boks ringkasan eksekutif hasil penelitian awal

advertisement
BOKS
BOKS
RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENELITIAN AWAL
DAMPAK PENGOPERASIAN BLOK CEPU TERHADAP
PEREKONOMIAN DAN MASYARAKAT KABUPATEN
BLORA
PENDAHULUAN
Persepsi dan ekspektasi yang berkembang dalam masyarakat di Kabupaten Blora khususnya di
Kecamatan Cepu terhadap rencana operasi Blok Cepu diperkirakan tidak sebaik persepsi dan ekspektasi
pemerintah dan para analis. Hal ini karena pengalaman pertambangan minyak di Kecamatan Cepu yang
sudah dilakukan sejak lama (Pertamina bersama kontraktor melanjutkan operasionalisasi sumur minyak bekas
peninggalan Belanda) pengaruhnya tidak cukup signifikan dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, menarik
untuk diketahui bagaimana sebenarnya persepsi dan ekspektasi masyarakat dan stakeholder lain (dunia industri,
pemerintah daerah dan lain-lain) terhadap rencana operasi blok Cepu tersebut. Oleh karena itu penelitian
ini dilakukan dalam rangka menggali persepsi dan ekspektasi awal yang berkembang di masyarakat secara
langsung, khususnya masyarakat di Kabupaten Blora dan Kecamatan Cepu.
Penelitian ini merupakan preliminary research yang bertujuan untuk mendapatkan informasi awal dan
data indikatif mengenai persepsi stakeholders di Kabupaten Blora (Kecamatan Cepu khususnya) terhadap dampak
eksploitasi Blok Cepu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai: (1) masukan bagi pengambil
kebijakan mengenai persepsi stakeholders terhadap eksploitasi Blok Cepu, dan (2) data awal mengenai persepsi
stakeholders terhadap dampak eksploitasi Blok Cepu yang selanjutnya dapat digunakan sebagai informasi bagi
penelitian selanjutnya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder
dikumpulkan dari berbagai informasi yang berkaitan termasuk dari media masa. Data primer dikumpulkan
melalui forum discussion grup (FGD) dan wawancara langsung dengan responden terpilih yang berada di
Kota Blora dan Kecamatan Cepu khususnya. Responden terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, yaitu Bupati,
anggota DPRD, tokoh masyarakat & LSM, kepala dinas terkait, dan pengusaha. Metode analisis data pada
penelitian ini adalah statistik diskriptif, dan penyimpulan terhadap hasil berupa gambaran data dari kuesioner.
HASIL PENELITIAN
Secara menyeluruh, stakeholders memiliki sikap optimis terhadap dampak dari operasionalisasi Blok
Cepu bagi perekonomian. Sikap optimis masyarakat itu berupa ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja
yang semakin luas dan tingkat investasi pada masing-masing sektor yang meningkat (kecuali pertanian). Namun
di sisi lain, persepsi masyarakat terhadap partisipasi lokal masih rendah terhadap peningkatan komponenkomponen tersebut. Di samping masyarakat cenderung tidak peduli dan atau tidak tahu terhadap kesepakatan
kontrak kerja sama dalam pengelolaannya, minat masyarakat sendiri dalam mengembangkan usaha-usaha
baru terkait dengan operasi Blok Cepu masih kecil, serta tingkat keyakinan masyarakat yang rendah terhadap
penyerapan tenaga kerja dan partisipasi investasi yang berasal dari lokal.
25
BOKS
Masyarakat menganggap dukungan faktor-faktor internal yaitu infrastruktur di daerah, dukungan
Perda dan peraturan lain, transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab Pemda, dan tingginya tingkat upah secara
umum masih lemah. Faktor-faktor internal yang menurut persepsi masyarakat sudah kuat dalam mendukung
operasi Blok Cepu adalah dukungan masyarakat dan keamanan di daerah.
Masyarakat tidak mempermasalahkan siapa pengelola Blok Cepu, tetapi yang diharapkan pengelola Blok Cepu
memberi dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan infrastruktur dan lapangan kerja.
Walaupun demikian masyarakat belum memperoleh gambaran yang jelas mengenai dampak tersebut.
Beberapa catatan lain dari hasil penelitian ini adalah:
1. Beberapa responden berpendapat bahwa porsi bagi hasil bagi pemerintah daerah bukan merupakan
hal istimewa. Responden menilai porsi itu adalah hal yang “wajar” karena Pemerintah Daerah ikut
berpartisipasi dalam investasi (Participating Investment), sehingga adalah hal yang wajar, bagi Pemda
sebagai investor memperoleh bagiannya.
2. Kebutuhan dana yang harus disediakan oleh Pemda Blora sebagai bentuk Participating Investment (PI)
adalah sebesar Rp. 600 Milyar. Jumlah ini tidak mampu dipenuhi (dari sumber APBD) oleh Pemda melalui
BUMD yang dibentuk, sehingga Pemda perlu menggandeng investor swasta dalam melaksanakan PI
tersebut. Beberapa responden melihat hal ini akan menjadikan porsi bagian Pemda akan menjadi
semakin kecil karena Pemda harus berbagi porsi bagiannya dengan investor yang menjadi mitranya.
3. Sampai dengan tanggal 29 Maret, Investor yang sudah mengajukan penawaran untuk bermitra
dengan Pemda Blora (BUMD) sebanyak 19 investor. Sekarang ini masih dalam tahap seleksi untuk
penentuan investor mitra melalui beauty contest.
4. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari bagian perekonomian Pemda Blora, dana yang akan
diinvestasikan pada tahun pertama untuk installment kurang lebih sebesar Rp 27 triliun (belum
termasuk working capital).
5. Dalam mengantisipasi hal tersebut beberapa bank sudah berencana untuk melakukan pengembanganpengambangan usaha di daerah Cepu.
6. Beberapa responden melihat, meskipun kebutuhan dana untuk eksploitasi minyak di Blok Cepu sangat
besar, namun uang tersebut sedikit sekali yang akan “mampir” untuk dibelanjakan di daerah.
7. Rencana Exxon-Mobil yang tidak akan mengembangkan perumahan eksklusif dengan fasilitas-fasilitas
pendukungnya (sebagaimana biasanya ada di wilayah eksploitasi sumber daya alam), dilihat oleh
beberapa responden lebih didasarkan karena pertimbangan perbandingan benefit-cost. Cepu relatif
berbeda dengan daerah eksploitasi minyak lainnya yang ada di pedalaman (misalnya Caltex di Riau),
sehingga bagi Exxon akan lebih murah untuk tidak membangun perumahan eksklusif di daerah. Oleh
beberapa responden hal ini justru dilihat tidak akan membawa dampak bagi penciptaan lapangan
kerja dan kesejahteraan. Berbeda jika perumahan dibangun di daerah, tentunya akan membutuhkan
tukang bangunan, tukang kebun, sopir dan pembantu rumah tangga yang tentunya lebih bisa
melibatkan partisipasi masyarakat daerah.
(Merupakan executive summary hasil penelitian Kantor Bank Indonesia Semarang bekerjasama dengan Laboratorium Studi
Kebijakan (LSKE) Ekonomi Fakultas Ekonomi UNDIP Semarang)
26
Download