BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan pesisir secara fisik dapat diartikan sebagai kawasan peralihan antara darat dan laut. Pesisir juga merupakan titik temu aktivitas yang berbasis di darat dan laut seperti transportasi dan pelabuhaan, perdagangan, perikanan dan pemukiman. Kondisi morfologi yang relatif datar menyebabkan kawasan pesisir dapat diakses dengan mudah sehingga berkembang menjadi pusat ekonomi suatu daerah dan ditunjang juga dengan potensi wilayah yang besar (Marfai, 2014). Oleh karena itu, kawasan pesisir dapat diakatakan sebagai kawasan strategis. Beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Semarang merupakan kota yang berada di kawasan pesisir yang berkembang dengan pesat. Demak merupakan salah satu kota pesisir yang saat ini sedang berkembang. Jumlah penduduk yang tercatat pada tahun 2013 mencapai 1.094.472 jiwa (BPS, 2014). Kabupaten Demak berbatasan langsung dengan Semarang yang merupakan pusat perekonomian Jawa Tengah dan dilalui jalur pantura yang merupakan koridor ekonomi Jawa. Lokasi yang strategis ini menyebabkan kota tersebut berkembang menjadi kawasan Industri. Akan tetapi, perkembangan yang sedemikian pesat juga memberikan dampak negatif. Kebutuhan terhadap lahan terus meningkat akibat penambahan industri baru maupun kawasan pemukiman. Perubahan penggunaan lahan menjadi pemukiman dan industri di daerah pesisir banyak terjadi yang menyebabkan tekanan terhadap lahan juga meningkat. Sebagian Demak terbentuk dari endapan alluvial dan masih berumur muda sehingga derajat kompaksi rendah yang menyebabkan masih mungkin terjadinya pemadatan tanah. Penurunan tanah juga dapat diakibatkan oleh adanya penurapan air tanah yang berlebihan yang 1 menimbulkan kekosongan pada ruang bawah tanah. Beban yang terus bertambah akibat bangunan di atas tanah menyebabkan tanah pesisir yang belum kompak mudah turun. Kejadian penurunan tanah ini menyebabkan kerusakan pada bangunan dan infrakstruktur. Perubahan iklim juga mempengaruhi dinamika kawasan pesisir. Perubahan iklim global ini diakibatkan oleh aktivitas antropogenik yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (Prasad, et al., 2010). Dampak perubahan iklim yang paling mempengaruhi kawasan pesisir adalah adanya fenomena kenaikan muka air laut. Kenaikan permukaan laut diakibatkan karena meningkatnya suhu laut sehingga mencairkan gunung es di Greenland dan Antartika (Prasad, et al., 2010). Peningkatan permukaan air laut hingga tahun 2010 mencapai rata-rata 3,2 mm pertahunnya sejak 1993 (IPCC, 2014). Kenaikan permukaan air laut menyebabkan tergenangnya lahan basah dan lahan rendah, erosi pantai, dan intrusi airtanah (Prasad et al., 2010). Kenaikan muka air laut disertai dengan penuruanan tanah dapat menyebabkan terjadinya genangan yang berpotensi mengakibatkan kerusakan atau kerugian besar di kawasan pesisir. Banjir pasang dapat merusak bangunan, infrakstruktur dan menganggu aktivitas ekonomi akibat terhambatnya sarana transportasi. Banjir pasang di pesisir Demak telah terjadi sejak tahun 1980 dan menyebabkan lahan tambak dan pemukiman telah tergenang. Berita Merdeka tahun 2012 menyebutkan, beberapa desa di Demak, seperti Tambaksari, Bedono, Sayung dan Demak mulai hilang akibat abrasi serta banjir genangan dan sebanyak 268 warga telah direlokasi karena rumah yang tergenang. Dalam rancangan peraturan daerah RTRW Kab. Demak, beberapa kecamatan ditetapkan sebagai daerah rawan bencana. Analisis multibahya dilakukan untuk mengetahui kecenderungan penurunan tanah dan kenaikan muka air laut sehingga dapat memprediksi area persebaran bahaya tersebut pada tahun 2025 sehingga diharapkan dapat membantu dalam perencanaan tata ruang di Kabupaten Demak. 2 1.2. Rumusan Masalah Kawasan pesisir merupakan kawasan yang sangat dinamik dan memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar. Akan tetapi, kawasan pesisir juga merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap bahaya seperti banjir genangan dan penurunan tanah. Dampak dari bencana tersebut akan semakin meluas apabila tidak ditangani dengan tepat. Demak merupakan salah satu wilayah pesisir Indonesia yang berkembang dengan pesat. Perkembangan Kabupaten Demak ini dikarenakan letaknya yang stategis. Demak berada di pantai utara Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Semarang. Demak juga dilalui jalur pantura yang merupakan koridor transportasi dan ekonomi utama di Pulau Jawa. Banjir rob telah menyebabkan kerugian yang besar karena menghambat aktivitas ekonomi yang ada di Kabupaten Demak ini. Lebih dari 1200 rumah tergenang dan ratusan warga terpaksa direlokasi akibat kehilangan tempat tinggal. Analisis multibahaya di kawasan ini merupakan fokus utama dalam penelitian ini, yang kemudian diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kecenderungan penurunan muka tanah dan persebaran bahayanya di wilayah pesisir Demak? 2. Bagaimana kecenderungan kenaikan muka air laut dan persebaran bahaya banjir pasang air laut di wilayah pesisir Demak? 1.3. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kecenderungan penurunan muka tanah dan persebaran bahayanya di wilayah pesisir Demak 2. Mengetahui kecenderungan kenaikan muka air laut dan persebaran bahaya banjir pasang air laut di wilayah pesisir Demak 3 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan daari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memerikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam hal : a. Analisis bahaya penurunan tanah b. Analisis bahaya banjir pasang air laut 2. Memberikan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam hal : a. Mengetahui persebaran multibahayaa di pesisir demak b. Merumuskan rekomendasi strategi mitigasi untuk menghadapi bencana di pesisir Demak. 4