perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lempar Lembing a. Pengertian Lempar Lembing Lempar Lembing terdiri dari dua kata,yaitu lempar dan lembing. “Lempar yang berati usaha untuk membuang jauh-jauh, dan lembing adalah tongkat yang berujung runcing yang dibuang jauh-jauh” (Munasifah, 2008: 4). Lembing terdiri dari:a) badan lembing, b) mata lembing,c) tali pegangan.“Lempar lembing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar jauh-jauh” (PASI 1988: 43). Selanjutnya Jerver (1996: 142) menjelaskan bahwa, “lempar lembing adalah suatu gerakan antara sentuhan tangan dengan mengayunkan benda yang berbentuk panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin“. Untuk memperoleh jauhnya lemparan diperlukan kekuatan dan keccepatan gerak serta sudut pada saat lembing meninggalkan tangan. b. Macam-macam Tehnik Lempar Lembing Tehnik dalam suatu cabang olahraga adalah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya prestasi yang tinggi. Untuk dapat memperoleh prestasi lemparan sejauh-jauhnya diperlukan penguasaan tehniktehnik dasar yang benar. Menurut Dwi Sarjiyanto, Sujarwadi (2010 : 119) dijelaskan bahwa: Faktor-faktor tehnik yang harus dikuasai adalah cara memegang lembing, cara membawa lembing dan cara melempar lembing. Menurut Dikdik Zafar Sidik (2010: 98): bahwa lempar lembing terbagi beberapa fase: a. Fase awalan: Dalam fase awalan pelempar dan lembing dipercepat, b. Fase irama 5 langkah: Dalam fase irama 5 langkah terjadi percepatan sebagai persiapan pelempar menuju fase pelepasan lembing, c. Fase pelepasan: pada fase pelepasan dihasilkan kecepatan tambahan commit to user ditransfer ke lembing sebelum dilepaskan, 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 d. Tahap pemulihan: dalam tahap pemulihan, pelempar menahan dan menghindari kesalahan. Faktor tehnik yang terdapat dalam lempar lembing, menurut Jess Jarver (2008 : 104) bahwa, “Tahap dalam melempar lembing terbagi dalam empattahap yaitu tahap memegang lembing, tahap lari, tahap melemparkan lembing dan tahap kembali keposisi biasa (setelah lembing lepas dari tangan)”. c. Cara Memegang Lembing Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapattitik berat lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara memegang lembing menurut Soegito (1996: 65) sebagai berikut: 1) Cara Amerika Ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu dibelakang balutan lembing (tempat pegangan). 2) Cara Finlandia Ibu jari dan jari tengah saling bertemu di belakang pada tempat pegangan, sedangkan telunjuk lurus kebelakang dibawah lembing. 3) Cara Menjepit (Tang) Telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat dibelakang pegangan Adapun cara memegang lembing menurut Muhajir (2007: 144) sebagai berikut: 1) Pegangan cara Amerika Ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing. Cara Amerika ini disebut juga pegangan telunjuk ibu jari, karena ibu jari dan telunjuk dibelakang lilitan sedangkan jari tengah, jari manis dan kelingking terletak tepat pada lilitan. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar. commit to user 2) Pegangan cara Firlandia perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 Ibu jari dan jari tengah bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing sedangkan telunjuk agak lurus dengan batang lembing. Cara ini disebut juga pegangan jari tengah ibu jari,ibu jari dan jari tengah bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing sedangkan jari telunjuk agak lurus dengan batang lembing.Jadi dengan pegangan cara Firlandia, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar lembing. 3) Pegangan cara jepit tang Pegangan dimana jari telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat dibelakang tempat pegangan. lembing diantara telunjuk dan jari tengah terletak dibelakang lilitan.Jadi hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari-jari lainnya memegang biasa. a. Pegangan cara Amerika b. Pegangan cara Firlandia c. Pegangan cara tang Gambar 1. Cara memegang lembing (Muhajir, 2007: 144) d. Cara Membawa Lembing Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing, menurut Hasan (2003: 260) bahwa “Cara apapun to user bisa dilakukan untuk membawacommit lembing, asalkan tidak mengganggu kecepatan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 berlari“. Jadi dalam membawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah lembing diatas pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas, maupunserong ke bawah dan posisi mendatar dalam posisi