BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini berisi tulisan

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
Bab
ini
berisi
tulisan
tentang
teori–teori
dasar
yang
dipakai
dalam
mengimplementasikan single index method dan teori Black-Scholes dalam optimalisasi
penjualan harga saham. Optimalisasi ini dimaksud agar memperoleh keuntungan yang
optimum. Hasil dari pengembalian nilai investasi saham dapat berupa meningkatnya
nilai saham dan dividen(Williams,Haka, Bettner, p.513).
Dalam mengambil keputusan investasi pada saham biasa, ada beberapa langkah yang
harus diperhatikan, menurut Husnan (2001:48).
1. Menentukan kebijakan investasi. Dalam hal ini perlu menentukan apa tujuan
investasinya dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan.
2. Analisis surat beharga (sekuritas). Dalam tahap ini investor akan melakukan
analisis terhadap surat beharga secara individu dan kelompok. Salah satu tujuan
kegiatan ini adalah untuk mendeteksi surat beharga mana yang nampaknya
mispriced. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, tetapi secara garis
besar cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis
teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data
(perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga
surat beharga dimasa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya
mengindentifikasi prospek perusahaan untuk bisa memperkirakan harga saham di
masa yang akan datang.
6
3. Pembentukan portofolio. Dalam tahap ini diidentifikasi surat beharga mana yang
akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masingmasing surat beharga tersebut.
4. Melakukan revisi portofolio. Dalam tahap ini merupakan pengulangan terhadap
tiga tahap sebelumnya dengan maksud, kalau perlu melakukan perubahan
terhadap yang telah dimiliki.
5. Evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahap ini investor melakukan penilaian
terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek return yang diperoleh maupun risk
yang ditanggung.
2.1 Saham
Saham(Jake D. Tedder, 1978, p. 212) adalah surat berharga yang diterbitkan oleh
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas(PT) atau disebut juga emitmen. Selain
menyatakan pemilik saham juga merupakan pemilik sebagian perusahaan. Dengan kata
lain membeli saham berarti ia menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut
(Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).
Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001: 6) .
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
7
a. Saham Biasa (common stock)
•
Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki
perusahaan
•
Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika
perusahaan bangkrut, kerugian makSIMum yang ditanggung oleh
pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
•
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa, karena dapat menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga mungkin tidak mendatangkan hasil, seperti yang
dikehendaki investor.
•
Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan
tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut;
dan membayar deviden.
•
Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva
sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan
memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham
biasa.
2. Ditinjau dari cara peralihannya
a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
•
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
8
•
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
•
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di
mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan
a. Blue–Chip Stocks
•
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten
dalam membayar dividen.
b. Income Stocks
•
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen
lebih tinggi dari rata–rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya.
•
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih
tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
•
Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
c. Growth Stocks
1. (Well-Known)
•
Saham–saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
2. (Lesser–Known)
9
•
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun
memiliki ciri growth stock.
•
Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan
emiten.
d. Speculative Stock
•
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
e. Counter Cyclical Stockss
•
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum.
•
Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana
emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada
masa resesi.
2.2 Bursa Efek Jakarta
Bursa Efek adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual barang. Di bursa efek
yang diperdagangkan adalah efek atau surat–surat berharga, right issue, waran, obligasi,
yang wujudnya tidak dapat dilihat.
Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak
pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah
10
individu atau organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk
melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal. Penjual modal
adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk keperluan
usahanya.
Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976
tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang
dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67).
Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor
dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan
sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai
efek. Pada beberapa literatur terdapat bermacam-macam definisi pasar modal. Pada
skripsi ini, digunakan definisi pasar modal sebagai berikut. :
Pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktivitas
perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant, right, dengan
menggunakan jasa perantara, komisioner, dan underwriter.
2.3 Investor
Investor(Widjoatmojo, 2006, p.5) adalah pihak yang melakukan pembelian atau
penjualan efek di bursa efek. Semua orang baik perorangan atau asing maupun badan
hukum Indonesia atau asing yang memiliki kemampuan untuk membeli atau menjual
efek dapat dikatakan sebagai investor.
