BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
12 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Strategi
Menurut Arthur A. Thompson, Jr. dan A. J. Strickland, strategi dalam sebuah
perusahaan terdiri atas beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang
manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani pelanggan,
memenangkan persaingan, menangani operasional, dan mencapai tujuan organisasi.
(Arthur A. Thompson, Jr. dan A. J. Strickland III, 2008, p4).
Strategic Management menggambarkan proses managerial dalam membuat
strategic vision dan setting objectives, membuat, menerapkan, dan melaksanakan
strategi, kemudian secara berkala melakukan evaluasi terhadap visi, objektif, strategi,
dan pelaksanaannya. (Arthur A. Thompson, Jr. dan A. J. Strickland III, 2003, p3).
Di dalam buku Arthur A. Thompson, Jr. dan A. J. Strickland dijelaskan bahwa
Strategic Vision merupakan arah perusahaan di masa depan, memberikan gambaran
yang detail mengenai tekhnologi, target pasar, geografis dan market produk yang
ingin didapatkan. (Arthur A. Thompson, Jr. dan A. J. Strickland III, 2003, p6).
13 2.2 Definisi Diversifikasi
Menurut
Bettis
and
Mahajan
(1985)
diversifikasi
bisnis
adalah
keanekaragaman jenis usaha baik yang saling berkaitan (related business)
maupun yang tidak saling berkaitan (unrelated business). Selanjutnya
Coulter,(2002:260) menyatakan bahwa strategi diversifikasi adalah strategi
pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan melakukan ekspansi operasinya
dengan memasuki industri yang berbeda. Rumelt (1986:11) menyatakan strategi
diversifikasi sebagai “the firms’s commitment to diversify per see; together
withstrengths, skills or purposes that span this diversity demonstrated by the way
newactivities are related to old activities.“
Diversifikasi dapat diklasifikasikan menjadi diversifikasi berkaitan dan tidak
berkaitan. Sebuah perusahaan dikatakan memiliki diversifikasi berkaitan (tingkat
diversifikasi rendah) ketika terjalin hubungan di antara unit-unit bisnisnya;
misalnya unit-unit mungkin berbagi produk atau jasa, teknologi, atau jaringan
distribusi. Semakin erat jalinan di antara unit-unit bisnis, semakin terkait
diversifikasinya
yang
berarti
semakin
rendah
tingkat
diversifikasinya
(Rumelt,1982). Harrison (2003:223) menyatakan bahwa diversifikasi berkaitan
berarti organisasi masuk ke dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan bisnis
utama atau bisnis inti perusahaan, biasanya melalui pasar atau teknologi yang ada
atau saling melengkapi.Sedangkan strategi diversifikasi tidak berkaitan tidak
tergantung pada suatu bentuk keterkaitan dengan bisnis yang ada.
14 Tabel 2.1
TINGKAT DAN JENIS DIVERSIFIKASI
Tingkat Diversifikasi: Rendah
Bisnis Tunggal
Lebih dari 95% pendapatan datang dari
bisnis tunggal
Bisnis Dominan
Antara 70% sampai 90% pendapatan
datang dari bisnis tunggal
Tingkat Diversifikasi: Moderat
sampai Tinggi
Berkaitan terbatas
Kurang dari 70% pendapatan datang
dari bisnis dominan, dan semua bisnis
berbagi produk, teknologi, dan
jaringan distribusi
Berkaitan Berhubungan
Kurang dari 70% pendapatan datang
dari bisnis-bisnis dominan, dan
terdapat hubungan terbatas di antara
bisnis-bisnis tersebut
Tingkat Diversifikasi: Tinggi
Tidak Berkaitan
Kurang dari 70% pendapatan datang
dari bisnis-bisnis dominan, dan tidak
15 ada hubungan di antara bisnis-bisnis
tersebut
Sumber:
Rumelt,
1982.
Diversification
Strategy
and
Profitability,
StrategicManagement Journal, Vol.3, pp.359-369
Diversifikasi berkaitan adalah strategi yang melaluinya perusahaan bertujuan
untuk membangun atau memperluas sumberdaya, kapabilitas, dan kompetensi inti
yang ada dalam usahanya untuk mencapai daya saing strategis (Capron,
1999).Menurut Coulter (2002:260) diversifikasi berkaitan adalah diversifikasi
yang dilakukan perusahaan yang memasuki industri berbeda namun memiliki
salah satu keterkaitan dengan operasional perusahaan yang ada sekarang.
