BAB I - UIN Repository

advertisement
ANALISIS PENGARUH SURPRISE EARNINGS
ANNOUNCEMENT TERHADAP RETURN SAHAM DAN
DIVIDEND PAYOUT DENGAN UJI BEDA POSITIVE
EARNINGS SURPRISE DAN NEGATIVE EARNINGS
SURPRISE PADA PERUSAHAAN LQ-45
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh :
CHANDRA DEVI RIDHMADHANTIA
NIM : 206081004145
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010M/1431H
ABSTRACT
This analysis aims to analyze the effect of stock returns and dividend
payout to the surprise earnings announcement through the Standardized
Unexpected Earnings (SUE) and to analyze the difference between earnings
surprise and earnings announcement surprise visits from the positive and negative
earnings surprise. In this study using a sample of companies listed in the LQ-45
index in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2007-2009 which
amounted to 24 companies. Companies are selected during the period 2007-2009
and is also included in the LQ-45 index has been selected in accordance with the
considerations in determining the method of the sample.
In this analysis, the calculation method used linear regression analysis
(Multiple Linear Regression Analysis) and different test (Independent Sample tTest). In studies using linear regression analysis (Multiple Linear Regression
Analysis) stock returns and dividend payout collectively have an influence on
Standardized Unexpected Earnings (SUE).Results obtained from different test
(independent sample t-test) that there are significant differences between positive
and negative earnings and earnings surprise.
Keywords: Standardized Unexpected Earnings (SUE), dividend payout and
positive and negative earnings surprise and earnings surprise.
ABSTRAK
Analisis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara return saham
dan dividend payout terhadap surprise earnings announcement melalui
Standardized Unexpected Earnings (SUE) serta untuk menganalisis perbedaan
antara surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings surprise dan
negative earnings surprise. Di dalam penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2007-2009 yang berjumlah 24 perusahaan. Perusahaan yang terpilih
selama periode 2007-2009 dan juga termasuk dalam indeks LQ-45 telah diseleksi
sesuai dengan pertimbangan dalam metode penentuan sampel. Dalam analisis ini
digunakan metode perhitungan analisis linear regresi berganda (Multiple Linear
Regression Analysis) dan uji beda (Independent Sample t-Test).
Pada penelitian menggunakan analisis linear regresi berganda (Multiple
Linear Regression Analysis) return saham dan dividend payout secara bersamasama memiliki pengaruh terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE).
Hasil yang diperoleh dari uji beda (Independent Sample t-Test) bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings
surprise.
Kata kunci: Standardized Unexpected Earnings (SUE), dividend payout dan
positive earnings surprise dan negative earnings surprise.
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang menguasai seluruh alam semesta
dan kepada-Nya lah kita meminta pertolongan dari segala urusan. Salawat serta
salam atas junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya sampai pada hari pembalasan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Surprise
Earnings Announcement Terhadap Return Sahan Dan Dividend Payout
Dengan Uji Beda Positive Earnings Surprise Dan Negative Earnings Surprise
Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Karena berkat rahmat serta hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
serta tanggapan yang dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Papa (My Best Father) dan Mama (The Prefect Woman, So Beautiful Worth
More Than Precious Stones, She Keeps My Heart In Step And My Path
Towards Goodness) yang selalu memberikan dukungan morill maupun
materil, semangat dan doa yang selalu dipanjatkan bagi penulis, sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Adikku yang tersayang dan satu-satunya Dicky (My Lovely Brother), yang
sudah banyak ikut mengorbankan waktu buat kakakmu ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) yang memberikan motivasi dan ilmu pengetahuan bagi para
mahasiswanya agar berguna dikemudian hari.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pudek I Bagian Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Dosen Pembimbing I yang banyak
memberikan arahan serta waktu demi perbaikan skripsi yang dibuat oleh
penulis.
5. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE., MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Dosen Pembimbing II yang juga ikut
memberikan arahan serta waktu demi perbaikan skripsi yang dibuat oleh
penulis.
6. Bapak M. Arief Mufraini, Lc., M. Si, selaku penguji ahli I yang telah
memberikan saran sehingga revisi skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M. Si, selaku penguji ahli II yang juga telah
memberikan saran sehingga revisi skripsi ini menjadi lebih baik.
8. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen serta seluruh karyawan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis (FEB) atas segala bantuan dan partisipasinya selama penulis
menuntut ilmu.
9. Semua temanku angkatan 2006 baik manajemen keuangan dan manajemen
pemasaran, teman-teman sekelompok KKS-BT (Fachry dan Teh Wanti),
teman seperjuangan (Fajriah ‘Ria’, Dede, Lina, Aditya ‘Ale’ Yudhistira, dan
Ardian Prima ‘Primbray’ Haryoto), teman-temanku di akuntansi (Sri dan
Rohma), Keluarga besar Ka Novi Zulfayanti, Ka Abdul Khoir, Ka Atiqah, Bu
Yusro, Bu Isna yang sudah banyak membantu, meluangkan waktu dan saling
memberikan semangat hingga akhir penyusunan skripsi.
10. Teman-temanku semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan doa dan motivasi selama penulis menuntut ilmu sampai
mennyelesaikan skripsi ini di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Semoga segala kebaikan atas bantuan yang diberikan oleh penulis terima
selama ini dalam menjalankan pendidikan dari semua yang telah membantu
mendapatkan ridha Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat meberikan sumbangan pikiran dan
saran untuk perkembangan dalam pendidikan.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Jakarta,
Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI ......................................
iii
LEMBAR PENGUJIAN KOMPREHENSIF ..........................................
iv
LEMBAR PENGUJIAN SIDANG SKRIPSI ..........................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................
vi
ABSTRACT .................................................................................................
vii
ABSTRAK ..................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian .........................................................
1
B. Perumusan Masalah Penelitian .................................................
10
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
13
A. Konsep Laba ..............................................................................
13
B. Earnings .....................................................................................
17
C. Manajemen Laba ........................................................................
18
D. Earning Per Share (EPS) dan Informasi Keuangan ..................
23
E. Hubungan Antara Earning Surprise dan Return Saham ............
24
F. Standardized Unexpected Earning (SUE) .................................
25
G. Dividen .......................................................................................
26
H. Indeks LQ-45 .............................................................................
28
I. Konsep Dasar Pasar Efisien ......................................................
30
J. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong
Form) .........................................................................................
33
K. Pengujian Menggunakan Studi Peristiwa ..................................
35
L. Penelitian Sebelumnya ...............................................................
39
M. Kerangka Pemikiran ...................................................................
51
N. Hipotesis .....................................................................................
52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................
53
A. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................
53
B. Metode Penentuan Sampel .........................................................
53
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................
55
D. Metode Analisis .........................................................................
56
E. Uji Statistik ................................................................................
61
F. Operasional Variabel Penelitian .................................................
63
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................
66
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................................
66
B. Analisa Dan Pembahasan ...........................................................
67
a. Data Objek Penelitian ..........................................................
67
b. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression) ...........................................................................
c.
71
Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda (Multiple
Linear Regression) ...............................................................
80
d. Interpretasi Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression) ...........................................................................
82
e. Analisis Statistik Uji Beda ...................................................
85
f. Interpretasi Statistik Uji Beda ..............................................
89
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .............................................
92
A. Kesimpulan ................................................................................
92
B. Implikasi ...................................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
96
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Sumber Data Dalam Kaitannya Dengan Pandangan
31
Seseorang tentang Efisien Tidaknya Sebuah Pasar Modal
2.2
Efisiensi Pasar Secara Informasi
36
2.3
Kerangka Pemikiran
51
3.1
Aturan Membandingkan Uji Durbin-Watson Dengan Tabel
60
Durbin-Watson
4.1
Gambar Normal Probability Plot (Normal P – P Plot)
72
4.2
Uji Heteroskedastis
75
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Sebelumnya
50
3.1
Daftar Nama Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ-
54
45 (Periode 2007-2009)
4.1
Hasil Perhitungan Standardized Unexpected Earnings
68
Pada Perusahaan LQ-45 (Periode 2007-2009)
4.2
Hasil Perhitungan Dividend Payout
69
4.3
Hasil Perhitungan Return Saham
70
4.4
Uji Multikolinearitas
73
4.5
Hasil Uji Autokorelasi
74
4.6
Hasil Uji ANOVA
76
4.7
Hasil Perhitungan Uji-t
77
4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
79
4.9
Hasil Uji Regresi Linear berganda
80
4.10
Hasil Uji Normalitas
85
4.11
Hasil Uji Independent Sample t-Test
87
4.12
Hasil Uji Independent Sample t-Test
87
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Keterangan
Halaman
1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG
101
TERCATAT DALAM INDEKS LQ-45 (Periode 20072009)
2
DAFTAR HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45
102
(Periode 2007-2009)
3
DAFTAR HASIL PERHITUNGAN RETURN SAHAM
111
PERUSAHAAN LQ-45 (Periode 2007-2009)
4
DAFTAR HASIL PERHITUNGAN DIVIDEND
120
PAYOUT RATIO PERUSAHAAN LQ-45 (Periode
2007-2009)
5
DATA EARNING PER SHARE (EPS)
121
PERUSAHAAN LQ-45
6
DATA DIVIDEND CASH PERUSAHAAN LQ-45
122
7
DATA SUE (Standardized Unexpected Earnings)
123
PERUSAHAAN LQ-45
8
HASIL UJI REGRESI BERGANDA (Multiple Linear
124
Regression Analysis)
9
HASIL INDEPENDENT SAMPLE T TEST
128
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan
swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit
dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market,
diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka
pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak. Ada
beberapa daya tarik pasar modal.(Suad Husnan, 1998: 3). Pertama,
diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana
selain sistem perbankan umumnya dominan sebagai sistem mobilisasi dana
masyarakat. Bank-bank penghimpun dana tersebut ke pihak-pihak yang
memerlukan sebagian besar perusahaan, tetapi mungkin juga individu
sebagai kredit.(Suad Husnan, 1996).
Dengan kata lain, perusahaan-
perusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi usaha mereka hanya bisa
memperoleh dana tersebut dalam bentuk kredit. Dalam teori keuangan
dijelaskan bahwa bagaimanapun juga akan terdapat batasan menggunakan
hutang. Keterbatasan tesebut biasanya diindikasikan dari telah terlalu
tingginya debt to equity ratio (yaitu perbandingan antara hutang dengan
modal
sendiri)
yang
dimiliki
perusahaan.
Kedua,
pasar
modal
memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang
sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal,
maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka
dalam sistem perbankan. Dengan adanya pasar modal, para pemodal
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk
portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang
mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan.
(Suad Husnan, 1998: 5).
Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan
perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market
Hypothesis) oleh Fama di tahun 1970. Sejak dikemukakan tahun 1970, teori
pasar efisien seakan-akan menjadi magnet bagi peneliti keuangan untuk
terus diuji keabsahannya. Miller (1999), sebagai salah satu penerima hadiah
Nobel bidang Ekonomi dalam artikelnya tentang sejarah keuangan,
berpendapat bahwa Fama juga pantas untuk mendapatkan hadiah Nobel atas
teori yang disampaikannya tersebut. Miller (1999) dan beberapa ahli
keuangan perusahaan dengan tegas mengatakan bahwa salah satu temuan
penting dalam sejarah perkembangan teori keuangan adalah teori pasar
efisien dan dari sekian banyak teori keuangan, teori pasar efisien adalah
yang paling banyak mendapat perhatian dan diuji secara empiris di hampir
semua pasar modal di dunia. Dalam satu artikelnya yang berjudul “The
Theory of Corporate Finance: A Historical Overview”, Smith (1990)
menyatakan bahwa teori pasar efisien merupakan tonggak penting dalam
perkembangan teori keuangan dan menyebutnya sebagai salah satu kerangka
bangun dasar (fundamental building block) keuangan. Hal senada juga
disampaikan oleh Megginson (1997) serta Shanken dan Smith (1996). Jadi,
teori pasar efisien merupakan bagian penting dalam kita membahas teori
keuangan perusahaan. Menyikapi beberapa pendapat tersebut di atas, tidak
berlebihan kiranya untuk mencoba mengulas lagi tentang teori pasar efisien.
Tulisan ini dimaksudkan untuk mengungkap teori pasar efisien dengan
memberikan tekanan pada bukti empiris yang pernah ditemukan berkaitan
dengan pengujian teori tersebut. Penyajian tulisan ini diharapkan
menyegarkan kembali ingatan kita tentang pentingnya memahami konsep
pasar efisien yang sampai saat ini masih menjadi topik menarik dalam
manajemen keuangan.
Dalam suatu pasar saham yang efisien, tidak ada perbedaan prestasi
yang nyata antara investor yang berkemampuan mencari informasi yang
belum diserap oleh harga saham dengan investor yang tidak berkemampuan
mencari informasi tersebut. Hasil penelitian yang telah menjadi contoh
klasik adalah penelitian yang dilakukan oleh Fama (1970). Penelitiannya
menunjukkan bahwa di New York Stock Exchange, model Random Walk
berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa New York Stock Exchange adalah pasar
saham yang efisien.
Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat akan membawa
perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Keterbukaan informasi
merupakan kata kunci dalam pasar modal. Pengujian kandungan informasi
dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu peristiwa (event).
Apabila peristiwa (event) mengandung informasi maka diharapkan pasar
akan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa (event) tersebut diterima
pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan sekuritas tersebut.
Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return dan abnormal return
sebagai akibat perubahan harga (Hartono, 1998).
Menurut Yong (1997), istilah pasar efisien petama kali digunakan
dalam konteks pasar sekuritas oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969).
Mereka menyatakan bahwa pasar efisien adalah pasar yang membuat
penyesuaian secara cepat terhadapa informasi baru yang muncul.
Selanjutnya Fama (1970) melanjutkan proses pembentukan resmi konsep
efisiensi ini dalam istilah ekonomi dengan menyatakan bahwa pasar efisien
sebagai suatu pasar yang menunjukkan keadaan harga yang senatiasa
mencerminkan sepenuhnya informasi relevan yang tersedia. Kemudian
Fama (1976) memperbaiki definisinya mengenai pasar efisien dengan
mengatakan bahwa pasar efisien merupakan pasar yang menggunakan
semua informasi secara benar.
Pasar efisien bisa terjadi jika harga-harga berubah secara acak
(random). Perubahan harga tidak dipengaruhi oleh data harga waktu lalu dan
oleh karena itu perubahan harga masa lalu tidak bisa digunakan untuk
menaksir perilaku harga waktu akan datang secara signifikan. Artinya semua
pergerakan harga dari waktu lalu, waktu sekarang dan waktu yang akan
datang adalah bebas. Ada dua asumsi model perubahan acak (Berkman,
1978). Pertama harapan adalah rasional (rational expectation). Dalam proses
pembuatan ramalan, peramal atau investor menggunakan semmua informasi
saat ini (current information) yang relevan. Harapan ini rasional jika
informasi yang relevan dengan sekuritas bersangkutan dipertimbangkan oleh
investor. Kedua pasar modal adalah efisien. Asumsi ini merupakan dasar
bagi model perubahan acak. Pasar modal adalah adalah efisien jika
informasi yang tersedia diserap ke dalam harga saham saat ini dengan cara
yang cepat dan tepat (quickly and accurately). Oleh karena informasi yang
diterima berlaku secara acak dan harga berubah menurut informasi tersebut,
maka hal ini memberi implikasi bahwa harga sekuritas bergerak atau
berubah secara acak.
Haugen (2001) menerangkan bahwa ada empat ciri atau karakteristik
pasar efisien. Pertama, harga sekuritas bertindak secara cepat (quickly) dan
tepat (accurately) bila menerima informasi baru yang relevan. Kedua,
perubahan hasil (return) saham yang diharapkan dari waktu ke waktu
dihubungkan dengan tingkat bunga bebas risiko dan perubahan tingkat risiko
premium atas sekuritas bersangkutan. Ketiga, kita tidak bisa membedakan
antara investasi yang menguntungkan dengan investasi yang yang tidak
menguntungkan untuk waktu yang akan datang berdasar ciri-ciri investasi
saat ini atau waktu lalu. Keempat , jika kita memisahkan investor yang ahli
dengan investor yang tidak ahli (tidak pakar), maka kita tidak dapat
membuat perbedaan secara nyata di antara prestasi kedua kelompok investor
tersebut.
