. (2002). Metodologi Multikulturalisme dan Masa Penelitian Kualitatif Dasar Depan Indonesia.. tersedia TEori pada dan Terapannya : Dalam Penelitian. Surakarta: http://poetraboemi.wordpress. Universitas Sebelas Maret. com/2008/03/21/multikultura lisme-dan-masa-depan- indonesia/. Diakses pada hari Jum’at 10 April 2014 Yamin M.(2009). MENGGUGAT PENDIDIKAN INDONESIA. Belajar dari Paulo Freire Zakiyuddin Reinvensi Baidhawy.(2005). Islam Multikultural. Surakarta : Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial. Zamroni. 1992. Pengantar dan Ki Hajdar Dewantara. Pengembangan Teori Sosial. Jakarta Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. :Tiara Wacana. Zainuddin (2011). Paradigma Sekolah. Yogyakarta: SIPRESS.