BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu momen (peristiwa) penting bagi perusahaan adalah saat perusahaan tersebut untuk pertama kalinya menawarkan sahamnya kepada public (IPO : Initial public offering). Perusahaan yang go public akan mendapatkan tambahan dana yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha. Dalam melakukan penawaran saham perdana, pemilik lama perusahaan menginginkan agar proceeds yang diperoleh dari penjualan saham tinggi. Untuk dapat mencapai hal tersebut, issuers menginginkan agar harga penawaran saham tinggi. Saat perusahaan melakukan IPO, tidak ada harga pasar saham sampai dimulainya penjualan di pasar sekunder. Pada saat tersebut umumnya investor memiliki informasi terbatas seperti yang diungkapkan dalam prospektus yang memuat rincian informasi serta fakta material mengenai penawaran umum emiten baik informasi keuangan maupun non-keuangan. Informasi yang diungkapkan dalam prospektus akan membantu investor untuk membuat keputusan yang rasional mengenai risiko dan nilai saham sesungguhnya yang ditawarkan emiten (Setiawati, 2002). Proses penyusunan laporan keuangan yang berbasis akrual melibatkan banyak estimasi dan taksiran. Seperti misalnya, estimasi umur aktiva tetap dan taksiran besarnya nilai residu aktiva tetap dalam menentukan besarnya biaya depresiasi suatu aktiva tetap. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan nilai positif dari pasar, yang selanjutnya menentukan jumlah dana yang dapat diperoleh, dapat menjadi insentif bagi manjer untuk menyusun prospektus yang menarik dan laporan xvi keuangan yang menarik. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa keinginan untuk mempengaruhi keputusan pasar dalam mengalokasikan dana dapat memicu perusahaan menaikkan laba (melakukan manajemen laba) pada saat penyusunan laporan keuangan di penawaran umum perdana (IPO). Bukti-bukti tentang adanya earnings management antara lain ditunjukkan oleh Jones (1991), Friedlan (1994), Gumanti (2001), Setiawati (2002), Ihalauw & Afni (2002). Penelitian-penelitian yang tidak menemukan bukti manajemen laba atau terbuki tetapi lemah antara lain adalah De Angelo (1986) dan Aharony, Lin, dan Loeb (1993). Telaah terhadap manajemen laba pada saat perusahaan go public penting karena investor tidak dapat mendeteksi laba hasil rekayasa pada saat IPO dan kesenjangan informasi antara perusahaan dengan (calon) investor pada saat IPO mempertinggi probabilitas perusahaan menaikkan laba dan tidak terdeteksi oleh pasar. Penelitian Richardson (1998) membuktikan bahwa semakin tinggi informasi asimetri, maka semakin tinggi manajemen laba. Penelitian Aharoney et. al. (1993) menemukan bukti bahwa tingkat manajemen laba saat IPO pada perusahaan yang kecil relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat manajemen laba pada perusahaan yang besar. Hal ini diduga disebabkan oleh keterbatasan informasi yang tersedia yang terkait dengan perusahaan kecil pada saat IPO jika dibandingkan dengan informasi mengenai perusahaan besar yang tersedia bagi publik. Salah satu sumber informasi yang relevan untuk digunakan dalam menilai perusahan yang go public adalah laporan keuangan yang terdapat di dalam prospektus. Laporan keuangan menjadi informasi penting bagi issuers, penjamin emisi dan investor untuk menilai penentuan harga suatu IPO. Dari laporan xvii keuangan tersebut, salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Sebagaimana disebut dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 bahwa informasi laba pada umumnya merupakan perhatian utama dalam menaksir atau pertanggungjawaban manajemen adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba inilah disadari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang, yang salah satu bentuknya adalah manajemen laba. Manajemen laba itu sendiri dapat berupa usaha menaikkan laba, menurunkan laba atau meratakan laba yang diperoleh. Perusahaan yang melakukan manajemen laba, karena termotivasi untuk memaksimalkan kepentingan seperti : 1. Penurunan laba serendah mungkin. 2. Menurunkan tingkat pajak penghasilan atau penghematan pajak. 3. Menaikkan penjualan saham pada saat perusahaan pertama kali go public dengan cara memilih metode akuntansi yang dapat mempertinggi pelaporan pendapatan dan nilai asset untuk mempengaruhi penerimaan kas dari penawaran saham perdana (IPO). 4. Mendapatkan bonus atas laba perusahaan 5. Meminimalkan denda. 6. Menghindari sanksi Bank Indonesia yaitu likuidasi. 7. Menghindari sanksi take over atau pengambil alihan perusahaan (Cristie & Zimmerman, 1994). xviii Berdasarkan uraian maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang MANAJEMEN LABA DAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA. B. Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat manajemen laba pada perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO selama periode 1993-2002 di Bursa Efek Jakarta? C. Batasan Masalah 1. Supaya penelitian ini dapat lebih fokus, maka permasalahan dibatasi. Yang diteliti adalah perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (intial public offering / IPO) di Bursa Efek Jakarta selam periode 19932002. 2. Perusahan yang diteliti, sumua perusahaan yang terdapat di BEJ, selain kelompok keuangan karena bentuk laporan keuangan berbeda dengan kelompok industri lainnya. 3. D. Perusahaan tetap listing selama 1993-2002. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat manajemen laba pada perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO selama periode 1993-2002 di Bursa Efek Jakarta. E. Manfaat Penelitian xix Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Investor Memberikan informasi, sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan investasi. 2. Instansi pemerintah Sebagai masukan untuk melengkapi dan memberikan bukti empiris mengenai ketiadaan atau keberadaan unsur manajemen laba pada laporan keuangan. 3. Manajemen perusahan Sebagai bahan pertimbangan di dalam menentukan kebijakan untuk pengambilan keputusan yang tepat pada masa akan datang. 4. Pihak lain Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk penelitian selanjutnya. xx