Perkataan efisiensi dalam konsep efisiensi pasar menyangkut efisiensi
penyampaian informasi dari perusahaan emiten ke perusahaan pemodal
(Suad Husnan, 1998:18). Pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi
ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris. Ini berarti
semua investor mendapatkan informasi yang sama kualitas dan jumlahnya
serta diterima pada saat yang sama. Sebagaimana layaknya sebuah pasar,
pasar modal juga berfungsi sebagai tempat belanja bagi pemodal. Para
pemodal
saham
mengevaluasi
dan
menganalisis
saham
dengan
menggunakan semua informasi yang relevan. Konsep pasar modal efisien
menyebutkan bahwa dalam pasar modal yang efisien, harga pasar saham
merefleksikan secara penuh semua informasi relevan yang ada, baik
mengenai pasar modal, maupun mengenai perusahaan tertentu yang terlibat
dalam pasar modal efisien, harga pasar saham merefleksikan secara penuh
semua informasi relevan yang ada, baik mengenai pasar modal maupun
mengenai perusahaan tertentu yang terlibat dalm pasar modal yang
bersangkutan.
Dalam pasar modal kita mengetahui adanya tiga bentuk efisiensi pasar
berdasarkan jenis-jenis informasi yang menyebabkan harga-harga saham
bereaksi dan menyesuaikan diri dengan informasi baru dan harga-harga yang
berlaku pada saat itu. Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama
dari efisiensi pasar, yaitu:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (Weak Form).
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari
sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Semi Strong Form).
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh
mencerminkan
(fully
reflect)
semua
informasi
yang
dipublikasikan, termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan perusahaan emiten.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (Strong Form).
Pasar dikatakan efisien bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi privat.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Informasi kinerja perusahaan terutama
profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa mendatang. Informasi
fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja
bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan
arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga
berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. (PSAK No. 1).
Earning sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan.
Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur
melalui perolehan earning setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun
earning yang diperoleh perusahaan emiten mengalami kenaikan sehingga
earning yang tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen oleh
perusahaan emiten. Hal ini tentu saja menarik bagi para (calon) investor
yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Selain itu para
investor juga memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang mengumumkan
earnings positif yang terus menerus akan menyebabkan harga saham
perusahaan tersebut menjadi tinggi, dari hal tersebut akan diperoleh capital
gain yang tinggi pula. (Indah Kurniawati, 2006).
Adanya
informasi
mengenai
earning
yang
diumumkan
oleh
perusahaan emiten akan membuat para (calon) investor melakukan reaksi.
Hal ini dapat dilihat dari sejumlah penelitian sebelumnya diantaranya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), Foster at al.(1984),
Na’im (2000) dan lain sebagainya. Di Indonesia penelitian mengenai
pengaruh pengumuman earning terhadap harga saham dilakukan oleh Utami
dan Suharmadi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah
informasi earning mempengaruhi harag saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Beza dan
Na’im (1998) yang menghasilkan temuan bahwa pengumumna earning
secara statistik signifikan memperngaruhi perdagangan saham perusahaan
pada saat sepuluh hari sebelum dan setelah pengumuman earning.
Hartono (1998) menyatakan bahwa efisiensi pasar bentuk setengah
kuat menurut Fama (1970) dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi
efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi dan efisiensi pasar
bentuk setengah kuat secara keputusan. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat
secara informasi menekankan kepada fully reflect dan information available,
tapi tidak memperhitungkan kecanggihan pemodal dalam mengolah
informasi. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan mencakup
fully reflect, ketersediaan informasi dan kecanggihan pasar.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka akan diteliti analisis
surprise earnings announcement pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penelitian mengenai pengujian pasar efisien bentuk
setengah kuat ini pernah dilakukan oleh Neddham Jones dan Frank Bacon
(2007). Mereka melakukan pengujian terhadap teori efisiensi pasar dengan
menguji pengaruh pada pengumuman positif laba tak terduga secara
kuartalan pada risiko harga-harga saham disesuaikan dengan tingkat
pengembalian (rate of return). Neddham Jones dan Frank Bacon (2007)
melakukan analisis pada 50 perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika
pengumuman positif laba tak terduga pada perusahaan, para investor merasa
ada pengaruh positif juga terhadap cash flow masa depan perusahaan
tersebut dimana menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan.
Hasilnya menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga
memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan
perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat
terhadap informasi publik yang tersedia.
Berdasarkan konsep tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menguji apakah surprise earnings announcement secara
langsung menjadikan hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) didasarkan dari kondisi pengumuman dan perubahan harga
saham itu terjadi. Sehingga penelitian ini berjudul tentang “Analisis
Pengaruh Surprise Earnings Announcement Terhadap Return Saham
Dan Dividend Payout Dengan Uji Beda Positive Earnings Surprise dan
Negative Earnings Surprise Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek
Indonesia (BEI)”.
B.
Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan
dividend payout terhadap surprise earnings announcement?
2. Apakah terdapat perbedaan antara surprise earnings announcement
dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise?
C.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
a.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh antara return saham dan dividend payout
terhadap surprise earnings announccement.
2. Untuk menganalisis perbedaan antara surprise earnings announcement
dilihat dari positive earnings surprise dan negative earnings surprise.
b.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan atau Emiten
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
perusahaan yang listing pada indeks LQ-45.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini akan berguna sebagai tambahan wawasan informasi dan
ilmu pengetahuan terhadap kemungkinan-kemungkinan risiko yang
terjadi. Sebab aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem
bisnis yang belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaanperusahaan di negara yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya
Amerika.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami pengujian analisis
surprise earnings announcement pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Kemudian Untuk menguji apakah perusahaanperusahaan yang listing pada indeks LQ-45 (kelompok saham 45)
mempunyai
pengaruh
terhadap
surprise
earnings
annoucement.
Sekaligus sebagai syarat menjadi Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bagi Investor
Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah
mengenai keputusan strategi manajemen dan menggunakan analisis
kuantitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Laba
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba,
penentuan kebijakan investasi dan pembagian hasil. Oleh karena itu, laba
menjadi informasi yang dilihat banyak orang atau profesi akuntansi seperti
pengusaha, analisis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus dan
sebagainya. (Harahap, 2001: 50). Hal ini menyebabkan adanya berbagai
definisi untuk laba.
1. Laba Ekonomi
Laba ekonomi (economic income) adalah konsep laba yang dibahas oleh
para ahli ekonomi. Adam Smith memberi definisi terhadap laba (income)
sebagai kenaikan dalam kekayaan. (Harahap, 2001:50-51).
2. Laba Akutansi
Laba akuntansi (accounting income) adalah perbedaan atau selisih antara
penghasilan (revenue) yang direalisasi yang berasal dari transaksi pada
periode tertentu dengan biaya-biaya (expense) yang dikeluarkan pada
periode tersebut. Menurut Belkoi dalam Harahap (2001), beberapa sifat
dari laba akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi
yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
b. Laba akuntansi merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu
(postulat periodik).
c. Laba akuntansi memiliki batasan-batasan tersendiri mengenai
transaksi-transaksi atau pos-pos yang termasuk hasil.
d. Laba akuntansi memerlukan perhitungan biaya dalam bentuk biaya
historis (historical cost) yang dikeluarkan perusahaan untuk
mendapatkan hasil tertentu.
e. Laba
akuntansi
berdasarkan
prinsip
penandingan
(matching
principle) yaitu hasil dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
atau diterima pada periode yang sama.
3. Laba Operasi
Konsep pelaporan laba operasi (current operating income) menyatakan
bahwa pendapatan yang diakui dalam penhitungan laba atau rugi
hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan
(normal operating income). Sedangkan yang berasal dari kegiatanyang
tidak biasa atau bersifat insidentil dicantumkan dalam laporan laba
ditahan. Konsep ini menganggap bahwa dalam menilai prestasi
manajemen, yang dinilai hanyalah yang berasal dari kegiatan normal
tidak termasuk kegiatan insidental dan angka inilah yang lebih tepat
dalam membuat prediksi kemampuan perusahaan mendapatkan laba di
masa yang akan datang. (Harahap, 2001:50-52).
4. Laba Komprehensif
Konsep laba komprehensif (all inclusive income) menyatakan bahwa
semua laba (income) yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan
insidental harus dilaporakan dalam laporan laba rugi dan hanya hasil
akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan. Penghitungan
laba dengan konsep all inclusive income (Hendriksen dan Breda, 1992:
90) didasarkan pada:
a. Pembebanan yang berasal dari peristiwa luar biasa dan dari
perbaikan periode-periode sebelumnya cenderung lebih besar dari
kredit, yang menimbulkan lebih dari laba bersih untuk serangkaian
tahun jika ini dihilangkan.
b. Peniadaan beban dan kredit tertentu dari perhitungan laba bersih
memberi peluang untuk manipulasi dan perataan angka penghasilan
tahunan.
c. Laporan laba rugi yang memasukan semua beban dan kredit laba
yang diakui selama tahun itu dikatakan lebih mudah untuk disiapkan
dan lebih mudah dimengerti oleh pembaca.
d. Pembaca laporan dianggap lebih mampu membuat klasifikasi yang
tepat untuk memperoleh pengukuran laba yang lebih tepat daripada
akuntan dan manajemen.
e. Perbedaan antara beban dan kredit operasi dan non-operasi belum
jelas benar.
Kemudian ada beberapa alasan untuk membedakan konsep earnings
yang tersirat dalam harga saham dengan konsep earnings dalam generally
accepted accounting principles (GAAP), yakni konsep earnings dalam
GAAP didasarkan pada notasi akuntansi seperti realisasi dan konservatisme.
Adanya notasi-notasi tersebut membatasi peristiwa yang direfleksikan dalam
pelaporan earnings misalnya perubahan periodik dalam nilai pasar utang
yang berkaitan dengan perubahan tingkat bunga dan timing peristiwa
tersebut, selain itu fokus waktu earnings menurut GAAP adalah periode
masa lalu, sedangkan fokus waktu yang digunakan pada konsep earning
dalam harga saham adalah untuk periode yang akan datang. (Foster, 1986).
Menurut Foster (1986), ada dua hipotesis mengenai hubungan antara
harga saham dan earning yang dilaporkan, yaitu:
1. Hipotesis mekanistik, hipotesis ini menyatakan bahwa pasar modal
ditetapkan pada earning yang dilaporkan tanpa melihat metoda akuntansi
yang digunakan untuk menghitung earning yang dilaporkan tersebut
atau sumber-sumber gain maupun loss yang mendasari earning yang
dilaporkan. Beberapa penelitian yang menggunakan dasar model
penilaian ekuitas memberikan bukti-bukti yang tidak konsisten dengan
hipotesis mekanis ini. Kriteria ekonomik dan statistik digunakan untuk
meranking ukuran earning alternatif dalam rangka menjelaskan
perbedaan-perbedaan pada nilai pasar pasar suatu perusahaan.
2.
Hipotesis myopic, hipotesis yang menyatakan bahwa pasar modal
memiliki fokus pada earning pendek yang dilaporkan pada tahun
berjalan.
Penelitian mengenai reaksi pasar terhadap pengumuman earning telah
dilakukan
oleh
para
peneliti-peneliti
sebelumnya.
Reaksi
pasar
mencerminkan bahwa pengumuman earning direspon oleh para pelaku pasar
melalui fluktuasi harga saham, tingkat likuiditas saham dan lain-lain. Hal ini
disebabkan karena pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi,
sehingga pasar memproses dan mengevaluasi kandungan informasi tersebut.
Pengumuman earning memiliki kandungan informasi apabila pasar
melakukan reaksi di seputar tanggal pengumuman earning.
B.
Earnings
Earning merupakan variabel yang sangat penting dalam perusahaan.
Pengumuman earning, seringkali menarik perhtian analisis keuangn
(investor). Investor seringkali pula mendiskusikan berkenaan dengan
kualitas earning (earning quality management). Berkenaan dengan hal ini
sebenarnya berkenaan dengan komponen earning, di mana earning terdiri
dari dua komponen utama yakni accrual dan kas.(Said Kelana Ansawi dan
Chandra Wijaya, 2006: 124). Laba perusahaan atau lebih dikenal sebagai
earnings, adalah nilai keuntungan perusahaan setelah dikurangi dengan
berbagai biaya perusahaan, baik itu biaya operasional, biaya modal, biaya
hutang dan jangka pajak. Dengan kata lain, earnings perusahaan merupakan
nilai keuntungan bersih perusahaan setelah dikurangi dengan berbagai biayabiaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan nilai
keuntungan tersebut. Earnings suatu perusahaan memiliki nilai yang tidak
selalu konstan di tiap periodenya.
Dalam
pelaporan
nilai
earnings
suatu
perusahaan
terdapat
kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai
earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement)
dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dan nilai earnings
announcement
maka terdapat suatu kondisi yang biasa disebut sebagai
“earnings surprise”. Ada dua bentuk earnings surprise:
a. Positive earnings surprise, adalah suatu kondisi earnings di mana nilai
earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement.
Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami peningkatan
pada harga saham.
b. Negative earnings surprise, adalah suatu kondisi earnings di mana nilai
earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement.
Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan mengalami penurunan
pada harga saham. (Zaenal Arifin, 2005: 30).
C.
Manajemen Laba
Ada alasan mendasar mengapa manajer melakukan manajemen laba.
Harga pasar saham suatu perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh
laba, risiko dan spekulasi. Oleh sebab itu, perusahaan yang labanya selalu
mengalami kenaikan dari periode ke periode secara konsisten akan
mengakibatkan risiko perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar
dibandingkan persentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan
banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan dan pengaturan laba
sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko.
Secara logika hal itu bisa dipahami karena manusia merupakan pribadi
yang cenderungmenghindari risiko (risk adverse) yang selalu berusaha
mengeliminasi
atau
meminimalkan
kerugian
yang
mungkin
akan
dialaminya, walaupun upaya yang dilakukannya mungkin merugikan pihak
lain. Secara umum ada beebrapa definisi mengenai manajemen laba,
diantaranya: (H. Sri Sulistyanto, 2008: 47-50).
1. Davidson, Stickney dan Weil
Earnings management is the process of taking deliberate step within the
constrains of generally accepted accounting principles to bring about
desired level of reported earnings. (Manajemen laba merupakan proses
untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas
prinsip akuntansi berterima umum menghasilkan tingkat yang diinginkan
dari laba yang dilaporkan).
2. Schipper
Earnings management is a purposes intervention in the external
financial reporting process, with the intent of obtaining some private
gain (a opposed to say, merely faciliting the neutral operation of the
process). (Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses
penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan
bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak
memihak dari sebuah proses)).
3. National Association of Certified fraud Examiners
Earnings management is the intentional, deliberate, misstatement or
omission of material facts, or accounting data, which is misleading and
when considered with all the information made available, would cause
the reader to change or alter his or judgement or decision. (manajemen
laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat
laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga
menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat
pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang membacanya
akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya).
4. Fisher dan Rosenzweig
Earnings management is a actions of a manager which serve to increase
(decrease) current reported earings of the unit which the manager is
responsible witout generating a corresponding increase (decrease) in
long term economic profitability of the unit. (Manajemen laba adalah
tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan atau menurunkan laba
periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa
menyebabkan
kenaikkan
perusahaan jangka panjang).
atau
penurunan
keuntungan
ekonomi
5. Lewitt
Earnings management is flexibility in accounting allows it to keep pace
with business innovations. Abuses such as earnings occur when people
exploit this pliancy. (Manajemen laba adalah fleksibilitas akuntansi
untuk menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba
ketika publik memanfaatkan hasilnya.)
6. Healy dan Wahlen
Earnings management occurs when managers use judgement in
financial reporting and in structuring transactions to alter financial
reports to either mislead some stakeholders about underlying economics
performance on the reported accounting numbers. (Manajemen laba
muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam
pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan
keuangan untuk mempengaruhi stakeholder yang ingin mengetahui
kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi
hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang
dilaporkan itu).
Melihat definisi di atas ada kesamaan terminologi yang digunakan
setiap definisi itu, yaitu langkah tertentu yang disengaja untuk mengatur laba
(Davidson, Stickney dan Weil) campur tangan dalam penyusunan laporan
keuangan (Schipper), kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam
membuat laporan keuangan (National Association of Fraud Examiners),
tindakan untuk mengatur laba (Fisher dan Rosenzweig), fleksibilitas yang
mendorong penyalahgunaan laba (Lewitt), serta menggunakan keputusan
tertentu untuk mengubah laporan keuangan (Healy dan Wahlen). Walaupun
menggunakan terminologi yang berbeda, definisi-definisi itu mempunyai
benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan definisi lainnya,
yaitu menyepakati bahwa manajemen laba merupkan aktivitas manajerial
untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan.
Maka secara singkat manajemen laba dapat dikatakan sebagai perilaku
manajer untuk bermain-main dengan komponen akrual yang discretionary
untuk menentukan besar kecilnya laba, sebab standar akuntansi memang
menyediakan
berbagai
alternatif
metode dan prosedur yang bisa
dimanfaatkan. Upaya ini diakui dan diperbolehkan dalam standar akuntansi
selama apa yang dilakukan perusahaan diungkapkan secara jelas dalam
laporan keuangan. Meski kewajiban untuk mengungkapkan semua metode
dan prosedur akuntansi belum mampu untuk mengeliminasi upaya-upaya
curang manajer untuk memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri.
