Membangun Solidaritas Sosial

advertisement
Membangun Solidaritas Sosial
Written by Admin
Rabu, 17 Juli 2013
Membangun Solidaritas Sosial
Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA
Ramadhan dan Solidaritas Sosial
Puasa adalah sarana yang cukup efektif dalam menumbuhkan rasa empati dan solidaritas
terhadap sesama. Ramadhan momentum yang tepat untuk mendidik rasa solidaritas sosial ini.
Bagi yang tidak bisa merasakan lapar dan dahaga di siang hari, ada sarana lain dengan
membayar fidyah; memberi makan kepada fakir-miskin dan kaffarah; berpuasa dua bulan
berturut-turut atau memberi makan kepada enam puluh orang miskin.
Rasulullah Saw. begitu memotivasi Umatnya ketika bersabda: “Siapa yang memberi makan
kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang berpuasa, tanpa dikurangi sedikitpun
”. (HR. Tarmidzi dan Ibnu Majah ). Sungguh sebuah ganjaran yang begitu besar bagi orang
yang melakukan ibadah
iftorusshoim
(memberi makanan berbuka puasa). Motivasi besar dalam menumbuhkan rasa solidaritas
sosial dalam bulan Ramadhan. Dan Rasul Saw. sendiri dalam momentum ramadahn
1/5
Membangun Solidaritas Sosial
Written by Admin
Rabu, 17 Juli 2013
mencontohkan hal tersebut. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata:
“Rasulullah Saw. adalah manusia yang paling dermawan, dan paling dermawannya beliau
ketika bulan Ramadhan”.
(HR. Bukhari).
Kondisi Umat Islam Indonesia dan Negara lain pada Ramadhan kali ini masih mengharapkan
perhatian besar dan berbagai bentuk solidaritas dari Kaum Muslimin. Rasulullah Saw.
bersabda: “Siapa yang tidak memberikan perhatian kepada kondisi Kaum Muslimin, ia tidak
termasuk golongan mereka”.
(HR. Al-Hakim). Meskipun beberapa Ulama
menyatakan bahwa hadits tersebut dhoif, namun banyak hadits lain yang menyatakan tentang
pentingnya memberikan perhatian dan solidaritas kepada sesama Muslim, seperti sabda Rasul
Saw:
“Tidak sempurna iman seorang diantara kalian
hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”
. (HR. Bukhari dan Muslim). Rasa cinta akan mendorong seseorang memberikan perhatian dan
solidaritas terhadap orang yang dicintai.
Kondisi Muslimin Rohingya yang masih tertindas, ratusan dari mereka dibunuh dan ribuan lain
dianiaya. Kondisi Muslimin Suriah yang menjalani Ramadhan tahun ini tanpa kondisi nyaman
dan aman beribadah, masih bergejolak konflik internal. Di Palestina dan sebagainya. Bahkan
kondisi Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, kalangan tidak mampu masih harus
menelan pahit kebijakan terkait penyediaan kedelai, belum lama terjadi sweeping pedagang
tahu dan tempe di beberapa tempat. Tentu bukan kebijakan tersebut yang kita bahas, tetapi
ternyata masih banyak Kaum Muslimin baik di negeri ini maupun belahan bumi lain yang
mendesak memerlukan uluran tangan dan perhatian Umat islam.
Keutamaan Solidaritas Sosial
2/5
Membangun Solidaritas Sosial
Written by Admin
Rabu, 17 Juli 2013
Ada banyak keutamaan dan manfaat yang dijanjikan Allah SWT dan RasulNya bagi siapa
saja yang melakukan solidaritassosial terhadap yang membutuhkan. Rasulullah Saw. bersabda:
“Siapa yang menyelesaikan masalah mukmin di Dunia, maka Allah akan menyelesaikan
masalahnya di akhirat, dan siapa yang memudahkan orang yang kesulitan maka Allah akan
memudahkan baginya di Dunia dan Akhirat, dan siapa yang menutup aib seorang muslim maka
Allah akan menutup aibnya di Dunia dan Akhirat, dan Allah senantiasa menolong hamba
selama ia menolong saudaranya”. (HR. Muslim). Perhatian dan solidaritas kepada sesama
akan berdampak positif bagi pelakunya. Para Ulama hadits mengambil kaedah dari hadits
tersebut di atas, bahwa ganjaran dari sebuah amal sejenis dengan amal tersebut. Siapa yang
memudahkan urusan orang lain, Allah yang akan memudahkan urusannya. Siapa yang
menolong orang lain, Allah yang SWT akan menolongnya.
