DABS PENUTUP S.l Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana hubungan variabel stress kerja, komitmen organisasi terhadap turnover intentions staff PT Miwon Indonesia dengan mediasi variabel kepuasan kerja Pengaruh dari faktor - faktor ini sangat penting untuk di ketahui perusahaan terutama membantu pihak manajemen dalam upaya menyusun program-program dalam menurunkan keinginan staff untuk keluar dari perusahaan. Intensi turrwver staff PT Miwon Indonesia merupakan sinyal awal adanya turnover. Hal tersebut perlu dijadikan perhatian bagi perusahaan karena tingginya turnover di dalam suatu perusahaan dapat mengganggu aktivitas dan produktivitas dan dapat menciptakan kestidaktabilan dan ketidakpastian terhadap kondisi tenaga kerja, serta mempengaruhi citra baik atau buruknya perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja Dengan demikian semakin tinggi tingkat stres staf di tempat kerja maka semakin menurun tingkat kepuasan kerja. Sedangkan staf yang tidak mersas stres dalam bekerja memiliki kepuasan kerja yang tinggi terhadap perusahaan. Maka hipotesis penelitian diterima 92 93 kebenarannya Besarnya nilai CR hitung variabel stress kerja terhadap kepuasan kerja adalah -4.220. Tingkat signifikansi diperoleh nilai 0.000, nilai ini lebih kecil dari 0,05. 2. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian semakin tinggi komitmen organisasi semakin tinggi kepuasan kerja Maka hipotesis penelitian diterima kebenarannya Besarnya nilai CR hitung variabel komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja adalah 4.630. Tingkat signifikansi diperoleh nilai 0.000, nilai ini lebih kecil dari 0,05. dan signif!kan terhadap turnover 3. Stres kerja berpengaruh positif intentions. Dengan demikian tempat kerja semakin tinggi tingkat stres staf di maka semakin tinggi tingkat turnover intentions. Sedangkan staf yang tidak merasa stress dalam ~kerja akan memilih tidak keluar dari perusahaan. Maka hipotesis penelitian diterima kebenarannya Besarnya nilai CR hitung variabel stress kerja terhadap turnover intentions adalah 1.983. Tingkat signifikansi diperoleh nilai 0.047, nilai ini lebih kecil dari 0,05. 4. Komitmen organisasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap turnover intentions. Dengan demikian semakin tinggi tingkat komitmen organisasi maka semakin rendah tingkat turnover intentions. Maka hipotesis penelitian ditolak kebenarannya. Besarnya nilai CR hitung variabel komitmen organisasi terhadap turnover 94 intentions adalah 1.907. Tingkat signifikansi diperoleh nilai 0.08, nilai ini lebih besar dari 0,05. 5. Kepuasan kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intentions. Dengan demikian semakin tinggi tingkat kepuasan kerja staf maka semakin menurun tingkat turnover intentions. Sedangkan staf yang merasa puas dalam bekerja akan memilih tidak keluar dari perusahaan. Maka hipotesis penelitian diterima kebenarannya Besarnya nilai CR hitung variabel kepuasan kerja terhadap turnover intentions adalah -9.945. Tingkat signifikansi diperoleh nilai 0.00, nilai ini lebih kecil dari 0,05. 6. Stres kelja tidak berpengaruh terhadap turnover intentions melalui kepuasan kerja Sehingga hipotesis penelitian tidak diterima kebenarannya. Pengaruh tidak langsung dari stres kerja terhadap turnover intentions melalui kepuasan kelja adalah -0,323. Sedangkan nilai koefisien jalur langsung stres kelja terhadap turnover intentions adalah 0.132. 7. Komitrnen organisasi tidak berpengaruh terhadap turnover intentions melalui kepuasan kelja Sehingga hipotesis penelitian tidak diterima kebenarannya Pengaruh tidak langsung dari komitrnen organisasi terhadap turnover intentions melalui kepuasan kelja adalah -0,354. Sedangkan koefisien jalur langsung komitrnen organisai terhadap turnover intentions adalah -0.118 tidak signifikan. 95 5.2 Implikasi 5.2.1 Implikasi Teoritis Kesimpulan yang dihasilkan oleh penelitian ini membawa beberapa implikasi teoritis terhadap studi manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut: I. Stres kelja mempunyai hubungan negatif dengan kepuasan kelja Dengan demikian semakin tinggi tingkat stres karyawan di tempat keija maka akan semakin menurun tingkat kepuasan yang dimilikinya. Penelitian ini memperkuat pendapat Robbins (2003), yang menyatakan bahwa salah satu dampak stres secara psikologis dapat menurunkan kepuasan kelja karyawan. Hasil penelitian ini juga memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sullivan dan Bhagat (1992) yang mengidentiflkasikan bahwa stres kelja (job stress) dan kepuasan kelja (job satisfaction) mempunyai hubungan yang terbalik. 2. Komitmen organisasi mempunyai hubungan positif dengan kepuasan kelja. Dengan demikian semakin tinggi tingkat komitmen karyawan di tempat kelja maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang dimilikinya. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan Kadir dan Ardiyanto (2003) menunjukkan bahwa komitmen affective berhubungan positif dengan kepuasan kelja dan komitmen continuance berhubungan negatif dengan kepuasan kelja 96 3. Stres ketja mempunyai hubungan positif dengan turnover intentions. Dengan demikian semakin tinggi tingkat stres karyawan di tempat ketja maka akan semakin tinggi tingkat turnover intentions. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan Chen et a/.,(2004) menemukan bahwa jobstress berpengaruh signifikan positif terhadap turnover intentions. Wefald (2008) menemukan bahwa job stressor berpengaruh positif terhadap turnover intentions. 4. Komitmen organisasi mempunyai hubungan negatif dengan turnover intentions. Dengan demikian semakin tinggi tingkat komitmen karyawan di tempat ketja maka akan semakin menurun tingkat turnover intentions. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Grant et al., (200 I) menemukan hubungan yang negatif antara komitmen organisasi dan turnover intentions. 5. Kepuasan ketja mempunyai hubungan negatif dengan turnover intentions. Dengan demikian semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan di tempat ketja maka akan semakin menurun tingkat turnover intentions. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan San Hwang dan Huei Kuo (2006,p.255) yang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang negatif antara kepuasan ketja dan turnover. Griffeth, Hom, dan Gaertner (2000); bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kepuasan ketja dan niat untuk pindah. Abraham (1999) juga menguatkan pendapat yang sama dengan membuktikan 97 adanya hubungan negatif yang kuat antara kepuasan keija dan niat untuk pindah dan setelah adanya usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja, niat untuk pindah menurun dengan signifikan. 5.2.2 Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian, variabel stress kerja, komitmen organisasi, kepuasan kerja merupakan variabel yang berpengaruh terhadap turnover intentions sehingga implikasi manajerial adalah sebagai berikut: I. Stress kerja Perusahaan perlu mengevaluasi kebijakan-kebijakannya yang sebelumnya berpotensi menimbulkan munculnya stres bagi staf dalam bekerja Diperlukan upaya-upaya nyata yang berkesinambungan untuk menurunkan tingkat stres staf di tempat kerja misalnya dengan menciptakan hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, menjaga hubungan dan pola kerja yang baik antar staf. 2. Komitmen organisasi Manajemen perusahaan harus dapat meningkatkan image positif perusahaan dalam diri staf yang dilakukan melalui pemberian pelatihan, bonus bagi staf yang berprestasi, atau insentif bagi staf yang memenuhi target tertentu, meningkatkan loyalitas dan kesadaran bahwa staf memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan 98 perusahaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk mengembangkan ide I gagasan dalam menyelesaikan peketjaannnya. 3. Kepuasan ketja Perusahaan perlu mengevaluasi kebijakan-kebijakannya untuk dapat meningkatkan kepuasan ketja staf dalam rangka menurunkan niat untuk pindah yang pada akhirnya dapat menurunkan angka turnover yang sebenarnya. Diperlukan kebijakan gajilkompensasi, pengembangan karir dan promosi yang lebih adil, transparan dan berdasarkan kompetensi dan prestasi kelja kepada seluruh staf agar dapat meningkatkan kepuasan kelja adalah upaya-upaya yang harus lebih ditekankan pada kebijakan internal PT Miwon Indonesia jika ingin menekan angka turnover staf. 4. Turnover intentions Sistem kompensasi dan benefit lainnya, perlu didesain sedemikian rupa untuk disesuaikan dengan kebutuhan individu dan organisasi, memberikan kesempatan yang luas kepada setiap staf yang berprestasi untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi, pengembangan jenjang karir melalui aturan I sistem promosi yang jelas, dengan hal tersebut diharapkan akan mengurangi kecenderungan turnover staf PT Miwon Indonesia. 99 5.3 Keterbatasan Penelitian ini dibuat untuk meneliti tentang turnover intentions dengan faktor - faktor yang mempengaruhinya, yakni stres keija, komitmen organisasi, dan kepuasan keija pada staf PT Miwon Indonesia Keterbatasan dalam penelitian terletak pada hal- hal sebagai berikut: I. Penelitian hanya menganalisis masalah turnover intentions dari satu sudut pandang staf, namun tidak menggali dari perspektif lain misalnya pihak manajemen dan karyawan PT Miwon Indonesia. Sehingga dapat dihasilkan suatu hasil penelitian yang lebih menggambarkan banyak dimensi dari faktor - faktor yang menyebabkan niat untuk pindah. 2. Penelitian hanya menggunakan sampel hanya staf saja dan tidak menggunakan sampel dari karyawan PT Miwon Indonesia sehingga tidak dapat menggambarkan atau memprediksi masalah turnover intention karyawan secara keseluruhan dalam suatu perusahaan. 3. Masih kurangnya jumlah variabel untuk menggambarkan atau sebagai prediktor munculnya turnover intentions, dimana masih mungkin terdapat variabel - variabel lain yang mempengaruhi selain yang telah di teliti dalam penelitian ini. Saran untuk penelitian berikutnya dapat menguji ulang model penelitian ini dengan menambah beberapa variabel lain untuk memprediksi munculnya turnover intentions, misalnya variabel motivasi keija, gaya kepemimpinan, kepuasan gaji, dan budaya organisasi, karakteristik pekeijaan.