ANALISIS PENGARUH SURPRISE EARNINGS ANNOUNCEMENT TERHADAP RETURN SAHAM DAN DIVIDEND PAYOUT DENGAN UJI BEDA POSITIVE EARNINGS SURPRISE DAN NEGATIVE EARNINGS SURPRISE PADA PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh : CHANDRA DEVI RIDHMADHANTIA NIM : 206081004145 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010M/1431H ABSTRACT This analysis aims to analyze the effect of stock returns and dividend payout to the surprise earnings announcement through the Standardized Unexpected Earnings (SUE) and to analyze the difference between earnings surprise and earnings announcement surprise visits from the positive and negative earnings surprise. In this study using a sample of companies listed in the LQ-45 index in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2007-2009 which amounted to 24 companies. Companies are selected during the period 2007-2009 and is also included in the LQ-45 index has been selected in accordance with the considerations in determining the method of the sample. In this analysis, the calculation method used linear regression analysis (Multiple Linear Regression Analysis) and different test (Independent Sample tTest). In studies using linear regression analysis (Multiple Linear Regression Analysis) stock returns and dividend payout collectively have an influence on Standardized Unexpected Earnings (SUE).Results obtained from different test (independent sample t-test) that there are significant differences between positive and negative earnings and earnings surprise. Keywords: Standardized Unexpected Earnings (SUE), dividend payout and positive and negative earnings surprise and earnings surprise. ABSTRAK Analisis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara return saham dan dividend payout terhadap surprise earnings announcement melalui Standardized Unexpected Earnings (SUE) serta untuk menganalisis perbedaan antara surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Di dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2009 yang berjumlah 24 perusahaan. Perusahaan yang terpilih selama periode 2007-2009 dan juga termasuk dalam indeks LQ-45 telah diseleksi sesuai dengan pertimbangan dalam metode penentuan sampel. Dalam analisis ini digunakan metode perhitungan analisis linear regresi berganda (Multiple Linear Regression Analysis) dan uji beda (Independent Sample t-Test). Pada penelitian menggunakan analisis linear regresi berganda (Multiple Linear Regression Analysis) return saham dan dividend payout secara bersamasama memiliki pengaruh terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE). Hasil yang diperoleh dari uji beda (Independent Sample t-Test) bahwa ada perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Kata kunci: Standardized Unexpected Earnings (SUE), dividend payout dan positive earnings surprise dan negative earnings surprise. KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT yang menguasai seluruh alam semesta dan kepada-Nya lah kita meminta pertolongan dari segala urusan. Salawat serta salam atas junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai pada hari pembalasan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Surprise Earnings Announcement Terhadap Return Sahan Dan Dividend Payout Dengan Uji Beda Positive Earnings Surprise Dan Negative Earnings Surprise Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Karena berkat rahmat serta hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan yang dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain: 1. Papa (My Best Father) dan Mama (The Prefect Woman, So Beautiful Worth More Than Precious Stones, She Keeps My Heart In Step And My Path Towards Goodness) yang selalu memberikan dukungan morill maupun materil, semangat dan doa yang selalu dipanjatkan bagi penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Adikku yang tersayang dan satu-satunya Dicky (My Lovely Brother), yang sudah banyak ikut mengorbankan waktu buat kakakmu ini. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang memberikan motivasi dan ilmu pengetahuan bagi para mahasiswanya agar berguna dikemudian hari. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pudek I Bagian Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Dosen Pembimbing I yang banyak memberikan arahan serta waktu demi perbaikan skripsi yang dibuat oleh penulis. 5. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE., MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Dosen Pembimbing II yang juga ikut memberikan arahan serta waktu demi perbaikan skripsi yang dibuat oleh penulis. 6. Bapak M. Arief Mufraini, Lc., M. Si, selaku penguji ahli I yang telah memberikan saran sehingga revisi skripsi ini menjadi lebih baik. 7. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M. Si, selaku penguji ahli II yang juga telah memberikan saran sehingga revisi skripsi ini menjadi lebih baik. 8. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen serta seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) atas segala bantuan dan partisipasinya selama penulis menuntut ilmu. 9. Semua temanku angkatan 2006 baik manajemen keuangan dan manajemen pemasaran, teman-teman sekelompok KKS-BT (Fachry dan Teh Wanti), teman seperjuangan (Fajriah ‘Ria’, Dede, Lina, Aditya ‘Ale’ Yudhistira, dan Ardian Prima ‘Primbray’ Haryoto), teman-temanku di akuntansi (Sri dan Rohma), Keluarga besar Ka Novi Zulfayanti, Ka Abdul Khoir, Ka Atiqah, Bu Yusro, Bu Isna yang sudah banyak membantu, meluangkan waktu dan saling memberikan semangat hingga akhir penyusunan skripsi. 10. Teman-temanku semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan doa dan motivasi selama penulis menuntut ilmu sampai mennyelesaikan skripsi ini di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Semoga segala kebaikan atas bantuan yang diberikan oleh penulis terima selama ini dalam menjalankan pendidikan dari semua yang telah membantu mendapatkan ridha Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin Akhir kata, semoga skripsi ini dapat meberikan sumbangan pikiran dan saran untuk perkembangan dalam pendidikan. Wassalammu’alaikum Wr. Wb Jakarta, Juni 2010 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI ...................................... iii LEMBAR PENGUJIAN KOMPREHENSIF .......................................... iv LEMBAR PENGUJIAN SIDANG SKRIPSI .......................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. vi ABSTRACT ................................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1 A. Latar Belakang Penelitian ......................................................... 1 B. Perumusan Masalah Penelitian ................................................. 10 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................ 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 13 A. Konsep Laba .............................................................................. 13 B. Earnings ..................................................................................... 17 C. Manajemen Laba ........................................................................ 18 D. Earning Per Share (EPS) dan Informasi Keuangan .................. 23 E. Hubungan Antara Earning Surprise dan Return Saham ............ 24 F. Standardized Unexpected Earning (SUE) ................................. 25 G. Dividen ....................................................................................... 26 H. Indeks LQ-45 ............................................................................. 28 I. Konsep Dasar Pasar Efisien ...................................................... 30 J. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong Form) ......................................................................................... 33 K. Pengujian Menggunakan Studi Peristiwa .................................. 35 L. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 39 M. Kerangka Pemikiran ................................................................... 51 N. Hipotesis ..................................................................................... 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 53 A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 53 B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 53 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 55 D. Metode Analisis ......................................................................... 56 E. Uji Statistik ................................................................................ 61 F. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 66 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 66 B. Analisa Dan Pembahasan ........................................................... 67 a. Data Objek Penelitian .......................................................... 67 b. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) ........................................................................... c. 71 Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) ............................................................... 80 d. Interpretasi Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) ........................................................................... 82 e. Analisis Statistik Uji Beda ................................................... 85 f. Interpretasi Statistik Uji Beda .............................................. 89 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................. 92 A. Kesimpulan ................................................................................ 92 B. Implikasi ................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 96 DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Halaman 2.1 Sumber Data Dalam Kaitannya Dengan Pandangan 31 Seseorang tentang Efisien Tidaknya Sebuah Pasar Modal 2.2 Efisiensi Pasar Secara Informasi 36 2.3 Kerangka Pemikiran 51 3.1 Aturan Membandingkan Uji Durbin-Watson Dengan Tabel 60 Durbin-Watson 4.1 Gambar Normal Probability Plot (Normal P – P Plot) 72 4.2 Uji Heteroskedastis 75 DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman 2.1 Penelitian Sebelumnya 50 3.1 Daftar Nama Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ- 54 45 (Periode 2007-2009) 4.1 Hasil Perhitungan Standardized Unexpected Earnings 68 Pada Perusahaan LQ-45 (Periode 2007-2009) 4.2 Hasil Perhitungan Dividend Payout 69 4.3 Hasil Perhitungan Return Saham 70 4.4 Uji Multikolinearitas 73 4.5 Hasil Uji Autokorelasi 74 4.6 Hasil Uji ANOVA 76 4.7 Hasil Perhitungan Uji-t 77 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi 79 4.9 Hasil Uji Regresi Linear berganda 80 4.10 Hasil Uji Normalitas 85 4.11 Hasil Uji Independent Sample t-Test 87 4.12 Hasil Uji Independent Sample t-Test 87 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Keterangan Halaman 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG 101 TERCATAT DALAM INDEKS LQ-45 (Periode 20072009) 2 DAFTAR HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 102 (Periode 2007-2009) 3 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN RETURN SAHAM 111 PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009) 4 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN DIVIDEND 120 PAYOUT RATIO PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009) 5 DATA EARNING PER SHARE (EPS) 121 PERUSAHAAN LQ-45 6 DATA DIVIDEND CASH PERUSAHAAN LQ-45 122 7 DATA SUE (Standardized Unexpected Earnings) 123 PERUSAHAAN LQ-45 8 HASIL UJI REGRESI BERGANDA (Multiple Linear 124 Regression Analysis) 9 HASIL INDEPENDENT SAMPLE T TEST 128 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak. Ada beberapa daya tarik pasar modal.(Suad Husnan, 1998: 3). Pertama, diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan umumnya dominan sebagai sistem mobilisasi dana masyarakat. Bank-bank penghimpun dana tersebut ke pihak-pihak yang memerlukan sebagian besar perusahaan, tetapi mungkin juga individu sebagai kredit.(Suad Husnan, 1996). Dengan kata lain, perusahaan- perusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi usaha mereka hanya bisa memperoleh dana tersebut dalam bentuk kredit. Dalam teori keuangan dijelaskan bahwa bagaimanapun juga akan terdapat batasan menggunakan hutang. Keterbatasan tesebut biasanya diindikasikan dari telah terlalu tingginya debt to equity ratio (yaitu perbandingan antara hutang dengan modal sendiri) yang dimiliki perusahaan. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan. Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. (Suad Husnan, 1998: 5). Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama di tahun 1970. Sejak dikemukakan tahun 1970, teori pasar efisien seakan-akan menjadi magnet bagi peneliti keuangan untuk terus diuji keabsahannya. Miller (1999), sebagai salah satu penerima hadiah Nobel bidang Ekonomi dalam artikelnya tentang sejarah keuangan, berpendapat bahwa Fama juga pantas untuk mendapatkan hadiah Nobel atas teori yang disampaikannya tersebut. Miller (1999) dan beberapa ahli keuangan perusahaan dengan tegas mengatakan bahwa salah satu temuan penting dalam sejarah perkembangan teori keuangan adalah teori pasar efisien dan dari sekian banyak teori keuangan, teori pasar efisien adalah yang paling banyak mendapat perhatian dan diuji secara empiris di hampir semua pasar modal di dunia. Dalam satu artikelnya yang berjudul “The Theory of Corporate Finance: A Historical Overview”, Smith (1990) menyatakan bahwa teori pasar efisien merupakan tonggak penting dalam perkembangan teori keuangan dan menyebutnya sebagai salah satu kerangka bangun dasar (fundamental building block) keuangan. Hal senada juga disampaikan oleh Megginson (1997) serta Shanken dan Smith (1996). Jadi, teori pasar efisien merupakan bagian penting dalam kita membahas teori keuangan perusahaan. Menyikapi beberapa pendapat tersebut di atas, tidak berlebihan kiranya untuk mencoba mengulas lagi tentang teori pasar efisien. Tulisan ini dimaksudkan untuk mengungkap teori pasar efisien dengan memberikan tekanan pada bukti empiris yang pernah ditemukan berkaitan dengan pengujian teori tersebut. Penyajian tulisan ini diharapkan menyegarkan kembali ingatan kita tentang pentingnya memahami konsep pasar efisien yang sampai saat ini masih menjadi topik menarik dalam manajemen keuangan. Dalam suatu pasar saham yang efisien, tidak ada perbedaan prestasi yang nyata antara investor yang berkemampuan mencari informasi yang belum diserap oleh harga saham dengan investor yang tidak berkemampuan mencari informasi tersebut. Hasil penelitian yang telah menjadi contoh klasik adalah penelitian yang dilakukan oleh Fama (1970). Penelitiannya menunjukkan bahwa di New York Stock Exchange, model Random Walk berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa New York Stock Exchange adalah pasar saham yang efisien. Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat akan membawa perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Keterbukaan informasi merupakan kata kunci dalam pasar modal. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu peristiwa (event). Apabila peristiwa (event) mengandung informasi maka diharapkan pasar akan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa (event) tersebut diterima pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan sekuritas tersebut. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return dan abnormal return sebagai akibat perubahan harga (Hartono, 1998). Menurut Yong (1997), istilah pasar efisien petama kali digunakan dalam konteks pasar sekuritas oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969). Mereka menyatakan bahwa pasar efisien adalah pasar yang membuat penyesuaian secara cepat terhadapa informasi baru yang muncul. Selanjutnya Fama (1970) melanjutkan proses pembentukan resmi konsep efisiensi ini dalam istilah ekonomi dengan menyatakan bahwa pasar efisien sebagai suatu pasar yang menunjukkan keadaan harga yang senatiasa mencerminkan sepenuhnya informasi relevan yang tersedia. Kemudian Fama (1976) memperbaiki definisinya mengenai pasar efisien dengan mengatakan bahwa pasar efisien merupakan pasar yang menggunakan semua informasi secara benar. Pasar efisien bisa terjadi jika harga-harga berubah secara acak (random). Perubahan harga tidak dipengaruhi oleh data harga waktu lalu dan oleh karena itu perubahan harga masa lalu tidak bisa digunakan untuk menaksir perilaku harga waktu akan datang secara signifikan. Artinya semua pergerakan harga dari waktu lalu, waktu sekarang dan waktu yang akan datang adalah bebas. Ada dua asumsi model perubahan acak (Berkman, 1978). Pertama harapan adalah rasional (rational expectation). Dalam proses pembuatan ramalan, peramal atau investor menggunakan semmua informasi saat ini (current information) yang relevan. Harapan ini rasional jika informasi yang relevan dengan sekuritas bersangkutan dipertimbangkan oleh investor. Kedua pasar modal adalah efisien. Asumsi ini merupakan dasar bagi model perubahan acak. Pasar modal adalah adalah efisien jika informasi yang tersedia diserap ke dalam harga saham saat ini dengan cara yang cepat dan tepat (quickly and accurately). Oleh karena informasi yang diterima berlaku secara acak dan harga berubah menurut informasi tersebut, maka hal ini memberi implikasi bahwa harga sekuritas bergerak atau berubah secara acak. Haugen (2001) menerangkan bahwa ada empat ciri atau karakteristik pasar efisien. Pertama, harga sekuritas bertindak secara cepat (quickly) dan tepat (accurately) bila menerima informasi baru yang relevan. Kedua, perubahan hasil (return) saham yang diharapkan dari waktu ke waktu dihubungkan dengan tingkat bunga bebas risiko dan perubahan tingkat risiko premium atas sekuritas bersangkutan. Ketiga, kita tidak bisa membedakan antara investasi yang menguntungkan dengan investasi yang yang tidak menguntungkan untuk waktu yang akan datang berdasar ciri-ciri investasi saat ini atau waktu lalu. Keempat , jika kita memisahkan investor yang ahli dengan investor yang tidak ahli (tidak pakar), maka kita tidak dapat membuat perbedaan secara nyata di antara prestasi kedua kelompok investor tersebut. Perkataan efisiensi dalam konsep efisiensi pasar menyangkut efisiensi penyampaian informasi dari perusahaan emiten ke perusahaan pemodal (Suad Husnan, 1998:18). Pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris. Ini berarti semua investor mendapatkan informasi yang sama kualitas dan jumlahnya serta diterima pada saat yang sama. Sebagaimana layaknya sebuah pasar, pasar modal juga berfungsi sebagai tempat belanja bagi pemodal. Para pemodal saham mengevaluasi dan menganalisis saham dengan menggunakan semua informasi yang relevan. Konsep pasar modal efisien menyebutkan bahwa dalam pasar modal yang efisien, harga pasar saham merefleksikan secara penuh semua informasi relevan yang ada, baik mengenai pasar modal, maupun mengenai perusahaan tertentu yang terlibat dalam pasar modal efisien, harga pasar saham merefleksikan secara penuh semua informasi relevan yang ada, baik mengenai pasar modal maupun mengenai perusahaan tertentu yang terlibat dalm pasar modal yang bersangkutan. Dalam pasar modal kita mengetahui adanya tiga bentuk efisiensi pasar berdasarkan jenis-jenis informasi yang menyebabkan harga-harga saham bereaksi dan menyesuaikan diri dengan informasi baru dan harga-harga yang berlaku pada saat itu. Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar, yaitu: 1. Efisiensi pasar bentuk lemah (Weak Form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Semi Strong Form). Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan, termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (Strong Form). Pasar dikatakan efisien bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi privat. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa mendatang. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. (PSAK No. 1). Earning sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur melalui perolehan earning setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun earning yang diperoleh perusahaan emiten mengalami kenaikan sehingga earning yang tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen oleh perusahaan emiten. Hal ini tentu saja menarik bagi para (calon) investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Selain itu para investor juga memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang mengumumkan earnings positif yang terus menerus akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut menjadi tinggi, dari hal tersebut akan diperoleh capital gain yang tinggi pula. (Indah Kurniawati, 2006). Adanya informasi mengenai earning yang diumumkan oleh perusahaan emiten akan membuat para (calon) investor melakukan reaksi. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah penelitian sebelumnya diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), Foster at al.(1984), Na’im (2000) dan lain sebagainya. Di Indonesia penelitian mengenai pengaruh pengumuman earning terhadap harga saham dilakukan oleh Utami dan Suharmadi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah informasi earning mempengaruhi harag saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Beza dan Na’im (1998) yang menghasilkan temuan bahwa pengumumna earning secara statistik signifikan memperngaruhi perdagangan saham perusahaan pada saat sepuluh hari sebelum dan setelah pengumuman earning. Hartono (1998) menyatakan bahwa efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut Fama (1970) dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi dan efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi menekankan kepada fully reflect dan information available, tapi tidak memperhitungkan kecanggihan pemodal dalam mengolah informasi. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan mencakup fully reflect, ketersediaan informasi dan kecanggihan pasar. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka akan diteliti analisis surprise earnings announcement pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian mengenai pengujian pasar efisien bentuk setengah kuat ini pernah dilakukan oleh Neddham Jones dan Frank Bacon (2007). Mereka melakukan pengujian terhadap teori efisiensi pasar dengan menguji pengaruh pada pengumuman positif laba tak terduga secara kuartalan pada risiko harga-harga saham disesuaikan dengan tingkat pengembalian (rate of return). Neddham Jones dan Frank Bacon (2007) melakukan analisis pada 50 perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak terduga pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga terhadap cash flow masa depan perusahaan tersebut dimana menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat terhadap informasi publik yang tersedia. Berdasarkan konsep tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menguji apakah surprise earnings announcement secara langsung menjadikan hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) didasarkan dari kondisi pengumuman dan perubahan harga saham itu terjadi. Sehingga penelitian ini berjudul tentang “Analisis Pengaruh Surprise Earnings Announcement Terhadap Return Saham Dan Dividend Payout Dengan Uji Beda Positive Earnings Surprise dan Negative Earnings Surprise Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout terhadap surprise earnings announcement? 2. Apakah terdapat perbedaan antara surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh antara return saham dan dividend payout terhadap surprise earnings announccement. 2. Untuk menganalisis perbedaan antara surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise. b. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan atau Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan yang listing pada indeks LQ-45. 2. Bagi Pemerintah Penelitian ini akan berguna sebagai tambahan wawasan informasi dan ilmu pengetahuan terhadap kemungkinan-kemungkinan risiko yang terjadi. Sebab aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis yang belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaanperusahaan di negara yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya Amerika. 3. Bagi Peneliti Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami pengujian analisis surprise earnings announcement pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kemudian Untuk menguji apakah perusahaanperusahaan yang listing pada indeks LQ-45 (kelompok saham 45) mempunyai pengaruh terhadap surprise earnings annoucement. Sekaligus sebagai syarat menjadi Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bagi Investor Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah mengenai keputusan strategi manajemen dan menggunakan analisis kuantitatif. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Laba Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba, penentuan kebijakan investasi dan pembagian hasil. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat banyak orang atau profesi akuntansi seperti pengusaha, analisis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus dan sebagainya. (Harahap, 2001: 50). Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba. 1. Laba Ekonomi Laba ekonomi (economic income) adalah konsep laba yang dibahas oleh para ahli ekonomi. Adam Smith memberi definisi terhadap laba (income) sebagai kenaikan dalam kekayaan. (Harahap, 2001:50-51). 2. Laba Akutansi Laba akuntansi (accounting income) adalah perbedaan atau selisih antara penghasilan (revenue) yang direalisasi yang berasal dari transaksi pada periode tertentu dengan biaya-biaya (expense) yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut Belkoi dalam Harahap (2001), beberapa sifat dari laba akuntansi adalah sebagai berikut: a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. b. Laba akuntansi merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu (postulat periodik). c. Laba akuntansi memiliki batasan-batasan tersendiri mengenai transaksi-transaksi atau pos-pos yang termasuk hasil. d. Laba akuntansi memerlukan perhitungan biaya dalam bentuk biaya historis (historical cost) yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. e. Laba akuntansi berdasarkan prinsip penandingan (matching principle) yaitu hasil dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan atau diterima pada periode yang sama. 3. Laba Operasi Konsep pelaporan laba operasi (current operating income) menyatakan bahwa pendapatan yang diakui dalam penhitungan laba atau rugi hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan (normal operating income). Sedangkan yang berasal dari kegiatanyang tidak biasa atau bersifat insidentil dicantumkan dalam laporan laba ditahan. Konsep ini menganggap bahwa dalam menilai prestasi manajemen, yang dinilai hanyalah yang berasal dari kegiatan normal tidak termasuk kegiatan insidental dan angka inilah yang lebih tepat dalam membuat prediksi kemampuan perusahaan mendapatkan laba di masa yang akan datang. (Harahap, 2001:50-52). 4. Laba Komprehensif Konsep laba komprehensif (all inclusive income) menyatakan bahwa semua laba (income) yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insidental harus dilaporakan dalam laporan laba rugi dan hanya hasil akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan. Penghitungan laba dengan konsep all inclusive income (Hendriksen dan Breda, 1992: 90) didasarkan pada: a. Pembebanan yang berasal dari peristiwa luar biasa dan dari perbaikan periode-periode sebelumnya cenderung lebih besar dari kredit, yang menimbulkan lebih dari laba bersih untuk serangkaian tahun jika ini dihilangkan. b. Peniadaan beban dan kredit tertentu dari perhitungan laba bersih memberi peluang untuk manipulasi dan perataan angka penghasilan tahunan. c. Laporan laba rugi yang memasukan semua beban dan kredit laba yang diakui selama tahun itu dikatakan lebih mudah untuk disiapkan dan lebih mudah dimengerti oleh pembaca. d. Pembaca laporan dianggap lebih mampu membuat klasifikasi yang tepat untuk memperoleh pengukuran laba yang lebih tepat daripada akuntan dan manajemen. e. Perbedaan antara beban dan kredit operasi dan non-operasi belum jelas benar. Kemudian ada beberapa alasan untuk membedakan konsep earnings yang tersirat dalam harga saham dengan konsep earnings dalam generally accepted accounting principles (GAAP), yakni konsep earnings dalam GAAP didasarkan pada notasi akuntansi seperti realisasi dan konservatisme. Adanya notasi-notasi tersebut membatasi peristiwa yang direfleksikan dalam pelaporan earnings misalnya perubahan periodik dalam nilai pasar utang yang berkaitan dengan perubahan tingkat bunga dan timing peristiwa tersebut, selain itu fokus waktu earnings menurut GAAP adalah periode masa lalu, sedangkan fokus waktu yang digunakan pada konsep earning dalam harga saham adalah untuk periode yang akan datang. (Foster, 1986). Menurut Foster (1986), ada dua hipotesis mengenai hubungan antara harga saham dan earning yang dilaporkan, yaitu: 1. Hipotesis mekanistik, hipotesis ini menyatakan bahwa pasar modal ditetapkan pada earning yang dilaporkan tanpa melihat metoda akuntansi yang digunakan untuk menghitung earning yang dilaporkan tersebut atau sumber-sumber gain maupun loss yang mendasari earning yang dilaporkan. Beberapa penelitian yang menggunakan dasar model penilaian ekuitas memberikan bukti-bukti yang tidak konsisten dengan hipotesis mekanis ini. Kriteria ekonomik dan statistik digunakan untuk meranking ukuran earning alternatif dalam rangka menjelaskan perbedaan-perbedaan pada nilai pasar pasar suatu perusahaan. 2. Hipotesis myopic, hipotesis yang menyatakan bahwa pasar modal memiliki fokus pada earning pendek yang dilaporkan pada tahun berjalan. Penelitian mengenai reaksi pasar terhadap pengumuman earning telah dilakukan oleh para peneliti-peneliti sebelumnya. Reaksi pasar mencerminkan bahwa pengumuman earning direspon oleh para pelaku pasar melalui fluktuasi harga saham, tingkat likuiditas saham dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi, sehingga pasar memproses dan mengevaluasi kandungan informasi tersebut. Pengumuman earning memiliki kandungan informasi apabila pasar melakukan reaksi di seputar tanggal pengumuman earning. B. Earnings Earning merupakan variabel yang sangat penting dalam perusahaan. Pengumuman earning, seringkali menarik perhtian analisis keuangn (investor). Investor seringkali pula mendiskusikan berkenaan dengan kualitas earning (earning quality management). Berkenaan dengan hal ini sebenarnya berkenaan dengan komponen earning, di mana earning terdiri dari dua komponen utama yakni accrual dan kas.(Said Kelana Ansawi dan Chandra Wijaya, 2006: 124). Laba perusahaan atau lebih dikenal sebagai earnings, adalah nilai keuntungan perusahaan setelah dikurangi dengan berbagai biaya perusahaan, baik itu biaya operasional, biaya modal, biaya hutang dan jangka pajak. Dengan kata lain, earnings perusahaan merupakan nilai keuntungan bersih perusahaan setelah dikurangi dengan berbagai biayabiaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan nilai keuntungan tersebut. Earnings suatu perusahaan memiliki nilai yang tidak selalu konstan di tiap periodenya. Dalam pelaporan nilai earnings suatu perusahaan terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement) dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dan nilai earnings announcement maka terdapat suatu kondisi yang biasa disebut sebagai “earnings surprise”. Ada dua bentuk earnings surprise: a. Positive earnings surprise, adalah suatu kondisi earnings di mana nilai earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami peningkatan pada harga saham. b. Negative earnings surprise, adalah suatu kondisi earnings di mana nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami penurunan pada harga saham. (Zaenal Arifin, 2005: 30). C. Manajemen Laba Ada alasan mendasar mengapa manajer melakukan manajemen laba. Harga pasar saham suatu perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh laba, risiko dan spekulasi. Oleh sebab itu, perusahaan yang labanya selalu mengalami kenaikan dari periode ke periode secara konsisten akan mengakibatkan risiko perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar dibandingkan persentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan dan pengaturan laba sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko. Secara logika hal itu bisa dipahami karena manusia merupakan pribadi yang cenderungmenghindari risiko (risk adverse) yang selalu berusaha mengeliminasi atau meminimalkan kerugian yang mungkin akan dialaminya, walaupun upaya yang dilakukannya mungkin merugikan pihak lain. Secara umum ada beebrapa definisi mengenai manajemen laba, diantaranya: (H. Sri Sulistyanto, 2008: 47-50). 1. Davidson, Stickney dan Weil Earnings management is the process of taking deliberate step within the constrains of generally accepted accounting principles to bring about desired level of reported earnings. (Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan). 2. Schipper Earnings management is a purposes intervention in the external financial reporting process, with the intent of obtaining some private gain (a opposed to say, merely faciliting the neutral operation of the process). (Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses)). 3. National Association of Certified fraud Examiners Earnings management is the intentional, deliberate, misstatement or omission of material facts, or accounting data, which is misleading and when considered with all the information made available, would cause the reader to change or alter his or judgement or decision. (manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya). 4. Fisher dan Rosenzweig Earnings management is a actions of a manager which serve to increase (decrease) current reported earings of the unit which the manager is responsible witout generating a corresponding increase (decrease) in long term economic profitability of the unit. (Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan atau menurunkan laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikkan perusahaan jangka panjang). atau penurunan keuntungan ekonomi 5. Lewitt Earnings management is flexibility in accounting allows it to keep pace with business innovations. Abuses such as earnings occur when people exploit this pliancy. (Manajemen laba adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik memanfaatkan hasilnya.) 6. Healy dan Wahlen Earnings management occurs when managers use judgement in financial reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some stakeholders about underlying economics performance on the reported accounting numbers. (Manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk mempengaruhi stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu). Melihat definisi di atas ada kesamaan terminologi yang digunakan setiap definisi itu, yaitu langkah tertentu yang disengaja untuk mengatur laba (Davidson, Stickney dan Weil) campur tangan dalam penyusunan laporan keuangan (Schipper), kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan keuangan (National Association of Fraud Examiners), tindakan untuk mengatur laba (Fisher dan Rosenzweig), fleksibilitas yang mendorong penyalahgunaan laba (Lewitt), serta menggunakan keputusan tertentu untuk mengubah laporan keuangan (Healy dan Wahlen). Walaupun menggunakan terminologi yang berbeda, definisi-definisi itu mempunyai benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan definisi lainnya, yaitu menyepakati bahwa manajemen laba merupkan aktivitas manajerial untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan. Maka secara singkat manajemen laba dapat dikatakan sebagai perilaku manajer untuk bermain-main dengan komponen akrual yang discretionary untuk menentukan besar kecilnya laba, sebab standar akuntansi memang menyediakan berbagai alternatif metode dan prosedur yang bisa dimanfaatkan. Upaya ini diakui dan diperbolehkan dalam standar akuntansi selama apa yang dilakukan perusahaan diungkapkan secara jelas dalam laporan keuangan. Meski kewajiban untuk mengungkapkan semua metode dan prosedur akuntansi belum mampu untuk mengeliminasi upaya-upaya curang manajer untuk memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri. Atas dasar pemikiran itulah laporan keuangan harus memenuhi kaidahkaidah tertentu sehingga dapat menjadi informasi yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan semua orang yang membutuhkannya. Sehingga tidak hanya manajer sebagai pihak yang menyusun laporan itu yang akan memperoleh imformasi berkualitas namun juga sumua pihak yang mempunyai hubungan dengan perusahaan. (H. Sri Sulistyanto, 2008: 50-56). D. Earning Per Share (EPS) dan Informasi Keuangan Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibanding alternatif informasi lainnya. Di samping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Dengan menggunakan laporan keuangan, investor juga akan bisa menghitung berapa besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Perbandingan antara jumlah earning (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan akan diperoleh komponen earning per share (EPS). Bagi para investor, informasi earning per share (EPS) merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, sebelum membahas manfaat earning per share (EPS) beserta kelemahannya berikut akan dibahas terlebih dahulu laporan keuangan perusahaan sebagai dasar untuk memahami komponen earning per share (EPS) Salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai suatu perusahaan laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta transaksi- transaksi apa saja yang telah dilakukan perusahaan yang bisa memperngaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan. Laporan keuangan sangat berguna untuk menentukan keputusan investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan analisis terhadap informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan. (Eduardus Tandelilin, 2010: 364-365). E. Hubungan Antara Earnings Surprise dan Return Saham Dalam pelaporan earnings suatu perusahaan, terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement). Dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings announcement, maka terdapat gap yang menimbulkan suatu kondisi yang biasa disebut sebagai ‘earning surprise’. Adanya earnings surprise ini, dengan sendirinya akan berpengaruh pada return saham dari suatu perusahaan. Di mana, ketika nilai earning forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement (positive earnings surprise), maka return saham biasanya akan mengalami kenaikan. Sedangkan, ketika nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement (negative earnings surprise), akan menyebabkan turunnya return saham perusahaan tersebut. Perusahaan dengan unexpected earnings yang positif, diharapkan memberikan respon yang positif terhadap return saham. Sedangkan perusahaan dengan unexpected earnings negatif, diharapkan memberikan respon negatif terhadap return saham. Pada saham