Sedangkan menurut Wheelen and Hunger (2002:142) strategi diversifikasi
berkaitan merupakan strategi pertumbuhan dimana perusahaan memasuki industri
baru yang masih berkaitan dengan strategi perusahaan ketika perusahaan
memiliki posisi persaingan yang tinggi namun industri tidak lagi menarik.Oleh
karena itu, diversifikasi berkaitan terpilih sebagai strategi tingkat perusahaan yang
berusaha untuk menggali jangkauan ekonomis (economic ofscope) di antara unitunit bisnisnya.Jangkauan ekonomis adalah penghematan biaya yang berkaitan
dengan pentransferan kapabilitas dan kompetensi yang dikembangkan dalam satu
bisnis ke sebuah bisnis yang baru.
Strategi diversifikasi tidak berkaitan (unrelated diverdification) adalah bentuk
strategi pertumbuhan dimana perusahaan masuk ke industri yang tidak memiliki
keterkaitan sama sekali dengan strategi yang ada sekarang (Coulter, 2002:261).
16 Sedangkan Wheelen and Hunger (2002:143) menyatakan bahwa ketika realisasi
manajemen di industri sekarang tidak lagi menarik dan bahwa terdapat kesulitan
mentransfer kemampuan atau keahlian yang dimiliki perusahaan ke produk atau
jasa yang berkaitan di industri lain, maka strategi diversifikasi tidak berkaitan
akan menjadi pilihan perusahaan. Ketidakberkaitan unit-unit bisnis merujuk pada
tidak adanya hubungan langsung di antara bisnisbisnis. Perusahaan memilih untuk
masuk ke industri baru dimana tidak ada kemungkinan koneksi, hubungan atau
sinergi potensial, umumnya ketika bisnis inti perusahaan dan industri yang
berhubungan tidak lagi menawarkan pertumbuhan pasar potensial yang cukup
besar. Sehingga untuk memperoleh pertumbuhan yang cukup besar, perusahaan
harus melihat industri lain walaupun tidak memiliki keterkaitan dengan bisnis
yang ada. Strategi diversifikasi tidak berkaitan juga dilakukan karena
sumberdaya, kapabilitas, dan kompetensi khususnya tidak dapat dengan mudah
diterapkan ke industri lain di luar bisnis intinya. Hal ini akan membatasi
pertumbuhan perusahaan. Oleh karenanya perusahaan kemudian memutuskan
melakukan strategi diversifikasi tidak berkaitan.Penelitian Rumelt (1982)
menemukan bahwa perusahaan memiliki perbedaan profitabilitas secara
signifikan ketika mengaplikasikan strategi diversifikasi yang berbeda.
2.2.1
Tingkat Diversifikasi
Salah satu alasan penggunaan strategi diversifikasi adalah bahwa para
manajer dari perusahaan diversifikasi memiliki keahlian umum yang unik, yang
17 dapat digunakan untuk mengembangkan strategi multi bisnis dan meningkatkan
daya saing strategis (Hitt et al., 2005:170).Perusahaan menggunakan strategi
diversifikasi sebagai strategi tingkat korporatnya untuk banyak alasan.Hitt et al.
(2005:173)
diversifikasi
menjelaskan
untuk
kebanyakan
meningkatkan
perusahaan
daya
saing
menerapkan
strategis
strategi
dari
seluruh
perusahannya.Rumelt (1982) menyatakan ketika perusahaan melakukan strategi
diversifikasi, perusahaan bergerak dari produk dan pasar sekarang menuju pasar
dan produk baru.
Ketika strategi diversifikasi meningkatkan daya saing strategis, total nilai
perusahaan meningkat.Nilai diciptakan ketika strategi tertentu memungkinkan
unit-unit bisnis meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya sembari
menerapkan strategi tingkat bisnisnya. Alasan lain diversifikasi adalah untuk
mendapatkan kekuatan pasar yang lebih besar dari para pesaingnya. Selain itu
strategi diversifikasi diterapkan untuk menetralkan kekuatan pasar pesaing serta
untuk
memperluas
portofolio
perusahaan
guna
mengurangi
resiko
ketenagakerjaan manajerial, misalnya jika salah satu bisnis gagal, eksekutif
tingkat atas tetap bekerja dalam perusahaan diversifikasi tersebut. Oleh karena
diversifikasi
dapat
meningkatkan
ukuran
perusahaan
dan
karenanya
meningkatkan kompensasi manajerial.
