MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Antar Budaya Fungsi Komunikasi Antar Budaya, Karakteristik Budaya, dan Sistem Kebudayaan dalam Komunikasi Antar Budaya. Fakultas Program Studi Tatap Muka FIKOM Periklanan dan Komunikasi Pemasaran 04 Abstract Kode MK Disusun Oleh B51432EL Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si. Kompetensi Diharapkan mahasiswa mengetahui perbedaan – perbedaan budaya dari Komunikasi Antar Budaya. Perbedaan – Perbedaan Budaya Menurut Harris dan Moran (dalam Mulyana, ed., 2001:xi) pada dasarnya manusia – manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Kebiasaan – kebiasaan, praktik – praktik, dan tradisi – tradisi untuk terus hidup dan berkembang diwariskan oleh suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu. Pada gilirannya kelompok atau ras tersebut tidak menyadari dari mana asal warisan kebijaksanaan tersebut. Generasi – generasi berikutnya terkondisikan untuk menerima “kebenaran – kebenaran” tersebuut tentang kehidupan di sekitar mereka, pantangan – pantangan dan nilai – nilai tertentu ditetapkan dan melalui banyak cara orang – orang menerima penjelasan tentang perilaku “yang dapat diterima” untuk hidup dalam masyarakat tersebut. Budaya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap faset aktivitas manusia. Kita dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat di mana kita dibesarkan dan tinggal, terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada diri kita. Kita cenderung mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan dengan “kebenaran” kultural atau bertentangan dengan kepercayaan – kepercayaan kita. Masalah akan muncul bila suatu budaya dan cara berpikirnya tertinggal di belakang penemuan – penemuan dan realitas – realitas baru. Kemajuan – kemajuan ilmu dan teknologi, misalnya telah jauh mendahului ajaran – ajaran kultural masyarakat. Ini merupakan salah satu efek sampingan akselerasi perubahan, yang menimbulkan jurang budaya (cultural gap). Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak dimiliki oleh sebagian orang lainnya, budaya dimiliki oleh seluruh manusia dan dengan demikian merupakan suatu faktor pemersatu. Untuk memudahkan hubungan – hubungan antar budaya dan mengurangi distorsi – distorsi, kita harus keluar dari kungkungan budaya kita sendiri untuk memasuki dunia orang lain. Manusia – manusia menciptakan budaya tidak hanya sebagai suatu mekanisme adaptif terhadap lingkungan biologis dan geofisik mereka, tetapi juga sebagai alat untuk memberi andil kepada evolusi sosial kita. Kita lahir turun temurun, membawa zat – zat pembawa sifat dan sifat – sifat budaya generasi manusia sebelum kita. Zat – zat pembawa sifat dan ciri – ciri budaya tersebut saling mempengaruhi. Budaya membantu kita memahami wilayah planet atau ruang yang kita tempati. Suatu tempat hanya asing bagi orang – orang asing, tidak lagi bagi orang – orang yang 2016 2 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menempatinya. Budaya memudahkan kehidupan dengan memberikan solusi – solusi yang telah disiapkan untuk memecahkan masalah – masalah, dengan menetapkan pola – pola hubungan dan cara – cara memelihara kohesi dan konsensus kelompok. Banyak cara atau pendekatan yang berlainan untuk menganalisis dan mengkategorikan suatu budaya agar budaya tersebut lebih mudah dipahami. Oleh karena budaya memberi identitas kepada sekelompok orang, bagaimana kita dapat mengidentifikasi aspek – aspek budaya yang menjadikan sekelompok orang sangat berbeda? Salah satu caranya adalah dengan menelaah kelompok dan aspek-aspeknya. Berikut adalah karakteristik – karakteristik budaya yang terdapat dalam komunikasi antar budaya: 1. Komunikasi dan Bahasa Sistem komunikasi, verbal dan nonverbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya. Meskipun bahasa tubuh mungkin universal, perwujudannya berbeda secara lokal. Contoh: Dalam bahasa Jawa kata Jangan berarti sayur, sedangkan dalam bahasa Indonesia berarti tidak boleh. Di Indonesia menggelengkan kepala berarti menolak. Sedangkan di India berarti setuju. 