dengan unexpected earnings yang positif, umumnya harga saham akan mengalami kenaikan, sehingga return dari saham tersebut juga ikut meningkat. Demikian, pada saham dengan unexpected earnings yang negatif, harga saham umumnya akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham ini, tentunya akan berimbas pada menurunnya return dari saham tersebut. (Di kutip dari skripsi Universitas Kristen Petra berjudul “Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005)”). F. Standarized Unexpected Earnings (SUE) Untuk memperoleh earning announcement secara tepat, harus dibedakan antara expected earnings dan unexpected earnings. Expected earning adalah informasi yang diharapkan, sudah diduga dan diantisipasi oleh pasar sehingga pada saat pengumuman, tidak membutuhkan penyesuaian harga. Sedangkan unexpected earnings adalah bagian yang tidak terduga, tidak terantisipasi oleh pasar dan membutuhkan penyesuaian harga. Latane, Tuttle dan Jones (1968) mempelajari pengumuman quarterly earnings dan menemukan adanya korelasi antara pengumuman tersebut dengan pergerakan harga saham dalam jangka waktu pendek. Hal ini memberikan indikasi adanya jangka waktu antara informasi pengumuman quarterly earnings dan proses penyesuaian harga. Pada 1974, Latane, Jones dan Rieke mengembangkan konsep Standardized Unexpected Earnings (SUE) dengan tujuan untuk menyelidiki pendapatan tak terduga (unexpected earnings) pada data triwulan dengan membuat forecast mengenai pendapatan tersebut. Standardized Unexpected Earnings (SUE) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengukur pendapatan tak terduga yang tentu berpengaruh pada harga dari suatu saham. (Di kutip dari skripsi Universitas Kristen Petra berjudul “Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 20022005)”). G. Dividen Dividen menurut Weston dan Coperland (2005) adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat pemegang saham dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya. Pada perseroan terbatas, pembagian keuntungan kepada pemilik dilakukan melalui dividen. Dividen hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu peerseroan terbatas tidak boleh membagikan dividen jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif. Di samping saldo laba ditahan, dapat tidaknya dividen dibagikan juga tergantung pada tersedia uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba ditahan dianggap sebagai bagian laba yang ditanamkan kembali dalam persediaan barang dagang, aktiva tetap atau aktiva-aktiva bukan kas yang lain. Dengan demikian, ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas kecil walaupun saldo laba ditahannya besar. (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010: 121-122). Kebijakan perusahaan membagikan dividen kepada para investor adalah kebijakan yang sangat penting. Kebijakan pemberian dividen (dividend policy) tidak saja membagikan keuntungan yang telah diperoleh perusahaan kepada para investor. Tetapi kebijakan perusahaan membagikan dividen harus selalu diikuti dengan pertimbangan adanya kesempatan investasi kembali (reinvestment). Sehubungan dengan rencana perusahaan untuk melakukan investasi kembali (reinvestment), ada dua asumsi yang mendasari kebijakan dividen. Pertama, kebijakan dividen pada perusahaan yang tidak sedang tumbuh (A Low Investment Rate Plan). Pada perusahaan-perusahaan yang termasuk kategori ini mampu membayarkan dividen lebih tinggi pada awal periode tetapi pertumbuhan dividen pada tahun-tahun berikutnya menjadi lebih rendah. Kedua, kebijakan dividen dalam perusahaan yang sedang tumbuh (A High Reinvestment Rate Plan). Perusahaan yang sedang tumbuh akan memberikan dividen relatif rendah pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan adanya rencana reinvestasi dari sebagian laba yang diperolehnya. Karena sebagian perolehan laba tersebut akan dipergunakan sebagai laba ditahan untuk membiayai aktivitas ekspansinya (reinvestment). Tetapi perusahaanperusahaan yang termasuk kelompok perusahaan yang sedang tumbuh akan mampu menghasilkan tingkat pertumbuhan dividen yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya. (Dyah Ratih Sulistyastuti, 2006: 17-18). H. Indeks LQ-45 Informasi mengenai kinerja saham seringkali diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar. Karena merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan hargaharga saham, maka indeks pasar saham juga disebut indeks harga saham (stock price index). (Eduardus Tandelilin, 2010: 86). Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda. Setiap sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal, namun sebagian sekuritas lainnya relatif sedikit frekuensi transaksi dan cenderung bersifat pasif. Hal ini menyebabkan perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di bursa efek. Di Indonesia persoalan tersebut dipecahkan dengan menggunakan indeks LQ-45. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteriakriteria berikut digunakan untuk memilih 45 saham yang masuk dalam indeks LQ-45 sebagai berikut : 1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama paling sedikit 3 bulan. 4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar reguler. Indeks LQ-45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Selanjutnya bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ-45. Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. (Eduardus Tandelilin, 2010: 87-88). I. Konsep Dasar Pasar Efisien Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakandan dipopulerkan oleh Fama (1970). Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital market) dan pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorang pun, baik investor, individu maupun investor institusi akan mampu memperoleh return tidak nnormal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko dan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau stock prices reflect all available information. Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien hargaharga aset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia tentang asset sekuritas tersebut. Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas. Dalam hal ini Haugen (2001) membagi kelompok informasi menjadi tiga, yaitu informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices), semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all available information including inside or private information). Masing-masing kelompok informasi tersebut mencerminkan sejauh mana tingkat efisiensi suatu pasar. Jones (1998) menyebutkan bahwa harga sekarang suatu saham (sekuritas) mencerminkan dua jenis informasi, yaitu informasi yang sudah diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi yang sudah diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi yang sudah diketahui meliputi dua macam, yaitu informasi masa lalu (misalnya laba tahun atau kuartal yang lalu) dan informasi saat ini (current information) selain juga kejadian atau peristiwa yang telah diumumkan tetapi masih akan terjadi (misalnya rencana pemisahan saham). Contohnya untuk informasi yang masih membutuhkan dugaan adalah jika banyak investor percaya bahwa suku bunga akan segera turun, harga-harga akan mencerminkan kepercayaan ini sebelum penurunan sebelumnya terjadi. Gambar 2.1 Sumber Data Dalam Kaitannya Dengan Pandangan Seseorang Tentang Efisien Tidaknya Sebuah Pasar Modal (Sumber : Levy, 1996: 419) Konsep pasar efisien menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respons atau informasi baru yang masuk ke pasar. Meskipun proses penyesuaian harga tidak harus berjalan dengan sempurna, tetapi yang dipentingkan adalah harga yang terbentuk tersebut tidak bias. Dengan demikian, pada waktu tertentu pasar bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi terhadap informasi baru, sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa jadi bukan merupakan harga yang mencerminkan nilai intrinstik dari sekuritas tersebut. Jadi, hal paling penting dari mekanisme pasar efisien adalah harga yang terbentuk tidak bisa dengan estimasi harga keseimbangan. Harga keseimbangan akan terbentuk setelah investor sudah sepenuhnya menilai dampak dari informasi tersebut. Ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien berikut ini: 1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai dan melakukan perdagangan saham. Di samping itu mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas. 2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah. 3. Informasi yang terjadi bersifat random. 4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut. Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk suatu pasar yang para investornya dengan cepat melakukan penyesuaian harga sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar (informasi ini terjadi secara random), sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan secara cepat dan secara penuh memcerminkan semua informasi yang tersedia. Karena informasi yang mempengaruhi harga sekuritas tersebut terjadi secara random maka perubahan harga yang terjadi akan bersifat independen satu dengan yang lainnya dan bergerak secara random pula. Artinya perubahan harga yang terjadi hari ini tidak tergantung kepada perubahan harga yang terjadi di waktu lalu karena harga baru tersebuut berdasarkan pada reaksi investor terhadap informasi baru yang terjadi secara random. (Eduardus Tandelilin, 2010: 219-221). J. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong Form) Menurut hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, Fama (1991) menyebutnya sebagai studi peristiwa (event studies) yaitu harga mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Selain merupakan cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena informasi yang ada di pasar termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan dan informasi tambahan (pelengkap) sebagaimana diwajibkan oleh peraturan akuntansi. Informasi yang tersedia di publik juga dapat berupa peraturan keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga dan beta saham termasuk rating perusahaan. Menurut konsep efisiensi pasar bentuk setengah kuat, investor tidak akan mampu untuk memperoleh abnormal returns dengan menggunakan strategi yang dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik. Dengan kata lain analisis terhadap laporan keuangan tidak memberikan apapun. Ide dari pandangan ini adalah bahwa sekali imformasi tersebut menjadi informasi publik (umum), artinya tersebar di pasar maka semua investor akan bereaksi dengan cepat dan mendorong harga naik untuk mencerminkan semua informasi publik yang ada. Contohnya, informasi yang baru saja didapat dari membaca Koran Bisnis Indonesia atau Kompas misalnya mengenai penemuan obat baru atau ancaman akan munculnya perang di kawasan Asia Timur atau Timur Tengah maka dengan segera sudah tercermin pada harga sekuritas. Investor sudah tidak mungkin mendapatkan abnormal return ketika melakukan transaksi di pasar modal berdasarkan informasi publik tersebut. Harga pada tingkat beli atau jual saham sudah lebih dahulu mencerminkan informasi tersebut karena pasar akan dengan segera bereaksi. Berlawanan dengan pendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah, pada pasar efisien bentuk setengah kuat ada banyak investor yang berpikir bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan pengamatan secara seksama terhadap informasi publik yang tersedia di pasar, khusunya informasi akuntansi. Investor yang melakukan analisis dengan menggunakan data atau informasi akuntansi (dari laporan keuangan) dan dari sumber lain untuk mengidentifikasi saham yang salah harga (misspriced) disebut investor tersebut melakukan analisis fundamental (fundamental analysis). K. Pengujian Menggunakan Studi Peristiwa Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat dilakukan untuk melihat seberapa cepat harga sekuritas benar-benar bereaksi terhadap informasi yang diumumkan. Jadi, event study sebenarnya adalah uji bersama, karena uji tersebut secara simultan melibatkan uji validitas model penetapan harga dan uji efisiensi pasar. Satu penemuan bahwa harga bereaksi lambat terhadap informasi dapat disebabkan oleh ketidakefisienan pasar atau disebabkan oleh penggunaan yang kurang tepat dari model penentuan harga atau karena disebabkan oleh keduanya. Sebagai contoh dari suatu event study, pertimbangkan apa yang dalam pasar yang efisien semprna bila suatu informasi diumumkan. Bila informasi sampai di pasar, harga-harga akan bereaksi segera dan dalam proses tersebut akan segera bergerak ke nilai investasinya yang baru. Banyak event study mengenai harga sekuritas telah dilakukan, khususnya harga saham terhadap diumumkannya. Suatu informasi seperti berita (biasanya disebut dengan pengumuman) menyangkut pendapatan dan dividen, program pembelian kembali saham, stock split, pencatatan saham, perubahan peringkat obligasi, merger dan akuisisi dan divestitures. Tentu saja area riset akademis ini telah menjadi satu bidang yang tumbuh sesungguhnya. (William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, dan Jeffery V. Bailey, 2005: 91-95). Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dan pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar bentuk lemah. Lama dan Berkepanjang Pengumuman Peristiwa Ada Abnormal Return Cepat Tidak Ada Abnormal Return Tidak Efisien Efisien Efisien Gambar 2.2 Efisiensi Pasar Secara Informasi Pada gambar 2.2 tersebut, terlihat bahwa jika suatu pengumuman tidak mempunyai nilai ekonomis untuk pasar yang efisien maka seharusnya pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Sebaliknya jika pasar bereaksi untuk pengumuman yang tidak mempunyai nilai ekonomis, maka pasar tersebut belum efisien karena tidak dapat membedakan pengumuman yang bernilai informasi ekonomis dengan yang tidak bernilai informasi ekonomis. Peristiwa yang menjadi fokus penelitian dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain yang paling sering dijumpai dalam studi peristiwa adalah peristiwa konvensional, peristiwa kluster, peristiwa yang tak terduga dan peristiwa yang terjadi bersifat relevan dan berurutan. 1. Studi peristiwa konvensional, mempelajari respons pasar terhadap peristiwa-peristiwa yang seringkali terjadi dan diumumkan secara terbuka oleh emiten di pasar modal. Studi peristiwa konvensional telah banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa contoh studi peristiwa konvensional, antara lain pengumuman laba, pembayaran dividen, penawaran hak atas saham (right issue), merger dan akusisi, pengumuman pembelanjaan kapital, stock split serta bentuk sejenis lainnya. Oleh karena peristiwa bersifat konvensional, dampak peristiwa pada umunya mudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Namun demikian dimungkinkan bahwa publikasi peristiwa oleh perusahaan tidak selalu mengandung makna yang sama karena manajemen atau pemilik perusahaan memiliki tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan kajian literatur terhadap suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang teori untuk melandasi argumentasi mereka dalam menyusun hipotesis. 2. Studi peristiwa kluster atau kelompok mempelajari respons pasar terhadap peristiwa yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada waktu yang sama dan berdampak pada sekelompok perusahaan (kluster perusahaan) tertentu. Peristiwa kluster memiliki bentuk yang beragam. Kluster dapat bersifat relatif sempit hingga luas. Contoh peistiwa kluster adalah pengumuman pemerintah yang membuat regulasi pada industri tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan dalam industri yang bersangkutan. 3. Studi peristiwa tak terduga (unanticipated event), merupakan varian dari studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap suatu peristiwa yang tidak terduga (unanticipated event). Sesuai dengan namanya, karakteristik utama dari studi ini adalah peristiwa yang terjadi bersifat tidak terduga. Penelitian tentang peristiwa tak terduga relatif belum banyak dilakukan, selain karena sifat peristiwa sangat jarang terjadi, tidak semua peristiwa tak terduga relevan dengan studi peristiwa yang terkait dengan pasar modal. 4. Studi peristiwa berurutan (sequential events), merupakan varian dari studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini kecepatan dan ketepatan informasi menjadi kunci dari respons pasar. (Eduardus Tandelilin, 2010: 566- 569). L. Penelitian Sebelumnya Laporan earnings dianggap sebagai sumber informasi terpenting dari semua jenis laporan tahunan yang disajikan oleh perusahaan. Di Inggris, laporan keuangan menjadi prioritas utama bagi investor instutisional dan laporan earnings dianggap lebih penting daripada neraca analisis keuangan dan investor. Sementara di New Zealand, laporan bagi analisis keuangan dianggap sebagai sumber informasi utama yang digunakan oleh para pemakainya dalam pembuatan keputusan investasi. Akibatnya, laporan earnings menjadi sumber informasi yang relatif penting dari neraca (Foster, 1986). Penelitian yang dilakukan oleh Beaver (1986) yang menguji reaksi investor terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan, dengan kata lain apakah laporan keuangan mempunyai kandungan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian atau mengubah harapan para investor. Dampak yang diteliti adalah pengaruh kandungan informasi terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan memiliki kaitan dengan perilaku investor dalam melakukan transaksi. Kemudian Parawiyati (2000) meneliti kandungan informasi publikasi laporan keuangan tahunan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini menggunakan abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan mempunyai kandungan informasi sehingga harga saham mengalami perubahan. Kemudian dalam penelitian skripsi Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005), dijelaskan mengenai menganalisa dan memberi informasi tentang pengaruh earnings surprise terhadap return saham yang termasuk ke dalam liquidity LQ-45 dan menganalisa dan memberi informasi tentang hasil uji beda return dan risiko pada positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Earning sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur melalui perolehan earning setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun earning yang diperoleh perusahaan emiten mengalami kenaikan sehingga earning yang tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen oleh perusahaan emiten. Hal ini tentu saja menarik bagi para (calon) investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Selain itu para investor juga memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang mengumumkan earnings positif yang terus menerus akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut menjadi tinggi, dari hal tersebut akan diperoleh capital gain yang tinggi pula. (Indah Kurniawati, 2006). Stefano Della Vigna (2009) menjelaskan dalam problem set on earnings announcement, the focus of the problem set is two fold. There are to induce you to work with a data set, prepare the necessary variable and test hypotheses and to examine three anomalies. The main focus on literature the earnings announcement has been on the response of investors to new information. Cameron Truong dan Philip B. Shane (2008) menjelaskan dalam A New Measure Of Earnings News And Post Earnings Announcement Drift, introduces a new proxy for expected value-relevant earnings: the most optimistic (pessimistic) forecast of earnings that is higher (lower) than the median of all analysts earnings forecast. Kemudian Needham Jones dan Frank Bacon (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ‘Surprise Market Announcement: A Test Of Market Efficiency’, melakukan analisis pada 50 perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak terduga pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga terhadap cash flow masa depan perusahaan tersebut dimana menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat terhadap informasi publik yang tersedia. Setyowati (2002) menguji pengaruh kandungan informasi laporan rugi laba terhadap abnormal return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa publikasi laba merupakan variabel berpengaruh terhadap abnormal return yang ditunjukkan dengan beta standar yang terbesar. Ratih (2002) meneliti pengaruh publikasi laporan keuangan terhadap abnormal return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return. Penelitian Ajie (2003) mencoba menguji kandungan informasi pelaporan rugi-laba dan hubungannya dengan return saham. Dan hasilnya menunjukkan bahwa opsi likuidasi adalah merupakan sesuatu yang relevan bagi penaksiran (valuation) saham dalam pengujian kandungan informasi dari earning. NO JUDUL 1. Relevansi Nilai Eanings Dengan Pendekatan Terintegrasi Hubungan Non Linear. 