Solidaritas terhadap sesama yang melahirkan manfaat bagi orang lain merupakan ibadah
yang memiliki kemuliaan tersendiri di sisi Allah SWT. Sebuah amal menjadi utama dan mulia
lantaran faktor manfaat yang dirasakan orang lain. Dalam sebuah hadits Rasul Saw. bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama”
. (HR. Bukhari). Sebagian Ulama berpendapat bahwa ibadah yang paling mulia di sisi Allah
SWT adalah
‘anfa’uhaa
(yang paling bermanfaat bagi sesama).
Beragam bentuk solidaritas terhadap sesama Muslim. Mulai dari doa hingga infak harta.
Berdoa bagi kebaikan Muslim akan dikabul oleh Allah SWT. selain keutamaan lain berupa doa
Malaikat baginya, sebagaimana sabda Rasul Saw: “Doa Muslim kepada saudara Muslim akan
diijabah (Allah), di atas kepala muslim yang berdoa ada malaikat yang ditugaskan. Setiap kali ia
berdoa kebaikan untuk saudaranya, Malaikat tersebut berkata: “Amin, dan bagimu seperti itu”.
(HR. Muslim).
3/5
Membangun Solidaritas Sosial
Written by Admin
Rabu, 17 Juli 2013
Bentuk lain solidaritas sosial adalah berinfak. Beragam ayat dan hadits Rasul Saw. tentang
perintah dan keutamaan berinfak dengan harta. Lipat ganda pahala yang Allah janjikan tiada
tara, dan tak terbanding. Firman Allah SWT. berbunyi: “Perumpamaan [infak yang dikeluarkan
oleh] orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipat
gandakan [ganjaran] bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas [karunia-Nya] lagi
Maha Mengetahui”.
(Al-Baqarah: 261).
Janji Allah SWT dan RasulNya tentang ganjaran berupa ‘ganti’ dari infak yang diberikan,
sering ditemukan dalam beberapa ayat dan hadits keutamaan infak. Allah SWT berfirman: “Dan
apa yang kalian infakkan sedikitpun, Allah SWT akan menggantinya, dan Ia sebaik-baik
pemberi rizki”
. (Saba’: 39). Ibnu Katsir dalam tafsir
Al-Qur’an al’azhim
berkata: “Sebesar apapun yang kalian infakkan sesuai perintah Allah SWT, maka Allah SWT.
akan mengganti dengan ganti bagi kalian di Dunia dan dengan pahala di Akhirat”.
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak ada satu waktu
hamba-hamba Allah memasuki pagi hari kecuali ada dua Malaikat yang turun. Salah satu dari
mereka berdoa: “Ya Allah berilah ganti kepada orang yang berinfak”. Malaikat yang lain
berkata: “Ya Allah berikanlah kerugian kepada orang yang menahan (tidak mau memberi
infak)”.
(HR. Bukhari
dan Muslim).
Bentuk solidaritas baik dengan doa maupun dengan infak, sama-sama mendapat ganjaran
berupa doa Malaikat sebagaimana tertera dalam dua hadits tersebut di atas. Malaikat adalah
makhluk yang tidak pernah bermaksiat dan melanggar perintah Allah SWT. Kira-kira apakah
doa mereka akan ditolak? Malah sebaliknya.
4/5
Membangun Solidaritas Sosial
Written by Admin
Rabu, 17 Juli 2013
Harta yang diinfakkan, secara zahir ketika berinfak mungkin nilainya menjadi berkurang,
namun pada hakikatnya tidak, karena akan ada gantinya berdasarkan hadits tentang doa
Malaikat di atas. Sebagaimana juga ditegaskan secara jelas oleh Rasulullah Saw. dalam hadits
lain: “Sedekah tidak mengurangi harta”. (HR. Muslim). Semoga Allah SWT menguatkan niat
dan keinginan kita untuk memberikan bentuk solidaritas kepada sesama, baik dengan doa,
infak dan sarana lainnya.
Amiin. Wallahu a’lam.
Buletin Tafakkur Edisi 28 Th.IX
5/5
Download