2. Pakaian dan Penampilan Ini meliputi pakaian dan dandanan (perhiasan) luar, juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara kultural. Pakaian, dandanan (aksesoris/perhiasan), penampilan luar, cenderung berbeda secara kultural. Misalnya kebaya dan batik Jawa(Indonesia), kimono Jepang, payung Inggris, sarung Polynesia. 3. Makanan dan Kebiasaan makan Cara memilih, menyiapkan, menyaikan, dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Misalnya, Orang cina makan menggunakan sumpit, sedangkan negara lain pada umumnya menggunakan sendok. Pada umumnya orang-orang menggemari daging sapi, tetapi orang-orang hindu dilarang memakan daging sapi. 2016 3 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Waktu dan Kesadaran akan waktu Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian orang lainnya merelatifkan waktu. Dalam beberapa budaya kesegeraan dihargai. Namun, ada penduduk – penduduk pribumi di beberapa negara lain yang tidak mempedulikan jam atau menit, tapi menandai hari – hari mereka dengan saat matahari terbit dan terbenam. Musim – musim sepanjang tahun juga beraneka ragam secara kultural. Beberapa wilayah di bumi menandai musim – musim tersebut dengan sebutan musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Namun beberapa wilayah lainnya menandai musim – musim sepanjang tahun dengan musim hujan dan musim kemarau. Contoh: : Di sebuah perusahaan jika mengadakan rapat maka para staf (bawahan) diharapkan hadir tepat waktu, tetapi atasan datang terakhir. Hal tersebut terjadi terus menerus secara kontinu sehingga menjadi sebuah kebiasaan (budaya). 5. Penghargaan dan Pengakuan Suatu cara lain untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan – perbuatan baik dan berani, lama pengabdian, atau bentuk – bentuk lain penyelesaian tugas. Suatu area tertentu mempunyai cara tersendiri dalam memberi penghargaan dan pengakuan. Contoh : Salah satu suku di Tibet, cara mereka memberi penghargaan terhadap orang lain dengan menjulurkan lidahnya yang artinya mereka memberikan rasa hormat terhadap orang tersebut. Dalam sebuah organisasi(perusahaan), seseorang yang menduduki jabatan tertentu diberikan penghargaan berupa mobil atau rumah dinas. 6. Hubungan – hubungan Budaya juga mengatur hubungan manusia dan hubungan-hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan. 2016 4 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh : Di Indonesia. Khusunya kota Padang menganut sistem Matrilineal. Dimana perempuan (ibu) lebih dominan perannya dalam meneruskan garis keturunan hubungan keluarga. 7. Nilai dan Norma Nilai dan Norma manusia juga dipengaruhi oleh kebutuhan hidup masing-masing. Seseorang yang menginginkan kelangsungan hidup, menghargai usaha-usaha pengumpulan makanan, penyediaan pakaian dan rumah yang memadai. Sedangkan mereka yang mempunyai kebutuhan lebih tinggi menghargai materi, uang, gelar-gelar pekerjaan, hukum, dan keteraturan. Contoh: Pada umumnya di negara-negara barat (misalnya : amerika, eropa), orang-orang mendambakan nilai-nilai yang lebih tinggi, seperti kualitas kehidupan, prestasi diri, dan makna dalam pengalaman. 8. Rasa Diri dan Ruang Kenyamanan seseorang dengan dirinya dapat terlihat secara berbeda oleh budaya. Contoh: Orang-orang yang hidup dan tinggal di pedesaan umumnya, identitas diri dan penghargaan dapat diwujudkan dengan sikap yang sederhana. Sedangkan orangorang yang hidup dan tinggal di perkotaan biasanya ditunjukkan dengan perilaku lebih agresif. Orang-orang barat (misalnya, amerika) mempunyai sifat individualisme yang tinggi, artinya memiliki rasa ruang yang membutuhkan jarak (gap) lebih besar antara individu dengan individu lainnya. 9. Proses Mental dan Belajar Setiap budaya mempunyai suatu proses berpikir, namun setiap budaya mewujudkan proses tersebut dengan cara yang berbeda. Kehidupan dalam suatu tempat tertentu menetapkan hukum-hukum untuk mempelajari atau tidak informasi tertentu, dan ini ditegaskan dan diperkuat oleh budaya di sana. 2016 5 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh: Sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia yakni membaca, mendengar, dan mencatat. Hal ini membuat siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan, Di negara-negara barat (misalnya eropa, amerika) guru hanya memberi pengarahan saja dan siswa diharapkan lebih aktif. 