2. Perkembangan Peranan Pasar Derivatif Membantu Peningkatan Efisiensi Pasar Keuangan Indonesia PENELITI (Tahun) Rahmawati (2005) Hinsa Siahaan (2006) VARIABEL ANALISIS KESIMPULAN Variabel dependen: Unexpected Earning Variabel independen: return saham, harga saham Data populasi dan sampel diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan tahunan perusahaan diperoleh dari pojok BEJ Progran Magister Manajemen UGM. Sampel penelitian adalah dengan purposive sampling selama tahun 1998-2002 Pemerintah menyadari sepenuhnya pentingnya keberadaan pasar derivatif sebagai sub sistem pasar keuangan Indonesia, yang memiliki peranan strategis sebagai mekanisme transfer risiko, price discovery, market integrity yang membuat pasar keuangan semakin terpercaya, enchance efficiency dan enchance liquidity. Dan karena itu akan terus dikembangkan, karena kondisinya sekarang ini masih belum menggembirakan. Kemungkinan penyebab lambatnya pembangunan pasar derivatif di Indonesia dewasa ini adalah karena masih banyak anggapan perdagangan derivatif adalah judi. Sesungguhnya bukan judi tetapi spekulasi. Dan citra negative spekulasi dari percaya spekulator kiranya sudah waktunya dirubah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi earning mulai kehilangan relevansi nilainya. Oleh karena itu, investor disarankan agar menggunakan informasi keuangan lainnya, seperti informasi arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan. Variabel dependen: transfer of risk Variabel independen: future LQ-45 oleh BursaEfek Surabaya, perdagangan KOS (Kontrak Opsi Saham) oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ), bursa berjangka dengan menggunakan indeks saham luar negeri dan mata uang asing (valuta asing) seperti perdagangan kontrak indeks saham Nikkei, Hang Pasar kontrak dan berjangka sangat berguna bagi masyarakat Indonesia, sebab secara makro keberadaan pasar derivatif akam menbantu terciptanya pasar keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya juga akan membantu sektor real (dunia usaha) mendapatkan modal usaha secara efisien. Dengan pasar keuangan yang efisien dalam arti transparan dan transaksi tidak tinggi biayanya sama dengan risiko. Ketidakpastian berusaha di Indonesia akan semakin kecil dan dunia luar akan melihat Indonesia sebagai pilihan berinvestasi, sehingga akan terjadi capital inflow yang sangat berguna untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia. 3. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ-45 Periode 20032005. Sri Dewi Ari Ambarwati (2008) Seng dan Indeks Saham Korea Selatan Variabel dependen: Analisis yang digunakan dalam penelitian bid-ask spread ini adalah dengan menggunakan analisis relatif regresi linear berganda dihasilkan bahwa konstanta pada perhitungan menunjukkan Variabel bahwa jika variabel return saham dianggap independen: return konstan maka rata-rata bid-ask spread (sebagai perubahan saham perusahaan manufaktur yang relatif harga saham dijadikan objek penelitian. Maka variabel dari periode return saham mempunyai pengaruh positif sebelumnya = Rt), terhadap bid-ask spread saham. Jadi ketiga variabel bebas yaitu return saham(X1), volume perdagangan volume perdagangan (X2) dan varian return (jumlah lembar saham (X3) yang dimasukkan dalam model saham yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap diperdagangkan bid-ask spread saham (Y). Kemudian pada pada hari ke-t), dan uji asumsi dasar klasik regresi ternyata varian return dianggap tidak terjadi gejala (saham yang dalam multikoliniearitas dan tidak terjadi gejala hal ini mewakili heterokedastisitas. Oleh karena itu, model risiko saham). regresi tersebut dapat diteliti lebih lanjut. Dalam hasil uji pengaruh return saham terhadap bid-ask spread dan hasil penelitian ini konsisten menyatakan bahwa return saham tidak menunjukkan adanya pengatuh negatif atau terbalik terhadap bid-ask spread saham. Dalam hasil uji pengaruh volume perdagangan saham terhadap bidask spread menunjukkan bahwa variabel Dalam penelitian pada saham perusahaan manufaktur yang tergabung dalam indeks LQ45 periode tahun 2003-2005, menunjukkan bahwa secara bersama-sama return saham dan varian return saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid-ask spread saham. 4. Random Walks And Market Efficiency: Evidence From International Real Estate Markets Robert T. Variabel dependen: Co-integration in the Kleiman James E. long run Payne Anandi P. Variabel independen: returns sahu in the varians real (2002) estate markets, real estates share prices. volume perdagangan saham mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap bid-ask spread saham. Dan dalam hasil uji pengruh varian return terhadap bid-ask spread menunjukkan bahwa variabel varian return saham berpengaruh positif terhadap bid-ask spread saham pada perusahaan manufaktur yang tergabung dalam LQ-45 periode 2003-2005 dan hipotesis ketiga diterima. This study utilizes stock market indices on real estate share prices obtained from Global Property Research (GPR). GPR real estate stock index series is employed for three geographical configurations: Europe, Asia and The Far East (refereed to simply as Asia or ASI) and North America. Test of the random walks hypothesis and Cointegration analysis. Two techniques were used to analyse the unvariate time series properties of the real estate data to determine whether or not the individual series follow random walks: unit root test and variance ratio test. Co-movements among time series were the analyzed using the Co-integration analysis to examine if the series have a stable long term relationship. Co-integration analysis in vector error correction models. A well known method of testing for potential diversivication benefits has been to utilize the Co-integration This study conduct test of the random walk hypothesis for international commercial real estate utilizing stock market radices of real estate share prices for three geographical regions: Europe, Asia and North America. This study contributes to the empirical literatureon market efficiency in general and on international commercial real estate in particular. This article provides evidence that supports the random walk hyphotesis both in international real estate markets considered and associated broader stock markets. However, since the real estate markets have a stable long-run retionship, investors in international real estate derive benefits from diversification in the short-run but not in the long-run. Terjemahan: Studi ini melakukan pengujian terhadap hipotesis random walks untuk real estat komersial internasional memanfaatkan pasar methodology to examine the presence of long term stable relationship among returns. A simple non-parametric runs test has utilized to examine the weak form efficiency of returns in the varians real estate markets. The rns test has been previously utilized in several studies of market efficiency. Terjemahan: Studi ini menggunakan indeks pasar saham pada harga saham real estat yang diperoleh dari Global Property Research (GPR). GPR real estat indeks saham seri ini digunakan untuk tiga konfigurasi geografis: Eropa, Asia dan Timur Jauh (pemisah untuk sekadar sebagai Asia atau ASI) dan Amerika Utara. Uji hipotesis berjalan acak dan analisis penggabungan perusahaan. Dua teknik yang digunakan untuk menganalisa sifat-sifat tidak bervariasi deret waktu data real estate untuk menentukan apakah random walks mengikuti: pengujian akar unit dan tes rasio varians. Pergerakan perusahaan di antara deret waktu adalah dianalisis menggunakan analisis penggabungan atau integrasi perusahaan untuk memeriksa jika seri memiliki hubungan jangka panjang stabil. Vektor analisis penggabungan atau integrasi perusahaan dalam model koreksi kesalahan. Sebuah metode yang terkenal saham real estate hingga harga saham selama tiga wilayah geografis: Eropa, Asia dan Amerika Utara. Studi ini memberikan kontribusi untuk penelitian empiris efisiensi pasar secara umum dan pada real estat komersial internasional pada khususnya. Artikel ini memberikan bukti yang mendukung hipotesis random walks baik di pasar internasional dianggap real estat dan terkait pasar saham yang lebih luas. Namun, karena real estate yang berkerja sama jangka panjang investor real estate internasional memperoleh manfaat dari diversifikasi dalam jangka pendek tetapi tidak dalam jangka panjang. untuk pengujian potensi manfaat diversivikasi telah memanfaatkan metodologi integrasi perusahaan untuk memeriksa adanya hubungan yang stabil jangka panjang antara kembali. Uji nonparametrik deret sederhana telah digunakan untuk menguji efisiensi bentuk lemah kembali dalam varians pasar real estat. RNS tes yang sebelumnya telah digunakan dalam beberapa penelitian efisiensi pasar. 5. Surprise Earnings Announcement: A Test Of Market Efficiency Needham Jones Frank Bacon (2007) Variabel dependen: This study sample includes 50 randomly actual daily return selected firms with third quarter positive surprise earningas announcements on the of each company. randomly selected dates of October 17, 2006, November 10, 2006 and November Variabel independen: the 13, 2006. The random sample was selected corresponding S&P from third quarter positive surprise earnings 500 daily return announcements traded either on NYSE or over the pre-event NASDAQ. The work analyzed 11, 183 period (day-180 to observations using standard risk adjusted 31 or period prior to event study methodology and the market the event period of model from the finance literature. In day –30 to day conducting this event study, appropriate +30)to obtain the statistical test for significance were intercept alpha and conducted. the standardized Terjemahan: coefficient beta. Studi ini meliputi 50 sampel perusahaan yang dipilih secara acak dengan kabar positif di kuartal ketiga pendapatan This study tested the effect of the announcement of third positive quarter earnings surprises onstock price’s risk adjusted rate of return for 50 randomly selected firms from the randomly selected date of October 17, 2006, November 2006 and November 13, 2006. When a firm announces positive surprise earnings, investors appear to perceive a positive signal about the firm’s future which causes an increase in the firm’s stock price. This study results suggest that positive surprise earnings announcements do indeed send a positive signal about the profitability and future success of a firm. Positive signal stock prices do increase and the market reacts quickly to available information. Rangkuman: Studi ini menguji pengaruh pengumuman laba pengumuman pada tanggal yang dipilih secara acak 17 Oktober 2006, 10 November 2006 dan 13 November 2006. Sampel acak dipilih dari kuartal ketiga pendapatan positif baik pengumuman yang diperdagangkan di NYSE atau NASDAQ. Pekerjaan dianalisis 11, 183 pengamatan dengan menggunakan risiko standar metodologi studi peristiwa disesuaikan dan pasar keuangan model dari literatur. Dalam melakukan studi ini, uji statistik yang sesuai untuk signifikansi dilakukan. 6. A Study Of Autocorrelations And Lead-Lag Effects Using Game-Theoretic Efficient-Market Hypotheses Wei wu Glenn Shafer (2007) Variabel dependen: This section is divided into two interrelated theoretic efficient topics: lead-lag auto-effect on a single market hyphotheses. security and lead-lag cross-effect between any pair of securities. We start with limiting market by bounding its consecutive returns. Variabel The constraint can be replaced with the use independen: individual stocks, of options. size sorted Terjemahan: potofolio, stock Bagian ini dibagi menjadi dua topik yang indices. saling terkait: lead-lag auto-efek pada penanggungan sendiri dan lead-lag efek silang antara setiap pasang efek. Kita mulai dengan membatasi pasar menuju secara dengan berturut-turut kembali. Kendala kuartal ketiga kabar positif harga saham risiko tingkat pengembalian disesuaikan untuk 50 perusahaan yang dipilih secara acak dari tanggal yang dipilih secara acak dari 17 Oktober 2006, 10 November 2006 dan 13 November 2006. Ketika perusahaan mengumumkan pendapatan positif, investor tampaknya melihat sinyal positif tentang masa depan perusahaan yang menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan.Hasil studi ini menunjukkan bahwa pengumuman penghasilan positif mengejutkan memang mengirim sinyal positif tentang keuntungan dan kesuksesan masa depan perusahaan. Sinyal positif dapat meningkatkan harga saham dan pasar bereaksi cepat ke informasi yang tersedia. Study predictions concerning autocorrelations and other lead-lag effects that can be derived from game-theoretic efficient market hyphotheses profit that some specifies security or market index, which we may call the standard is unlikely to be beaten substantially by any simple trading strategy that does not risk bankcruptcy. This implies constraints on autcorrelation and lead lag cross effects. It also provides new implication for lead-lag effects among securities. Terjemahan: Studi tentang prediksi autokorelasi dan leadlag menyebabkan efek yang dapat diturunkan dapat digantikan pilihan. 7. Efisiensi Pasar Modal Indonesia: Pengamatan Empirik Selama Tahun 1996. Anwar Azazi (1999) dengan penggunaan dari keuntungan hipotesis game-teori pasar yang efisien bahwa beberapa pasar menentukan keamanan atau indeks, yang kita sebut standar tidak mungkin dikalahkan secara substansial oleh strategi perdagangan yang risiko sederhana yang tidak pailit. Ini menunjukkan kendala di lag autokorelasi dan memimpin lintas efek. Ini juga memberikan implikasi baru untuk memimpin-efek lag antara sekuritas. Variabel dependen: Penelitian ini berbentuk deskriptif analisis dengan menggunakan analisis korelasi bursa saham BEJ perubahan harga saham mingguan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Semua data yang Variabel diperlukan tedapat pada file IHSG dan independen: perubahan harga harga saham individual dari semua saham mingguan perusahaan sampel yang listing di BEJ selama tahun 1996, kemudia di cross chek dan return saham catatan harga saham dan IHSG pada harian keuangan yang terbit di Indonesia , seperti Bisnis Indonesia dan Neraca Ekonomi IHSG dan data harga saham yang digunakan adalah IHSG dan harga saham mingguan yaitu pada hari penutupan Bursa Efek Jakarta setiap hari Jum’at (closing price). Perilaku harga saham mingguan dan IHSG selama tahun 1996 menunjukkan kondisi yang cukup bervariatif. Harga saham rata-rata mingguan maksimum dicapai oleh PT. H.M Sampurna dan terendah PT. Pakuwon Jati masing-masing Rp. 23.113,94 dan Rp. 955,77. Sedangkan voltalitas absolut tertinggi diperoleh juga PT. H.M Sampurna dan terendah oleh PT. Tjiwi KImia berturt-turut sebesar 4705,67 dan 111,65 atau masingmasing 20,36% dan 11,68% dari harga rataratanya dalam periode yang sama. Sedangkan rata-rata IHSG mencapai 586,85, tertinggi 632,52 dan terendah 513,85 dengan voltalitas sebesar 29,29 atau 4,99% dari IHSG rata-rata. Pasar modal Indonesia adalah efisien dalam bentuk lemah (weak-form efficiency) baik dengan menggunakan time lag 1 minggu maupun 2 minggu. Hasil yang diperoleh konsisten dengan hasil studi Suad Husnan 8. Analisis Pengaruh Pengumuman Earning Terhadap Abnormal Return Dan Tingkat Likuiditas Saham: Analisis Empiris Pada Nonsynchronous Trading. Indah Kurniawati (2006) Variabel dependen: Penelitian ini dilakukan karena selain menguji pengaruh earning terhadap pengumuman abnormal return yang diperoleh investor, earning penelitian ini juga menguji mengenai tingkat likuiditas saham di seputar Variabel pengumuman earning tersebut. Selain itu, independen: perubahan harga pada penelitian ini mempertimbangkan saham yang kondisi perdagangan kondisi perdagangan ditunjukkan melalui di Bursa Efek Jakarta yang masih tipis (Non-Synchronous Tading). Penelitian ini abnormal return merupakan event studies dengan windows period 11 hari perdagangan pengamatan harga saham lima hari sebelum tanggal pengumuman earnings. Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (1990). Sedangkan untuk time lag 3 minggu hanya 3 perusahaan yang menunjukkan bahwa informasi tidak random dan independen yaitu PT. Tambang Timah, PT. Bakrie Brothers dan PT. Indofood Sumber Makmur. Perilaku harga saham mingguan dan IHSG dengan menggunakan tes non parametrik (Kruskal-Wallis) menunjukkan hasil yang sama dengan tes parametrik, yaitu pasar modal Indonesia efisien dalam bentuk lemah. Pengumuman earning yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta mendapat reaksi dari pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang diperoleh para pelaku pasar modal khususnya para investor. M. Kerangka Pemikiran Bursa Efek Indonesia Perusahaan LQ 45 Efisiensi Pasar Modal Earnings Annoncement Earnings Surprise Analisis Surprise Earnings Announcement Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Uji Regresi Berganda (Multiple Linear Regression Analysis) Uji-t Dua Sampel Independen (Independent-sample t Test) Hipotesis Hipotesis H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout dengan surprise negative earnings surprise. : Terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout dengan announcement. signifikan antara positive earnings surprise dan earnings announcement. Ha : β1 ≠ 0 H0 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan yang surprise Ha : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings earnings surprise. Kesimpulan dan Implikasi Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran N. Hipotesis Hipotetsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout dengan surprise earnings announcement. Ha : β1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan dividend payout dengan surprise earnings announcement. 