Atas dasar pemikiran itulah laporan keuangan harus memenuhi kaidahkaidah tertentu sehingga dapat menjadi informasi yang berkualitas dan dapat
memenuhi kebutuhan semua orang yang membutuhkannya. Sehingga tidak
hanya manajer sebagai pihak yang menyusun laporan itu yang akan
memperoleh imformasi berkualitas namun juga sumua pihak yang
mempunyai hubungan dengan perusahaan. (H. Sri Sulistyanto, 2008: 50-56).
D.
Earning Per Share (EPS) dan Informasi Keuangan
Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi
laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis
informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibanding
alternatif informasi lainnya. Di samping itu, informasi laporan keuangan
akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana
perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah
dicapainya. Dengan menggunakan laporan keuangan, investor juga akan bisa
menghitung berapa besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai
perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Perbandingan antara jumlah
earning (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang
saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan akan diperoleh komponen
earning per share (EPS). Bagi para investor, informasi earning per share
(EPS) merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna,
karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan.
Oleh karena itu, sebelum membahas manfaat earning per share (EPS)
beserta kelemahannya berikut akan dibahas terlebih dahulu laporan
keuangan perusahaan sebagai dasar untuk memahami komponen earning per
share (EPS)
Salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai suatu
perusahaan laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan informasi
akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan
seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta transaksi-
transaksi
apa
saja
yang
telah
dilakukan
perusahaan
yang
bisa
memperngaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan.
Laporan keuangan sangat berguna untuk menentukan keputusan
investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan analisis terhadap
informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui perbandingan antara
nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan
bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa
membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan.
(Eduardus Tandelilin, 2010: 364-365).
E.
Hubungan Antara Earnings Surprise dan Return Saham
Dalam pelaporan earnings suatu perusahaan, terdapat kemungkinan
adanya perbedaan antara nilai earnings forecast dengan nilai earnings yang
diumumkan oleh perusahaan (earnings announcement). Dengan adanya
perbedaan
antara
nilai
earnings
forecast
dengan
nilai
earnings
announcement, maka terdapat gap yang menimbulkan suatu kondisi yang
biasa disebut sebagai ‘earning surprise’. Adanya earnings surprise ini,
dengan sendirinya akan berpengaruh pada return saham dari suatu
perusahaan.
Di mana, ketika nilai earning forecast lebih rendah daripada nilai
earnings announcement (positive earnings surprise), maka return saham
biasanya akan mengalami kenaikan. Sedangkan, ketika nilai earnings
forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement (negative
earnings surprise), akan menyebabkan turunnya return saham perusahaan
tersebut.
Perusahaan dengan unexpected earnings yang positif, diharapkan
memberikan respon yang positif terhadap return saham. Sedangkan
perusahaan dengan unexpected earnings negatif, diharapkan memberikan
respon negatif terhadap return saham. Pada saham dengan unexpected
earnings yang positif, umumnya harga saham akan mengalami kenaikan,
sehingga return dari saham tersebut juga ikut meningkat. Demikian, pada
saham dengan unexpected earnings yang negatif, harga saham umumnya
akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham ini, tentunya akan
berimbas pada menurunnya return dari saham tersebut. (Di kutip dari skripsi
Universitas Kristen Petra berjudul “Analisa Pengaruh Earnings Surprise
Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise
Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada
32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005)”).
F.
Standarized Unexpected Earnings (SUE)
Untuk memperoleh earning announcement secara tepat, harus
dibedakan antara expected earnings dan unexpected earnings. Expected
earning adalah informasi yang diharapkan, sudah diduga dan diantisipasi
oleh pasar sehingga pada saat pengumuman, tidak membutuhkan
penyesuaian harga. Sedangkan unexpected earnings adalah bagian yang
tidak terduga, tidak terantisipasi oleh pasar dan membutuhkan penyesuaian
harga.
Latane, Tuttle dan Jones (1968) mempelajari pengumuman quarterly
earnings dan menemukan adanya korelasi antara pengumuman tersebut
dengan pergerakan harga saham dalam jangka waktu pendek. Hal ini
memberikan indikasi adanya jangka waktu antara informasi pengumuman
quarterly earnings dan proses penyesuaian harga.
Pada 1974, Latane, Jones dan Rieke mengembangkan konsep
Standardized Unexpected Earnings (SUE) dengan tujuan untuk menyelidiki
pendapatan tak terduga (unexpected earnings) pada data triwulan dengan
membuat forecast mengenai pendapatan tersebut. Standardized Unexpected
Earnings (SUE) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengukur
pendapatan tak terduga yang tentu berpengaruh pada harga dari suatu saham.
(Di kutip dari skripsi Universitas Kristen Petra berjudul “Analisa Pengaruh
Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive
Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio
(Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 20022005)”).
G.
Dividen
Dividen menurut Weston dan Coperland (2005) adalah keuntungan
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para
pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat
pemegang saham dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%)
tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya.
Pada perseroan terbatas, pembagian keuntungan kepada pemilik
dilakukan melalui dividen. Dividen hanya dapat dibayarkan jika saldo laba
ditahan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu
peerseroan terbatas tidak boleh membagikan dividen jika saldo laba ditahan
pada akhir tahun masih negatif.
Di samping saldo laba ditahan, dapat tidaknya dividen dibagikan juga
tergantung pada tersedia uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba
ditahan dianggap sebagai bagian laba yang ditanamkan kembali dalam
persediaan barang dagang, aktiva tetap atau aktiva-aktiva bukan kas yang
lain. Dengan demikian, ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas
kecil walaupun saldo laba ditahannya besar. (Ahmad Rodoni dan Herni Ali,
2010: 121-122).
Kebijakan perusahaan membagikan dividen kepada para investor
adalah kebijakan yang sangat penting. Kebijakan pemberian dividen
(dividend policy) tidak saja membagikan keuntungan yang telah diperoleh
perusahaan kepada para investor. Tetapi kebijakan perusahaan membagikan
dividen harus selalu diikuti dengan pertimbangan adanya kesempatan
investasi kembali (reinvestment). Sehubungan dengan rencana perusahaan
untuk melakukan investasi kembali (reinvestment), ada dua asumsi yang
mendasari kebijakan dividen. Pertama, kebijakan dividen pada perusahaan
yang tidak sedang tumbuh (A Low Investment Rate Plan).
Pada perusahaan-perusahaan yang termasuk kategori ini mampu
membayarkan dividen lebih tinggi pada awal periode tetapi pertumbuhan
dividen pada tahun-tahun berikutnya menjadi lebih rendah. Kedua,
kebijakan dividen dalam perusahaan yang sedang tumbuh (A High
Reinvestment Rate Plan). Perusahaan yang sedang tumbuh akan
memberikan dividen relatif rendah pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan
adanya rencana reinvestasi dari sebagian laba yang diperolehnya. Karena
sebagian perolehan laba tersebut akan dipergunakan sebagai laba ditahan
untuk membiayai aktivitas ekspansinya (reinvestment). Tetapi perusahaanperusahaan yang termasuk kelompok perusahaan yang sedang tumbuh akan
mampu menghasilkan tingkat pertumbuhan dividen yang lebih tinggi pada
tahun-tahun berikutnya. (Dyah Ratih Sulistyastuti, 2006: 17-18).
H.
Indeks LQ-45
Informasi mengenai kinerja saham seringkali diringkas dalam suatu
indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar
saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di
pasar. Karena merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan hargaharga saham, maka indeks pasar saham juga disebut indeks harga saham
(stock price index). (Eduardus Tandelilin, 2010: 86). Intensitas transaksi
setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda. Setiap sekuritas memiliki
frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal,
namun sebagian sekuritas lainnya relatif sedikit frekuensi transaksi dan
cenderung bersifat pasif. Hal ini menyebabkan perkembangan dan tingkat
likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di
bursa
efek.
Di
Indonesia
persoalan
tersebut
dipecahkan
dengan
menggunakan indeks LQ-45. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar
yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteriakriteria berikut digunakan untuk memilih 45 saham yang masuk dalam
indeks LQ-45 sebagai berikut :
1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar
reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir).
3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama paling sedikit 3
bulan.
4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan
jumlah hari transaksi di pasar reguler.
Indeks LQ-45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997.
Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100.
Selanjutnya bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja
masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ-45.
Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi
kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks
dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. (Eduardus
Tandelilin, 2010: 87-88).
I.
Konsep Dasar Pasar Efisien
Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakandan dipopulerkan oleh
Fama (1970). Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar
modal (capital market) dan pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila
tidak seorang pun, baik investor, individu maupun investor institusi akan
mampu memperoleh return tidak nnormal (abnormal return), setelah
disesuaikan dengan risiko dan menggunakan strategi perdagangan yang ada.
Artinya harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari
informasi yang ada atau stock prices reflect all available information.
Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien hargaharga aset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan informasi
yang tersedia tentang asset sekuritas tersebut.
Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan
pada
sejauh
mana
dan
seberapa
cepat
informasi
tersebut
dapat
mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas.
Dalam hal ini Haugen (2001) membagi kelompok informasi menjadi tiga,
yaitu informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices),
semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all available
information including inside or private information). Masing-masing
kelompok informasi tersebut mencerminkan sejauh mana tingkat efisiensi
suatu pasar.
Jones (1998) menyebutkan bahwa harga sekarang suatu saham
(sekuritas) mencerminkan dua jenis informasi, yaitu informasi yang sudah
diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi yang
sudah diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi
yang sudah diketahui meliputi dua macam, yaitu informasi masa lalu
(misalnya laba tahun atau kuartal yang lalu) dan informasi saat ini (current
information) selain juga kejadian atau peristiwa yang telah diumumkan
tetapi masih akan terjadi (misalnya rencana pemisahan saham). Contohnya
untuk informasi yang masih membutuhkan dugaan adalah jika banyak
investor percaya bahwa suku bunga akan segera turun, harga-harga akan
mencerminkan kepercayaan ini sebelum penurunan sebelumnya terjadi.
Gambar 2.1
Sumber Data Dalam Kaitannya Dengan Pandangan Seseorang Tentang
Efisien Tidaknya Sebuah Pasar Modal
(Sumber : Levy, 1996: 419)
Konsep pasar efisien menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian
harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respons atau
informasi baru yang masuk ke pasar. Meskipun proses penyesuaian harga
tidak harus berjalan dengan sempurna, tetapi yang dipentingkan adalah
harga yang terbentuk tersebut tidak bias. Dengan demikian, pada waktu
tertentu pasar bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi terhadap
informasi baru, sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa jadi bukan
merupakan harga yang mencerminkan nilai intrinstik dari sekuritas tersebut.
Jadi, hal paling penting dari mekanisme pasar efisien adalah harga yang
terbentuk tidak bisa dengan estimasi harga keseimbangan. Harga
keseimbangan akan terbentuk setelah investor sudah sepenuhnya menilai
dampak dari informasi tersebut.
Ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi untuk tercapainya pasar
yang efisien berikut ini:
1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan
profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar
dengan menganalisis, menilai dan melakukan perdagangan saham. Di
samping itu mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari
satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas.
2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama
dengan cara yang murah dan mudah.
3. Informasi yang terjadi bersifat random.
4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga
sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat
informasi tersebut.
Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk suatu
pasar yang para investornya dengan cepat melakukan penyesuaian harga
sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar (informasi ini terjadi secara
random), sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan secara cepat
dan secara penuh memcerminkan semua informasi yang tersedia. Karena
informasi yang mempengaruhi harga sekuritas tersebut terjadi secara random
maka perubahan harga yang terjadi akan bersifat independen satu dengan
yang lainnya dan bergerak secara random pula. Artinya perubahan harga
yang terjadi hari ini tidak tergantung kepada perubahan harga yang terjadi di
waktu lalu karena harga baru tersebuut berdasarkan pada reaksi investor
terhadap informasi baru yang terjadi secara random. (Eduardus Tandelilin,
2010: 219-221).
J.
Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong Form)
Menurut hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, Fama (1991)
menyebutnya
sebagai
studi
peristiwa
(event
studies)
yaitu
harga
mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Selain merupakan
cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena
informasi yang ada di pasar termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan
dan informasi tambahan (pelengkap) sebagaimana diwajibkan oleh peraturan
akuntansi. Informasi yang tersedia di publik juga dapat berupa peraturan
keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga dan beta
saham termasuk rating perusahaan.
Menurut konsep efisiensi pasar bentuk setengah kuat, investor tidak
akan mampu untuk memperoleh abnormal returns dengan menggunakan
strategi yang dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik.
Dengan kata lain analisis terhadap laporan keuangan tidak memberikan
apapun. Ide dari pandangan ini adalah bahwa sekali imformasi tersebut
menjadi informasi publik (umum), artinya tersebar di pasar maka semua
investor akan bereaksi dengan cepat dan mendorong harga naik untuk
mencerminkan semua informasi publik yang ada. Contohnya, informasi
yang baru saja didapat dari membaca Koran Bisnis Indonesia atau Kompas
misalnya mengenai penemuan obat baru atau ancaman akan munculnya
perang di kawasan Asia Timur atau Timur Tengah maka dengan segera
sudah tercermin pada harga sekuritas. Investor sudah tidak mungkin
mendapatkan abnormal return ketika melakukan transaksi di pasar modal
berdasarkan informasi publik tersebut. Harga pada tingkat beli atau jual
saham sudah lebih dahulu mencerminkan informasi tersebut karena pasar
akan dengan segera bereaksi.
Berlawanan dengan pendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah,
pada pasar efisien bentuk setengah kuat ada banyak investor yang berpikir
bahwa
mereka
dapat
memperoleh
keuntungan
dengan
melakukan
pengamatan secara seksama terhadap informasi publik yang tersedia di
pasar, khusunya informasi akuntansi. Investor yang melakukan analisis
dengan menggunakan data atau informasi akuntansi (dari laporan keuangan)
dan dari sumber lain untuk mengidentifikasi saham yang salah harga
(misspriced) disebut investor tersebut melakukan analisis fundamental
(fundamental analysis).
K.
Pengujian Menggunakan Studi Peristiwa
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi
pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman. Event study dapat dilakukan untuk melihat
seberapa cepat harga sekuritas benar-benar bereaksi terhadap informasi yang
diumumkan. Jadi, event study sebenarnya adalah uji bersama, karena uji
tersebut secara simultan melibatkan uji validitas model penetapan harga dan
uji efisiensi pasar. Satu penemuan bahwa harga bereaksi lambat terhadap
informasi dapat disebabkan oleh ketidakefisienan pasar atau disebabkan oleh
penggunaan yang kurang tepat dari model penentuan harga atau karena
disebabkan oleh keduanya. Sebagai contoh dari suatu event study,
pertimbangkan apa yang dalam pasar yang efisien semprna bila suatu
informasi diumumkan. Bila informasi sampai di pasar, harga-harga akan
bereaksi segera dan dalam proses tersebut akan segera bergerak ke nilai
investasinya yang baru.
Banyak event study mengenai harga sekuritas telah dilakukan,
khususnya harga saham terhadap diumumkannya. Suatu informasi seperti
berita (biasanya disebut dengan pengumuman) menyangkut pendapatan dan
dividen, program pembelian kembali saham, stock split, pencatatan saham,
perubahan peringkat obligasi, merger dan akuisisi dan divestitures. Tentu
saja area riset akademis ini telah menjadi satu bidang yang tumbuh
sesungguhnya. (William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, dan Jeffery V.
Bailey, 2005: 91-95).
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari
suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut. Reaksi
pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas
bersangkutan. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari
pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian
melibatkan kecepatan reaksi dan pasar untuk menyerap informasi yang
diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar bentuk
lemah.
Lama dan
Berkepanjang
Pengumuman
Peristiwa
Ada
Abnormal
Return
Cepat
Tidak Ada
Abnormal
Return
Tidak Efisien
Efisien
Efisien
Gambar 2.2
Efisiensi Pasar Secara Informasi
Pada gambar 2.2 tersebut, terlihat bahwa jika suatu pengumuman tidak
mempunyai nilai ekonomis untuk pasar yang efisien maka seharusnya pasar
tidak bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Sebaliknya jika pasar
bereaksi untuk pengumuman yang tidak mempunyai nilai ekonomis, maka
pasar tersebut belum efisien karena tidak dapat membedakan pengumuman
yang bernilai informasi ekonomis dengan yang tidak bernilai informasi
ekonomis.