10. Kepercayaan dan Sikap Dalam semua budaya tampaknya orang-orang mempunyai perhatian terhadap hal-hal supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktik-praktik agama mereka. Agama dipengaruhi oleh budaya dan budaya pun dipengaruhi oleh agama. Sistem kepercayaan agama sekelompok orang agak bergantung pada tingkat perkembangan kemanusiaan mereka. Contoh : Budaya primitif mempunyai kepercayaan pada makhluk-makhluk spiritual yang kita sebut “animisme”. Sebagian masyarakat Indonesia jika ingin membangun sebuah gedung tetapi ada yang masih mempunyai kepercayaan tanah keramat. Maka, biasanya mereka mengadakan ritual upacara terlebih dahulu atau mereka tidak jadi membangun di tanah tersebut. Bagaimana kita meletakkan komunikasi kedalam kebudayaan sebagai sebuah sistem? Pertama-tama kita haruslah sepakat bagaimana menganggap kebudayaan sebagai sebuah sistem, dan kalau itu benar maka: 1. Kebudayaan itu harus mempunyai objek. Sebuah objek kebudayaan didalamnya memiliki bagian-bagian, unsur-unsur, atau variable yang membentuk objek tersebut. 2. Kebudayaan itu terdiri dari atribut, kualitas atau pemilik dari sistem itu. 3. Kebudayaan itu harus memiliki relasi internal diantara objek-objek. 4. Kebudayaan juga memiliki lingkungan, dia tidak eksis dalam ruang vakum tetapi dipengaruhi oleh lingkungan sekelilingnya (Littlejohn, 1997) 2016 6 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jelas bagi kita bahwa setiap individu ada didalam masyarakat, setiap masyarakat memiliki kebudayaan. Kehidupan dan dinamika sebuah masyarakat serta kebudayaan ditentukan oleh komunikasi antara anggota masyarakat dan anggota budaya. Suatu sistem, dalam hal ini adalah suatu kumpulan atau kombinasi teratur dari bagian – bagian yang saling berhubungan yang merupakan suatu kesatuan: 1. Sistem Kekeluargaan Ini menyangkut hubungan – hubungan keluarga dan cara bagaimana sekelompok orang melatih, dan mensosialisasikan anak – anak mereka. Bentuk keluarga di Amerika umumnya adalah keluarga inti dan merupakan keluarga yang agak independen, sedangkan dalam budaya – budaya lain mungkin terdapat keluarga luas yang terdiri dari beberapa generasi yang dipersatukan menurut garis lelaki (patrilineal) atau menurut garis perempuan (matrilineal). Keluarga – keluarga yang demikian mempunyai pengaruh kuat atas pengasuhan anak dan sering juga atas pembangunan bangsa. 2. Sistem Pendidikan Ini berhubungan dengan cara bagaimana anggota – anggota muda atau anggota – anggota baru masyarakat memperoleh informasi, ketrampilan, pengetahuan, dan nilai – nilai. Contohnya jika seseorang membuka pabrik di India, rencana latihan sebaiknya meliputi metode pendidikan yang khas India. 3. Sistem Ekonomi Ini menyangkut cara masyarakat mengahsilkan dan menyalurkan barang – barang dan jasa – jasa pelayanannya. Di Jepang, sistem ekonominya merupakan perluasan keluarga dan berorientasi kelompok sehingga orang asing banyak melihatnya sebagai “Japan Inc.”. 4. Sistem Politik Hal ini merupakan alat utama pemerintah untuk memelihara keteratruan dan melaksanakan kekuasaan dan wewenang. Sebagian budaya masih primitif di mana para kepala suku memerintah, budaya – budaya lain di Timur Tengah memiliki keluarga kerajaan yang memerintah dengan rajanya sebagai kepala pemerintahan. Sementara budaya – budaya lain di negara di dunia pertama, kedua, ketiga, keempat lebih menyukai demokrasi atau komunisme, atau sistem politik mengentarai kedua sistem politik yang ekstrem tadi. 2016 7 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Sistem Agama Sistem agama berkenaan dengan cara memberi makna dan motivasi pada kehidupan selain aspek – aspek kehidupan material, yaitu aspek kehidupan spiritual atau pendekatannya terhadap hal – hal yang gaib. 6. Sistem Asosiasi Ini menyangkut jaringan pengelompokan sosial yang dibentuk orang – orang. Kelompok – kelompok masyarakat ini bisa merupakan kelompok persaudaraan, kelompok – kelompok rahasia dan asosiasi – asosiasi profesional/dagang. Beberapa budaya, seperti budaya Amerika, sangat berorientasi kelompok dan menciptakan asosiasi – asosiasi formal dan informal bagi setiap bentuk aktivitas yang dapat dilaksanakan. 