2. H0 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise . Ha : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang bersumber dari indeks harga saham harian. Saham-saham tersebut adalah diperdagangkan dari periode tahun 2007 hingga 2009. Saham yang dijadikan sebagai sampel dipilih dari saham-saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45. Alasan memilih perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45, karena merupakan perusahaan-perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Selain itu saham-sahamnya sangat selektif dalam pemilihannya setiap periode 6 bulanan dengan kriteria yang telah ditentukan di Bursa Efek Indonesia (BEI). B. Metode Penentuan Sampel Penelitian menggunakan metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu di mana penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian. Dengan langkah data analisis termasuk ke dalam analisis multivariat yaitu variabel dependen bersifat kuantitatif dan variabel independen semua kuantitatif atau analisis multi regresi. Berdasarkan data perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 yakni sebanyak 45 perusahaan yang likuid, maka penulis menarik sampel sebannyak 24 perusahaan dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Perusahaan-perusahaan tersebut memenuhi kriteria indeks LQ 45 dan terdaftar dari tahun 2007-2009. Tabel 3.1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM INDEKS LQ-45 (Periode 2007-2009) No. Kode Nama Perusahaan Efek 1. AALI Astra Agro Lestari Tbk 2. ASII Astra Internasional Tbk 3. BBCA Bank Central Asia Tbk 4. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 5. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 6. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 7. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 8. BNBR Bakrie & Brothers Tbk 9. BNGA Bank Niaga Tbk 10. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 11. BTEL Bakrie Telecom Tbk 12. BUMI Bumi Resources Tbk 13. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14. ISAT Indosat Tbk 15. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 16. KLBF Kalbe Farma Tbk 17. LSIP PP London Sumatera Tbk 18. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 19. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 20. PNLF Panin Life Tbk 21. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 22. SMCB Holcim Indonesia Tbk 23. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 24. UNTR United Tractors Tbk 2. Tercatat sebagai emiten secara terus menerus (tidak pernah mengalami delisting) selama periode 2007-2009. 3. Data laporan keuangan tahunan perusahaan (LKT) tersedia berturut-turut untuk tahun pelaporan dari 2007-2009. 4. Data harga saham tersedia selama periode estimasi dan pengamatan dan tidak terjadi stock split. 5. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember. C. Metode Pengumpulan Data Untuk dapat menganalisis masalah, maka penulis menggunakan data sekunder dengan cara sebagai berikut : 1. Melakukan penelitian lapangan (field research) adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung pada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pusat layanan informasi pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. 2. Melakukan penelitian terhadap earnings announcement perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 untuk periode 2007-2009 melalui Laporan Keuangan Tahunan (LKT). 3. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Dimaksudkan agar penulis memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoris dari masalah yang akan penulis bahas. D. Metode Analisis Pengukuran dalam metode analisis mengikuti perhitungan sebagai berikut: 1. Return saham. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham sesungguhnya (return realisasi) harian masing-masing saham untuk periode tiga hari di seputar tanggal publikasi laporan keuangan. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) pada saat periode pengamatan. Penghitungan return dalam penelitian ini mengabaikan dividen karena di Indonesia jumlah dividen yang dibagikan relatif kecil. Return saham sesusngguhnya (return realisasi) dihitung dengan cara sebagai berikut: Ri,t = Pi,t – Pi,t-1 Pi,t-1 Persamaan 3.1 Keterangan: R i,t Pi,t = return realisasi perusahaan i pada periode (hari) t = harga saham penutupan (closing price) (closing price) perusahaan i pada periode (hari) t P,t-1 = harga saham penutupan perusahaan i pada periode (hari) sebelumnya (Sumber: Dewi Astuti, 2004: 64) 2. Divident Payout Ratio (DPR), rasio ini dikenal dengan nama constant payout ratio, dengan kebijakan ini perusahaan kurang dapat memperkirakan jumlah pembayaran dividen dengan persentase tetap dari Earnings Per Share (EPS) akan mempengaruhi posisi harga saham di pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran dividen juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga. Dividen Tunai per lembar saham DPR= Laba Per Lembar Saham Persamaan 3.2 3. Standardized Unexpected Earnings, adalah suatu teknik yang digunakan untuk menyelidiki pendapatan yang tak terduga, yang tentu berpengaruh pada harga dari suatu saham. A-F SUE = SD Persamaan 3.3 Keterangan: SUE: Standardized Unexpected Eearnings A : Actual EPS F : dividend cash SD : Standard deviation of return (Sumber: skripsi Universitas Kristen Petra berjudul “Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005) 4. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis regresi memperhatikan peubah (variabel) yang mungkin merupakan akibat, selain menelaah dua hal yang dilakukan oleh analisis korelasi. Ada beberapa pengujian asumsi-asumsi model regresi, diantaranya uji normalitas, uji autokorelasi, uji homoskedastisitas, uji heterokedastisitas dan uji multikoliniearitas. a. Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel tak bebas mempunyai distribusi normal. Pengujian tersebut dapat menggunakan metode grafis normal P-P plot dari standartdized residual cumulative probability. Jika hasil identifikasi berada di sekitar garis normal, asumsi kenormalan dapat dipenuhi. Uji Kolmogorov-Sminov dapat digunakan untuk melihat kenormalan dengan identifikasi. Jika niali p-value lebih besar dari, asumsi kenormalan dapat diterima. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: (Agus Purwoto, 2007: 96). H0: data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. H1: data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk mengetahi ada tidaknya korelasi antara faktor pengganggu yang satu dengan yang lainnya (non auto korelasi). (Agus Purwoto, 2007: 96). Atau untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak pakai. Tabel DW terdiri atas dua nilai, yaitu batas bawah (dL) dan batas atas (dU). Nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai pembanding uji DW, dengan aturan sebagai berikut: (Nachrowi D. Nachrowi, 2006: 192). a. Bila DW < dL; berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungannya ρ = 1. b. Bila dL < DW < dU; kita tidak dapat mengambil kesimpulan apaapa. c. Bila dU < DW < 4 – dU; berarti tidak ada korelasi positif amupun negatif. d. Bila 4 – dU < DW < 4 – dL; tidak dapat mengambil keputusan apa-apa. e. Bila DW > 4 – dL; berarti ada korelasi negatif. Korelasi positif Tidak tahu 0 dL Tidak ada korelasi dU Tidak tahu Korelasi negatif 4-dU 4-dL 4 Gambar 3.1 Aturan Membandingkan Uji Durbin-Watson Dengan Tabel Durbin-Watson c. Uji Homoskedastisitas Untuk menguji ada tidaknya kesamaan variabel residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini dapat menggunakan scatter plot. Sumbu X adalah nilai-nilai prediksi ZPRED= Regression Standardized Predicted Value dan sumbu Y adalah nilai ZRESID= Regression Standardized Predicted Value. Jika grafik ini yang diperoleh menunjukkan adanya pola tertentu dari titik-titik yang ada, dikatakan terjadinya heteroskedastisitas. Akan tetapi, jika tidak membentuk pola tertentu, dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. (Agus Purwoto, 2007: 97). d. Uji Heteroskedastisitas Dalam praktiknya, heteroskedastisitas banyak ditemui pada data cross section, karena pengamatan dilakukan pada individu yang berbeda pada saat yang sama. Akan tetapi bukan berarti heterokedastisitas tidak ada dalam data time series. Akibat varian koefisien regresi yang lebih besar, maka akan mengandung berbagai konsekuensi lain. Uji hipotesis, baik uji-t atau uji-F akan terpengaruh yang berakibat uji hipotesis tidak akurat dan pada akhirnya akan membawa dampak pula pada keakuratan kesimpulan. Melihat hal-hal tersebut, maka cukup banyak alasan untuk memberikan perhatian cukup pada masalah heteroskedatisitas pada saat membuat model regresi. (Naachrowi D Nachrowi, 2006: 112). e. Uji Multikoliniearitas Multikoliniearitas, yaitu adanya hubungan linear yang pasti antara peubah-peubah bebasnya. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah multikolinearitas dapat mempergunakan nilai VIF (Variance Inflation Factory). Menurut Hair, et.al (1998: 45), jika nilai VIF masih kurang dari 10, multikoliniearitas tidak terjadi. Dengan terpenuhi semua asumsi regresi linear di atas, model yang dihasilkan dianggap baik untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Selanjutnya, model dapat digunakan sebagai alat peramal. Kemudian, lakukan pengujian terhadap keandalan model secara keseluruhan (uji simultan) dan pengujian terhadap keandalan sebagai variabel (uji parsial). (Agus Purwoto, 2007: 97). E. Uji Statistik Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Regresi Berganda (Multiple Linear Regression Analysis), merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana di mana terdapat lebih dari satu variabel independen x. Secara umum model regresi linear berganda: yi = α + β1x1i + β2x2i + β3x3i + ….. + βkxki + εi Keterangan : α = konstanta β = koefisien regresi xi = variabel independen (variabel bebas) yi = variabel dependen (Sumber: Stanislaus S. Uyanto, 2009: 117) 2. Uji t Dua Sampel Independen (Independent-Samples t- Test), digunakan untuk membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal. Adapun rumus untuk uji-t dua sampel independen: 1. Dengan asumsi kedua variance sama besar (equal variances assumed): t= dengan derajat kebebasan: nx + ny – 2 Sp = Keterangan: nx = besar sampel pertama ny = besar sampel kedua x = sampel pertama y = sampel kedua 2. Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar (equal variances not assumsed). t= dengan derajat kebebasan (degree of freedom): v= v = dibaca nu adalah alphabet Yunani untuk n (Sumber: Stanislaus S. Uyanto, 2009: 160-161) F. Operasional Variabel Penelitian Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Memang mengidentifikasi variabel dan sub variabel ini tidak mudah, karenanya membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir perlakuannya. Kategori, indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang lain. Sedikitnya sub variabel atau kategori akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil). Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh melalui pengamatan terdahulu. Variabel-variabel utama dalam penelitian ini adalah : 1. Harga saham adalah harga saham harian tiap saham (sampel) yang terjadi selama periode pengamatan. 2. Harga saham penutupan (closing price) adalah harga yang terjadi pada transaksi terakhir satu saham. Menggunakan harga saham penutupan harian yang digunakan untuk mengukur perubahan setiap saham. 3. Indeks LQ-45 adalah suatu indeks yang terdiri dari saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar dan memiliki likuiditas tinggi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 4. Earnings surprise. Dalam pelaporan nilai earnings suatu perusahaan, terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement). Dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dan nilai earnings announcement. 5. Earning per share adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. 6. Positive earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini umumnya harga saham akan mengalami peningkatan. Peningkatan pada harga saham, tentunya akan berimbas pada kenaikan return dari saham tersebut. 7. Negative earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini pada umumnya harga saham akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham, tentunya juga akan berimbas pada return saham tersebut. 8. Return atau tingkat pengembalian adalah total keuntungan atau kerugian yang diterima selama periode tertentukarena melakukan investasi. 9. Divident Payout Ratio (DPR), yaitu nilai dividen tunai per lembar dibagi laba per lembar saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Kemajuan pasar modal juga ditentukan oleh kualitas dan efisiensi bursa efeknya. Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009 yang disusun Bapepam merencanakan untuk melakukan penggabungan BEJ dan BES pada tahun 2008. Melalui penggabungan ini dan implementasi dari program-program yang terarah, maka diharapkan terdapat pengembangan pasar yang lebih terfokus dan terpadu, efisiensi dalam pengembangan dan pemasaran produk, penghematan biaya dan pengembangan teknologi informasi, serta perbaikan infrastruktur perdagangan. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada pengenaan biaya jasa pelayanan yang semakin murah kepada pelaku pasar yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia. Penggabungan bursa efek bukanlah berita baru dalam pasar modal dunia. Beberapa bursa efek dunia telah membentuk aliansi dengan bursa lain untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditasnya. Contohnya adalah Euronext (penggabungan antara bursa Paris, Amsterdam dan Brussel), Newex (penggabungan antara Deutsche Borse dan bursa Vienna), Norex (penggabungan antara bursa Kopenhagen, Stockholm, Oslo dan Irlandia) dan penggabungan antara Sidney Future Exchange dan New Zealand Futures dan Options Exchanges. Kecenderungan lain yang berkembang adalah demutualisasi bursa efek. Tujuan dilakukannya demutualisasi bursa efek antara lain adalah memperluas kepemilikan saham bursa efek, meningkatkan alternatif sumber dana untuk pengembangan bursa, serta menghindarkan benturan kepentingan antara bursa dan anggota bursa sebagai pemegang saham. B. Analisa danPembahasan a. Data Objek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa data utama yang digunakan sebagai variabel penelitian. Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Surprise Earnings Announcement Data Surprise Earning Annoucement diperoleh oleh peneliti sesuai perhitungan dengan rumus yang berdasarkan kepada persamaan 3.3 untuk mencari Standarized Unexpected Earnings (SUE). Pada persamaan tersebut SUE diperoleh dari nilai earnings actual (earning per share) dikurangi dengan nilai dividend cash dibagi standar deviasi return saham. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Standarized Unexpected Earnings Pada Perusahaan LQ-45 (Periode 2007-2009) Kode 2007 2008 2009 Perusahaan AALI 36.26881 1.048545 27.78649 ASII 16356.24 15791.81 19789.55 BBCA 5528.099 3021.587 3745.255 BNBR 4324.351 5322.506 4734.799 BDMN 3442.489 3453.709 2648.456 BLTA 1963.292 4956.464 145.0723 BMRI 35.13659 247.993 301.282 BNBR 91.16181 -1862.54 4.734248 BNGA 834.5456 413.9516 1279.052 BNII 103.6023 759.2228 102.0206 BTEL 8.996357 5.674443 4.043041 BUMI 1941.817 1990.047 1140.506 INDF 0.506731 0.590061 1.495526 ISAT 39617.61 18222.69 28129.47 KIJA 79.36761 -160.507 111.2564 KLBF 1072.309 1029.229 1092.677 LSIP 4802.299 5480.807 4166.199 PGAS 4015.628 -163.922 1988.86 PNBN 2886.1 2360.484 1776.009 PNLF 793.6693 652.7054 343.4392 PTBA 1146.701 981.3968 6258.333 SMCB 289.5889 482.3862 1530.984 TLKM 6563.79 8281.582 15663.73 UNTR 7056.858 7948.972 7692.754 Sumber: hasil pengolahan data penelitian 2010 Tabel 4.1 adalah merupakan data Standardized Unexpected Earnings (SUE) yang dihasilkan dari perhitungan secara manual yang dilakukan oleh peneliti dan akan bertindak sebagai variabel Y (dependent) dalam penelitian ini. 2. Divident Payout Ratio Untuk memperoleh data Divident Payout Ratio (DPR) peneliti melakukan perhitungan melalui berdasarkan kepada rumus persamaan 3.2 untuk menghitung Divident Payout Ratio (DPR). Adapun hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Divident Payout Ratio (DPR) Kode Hasil Divident Payout Ratio (DPR) Perusahaan 2007 2008 2009 AALI -1.90939 -0.05563 -3.25253 ASII 0.099357 0.383209 0 BBCA 0.325397 0.42684 0.193761 BNBR 0 0 0 BDMN 0.496671 0.299528 0 BLTA 0.273988 0.014728 0 BMRI 0.887998 0.348444 0.087379 BNBR 0 0 0 BNGA 0.497681 0.450053 0 BNII 0.842548 0 0 BTEL 0 0 0 BUMI 0.20105 0.138938 0 INDF 0.414218 0.398947 0 ISAT 0 0.5 0 KIJA 0 0 0 KLBF 0.143906 0.179598 0 LSIP 0 0.305999 0 PGAS 0 1.512319 0.055078 PNBN 0 0 0 PNLF 0 0 0 PTBA 0.500015 0 0.069024 SMCB 0 0 0 TLKM 0.714387 0.56371 0.057768 UNTR 0 0.262575 0.359244 Sumber: data diolah dari dividend cash dan earning per share di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tabel 4.2 adalah perolehan perhitungan dividend payout ratio (DPR). Adapun dividend payout ratio (DPR) dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel X2 (variabel independen kedua). 3. Return Saham Untuk memperoleh data return saham peneliti melakukan perhitungan data dengan menggunakan rumus pada persamaan 3.1. Adapun hasil perhitungan return saham tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Return Saham Kode Perusahaan Hasil Perhitungan Return Saham 2007 2008 2009 AALI 0.0763 (0.0501) 0.0527 ASII 0.0621 (0.0608) 0.1114 BBCA 0.0301 (0.0444) 0.0348 BNBR 0.0338 (0.0253) 0.0514 BDMN 0.0154 (0.0560) 0.0664 BLTA 0.0416 (0.0869) 0.0132 BMRI 1.1763 (0.0308) 0.0782 BNBR 0.0593 (0.0938) 0.0673 BNGA 0.0019 (0.0339) 0.0414 BNII 0.0186 0.0211 (0.0020) BTEL 0.0536 (1.3721) 0.1295 BUMI 0.1783 (0.1132) 0.1362 INDF 0.0775 (0.0450) 0.0952 ISAT 102.0833 (137.0833) (0.0991) KIJA 0.0027 (0.0254) 0.0301 KLBF 0.0233 (0.0285) (0.0101) LSIP 0.0474 (0.1020) 0.0871 PGAS 0.0070 (0.0810) 0.1156 PNBN 0.0481 (0.0694) 0.0983 PNLF 0.0474 (0.0312) 0.1171 PTBA 0.0307 (0.0968) 0.0676 SMCB 0.0162 (0.0006) 0.0298 TLKM 0.0180 (0.0426) 0.0648 UNTR 0.2655 (0.0189) 0.0856 Sumber: data diolah dari harga saham di Bursa Efek ndonesia (BEI) 2010 Tabel 4.3 adalah merupakan data hasil perhitungan return saham berdarkan kepada rumusan pada persamaan 3.1. Return saham merupakan variabel X1 (variabel independen kesatu) dalam penelitian ini. b. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika inferential. Ada beberapa cara untuk mengeksplorasi asumsi normalitas ini, antara lain uji normalitas Shapiro-Wilk dan Uji Normalitas Lilliefors (KolmogorovSmirnov) yang terdapat dalam prosedur SPSS. Secara grafis dalam prosedur SPSS ada dua jenis yang akan ditampilkan dalam uji normalitas, yaitu normal probability plot dan detrended normal plot. Dalam normal probability plot setiap nilai data yang diamati dipasangkan dengan nilai harapannya (expected value) dari distribusi normal. Jika sampel data berasal dari suatu populasi yang terdistribusi normal, maka titik-titik nilai data akan terletak kurang lebih dalam suatu garis normal. Dalam detrended normal plot yang digambarkan adalah simpangan dari nilai data terhadap garis lurus. Jika sampel data berasal dari suatu populasi yang terdistribusi normal, maka titiktitik nilai data tidak akan membentuk pola tertentu dan akan tersebar di sekitar garis mendatar yang melalui titik nol. (Stanislaus S. Uyanto, 2009: 41). Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan normal probability plot, sebagai berikut: Gambar 4.1 Gambar Normal Probability Plot (Normal P – P Plot) Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: SUE_Y 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Dari Normal Probability Plot (Normal P-P) gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik data membentuk pola linear sehingga konsisten dengan distribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Digunakannya beberapa variabel bebas tersebut saling berkorelasi atau yang dikenal dengan adanya multikolinearitas di antara variabel bebas. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 91) Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Colinearity Statistics Tolerance VIF .904 1.106 .904 1.106 Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.4 yang dapat terlihat bahwa nilai VIF dan TOLERANCE dari data penelitian dapat dikatakan mengandung multikolienaritas memiliki nilai TOLERANCE lebih dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antara variabel bebas tidak ada yang mempunyai korelasi atau persamaan tidak mengandung multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Data yang baik dalam penelitian regresi adalah data yang tidak memiliki autokorelasi antar variabelnya. Dalam melakukan uji autokorelasi dengan menggunakan grafik, tidak jarang akan ditemui kesulitan untuk menentukan ada atau tidaknya autokorelasi. Penilaian yang subjektif , tentunya akan dapat mengakibatkan berbedanya kesimpulan antara satu orang dengan lainnya. Apabila gambar yang dilihat mempunyai skala yang berbeda. Oleh karena itu, uji formal tetap lebih diutamakan. Salah satu uji formal yang paling populer untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 189). Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson 1.803 Nilai Durbin-Watson dari tabel 4.5 di atas adalah sebesar 1.803. Jika nilai statistik DW dijadikan pendekatan untuk menghitung autokorelasi, maka: ρ = 1 – DW/2 = 1 – 1,803/2 = 0,0985 Dari hasil perhitngan tersebut, membuktikan bahwa DW bernilai 2, maka ρ akan bernilai 0 yang berarti tidak ada autokorelasi. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 225). d. Uji Heteroskedastisitas Bila multikolinearitas hanya mungkin terjadi dalam regresi linear majemuk, maka heteroskedastis ini dapat pula terjadi pada regresi sederhana. Sebagaimana salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model regresi bersifat BLUE maka var (ui) harus sama dengan σ2 (konstan) atau dengan residual atau error mempunyai varian yang sama. Kondisi seperti inilah disebut dengan homoskedastis, sedangkan bila varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastis. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 109). Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Pada gambar 4.2 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Uji Hipotesa Uji hipotesa ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk kepentingan tersebut, maka semua koefisien regresi harus diuji. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yang disebut dengan uji-F dan uji-t. Uji-F digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara bersamasama, sedangkan uji-t untuk menguji koefisien regresi, termasuk intercept secara individu. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 16). a. Uji-F (ANOVA) Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan. Adapun cara pengujian dalam regresi sederhana maupun regresi majemuk sama, yaitu dengan menggunakan suatu tabel yang disebut dengan tabel ANOVA (Analysis of Variance). (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 17). Tabel 4.6 Hasil Uji ANOVA Model 1 Sum of Squares 70.072 Df 2 Mean Square 35.036 Residual 242.958 42 5.785 Total 313.030 44 Regression F 6.057 Sig. .005(a) Pada tabel 4.6, dapat dijelaskan nilai dari ketiga komponen yang ada dalam tabel ANOVA. Dari formulanya dapat terlihat nilai Sum of Squared Regression (SSR) yaitu sebesar 70,072, nilai dari Sum of Squared Error/Residual (SSE) yaitu sebesar 242,958 dan nilai dari Sum of Squared Total (SST) yaitu sebesar 313,030. Kemudian degree of freedom (df), di mana k adalah jumlah variabel bebas (koefisien slope) yaitu sebesar 2. Kemudian nilai 42 didapat dari n-k-1 yaitu 45-2-1=42 dan 44 didapat dari n-1 yaitu 45-1=44. Didapatkan nilai F hitung adalah 6,057 dengan tingkat signifikansi 0,005 (kurang dari 0,05). Jadi, dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE). b. Uji-t (Uji Parsial) Uji-t (Uji Parsial) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu, dengan menggunakan suatu uji disebut dengan uji-t. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 18). Berikut adalah hasil uji-t dari penelitian ini: Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji-t a Coefficients Model 1 (Constant) RS_X1 DIV_X2 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1.332 1.285 -.596 .254 -.335 .617 .194 .454 a. Dependent Variable: SUE_Y t 1.036 -2.344 3.172 Sig. .306 .024 .003 C T Jika return saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dan jika dividend payout naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali. Pada kolom Sig. nilai return saham adalah 0,024 atau probabilitas di bawah 5%, maka return saham signifikan terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE) dan pada kolom Sig. dividend payout adalah 0,003 atau probabilitas di bawah 5%, maka dividend payout signifikan terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE). Untuk menguji apakah masing-masing koefisien regresi signifikan digunakan uji-t dengan hasil sebagai berikut: 1. Variabel return saham : H0:β1=0 terhadap H1:β1≠0, hasil ujit: t = -2,344 dengan degree of freedom n-k-1 = 45-2-1 = 42 dan P-value = 0,024 yang lebih kecil dari α=0,05. Hal ini merupakan bukti kuat penolakan H0:β1=0. 2. Variabel dividend payout: H0:β2=0 terhadap H1:β2≠0, hasil uji-t: t = 3,172 dengan degree of freedom n-k-1 = 45-2-1 = 42 dan P-value = 0,003 yang lebih kecil dari α=0,05. Hal ini merupakan bukti kuat penolakan H0:β2=0. c. Uji Koefesien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R2, merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa variasi dari variabel terikat Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan nol (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat dijelaskan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya persamaan regresi ditentukan oleh R2-nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 20). Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Mod el 1 R .473(a) R Square .224 Adjusted R Square .187 Std. Error of the Estimate 2.40515 Change Statistics R Square F Change Change df1 df2 .224 6.057 2 42 Sig. F Change .005 Pada tabel 4.8 di atas, menunjukkan nilai Koefisien Determinasi (R2). Di samping itu, terlihat pula adanya nilai Adjusted R Square atau dilambangkan Adj R2. Nilai R Square adalah 0.224 yang berarti 22,4% nilai Standarize Unexpected Earnings (SUE) dapat dijelaskan oleh variabel return saham dan dividend payout, sedangkan isinya sebesar 77,6% dijelaskan oleh variabel lain. c. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) Hasil uji regresi linear berganda Standarized Unexpexted Earnings (SUE) sebagai variabel dependen return saham dan dividend payout sebagai variabel independen dilihat dari hasil output SPSS berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant 1.332 1.285 RS_X1 -.596 .254 -.335 DIV_X2 .617 .194 .454 t 1.036 -2.344 3.172 Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .306 .024 .904 1.106 .003 .904 1.106 a. Dependent Variable: SUE_Y Pada tabel 4.9, menyajikan hasil estimasi baik estimasi tunggal maupun interval. Di samping itu juga terdapat hasil perhitungan standar error masing-masing koefisien, yang akan berguna baik untuk menghitung interval keyakinan maupun untuk melakukan uji signifikansi koefisien (uji-t). Persamaan regresi berganda yang diperoleh adalah: Y = 1,332 + (0,596)X1 + 0,617 X2 Keterangan: Y = Standardized Unexpected Earnings (SUE) X1= return saham X2= dividend payout Dari hasil analisa statistik di atas dapat disimpulkan adanya informasi Standardized Unexpected Earnings (SUE) mampu mempengaruhi besarnya return saham dan dividend payout. Jadi, total dari 24 perusahaan yang terpilih dalam perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ-45 dalam penelitian ini semuanya mendukung adanya analisis surprise earnings announcement yang diperoleh dari Standardized Unexpected Earnings (SUE). Dari persamaan diatas dapat diketahui apabila nilai return harga saham dan dividend payout nol maka nilai SUE 1.332. Jika return saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dengan persyaratan variabel lain konstan, dan jika perubahan harga saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali dengan persyaratan variabel lain konstan. d. Interpretasi Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (multiple linear regression) pengaruh surprise earnings announcement terhadap return saham dan dividend payout, dinyatakan dalam beberapa teori penelitian sebelumnya. Indra dan Syam (2004) mencoba mendapatkan bukti relevansi nilai informasi laba akuntansi, nilai buku dan total arus kas dalam menjelaskan ’market value’ dengan menggnakan model penilaian harga dan return saham. Hasil studi menyatakan pengujian dengan model harga menunjukkan bahwa variabel laba akuntansi, nilai buku dan total arus kas berperan sebagai dasar eksperktasi investor di masa mendatang. Studi Das dan Lev (1994) menguji secara memadai spesifikasi da penjelasan alternatif yang dihubungkan dengan non linear pada hubungan earnings dan return, di mana hasil penelitian menunjukkan ada hubungan non linear antara earnings dan return dengan menggunakan data estimasi tahunan dan dengan prosedur non parametrik tidak menunjukkan hubungan khusus dan ada hubungan non linear antara return saham dengan earnings. Ball dan Brown (1968), memberikan dua estimasi model penelitian dalam pengujian salah satu komponen laporan keuangan yang mempengaruhi harga saham yaitu, pengujian perubahan harga saham (return studies) dan pengujian dari harga saham (levels studies). Pada 2001, Hsu juga melakukan penelitian mengenai earnings surprise dengan menggunakan konsep Standarized Unexpected Earnings (SUE). Dalam penelitiannya ini, Hsu menemukan adanya hubungan antara earnings surprise dengan return saham pada pasar modal Asia/Pasific dan Eropa. Dalam pasar yang kompetitif, harga keseimbangan dari setiap barang atau jasa adalah pada saat penawaran (supply) sama dengan permintaan keseluruhan. Harga ini mencerminkan kesepakatan nilai dari suatu barang atau jasa yang dicapai oleh pelaku-pelaku di pasar. Menurut Suad Husnan, berdasarkan semua informasi publik yang tersedia pada pasar efisien adalah pasar yang harga sekuritas telah mencerminkan semua informasi yang relevan. (Suad Husnan, 1998: 256). Hasil dari analisis regresi linear berganda untuk melihat pengaruh surprise earnings announcement terhadap return saham dan dividend payout, diperlihatkan deskripsi dari semua variabel yang diregresikan yaitu variabel Y (Standardized Unexpected Earnings-SUE) sebagai variabel dependen untuk mengukur nilai surprise earnings announcement serta variabel X1 (return sahamRS) dan variabel X2 (dividend payout-DIV) sebagai variabel independen. Didapatkan nilai F hitung adalah 6,507 dengan tingkat signifikansi 0,005 (kurang dari 0,05). Jadi, dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE). Dari hasil analisa statistik di atas dapat dismpulkan adanya informasi Standardized Unexpected Earnings (SUE) mampu mempengaruhi besarny return saham dan dividend payout. Jadi, total dari 24 perusahaan yang terpilih dalam perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ-45 dalam penelitan ini semuanya mendukung adanya analisis surprise earnings announcement yang diperoleh dari perhitungan Standardized Unexpected Earnings (SUE). Permasalahan serius yang harus dihadapi seperti earnings announcement ini adalah penting. Alasannya, pertama manajemen laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikan semua perusahaan di dunia. Sebab aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis yang belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di negara yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya Amerika. Kedua, laporan keuangan tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menginformasikan apa yang sesungguhnya telah dilakukan dan dialami perusahaan selama satu periode. e. Analisa Statistik Uji Beda 1. Uji Normalitas Variabel Standard Unexpected Earnings (SUE) Uji normalitas data One Sample Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui jenis alat statistik yang akan digunakan untuk melakukan uji beda statistik parametrik ataupun uji beda non-parametrik pada penelitian ini. Jika data terdistribusi dengan normal maka alat uji beda yang digunakan Independent Sample Test dan jika data tidak terdistribusi dengan normal maka alat uji beda yang digunakan Mann Whitney. Hasil analisa dalam pengujian Standardized Unexpected Earnings (SUE) menggunakan tingkat signifikansi 5%, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SUE N Normal Parametersa 70 Mean Std. Deviation Most Extreme Differences 5.3017 2.39520 Absolute .096 Positive .040 Negative -.096 Kolmogorov-Smirnov Z .801 Asymp. Sig. (2-tailed) .543 a. Test distribution is Normal. Terlihat pada tabel 4.10, pada uji normalitas diatas menggunakan Kolmogorov-Smirnov Z di atas dapat diketahui bahwa data sebaran Standardized Unexpected Earnings (SUE) terdistribusi dengan normal. Hal ini dapat diketahui melalui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,543 (lebih besar dari 0,05). Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dikarenakan data sudah terdistribusi dengan normal maka untuk uji beda akan dilakukan dengan menggunakan uji parametrik yaitu independent sample ttest. 2. Uji Independent Sample t-Test Uji independent sample t-test digunakan untuk membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal.(Stanislaus S. Uyanto, 2009: 137). Hasil uji independent sample t-test dari penelitian terhadap positive earnings surprise dan negative earnings surprise, sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Independent Sample t-Test Group Statistics Group N SUE Positif Suprise Earning Mean Std. Deviation Std. Error Mean 68 5.4801 2.18592 .26508 2 -.7619 .11610 .08210 Negatif Suprise Earning Sumber: hasil olah data penelitian 2010 Pada table 4.11 di atas menjelaskan bahwa besar sampel untuk setiap grup adalah positive earnings surprise sebanyak 68 dan negative earnings surprise sebanyak 23. Purata mean adalah positive earnings surprise 5,4801 dan negative surprise earnings -0,7619 dan simpangan baku (standard deviation) adalah sebesar positive earnings surprise sebesar 2,18592 dan negative earnings surprise sebesar 0,11610. Tabel 4.12 Hasil Uji Independent Sample t-Test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. F SUE Equal variances assumed 2.901 Sig. .093 Equal variances not assumed Sumber: hasil olah data penelitian 2010 T Df (2- Mean Std. Error tailed) Difference Difference Difference Lower Upper 4.010 68 .000 6.24196 1.55670 3.13562 9.34831 22.493 49.782 .000 6.24196 .27750 5.68452 6.79941 Pada tabel 4.12 diatas, menejelaskan Uji Levene’s Test For Equality of Variances untuk mengetahui apakah asumsi kedua varians sama besar atau berbeda. Dari hasil nilai levene’s T test didapat P-value = 0.093 lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Dikarenakan hasil levene’s test diatas menyatakan bahwa asumsi kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka kita akan mengunakan uju t test. Pada hasil t-test diperoleh hasil nilai t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai Pvalue sebesar 0.000 maka P- value (2-tailed) maka dibagi dua : 0,000/2 = 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa dalam analisis surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap return saham dan dividend payout. Ketika nilai earnings announcement (positive earnings surprise), maka return saham biasanya akan mengalami kenaikan dan dividend payout juga menaik. Ketika nilai earnings announcement (negative earnings surprise), maka return saham akan turun dan dividend payout juga menurun. f. Interpretasi Statistik Uji Beda Earnings dikenal sebagai laba suatu perusahaan yang diumumkan setiap periode pelaporan keuangan. Lapran mengenai nilai earnings perusahaan dilakukan secara berkala baik secara triwulanan (quarterly) maupun secara tahunan (annual) yang dipublikasikan melalui laporan keuangan perusahaan. Pelaporan nilai earnings oleh perusahaan bisa disebut sebagai earnings announcement. Untuk mengetahui earnings announcement secara tepat, harus dibedakan antara expected earnings dan unexpected earnings. Expected earnings adalah informasi yang diharapkan sudah diduga dan diantisipasi oleh pasar sehingga pada saat pengumuman tidak membuuhkan penyesuaian harga. Sedangkan unexpected earnings adalah bagian yang tidak terduga, tidak terantisipasi oleh pasar dan membutuhkan penyesuaian harga. Dalam pelaporan earnings suatu perusahaan, terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement). Dengan adanya, perbedaan antara nilai earnings forecast dan nilai earnings announcement maka terdapat ’gap’ yang melahirkan suatu kondisi yang biasa disebut sebagai earnings surprise. Positive earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami peningkatan. Peningkatan pada harga saham tentu akan berimbas pada kenaikan return dari saham tersebut dan nilai dividend payout. Negative earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement. Dalam kondisi ini umumnya harga saham akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham, tentunya akan berimbas pada penurunan return dari saham tersebut. Selain hal tersebut juga akan berimbas pada dividend payout pada saat yang bersamaan. (Zaenal Arifin, 2005: 30). Hasil analisa dengan menggunakan uji beda dalam pengujian Standardized Unexpected Earnings (SUE) menggunakan Independent Sample t-Test terhadap positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Dijelaskan dalam Uji Levene’s test For Equality of variances didapat P-value=0,093 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara positive earnings surprise dengan negative earnings surprise. Dikarenakan hasil Levene’s test menyatakna bahwa asumsi kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka digunakan uji ttest. Pada hasil t-test diperoleh t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai P-value sebesar0,000 maka P-value (2tailed) dibagi dua: 0,000/2 = 0,000 kurang dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara positive earnings surprise dengan negative earnings surprise. Perbedaan tersebut juga akan berpengaruh terhadap return saham dan dividend payout. Ketika nilai earnings announcement (positive earnings surprise), maka return saham dan dividend payout biasanya akan mengalami kenaikan dan ketika nilai earnings announcement (negative earnings surprise), maka return saham dan dividend payout akan turun. Semakin berkembangnya penelitian di bidang keuangan pada perkembangan perspektif earning yang bukan hanya dalam konteks informasi (information pperspective), artinya penelitian-penelitian tidak hanya terfokus pada upaya untuk mendeteksi keberadaan, bagaimana dan konsekuensi earnings tetapi mengalami perluasan. BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang didapat dari analisis surprise earnings announcement, yaitu: 1. Hasil uji regresi berganda mengenai analisis surprise earning announement terhadap return saham dan dividend payout menunjukkan bahwa koefisien determinasi R2 sebesar 0,224. hal ini berarti, variabel independen (return saham dan dividend payout). Hal ini berarti variabel dependen (Standardized Unexpected Earnings (SUE)) sebesar 22,4%, sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil uji regresi berganda, menyatakan bahwa jika return saham baik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dan jika dividend payout naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali. Dengan F hitung sebesar 6,057 pada tingkat signifikansi 0,005 (lebih kecil dari 0,05) atau dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Standardized Unexpected Earnings (SUE) yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dan dividend payout. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Neddham Jones dan Frank Bacon (2007) melakukan analisis pada 50 perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak terduga pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga terhadap cash flow masa depan perusahaan tersebut dimana menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat terhadap informasi publik yang tersedia. 2. Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan independent sample ttest yang dilakukan dalam penelitian ini, bahwa pada periode sampel pada tahun 2007 hingga tahun 2009 dengan menggunakan perusahaan LQ-45 memiliki tingkat signifikansi kurang dari alpha 0,05. Dikarenakan hasil Levene’s test menyatakan bahwa asumsi kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka digunakan uji t-test. Pada hasil t-test diperoleh t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai Pvalue sebesar0,000 maka P-value (2-tailed) dibagi dua: 0,000/2 = 0,000 kurang dari 0,05. Dengan demikian H0 ditolak berarti ada perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings surprise. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian pada skripsi Universitas Kristen Petra berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005), dengan hasil uji beda menggunakan paired sample t-test yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Standardized Unexpected Earnings (SUE). B. Implikasi 1. Bagi investor yaitu, disarankan agar menggunakan informasi keuangan lainnya, seperti informasi arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan serta untuk melihat pengaruh earnings terhadap jumlah pemegang saham baik institusional maupun individu. 2. Bagi perusahaan yaitu, kesadaran emiten atau perusahaan untuk lebih terbuka dalam informasi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan. Dalam hal ini pembeli saham agar semua informasi yang dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan dapat diperoleh dengan mudah dan cepat sehingga pasar modal Indonesia dapat lebih sehat dan menguntungkan bagi semua pihak. 3. Bagi peneliti, yaitu bagi penelitian selanjutnya adalah perlunya menambah jumlah sampel yang digunakan dan mempertimbangkan pengaruh perusahaan besar dan kecil (size effect), melihat pengaruh secara lebih rinci terhadap sampel penelitian bahwa pengaruh earnings dapat diuraikan menjadi beberapa kelompok sampel sesuai dengan penggolongan serta perlunya memperpanjang periode pengamatan sehingga hasilnya lebih akurat dan perlunya penggunaan variabel nilai sebagai populasi yang baik untuk earnings di masa mendatang. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kammaruddin. Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portofolio. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004. Alhusin, Syahri. Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS 10 for Windows. Edisi Reivisi. Jakarta: Graha Ilmu, 2002. Arifin, Zaenal. Teori Keuangan Dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonusa, 2005. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002. Ari Ambarwati, Sri Dewi. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham Dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-2005. Jurnal Siasat Bisnis Volume 12 Nomor 1, 2008. Ary Gumanti, Tatang dan Sri Utami, Elok. Bentuk Pasar efisien Dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 14 Nomor 1, 2002. Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia, 2004. Ball, R dan Brown, P. An Empirical Of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research. 6 (2), pp 159-178, 1968. Beaver, W.H. The Information Content Of Annual Earnings Announcement. Empirical Research In Accounting: Selected Studies. Journal Of Accounting Research, page: 67-92, 1968. Berkman, N. A Primer On Random Walk In The Stock Market. New England Economic Review: 32-49, 1978. Dass, S and Lev, B. Nonlinearity In The Returns-Earnings Relation: Test Of Alternative Spesification And Explanation. Contemporary Accounting Research, 11, pp. 353-379, 1994. Della V, Stefano. Problem Set On Earnings Announcement. Journal Of Accounting Research, 2009. Fama, E.F. Efficient Capital Market: A Review Of An Empirical Work. Journal Of Finance: 383-417, 1970. Foster George, Chris Olson dan Terry Shelvin. Earnings Release Anomalies And The Behaviour Of Security Returns. The Accounting Review Vol. LIX No 4 pp. 63-92, 1984. Foster, G. Financial Statement Analysis. 2nd Edition. New Jeraey: John Willey and Sons, 1986. Gunawan, Greta dan Chandra Prasetya, Agatha. Analisis Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES 2001-2003). Skripsi Universitas Kristen Petra, 2005. Hamid, Abdul. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. FEIS Press, 2007. Harahap, S. S. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001. Harjito, D. Agus. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Lemah Di Bursa Saham Kuala Lumpur. Jurnal Siasat Bisnis, 2003. Haugen, R.A. Modern Investment Theory. Fifth Edition, New Jersey, Prentice Hall, 2001. Husnan, Suad. Manajemen Keuangan: Teori Dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE, 1996. Husnan, Suad. Dasar-Dasar Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 1998. Hsu, H. Christine. Earnings Surprise And Stock Returns: Some Evidence From Asia/Pasific and Europe. Business Quest, 2001. Indra dan Syam, F. Hubungan Laba, Nilai Buku dan Total Arus Kas Dengan Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar, Bali, pp. 931-947, 2004. Jones, Needham dan Bacon, Frank. Surprise Earnings Announcement: A Test Of Market Efficiency. Proceddings Of The Academy Of Accounting And Financial Studies Volume 12 Nomor 1, 2007. Jones, Charles P.Investment: Analysis And Management. John Willey And Sons California. 6th Edition, 1998. Kleiman, Robert T., Payne, James E dan Sahu, Anandi P. Random Walks And Market Efficiency: Evidence From International Real Estate Markets. JRER Volume 24 Nomor 3, 2002. Kurniawati, Indah. Analisis Pengaruh Pengumuman Earning Terhadap Abnormal Return Dan Tingkat Likuiditas Saham. JAAI Volume 10 No. 2, 2006. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Nachrowi, D Nachrowi dan Usman, Hardius. Pendekatan Populer Dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2006. Na’im Ainun dan Finn Frank. Announcement Effect And Market Efficiency In A Thin Market. Asia Pasific Journal Of Management pp 243-265, 2000. Purwoto, Agus. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta: PT. Grasindo, 2007. Rahmawati. Relevansi Nilai Earnings Dengan Pendekatan Terintegrasi: Hubungan Non Linear. JAAI Vol 9 No : 45-59, 2005. Rodoni, Ahmad. Analisis Teknikal Dan Fundamental Pada Pasar Modal (Disertai Hasil Penelitian). Jakarta: Penerbit Center For Social Economics Studies (CSES) Press, 2005. Rodoni, Ahmad dan Ali HT, Herni. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010. Rodoni, Ahmad dan Yong, Othman. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio. Jakarta: Raja Grfindo Persada, 2002. Setiawan, Doddy. Pengujian Efisiensi Pasar bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan: Analisis pengumuman Dividen Meningkat. Tesis S-2 UGM, 2001. Setyowati, W. Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan: Studi Kasus Misscellaneous Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 9 (1), PP 76-88, 2002. Siahaan, Hinsa. Perkembangan Peranan Pasar Derivatif Membantu Peningkatan Efisiensi Pasar Keuangan Indonesia. Jurnal Keuangan dan Moneter Volume 9 Nomor 3, 2006. Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Ke Empat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Sulistyanto, H. Sri. Manajemen Laba (Teori Dan Model Empiris). Jakarta: Penerbit Grasindo, 2008. Sulistyastuti, Dyah Ratih. Saham Dan Obligasi (Ringkasan Teori Dan Soal Jawab). Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), 2002. Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), 2010. Truong, Cameron dan Shane, Philip B. A New Measure Of Earnings News And Post Earnings Announcement Drift. Journal University Of Auckland Business School And Leeds School Of Business At The University Of Colorado, 2008. Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Edisi Tiga. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009 Wu, Wei dan Shafer Glenn. A Study Of Autocorrelations And Lead-Lag Effects Using Game-Theoretic Efficient- Market Hypotheses. Journal Of Rutgers Business School, 2007. Yong, O. Introduction To Financial Theory. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997. www.idx.co.id www.yahoo.com LAMPIRAN 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM INDEKS LQ-45 (Periode 2007-2009) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Kode Efek AALI ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BNBR BNGA BNII BTEL BUMI INDF ISAT KIJA KLBF LSIP PGAS PNBN PNLF PTBA SMCB TLKM UNTR Nama Perusahaan Astra Agro Lestari Tbk Astra Internasional Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bakrie & Brothers Tbk Bank Niaga Tbk Bank Internasional Indonesia Tbk Bakrie Telecom Tbk Bumi Resources Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indosat Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Kalbe Farma Tbk PP London Sumatera Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Panin Life Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Holcim Indonesia Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk United Tractors Tbk LAMPIRAN 2 DAFTAR HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Tahun 2007 Open Close 12,600 13,200 13,200 12,550 12,550 12,600 12,600 15,750 15,750 15,100 15,100 13,750 13,750 15,350 15,350 14,300 14,300 16,800 16,800 22,500 22,500 25,450 25,450 28,000 Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Tahun 2008 Open Close 28,000 30,200 30,200 31,600 31,600 25,850 25,850 23,700 23,700 26,450 26,450 29,550 29,550 21,900 21,900 17,950 17,950 12,950 12,950 6,050 6,050 8,450 8,450 9,800 Tahun 2009 Open Close 9,800 22,750 22,750 22,300 22,300 21,650 21,650 21,050 21,050 21,500 21,500 19,300 19,300 16,850 16,850 17,800 17,800 15,800 15,800 14,100 14,100 12,850 12,850 10,900 Tahun 2007 Open Close 14,000 14,850 14,850 14,050 14,050 13,200 13,200 14,400 14,400 16,400 16,400 16,900 16,900 18,750 18,750 17,850 17,850 19,250 19,250 25,600 25,600 25,000 25,000 27,300 Astra Internasional Tbk (ASII) Tahun 2008 Open Close 27,300 27,250 27,250 27,850 27,850 24,250 24,250 20,000 20,000 21,000 21,000 19,250 19,250 22,550 22,550 20,800 20,800 17,100 17,100 9,350 9,350 10,200 10,200 10,550 Tahun 2009 Open Close 10,550 13,000 13,000 11,300 11,300 14,250 14,250 18,000 18,000 20,800 20,800 23,800 23,800 29,300 29,300 30,150 30,150 33,350 33,350 31,300 31,300 32,350 32,350 34,700 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Tahun 2007 Open Close 5,250 5,100 5,100 4,925 4,925 5,100 5,100 5,300 5,300 5,250 5,250 5,450 5,450 6,300 6,300 6,000 6,000 6,150 6,150 7,300 7,300 7,100 7,100 7,300 Bank Central Asia Tbk (BBCA) Tahun 2008 Open Close 7,300 3,550 3,550 3,575 3,575 3,250 3,250 3,000 3,000 2,775 2,775 2,475 2,475 3,025 3,025 3,175 3,175 3,150 3,150 2,700 2,700 2,700 2,700 3,250 Tahun 2009 Open Close 3,350 2,750 2,750 2,350 2,350 3,100 3,125 3,350 3,400 3,375 3,425 3,525 3,525 3,775 3,775 4,250 4,275 4,625 4,700 4,575 4,500 4,800 4,800 4,850 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Open Close Open Close Open Close 5,150 5,300 7,400 7,000 4,575 4,550 5,300 4,750 7,000 7,200 4,550 3,725 4,750 5,050 7,200 6,300 3,725 4,200 5,050 5,250 6,300 5,950 4,200 5,800 5,250 6,100 5,950 5,800 5,800 6,250 6,100 5,750 5,800 5,100 6,250 6,300 5,750 6,300 5,100 6,100 6,300 7,300 6,300 6,250 6,100 5,850 7,300 7,600 6,250 6,600 5,850 5,400 7,600 7,500 6,600 7,750 5,400 3,450 7,500 7,100 7,750 7,800 3,450 3,400 7,100 7,400 7,800 7,400 3,400 4,575 7,400 7,650 Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Tahun 2007 Tahun 2008 Open Close Open Close 6,800.00 5,900.00 8,000 7,200 6,000 5,750 7,200 7,650 5,800 6,550 7,250 6,900 6,550 6,450 6,800 5,700 6,350 7,000 5,750 5,700 7,050 6,900 5,700 4,700 6,900 8,450 4,700 5,550 8,300 8,050 5,500 5,400 8,050 8,450 5,350 4,900 8,400 8,650 4,950 2,600 8,850 8,300 2,725 2,625 Tahun 2009 Open Close 3,150 2,275 2,250 2,625 2,625 3,125 2,450 3,125 3,125 3,750 3,850 4,825 4,825 4,825 4,850 4,700 4,675 4,950 4,975 4,550 4,425 4,425 Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November 8,400 8,000 Tahun 2007 Open Close 1,740 1,660 1,660 1,750 1,750 1,880 1,890 2,025 2,000 1,950 1,950 2,050 2,025 1,890 1,880 1,550 1,550 1,950 1,940 2,175 2,200 2,150 2,200 2,650 2,600 3,100 Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) Tahun 2008 Open Close 2,650 2,325 2,325 2,425 2,350 2,050 2,050 2,050 2,075 2,075 2,075 1,920 1,910 1,880 1,860 1,760 1,750 1,330 1,280 650 650 450 430 580 4,350 4,550 Tahun 2007 Open Close 2,900 2,575 2,600 2,325 2,350 2,500 2,500 3,075 3,075 3,250 3,275 3,125 3,125 3,525 3,475 3,250 3,250 3,525 3,525 3,775 3,850 3,550 3,600 3,500 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Tahun 2008 Open Close 3,500 3,325 3,375 3,275 3,200 3,150 3,200 2,875 2,900 2,900 2,900 2,600 2,625 2,975 2,950 2,825 2,800 2,650 2,550 1,560 1,600 1,490 1,500 2,025 Tahun 2009 Open Close 2,100 1,820 1,820 1,740 1,740 2,175 2,225 2,775 2,750 2,975 3,025 3,175 3,150 4,175 4,200 4,100 4,125 4,700 4,725 4,675 4,500 4,450 4,400 4,700 Tahun 2007 Open Close 155 172 172 182 182 187 187 240 240 300 300 295 295 305 305 270 270 300 300 315 315 295 Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Tahun 2008 Open Close 290 305 305 345 345 510 510 510 510 530 530 530 530 400 400 345 345 245 245 145 145 59 Tahun 2009 Open Close 50 50 50 50 50 50 50 85 87 88 90 90 90 105 106 132 132 131 131 98 90 89 Tahun 2009 Open Close 610 475 475 500 500 520 530 650 650 820 830 850 850 830 830 740 740 790 790 710 680 660 670 650 Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 295 290 Tahun 2007 Open Close 920 900 900 770 770 740 740 840 830 870 870 820 830 940 920 900 900 870 870 860 870 850 850 900 59 50 Bank Niaga Tbk (BNGA) Tahun 2008 Open Close 900 710 720 760 740 750 750 680 680 960 960 960 960 960 950 890 890 720 720 470 500 420 420 495 89 85 Tahun 2009 Open Close 495 425 415 395 400 470 480 700 730 690 700 620 620 700 710 690 680 700 690 680 660 730 710 710 Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Open Close Open Close Open Close 245 225 285 300 380 340 225 195 300 340 340 300 190 193 335 465 295 320 192 188 465 460 330 465 190 192 455 465 455 400 193 179 465 465 400 380 179 191 460 460 380 430 190 202 460 460 430 390 200 235 420 310 395 395 235 260 415 465 390 360 260 270 465 490 360 345 270 285 490 370 345 330 Tahun 2007 Open Close 245 255 260 285 285 290 290 290 290 425 430 410 410 445 435 360 Bakrie Telecom Tbk (BTEL) Tahun 2008 Open Close 420 365 365 375 365 340 345 285 285 270 270 265 265 245 240 295 Tahun 2009 Open Close 51 50 50 52 52 51 50 109 110 135 140 130 130 138 139 147 September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 355 405 470 420 400 460 420 420 Tahun 2007 Open Close 900 1,080 1,080 1,210 1,210 1,330 1,330 1,380 1,380 1,750 1,750 2,275 2,275 2,700 2,700 2,550 2,550 3,575 3,575 4,800 4,800 5,650 5,650 6,000 295 250 230 66 67 52 52 51 Bumi Resources Tbk (BUMI) Tahun 2008 Open Close 6,000 6,400 6,400 7,700 7,700 6,200 6,200 6,650 6,650 8,050 8,050 8,200 8,200 6,750 6,750 5,500 5,500 3,200 3,200 2,175 2,175 1,010 1,010 910 147 141 108 134 141 113 134 147 Tahun 2009 Open Close 960 510 510 770 760 820 820 1,480 1,500 1,960 2,000 1,860 1,860 2,800 2,850 2,900 2,925 3,225 3,225 2,375 2,200 2,350 2,325 2,425 Tahun 2007 Open Close 1,350 1,690 1,690 1,560 1,560 1,520 1,520 1,640 1,640 1,730 1,730 2,025 2,025 2,000 2,000 1,860 1,860 1,930 1,930 2,200 2,200 2,525 2,525 2,575 Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Tahun 2008 Open Close 2,575 2,825 2,825 2,925 2,925 2,325 2,325 2,275 2,275 2,800 2,800 2,400 2,400 2,275 2,275 2,250 2,250 1960 1960 1090 1090 970 970 930 Tahun 2009 Open Close 930 980 980 880 880 940 940 1,280 1,280 1,780 1,780 1,890 1,890 2,275 2,275 2,500 2,500 3,025 3,025 3,075 3,075 3,075 3,075 3,550 Tahun 2007 Open Close 6,750 6,000 6,000 5,900 5,900 6,250 6,250 6,800 6,800 6,750 6,750 6,500 6,500 7,250 7,250 7,200 Indosat Tbk (ISAT) Tahun 2008 Open Close 8,650 7,100 7,100 6,850 6,850 7,100 7,100 6,050 6,050 5,750 5,750 6,750 6,750 6,500 6,500 6,150 Tahun 2009 Open Close 5,750 5,650 5,650 4,200 4,200 4,725 4,725 5,600 5,600 5,300 5,300 4,975 4,975 5,450 5,450 5,250 September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei 7,200 7,700 8,700 8,300 7,700 8,700 8,300 8,650 6,150 6,100 5,300 5,100 6,100 5,300 5,100 5,750 5,250 5,450 5,150 4,850 5,450 5,150 4,850 4,725 Tahun 2007 Open Close 155 166 166 179 179 220 220 195 195 225 225 215 215 265 265 220 220 285 285 240 240 194 194 230 Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Tahun 2008 Open Close 230 181 181 174 174 136 136 107 107 143 143 128 128 134 134 119 119 92 92 53 53 50 50 50 Tahun 2009 Open Close 50 50 50 50 50 50 50 76 76 100 100 106 106 131 131 127 127 133 133 117 117 118 118 119 Tahun 2007 Open Close 1,190 1,300 1,300 1,220 1,220 1,210 1,210 1,260 1,260 1,240 1,240 1,390 1,390 1,490 1,490 1,360 1,360 1,330 1,330 1,360 1,360 1,220 1,220 1,260 Kalbe Farma Tbk (KLBF) Tahun 2008 Open Close 1,260 1,200 1,200 1,050 1,050 980 980 910 910 880 880 850 850 800 800 750 750 650 650 365 365 410 410 400 Tahun 2009 Open Close 400 465 465 650 650 620 620 900 900 880 880 1,010 1,010 1,310 1,310 1,270 1,270 1,330 1,330 1,220 1,220 1,250 1,250 1,300 Tahun 2007 Open Close 6,600 5,300 5,300 6,000 6,000 6,200 6,200 6,550 6,550 6,600 PP London Sumatera Tbk (LSIP) Tahun 2008 Open Close 10,650 12,100 12,100 12,550 12,550 8,950 8,950 9,150 9,150 10,300 Tahun 2009 Open Close 2,925 3,000 3,000 3,325 3,325 3,300 3,300 4,925 4,925 5,750 Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei 6,600 6,500 6,600 6,500 6,950 9,650 10,500 6,500 10,300 10,500 5,750 6,000 6,600 10,500 7,900 6,000 6,900 6,500 7,900 5,750 6,900 7,800 6,950 5,750 3,550 7,800 7,650 9,650 3,550 1,960 7,650 7,800 10,500 1,960 2,725 7,800 8,100 10,650 2,725 2,925 8,100 8,350 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Open Close Open Close Open Close 11,600 9,400 15,350 13,400 1,860 2,200 9,400 8,950 13,400 13,800 2,200 1,900 8,950 9,350 13,800 14,150 1,900 2,150 9,350 10,500 14,150 12,100 2,150 2,600 10,500 10,250 12,100 14,000 2,600 2,875 10,250 9,450 14,000 13,000 2,875 3,150 9,450 9,250 13,000 12,200 3,150 3,500 9,250 10,250 12,200 2,550 3,500 3,475 10,250 12,050 2,550 2,175 3,475 3,650 12,050 14,000 2,175 1,400 3,650 3,625 14,000 16,900 1,400 1,840 3,625 3,650 16,900 15,350 1,840 1,860 3,650 3,900 Tahun 2007 Open Close 580 590 590 570 570 550 550 630 630 610 610 640 640 740 740 670 670 700 700 730 730 660 660 680 Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) Tahun 2008 Open Close 680 610 610 650 650 640 640 590 590 620 620 840 840 890 