Dalam menjalankan strategi diversifikasi, perusahaan dapat mengembangkan
usahanya ke dalam industri dimana teknologi dan produk saling melengkapi dan
meningkatkan bisnis yang ada sekarang. Perusahaan juga dapat meningkatkan
18 kompetensi yang ada dengan mengembangkan usaha ke dalam bisnis dimana
kekuatan sumberdaya yang sama merupakan faktor kunci dan asset persaingan
yang bernilai. Perusahaan dapat meraih kesempatan untuk memasuki pasar
produk baru dimana teknologi perusahaan yang sekarang dapat diaplikasikan dan
mendukung keunggulan bersaing.
2.2.2 Dimensi Tingkat Diversifikasi
Menurut Datta et al. (1991) penelitian mengenai pengaruh strategi
diversifikasi terhadap kinerja dapat dikategorikan ke dalam 3 (tiga) bagian, yakni
tingkat diversifikasi (degree of diversification), tipe strategi diversifikasi (type of
diversification), dan cara diversifikasi (mode of diversification).
Tingkat diversifikasi (degree of diversification) merujuk pada keluasan atau
tingkat dimana perusahaan menganekaragamkan dirinya ke dalam bisnis, produk,
atau pasar yang berbeda.Aspek kedua dari strategi diversifikasi adalah tipe
diversifikasi (tipe of diversification).Tipe diversifikasi merujuk pada keterkaitan
diantara bisnis atau produk yang ada di dalam portofolio bisnis perusahaan.
Aspek ini berbeda dan terpisah dengan tingkatan diversifikasi.
Teori resource basedview (RBV) menyatakan bahwa hubungan diantara
bisnis-bisnis yang dimiliki perusahaan memberikan dasar ekonomis bagi
organisasi multi-bisnis (Teece, 1982), dan bahwa kemampuan sebuah perusahaan
untuk memperoleh sinergi dan economic of scope dari aktivitas membagi
19 sumberdaya diantara bisnis-bisnis yang ada merupakan dasar untuk mencapai
kinerja yang lebih tinggi (Barney, 1991).
Sedangkan aspek ketiga adalah cara diversifikasi (mode of diversification)
yang merupakan pendekatan yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
penganekaragaman ke dalam pasar produk yang berbeda (Datta et al., 1991).
Kondisi persaingan yang semakin tidak bersahabat akan mempengaruhi pilihan
perusahaan terhadap strategi diversifikasi baik dalam tingkat, tipe ataupun
caranya
Operational
Skills-
Distribution
Product
Similarites Channels
RELATED
DIVERSIFICATION Customer Use Similar
Technology Sumber: Markides and Williamson, 1996. Corporate Diversification and
Organizational Structure: A Resource-based View, StrategicManagement in
20 Action, Second Edition, New Jersey: Prentice-Hall.Gambar 2.1: TIPE
DIVERSIFIKASI BERKAITAN
Markides and Williamson (1996) mengidentifikasi lima tipe aset dan
sumberdaya yang dapat menjadi sumber strategi diversifikasi berkaitan,
yaitu:customer assets, channel assets, input assets, process asset, dan market
knowledge assets. Gambar 2.1 menunjukkan strategi diversifikasi berkaitan.
Dalam
studi
ini
dimensi
tingkat
diversifikasi
yang
digunakan
merupakanpenggabungan pendapat dari Datta et al. (1991); Rumelt (1982) dan
Markides and Williamson (1996). Studi ini akan menganalisis tingkat
diversifikasi (degree of diversification) yang merujuk pada keluasan atau tingkat
dimana perusahaanmenganekaragamkan dirinya ke dalam bisnis, produk, atau
pasar yang berbeda(Datta et al., 1991). Selanjutnya tingkat diversifikasi juga
dapat ditunjukkan olehhubungan di antara unit-unit bisnisnya; misalnya unit-unit
mungkin berbagiproduk atau jasa, teknologi, atau jaringan distribusi (Rumelt,
1982).Sebuahperusahaan dikatakan memiliki diversifikasi berkaitan (tingkat
diversifikasirendah) ketika terjalin hubungan di antara unit-unit bisnisnya;
misalnya unit-unitmungkin berbagi produk atau jasa, teknologi, atau jaringan
distribusi. Semakinerat jalinan di antara unit-unit bisnis, semakin terkait
diversifikasinya
atau
diversifikasinya.Tingkat
dapatdikatakan
diversifikasi
semakin
jugadapat
rendah
ditunjukkan
oleh
tingkat
tingkat
pemakaian bersama sumberdaya (Markides and Williamson, 1996). Menurut
Markides and Williamson (1996) semakin tinggi tingkat pemakaian bersama
21 sumberdaya, maka tingkat diversifikasi semakinrendah atau terjadi diversifikasi
berkaitan. Sehingga dalam studi ini dimensitingkat diversifikasi dapat
ditunjukkan oleh: jumlah produk, bisnis, atau pasaryang dimiliki; tingkat
keterkaitan antar unit bisnis; dan tingkat pemakaianbersama sumberdaya.