Peristiwa yang menjadi fokus penelitian dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa jenis, antara lain yang paling sering dijumpai dalam studi
peristiwa adalah peristiwa konvensional, peristiwa kluster, peristiwa yang
tak terduga dan peristiwa yang terjadi bersifat relevan dan berurutan.
1. Studi peristiwa konvensional, mempelajari respons pasar terhadap
peristiwa-peristiwa yang seringkali terjadi dan diumumkan secara
terbuka oleh emiten di pasar modal. Studi peristiwa konvensional telah
banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa
contoh studi peristiwa konvensional, antara lain pengumuman laba,
pembayaran dividen, penawaran hak atas saham (right issue), merger
dan akusisi, pengumuman pembelanjaan kapital, stock split serta bentuk
sejenis lainnya. Oleh karena peristiwa bersifat konvensional, dampak
peristiwa pada umunya mudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Namun
demikian dimungkinkan bahwa publikasi peristiwa oleh perusahaan
tidak selalu mengandung makna yang sama karena manajemen atau
pemilik perusahaan memiliki tujuan yang berbeda. Oleh karena itu,
peneliti perlu melakukan kajian literatur terhadap suatu peristiwa dari
berbagai sudut pandang teori untuk melandasi argumentasi mereka
dalam menyusun hipotesis.
2. Studi peristiwa kluster atau kelompok mempelajari respons pasar
terhadap peristiwa yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada
waktu yang sama dan berdampak pada sekelompok perusahaan (kluster
perusahaan) tertentu. Peristiwa kluster memiliki bentuk yang beragam.
Kluster dapat bersifat relatif sempit hingga luas. Contoh peistiwa kluster
adalah pengumuman pemerintah yang membuat regulasi pada industri
tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan
dalam industri yang bersangkutan.
3. Studi peristiwa tak terduga (unanticipated event), merupakan varian dari
studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap
suatu peristiwa yang tidak terduga (unanticipated event). Sesuai dengan
namanya, karakteristik utama dari studi ini adalah peristiwa yang terjadi
bersifat tidak terduga. Penelitian tentang peristiwa tak terduga relatif
belum banyak dilakukan, selain karena sifat peristiwa sangat jarang
terjadi, tidak semua peristiwa tak terduga relevan dengan studi peristiwa
yang terkait dengan pasar modal.
4. Studi peristiwa berurutan (sequential events), merupakan varian dari
studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap
serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam
situasi ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini kecepatan dan ketepatan
informasi menjadi kunci dari respons pasar. (Eduardus Tandelilin, 2010:
566- 569).
L.
Penelitian Sebelumnya
Laporan earnings dianggap sebagai sumber informasi terpenting dari
semua jenis laporan tahunan yang disajikan oleh perusahaan. Di Inggris,
laporan keuangan menjadi prioritas utama bagi investor instutisional dan
laporan earnings dianggap lebih penting daripada neraca analisis keuangan
dan investor. Sementara di New Zealand, laporan bagi analisis keuangan
dianggap sebagai sumber informasi utama yang digunakan oleh para
pemakainya dalam pembuatan keputusan investasi. Akibatnya, laporan
earnings menjadi sumber informasi yang relatif penting dari neraca (Foster,
1986).
Penelitian yang dilakukan oleh Beaver (1986) yang menguji reaksi
investor terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan, dengan kata lain
apakah laporan keuangan mempunyai kandungan informasi yang dapat
mengurangi ketidakpastian atau mengubah harapan para investor. Dampak
yang diteliti adalah pengaruh kandungan informasi terhadap harga saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan memiliki
kaitan dengan perilaku investor dalam melakukan transaksi. Kemudian
Parawiyati (2000) meneliti kandungan informasi publikasi laporan keuangan
tahunan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini menggunakan
abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa publikasi laporan
keuangan mempunyai kandungan informasi sehingga harga saham
mengalami perubahan.
Kemudian dalam penelitian skripsi Universitas Kristen Petra berjudul
Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda
Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings
Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di
BES Periode 2002-2005), dijelaskan mengenai menganalisa dan memberi
informasi tentang pengaruh earnings surprise terhadap return saham yang
termasuk ke dalam liquidity LQ-45 dan menganalisa dan memberi informasi
tentang hasil uji beda return dan risiko pada positive earnings surprise dan
negative earnings surprise.
Earning sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan.
Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur
melalui perolehan earning setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun
earning yang diperoleh perusahaan emiten mengalami kenaikan sehingga
earning yang tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen oleh
perusahaan emiten. Hal ini tentu saja menarik bagi para (calon) investor
yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Selain itu para
investor juga memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang mengumumkan
earnings positif yang terus menerus akan menyebabkan harga saham
perusahaan tersebut menjadi tinggi, dari hal tersebut akan diperoleh capital
gain yang tinggi pula. (Indah Kurniawati, 2006).
Stefano Della Vigna (2009) menjelaskan dalam problem set on
earnings announcement, the focus of the problem set is two fold. There are
to induce you to work with a data set, prepare the necessary variable and
test hypotheses and to examine three anomalies. The main focus on
literature the earnings announcement has been on the response of investors
to new information.
Cameron Truong dan Philip B. Shane (2008) menjelaskan dalam A
New Measure Of Earnings News And Post Earnings Announcement Drift,
introduces a new proxy for expected value-relevant earnings: the most
optimistic (pessimistic) forecast of earnings that is higher (lower) than the
median of all analysts earnings forecast. Kemudian Needham Jones dan
Frank Bacon (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ‘Surprise Market
Announcement: A Test Of Market Efficiency’, melakukan analisis pada 50
perusahaan terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak
terduga pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga
terhadap cash flow masa depan perusahaan tersebut dimana menyebabkan
peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa
pegumuman positif laba tak terduga memberikan pengaruh positif terhadap
profitabilitas, kesuksesan masa depan perusahaan, meningkatnya harga
saham serta reaksi pasar secara cepat terhadap informasi publik yang
tersedia.
Setyowati (2002) menguji pengaruh kandungan informasi laporan rugi
laba terhadap abnormal return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa publikasi laba merupakan variabel
berpengaruh terhadap abnormal return yang ditunjukkan dengan beta
standar yang terbesar. Ratih (2002) meneliti pengaruh publikasi laporan
keuangan terhadap abnormal return saham perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan terhadap abnormal return. Penelitian Ajie (2003) mencoba
menguji kandungan informasi pelaporan rugi-laba dan hubungannya dengan
return saham. Dan hasilnya menunjukkan bahwa opsi likuidasi adalah
merupakan sesuatu yang relevan bagi penaksiran (valuation) saham dalam
pengujian kandungan informasi dari earning.
NO
JUDUL
1.
Relevansi
Nilai
Eanings Dengan
Pendekatan
Terintegrasi
Hubungan
Non
Linear.
2.
Perkembangan
Peranan
Pasar
Derivatif
Membantu
Peningkatan
Efisiensi
Pasar
Keuangan
Indonesia
PENELITI
(Tahun)
Rahmawati
(2005)
Hinsa
Siahaan
(2006)
VARIABEL
ANALISIS
KESIMPULAN
Variabel dependen:
Unexpected Earning
Variabel
independen: return
saham, harga saham
Data populasi dan sampel diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dan laporan keuangan tahunan
perusahaan diperoleh dari pojok BEJ
Progran Magister Manajemen UGM.
Sampel penelitian adalah dengan purposive
sampling selama tahun 1998-2002
Pemerintah
menyadari
sepenuhnya
pentingnya keberadaan pasar derivatif
sebagai sub sistem pasar keuangan
Indonesia, yang memiliki peranan strategis
sebagai mekanisme transfer risiko, price
discovery, market integrity yang membuat
pasar keuangan semakin terpercaya,
enchance efficiency dan enchance liquidity.
Dan karena itu akan terus dikembangkan,
karena kondisinya sekarang ini masih belum
menggembirakan. Kemungkinan penyebab
lambatnya pembangunan pasar derivatif di
Indonesia dewasa ini adalah karena masih
banyak anggapan perdagangan derivatif
adalah judi. Sesungguhnya bukan judi tetapi
spekulasi. Dan citra negative spekulasi dari
percaya spekulator kiranya sudah waktunya
dirubah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
informasi earning mulai kehilangan relevansi
nilainya. Oleh karena itu, investor disarankan
agar menggunakan informasi keuangan
lainnya, seperti informasi arus kas sebagai
dasar pengambilan keputusan.
Variabel dependen:
transfer of risk
Variabel
independen: future
LQ-45
oleh
BursaEfek
Surabaya,
perdagangan KOS
(Kontrak
Opsi
Saham) oleh Bursa
Efek Jakarta (BEJ),
bursa
berjangka
dengan
menggunakan
indeks saham luar
negeri dan mata
uang asing (valuta
asing)
seperti
perdagangan
kontrak
indeks
saham Nikkei, Hang
Pasar kontrak dan berjangka sangat berguna
bagi masyarakat Indonesia, sebab secara
makro keberadaan pasar derivatif akam
menbantu terciptanya pasar keuangan yang
efisien sehingga pada akhirnya juga akan
membantu sektor real (dunia usaha)
mendapatkan modal usaha secara efisien.
Dengan pasar keuangan yang efisien dalam
arti transparan dan transaksi tidak tinggi
biayanya sama dengan risiko. Ketidakpastian
berusaha di Indonesia akan semakin kecil dan
dunia luar akan melihat Indonesia sebagai
pilihan berinvestasi, sehingga akan terjadi
capital inflow yang sangat berguna untuk
membantu
pembangunan
ekonomi
di
Indonesia.
3.
Pengaruh Return
Saham,
Volume
Perdagangan
Saham dan Varian
Return
Saham
Terhadap Bid-Ask
Spread
Saham
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Tergabung Dalam
Indeks
LQ-45
Periode
20032005.
Sri Dewi Ari
Ambarwati
(2008)
Seng dan Indeks
Saham
Korea
Selatan
Variabel dependen: Analisis yang digunakan dalam penelitian
bid-ask spread
ini adalah dengan menggunakan analisis
relatif
regresi linear berganda dihasilkan bahwa
konstanta pada perhitungan menunjukkan
Variabel
bahwa jika variabel return saham dianggap
independen: return konstan maka rata-rata bid-ask spread
(sebagai perubahan saham perusahaan manufaktur yang
relatif harga saham dijadikan objek penelitian. Maka variabel
dari
periode return saham mempunyai pengaruh positif
sebelumnya = Rt), terhadap bid-ask spread saham. Jadi ketiga
variabel bebas yaitu return saham(X1),
volume
perdagangan
volume perdagangan (X2) dan varian return
(jumlah
lembar saham (X3) yang dimasukkan dalam model
saham
yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
diperdagangkan
bid-ask spread saham (Y). Kemudian pada
pada hari ke-t), dan uji asumsi dasar klasik regresi ternyata
varian
return dianggap
tidak
terjadi
gejala
(saham yang dalam multikoliniearitas dan tidak terjadi gejala
hal ini mewakili heterokedastisitas. Oleh karena itu, model
risiko saham).
regresi tersebut dapat diteliti lebih lanjut.
Dalam hasil uji pengaruh return saham
terhadap bid-ask spread dan hasil penelitian
ini konsisten menyatakan bahwa return
saham tidak menunjukkan adanya pengatuh
negatif atau terbalik terhadap bid-ask
spread saham. Dalam hasil uji pengaruh
volume perdagangan saham terhadap bidask spread menunjukkan bahwa variabel
Dalam penelitian pada saham perusahaan
manufaktur yang tergabung dalam indeks LQ45 periode tahun 2003-2005, menunjukkan
bahwa secara bersama-sama return saham dan
varian return saham mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap bid-ask spread
saham.
4.
Random
Walks
And
Market
Efficiency:
Evidence
From
International Real
Estate Markets
Robert
T. Variabel dependen:
Co-integration in the
Kleiman
James
E. long run
Payne
Anandi
P. Variabel
independen: returns
sahu
in the varians real
(2002)
estate markets, real
estates share prices.
volume perdagangan saham mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap
bid-ask spread saham. Dan dalam hasil uji
pengruh varian return terhadap bid-ask
spread menunjukkan bahwa variabel varian
return saham berpengaruh positif terhadap
bid-ask spread saham pada perusahaan
manufaktur yang tergabung dalam LQ-45
periode 2003-2005 dan hipotesis ketiga
diterima.
This study utilizes stock market indices on
real estate share prices obtained from
Global Property Research (GPR). GPR real
estate stock index series is employed for
three geographical configurations: Europe,
Asia and The Far East (refereed to simply as
Asia or ASI) and North America. Test of
the random walks hypothesis and Cointegration analysis. Two techniques were
used to analyse the unvariate time series
properties of the real estate data to
determine whether or not the individual
series follow random walks: unit root test
and variance ratio test. Co-movements
among time series were the analyzed using
the Co-integration analysis to examine if the
series have a stable long term relationship.
Co-integration analysis in vector error
correction models. A well known method of
testing for potential diversivication benefits
has been to utilize the Co-integration
This study conduct test of the random walk
hypothesis for international commercial real
estate utilizing stock market radices of real
estate share prices for three geographical
regions: Europe, Asia and North America.
This study contributes to the empirical
literatureon market efficiency in general and
on international commercial real estate in
particular. This article provides evidence that
supports the random walk hyphotesis both in
international real estate markets considered
and associated broader stock markets.
However, since the real estate markets have a
stable long-run retionship, investors in
international real estate derive benefits from
diversification in the short-run but not in the
long-run.
Terjemahan:
Studi ini melakukan pengujian terhadap
hipotesis random walks untuk real estat
komersial internasional memanfaatkan pasar
methodology to examine the presence of
long term stable relationship among returns.
A simple non-parametric runs test has
utilized to examine the weak form
efficiency of returns in the varians real
estate markets. The rns test has been
previously utilized in several studies of
market efficiency.
Terjemahan:
Studi ini menggunakan indeks pasar saham
pada harga saham real estat yang diperoleh
dari Global Property Research (GPR). GPR
real estat indeks saham seri ini digunakan
untuk tiga konfigurasi geografis: Eropa,
Asia dan Timur Jauh (pemisah untuk
sekadar sebagai Asia atau ASI) dan
Amerika Utara. Uji hipotesis berjalan acak
dan analisis penggabungan perusahaan. Dua
teknik yang digunakan untuk menganalisa
sifat-sifat tidak bervariasi deret waktu data
real estate untuk menentukan apakah
random walks mengikuti: pengujian akar
unit
dan tes rasio varians. Pergerakan
perusahaan di antara deret waktu adalah
dianalisis
menggunakan
analisis
penggabungan atau integrasi perusahaan
untuk memeriksa jika seri memiliki
hubungan
jangka
panjang
stabil.
Vektor analisis penggabungan atau
integrasi perusahaan dalam model koreksi
kesalahan. Sebuah metode yang terkenal
saham real estate hingga harga saham selama
tiga wilayah geografis: Eropa, Asia dan
Amerika Utara. Studi ini memberikan
kontribusi untuk penelitian empiris efisiensi
pasar secara umum dan pada real estat
komersial
internasional
pada
khususnya. Artikel ini memberikan bukti yang
mendukung hipotesis random walks baik di
pasar internasional dianggap real estat dan
terkait pasar saham yang lebih luas. Namun,
karena real estate yang berkerja sama jangka
panjang investor real estate internasional
memperoleh manfaat dari diversifikasi dalam
jangka pendek tetapi tidak dalam jangka
panjang.
untuk
pengujian
potensi
manfaat
diversivikasi
telah
memanfaatkan
metodologi integrasi perusahaan untuk
memeriksa adanya hubungan yang stabil
jangka
panjang
antara
kembali.
Uji nonparametrik deret sederhana telah
digunakan untuk menguji efisiensi bentuk
lemah kembali dalam varians pasar real
estat. RNS tes yang sebelumnya telah
digunakan dalam beberapa penelitian
efisiensi pasar.
5.
Surprise Earnings
Announcement: A
Test Of Market
Efficiency
Needham
Jones
Frank Bacon
(2007)
Variabel dependen: This study sample includes 50 randomly
actual daily return selected firms with third quarter positive
surprise earningas announcements on the
of each company.
randomly selected dates of October 17,
2006, November 10, 2006 and November
Variabel
independen:
the 13, 2006. The random sample was selected
corresponding S&P from third quarter positive surprise earnings
500 daily return announcements traded either on NYSE or
over the pre-event NASDAQ. The work analyzed 11, 183
period (day-180 to observations using standard risk adjusted
31 or period prior to event study methodology and the market
the event period of model from the finance literature. In
day –30 to day conducting this event study, appropriate
+30)to obtain the statistical test for significance were
intercept alpha and conducted.
the
standardized Terjemahan:
coefficient beta.
