Praktikum IV Biologi Laut Rumput laut (seaweed), alga, ganggang dan lamun (seagrass) adalah tumbuhan yang memiliki perbedaan. Makroalga, rumput laut, dikenal sebagai tumbuhan thallus (Thallophyta), karena organ-organ berupa akar, batang dan daunnya belum terdiferensiasi dengan jelas (belum sejati). Thallus makroalga umumnya terdiri atas: • Blade (memiliki bentuk seperti daun) • Stipe (bagian thallus yang menyerupai batang) • Holdfast ( bagian thallus yang menyerupai akar) Ilmu yang mempelajari alga : Algologi atau Fikologi Holdfast merupakan bagian dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk menempel pada substrat. Penyerapan unsur hara dan mineral dilakukan secara difusi, langsung dari air laut oleh seluruh bagian thallus makroalga. PENGELOMPOKKAN TUMBUHAN Empat divisi utama tumbuh – tumbuhan Dunia tumbuh – tumbuhan dibagi menjadi 4 (empat) divisi utama : 1) Thallophyta Thallophyta & spermatophyta 2) Spermatophyta 3) Bryophyta 4) Pteridophyta } } merupakan tumbuhan yang juga ditemukan di laut Khusus tumbuh – tumbuhan darat Thallophyta berarti tumbuhan yang bertalus, berasal dari kata “phyta” (tumbuhan) dan “thallus” (batang). Thallophyta dikenali dari warna – warna pigmen kromatofor yang menyerap cahaya matahari untuk fotosintesis. Di dalam tubuh alga terdapat zat warna (pigmen), yaitu : - fikosianin : warna biru - klorofil : warna hijau - fikosantin : warna pirang/ coklat - fikoeritrin : warna merah - karoten : warna keemasan - xantofil : warna kuning PEMBAGIAN THALLOPHYTA Lima kelas utama thallophyta Warna – warna pigmen kromatofor ini ditemukan khas dan spesifik pada spesies – spesies thallophyta, sehingga pembagian kelas dari divisi thallophyta mengikuti pigmen warna yang dimiliki. Kelas dari thallophyta berdasarkan warna pigmen adalah : 1) Myxophyceae (Alga hijau – biru) Sebagian 2) Chrysophyceae (Alga hijau – kuning, termasuk diatom) 3) Chlorophyceae (Alga hijau) 4) Phaeophyceae (Alga coklat) } } besar uniseluler, mikroskopik Eukariotik, sebagian besar multiseluler, makroskopik Macrophyta, dikenal dengan sebutan rumput laut atau ganggang laut (seaweed) 5) Rhodophyceae (Alga merah) Chlorophyceae, phaeophyceae, rhodophyceae dan sebagian kecil myxophyceae adalah tumbuhan melekat. Sedangkan chrysophyceae bersifat mengapung (planktonik) Reproduksi makroalga umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Reproduksi secara seksual : cara isogami (melibatkan dua gamet yang sama), pembentukan reseptakel (badan yang mengandung alat pembiakan), oogami, anisogami Reproduksi secara aseksual : dengan zoospora yang memiliki 4 bulu cambuk, spora yang tidak memiliki bulu cambuk, monospora dengan gerakan ameboid. Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi; a. Epilitik ( hidup diatas batu) b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir) c. Epipitik ( melekat pada tanaman ) d. Epizoik ( melekat pada hewan). Faktor ekologi merupakan hal penting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan makroalga. Suhu optimal di daerah tropis pada 15oC – 30oC •Suhu tinggi: rusaknya enzim dan hancurnya mekanisme biokimiawi dalam talus makroalgae •Suhu rendah: aktivitas biokimia berhenti Intensitas cahaya cahaya sangat penting untuk fotosintesis, dan makroalga akan menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu sesuai dengan pigmen fotosintesis yang dimilikinya. Salinitas 30o/oo – 32o/oo (Makroalgae yang bersifat Eurihalin dan stenohalin). Arus dan tipe substrat •Substrat pasir: Memiliki rhizoid dan hodlfast dalam •Substrat keras: Holdfast berbentuk bercabang – cabang atau cakram. Kedalaman makroalga hidup di daerah litoral dan sublitoral dimana penetrasi cahaya matahari dapat mencapai kedalaman hingga 200m, namun sebagian besar dijumpai pada kedalaman 0 – 30 meter. [alga hijau (0-5 m), alga merah dan coklat (0-15 m)] pH yang baik untuk pertumbuhan berkisar antara 6,3 – 10 Faktor biotik dan nutrisi (C, H, O) JENIS GANGGANG LAUT Ganggang hijau, coklat dan merah Ganggang Laut Pigmen Warna Bentuk Umum Genus di Indonesia Ganggang hijau Klorofil-a, klorofil- Filamen seperti Caulerpa, Ulva, b dan sedikit benang (tanpa Valonia, Dictyosphaera, karotenoid maupun dengan Halimeda, sekat), lembaran Caetomorpha, Codium, Udotea, Tydemania, Bernetella, Burgesenia, Neomeris Ganggang coklat Klorofil, santofil, Bercabang Cystoseira, karoten dan berbentuk benang Dictyopteris, Dictyota, fukosantin halus, bentuk rantai, Hormophysa, tangkai pendek, Hydroclathrus, Padina, thallus lebar, Sargassum, Turbinaria bercabang banyak, ukuran raksasa JENIS GANGGANG LAUT Ganggang hijau, coklat dan merah Ganggang Laut Ganggang merah Pigmen Warna Bentuk Umum Genus di Indonesia Klorofil, santofil, Ukuran lebih kecil namun Acanthpora, Actinotricia, karoten dan jumlah lebih banyak Amansia, Amphiroa, fikoeritrin. daripada alga coklat, Chondrococcus, Terkadang benang bercabang, daun Corallina, Euchema, terdapat pula lebar atau menyempit. fikosianin Sebagian ganggang ini tidak berwarna merah, melainkan hijau kecoklatan, misalnya E. alvarezii (= Kappaphycus alvarezii) Galaxaura, Gelidiella, Gigartina, Gracillaria, Halymenia, Hypnea, Laurencia, Rhodymenia, Titanophora, Porphyra Brown Algae Sargassum cristaefolium Turbinaria conoides Red Algae Eucheuma spinosum Eucheuma edule Gelidium purpurascens Green Algae Codium decorticatum Gracillaria verrucosa Caulerpa lentilifera Sargassum Polycystum Eucheuma cottonii Sargassum sp. Eucheuma sp. Ulva lactula Boergesenia forbessii Halimeda sp. Padina sp. Acanthophora muscoides Turbinaria sp. Gracillaria sp. Codium sp. Caulerpa numularia Caulerpa recemosa Caulerpa taxifolia Suhu dan kondisi fisik lingkungan menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap distribusi dan penyebaran makroalga diseluruh dunia. Alga yang mempunyai kisaran toleransi yang besar terhadap perubahan temperatur (eurithermal) akan tersebar lebih luas jika dibandingkan dengan alga yang memiliki kisaran toleransi sempit (stenothermal). Luning (1990) membagi daerah penyebaran makroalga menjadi 7 kelompok utama, sedangkan Ekman (1953) dan Briggs (1974) membagi daerah tropis menjadi 4 wilayah bersdasarkan letak geografisnya. Alga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersil yang memiliki nilai yang sangat tinggi. beberapa alga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku agar-agar misalnya Euchema, Rhodymenic, dan Gracilaria Untuk bahan industri misalnya Laminaria mengandung asam alginat sebagai bahan pengelmusi zat, pembuatan cat, obat-obatan, dan kosmetik. Perangkap karbon Bahan makanan, lalapan Atmadja, W. S, Kadi, A., Sulistijo dan Rachmaniar, 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. PusLitBang Oseanologi – LIPI,Jakarta Afrianto, E dan Liviawati, E., 1993. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pengolahannya. Penerbit Bhratara, Jakarta. Aslan, L. M. 1991. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta. Bold, 1978. Introduction To The Algae, Structure and Reproduction. New Delhi : Prentice Hall Of India. Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : PT Gramedia. Silahkan kembali ke meja masing-masing…