Barney (2002:103) menyatakan bahwa dalam mengimplementasikan strategi
diversifikasi terdapat beberapa motivasi, yakni:
1. Strategi diversifikasi memungkinkan adanya suatu activity sharing yang
pada akhirnya dapat menciptakan keunggulan biaya (cost advantage) yang
berkaitan dengan economic of scale, penghematan biaya teknologi dan akses lebih
besar terhadap faktor-faktor produksi tertentu;
2. Strategi diversifikasi memungkinkan peningkatan pendapatan melalui
peningkatan jumlah pelanggan;
3. Strategi diversifikasi memungkinkan pendayagunaan kompetensi inti yang
dikembangkan sebagai suatu dominant logic yang akan membuahkan sinergisinergi yang pada akhirnya akan menghasilkan economic of scope, yaitu
penurunan biaya atau peningkatan pendapatan;
4. Strategi diversifikasi memungkinkan timbulnya keunggulan keuangan
melalui alokasi investasi yang lebih efisien, pengurangan resiko sepanjang laba
masing-masing jenis investasi, berkorelasi secara sempurna positif, peningkatan
kemampuan membayar utang (debt capacity) sejauh arus kas masing-masing jenis
22 investasi berkorelasi baik secara sempurna-negatif maupun sempurna-positif dan
penghematan pajak;
5. Strategi diversifikasi memungkinkan munculnya tacit collusion atau mutual
for
bearance
dalam
kompetisi
multipoint
yang
memungkinkan
perusahaanmemiliki biaya rendah dan pendapatan tinggi; dan
6. Strategi diversifikasi memungkinkan penguasaan pasar (market power)
melalui subsidi silang.
Selanjutnya,
Barney
(2002:117)
menyatakan
bahwa
dalam
mengimplementasikan strategi diversifikasi apapun jenisnya akan selalu
menghasilkan nilai ekonomis bagi perusahaan apabila dapat memenuhi dua
ketentuan, yakni dapat menciptakan sinergi atau economic of scope. Economic of
scope terjadi bilamana bauran investasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat
menghasilkan penghematan biaya atau kemungkinan pendapatan yang lebih
tinggi. Kedua dapat menciptakan sinergi dengan biaya yang lebih murah
dibandingkan biaya yang akan dikeluarkan investor lain untuk merealisasikan
sinergi tersebut.
23 2.3 Marketing Mix
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar
sasaran yang sudah dibidik. (Kotler, 2003, p.15)
Terdapat beberapa elemen dalam sebuah marketing mix. Elemen utama dari
marketing mix sering kali dikenal dengan istilah 4P, yang terdiri dari:
1. Product
Dapat berupa sebuah obyek atau layanan yang diproduksi secara masal atau
dalam jumlah besar dengan sebuah ukuran yang spesifik.
2. Price
Merupakan jumlah tertentu yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk
dapat membeli produk yang ditawarkan. Harga dipengaruhi oleh beberapa
faktor termasuk market share, persaingan, biaya material, identitas produk
dan nilai yang diterima oleh pelanggan dari produk tersebut.
3. Place
Merupakan lokasi dimana produk yang ditawarkan dapat dibeli, sering kali
dihubungkan dengan saluran distribusi. Termasuk dalamnya adalah toko
secara fisik (brick and mortar) maupun took virtual melalui internet.
24 4. Promotion
Promosi mewakili semua bentuk komunikasi yang dapat digunakan oleh
perusahaan
dalam
mengenalkan
atau
memasarkan
produk
kepada
pasar.Promosi memiliki 4 (empat) elemen berbeda, Advertizing, Public
Relation, Word of Mouth, dan Point of Sale.