tersebut otototot sekitar bahu dan tangan terasa rileks. Menurut Suherman (2003: 260) “Cara membawa lembing dengan posisi lembing di samping badan, tangan lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-sikap selanjutnya, namun sedikit hambatan untuk mendapat kecepatan awalan yang optimal“. Menurut Suherman (2003: 260) cara membawa lembing ada tiga macam: a) Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap lurus ke depan. b) Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap ke arah depan serong ke atas. c) Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong ke arah bawah. Gambar 2 . Cara Membawa Lembing (Suherman 2003: 260) Cara membawa lembing ini merupakan tahapan yang harus diperhatikan karena atlet akan berlari melakukan awalan sambil membawa lembing. Tahap ini cukup penting untuk diperhatikan dengan benar agar menjelang tehnik melempar dapat menempatkan posisi lempar yang benar. e. Cara Melempar lembing Cara melempar lembing yang benar menurut Syaifudin (1992: 116) adalah sebagai berikut:Badanmenyamping ke arahlemparan, kaki kiri depan lurus commit to user (lemas)kaki dibelakang dengan lutut dibengkokkan ke depan serong kesamping perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak dicondongkanke samping kanan. Kemudian pada waktu pinggang, dan perut lembing akan dilemparkan secepatnya pinggul, didorong kedepan serong atas. Bersamaan dengan itu badan diputar ke depan ke arah lemparan dengan dada terbungkukdagu di angkat, hingga seluruh badan benar-benar menghadap ke arah lemparan. Pada saat yang bersamaan badan menghadap ke arah lemparan secepat mungkin.Panjang awalan harus tidak lebih dari 36,50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis pararel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm. Untuk melempar lembing ada gerakan permulaan yang disebut dengan awalan. Awalan dalam lempar lempar lembing ada dua macam yaitu awalan silang (cross-step) dan awalan jingkat (hop-step). Lempar lembing dengan mempergunakan awalan silang (cross-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya silang, sedang lempar lembing yang mempergunakan awalan jingkat (hopstep) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat. Seseorang dapat menguasai gerakan-gerakan melempar lembing yang baik dan benar sehingga lemparan yang optimal jauh, maka harus ditekuni melalui kegiatan belajar atau latihan secara terarah, terprogram dan berkesinambungan. Setelah mendapatkan sikap lempar dilanjutkan dengan gerakan lempar sebagai berikut: 1) Tangan kanan yang lurus segera ditekukdengan disertai memutar badan ke kiri sehingga sikap badan menghadap ke depan. Meskipun demikian posisi tangan tetap diangkat tinggi dan arah lembing menuju serong atas depan, serta lewat diatas bidang bahu. Pandangan tertuju kearah sasaran (serong atas). 2) Gerakan berikutnya adalah meluruskan kaki belakang (kanan) dan diteruskan meluruskan kaki kiri. Pada saat itu sikap tangan kanan sudah mulai lurus dan saat itu pula lembing segera dilepas dari genggaman disertai gerak lecutan pergelangan tangan. 3) Setelah lembing lepas dari tangan, kaki kanan dilangkahkan ke depan menggantikan posisi kaki kiri yang diayun ke belakang (untuk menjaga keseimbangan dan sebagai gerak lanjutan). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 Gambar 3. Melemparkan Lembing (Hasan , 1993: 83) f. Sikap Badan Setelah Melempar Lembing Setelah melakukan gerakanmelemparkan lembing, dilanjutkan dengan gerakan lanjutanatau gerakan kembali ke posisi biasa.Gerakan ini memiliki tujuan untuk menjaga keseimbangan tubuh.Pelaksanaan kembali ke posisi biasa menurut Hasan (1993 : 85) adalah sebagai berikut: 1) Kaki kanan ditolakkan keatas dan ke depan mendarat, kaki diangkat ke belakang lemas lalu badan agak miring dan condong ke depan. 2) Kaki kiri ke depan lemas kemudian tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada dibawah dekat ke perut. 3) Tangan kiri lemas ke belakang sehingga pandangan ke arah jalannya lembing sampai jatuh. Gambar 4. Sikap badan setelah melempar (Hasan, 1993: 8) g. Lempar Lembing Gaya Jingkat Gaya ini banyak digunakan oleh atlet pemula,sebab gerakannya adalah sangat sederhana sekali. Cukup satu kali berjingkat dengan mengayun kaki kiri ke depan dan lembing sudah dapat di lemparkan. Lempar lembingyangmenggunakan commit to user gaya jingkat (hop-step) lebih dikenal denganlempar lembing gaya jingkat. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 Syaifudin (1992: 166) mengemukakan tentang pelaksanaan lempar lembing gaya jingkat, sebagai berikut: a) Awalan Awalan dapat dilakukan dengan berlari sebanyak 13 langkah,kemudian diambah lagi dengan 3 langkah untuk persiapan dan melaksanakan lemparan. Dari 13 langkah ini,terbagi menjadi 2 bagian,yaitu 7 langkah dilakukan dengan 1/3 kecepatan dan 6 langkah dengan ¾ kecepatan.Pembagian ini hanya sekedar untuk pedoman saja,tetapi pada prakteknya boleh dikurangi atau ditambah lengkahnya. b) Saat langkah jingkat Setelah mengambil awalan lari,kemudian pada langkah ke-5,tangan kanan meluruskan lembing ke belakang bawah.Kemudian pada saat kaki kiri melangkah,mulai dari kaki kanan melakukan jingkat dengan langkah lebar/panjang sambil menarik badan ke samping. c) Sikap melempar Pada sikap ini mulai dari tangan kanan yang membawa lembing,kemudian lembing dijulurkan langsung diatas pundak dibelakang badan.Langkah dengan kaki kanan merupak langkah untuk melempar lembing ke atas serong ke depan,dengan sudut lemparan kurang lebih 40º. Lembing dilepas diatas,agak ke muka sedikit dari pundak kanan. d) Lepasnya lembing 1) Begitu kaki kiri mendarat dengan ujung kaki menjurus kearah lemparan,kaki kanan diputar dan digerakkan ke atas muka.Panggul diputar ke kiri dan badan ditegakkan. 2) Lembing terangkat keatas,siku dibengkokkan sedikit,dengan gerakan ini lemparan sudah dimulai. 3) Lepaskan lembing kira-kira berbentuk parabola e) Sikap akhir lempar lembing Untuk menjaga keseimbangan,setelah melepaskan lembing yaitu kaki kanan dilangkahkan kedepan,menggantikan kaki kiri yang diayun kebelakang,kaki commit to user kanan ikut mengerem laju badan di dekat garis batas lemparan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 2. Power Otot Tungkai a. Pengertian Power Otot (Daya Ledak) Daya ledak otot adalah merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja secara eksplosif yaitu secara cepat dan kuat. Kemampuan daya ledak otot (power) sangat diperlukan bagi atlet olahraga yang membutuhkan gerakan secara cepat dan kuat. Daya ledak otot dapat kita ukur dengan alat yang sederhana, khusus untuk pengukuran daya ledak otot tungkai bisa dilakukan dengan loncat tegak. Siswa yang akan diukur daya ledak ototnya harus melakukan loncatan vertikal meraih angka ukuran pada tabel. Ukuran kemampuan daya ledak ototdapat diukur dengan melihat tabel yanga ada. Kemampuan otot merupakan kemampuan sekelompok otot untuk membangkitkan atau mengatasi beban yang dihadapi. Tahanan atau beban yang harus diatasi oleh seseorang dalam suatu olahraga bermacam-macam dan bervariasi. Hal tersebut juga menuntut adanya kekuatan otot yang bermacammacam pula. Berdasarkan beban yang harus dihadapi dan bentuk kekuatan yang harus dikeluarkan tersebut, maka kekuatan otot dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis seperti kekuatan maksimum, kekuatan kecepatan dan ketahanan kekuatan. Suharno HP (1993: 40) mengatakan bahwa, “Kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, kekuatan maksimal, kekuatan daya ledak, dan power endurance (kuat dan tahan lama). b. Pentingnya Kekuatan dan Faktor Yang Mempengaruhi Pentingnya kekuatan otot bagi setiap olahragawan menurut Harsono (1988: 177) hal ini disebabkan oleh tiga alasan yang mendasar yaitu: 1) Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. 2) Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cedera. 3) Ketiga, oleh karena dengan kekuatan, atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih, memukul lebih keras, demikian pula dapat commit to user membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 Kekuatan otot seseorang tidaklah sama, baik tidaknya kekuatan otot dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1993: 39-40) sebagai berikut: Faktor-faktor penentu baik tidaknya kekuatan : 1. Besar kecilnya potongan melintang otot. 2. Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban. Makin banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar. 3. Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatannya. 4. Innervasi otot baik pusat maupun porifeer. 5. Keadaan zat kimia dalam otot (glycogeen, ATP). 6. Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah (relax) berarti kekuatan otot tersebut saat bekerja makin besar. 7. Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik tidaknya kekuatan. Kekuatan otot dari setiap cabang olahraga tidak sama, seperti kebutuhan pemain bola basket tidak sama dengan kebutuhan pemain bola voli, begitu pula kekuatan seorang pelempar lembing. Para ahli olagraga berpendapat bahwa tingkat kekuatan otot yang tinggi atau baik sangat penting bagi aktivitas olahraga. Oleh karena itu kekuatan otot merupakan unsur penting guna meningkatkan kondisi fisik. c. Latihan Untuk Meningkatkan Kekuatan Latihan peningkatan kekuatan otot yang paling efektif adalah dengan menggunakan beban atau weight training. Dalam melakukan latihan kekuatan harus memperhatikan ciri-ciri dari latihan kekuatan. Menurut Suharno HP (1993:40) ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: 1) Harus melawan atau menahan beban berat badan sendiri atau tambahan beban di luar berat badan ( barbel ). 2) Isotonik dengan gerak dinamis (kerja bersifat aktif dilakukan dengan memendekkan atau memanjangkan otot). 3) Isometrik dengan gerak statis (pemendekan pemanjangan serat –serat otot commit to user dalam seluruh range gerakan). perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 4) Mengangkat, mendorong, menarik, menahan dan menggendong beban. Cara – cara atau bentuk - bentuk latihan kekuatan dengan menggunakan kekuatan dengan menggunakan weight training adalag sebagai berikut 1) Volume beban latihan 3 – 4 set. 2) Intensitas baban latihan 80-100% dari kemampuan maksimal. 3) Ulangan angkatan 8-12 kali per set. d. Otot Tungkai Otot di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu otot serat lintang dan otot polos. Otot serat lintang disebut juga otot sadar, karena bekerja atas kemauan kita misalnya mendorong atau mengangkat suatu benda . Otot polos dalam bekerja tanpa kehendak kita artinya gerakannya tanpa kita sadari,misal otot dalam dinding usus. Kekuatan otot merupakan unsur penting dalam tubuh manusia seperti yang dikemukakan oleh Ismaryati (2006 :111)“kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal”. Sedangkan menurut M. Sajoto (1995:8), “kekuatan otot tungkai adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu melakukan aktivitas”. Fungsi otot-otot pada tulang ada tiga macam yaitu: a) Fungsi gerak terdiri dari gerak bentuk berpindah tempat, bentuk gerakan bagian tubuh, perubahan ukuran lubang, bentuk tenaga dorongan terhadap substansi melalui tabung, misalnya dorongan darah yang melalui arteri karena dorongan jantung. b) Fungsi dalam pemeliharaan postur tubuh. Kontraksi parsial beberapa otot kerangka dilanjutkan dengan serempak sehingga memungkinkan berdiri, duduk dan sebagainya. c) Fungsi srebagai penghasil panas tubuh. Perubahan kimia yang terjadi dalam kegiatan otot menghasilkan panas yang cukup untuk pemeliharaan panas tubuh. Menurut Ismaryati (2006: 111) terdapat beberapa macam tipe kekuatan yaitu: commit to user 1) Kekuatan umum adalah kekuatan sistem otot secara keseluruhan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 2) Kekuatan khusus, merupakan kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan gerakan tertentu pada cabang olahraga. 3) Kekuatan maksimum adalah daya tertinggi yang dapat ditampilkan oleh sistem syarat otot selama kontraksi volunter (secara sadar) yang maksimal. 4) Daya tahan kekuatan ditampilkan dalam serangkaian gerakan yang berkesinambungan dari bentuk menggerakkan beban ringan berulang-ulang. 5) Kekuatan absolut adalah kemampuan atlet untuk melakukan usaha yang maksimal tanpa menghitungkan berat bebannya. 6) Kekuatan relatif adalah kekuatan yang ditunjukkan dengan perbandingan antara kekuatan absolut (absolut strength) dengan berat badan (bodyweight). Dengan demikian kekuatan relatif bergantung pada berat badan, semakin berat badan seseorang semakin besar peluangnya untuk menampilkan kekuatannya. Adapun rangkaian otot tungkai adalah sebagai berikut: 1. Otot Tungkai Atas (Otot Pada Paha) Mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebutFasialata,otot abduktor terdiri dari: 1) Musculus abduktor maldanus sebelah kanan. 2) Muskulus abduktor brevis sebelah tengah. 3) Muskulus abduktor longus sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor fermoralis, fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur (paha). Muskulus ekstentor ( otot berkepala empat ), terdiri dari : 1) Muskulus rektus femoralis (paha) 2) Muskulus vastus lateralis eksternal 3) Muskulus vastus medialis internal 4) Muskulus vastus intermedial 5) Otot fleksor femoralis, yang terdapat dibagian belakang paha terdiri dari: a). Biseps femoralis, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 b). Muskulus semi membranosus, otot seperti selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai bawah. c). Muskulus semi tendinosus , otot seperti urat, fungsinya membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke dalam. d). Muskulus sortatus, otot penjahit. 