7. Sistem Kesehatan Sistem kesehatan berkenaan dengan cara suatu budaya menghindari dan mengobati penyakit atau merawat para korban bencana alam atau kecelakaan. Konsep kesehatan dan masalah – masalah medis berlainan antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. 8. Sistem Rekreasi Ini menyangkut cara – cara suatu bangsa bergaul atau menggunakan saat santai mereka. Apa yang dianggap “bermain” dalam suatu budaya mungkin dianggap “kerja” dalam suatu budaya lain. Dalam sebagian budaya “olahraga” menimbulkan implikasi politik, sedangkan dalam budaya – budaya lain olahraga hanyalah untuk kesenangan, sementara untuk budaya – budaya lainnya pula, olahraga merupakan bisnis besar. Fungsi Komunikasi Antar Budaya 1. Fungsi Pribadi • Identitas Sosial Dalam komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas diri maupun identitas social. Perilaku itu teraktualisasi dalam bentuk tindakan berbahasa (verbal dan nonverbal). Dari kedua 2016 8 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bahasa itulah dapat diketahui identitas seseorang. Misalnya, Jika berbahasa Sunda dan berkebaya berarti orang Sunda, Jika berbahasa Jawa dan menggunakan blangkon berarti mencirika orang Jawa, dan sebagainya. • Integrasi Sosial Esensi dari integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok, namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Dalam konteks komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya atara komunikator dan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Prinsip utama pertukaran pesan dalam komunikasi antarbudaya adalah: Saya memperlalukan anda sebagaimana kebudayan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka. • Menambah pengetahuan Seringkali komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing. Orang Batak belajar budaya Sunda, atau sebaliknya orang Sunda belajar budaya Batak. Orang betawi mendalami budaya Jawa, sedangkan orang Jawa menekuni budaya Betawi, dan seterusnya. Dengan begitu terjadi pengayaan pengetahuan 2. Fungsi Sosial Pengawasan Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan “perkembangan” tentang linngkungan. Meskipun pada realitasnya fungsi ini lebih banyak diperankan oleh media massa. Misalnya, beberapa tahun yang lalu masyarakat dunia dikejutkan oleh berita perselingkuhan Bill Clinton Monica Lewinsky. Pelajaran yang dapat diambil dari kasus ini adalah betapa di AS, seorang presiden pun memiliki kedudukan yang sama dalam hukum. Secara langsung kita dapat belajar sebuah kebudayaan dari negara sehebat AS tentang hukum dan moralitas. 2016 9 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id • Menjembatani Dalam komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi mengawasi itu terlihat pada pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. • Sosialisasi Nilai Fungsi ini berada pada ranah mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaa suatu masarakat kepada masyarakat lain. Misalnya, tanpa disadari ketika menonton wayang golek atau tarian Jawa ada nilai-nilai yang ditransformasikan kepada penonton (khalayak). Dengan demikian telah terjadi sosialisasi nilai dari budaya yang satu ke budaya yang lain sesuai dengan budaya khalayaknya. • Menghibur Fungsi menghibur begitu kental dalam komunikasi antarbudaya. Jika kita rajin memperhatikan acara “Benteng Takeshi”, maka kita terasa terhibur oleh orang-orang Jepang yang beradu ketangkasan dalam bentuk permainan yang menghibur. Kita pun mungkin akan tertawa lebar jika menonton Si Parto (salah seorang personil Patrio Group), yang berbahasa tegal sangat kental, melucu dan bertingkah laku. Itu semua mencerminkan komunikasi antarbudaya yang memiliki dimensi menghibur. 2016 10 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin (Eds.)KOMUNIKASI ANTARBUDAYA : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001 2. Purwasito,Andrik), Komunikasi Multikultural, Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2003 3. “Definisi, Hakikat, dan uang Lingkup Komunikasi Antar Budaya”,http://fikri-jufrirenaissance.blogspot.com/2012/06/definis-hakikat-dan-ruang-lingkup.html, diakses tanggal 20 Sepetember 2014. 2016 11 Komunikasi Antar Budaya Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id