Selain 4P yang telah dikenal sebelumnya, terdapat beberapa penambahan
yang dilakukan pada marketing mix agar dapat dengan lebih baik mengakomodasikan
aspek - aspek marketing tertentu. 3 (tiga) elemen tambahan yang digunakan adalah:
1. People
Berkaitan dengan semua orang yang terlibat, baik secara langsung atau pun
secara tidak langsung, yang dapat mempengaruhi nilai dari produk atau
layanan yang ditawarkan, termasuk di dalamnya adalah pekerja, pihak
manajemen, dan pelanggan.
2. Process
Prosedur, mekanisme dan aliran kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan
nilai dalam pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
3. Physsical Evidence
Berkaitan dengan pengalaman yang didapat secara langsung dari sebuah
produk atau layanan sehingga pelanggan dapat menilai apakah mereka
mendapatkan nilai tertentu dari produk atau layanan tersebut.
25 2.4 Segmentation, Targeting and Positioning (STP)
Dalam sebuah proses pemasaran produk, terdapat tiga hal penting yang harus
diperhatikan yaitu segmentation,targeting and positioning. Sebuah perusahaan
yang berperan sebagai produsen tentu tidak dapat melayanisemua permintaan
konsumen dalam pasar yang luas ini, sebab konsumen yang ada terlalu banyak
dan sangat bervariasi karakternya satu ama lain. Oleh karena itu produsen atau
perusahaan harus dapat mengidentifikasi segmen pasar yang hendak dicapai dan
membaginya dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil (segmentation), setelah
itu produsen atau perusahaan dapat menetapkan posisi yang diinginkan atas
produknya dalam benak konsumendibandingkan dengan pesaingnya; ditinjau dari
sisi produk, servis, image, serta aspek-aspek pendukung lainnya (positioning).
2.4.1Segmentasi Pasar (Market Segmentation)
Segmentasi pasar merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar
terdiri atas beberapa segmen yang berbeda-beda. Dalam setiap segmen terdapat
pembeli-pembeli yang memiliki :
1.
Kebutuhan yang berbeda-beda
2.
Pola pembelian yang berbeda-beda
3.
Tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai jenis penawaran.
Adapun dasar-dasar atau criteria yang dapat dipakai untuk segmentasi
pasar adalah:
26 a)
Faktor demografi, seperti : umur, jenis kelamin, suku, pendidikan,
agama, dan sebagainya.
b)
Tingkat penghasilan
c)
Faktor sosiologis, seperti : kelompok budaya, kelas-kelas sosial dan
sebagainya.
d)
Faktor psikologis, seperti : kepribadian, sikap, manfaat produk yang
diinginkan dan sebagainya.
Diantara segmen pasar yang ada, terdapat segmen yang menarik (attractive
segmen), yaitu segmen pasar yang belum terlayani, atau yang sudah terlayani
tetapi kurang baik. Disamping memperhatikan segmen yang menarik tersebut,
masih ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan untuk menunjang usaha
segmentasi secara efektif. Ketiga faktor tersebut adalah:
a.
Measurability
Tingkat informasi yang ada mengenai sifat-sifat pembeli, sejauh mana
sifat-sifat tersebut dapat diukur.
b.
Accessability
Tingkat dimana perusahaan itu secara efektif memusatkan usaha
pemasarannya pada segmen yang telah dipilihnya.
c.
Substansiality
Suatu
tingkat
dimana
segmen
itu
adalah
luas
dan
menguntungkan untuk melakukan kegiatan pemasaran diri.
cukup
27 2.4.2
Target Pasar (Market Targeting)
Setelah melakukan segmentasi pasar dan memisahkan konsumen dalam
kelompok yang lebih kecil, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh
produsen adalah mengevaluasi setiap segmen pasar yang telah terbentuk dalam
memilih salah satu atau lebih segmen pasar yang ingin dimasuki.
Ada lima pola yang bisa digunakan ketika memasuki pasar sasaran, yaitu:
1.Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal.
Merupakan strategi yang dapat ditempuh perusahaan bilaman ingin mempunyai
posisi yang kuat pada satu segmen pasar saja.
2.Mengkhususkan pada beberapa segmen pilihan yang tidak berhubungan.
Perusahaan mencoba melayani semua kelompok pelanggan dengan produkproduk yang mungkin mereka butuhkan.Perusahaan menentukan beberapa
segmen, dimana setiap segmennya menarik dan sesuai dengan tujuan
perusahaan.