2. Otot Tungkai Bawah Yang Terdiri Dari: a. Otot tulang kering depan (muskulus tibialis anterior), fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki. b. Muskulus ekstensor talangus longus, fungsi meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki. c. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. d. Urat akiles (tendo achilles), fungsinya meluruskan kaki disendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus), berpangkal pada kondilus tulang kering dan melintang dan yang melekat di kondilus lateralis tulang paha, fungsinya memutar tibia ke dalam. Otot ketul jari, berpangkal pada tulang kering dan uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas ibu jari, fungsinya membengkokkan menggerakkan kaki ke dalam. 3. Bentuk Latihan Power Otot Tungkai Tujuan: Untuk melatih power otot tungkai a. Hight Box Jump Gambar 5 . Hight Box Jump (Pusat Kebugaran commit Jasmanitodan Rekreasi, 1999 : 26) user jari dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 b. Power Jump Gambar 6 . Power jump (Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi, 1999 : 26) e. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Prestasi Lempar Lembing Kekuatan merupakan faktor kondisi fisik yang olahragamenggunakannya. Seperti diketahui bahwa hampir semua cabang kekuatan merupakan kemampuan dari otot-otot untuk menerima tahanan atau beban yang maksimal, sehingga dalam melakukan tehnik-tehnik dalam olahraga diperlukan kekuatan otot yang baik, demikian pula hanya dalam lempar lembing. Kekuatan otot tungkai diperlukan untuk menambah kuatnya anggota tubuh bagiann atas. Kekuatan otot tungkai diperlukan selain untuk menguatkan otot tubuh bagian atas juga berguna mengangkat tubuh dan menghasilkan kelentukan tubuh. Karena kekuatan otottungkai yang baik ini sangat membantu dalam mengangkat tubuh kedepan pada saat akan melempar lembing. 3. Power Otot Lengan a. Pengertian Power Pengertian power Suharno HP (1993: 33) sebagai, “Kemampuan otot atau sekelompokotot dalam mengatasi tahananan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh,yang dilakukan secara eksplosif dengan memadukan antara kekuatan dan kontraksi otot”. Sedangkan menurut M. Sajoto (1995: 17) bahwa, “Daya ledak otot atau muskuler power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerjakan dalam waktu yang sependek-pendeknya”. Power menurut Willmore commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 dan Harsono (1988: 199) menyebutkan bahwa power adalah, Product to force and velocity. “Yang artinya power merupakan hasil dari kekuatan dengan kecepatan”. Dari beberapa pendapat tersebut diambil kesimpulan bahwa power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat,berarti powermerupakan gerakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan. b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Power Aktivitas dalam power yang dilakukan pada olahraga adalah gerakan power otot lengan. Power otot lengan dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan otot. Kekuatan merupakan dasar untuk membentuk power. Menurut Suharno HP (1985: 38) faktor-faktor penentu power adalah sebagai berikut: a) Banyak sedikitnya macam fifril otot putih ( phacik ) dari atlet. b) Kekuatan otot dan kecepatan otot. c) Waktu rangsangan dibatasi secara konkrit lamanya. d) Koordinasi gerakan yang harmonis. e) Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot. Didalam power ada 2 unsur penting yaitu kekuatan otot untuk menggerakkan tenaga maksimal dan kecepatan otot dalam menggerakkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Bompa (1983: 231, Fox, 1988: 144) mengatakan bahwa, “Daya ledak merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa orang memukul, seberapa jauh seseorang melempar, seberapa cepat seseorang dapat berlari dan lainnya”. Menurut Bompa (1980: 231) power berdasar gerakan olahraga, ada dua macam yaitu “Acyclic Power and Cyclic Power”. 1) Acyclic Power ( Daya Acyclik ) Power ini biasa digunakan pada olahraga yang gerakannyatidak sama. Contohnya pada power lompat dan lempar dalam atletik, unsur senam,loncat indah, anggar dan tiap olahraga tersebut diatas dilakukan dengan power asiklik, karena merupakan faktoryang menonjol dalam penampilan seseorang. commitdalam to userpower asiklikadalah unsur yang Walaupun kekuatan maksimal perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 penting untuk gerak maju, tetapi latihan ini mengutamakan penggunaanbeban lebih rendah yang dilakukan dengan cepat sekali. 