11
2.4 Single Index Model
Dengan menggunakan single index model dapat dipisahkan return yang
sebenarnya menjadi return yang terpengaruh oleh macro (systematic) dan micro
(unsystematic). Adapun langkah–langkahnya dalam mencari nilai portofolio saham yang
optimal adalah sebagai berikut.
1)
Mengumpulkan data-data saham pada indeks LQ-45 pada periode Agustus 2005 –
Juli 2006, yaitu data closing price pada akhir bulan.
2)
Menghitung return saham
3)
Menghitung varian dari saham dan pasar
4)
Menghitung kovarian saham dengan pasar yang mencerminkan hubungan antara
return saham dengan return pasar
5)
Menghitung risiko sistematis saham, yang merupakan hasil kali dari nilai beta
individual saham dengan varian pasar
6)
Menghitung risiko tidak sistematis saham
7)
Menentukan excess return to beta (ERB) masing-masing saham
8)
Menyusun peringkat saham berdasarkan ERB tertinggi sampai terendah.
9)
Menentukan cut-off rate (Ci)
10) Menentukan portofolio optimal: (Elton & Gruber 1994: 162)
a. Bila Rasio ERB >= Ci, maka saham-saham masuk ke dalam portofolio optimal.
b. Bila Rasio ERB < Ci, maka saham-saham tersebut keluar dari portofolio optimal.
11) Menentukan Unique cut-off point (C*): (Elton & Gruber 1994: 163)
Untuk mencari nilai C*, amati nilai Ci pada saat saham-saham masih masuk dalam
portofolio optimal dan kemudian berubah menjadi keluar dari portofolio optimal.
Nilai Ci yang merupakan nilai optimal itulah yang merupakan C*. nilai C*
12
merupakan nilai Ci tertinggi pada kelompok saham-saham yang masuk dalam
portofolio optimal.
12) Menentukan skala timbangan saham
13) Menentukan proporsi untuk portofolio optimal
14) Menentukan expected return portofolio optimal
15) Menentukan varian dan risiko portofolio optimal
Single Index Model (SIM) memberikan sebuah alternatif analisis varian yang lebih
mudah jika dibandingkan dengan analisis model Markowitz, lewat SIM, dapat
ditentukan efficient set portofolio dengan kalkulasi yang lebih mudah, karena SIM
menyederhanakan jumlah dan jenis input (data), serta prosedur analisis untuk
menentukan fortfolio yang optimal. SIM mengasumsikan bahwa korelasi return masingmasing sekuritas terjadi karena adanya respon sekuritas tersebut terhadap perubahan
indeks tertentu (seperti IHSG). Penggunaan model indeks tunggal memerlukan
penaksiran beta dari saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam portfolio. Dalam
menentukan beta, dapat digunakan sebuah judgement. Di samping itu dapat digunakan
beta historis untuk menghitung beta waktu lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta
pada masa yang akan datang. Beta historis memberikan informasi yang berguna tentang
beta di masa yang akan datang karena itu seringkali para analis menggunakan beta
historis sebelum mereka digunakan judgement untuk memperkirakan beta.
Rumus Estimating Beta :
Ri = αi + βiRm + ei
Persamaan ini merupakan persamaan regresi sederhana. Beta menunjukkan
kemiringan (slope) garis regresi tersebut. Alpha menunjukkan intercept dengan
13
sumbu Rij . Makin besar beta, makin curam kemiringan garis tersebut dan sebaliknya.
Beberapa variabel akuntansi yang digunakan untuk memperkirakan beta, antara lain:
1)
Pertumbuhan aktiva (yaitu perubahan aktiva pertahun)
2)
Leverage (yaitu rasio antara hutang dengan total aktiva)
3)
Likuiditas (yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar)
4)
Asset size (yaitu nilai kekayaan total)
5)
Variabilitas keuntungan (yaitu standar deviasi dari earning price ratio)
6)
Divident Payout (yaitu perbandingan antara dividen perlembar saham dengan laba
perlembar saham)
Beta akunting timbul dari regresi time series laba perusahaan terhadap rata-rata
keuntungan semua (sampel) perusahaan.
Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (yaitu bentuk
kwadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien
determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bisa dijelaskan oleh Rm .