3.Memutuskan pada sebuah produk.
Strategi yang diterapkan perusahaan dimana mereka membuat produk
tertentu yang akan dijual kepada beberapa segmen yang terbatas.
4.
Memuastkan pada sebuah segmen pasar.
Perusahaan berkonsentrasi pada pelayanan beberapa kebutuhan
mendasar dari kelompok tertentu.
28 5.
Menjangkau keseluruhan pasar.
Perusahaan mencoba melayani semua kelompok pelanggan dengan
produk-produk yang mungkin mereka butuhkan.
2.4.3
Posisi di Pasar (Market Positioning)
Dengan melakukan segmentasi dan menentukan target pasar dengan baik,
maka produsen akan mendapatkan pengertian yang menyeluruh tentang
kebutuhan, sikap dan perilaku konsumen. Bila sudah dapat mengerti apa yang
diinginkan oleh konsumen maka sang produsen dapat menyelaraskannya dengan
kemampuan sendiri dan menetapkan isi produknya di pasar.
Menurut Cheverton ada lima kesalahan dalam menentukan posisi di pasar,
yaitu:
1.
Positioning yang terlalu rendah
Jika tidak memiliki sesuatu yang khusus maka akan sulit untuk
mengambil tempat di dalam pikiran konsumen,tidak memberikan
alasan untuk membeli, bahkan peduli.
2.
Positioning yang terlalu tinggi
Bersikap terlalu spesifik.
29 3.
Positioning yang membingungkan
Saat untuk mencoba melakukan banyak hal sekalis maka muncul
kontradiksi dan konflik.
4.
Positioning yang tidak relevan
Saling tidak berhubungan satu dengan yang lainnya.
5.
Positioning yang meragukan
Membuat pernyataan yang tidak dapat dipercaya dan hanya bagi
mereka yang sangat mudah tertipu yang akan menjadi konsumen.
2.5
Strategi Bersaing
Menurut Michael E. Porter “Strategi bersaing adalah meliputi
penentuan posisi atau positioning suatu usaha untuk memaksimalkan nilai
kemampuan yang membedakannya dari pesaing”.Strategi bersaing yang efektif
meliputi tindakan-tindakan yang ofensif maupun defensif guna menciptakan
posisi yang aman (defendable position) terhadap kelima kekuatan persaingan.
Kelima kekuatan itu adalah kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri
yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar
menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, serta persaingan diantara
pesaing yang ada.
30 Tujuan dari strategi bersaing perusahaan adalah agar perusahaan dapat
bersaing lebih efektif dan memperkuat posisi pasarnya dalam industri tersebut.
Strategi bersaing yang efektif memiliki beberapa pendekatan, antara lain :
•
Penempatan Posisi
Menempatkan perusahaan dalam suatu posisi sehingga perusahaan dapat
memberikan pertahanan yang terbaik untuk menghadapi kekuatan persaingan
yang ada.
•
Mempengaruhi Keseimbangan
Mempengaruhi keseimbangan kekuatan melalui gerakan strategis. Inovasi
dapat meningkatkan identifikasi atau jika tidak mendiferensiasikan produk.
Keseimbangan kekuatan dipengaruhi oleh factor-faktor eksternal dan internal.
•
Memanfaatkan Perubahan
Mengantisipasi pergeseran pada faktor-faktor yang menjadi penyebab
kekuatan persaingan, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan perubahan
dengan memilih strategi yang cocok dengan keseimbangan persaingan yang
baru sebelum pesaing menyadarinya.
2.5.1. Kondisi Persaingan
Dalam sebuah industri, umumnya perusahaan banyak mengalami
persaingan maupun ancaman daripara kompetitornya. Perusahaan dapat
31 melakukan beberapa analisis untuk mengetahui seberapa besar kekuatan para
kompetitornya
dalam
industri
yang
sama,
contohnya
dengan
melalui
bagan/diagram five forces analysis dari Michael E. Porter.
Michael E. Porter mengidentifikasikan lima komponen yang dapat
menentukan daya pikat sebuah jenis industri atau segmen pasar apakah masih
menarik atau tidak untuk dimasuki beserta ancamannya dari masing-masing
komponen tersebut. Ancaman-ancaman tersebut datang dari:
1.