2) Ciclic Power ( Daya Siklik ) Power ini biasa digunakan pada olahraga yang gerakannya sama dan berulang-ulang Contohnya pada lari cepat, berenang, bersepeda, dan olahraga yang memerlukan kecepatan tinggi. c. Latihan Meningkatkan Power Otot Untuk memiliki power otot lengan yang baik tidak dapat dicapai dengan mudah, melainkanperlu dilakukan latihan yang baik dan benar,sehingga dapat meningkatkan power otot-otot atlet yangdikehendaki. Menurut Suharno HP (1985: 38) ciri-ciri latihan power adalah sebagai berikut, “(1) Melawan beban relatif ringan (berat badan atau tambahan beban luar). (2) Gerakan latihan dinamis. (3) Gerakan-gerakan merupakan satu gerak yang singkat dan selaras”. Untuk meningkatkan power otot dapat dilakukan dengan: (1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan dan sebaliknya meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan. (2) Meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan bersama atau peningkatan pelatihan kekuatan dan kecepatan dilakukan simultan. Kunci dalam latihan ini mula-mula dipusatkan pada pembentukan kekuatan kemudian setelah masa tertentu beralih menitik beratkan pada kecepatan. Hal ini dikarenakan dalam latihan power harus menggabungkan antara latihan kekuatan dan latihan kecepatan. Banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan. Keseimbangan dan koordinasi, akan tetapi faktor – faktor tersebut tetap harus dikombinasikan dengan faktor kekuatan agarmemperoleh hasilyang baik. Oleh karena itu sebelum latihan untuk daya ledak, atlet harus sudah memiliki suatu tingkat kekuatan otot yang baik. Semua bentuk latihan berbeban untuk kekuatan dapat dipakai untuk melatih power. Dan latihan yang dilakukanharus memperhatikan juga prinsip-prinsip latihan dan sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam cabang olahraga yang bersangkutan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 Dengan demikian untuk memperoleh power otot lengan yang besar tidak dapat dicapai dengan tiba-tiba, akan tetapi dengan latihan yang dilakukan secara sistematis, berulang-ulang kontinyu dan selalu disertai dengan peningkatan jumlah beban latihan yang diberikan setahap demi setahap. d. Otot Lengan Lengan sebagai tulang anggota gerak atas, mempunyai peran penting, namun demikian untuk dapat melakukan gerakan tersebut secara sistematis merupakan hasil dari gerakan yang dilakukan oleh adanya sistem penggerak yang meliputi: otot, tulang dan persendian. Untuk otot-otot tersebut terdiri dari: a. Brachium ( Lengan Atas ) 1) M. biceps brachii 2) M. coracobrachialis 3) M. brachialis 4) M. triceps brachii b. Antebrachium ( Lengan Bawah ) 1) Otot- otot Dilamina Superficialis a) M pronator teres b) M flexor carpi longus c) M palmaris longus d) M flexor carpi ulnaris e) M flexor digitorum superficialis 2) Otot –otot Dilamina Profunda a) M flexor digitorum profunda b) M fkexor pollicis longus c) M flexor quadratus Untuk otot-otot yang terdapat pada lengan menurut Soedarminto (1991: 310) yaitu: 1) M. supraspinatus 2) M. infraspinatus 3) M. terres minor commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 4) M. subscapularis 5) M. subscapularis 6) M. triceps brachii 7) M. biceps brachii 8) M. brachialis 9) M. flexor carpi radialis 10) M. flexor carpi ulnaris 11) M. flexor digitorum sublimis dan profundus 12) M deltoid 13) M carpi radialis longus dan brevis 14) M. extensor digitorum commimus 15) M. extensor carpi ulnaris Otot–otot lengan dengan fungsinya sebagai penggerak, dalam hal ini gerakan tehnik lempar lembing, otot-otot lengan tersebut harus memiliki power yang baik. Power otot-otot lengan yang baik akan membantu dalam melakukan gerakan yang efektif dan efisien. e. Hubungan Power Otot Lengan Dengan Lempar Lembing Otot-otot lengan dengan fungsinya sebagai penggerak, dalam hal ini gerakan tehnik melempar lembing, otot-otot lengan yang baik akan membantu dalam melakukan gerakan yang efektif dan efisien. Power otot lengan atlet diperlukan dalam melakukan lempar lembing agar dapat melempar dengan jarak yang jauh, seperti yang dikemukakanoleh Jess Jarver (2005: 103) bahwa, “Melemparkan lembing dengan kecepatan maksimum, ini dapat dicapai dengancara mengerahkan tenaga tubuh (lengan) sebesar mungkin”. Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa dalam melakukan power dari otot-otot lengan yang baik dari atlet diharapkan akan menghasilkan lemparan yang jauh. f. Bentuk-bentuk Latihan Power Lengan Tujuan : untuk melatih power lengan 1) Dumbbel Law Swing 2) Dumbbel Hight Swing commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 Gambar 7. Dumbbell Low Swing (Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi, 1999 : 52) Gambar 8. Dumbbel swing (Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi, 1999 : 53) 4. Panjang Lengan a. Pengertian Panjang Lengan Menurut Yusuf dan Aip (1996: 75) “panjang lengan adalah jarak dari tulang’. Sedang Johnson (1979: 180) mengatakan bahwa,“panjang lengan adalah jarak yang diukur dari titik acromion pada humerus sampai titik styloid pada ulna”. b. Ukuran Panjang Lengan Batasan panjang lengan dalam penelitian ini adalah yang diukur dari kepala tulang lengan (Caput Os. Ocromion) sampai diujung jari tengah. Menurut Tim Anatomi UNY bila ditinjau secara anatomis panjang lengan terdiri dari tulang Os. Humerus, Os Radius, Os Ulnae, OsMethapalangea. Tulang-tulang tersebut berorigo dan insersiopada bagian atas dan bawah tulang. Bertambah usia seseorang maka akan bertambah panjang tulang dan diikuti oleh pemanjangan dan pembesaran otot. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Chadias Ary Nugroho, NIM : 6301405080 (2012), Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai, Panjang Lengan dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu Terhadap Hasil Jumping Service Pada Pemain Bola Voli Ivokas 2011. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya ledak otot tungkai dengan hasil jumping service sebesar 0,548. Koefisien korelasi antara panjang lengan dengan hasil jumping service sebesar 0,596. Koefisien korelasi antara daya ledak otot lengan bahu dengan hasil jumping service sebesar 0,611. Koefisien korelasi antara daya ledak otot tungkai, panjang lengan dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil jumping service sebesar 0,805. Uji keberartian korelasi tersebut dilakukan dengan cara mengkonsultasikan harga r hitung dengan r tabel product moment. Pada α = 5% dengan n = 20 diperoleh harga r tabel sebesar 0,444. Karena harga r tabel (0,444) maka dapat hitung pada hasil analisis lebih besar darir disimpulkan bahwa ada hubungan antara daya ledak otot tungkai, panjang lengan dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil jumping service baik secara parsial (terpisah) maupun simultan (bersama-sama). 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ismono. 2009. “Hubungan Kekuatan Otot, Panjang Lengan Dan Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap Hasil Smash Normal Dalam Permainan Bola Voli Pada Atlet Klub IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2009’. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Dari Hasil penelitian diperoleh, besarr hitung secara parsial (terpisah) untukkekuatan otot lengan sebesar 0,601, panjang lengan sebesar 0,610, daya ledak otottungkai sebesar 0,559. Sedangkan secara simultan (bersama-sama) diperoleh nilair sebesar 0,737. Hasil tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel hitung sebesar 0,532 sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikanantara kekuatan otot lengan, panjang lengan dan daya ledak otot tungkai denganhasil smash normal bola voli pada Tim Putra IVOKAS Kabupaten Semarangecara parsial dan simultan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Khusnul Khotimah. 2005. “Hubungan Power Otot commit to userPower Otot Tungkai Terhadap Lengan, Panjang Rentang Lengan Dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 Kemampuan Tolak Peluru Pada Mahasiswa Putra Program Penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober 2005. Adapun hasil analisis data adalah sebagai berikut: (1) ada hubungan yang segnifikan antara power otot lengan dengan kemampuan tolak peluru pada mahasiswa putra program penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006 dengan r hitung = 0,447 > r tabel = 3,12 dengan sumbangan power otot lengan dengan kemampuan tolak peluru sebesar 22,45 %. (2) ada hubungan yang segnifikan antara panjang rentang lengan dengan kemampuan tolak peluru pada mahasiswa putra program penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006 dengan r hitung = 0,403 > r tabel = 3,12 dengan sumbangan panjang rentang lengan dengan kemampuan tolak peluru sebesar 47,58 %. (3) ada hubungan yang segnifikan antara power otot tungkai dengan kemampuan tolak peluru pada mahasiswa putra program penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006 dengan r hitung = 0,481> r tabel = 3,12 dengan sumbangan power otot tungkai dengan kemampuan tolak peluru sebesar 29,01 %. (4) ada hubungan yang segnifikan antara power otot lengan, panjang rentang lengan dan power otot tungkai secara bersama-sama dengan kemampuan tolak peluru pada mahasiswa putra program penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006 dengan F regresi = 1032, 954 > F tabel = 2,93 dengan besar sumbangan power otot lengan, panjang rentang lengan dan power otot tungkai secara bersama-sama dengan kemampuan tolak peluru sebesar 99,04 %. C. Kerangka Berfikir. 