Dengan menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko masing-masing
saham yang diamati, dan tingkat return saham, maka kita dapat menentukan excess
return to beta (ERB) yang mencerminkan tingkat keuntungan yag sangat mungkin dapat
dicapai. Untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat, dapat dibandingkan ERB dengan
Cut off Rate untuk menhasilkan saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi
dan risiko yang minimal yang dapat mengeliminir risiko tidak sistematis. Jika suatu jenis
saham angka Excess Return to Beta (ERB)-nya lebih besar dari angka batas Ci (cut of
rate) maka saham tersebut masuk sebagai kandidat portofolio. Penentuan proporsi dana
14
yang diinvestasikan dapat dilakukan dengan cara membagi persentase tingkat return
dengan total proporsi investasi.
Rumus dasar SIM adalah sebagai berikut.
Menghitung the expexted returns + Menghitung variance
Menghitung covariance
Tujuan Akhir dari Single Index Model sama dengan analisis Markowitz, yaitu
mencari garis portofolio yang efisien. Dengan demikian investor dapat menentukan jenis
saham dan proporsi dana yang diperlukan dalam membentuk sebuah portofolio yang
maksimal dengan analisis yang lebih mudah.
2.5 Index
Salah satu pokok bahasan yang dipelajari dalam Statistik Deskriptif dikenal
dengan Indeks. Indeks ini dinyatakan untuk melihat perkembangan sebuah variabel.
Perhitungan Indeks dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti Laspeyres dsb. Saat
ini Bursa Efek Jakarta telah memperdagangkan 350 saham perusahaan. Untuk melihat
perkembangan harga saham tersebut maka dihitung indeks yang dikenal dengan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG telah menjadi sebuah fenomena baru bagi
masyarakat terutama investor yang melakukan investasi pada bursa saham. Bahkan
pemerintah yang berkuasa sekarang juga menggunakan IHSG sebagai patokan
kebijakannya dalam rangkat melihat penerimaan pasar atas kebijakan yang diambil.
Ekonom telah menyebutkan bahwa IHSG telah menjadi leading indicator economics.
Artinya, kenaikan atau penurunan IHSG telah menjadi aba-aba bagi pengambil
kebijakan. Bursa Efek Jakarta telah menghitung IHSG dengan tahun dasar 1982 yang
dihitung oleh Bapepam saat itu. Tetapi, setelah BEJ berdiri pada tahun 1993 maka IHSG
15
terus dihitung sampai saat ini. IHSG sebagai indeks untuk saham maka indeks lain juga
diperoleh di bursa yaitu indeks obligasi yang dihitung oleh Bursa Efek Surabaya (BES).
Indeks Obligasi ini untuk menggambarkan pergerakan harga dari obligasi sekaligus
menyatakan total return yang diperoleh investor dalam berinvestasi pada obligasi.
2.6 Black-Scholes Option Pricing Formula
Teorema ini banyak digunakan dalam perdagangan efek. Berupa fungsi
exponensial yaitu :
C = SN (d1 ) − X − rT N (d 2 )
e = 2.71828183…
r = bunga bebas resiko
T = tahun saham diperkirakan
S = harga pembukaan saham
X = harga saham saat ini
N = cdf(cumulative denstity function)
d1 =
[ln(S / X ) + (r + ó
2
2
)T ]
óT
1
2
d 2 = d1 − óT 1/2
σ = deviasi dari saham
2.7
Metode Black-Scholes
Dipublikasikan oleh Fischer Black dan Myron Scholes pada tahun 1973. Kunci–
kunci dasar teorema ini adalah sebagai berikut.
16
1) Harga di bawah instrument St adalah mengikuti alur konstan μ dan volalitas σ
2) Adalah mungkin untuk menjual saham yang tersisa dengan cepat
3) Tidak ada kemungkinan pembelian 2 kali berturut–turut
4) Perdagangan bersifat kontinu
5) Tidak ada biaya transaksi atau pajak
6) Semua jumlah saham dapat dibagi
7) Adalah mungkin meminjam uang dengan bunga bebas resiko
Elemen–elemen dari teorema ini adalah sebagai berikut.