Threat of intense segment rivalry
Apabila pemain atau kompetitornya sudah banyak, kuat dan agresif, maka
segmen pasar tersebut sudah tidak menarik lagi untuk dimasuki. Terlebih lagi jika
kondisinya sudah dalam posisi stabil dan menurun.
a.
Persaingan secara umum lebih kuat ketika (Thompson, et.al, 2005,
p.52):
•
Para pesaing aktif dalam membuat gerakan-gerakan segar untuk
meningkatkan posisi mereka di dalam pasar dan performa bisnis.
•
Permintaan pembeli tumbuh perlahan.
•
Permintaan pembeli menurun dan penjual kelebihan kapasitas dan
inventory (persediaan).
•
Jumlahpersaingan meningkat dan pesaing memiliki ukuran dan
kemampuan kompetitif yang sama.
•
Produk pesaing yang berupa komoditi atau yang lain sulit dibedakan.
32 •
Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mengganti merek adalah
rendah.
•
Satu atau lebih pesaing tidak puas dengan posisi dan market share
mereka sekarang dan membuat gerakan agresif untuk menarik lebih
banyak konsumen.
•
Pesaing memiliki strategi dan objektif yang berbeda dan berlokasi di
beberapa negara.
•
Orang luar yang mengakuisisi pesaing yang lemah dan mencoba
merubah mereka menjadi pesaing utama.
•
Satu atau dua pesaing memiliki strategi yang kuat dan pesaing lainnya
berebut untuk tetap tinggal dalam permainan.
b.
Persaingan secara umum lebih lemah ketika:
•
Anggota industri bergerak hanya dalam waktu yang jarang atau dalam
cara yang tidak agresif untuk menggambarkan penjualan dan market
share yang menjauh dari pesaing.
•
Permintaan pembeli bertumbuh dengan cepat.
•
Produk pesaing sangat berbeda dan loyalitas konsumen sangat tinggi.
•
Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mengganti merek adalah
lebih besar.
33 •
Hanya ada kurang dari lima penjual atau lainnya begitu banyak
pesaing sehingga tindakan dari suatu perusahaan memiliki dampak
langsung yang kecil terhadap bisnis pesaingnya.
c.
Senjata khas untuk melawan pesaing dan menarik pembeli, yaitu:
•
Harga yang lebih rendah.
•
Fitur yang lebih banyak atau berbeda.
•
Performa produk yang berbeda.
•
Kualitas yang lebih tinggi.
•
Gambaran merek dan pendekatan yang lebih kuat.
•
Pemilihan model dan gaya yang lebih luas.
•
Jaringan penyalur yang lebih besar/baik
•
Pembiayaan dengan tingkat bunga rendah.
•
Iklan yang lebih tinggi tingkatannya.
•
Kemempuan inovasi produk lebih kuat.
•
Kemampuan pelayanan kepada konsumen yang lebih baik.
•
Kemampuan yang lebih kuat untuk menyediakan pembeli dengan
adanya produk custom made.
2. Threats of new entrants
Daya pikat sebuah segmen bervariasi berdasarkan tinggi rendahnya hambatan
untuk masuk dan keluar (entry and exit barriers).Segmen yang paling menarik
34 yaitu dimana hambatan untuk masuk industri tinggi dan hambatan untuk keluar
rendah.Beberapa perusahaan dapat memasuki industri tersebut dan perusahaan
yang berperforma buruk dapat keluar dengan mudah. Sebuah perusahaan
hendaknya berhati-hati tidak hanya kepada pemain lama dalam industri tersebut,
tetapi juga kepada pemain baru yang potensial untuk memasuki industri tersebut.
a.
Ancaman pendatang baru lebih kuat ketika:
•
Kumpuan kandidat pendatang baru berjumlah besardan beberapa dari
kandidat tersebut memiliki sumber daya yang dapat membuat mereka
menjadi pesaing yang hebat di pasar.
•
Hambatan untuk masuk rendah atau dapat segera dilompati oleh
kandidat pendatang baru tersebut.
•
Ketika anggota industri yang sudah ada mencoba untuk memperluas
capaian pasar mereka dengan memasuki segmen produk atau area
geografis dimana sebelumnya mereka tidak memiliki keberadaan
dalam segmen atau area tersebut.
b.
Ancaman pendatang baru lebih lemah ketika:
•
Kumpulan kandidat pendatang beru berjumlah kecil.
•
Hambatan untuk masuk tinggi.