1. Hubungan Antara Power Otot Tungkai Terhadap Prestasi Lempar Lembing Gaya Jingkat. Kekuatan merupakan kemampuan dari otot-otot untuk menerima tahanan atau beban yang maksimal, sehingga dalam melakukan tehnik-tehnik dalam olahraga, diperlukan kekuatan otot dalam lempar lembing. commit to user yang baik, demikian pula hanya perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 Kekuatan otot tungkai diperlukan untuk menambah kuat anggota tubuh bagian atas. Kekuatan otot tungkai diperlukan selain untuk menguatkan otot tubuh bagian atas juga berguna menggangkat tubuh dan menghasilkan kelentukan tubuh. Kekuatan otot tungkai yang baik sangat membantu dalam mengangkat tubuh kedepan pada saat akan melempar lembing sehingga daya dorong batang lembing lebih besar dan cepat. Hal ini dapat menyebabkan jarak lemparan lembing menjadi lebih jauh. 2. Hubungan Power Otot Lengan Dengan Prestasi Lempar Lembing Gaya Jingkat. Otot-otot lengan merupakan penopang dan penggerak utama dalam tehnik melempar lembing, Otot lengan yang baik akan membantu dalam melakukan gerakan yang cepat dengan energi penuh. Melemparkan lembing dengan kecepatan maksimum dapat dicapai dengan cara mengerahkan tenaga atau kekuatan lengan sebesar mungkin.Semakin kuat otot lengan maka dimungkinkan kecepatan lemparan lembing juga akan semakin tinggi sehingga akan diperoleh jarak lempar yang lebih maksimal. Sedangkan ditinjau dari biomekanika maka gerakan ayunan lengan saat lemparan lembing dipengaruhi oleh kekuatan otot lengan, sedangkan otot yang terdapat pada pangkal lengan atas dan lengan bawah peran aktif terjadi saat menggenggam batang lembing.Oleh karena itu power otot lengan seseorang sangat diperlukan dalam melakukan lempar lembing agar dapat melempar dengan jarak yang jauh. Dari penjelasan diatas akan dibuktikan adanya hubungan power dari otot-otot lengan dengan hasil lemparan lembing menggunakan gaya jingkat. 3. Hubungan Panjang Lengan Dengan Prestasi Lempar Lembing Gaya Jingkat. Panjang lengan merupakan jarak dari tulang bagian atas lengan (humerus) sampai tulang hasta (ulna). Lempar lembing merupakan aktivitas olahraga yang memerlukan lengan yang panjang karena orang yang memiliki lengan yang lebih panjang maka ayunan lembing akan menjadi lebih panjang pula sehingga jangkauan jarak dari lemparan lembing akan menjadi lebih jauh. Orang yang memiliki lengan yang lebih panjang bila memiliki unsur fisik, teknik dan mental yang samamaka dimungkinkan prestasi lempar lembingnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 Batasan panjang lengan dalam penelitian ini adalah yang diukurdari kepala tulang lengan (Caput Os. Ocromion) sampai diujung jaritengah. Secara anatomis panjanglengan terdiri dari tulang Os. Humerus, Os Radius, Os Ulnae, OsMethapalangea. Tulang-tulang tersebut berorigo dan insersio pada bagian atas dan bawah tulang. Bertambah usia seseorang maka akan bertambah panjang tulang dan diikuti oleh pemanjangan dan pembesaran otot. 4. Hubungan Antara Power Otot Tungkai, Power Otot Lengan Dan Panjang Lengan secara bersama-sama Terhadap Prestasi Lempar Lembing Gaya Jingkat. Kekuatan otot tungkai yang baik dapat membantu dalam mengangkat tubuh ke depan pada saat akan melempar lembing sehingga daya dorong batang lembing lebih besar. Kekuatan daya dorong otot tungkai ditambah dengan power otot lengan yang kuat maupun panjang lengan akan menambah kecepatan lemparan lembing sehingga jarak lemparan akan semakin maksimal. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai terahadap prestasi lempar lembing gaya jingkat siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Ada hubungan yang signifikan antara power otot lengan terhadap prestasi lempar lembing gaya jingkat siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan terhadap prestasi lempar lembing gaya jingkat siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai, power otot lengan dan panjang lengan secara bersama-sama terhadap prestasi lempar lembing gaya jingkat siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015. commit to user