Studi ini meliputi 50 sampel perusahaan
yang dipilih secara acak dengan kabar
positif di kuartal ketiga pendapatan
This study tested the effect of the
announcement of third positive quarter
earnings surprises onstock price’s risk
adjusted rate of return for 50 randomly
selected firms from the randomly selected
date of October 17, 2006, November 2006 and
November 13, 2006. When a firm announces
positive surprise earnings, investors appear to
perceive a positive signal about the firm’s
future which causes an increase in the firm’s
stock price. This study results suggest that
positive surprise earnings announcements do
indeed send a positive signal about the
profitability and future success of a firm.
Positive signal stock prices do increase and
the market reacts quickly to available
information.
Rangkuman:
Studi ini menguji pengaruh pengumuman laba
pengumuman pada tanggal yang dipilih
secara acak 17 Oktober 2006, 10 November
2006 dan 13 November 2006. Sampel acak
dipilih dari kuartal ketiga pendapatan
positif
baik
pengumuman
yang
diperdagangkan
di
NYSE
atau
NASDAQ. Pekerjaan dianalisis 11, 183
pengamatan dengan menggunakan risiko
standar
metodologi
studi
peristiwa
disesuaikan dan pasar keuangan model dari
literatur. Dalam melakukan studi ini, uji
statistik yang sesuai untuk signifikansi
dilakukan.
6.
A
Study
Of
Autocorrelations
And
Lead-Lag
Effects
Using
Game-Theoretic
Efficient-Market
Hypotheses
Wei wu
Glenn Shafer
(2007)
Variabel dependen: This section is divided into two interrelated
theoretic
efficient topics: lead-lag auto-effect on a single
market hyphotheses. security and lead-lag cross-effect between
any pair of securities. We start with limiting
market by bounding its consecutive returns.
Variabel
The constraint can be replaced with the use
independen:
individual
stocks, of options.
size
sorted Terjemahan:
potofolio,
stock Bagian ini dibagi menjadi dua topik yang
indices.
saling terkait: lead-lag auto-efek pada
penanggungan sendiri dan lead-lag efek
silang antara setiap pasang efek. Kita mulai
dengan membatasi pasar menuju secara
dengan berturut-turut kembali. Kendala
kuartal ketiga kabar positif harga saham risiko
tingkat pengembalian disesuaikan untuk 50
perusahaan yang dipilih secara acak dari
tanggal yang dipilih secara acak dari 17
Oktober 2006, 10 November 2006 dan 13
November
2006. Ketika
perusahaan
mengumumkan pendapatan positif, investor
tampaknya melihat sinyal positif tentang masa
depan perusahaan yang menyebabkan
kenaikan harga saham perusahaan.Hasil studi
ini menunjukkan bahwa pengumuman
penghasilan positif mengejutkan memang
mengirim sinyal positif tentang keuntungan
dan
kesuksesan
masa
depan
perusahaan. Sinyal
positif
dapat
meningkatkan harga saham dan pasar bereaksi
cepat ke informasi yang tersedia.
Study predictions concerning autocorrelations
and other lead-lag effects that can be derived
from
game-theoretic
efficient
market
hyphotheses profit that some specifies
security or market index, which we may call
the standard is unlikely to be beaten
substantially by any simple trading strategy
that does not risk bankcruptcy. This implies
constraints on autcorrelation and lead lag
cross effects. It also provides new implication
for lead-lag effects among securities.
Terjemahan:
Studi tentang prediksi autokorelasi dan leadlag menyebabkan efek yang dapat diturunkan
dapat digantikan
pilihan.
7.
Efisiensi
Pasar
Modal Indonesia:
Pengamatan
Empirik Selama
Tahun 1996.
Anwar Azazi
(1999)
dengan
penggunaan dari keuntungan hipotesis game-teori pasar
yang efisien bahwa beberapa pasar
menentukan keamanan atau indeks, yang kita
sebut standar tidak mungkin dikalahkan
secara substansial oleh strategi perdagangan
yang risiko sederhana yang tidak pailit. Ini
menunjukkan kendala di lag autokorelasi dan
memimpin lintas efek. Ini juga memberikan
implikasi baru untuk memimpin-efek lag
antara sekuritas.
Variabel dependen: Penelitian ini berbentuk deskriptif analisis
dengan menggunakan analisis korelasi
bursa saham BEJ
perubahan harga saham mingguan di Bursa
Efek Jakarta (BEJ). Semua data yang
Variabel
diperlukan tedapat pada file IHSG dan
independen:
perubahan
harga harga saham individual dari semua
saham
mingguan perusahaan sampel yang listing di BEJ
selama tahun 1996, kemudia di cross chek
dan return saham
catatan harga saham dan IHSG pada harian
keuangan yang terbit di Indonesia , seperti
Bisnis Indonesia dan Neraca Ekonomi
IHSG dan data harga saham yang digunakan
adalah IHSG dan harga saham mingguan
yaitu pada hari penutupan Bursa Efek
Jakarta setiap hari Jum’at (closing price).
Perilaku harga saham mingguan dan IHSG
selama tahun 1996 menunjukkan kondisi yang
cukup bervariatif. Harga saham rata-rata
mingguan maksimum dicapai oleh PT. H.M
Sampurna dan terendah PT. Pakuwon Jati
masing-masing Rp. 23.113,94 dan Rp. 955,77.
Sedangkan voltalitas absolut tertinggi
diperoleh juga PT. H.M Sampurna dan
terendah oleh PT. Tjiwi KImia berturt-turut
sebesar 4705,67 dan 111,65 atau masingmasing 20,36% dan 11,68% dari harga rataratanya dalam periode yang sama. Sedangkan
rata-rata IHSG mencapai 586,85, tertinggi
632,52 dan terendah 513,85 dengan voltalitas
sebesar 29,29 atau 4,99% dari IHSG rata-rata.
Pasar modal Indonesia adalah efisien
dalam bentuk lemah (weak-form efficiency)
baik dengan menggunakan time lag 1 minggu
maupun 2 minggu. Hasil yang diperoleh
konsisten dengan hasil studi Suad Husnan
8.
Analisis Pengaruh
Pengumuman
Earning Terhadap
Abnormal Return
Dan
Tingkat
Likuiditas Saham:
Analisis Empiris
Pada
Nonsynchronous
Trading.
Indah
Kurniawati
(2006)
Variabel dependen: Penelitian ini dilakukan karena selain
menguji pengaruh earning terhadap
pengumuman
abnormal return yang diperoleh investor,
earning
penelitian ini juga menguji mengenai
tingkat likuiditas saham di seputar
Variabel
pengumuman earning tersebut. Selain itu,
independen:
perubahan
harga pada penelitian ini mempertimbangkan
saham
yang kondisi perdagangan kondisi perdagangan
ditunjukkan melalui di Bursa Efek Jakarta yang masih tipis
(Non-Synchronous Tading). Penelitian ini
abnormal return
merupakan event studies dengan windows
period 11 hari perdagangan pengamatan
harga saham lima hari sebelum tanggal
pengumuman earnings.
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
(1990).
Sedangkan untuk time lag 3
minggu
hanya
3
perusahaan
yang
menunjukkan bahwa informasi tidak random
dan independen yaitu PT. Tambang Timah,
PT. Bakrie Brothers dan PT. Indofood
Sumber Makmur.
Perilaku harga saham mingguan dan
IHSG dengan menggunakan tes non
parametrik (Kruskal-Wallis) menunjukkan
hasil yang sama dengan tes parametrik, yaitu
pasar modal Indonesia efisien dalam bentuk
lemah.
Pengumuman earning yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa
Efek Jakarta mendapat reaksi dari pasar.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya
abnormal return yang diperoleh para pelaku
pasar modal khususnya para investor.
M.
Kerangka Pemikiran
Bursa Efek Indonesia
Perusahaan LQ 45
Efisiensi Pasar Modal
Earnings Annoncement
Earnings Surprise
Analisis Surprise Earnings Announcement Pada
Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Uji Regresi Berganda
(Multiple Linear Regression Analysis)
Uji-t Dua Sampel Independen
(Independent-sample t Test)
Hipotesis
Hipotesis
H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara return saham dan dividend
payout
dengan
surprise
negative earnings surprise.
: Terdapat pengaruh yang
signifikan antara return saham dan dividend
payout
dengan
announcement.
signifikan antara positive earnings surprise dan
earnings
announcement.
Ha : β1 ≠ 0
H0 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan yang
surprise
Ha : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan yang signifikan
antara positive earnings surprise dan negative
earnings
earnings surprise.
Kesimpulan dan Implikasi
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
N.
Hipotesis
Hipotetsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara return
saham dan dividend payout dengan surprise earnings
announcement.
Ha : β1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara return saham dan
dividend payout dengan surprise earnings announcement.
2. H0 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara positive
earnings surprise dan negative earnings surprise .
Ha : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara positive
earnings surprise dan negative earnings surprise.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini menggunakan sumber data
sekunder yang bersumber dari indeks harga saham harian. Saham-saham
tersebut adalah diperdagangkan dari periode tahun 2007 hingga 2009.
Saham yang dijadikan sebagai sampel dipilih dari saham-saham pada
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45.
Alasan memilih perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45,
karena
merupakan
perusahaan-perusahaan
yang
sahamnya
aktif
diperdagangkan dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Selain itu
saham-sahamnya sangat selektif dalam pemilihannya setiap periode 6
bulanan dengan kriteria yang telah ditentukan di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
B.
Metode Penentuan Sampel
Penelitian menggunakan metode purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu di mana penentuan sampel
tergantung dari kepentingan penelitian. Dengan langkah data analisis
termasuk ke dalam analisis multivariat yaitu variabel dependen bersifat
kuantitatif dan variabel independen semua kuantitatif atau analisis multi
regresi.
Berdasarkan data perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45
yakni sebanyak 45 perusahaan yang likuid, maka penulis menarik sampel
sebannyak 24 perusahaan dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Perusahaan-perusahaan tersebut memenuhi kriteria indeks LQ 45 dan
terdaftar dari tahun 2007-2009.
Tabel 3.1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM
INDEKS LQ-45
(Periode 2007-2009)
No.
Kode
Nama Perusahaan
Efek
1.
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2.
ASII
Astra Internasional Tbk
3.
BBCA
Bank Central Asia Tbk
4.
BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
5.
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk
6.
BLTA
Berlian Laju Tanker Tbk
7.
BMRI
Bank Mandiri (Persero) Tbk
8.
BNBR
Bakrie & Brothers Tbk
9.
BNGA
Bank Niaga Tbk
10.
BNII
Bank Internasional Indonesia Tbk
11.
BTEL
Bakrie Telecom Tbk
12.
BUMI
Bumi Resources Tbk
13.
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
14.
ISAT
Indosat Tbk
15.
KIJA
Kawasan Industri Jababeka Tbk
16.
KLBF
Kalbe Farma Tbk
17.
LSIP
PP London Sumatera Tbk
18.
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
19.
PNBN
Bank Pan Indonesia Tbk
20.
PNLF
Panin Life Tbk
21.
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
22.
SMCB
Holcim Indonesia Tbk
23.
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
24.
UNTR
United Tractors Tbk
2. Tercatat sebagai emiten secara terus menerus (tidak pernah mengalami
delisting) selama periode 2007-2009.
3. Data laporan keuangan tahunan perusahaan (LKT) tersedia berturut-turut
untuk tahun pelaporan dari 2007-2009.
4. Data harga saham tersedia selama periode estimasi dan pengamatan dan
tidak terjadi stock split.
5. Perusahaan
mempublikasikan
laporan
keuangan
auditan
dengan
menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
C.
Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat menganalisis masalah, maka penulis menggunakan data
sekunder dengan cara sebagai berikut :
1. Melakukan
penelitian
lapangan
(field
research)
adalah
teknik
pengumpulan data dengan cara mengutip langsung pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui pusat layanan informasi pada Pusat Referensi
Pasar Modal (PRPM) untuk memperoleh data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini.
2. Melakukan penelitian terhadap earnings announcement perusahaan yang
terdaftar dalam indeks LQ 45 untuk periode 2007-2009 melalui Laporan
Keuangan Tahunan (LKT).
3. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan mengumpulkan
literatur-literatur ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan penelitian ini. Dimaksudkan agar penulis
memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoris dari
masalah yang akan penulis bahas.
D.
Metode Analisis
Pengukuran dalam metode analisis mengikuti perhitungan sebagai
berikut:
1. Return saham. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return
saham sesungguhnya (return realisasi) harian masing-masing saham
untuk periode tiga hari di seputar tanggal publikasi laporan keuangan.
Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham
penutupan (closing price) pada saat periode pengamatan. Penghitungan
return dalam penelitian ini mengabaikan dividen karena di Indonesia
jumlah
dividen
yang
dibagikan
relatif
kecil.
Return
saham
sesusngguhnya (return realisasi) dihitung dengan cara sebagai berikut:
Ri,t =
Pi,t – Pi,t-1
Pi,t-1
Persamaan 3.1
Keterangan: R i,t
Pi,t
= return realisasi perusahaan i pada periode (hari) t
=
harga
saham
penutupan
(closing
price)
(closing
price)
perusahaan i pada periode (hari) t
P,t-1
=
harga
saham
penutupan
perusahaan i pada periode (hari) sebelumnya
(Sumber: Dewi Astuti, 2004: 64)
2. Divident Payout Ratio (DPR), rasio ini dikenal dengan nama constant
payout
ratio,
dengan
kebijakan
ini
perusahaan
kurang
dapat
memperkirakan jumlah pembayaran dividen dengan persentase tetap dari
Earnings Per Share (EPS) akan mempengaruhi posisi harga saham di
pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran dividen juga menurun
dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga.
Dividen Tunai per lembar saham
DPR=
Laba Per Lembar Saham
Persamaan 3.2
3. Standardized Unexpected Earnings, adalah suatu teknik yang digunakan
untuk menyelidiki pendapatan yang tak terduga, yang tentu berpengaruh
pada harga dari suatu saham.
A-F
SUE =
SD
Persamaan 3.3
Keterangan: SUE: Standardized Unexpected Eearnings
A
: Actual EPS
F
: dividend cash
SD : Standard deviation of return
(Sumber: skripsi Universitas Kristen Petra berjudul “Analisa Pengaruh
Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive
Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise
Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES
Periode 2002-2005)
4. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis
regresi memperhatikan peubah (variabel) yang mungkin merupakan
akibat, selain menelaah dua hal yang dilakukan oleh analisis korelasi.
Ada beberapa pengujian asumsi-asumsi model regresi, diantaranya uji
normalitas, uji autokorelasi, uji homoskedastisitas, uji heterokedastisitas
dan uji multikoliniearitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan
variabel tak bebas mempunyai distribusi normal. Pengujian tersebut
dapat
menggunakan
metode
grafis
normal
P-P
plot
dari
standartdized residual cumulative probability. Jika hasil identifikasi
berada di sekitar garis normal, asumsi kenormalan dapat dipenuhi.
Uji Kolmogorov-Sminov dapat digunakan untuk melihat kenormalan
dengan identifikasi. Jika niali p-value lebih besar dari, asumsi
kenormalan dapat diterima. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas
adalah sebagai berikut: (Agus Purwoto, 2007: 96).
H0: data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
H1: data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahi ada tidaknya korelasi antara
faktor pengganggu yang satu dengan yang lainnya (non auto
korelasi). (Agus Purwoto, 2007: 96). Atau untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem
autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak
pakai. Tabel DW terdiri atas dua nilai, yaitu batas bawah (dL) dan
batas atas (dU). Nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai pembanding
uji DW, dengan aturan sebagai berikut: (Nachrowi D. Nachrowi,
2006: 192).
a. Bila DW < dL; berarti ada korelasi yang positif atau
kecenderungannya ρ = 1.
b. Bila dL < DW < dU; kita tidak dapat mengambil kesimpulan apaapa.
c. Bila dU < DW < 4 – dU; berarti tidak ada korelasi positif amupun
negatif.
d. Bila 4 – dU < DW < 4 – dL; tidak dapat mengambil keputusan
apa-apa.
e. Bila DW > 4 – dL; berarti ada korelasi negatif.