•
Kompetitor
yang
sudah
ada
berjuang
untuk
memperoleh
profit/keuntungan yang sehat.
•
Pandangan tentang industri tersebut beresiko atau tidak pasti.
35 •
Permintaan pembeli bertumbuh pelan atau dalam kondisi stagnant.
•
Anggota industri akan segera kuat menguji dari pendatang baru untuk
meraih kedudukan di dalam pasar.
2.6
Strategi Generik
Menurut Michael E. Porter (1989, p.31), Ada tiga pendekatan strategis
generik yang secara potential akan berhasil untuk mengungguli perusahaan lain
dalam suatu industri :
1. Keunggulan Biaya Menyeluruh
Strategi pertama, yang makin lazim di tahun 1970-an karena popularisasi
konsep kurva pengalaman, adalah mencapai keunggulan biaya menyeluruh dalam
industri melalui seperangkat kebijakan fungsional yang ditujukan pada sasaran ini.
Keunggulan biaya memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala yang efisien,
usaha yang untuk mencapai penurunan biaya karena pengalaman, pengendalian biaya
dan overhead yang ketat, penghindar pelanggan marjinal, serta meminimalkan biaya
dalam bidang-bidang seperti litbang, pelayanan, armada penjualan, periklanan dan
lain-lain.
Memiliki posisi biaya rendah akan membuat perusahaan akan mendapatkan
hasil laba di atas rata-rata dalam industrinya meskipun ada kekuatan persaingan yang
besar. Posisi biayanya memberikan kepada perusahaan tersebut ketahanan terhadap
rivalitas dari para pesaing, karena biayanya yang lebih rendah memungkinkannya
36 untuk tetap mendapatkan laba yang setelah para pesaingnya mengorbankan laba
mereka demi persaingan. Jadi posisi biaya rendah melindungi perusahaan karena
tawar-menawar hanya akan terus mengikis laba sampai para pesaing yang paling
efisien berikutnya gugur, dan karena pesaing yang paling kurang efisien akan
merupakan perusahaan pertama yang menderita dalam menghadapi tekanan
persaingan.
2. Diferensiasi
Strategi generik yang kedua adalah mendiferensiasikan produk atau jasa yang
ditawarkan perusahaan, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan
oleh keseluruhan industri sebagai hal yang unik. Pendekatan untuk melakukan
diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya: citra rancangan atau merek,
teknologi, karakteristik khusus, pelayanan pelanggan, dan jaringan penyalur.
Idealnya, perusahaan mendiferensiasikan dirinya sendiri dalam beberapa dimensi.
Diferensiasi, jika tercapai, merupakan strategi yang baik untuk menghasilkan
laba di atas rata-rata dalam suatu industri karena strategi ini menciptakan posisi yang
aman meskipun berbeda dengan cara yang berbeda dengan strategi keunggulan biaya.
Diferensiasi memberikan penyekat terhadap persaingan karena adanya loyalitas
merek dari pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya kepekaan terhadap harga.
Akhirnya, perusahaan yang telah mendiferensiasikan dirinya untuk mendapatkan
kesetiaan pelanggan akan berada pada posisi yang lebih baik terhadap produk
pengganti dibandingkan para pesaingnya.
37 3. Fokus
Strategi generik terakhir adalah memusatkan (focus) pada kelompok
pembeli, segmen lini produk, atau pasar geografis tertentu. Seperti halnya
diferensiasi, fokus dapat bermacam-macam bentuknya. Jika strategi biaya rendah dan
strategi difensiasi ditujukan untuk mencapai sasaran mereka di keseluruhan industri,
strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara baik, dan semua
kebijakan fungsional dikembangkan atas dasar pemikiran ini. Strategi ini didasarkan
atas pemikiran bahwa perusahaan dengan demikian akan mampu melayani target
strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing yang
bersaing dalam skala yang lebih luas. Sebagai akibatnya, perusahaan akan mencapai
tahap diferensiasi karena mampu memenuhi kebutuhan target tertentu dengan lebih
baik, atau mencapai biaya yang lebih rendah dalam melayani target ini, atau bahkan
mencapai kedua-duanya. Meskipun strategis fokus tidak mencapai biaya rendah atau
diferensiasi dari segi pandang pasar secara keseluruhan, strategi ini sesungguhnya
mencapai salah satu atau kedua posisi tersebut di target pasarnya yang lebih sempit.
Download