Persamaan differential pastial
∂V 1 2 2 ∂ 2V
∂V
+ ó S
+ rS
− rV = 0
2
∂t 2
∂S
∂S
Formula dari Black-Scholes
C ( S 0 , T ) = e − rT ( FN (d1 ) − KN (d 2 ))
Dimana :
F = S 0 e ( ó - q )T
d1 =
[ln(S / X ) + (r + ó
2
2
)T ]
óT
1
2
d 2 = d1 − óT 1/2
2.8 Varians dan Covarian
Rumus Varian
var( X ) = ó 2 = Ε(( X − μ ) 2 )
Rumus Kovarian
cov( X , Y ) = E (( X − μ )( y − v))
17
Turunan rumus ini adalah :
cov( X , X ) = var( X )
cov( X , Y ) = cov(Y , X )
cov(cX , Y ) = c cov( X , Y )
cov(∑ X i , ∑ Y j ) = ∑∑ cov( X i , Y j )
i
j
i
j
2.9 Fungsi Distribusi Normal (Density Normal Form)
f ( x) =
1
ó 2π
e
−( x − μ ) 2
2ó
2 ; f ( x) =
1
2π
e
− x2
2
e = 2.71828183…
μ
Diagram 2.1 Distribusi normal
Sumber : Statistika: Rancangan dan analisis data , p40
2.10
Sistem Infomasi Data
Data adalah fakta-fakta mentah atau deskripsi dasar atau konsep-konsep,
kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, dan transaksi yang ditangkap, direkam,
disimpan, dan dikelompokkan, tetapi tidak teroganisasi dalam membawa arti
tertentu (Turban et al, 2003, p15). Jadi data merupakan bentuk dasar yang perlu
diolah lebih lanjut untuk membentuk sebuah informasi.
18
Infomasi adalah kumpulan fakta-fakta (data) yang sudah terorganisasi
dalam suatu cara sehingga dapat berarti bagi penerima (Turban et al, 2003, p15).
Dengan demikian informasi merupakan bagian penting dalam pengambilan
keputusan.
Sistem
adalah
kumpulan
komponen
atau
elemen
yang
saling
berhubungan (berinteraksi) yang ditampilkan sebagai salah satu kesatuan dan
dirancang untuk mencapai tujuan tertentu (Britton et al, 2002, p2). Berdasarkan
pengertian tersebut maka system hrus dirancang sedemikian rupa agar dapat
bekerja dengan baik, sehingga tujuan dari dibentuknya sistem dapat dicapai.
2.11
Java
Suatu platform teknologi yang diikembangkan oleh Sun Microsystem
sekitar tahun 90-an. Java bukan hanya sekedar bahasa pemograman. Tetapi
merupakan suatu sistem platform yang disediakan oleh Java untuk membangun
suatu sistem baik dari yang berskala kecil (game, workstation, program), sampai
pada enterprise yang berskala besar seperti mobile device yang disediakan oleh
Sun tersebut.
2.11.1
Bahasa Pemograman Java
Bahasa pemograman Java adalah suatu bahasa yang murni
Object Oriented Programming (OOP). Semua criteria OOP
terdapat dalam Java. Kriteria OOP yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
•
Abstraksi data dan enkapsulasi(public, private)
•
Inheritance(protected)
19
•
2.11.2
Polimorfisme
Java Virtual Machine(JVM)
Dengan JVM maka semboyan Java “With once run
everyhere” dapat direalisasikan, dimana dengan JVM ini suatu
program tidak lagi tergantung terhadap platform OS yang
digunakan dan berinteraksi dengan OS (Operating System).
Kompilasi
terhadap
suatu
file
Java(source
code),
akan
menghasilkan suatu file byte code(extention class) dimana byte
code Java adalah
sama
untuk
semua platform. Ketika
menjalankan program Java, JVM yang kana menghandle segala
sesuatu yang berhubungan dengan OS dan menjalankan byte code
yang telah dihasilkan.
2.11.3
Java basic API(J2SDK)
Java basic API adalah sekumpulan class yang disediakan
oleh Java untuk mempermudah melakukan proses pengembangan
terhadap aplikasi Java. JDK(Java Development Kit) dapat
didownload di website Sun(java.sun.com).
Download