Korelasi positif Tidak tahu
0
dL
Tidak ada korelasi
dU
Tidak tahu Korelasi negatif
4-dU
4-dL
4
Gambar 3.1
Aturan Membandingkan Uji Durbin-Watson Dengan Tabel
Durbin-Watson
c. Uji Homoskedastisitas
Untuk menguji ada tidaknya kesamaan variabel residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini dapat menggunakan scatter
plot. Sumbu X adalah nilai-nilai prediksi ZPRED= Regression
Standardized Predicted Value dan sumbu Y adalah nilai ZRESID=
Regression Standardized Predicted Value. Jika grafik ini yang
diperoleh menunjukkan adanya pola tertentu dari titik-titik yang ada,
dikatakan terjadinya heteroskedastisitas. Akan tetapi, jika tidak
membentuk pola tertentu, dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
(Agus Purwoto, 2007: 97).
d. Uji Heteroskedastisitas
Dalam praktiknya, heteroskedastisitas banyak ditemui pada data
cross section, karena pengamatan dilakukan pada individu yang
berbeda pada saat yang sama. Akan tetapi bukan berarti
heterokedastisitas tidak ada dalam data time series. Akibat varian
koefisien regresi yang lebih besar, maka akan mengandung berbagai
konsekuensi lain. Uji hipotesis, baik uji-t atau uji-F akan terpengaruh
yang berakibat uji hipotesis tidak akurat dan pada akhirnya akan
membawa dampak pula pada keakuratan kesimpulan. Melihat hal-hal
tersebut, maka cukup banyak alasan untuk memberikan perhatian
cukup pada masalah heteroskedatisitas pada saat membuat model
regresi. (Naachrowi D Nachrowi, 2006: 112).
e. Uji Multikoliniearitas
Multikoliniearitas, yaitu adanya hubungan linear yang pasti
antara peubah-peubah bebasnya. Untuk mengetahui ada tidaknya
masalah multikolinearitas dapat mempergunakan nilai VIF (Variance
Inflation Factory). Menurut Hair, et.al (1998: 45), jika nilai VIF
masih kurang dari 10, multikoliniearitas tidak terjadi. Dengan
terpenuhi semua asumsi regresi linear di atas, model yang dihasilkan
dianggap baik untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel tak bebas. Selanjutnya, model dapat digunakan
sebagai alat peramal. Kemudian, lakukan pengujian terhadap
keandalan model secara keseluruhan (uji simultan) dan pengujian
terhadap keandalan sebagai variabel (uji parsial). (Agus Purwoto,
2007: 97).
E.
Uji Statistik
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Uji Regresi Berganda (Multiple Linear Regression Analysis),
merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana di mana
terdapat lebih dari satu variabel independen x. Secara umum model
regresi linear berganda:
yi = α + β1x1i + β2x2i + β3x3i + ….. + βkxki + εi
Keterangan : α = konstanta
β = koefisien regresi
xi = variabel independen (variabel bebas)
yi = variabel dependen
(Sumber: Stanislaus S. Uyanto, 2009: 117)
2.
Uji t Dua Sampel Independen (Independent-Samples t- Test),
digunakan untuk membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua
sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal.
Adapun rumus untuk uji-t dua sampel independen:
1. Dengan asumsi kedua variance sama besar (equal variances
assumed):
t=
dengan derajat kebebasan: nx + ny – 2
Sp =
Keterangan:
nx
= besar sampel pertama
ny
= besar sampel kedua
x
= sampel pertama
y
= sampel kedua
2. Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar (equal variances
not assumsed).
t=
dengan derajat kebebasan (degree of freedom):
v=
v = dibaca nu adalah alphabet Yunani untuk n
(Sumber: Stanislaus S. Uyanto, 2009: 160-161)
F.
Operasional Variabel Penelitian
Memahami
variabel
dan
kemampuan
menganalisis
atau
mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub
variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Memang
mengidentifikasi variabel dan sub variabel ini tidak mudah, karenanya
membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir perlakuannya.
Kategori, indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam
merumuskan hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan
kelanjutan langkah penelitian yang lain. Sedikitnya sub variabel atau
kategori akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya terlalu
luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil).
Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti
dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada
dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang
diperoleh melalui pengamatan terdahulu. Variabel-variabel utama dalam
penelitian ini adalah :
1. Harga saham adalah harga saham harian tiap saham (sampel) yang
terjadi selama periode pengamatan.
2. Harga saham penutupan (closing price) adalah harga yang terjadi pada
transaksi terakhir satu saham. Menggunakan harga saham penutupan
harian yang digunakan untuk mengukur perubahan setiap saham.
3. Indeks LQ-45 adalah suatu indeks yang terdiri dari saham-saham dengan
kapitalisasi pasar besar dan memiliki likuiditas tinggi yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
4. Earnings surprise. Dalam pelaporan nilai earnings suatu perusahaan,
terdapat kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast
dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings
announcement). Dengan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast
dan nilai earnings announcement.
5. Earning per share adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada
pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan.
6. Positive earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai
earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings announcement.
Dalam kondisi ini umumnya harga saham akan mengalami peningkatan.
Peningkatan pada harga saham, tentunya akan berimbas pada kenaikan
return dari saham tersebut.
7. Negative earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di mana nilai
earnings forecast lebih tinggi daripada nilai earnings announcement.
Dalam kondisi ini pada umumnya harga saham akan mengalami
penurunan. Penurunan pada harga saham, tentunya juga akan berimbas
pada return saham tersebut.
8. Return atau tingkat pengembalian adalah total keuntungan atau kerugian
yang diterima selama periode tertentukarena melakukan investasi.
9. Divident Payout Ratio (DPR), yaitu nilai dividen tunai per lembar dibagi
laba per lembar saham.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian
Kemajuan pasar modal juga ditentukan oleh kualitas dan efisiensi
bursa efeknya. Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009 yang
disusun Bapepam merencanakan untuk melakukan penggabungan BEJ
dan BES pada tahun 2008. Melalui penggabungan ini dan implementasi
dari program-program yang terarah, maka diharapkan terdapat
pengembangan pasar yang lebih terfokus dan terpadu, efisiensi dalam
pengembangan dan pemasaran produk, penghematan biaya dan
pengembangan teknologi informasi, serta perbaikan infrastruktur
perdagangan. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada pengenaan biaya
jasa pelayanan yang semakin murah kepada pelaku pasar yang pada
akhirnya akan meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia.
Penggabungan bursa efek bukanlah berita baru dalam pasar
modal dunia. Beberapa bursa efek dunia telah membentuk aliansi dengan
bursa lain untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditasnya. Contohnya
adalah Euronext (penggabungan antara bursa Paris, Amsterdam dan
Brussel), Newex (penggabungan antara Deutsche Borse dan bursa
Vienna), Norex (penggabungan antara bursa Kopenhagen, Stockholm,
Oslo dan Irlandia) dan penggabungan antara Sidney Future Exchange
dan New Zealand Futures dan Options Exchanges.
Kecenderungan lain yang berkembang adalah demutualisasi
bursa efek. Tujuan dilakukannya demutualisasi bursa efek antara lain
adalah memperluas kepemilikan saham bursa efek, meningkatkan
alternatif sumber dana untuk pengembangan bursa, serta menghindarkan
benturan kepentingan antara bursa dan anggota bursa sebagai pemegang
saham.
B.
Analisa danPembahasan
a. Data Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa data utama
yang digunakan sebagai variabel penelitian. Adapun data-data tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Surprise Earnings Announcement
Data Surprise Earning Annoucement diperoleh oleh peneliti
sesuai perhitungan dengan rumus yang berdasarkan kepada
persamaan 3.3 untuk mencari Standarized Unexpected Earnings
(SUE). Pada persamaan tersebut SUE diperoleh dari nilai earnings
actual (earning per share) dikurangi dengan nilai dividend cash
dibagi standar deviasi return saham. Adapun hasil perhitungannya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Standarized Unexpected Earnings Pada
Perusahaan LQ-45 (Periode 2007-2009)
Kode
2007
2008
2009
Perusahaan
AALI
36.26881 1.048545 27.78649
ASII
16356.24 15791.81 19789.55
BBCA
5528.099 3021.587 3745.255
BNBR
4324.351 5322.506 4734.799
BDMN
3442.489 3453.709 2648.456
BLTA
1963.292 4956.464 145.0723
BMRI
35.13659 247.993
301.282
BNBR
91.16181 -1862.54 4.734248
BNGA
834.5456 413.9516 1279.052
BNII
103.6023 759.2228 102.0206
BTEL
8.996357 5.674443 4.043041
BUMI
1941.817 1990.047 1140.506
INDF
0.506731 0.590061 1.495526
ISAT
39617.61 18222.69 28129.47
KIJA
79.36761 -160.507 111.2564
KLBF
1072.309 1029.229 1092.677
LSIP
4802.299 5480.807 4166.199
PGAS
4015.628 -163.922 1988.86
PNBN
2886.1
2360.484 1776.009
PNLF
793.6693 652.7054 343.4392
PTBA
1146.701 981.3968 6258.333
SMCB
289.5889 482.3862 1530.984
TLKM
6563.79
8281.582 15663.73
UNTR
7056.858 7948.972 7692.754
Sumber: hasil pengolahan data penelitian 2010
Tabel 4.1 adalah merupakan data Standardized Unexpected
Earnings (SUE) yang dihasilkan dari perhitungan secara manual
yang dilakukan oleh peneliti dan akan bertindak sebagai variabel Y
(dependent) dalam penelitian ini.
2. Divident Payout Ratio
Untuk memperoleh data Divident Payout Ratio (DPR)
peneliti melakukan perhitungan melalui berdasarkan kepada rumus
persamaan 3.2 untuk menghitung Divident Payout Ratio (DPR).
Adapun hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Divident Payout Ratio (DPR)
Kode
Hasil Divident Payout Ratio (DPR)
Perusahaan
2007
2008
2009
AALI
-1.90939
-0.05563
-3.25253
ASII
0.099357
0.383209
0
BBCA
0.325397
0.42684
0.193761
BNBR
0
0
0
BDMN
0.496671
0.299528
0
BLTA
0.273988
0.014728
0
BMRI
0.887998
0.348444
0.087379
BNBR
0
0
0
BNGA
0.497681
0.450053
0
BNII
0.842548
0
0
BTEL
0
0
0
BUMI
0.20105
0.138938
0
INDF
0.414218
0.398947
0
ISAT
0
0.5
0
KIJA
0
0
0
KLBF
0.143906
0.179598
0
LSIP
0
0.305999
0
PGAS
0
1.512319
0.055078
PNBN
0
0
0
PNLF
0
0
0
PTBA
0.500015
0
0.069024
SMCB
0
0
0
TLKM
0.714387
0.56371
0.057768
UNTR
0
0.262575
0.359244
Sumber: data diolah dari dividend cash dan earning per share di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Tabel 4.2 adalah perolehan perhitungan dividend payout
ratio (DPR). Adapun dividend payout ratio (DPR) dalam penelitian
ini bertindak sebagai variabel X2 (variabel independen kedua).
3. Return Saham
Untuk memperoleh data return saham peneliti melakukan
perhitungan data dengan menggunakan rumus pada persamaan 3.1.
Adapun hasil perhitungan return saham tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Return Saham
Kode
Perusahaan
Hasil Perhitungan Return Saham
2007
2008
2009
AALI
0.0763
(0.0501)
0.0527
ASII
0.0621
(0.0608)
0.1114
BBCA
0.0301
(0.0444)
0.0348
BNBR
0.0338
(0.0253)
0.0514
BDMN
0.0154
(0.0560)
0.0664
BLTA
0.0416
(0.0869)
0.0132
BMRI
1.1763
(0.0308)
0.0782
BNBR
0.0593
(0.0938)
0.0673
BNGA
0.0019
(0.0339)
0.0414
BNII
0.0186
0.0211
(0.0020)
BTEL
0.0536
(1.3721)
0.1295
BUMI
0.1783
(0.1132)
0.1362
INDF
0.0775
(0.0450)
0.0952
ISAT
102.0833 (137.0833) (0.0991)
KIJA
0.0027
(0.0254)
0.0301
KLBF
0.0233
(0.0285)
(0.0101)
LSIP
0.0474
(0.1020)
0.0871
PGAS
0.0070
(0.0810)
0.1156
PNBN
0.0481
(0.0694)
0.0983
PNLF
0.0474
(0.0312)
0.1171
PTBA
0.0307
(0.0968)
0.0676
SMCB
0.0162
(0.0006)
0.0298
TLKM
0.0180
(0.0426)
0.0648
UNTR
0.2655
(0.0189)
0.0856
Sumber: data diolah dari harga saham di Bursa Efek ndonesia (BEI) 2010
Tabel 4.3 adalah merupakan data hasil perhitungan return
saham berdarkan kepada rumusan pada persamaan 3.1. Return saham
merupakan variabel X1 (variabel independen kesatu) dalam
penelitian ini.
b. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression)
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan
prosedur statistika inferential. Ada beberapa cara untuk
mengeksplorasi asumsi normalitas ini, antara lain uji normalitas
Shapiro-Wilk dan Uji Normalitas Lilliefors (KolmogorovSmirnov) yang terdapat dalam prosedur SPSS.
Secara grafis dalam prosedur SPSS ada dua jenis yang akan
ditampilkan dalam uji normalitas, yaitu normal probability plot
dan detrended normal plot. Dalam normal probability plot setiap
nilai data yang diamati dipasangkan dengan nilai harapannya
(expected value) dari distribusi normal. Jika sampel data berasal
dari suatu populasi yang terdistribusi normal, maka titik-titik
nilai data akan terletak kurang lebih dalam suatu garis normal.
Dalam detrended normal plot yang digambarkan adalah
simpangan dari nilai data terhadap garis lurus. Jika sampel data
berasal dari suatu populasi yang terdistribusi normal, maka titiktitik nilai data tidak akan membentuk pola tertentu dan akan
tersebar di sekitar garis mendatar yang melalui titik nol.
(Stanislaus S. Uyanto, 2009: 41).
Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
normal probability plot, sebagai berikut:
Gambar 4.1
Gambar Normal Probability Plot (Normal P – P Plot)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: SUE_Y
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Dari Normal Probability Plot (Normal P-P) gambar 4.1
terlihat bahwa titik-titik data membentuk pola linear sehingga
konsisten dengan distribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Digunakannya beberapa variabel bebas tersebut saling
berkorelasi atau yang dikenal dengan adanya multikolinearitas di
antara variabel bebas. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 91)
Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas
Colinearity Statistics
Tolerance
VIF
.904
1.106
.904
1.106
Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.4 yang dapat terlihat
bahwa nilai VIF dan TOLERANCE dari data penelitian dapat
dikatakan
mengandung
multikolienaritas
memiliki
nilai
TOLERANCE lebih dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10.
Hal ini mengindikasikan bahwa antara variabel bebas tidak
ada yang mempunyai korelasi atau persamaan tidak mengandung
multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Data yang baik dalam penelitian regresi adalah data yang
tidak memiliki autokorelasi antar variabelnya. Dalam melakukan
uji autokorelasi dengan menggunakan grafik, tidak jarang akan
ditemui
kesulitan
untuk
menentukan ada atau tidaknya
autokorelasi. Penilaian yang subjektif , tentunya akan dapat
mengakibatkan berbedanya kesimpulan antara satu orang dengan
lainnya. Apabila gambar yang dilihat mempunyai skala yang
berbeda. Oleh karena itu, uji formal tetap lebih diutamakan.
Salah satu uji formal yang paling populer untuk mendeteksi
autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. (Nachrowi D Nachrowi,
2006: 189).
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Durbin Watson
1.803
Nilai Durbin-Watson dari tabel 4.5 di atas adalah sebesar
1.803. Jika nilai statistik DW dijadikan pendekatan untuk
menghitung autokorelasi, maka:
ρ = 1 – DW/2 = 1 – 1,803/2 = 0,0985
Dari hasil perhitngan tersebut, membuktikan bahwa DW bernilai
2, maka ρ akan bernilai 0 yang berarti tidak ada autokorelasi.
(Nachrowi D Nachrowi, 2006: 225).
d. Uji Heteroskedastisitas
Bila multikolinearitas hanya mungkin terjadi dalam regresi
linear majemuk, maka heteroskedastis ini dapat pula terjadi pada
regresi sederhana. Sebagaimana salah satu asumsi yang harus
dipenuhi agar taksiran parameter dalam model regresi bersifat
BLUE maka var (ui) harus sama dengan σ2 (konstan) atau dengan
residual atau error mempunyai varian yang sama. Kondisi seperti
inilah disebut dengan homoskedastis, sedangkan bila varian tidak
konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastis.
(Nachrowi D Nachrowi, 2006: 109).
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar 4.2 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat
pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier
berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Uji Hipotesa
Uji hipotesa ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah
koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud
dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara
statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan
nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk
menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel
terikat.
Untuk kepentingan tersebut, maka semua koefisien regresi
harus diuji. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi
yang dapat dilakukan, yang disebut dengan uji-F dan uji-t. Uji-F
digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara bersamasama, sedangkan uji-t untuk menguji koefisien regresi, termasuk
intercept secara individu. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 16).
a. Uji-F (ANOVA)
Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien
(slope) regresi secara bersamaan. Adapun cara pengujian dalam
regresi sederhana maupun regresi majemuk sama, yaitu dengan
menggunakan suatu tabel yang disebut dengan tabel ANOVA
(Analysis of Variance). (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 17).