890 930 930 760 760 525 525 520 520 580 Tahun 2009 Open Close 580 530 530 430 430 540 540 610 610 610 610 660 660 720 720 730 730 860 860 780 780 740 740 760 Tahun 2007 Open Close 165 177 177 156 156 169 169 168 168 168 Panin Life Tbk (PNLF) Tahun 2008 Open Close 195 158 158 164 164 149 149 170 170 160 Tahun 2009 Open Close 83 75 75 59 59 67 67 79 79 103 Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari 168 205 205 191 191 215 194 205 205 191 191 215 194 195 160 210 210 240 156 81 80 210 210 240 156 81 80 83 103 110 114 135 125 130 165 110 114 135 125 130 165 156 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Open Close Open Close Open Close 3,525 3,125 12,000 11,400 6,900 7,400 3,125 3,300 11,400 11,450 7,400 7,200 3,300 3,450 11,450 10,050 7,200 6,750 3,450 3,900 10,050 10,600 6,750 9,500 3,900 5,250 10,600 14,600 9,500 11,250 5,250 6,550 14,600 16,400 11,250 11,600 6,550 6,650 16,400 13,650 11,600 13,600 6,650 5,750 13,650 14,500 13,600 13,000 5,750 6,550 14,500 9,350 13,000 14,100 6,550 9,050 9,350 5,475 14,100 15,200 9,050 12,100 5,475 6,900 15,200 16,450 12,100 12,000 6,900 6,900 16,450 17,250 Tahun 2007 Open Close 670 650 650 660 660 720 720 760 760 950 950 1,010 1,010 1,030 1,030 1,140 1,140 1,400 1,400 1,650 1,650 1,750 1,750 1,560 Holcim Indonesia Tbk (SMCB) Tahun 2008 Open Close 1,560 1,380 1,380 1,200 1,200 910 910 900 900 1,110 1,110 1,120 1,120 1,160 1,160 1,150 1,150 850 850 445 445 435 435 630 Tahun 2009 Open Close 630 580 580 550 550 700 700 1,000 1,000 1,100 1,100 1,450 1,450 1,260 1,260 1,330 1,330 1,620 1,620 1,500 1,500 1,550 1,550 1,630 Tahun 2007 Open Close 10,100 9,450 9,450 8,900 Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Tahun 2008 Open Close 10,150 9,250 9,250 9,800 Tahun 2009 Open Close 6,900 6,300 6,300 6,300 Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 8,900 9,850 10,500 9,550 9,850 11,200 10,850 11,000 10,750 10,150 9,850 10,500 9,550 9,850 11,200 10,850 11,000 10,750 10,150 10,150 Tahun 2007 Open Close 6,550 6,750 6,750 6,950 6,950 7,400 7,400 7,900 7,900 7,550 7,550 8,250 8,250 8,600 8,600 8,100 8,100 8,200 8,200 10,950 10,950 11,250 11,250 10,900 9,800 9,650 9,650 8,850 8,850 8,100 8,100 7,300 7,300 7,700 7,700 8,000 8,000 7,150 7,150 5,400 5,400 5,850 5,850 6,900 United Tractors Tbk (UNTR) Tahun 2008 Open Close 10,900 13,300 13,300 13,250 13,250 12,550 12,550 12,050 12,050 14,450 14,450 12,150 12,150 11,400 11,400 10,350 10,350 9,450 9,450 3,150 3,150 3,975 3,975 4,400 6,300 7,550 7,850 7,450 7,500 8,950 8,400 8,650 8,400 9,000 7,550 7,850 7,450 7,500 8,950 8,400 8,650 8,400 9,000 9,450 Tahun 2009 Open Close 4,400 5,050 5,050 5,350 5,350 6,750 6,750 9,000 9,000 10,150 10,150 9,950 9,950 12,950 12,950 13,500 13,500 15,600 15,600 15,000 15,000 14,950 14,950 15,500 LAMPIRAN 3 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009) Tahun 2007 Return Saham 0.0476 (0.0492) 0.0040 0.2500 (0.0413) (0.0894) 0.1164 (0.0684) 0.1748 0.3393 0.1311 0.1002 0.0763 Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Tahun 2008 Return Saham 0.0786 0.0464 (0.1820) (0.0832) 0.1160 0.1172 (0.2589) (0.1804) (0.2786) (0.5328) 0.3967 0.1598 (0.0501) Tahun 2009 Return Saham 1.3214 (0.0198) (0.0291) (0.0277) 0.0214 (0.1023) (0.1269) 0.0564 (0.1124) (0.1076) (0.0887) (0.1518) 0.0527 Tahun 2007 Return Saham 0.0607 (0.0539) (0.0605) 0.0909 0.1389 0.0305 0.1095 (0.0480) 0.0784 0.3299 (0.0234) 0.0920 0.0621 Astra Internasional Tbk (ASII) Tahun 2008 Return Saham (0.0018) 0.0220 (0.1293) (0.1753) 0.0500 (0.0833) 0.1714 (0.0776) (0.1779) (0.4532) 0.0909 0.0343 (0.0608) Tahun 2009 Return Saham 0.2322 (0.1308) 0.2611 0.2632 0.1556 0.1442 0.2311 0.0290 0.1061 (0.0615) 0.0335 0.0726 0.1114 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Bank Central Asia Tbk (BBCA) Tahun 2008 Return Saham (0.5137) 0.0070 (0.0909) (0.0769) (0.0750) (0.1081) 0.2222 0.0496 (0.0079) (0.1429) 0.2037 (0.0444) 111 Bulan Tahun 2007 Return Saham (0.0286) (0.0343) 0.0355 0.0392 (0.0094) 0.0381 0.1560 (0.0476) 0.0250 0.1870 (0.0274) 0.0282 0.0301 Tahun 2009 Return Saham (0.1791) (0.1455) 0.3191 0.0720 (0.0074) 0.0292 0.0709 0.1258 0.0819 (0.0266) 0.0667 0.0104 0.0348 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Return Saham Return Saham Return Saham 0.0291 (0.0541) (0.0055) (0.1038) 0.0286 (0.1813) 0.0632 (0.1250) 0.1275 0.0396 (0.0556) 0.3810 0.1619 (0.0252) 0.0776 (0.0574) (0.1207) 0.0080 0.0957 0.1961 0.1587 (0.0079) (0.0410) 0.0411 0.0560 (0.0769) (0.0132) 0.1742 (0.3611) (0.0533) 0.0065 (0.0145) 0.0423 (0.0513) 0.3456 0.0338 0.0338 (0.0253) 0.0514 Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Return Saham Return Saham Return Saham (0.1324) (0.1000) (0.2778) (0.0417) 0.0625 0.1667 0.1293 (0.0483) 0.1905 (0.0153) (0.1618) 0.2755 0.1024 (0.0087) 0.2000 (0.0213) (0.1754) 0.2532 0.2246 0.1809 (0.0301) (0.0182) (0.0309) 0.0497 (0.0841) 0.0588 0.0298 (0.4747) (0.0854) (0.0621) (0.0367) - Desember Return Rata-Rata (0.0476) 0.0154 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Tahun 2007 Return Saham (0.0460) 0.0542 0.0743 0.0714 (0.0250) 0.0513 (0.0667) (0.1755) 0.2581 0.1211 (0.0227) 0.2045 0.0416 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Tahun 2007 Tahun 2008 Return Saham Return Saham (0.1121) (0.0500) (0.1058) (0.0296) 0.0638 (0.0156) 0.2300 (0.1016) 0.0569 (0.0458) (0.1034) 0.1280 0.1333 (0.0647) (0.0424) 0.0846 (0.0536) 0.0709 (0.3882) (0.0779) (0.0688) (0.0278) 0.3500 1.1763 (0.0308) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober 0.1923 (0.0560) Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) Tahun 2008 Return Saham (0.1226) 0.0430 (0.1277) (0.0747) (0.0157) (0.0538) (0.2400) (0.4922) (0.3077) 0.3488 (0.0869) Tahun 2007 Return Saham 0.1097 0.0581 0.0275 0.2834 0.2500 (0.0167) 0.0339 (0.1148) 0.1111 0.0500 Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Tahun 2008 Return Saham 0.0517 0.1311 0.4783 0.0392 (0.2453) (0.1375) (0.2899) (0.4082) 0.0460 0.0664 Tahun 2009 Return Saham (0.2213) 0.0526 0.0400 0.2264 0.2615 0.0241 (0.0235) (0.1084) 0.0676 (0.1013) (0.0294) (0.0299) 0.0132 Tahun 2009 Return Saham (0.1333) (0.0440) 0.2500 0.2472 0.0818 0.0496 0.3254 (0.0238) 0.1394 (0.0106) (0.0111) 0.0682 0.0782 Tahun 2009 Return Saham 0.7000 0.0115 0.1667 0.2453 (0.0076) (0.2519) November Desember Return Rata-Rata (0.0635) (0.0169) 0.0593 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Tahun 2007 Return Saham (0.0217) (0.1444) (0.0390) 0.1351 0.0482 (0.0575) 0.1325 (0.0217) (0.0333) (0.0115) (0.0230) 0.0588 0.0019 (0.0111) (0.0449) 0.0673 Tahun 2009 Return Saham (0.1414) (0.0482) 0.1750 0.4583 (0.0548) (0.1143) 0.1290 (0.0282) 0.0294 (0.0145) 0.1061 0.0414 Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Return Saham Return Saham Return Saham (0.0816) 0.0526 (0.1053) (0.1333) 0.1333 (0.1176) 0.0158 0.3881 0.0847 (0.0208) (0.0108) 0.4091 0.0105 0.0220 (0.1209) (0.0725) (0.0500) 0.0670 0.1316 0.0632 (0.0930) 0.1750 (0.2619) 0.1064 0.1205 (0.0769) 0.0385 0.0538 (0.0417) 0.0556 (0.2449) (0.0435) 0.0186 0.0211 (0.0020) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September (0.5931) (0.1525) (0.0938) Bank Niaga Tbk (BNGA) Tahun 2008 Return Saham (0.2111) 0.0556 0.0135 (0.0933) 0.4118 (0.0632) (0.1910) (0.3472) (0.1600) 0.1786 (0.0339) Tahun 2007 Return Saham 0.0408 0.0962 0.0175 0.4655 (0.0465) 0.0854 (0.1724) 0.1268 Bakrie Telecom Tbk (BTEL) Tahun 2008 Return Saham (0.1310) 0.0274 (0.0685) (0.1739) (0.0526) (0.0185) (0.0755) 0.2292 (0.1525) Tahun 2009 Return Saham (0.0196) 0.0400 (0.0192) 1.1800 0.2273 (0.0714) 0.0615 0.0576 (0.0408) Oktober November Desember Return Rata-Rata 0.1358 (0.1064) 0.0536 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Tahun 2007 Return Saham 0.2000 0.1204 0.0992 0.0376 0.2681 0.3000 0.1868 (0.0556) 0.4020 0.3427 0.1771 0.0619 0.1783 (0.1986) 0.2407 0.0970 0.1295 Tahun 2009 Return Saham (0.4688) 0.5098 0.0789 0.8049 0.3067 (0.0700) 0.5054 0.0175 0.1026 (0.2636) 0.0682 0.0430 0.1362 Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Return Saham Return Saham Return Saham 340 250 (0.0510) (130) 100 0.1136 (40) (600) (0.0638) 120 (50) (0.2656) 90 525 (0.2809) 295 (400) (0.0582) (25) (125) (0.1692) (140) (25) (0.0900) 70 (290) (0.1736) 270 (870) (0.0163) 325 (120) 50 (40) (0.1338) 102.0833 (137.0833) (0.0991) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus (0.7130) (0.2239) (0.0192) (1.3721) Bumi Resources Tbk (BUMI) Tahun 2008 Return Saham 0.0667 0.2031 (0.1948) 0.0726 0.2105 0.0186 (0.1768) (0.1852) (0.4182) (0.3203) (0.5356) (0.0990) (0.1132) Tahun 2007 Return Saham (0.1111) (0.0167) 0.0593 0.0880 (0.0074) (0.0370) 0.1154 (0.0069) Indosat Tbk (ISAT) Tahun 2008 Return Saham (0.1792) (0.0352) 0.0365 (0.1479) (0.0496) 0.1739 (0.0370) (0.0538) Tahun 2009 Return Saham (0.0174) (0.2566) 0.1250 0.1852 (0.0536) (0.0613) 0.0955 (0.0367) September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata 0.0694 0.1299 (0.0460) 0.0422 0.0233 (0.0081) 0.0381 (0.1311) (0.0550) (0.0377) (0.0583) 0.1275 (0.0258) (0.0285) (0.0101) Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Return Saham Return Saham Return Saham 0.0710 (0.2130) 0.0783 (0.0387) 0.2291 (0.2184) (0.1136) (0.2132) 0.5200 0.1538 0.3364 0.3158 (0.0444) (0.1049) 0.0600 0.2326 0.0469 0.2358 (0.1698) (0.1119) (0.0305) 0.2955 (0.2269) 0.0472 (0.1579) (0.4239) (0.1203) (0.1917) (0.0566) 0.0085 0.1856 0.0085 0.0474 (0.1020) 0.0871 Tahun 2007 Return Saham 0.0924 (0.0615) (0.0082) 0.0413 (0.0159) 0.1210 0.0719 (0.0872) (0.0221) 0.0226 (0.1029) 0.0328 0.0070 Kalbe Farma Tbk (KLBF) Tahun 2008 Return Saham (0.0476) (0.1250) (0.0667) (0.0714) (0.0330) (0.0341) (0.0588) (0.0625) (0.1333) (0.4385) 0.1233 (0.0244) (0.0810) Tahun 2009 Return Saham 0.1625 0.3978 (0.0462) 0.4516 (0.0222) 0.1477 0.2970 (0.0305) 0.0472 (0.0827) 0.0246 0.0400 0.1156 Tahun 2007 Return Saham (0.1970) 0.1321 0.0333 0.0565 0.0076 (0.0152) 0.0154 PP London Sumatera Tbk (LSIP) Tahun 2008 Return Saham 0.1362 0.0372 (0.2869) 0.0223 0.1257 0.0194 (0.2476) Tahun 2009 Return Saham 0.0256 0.1083 (0.0075) 0.4924 0.1675 0.0435 0.1500 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata (0.0152) (0.2722) 0.1304 0.0692 (0.3826) (0.0192) 0.3885 (0.4479) 0.0196 0.0881 0.3903 0.0385 0.0143 0.0734 0.0309 0.0481 (0.0694) 0.0983 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Return Saham Return Saham Return Saham (0.1897) (0.1270) 0.1828 (0.0479) 0.0299 (0.1364) 0.0447 0.0254 0.1316 0.1230 (0.1449) 0.2093 (0.0238) 0.1570 0.1058 (0.0780) (0.0714) 0.0957 (0.0212) (0.0615) 0.1111 0.1081 (0.7910) (0.0071) 0.1756 (0.1471) 0.0504 0.1618 (0.3563) (0.0068) 0.2071 0.3143 0.0069 (0.0917) 0.0109 0.0685 0.0307 (0.0968) 0.0676 Tahun 2007 Return Saham 0.0172 (0.0339) (0.0351) 0.1455 (0.0317) 0.0492 0.1563 (0.0946) 0.0448 0.0429 (0.0959) 0.0303 0.0162 Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) Tahun 2008 Return Saham (0.1029) 0.0656 (0.0154) (0.0781) 0.0508 0.3548 0.0595 0.0449 (0.1828) (0.3092) (0.0095) 0.1154 (0.0006) Tahun 2009 Return Saham (0.0862) (0.1887) 0.2558 0.1296 0.0820 0.0909 0.0139 0.1781 (0.0930) (0.0513) 0.0270 0.0298 Tahun 2007 Return Saham 0.0727 (0.1186) 0.0833 (0.0059) 0.2202 Panin Life Tbk (PNLF) Tahun 2008 Return Saham (0.1897) 0.0380 (0.0915) 0.1409 (0.0588) 0.3125 Tahun 2009 Return Saham (0.0964) (0.2133) 0.1356 0.1791 0.3038 0.0680 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata (0.0683) 0.1257 (0.0977) 0.0052 0.0180 0.0364 0.1429 0.1842 (0.3500) (0.0741) (0.4808) 0.0400 (0.0123) 0.2692 0.0375 (0.0545) (0.0426) 0.0648 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Return Saham Return Saham Return Saham (0.1135) (0.0500) 0.0725 (0.0638) 0.0044 (0.0270) 0.1040 (0.1223) (0.0625) 0.1818 0.0547 0.4074 0.5217 0.3774 0.1842 0.6795 0.1233 0.0311 0.2667 (0.1677) 0.1724 (0.1221) 0.0623 (0.0441) (0.0150) (0.3552) 0.0846 0.5739 (0.4144) 0.0780 0.8473 0.2603 0.0822 0.3260 0.0486 0.2655 (0.0189) 0.0856 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Bulan Januari Februari Maret April Mei Tahun 2007 Return Saham (0.0299) 0.0154 0.0909 0.0556 0.2500 0.0632 0.0198 0.1068 0.2281 0.1786 0.0606 (0.1086) 0.0775 Holcim Indonesia Tbk (SMCB) Tahun 2008 Return Saham (0.1154) (0.1304) (0.2417) (0.0110) 0.2333 0.0090 0.0357 (0.0086) (0.2609) (0.4765) (0.0225) 0.4483 (0.0450) Tahun 2009 Return Saham (0.0794) (0.0517) 0.2727 0.4286 0.1000 0.3182 (0.1310) 0.0556 0.2180 (0.0741) 0.0333 0.0516 0.0952 Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Return Saham Return Saham Return Saham (0.0644) (0.0887) (0.0870) (0.0582) 0.0595 0.1067 (0.0153) 0.1984 0.0660 (0.0829) 0.0397 (0.0905) (0.0847) (0.0510) Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata 0.0314 0.1371 (0.0313) 0.0138 (0.0227) (0.0558) 0.0027 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Return Rata-Rata Tahun 2007 Return Saham 0.0305 0.0296 0.0647 0.0676 (0.0443) 0.0927 0.0424 (0.0581) 0.0123 0.3354 0.0274 (0.0311) 0.0474 (0.0988) 0.0548 0.0390 (0.1063) (0.2448) 0.0833 0.1795 (0.0254) United Tractors Tbk (UNTR) Tahun 2008 Return Saham 0.2202 (0.0038) (0.0528) (0.0398) 0.1992 (0.1592) (0.0617) (0.0921) (0.0870) (0.6667) 0.2619 0.1069 (0.0312) 0.0067 0.1933 (0.0615) 0.0298 (0.0289) 0.0714 0.0500 0.0301 Tahun 2009 Return Saham 0.1477 0.0594 0.2617 0.3333 0.1278 (0.0197) 0.3015 0.0425 0.1556 (0.0385) (0.0033) 0.0368 0.1171 LAMPIRAN 4 DAFTAR HASIL PERHITUNGAN DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009) Nama Tahun 2007 Perusahaan AALI -1.90939 ASII 0.099357 BBCA 0.325397 BBRI 0 BDMN 0.496671 BLTA 0.273988 BMRI 0.887998 BNBR 0 BNGA 0.497681 BNII 0.842548 BTEL 0 BUMI 0.20105 INDF 0.414218 ISAT 0 KIJA 0 KLBF 0.143906 LSIP 0 PGAS 0 PNBN 0 PNLF 0 PTBA 0.500015 SMCB 0 TLKM 0.714387 UNTR 0 LAMPIRAN 5 Tahun 2008 Tahun 2009 -0.05563 0.383209 0.42684 0 0.299528 0.014728 0.348444 0 0.450053 0 0 0.138938 0.398947 0.5 0 0.179598 0.305999 1.512319 0 0 0 0 0.56371 0.262575 -3.25253 0 0.193761 0 0 0 0.087379 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.055078 0 0 0.069024 0 0.057768 0.359244 DATA EARNING PER SHARE (EPS) PERUSAHAAN LQ-45 Nama Tahun 2007 Perusahaan AALI 346.39 ASII 1,610.35 BBCA 364.17 BBRI 392.77 BDMN 420.6 BLTA 182.49 BMRI 209.46 BNBR 8.28 BNGA 62.53 BNII 8.32 BTEL 7.61 BUMI 382.99 INDF 103.81 ISAT 375.79 KIJA 2.24 KLBF 69.49 LSIP 413.34 PGAS 346.39 PNBN 42.17 PNLF 18.58 PTBA 329.93 SMCB 22.11 TLKM 637.75 UNTR 523.58 Tahun 2008 Tahun 2009 28 2,270.30 234.28 483.43 303.21 339.48 254.13 -169.17 28.33 9.6 4.8 364.19 117.81 345.7 -4.53 69.6 679.74 27.6 34.49 15.28 141.18 36.83 526.76 799.77 181.56 1,754.79 206.44 430.05 162.87 9.79 220.42 0.43 48.14 1.29 3.42 179.72 179.47 266.82 3.14 60.62 358.59 181.56 25.95 8.04 967.05 116.89 461.33 890.76 LAMPIRAN 6 DATA DIVIDEND CASH PERUSAHAAN LQ-45 Nama Perusahaan AALI ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BNBR BNGA BNII BTEL BUMI INDF ISAT KIJA KLBF LSIP PGAS PNBN PNLF PTBA SMCB TLKM UNTR Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 -661.393 160.00 118.5 208.9 50 186 31.12 7.01 77 43 10 164.97 455.6 - -1.54 870.00 100 90.82 5 88.55 12.75 50.6 47 172.85 12.5 208 41.74 296.94 210 -590.529 40 19.26 10 66.75 26.65 320 LAMPIRAN 7 DATA SUE (Standardized Unexpected Earnings) PERUSAHAAN LQ-45 Nama Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 36.26881 16356.24 5528.099 4324.351 3442.489 1963.292 35.13659 91.16181 834.5456 103.6023 8.996357 1941.817 0.506731 39617.61 79.36761 1072.309 4802.299 4015.628 2886.1 793.6693 1146.701 289.5889 6563.79 7056.858 1.048545 15791.81 3021.587 5322.506 3453.709 4956.464 247.993 -1862.54 413.9516 759.2228 5.674443 1990.047 0.590061 18222.69 -160.507 1029.229 5480.807 -163.922 2360.484 652.7054 981.3968 482.3862 8281.582 7948.972 27.78649 19789.55 3745.255 4734.799 2648.456 145.0723 301.282 4.734248 1279.052 102.0206 4.043041 1140.506 1.495526 28129.47 111.2564 1092.677 4166.199 1988.86 1776.009 343.4392 6258.333 1530.984 15663.73 7692.754 Perusahaan AALI ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BNBR BNGA BNII BTEL BUMI INDF ISAT KIJA KLBF LSIP PGAS PNBN PNLF PTBA SMCB TLKM UNTR LAMPIRAN 8 HASIL UJI REGRESI BERGANDA (Multiple Linear Regression Analysis) Regression Descriptive Statistics SUE_Y RS_X1 DIV_X2 Mean 5.5722 -2.815431 4.153014 Std. Deviation 2.66727 1.4998359 1.9610845 N 45 45 45 Correlations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N SUE_Y RS_X1 DIV_X2 SUE_Y RS_X1 DIV_X2 SUE_Y RS_X1 DIV_X2 SUE_Y 1.000 -.195 .350 . .100 .009 45 45 45 Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Entered DIV_X2, a RS_X1 Variables Removed Method . a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: SUE_Y Enter RS_X1 -.195 1.000 .310 .100 . .019 45 45 45 DIV_X2 .350 .310 1.000 .009 .019 . 45 45 45 b Model Summary Change Statistics Model 1 Adjusted Std. Error ofR Square R R Square R Square the Estimate Change F Change .473a .224 .187 2.40515 .224 6.057 df1 2 Durbindf2 Sig. F Change Watson 42 .005 1.803 a.Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1 b.Dependent Variable: SUE_Y DurbinWatson Change Statistics R Square Change .224 F Change 6.057 df1 df2 2 42 Sig. F Change .005 1.803 a Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1 b Dependent Variable: SUE_Y ANOVA(b) Model 1 Regression Sum of Squares 70.072 df 2 Mean Square 35.036 5.785 Residual 242.958 42 Total 313.030 44 F 6.057 Sig. .005(a) a Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1 b Dependent Variable: SUE_Y Coefficientsa Model 1 (Constant) RS_X1 DIV_X2 Unstandardized Coefficients B Std. Error 1.332 1.285 -.596 .254 .617 .194 a. Dependent Variable: SUE_Y Standardized Coefficients Beta -.335 .454 t 1.036 -2.344 3.172 Sig. .306 .024 .003 Collinearity Statistics Tolerance VIF .904 .904 1.106 1.106 Collinearity Diagnosticsa Model 1 Dimension 1 2 3 Eigenvalue 2.690 .260 .050 Condition Index 1.000 3.216 7.317 Variance Proportions (Constant) RS_X1 DIV_X2 .01 .02 .02 .00 .40 .29 .99 .57 .69 a. Dependent Variable: SUE_Y Residuals Statisticsa Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual Minimum 1.4287 -6.77322 -3.283 -2.816 Maximum 7.3332 5.07402 1.395 2.110 Mean 5.5722 .00000 .000 .000 Std. Deviation 1.26196 2.34985 1.000 .977 N 45 45 45 45 a. Dependent Variable: SUE_Y Histogram Dependent Variable: SUE_Y 20 Frequency 15 10 5 Mean = 2.77E-16 Std. Dev. = 0.977 N = 45 0 -3 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Residual 3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: SUE_Y 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Scatterplot Dependent Variable: SUE_Y Regression Standardized Residual 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -3 -2 -1 0 Regression Standardized Predicted Value 1 2 LAMPIRAN 9 HASIL INDEPENDENT SAMPLE T TEST One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SUE N Normal Parameters 70 a Mean 5.3017 Std. Deviation Most Extreme Differences 2.39520 Absolute .096 Positive .040 Negative -.096 Kolmogorov-Smirnov Z .801 Asymp. Sig. (2-tailed) .543 a. Test distribution is Normal. Group Statistics Group SUE Positif Suprise Earning Negatif Suprise Earning N Mean Std. Deviation Std. Error Mean 68 5.4801 2.18592 .26508 2 -.719 .11610 .08210 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances 95% Confidence F Sig. t Sig. (2- Mean Std. Error Interval of the tailed) Difference Difference Difference Df Lower Upper SUE Equal variances 2.901 .093 4.010 68 .000 6.24196 1.55670 3.13562 9.34831 22.493 49.782 .000 6.24196 .27750 5.68452 6.79941 assumed Equal variances not assumed