I. PENDAHULUAN A. Kembang kertas sebagai tanaman hias pot Kembang kertas (Zinnia elegans jacq.) berasal dari Meksiko dan terkenal di dunia terutama di wilayah yang beriklim tropis (Taylor, 1961). Di Indonesia kembang kertas cukup diminati karena mudah dibudidayakan. Di Amerika, kembang kertas merupakan kembang yang populer dan diminati di musim panas dan musim semi. Kembang kertas menjadi pilihan banyak pekebun Amerika karena tanaman ini mudah tumbuh dan memiliki bunga yang sangat indah. Selama 50 tahun terakhir pemuliaan tanaman kembang kertas di Amerika telah banyak dilakukan terutama dalam hal perbaikan sifat untuk tinggi dan bentuk tanaman, serta ukuran dan warna bunga. Perbaikan sifat kembang kertas inilah yang kemudian menjadikan kembang kertas sangat terkenal di Amerika. Meskipun kembang kertas telah banyak diteliti di Amerika, namun di Indonesia penelitian tentang pemuliaan tanaman kembang kertas masih jarang dilakukan. Pada perdagangan internasional tanaman hias, krisan merupakan komoditas bunga andalan yang penting termasuk kembang kertas yang masih satu famili. Permintaan ekspor untuk komoditas hortikultura terutama tanaman hias dari tahun ke tahun selalu terjadi kenaikan. Pada tahun 2003, perdagangan komoditas ini di Indonesia mengalami surplus sekitar satu juta dolar. Ekspor komoditas non anggrek ini ke negara-negera tujuan seperti Hongkong, Jepang, Singapura dan Malaysia pun mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. (Anonim, 2005 cit. Budiarto et al., 2006 ). Di Indonesia, tanaman kembang kertas ini belum mampu menggeser bunga lain dari famili Asteraceae seperti krisan sebagai bunga potong yang populer. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kembang kertas yang ada di Indonesia masih merupakan kembang kertas lokal yang belum dimuliakan, sehingga masih memiliki bentuk dan warna yang kurang variatif dan kurang menarik sehingga konsumen lebih memilih kembang krisan yang memiliki bentuk dan warna yang lebih menarik. Selama ini tanaman kembang kertas dikenal sebagai tanaman kebun atau tanaman pekarangan yang tumbuh dengan tinggi tanaman bervariasi antara 30 cm hingga hampir 100 cm. Tanaman kembang kertas memiliki potensi untuk dijadikan tanaman hias pot dengan tajuk 1 rimbun, dan berbunga banyak, tetapi tanaman kembang kertas yang memiliki tinggi hingga satu meter kurang cocok jika ditanam di pot. Agar dapat dinikmati sebagai tanaman kembang pot dan dapat dimanfaatkan sebagai tanaman kembang penghias meja diperlukan usaha untuk memodifikasi bentuk dan pembungaannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membentuk tanaman kembang kertas sebagai tanaman hias pot adalah menggunakan zat penghambat tumbuh tanaman yaitu paklobutrazol. Paklobutrazol adalah derivat triazole yang termasuk zat penghambat tumbuh yang mampu menekan tinggi tanaman, panjang internodia serta luas daun. Secara umum sifat paklobutrazol adalah menghambat kerja hormon giberelin sehingga keseimbangan hormonal dalam tubuh tanaman akan terganggu. Aplikasi paklobutrazol dapat dilakukan dengan cara penyemprotan dan penyiraman (Cox dan Keever, 1988) Zat penghambat tumbuh yang diaplikasikan tidak lama setelah tanaman dipangkas pucuknya biasanya lebih efektif daripada zat penghambat tumbuh yang diaplikasikan lama setelah pangkas pucuk. Kadar 500 ppm uniconazole yang diaplikasikan pada kulit kayu Hibiscus “Jane Cowl” dengan menggunakan kuas sesaat setelah pucuk tanaman dipangkas menghambat pemanjangan tiga ruas pertama pada tunas pucuk. Perlakuan yang sama memberikan efek lebih kecil ketika diaplikasikan dua puluh empat hari setelah pangkas pucuk. Pada tanaman kembang kertas, pemberian paklobutrazol 5 minggu setelah sebar benih menghasilkan tanaman paling pendek dibandingkan pemberian pada umur 7 dan 3 minggu setelah sebar benih. Waktu pemberian pada umur 3 minggu setelah sebar benih menghasilkan tanaman yang memiliki tinggi sesuai untuk kembang pot, namun masih diperlukan penelitian mengenai aplikasi kadar paklobutrazol yang lebih khusus, atau lebih dari satu kadar yang berbeda, serta perlunya pemberian dosis NPK yang berbeda sehingga diharapkan pengaruh penghambatan tinggi tanamannya akan lebih lama dan menghasilkan tanaman pot dengan batang tanaman yang tidak terlalu tinggi yang sesuai dengan kriteria kualitas tanaman hias yang baik. Menurut Anonim (2010), kriteria kualitas tanaman hias yang baik yaitu tinggi tanaman sekitar 20-25 cm dan bentuk tajuk tumbuh ke samping pot, sehingga bila dilihat dari bagian atas, tanaman memiliki diameter lebih dari 20 cm. Semakin lebar diameter tajuk dengan batang yang kuat akan semakin baik. 2 B. Rumusan Masalah Belum diketahui kombinasi takaran antara paklobutrazol dan NPK yang dapat menciptakan kembang kertas yang sesuai untuk pot. C. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh kombinasi kadar paklobutrazol dan dosis NPK terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman kembang kertas yang terbaik untuk dijadikan kembang pot. D. Kegunaan Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai pengaruh kadar paklobutrazol dan dosis pemberian NPK terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman kembang kertas untuk dijadikan kembang pot. 2. Memberikan informasi mengenai pengaruh kadar paklobutrazol dan dosis pemberian NPK yang paling efektif dalam memperpendek tanaman kembang kertas dan meningkatkan pembungaan kembang kertas untuk dijadikan kembang pot. 3