Tabel 4.6
Hasil Uji ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
70.072
Df
2
Mean Square
35.036
Residual
242.958
42
5.785
Total
313.030
44
Regression
F
6.057
Sig.
.005(a)
Pada tabel 4.6, dapat dijelaskan nilai dari ketiga komponen
yang ada dalam tabel ANOVA. Dari formulanya dapat terlihat
nilai Sum of Squared Regression (SSR) yaitu sebesar 70,072,
nilai dari Sum of Squared Error/Residual (SSE) yaitu sebesar
242,958 dan nilai dari Sum of Squared Total (SST) yaitu sebesar
313,030. Kemudian degree of freedom (df), di mana k adalah
jumlah variabel bebas (koefisien slope) yaitu sebesar 2.
Kemudian nilai 42 didapat dari n-k-1 yaitu 45-2-1=42 dan 44
didapat dari n-1 yaitu 45-1=44. Didapatkan nilai F hitung adalah
6,057 dengan tingkat signifikansi 0,005 (kurang dari 0,05). Jadi,
dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout secara
bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Standardized Unexpected Earnings (SUE).
b. Uji-t (Uji Parsial)
Uji-t (Uji Parsial) dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel
dependen. Setelah melakukan uji koefisien regresi secara
keseluruhan maka langkah selanjutnya adalah menghitung
koefisien regresi secara individu, dengan menggunakan suatu uji
disebut dengan uji-t. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 18). Berikut
adalah hasil uji-t dari penelitian ini:
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji-t
a
Coefficients
Model
1
(Constant)
RS_X1
DIV_X2
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
1.332
1.285
-.596
.254
-.335
.617
.194
.454
a. Dependent Variable: SUE_Y
t
1.036
-2.344
3.172
Sig.
.306
.024
.003
C
T
Jika return saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized
Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dan
jika dividend payout naik sebesar 1 kali, maka Standardized
Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali. Pada
kolom Sig. nilai return saham adalah 0,024 atau probabilitas di
bawah 5%, maka return saham signifikan terhadap Standardized
Unexpected Earnings (SUE) dan pada kolom Sig. dividend
payout adalah 0,003 atau probabilitas di bawah 5%, maka
dividend payout signifikan terhadap Standardized Unexpected
Earnings
(SUE).
Untuk
menguji
apakah
masing-masing
koefisien regresi signifikan digunakan uji-t dengan hasil sebagai
berikut:
1. Variabel return saham : H0:β1=0 terhadap H1:β1≠0, hasil ujit: t = -2,344 dengan degree of freedom n-k-1 = 45-2-1 = 42
dan P-value = 0,024 yang lebih kecil dari α=0,05. Hal ini
merupakan bukti kuat penolakan H0:β1=0.
2.
Variabel dividend payout: H0:β2=0 terhadap H1:β2≠0, hasil
uji-t: t = 3,172 dengan degree of freedom n-k-1 = 45-2-1 = 42
dan P-value = 0,003 yang lebih kecil dari α=0,05. Hal ini
merupakan bukti kuat penolakan H0:β2=0.
c. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan
dengan R2, merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi,
karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi
yang terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat
mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi
dengan data sesungguhnya.
Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa
variasi dari variabel terikat Y dapat dijelaskan oleh variabel
bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan nol (R2 =
0), artinya variasi dari Y tidak dapat dijelaskan oleh X sama
sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara
keseluruhan dapat diterangkan oleh oleh X. Dengan kata lain bila
R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis
regresi. Dengan demikian baik atau buruknya persamaan regresi
ditentukan oleh R2-nya yang mempunyai nilai antara nol dan
satu. (Nachrowi D Nachrowi, 2006: 20).
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Mod
el
1
R
.473(a)
R
Square
.224
Adjusted R
Square
.187
Std. Error of
the Estimate
2.40515
Change Statistics
R
Square
F
Change Change df1 df2
.224
6.057
2
42
Sig. F
Change
.005
Pada tabel 4.8 di atas, menunjukkan nilai Koefisien
Determinasi (R2). Di samping itu, terlihat pula adanya nilai
Adjusted R Square atau dilambangkan Adj R2. Nilai R Square
adalah 0.224 yang berarti 22,4% nilai Standarize Unexpected
Earnings (SUE) dapat dijelaskan oleh variabel return saham dan
dividend payout, sedangkan isinya sebesar 77,6% dijelaskan oleh
variabel lain.
c. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression)
Hasil uji regresi linear berganda Standarized Unexpexted
Earnings (SUE) sebagai variabel dependen return saham dan
dividend payout sebagai variabel independen dilihat dari hasil output
SPSS berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1
(Constant 1.332
1.285
RS_X1
-.596
.254
-.335
DIV_X2
.617
.194
.454
t
1.036
-2.344
3.172
Collinearity Statistics
Sig. Tolerance
VIF
.306
.024
.904
1.106
.003
.904
1.106
a. Dependent Variable: SUE_Y
Pada tabel 4.9, menyajikan hasil estimasi baik estimasi
tunggal maupun interval. Di samping itu juga terdapat hasil
perhitungan standar error masing-masing koefisien, yang akan
berguna baik untuk menghitung interval keyakinan maupun untuk
melakukan uji signifikansi koefisien (uji-t). Persamaan regresi
berganda yang diperoleh adalah:
Y = 1,332 + (0,596)X1 + 0,617 X2
Keterangan: Y = Standardized Unexpected Earnings (SUE)
X1= return saham
X2= dividend payout
Dari hasil analisa statistik di atas dapat disimpulkan adanya
informasi Standardized Unexpected Earnings (SUE) mampu
mempengaruhi besarnya return saham dan dividend payout. Jadi,
total dari 24 perusahaan yang terpilih dalam perusahaan yang
termasuk ke dalam indeks LQ-45 dalam penelitian ini semuanya
mendukung adanya analisis surprise earnings announcement yang
diperoleh dari Standardized Unexpected Earnings (SUE).
Dari persamaan diatas dapat diketahui apabila nilai return
harga saham dan dividend payout nol maka nilai SUE 1.332. Jika
return saham naik sebesar 1 kali, maka Standardized Unexpected
Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali dengan persyaratan
variabel lain konstan, dan jika perubahan harga saham naik sebesar 1
kali, maka Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan naik
sebesar 0,454 kali dengan persyaratan variabel lain konstan.
d. Interpretasi
Regresi
Linear
Berganda
(Multiple
Linear
Regression)
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (multiple
linear regression) pengaruh surprise earnings announcement
terhadap return saham dan dividend payout, dinyatakan dalam
beberapa teori penelitian sebelumnya. Indra dan Syam (2004)
mencoba mendapatkan bukti relevansi nilai informasi laba akuntansi,
nilai buku dan total arus kas dalam menjelaskan ’market value’
dengan menggnakan model penilaian harga dan return saham. Hasil
studi menyatakan pengujian dengan model harga menunjukkan
bahwa variabel laba akuntansi, nilai buku dan total arus kas berperan
sebagai dasar eksperktasi investor di masa mendatang.
Studi Das dan Lev (1994) menguji secara memadai
spesifikasi da penjelasan alternatif yang dihubungkan dengan non
linear pada hubungan earnings dan return, di mana hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan non linear antara earnings dan return
dengan menggunakan data estimasi tahunan dan dengan prosedur
non parametrik tidak menunjukkan hubungan khusus dan ada
hubungan non linear antara return saham dengan earnings.
Ball dan Brown (1968), memberikan dua estimasi model
penelitian dalam pengujian salah satu komponen laporan keuangan
yang mempengaruhi harga saham yaitu, pengujian perubahan harga
saham (return studies) dan pengujian dari harga saham (levels
studies). Pada 2001, Hsu juga melakukan penelitian mengenai
earnings surprise dengan menggunakan konsep Standarized
Unexpected Earnings (SUE). Dalam penelitiannya ini, Hsu
menemukan adanya hubungan antara earnings surprise dengan
return saham pada pasar modal Asia/Pasific dan Eropa.
Dalam pasar yang kompetitif, harga keseimbangan dari setiap
barang atau jasa adalah pada saat penawaran (supply) sama dengan
permintaan keseluruhan. Harga ini mencerminkan kesepakatan nilai
dari suatu barang atau jasa yang dicapai oleh pelaku-pelaku di pasar.
Menurut Suad Husnan, berdasarkan semua informasi publik yang
tersedia pada pasar efisien adalah pasar yang harga sekuritas telah
mencerminkan semua informasi yang relevan. (Suad Husnan, 1998:
256).
Hasil dari analisis regresi linear berganda untuk melihat
pengaruh surprise earnings announcement terhadap return saham
dan dividend payout, diperlihatkan deskripsi dari semua variabel
yang diregresikan yaitu variabel Y (Standardized Unexpected
Earnings-SUE) sebagai variabel dependen untuk mengukur nilai
surprise earnings announcement serta variabel X1 (return sahamRS) dan variabel X2 (dividend payout-DIV) sebagai variabel
independen. Didapatkan nilai F hitung adalah 6,507 dengan tingkat
signifikansi 0,005 (kurang dari 0,05). Jadi, dapat dikatakan bahwa
return saham dan dividend payout secara bersama-sama (simultan)
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
Standardized
Unexpected Earnings (SUE). Dari hasil analisa statistik di atas dapat
dismpulkan adanya informasi Standardized Unexpected Earnings
(SUE) mampu mempengaruhi besarny return saham dan dividend
payout. Jadi, total dari 24 perusahaan yang terpilih dalam perusahaan
yang termasuk ke dalam indeks LQ-45 dalam penelitan ini semuanya
mendukung adanya analisis surprise earnings announcement yang
diperoleh dari perhitungan Standardized Unexpected Earnings
(SUE).
Permasalahan serius yang harus dihadapi seperti earnings
announcement ini adalah penting. Alasannya, pertama manajemen
laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate
culture) yang dipraktikan semua perusahaan di dunia. Sebab aktivitas
ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis yang belum
tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di negara
yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya Amerika. Kedua,
laporan keuangan tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk
menginformasikan apa yang sesungguhnya telah dilakukan dan
dialami perusahaan selama satu periode.
e. Analisa Statistik Uji Beda
1. Uji Normalitas Variabel Standard Unexpected Earnings (SUE)
Uji normalitas data One Sample Kolmogorov-Smirnov
dilakukan untuk mengetahui jenis alat statistik yang akan
digunakan untuk melakukan uji beda statistik parametrik ataupun
uji beda non-parametrik pada penelitian ini. Jika data terdistribusi
dengan normal maka alat uji beda yang digunakan Independent
Sample Test dan jika data tidak terdistribusi dengan normal maka
alat uji beda yang digunakan Mann Whitney.
Hasil analisa dalam pengujian Standardized Unexpected
Earnings (SUE) menggunakan tingkat signifikansi 5%, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SUE
N
Normal Parametersa
70
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
5.3017
2.39520
Absolute
.096
Positive
.040
Negative
-.096
Kolmogorov-Smirnov Z
.801
Asymp. Sig. (2-tailed)
.543
a. Test distribution is Normal.
Terlihat pada tabel 4.10, pada uji normalitas diatas
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Z di atas dapat diketahui
bahwa data sebaran Standardized Unexpected Earnings (SUE)
terdistribusi dengan normal. Hal ini dapat diketahui melalui nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,543 (lebih besar dari 0,05).
Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dikarenakan data sudah
terdistribusi dengan normal maka untuk uji beda akan dilakukan
dengan menggunakan uji parametrik yaitu independent sample ttest.
2. Uji Independent Sample t-Test
Uji
independent
sample
t-test
digunakan
untuk
membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang
independen dengan asumsi data terdistribusi normal.(Stanislaus
S. Uyanto, 2009: 137). Hasil uji independent sample t-test dari
penelitian terhadap positive earnings surprise dan negative
earnings surprise, sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Independent Sample t-Test
Group Statistics
Group
N
SUE Positif Suprise Earning
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
68
5.4801
2.18592
.26508
2
-.7619
.11610
.08210
Negatif Suprise Earning
Sumber: hasil olah data penelitian 2010
Pada table 4.11 di atas menjelaskan bahwa besar sampel
untuk setiap grup adalah positive earnings surprise sebanyak 68
dan negative earnings surprise sebanyak 23. Purata mean adalah
positive earnings surprise 5,4801 dan negative surprise earnings
-0,7619 dan simpangan baku (standard deviation) adalah sebesar
positive earnings surprise sebesar 2,18592 dan negative earnings
surprise sebesar 0,11610.
Tabel 4.12
Hasil Uji Independent Sample t-Test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig.
F
SUE Equal variances assumed
2.901
Sig.
.093
Equal variances not assumed
Sumber: hasil olah data penelitian 2010
T
Df
(2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Difference
Lower
Upper
4.010
68
.000
6.24196
1.55670
3.13562
9.34831
22.493
49.782
.000
6.24196
.27750
5.68452
6.79941
Pada tabel 4.12 diatas, menejelaskan Uji Levene’s Test
For Equality of Variances untuk mengetahui apakah asumsi
kedua varians sama besar atau berbeda. Dari hasil nilai levene’s T
test didapat P-value = 0.093 lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.
Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara positive
earnings surprise dan negative earnings surprise.
Dikarenakan hasil levene’s test diatas menyatakan bahwa
asumsi kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka kita
akan mengunakan uju t test. Pada hasil t-test diperoleh hasil nilai
t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai Pvalue sebesar 0.000 maka P- value (2-tailed) maka dibagi dua :
0,000/2 = 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan antara positive earnings surprise dan negative
earnings surprise.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa dalam analisis
surprise earnings announcement dilihat dari positive earnings
surprise dan negative earnings surprise terdapat perbedaan.
Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap return saham dan
dividend payout. Ketika nilai earnings announcement (positive
earnings surprise), maka return saham biasanya akan mengalami
kenaikan dan dividend payout juga menaik. Ketika nilai earnings
announcement (negative earnings surprise), maka return saham
akan turun dan dividend payout juga menurun.
f. Interpretasi Statistik Uji Beda
Earnings dikenal sebagai laba suatu perusahaan yang
diumumkan setiap periode pelaporan keuangan. Lapran mengenai
nilai earnings perusahaan dilakukan secara berkala baik secara
triwulanan (quarterly) maupun secara tahunan (annual) yang
dipublikasikan melalui laporan keuangan perusahaan.
Pelaporan nilai earnings oleh perusahaan bisa disebut sebagai
earnings announcement. Untuk mengetahui earnings announcement
secara tepat, harus dibedakan antara expected earnings dan
unexpected earnings. Expected earnings adalah informasi yang
diharapkan sudah diduga dan diantisipasi oleh pasar sehingga pada
saat pengumuman tidak membuuhkan penyesuaian harga. Sedangkan
unexpected earnings adalah bagian yang tidak terduga, tidak
terantisipasi oleh pasar dan membutuhkan penyesuaian harga.
Dalam pelaporan earnings suatu perusahaan, terdapat
kemungkinan adanya perbedaan antara nilai earnings forecast
dengan nilai earnings yang diumumkan oleh perusahaan (earnings
announcement). Dengan adanya, perbedaan antara nilai earnings
forecast dan nilai earnings announcement maka terdapat ’gap’ yang
melahirkan suatu kondisi yang biasa disebut sebagai earnings
surprise.
Positive earnings surprise adalah suatu kondisi earnings, di
mana nilai earnings forecast lebih rendah daripada nilai earnings
announcement. Dalam kondisi ini, umumnya harga saham akan
mengalami peningkatan. Peningkatan pada harga saham tentu akan
berimbas pada kenaikan return dari saham tersebut dan nilai
dividend payout. Negative earnings surprise adalah suatu kondisi
earnings, di mana nilai earnings forecast lebih tinggi daripada nilai
earnings announcement. Dalam kondisi ini umumnya harga saham
akan mengalami penurunan. Penurunan pada harga saham, tentunya
akan berimbas pada penurunan return dari saham tersebut. Selain hal
tersebut juga akan berimbas pada dividend payout pada saat yang
bersamaan. (Zaenal Arifin, 2005: 30).
Hasil analisa dengan menggunakan uji beda dalam pengujian
Standardized
Unexpected
Earnings
(SUE)
menggunakan
Independent Sample t-Test terhadap positive earnings surprise dan
negative earnings surprise. Dijelaskan dalam Uji Levene’s test For
Equality of variances didapat P-value=0,093 lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima dan H1
ditolak. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara positive
earnings surprise dengan negative earnings surprise.
Dikarenakan hasil Levene’s test menyatakna bahwa asumsi
kedua varian tidak berbeda atau sama besar maka digunakan uji ttest. Pada hasil t-test diperoleh t hitung = 4,010 lebih besar dari t
tabel sebesar 1,980. Nilai P-value sebesar0,000 maka P-value (2tailed) dibagi dua: 0,000/2 = 0,000 kurang dari 0,05. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara positive earnings
surprise dengan negative earnings surprise. Perbedaan tersebut juga
akan berpengaruh terhadap return saham dan dividend payout.
Ketika nilai earnings announcement (positive earnings surprise),
maka return saham dan dividend payout biasanya akan mengalami
kenaikan dan ketika nilai earnings announcement (negative earnings
surprise), maka return saham dan dividend payout akan turun.
Semakin berkembangnya penelitian di bidang keuangan pada
perkembangan perspektif earning yang bukan hanya dalam konteks
informasi (information pperspective), artinya penelitian-penelitian
tidak hanya terfokus pada upaya untuk mendeteksi keberadaan,
bagaimana dan konsekuensi earnings tetapi mengalami perluasan.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A.
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang didapat dari analisis surprise earnings
announcement, yaitu:
1. Hasil uji regresi berganda mengenai analisis surprise earning
announement terhadap return saham dan dividend payout menunjukkan
bahwa koefisien determinasi R2 sebesar 0,224. hal ini berarti, variabel
independen (return saham dan dividend payout). Hal ini berarti variabel
dependen (Standardized Unexpected Earnings (SUE)) sebesar 22,4%,
sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil uji regresi berganda,
menyatakan bahwa jika return saham baik sebesar 1 kali, maka
Standardized Unexpected Earnings (SUE) akan turun sebesar -0,335 kali
dan jika dividend payout naik sebesar 1 kali, maka Standardized
Unexpected Earnings (SUE) akan naik sebesar 0,454 kali. Dengan F
hitung sebesar 6,057 pada tingkat signifikansi 0,005 (lebih kecil dari
0,05) atau dapat dikatakan bahwa return saham dan dividend payout
secara
bersama-sama
memiliki
pengaruh
terhadap
Standardized
Unexpected Earnings (SUE). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Standardized Unexpected Earnings (SUE) yang berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham dan dividend payout. Hasil
penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Neddham
Jones dan Frank Bacon (2007) melakukan analisis pada 50 perusahaan
terpilih secara kuartalan. Ketika pengumuman positif laba tak terduga
pada perusahaan, para investor merasa ada pengaruh positif juga
terhadap
cash
flow
masa
depan
perusahaan
tersebut
dimana
menyebabkan peningkatan pada harga saham perusahaan. Hasilnya
menunjukkan bahwa pegumuman positif laba tak terduga memberikan
pengaruh positif terhadap profitabilitas, kesuksesan masa depan
perusahaan, meningkatnya harga saham serta reaksi pasar secara cepat
terhadap informasi publik yang tersedia.
2. Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan independent sample ttest yang dilakukan dalam penelitian ini, bahwa pada periode sampel
pada tahun 2007 hingga tahun 2009 dengan menggunakan perusahaan
LQ-45
memiliki
tingkat
signifikansi
kurang
dari
alpha
0,05.
Dikarenakan hasil Levene’s test menyatakan bahwa asumsi kedua varian
tidak berbeda atau sama besar maka digunakan uji t-test. Pada hasil t-test
diperoleh t hitung = 4,010 lebih besar dari t tabel sebesar 1,980. Nilai Pvalue sebesar0,000 maka P-value (2-tailed) dibagi dua: 0,000/2 = 0,000
kurang dari 0,05. Dengan demikian H0 ditolak berarti ada perbedaan
yang signifikan antara positive earnings surprise dan negative earnings
surprise. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil yang
berbeda dengan penelitian pada skripsi Universitas Kristen Petra
berjudul Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham
dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan
Negative Earnings Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada 32 Saham LQ45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005), dengan hasil uji beda
menggunakan paired sample t-test yang menyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada Standardized Unexpected
Earnings (SUE).
B.
Implikasi
1. Bagi investor yaitu, disarankan agar menggunakan informasi keuangan
lainnya, seperti informasi arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan
serta untuk melihat pengaruh earnings terhadap jumlah pemegang saham
baik institusional maupun individu.
2. Bagi perusahaan yaitu, kesadaran emiten atau perusahaan untuk lebih
terbuka dalam informasi yang berhubungan dengan perkembangan
perusahaan. Dalam hal ini pembeli saham agar semua informasi yang
dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan dapat diperoleh
dengan mudah dan cepat sehingga pasar modal Indonesia dapat lebih
sehat dan menguntungkan bagi semua pihak.
3. Bagi peneliti, yaitu bagi penelitian selanjutnya adalah perlunya
menambah jumlah sampel yang digunakan dan mempertimbangkan
pengaruh perusahaan besar dan kecil (size effect), melihat pengaruh
secara lebih rinci terhadap sampel penelitian bahwa pengaruh earnings
dapat diuraikan menjadi beberapa kelompok sampel sesuai dengan
penggolongan serta perlunya memperpanjang periode pengamatan
sehingga hasilnya lebih akurat dan perlunya penggunaan variabel nilai
sebagai populasi yang baik untuk earnings di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kammaruddin. Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portofolio. Edisi
Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004.
Alhusin, Syahri. Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS 10 for Windows. Edisi
Reivisi. Jakarta: Graha Ilmu, 2002.
Arifin, Zaenal. Teori Keuangan Dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonusa, 2005.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002.
Ari Ambarwati, Sri Dewi. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham
Dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 Periode
Tahun 2003-2005. Jurnal Siasat Bisnis Volume 12 Nomor 1, 2008.
Ary Gumanti, Tatang dan Sri Utami, Elok. Bentuk Pasar efisien Dan
Pengujiannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 14 Nomor 1, 2002.
Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama. Jakarta :
Penerbit Ghalia Indonesia, 2004.
Ball, R dan Brown, P. An Empirical Of Accounting Income Numbers. Journal of
Accounting Research. 6 (2), pp 159-178, 1968.
Beaver, W.H. The Information Content Of Annual Earnings Announcement.
Empirical Research In Accounting: Selected Studies. Journal Of Accounting
Research, page: 67-92, 1968.
Berkman, N. A Primer On Random Walk In The Stock Market. New England
Economic Review: 32-49, 1978.
Dass, S and Lev, B. Nonlinearity In The Returns-Earnings Relation: Test Of
Alternative Spesification And Explanation. Contemporary Accounting Research,
11, pp. 353-379, 1994.
Della V, Stefano. Problem Set On Earnings Announcement. Journal Of
Accounting Research, 2009.
Fama, E.F. Efficient Capital Market: A Review Of An Empirical Work. Journal Of
Finance: 383-417, 1970.
Foster George, Chris Olson dan Terry Shelvin. Earnings Release Anomalies And
The Behaviour Of Security Returns. The Accounting Review Vol. LIX No
4 pp. 63-92, 1984.
Foster, G. Financial Statement Analysis. 2nd Edition. New Jeraey: John Willey
and Sons, 1986.
Gunawan, Greta dan Chandra Prasetya, Agatha. Analisis Pengaruh Earnings
Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings
Surprise Portofolio Dengan Negative Surprise Portofolio (Studi Kasus Pada
32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES 2001-2003). Skripsi Universitas
Kristen Petra, 2005.
Hamid, Abdul. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. FEIS Press, 2007.
Harahap, S. S. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2001.
Harjito, D. Agus. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Lemah Di Bursa Saham
Kuala Lumpur. Jurnal Siasat Bisnis, 2003.
Haugen, R.A. Modern Investment Theory. Fifth Edition, New Jersey, Prentice
Hall, 2001.
Husnan, Suad. Manajemen Keuangan: Teori Dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE,
1996.
Husnan, Suad. Dasar-Dasar Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga.
Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 1998.
Hsu, H. Christine. Earnings Surprise And Stock Returns: Some Evidence From
Asia/Pasific and Europe. Business Quest, 2001.
Indra dan Syam, F. Hubungan Laba, Nilai Buku dan Total Arus Kas Dengan
Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Simposium Nasional
Akuntansi VII. Denpasar, Bali, pp. 931-947, 2004.
Jones, Needham dan Bacon, Frank. Surprise Earnings Announcement: A Test Of
Market Efficiency. Proceddings Of The Academy Of Accounting And
Financial Studies Volume 12 Nomor 1, 2007.
Jones, Charles P.Investment: Analysis And Management. John Willey And Sons
California. 6th Edition, 1998.
Kleiman, Robert T., Payne, James E dan Sahu, Anandi P. Random Walks And
Market Efficiency: Evidence From International Real Estate Markets. JRER
Volume 24 Nomor 3, 2002.
Kurniawati, Indah. Analisis Pengaruh Pengumuman Earning Terhadap Abnormal
Return Dan Tingkat Likuiditas Saham. JAAI Volume 10 No. 2, 2006.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2006.
Nachrowi, D Nachrowi dan Usman, Hardius. Pendekatan Populer Dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit FEUI, 2006.
Na’im Ainun dan Finn Frank. Announcement Effect And Market Efficiency In A
Thin Market. Asia Pasific Journal Of Management pp 243-265, 2000.
Purwoto, Agus. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta: PT.
Grasindo, 2007.
Rahmawati. Relevansi Nilai Earnings Dengan Pendekatan Terintegrasi:
Hubungan Non Linear. JAAI Vol 9 No : 45-59, 2005.
Rodoni, Ahmad. Analisis Teknikal Dan Fundamental Pada Pasar Modal
(Disertai Hasil Penelitian). Jakarta: Penerbit Center For Social Economics
Studies (CSES) Press, 2005.
Rodoni, Ahmad dan Ali HT, Herni. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2010.
Rodoni, Ahmad dan Yong, Othman. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio.
Jakarta: Raja Grfindo Persada, 2002.
Setiawan, Doddy. Pengujian Efisiensi Pasar bentuk Setengah Kuat Secara
Keputusan: Analisis pengumuman Dividen Meningkat. Tesis S-2 UGM,
2001.
Setyowati, W. Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan Terhadap Abnormal
Return Saham Perusahaan: Studi Kasus Misscellaneous Di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 9 (1), PP 76-88, 2002.
Siahaan, Hinsa. Perkembangan Peranan Pasar Derivatif Membantu Peningkatan
Efisiensi Pasar Keuangan Indonesia. Jurnal Keuangan dan Moneter Volume
9 Nomor 3, 2006.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Ke Empat. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.
Sulistyanto, H. Sri. Manajemen Laba (Teori Dan Model Empiris). Jakarta:
Penerbit Grasindo, 2008.
Sulistyastuti, Dyah Ratih. Saham Dan Obligasi (Ringkasan Teori Dan Soal
Jawab). Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY),
2002.
Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Edisi
Pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), 2010.
Truong, Cameron dan Shane, Philip B. A New Measure Of Earnings News And
Post Earnings Announcement Drift. Journal University Of Auckland
Business School And Leeds School Of Business At The University Of
Colorado, 2008.
Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Edisi Tiga.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009
Wu, Wei dan Shafer Glenn. A Study Of Autocorrelations And Lead-Lag Effects
Using Game-Theoretic Efficient- Market Hypotheses. Journal Of Rutgers
Business School, 2007.
Yong, O. Introduction To Financial Theory. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1997.
www.idx.co.id
www.yahoo.com
LAMPIRAN 1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM
INDEKS LQ-45
(Periode 2007-2009)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Kode Efek
AALI
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BLTA
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
BTEL
BUMI
INDF
ISAT
KIJA
KLBF
LSIP
PGAS
PNBN
PNLF
PTBA
SMCB
TLKM
UNTR
Nama Perusahaan
Astra Agro Lestari Tbk
Astra Internasional Tbk
Bank Central Asia Tbk
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Danamon Indonesia Tbk
Berlian Laju Tanker Tbk
Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bakrie & Brothers Tbk
Bank Niaga Tbk
Bank Internasional Indonesia Tbk
Bakrie Telecom Tbk
Bumi Resources Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indosat Tbk
Kawasan Industri Jababeka Tbk
Kalbe Farma Tbk
PP London Sumatera Tbk
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
Panin Life Tbk
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Holcim Indonesia Tbk
Telekomunikasi Indonesia Tbk
United Tractors Tbk
LAMPIRAN 2
DAFTAR HARGA SAHAM
PERUSAHAAN LQ-45
(Periode 2007-2009)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Tahun 2007
Open
Close
12,600
13,200
13,200
12,550
12,550
12,600
12,600
15,750
15,750
15,100
15,100
13,750
13,750
15,350
15,350
14,300
14,300
16,800
16,800
22,500
22,500
25,450
25,450
28,000
Astra Agro Lestari Tbk
(AALI)
Tahun 2008
Open
Close
28,000
30,200
30,200
31,600
31,600
25,850
25,850
23,700
23,700
26,450
26,450
29,550
29,550
21,900
21,900
17,950
17,950
12,950
12,950
6,050
6,050
8,450
8,450
9,800
Tahun 2009
Open
Close
9,800
22,750
22,750
22,300
22,300
21,650
21,650
21,050
21,050
21,500
21,500
19,300
19,300
16,850
16,850
17,800
17,800
15,800
15,800
14,100
14,100
12,850
12,850
10,900
Tahun 2007
Open
Close
14,000
14,850
14,850
14,050
14,050
13,200
13,200
14,400
14,400
16,400
16,400
16,900
16,900
18,750
18,750
17,850
17,850
19,250
19,250
25,600
25,600
25,000
25,000
27,300
Astra Internasional Tbk
(ASII)
Tahun 2008
Open
Close
27,300
27,250
27,250
27,850
27,850
24,250
24,250
20,000
20,000
21,000
21,000
19,250
19,250
22,550
22,550
20,800
20,800
17,100
17,100
9,350
9,350
10,200
10,200
10,550
Tahun 2009
Open
Close
10,550
13,000
13,000
11,300
11,300
14,250
14,250
18,000
18,000
20,800
20,800
23,800
23,800
29,300
29,300
30,150
30,150
33,350
33,350
31,300
31,300
32,350
32,350
34,700
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Tahun 2007
Open
Close
5,250
5,100
5,100
4,925
4,925
5,100
5,100
5,300
5,300
5,250
5,250
5,450
5,450
6,300
6,300
6,000
6,000
6,150
6,150
7,300
7,300
7,100
7,100
7,300
Bank Central Asia Tbk
(BBCA)
Tahun 2008
Open
Close
7,300
3,550
3,550
3,575
3,575
3,250
3,250
3,000
3,000
2,775
2,775
2,475
2,475
3,025
3,025
3,175
3,175
3,150
3,150
2,700
2,700
2,700
2,700
3,250
Tahun 2009
Open
Close
3,350
2,750
2,750
2,350
2,350
3,100
3,125
3,350
3,400
3,375
3,425
3,525
3,525
3,775
3,775
4,250
4,275
4,625
4,700
4,575
4,500
4,800
4,800
4,850
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(BBRI)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Open
Close
Open
Close
Open
Close
5,150
5,300
7,400
7,000
4,575
4,550
5,300
4,750
7,000
7,200
4,550
3,725
4,750
5,050
7,200
6,300
3,725
4,200
5,050
5,250
6,300
5,950
4,200
5,800
5,250
6,100
5,950
5,800
5,800
6,250
6,100
5,750
5,800
5,100
6,250
6,300
5,750
6,300
5,100
6,100
6,300
7,300
6,300
6,250
6,100
5,850
7,300
7,600
6,250
6,600
5,850
5,400
7,600
7,500
6,600
7,750
5,400
3,450
7,500
7,100
7,750
7,800
3,450
3,400
7,100
7,400
7,800
7,400
3,400
4,575
7,400
7,650
Bank Danamon Indonesia Tbk
(BDMN)
Tahun 2007
Tahun 2008
Open
Close
Open
Close
6,800.00
5,900.00
8,000
7,200
6,000
5,750
7,200
7,650
5,800
6,550
7,250
6,900
6,550
6,450
6,800
5,700
6,350
7,000
5,750
5,700
7,050
6,900
5,700
4,700
6,900
8,450
4,700
5,550
8,300
8,050
5,500
5,400
8,050
8,450
5,350
4,900
8,400
8,650
4,950
2,600
8,850
8,300
2,725
2,625
Tahun 2009
Open
Close
3,150
2,275
2,250
2,625
2,625
3,125
2,450
3,125
3,125
3,750
3,850
4,825
4,825
4,825
4,850
4,700
4,675
4,950
4,975
4,550
4,425
4,425
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
8,400
8,000
Tahun 2007
Open
Close
1,740
1,660
1,660
1,750
1,750
1,880
1,890
2,025
2,000
1,950
1,950
2,050
2,025
1,890
1,880
1,550
1,550
1,950
1,940
2,175
2,200
2,150
2,200
2,650
2,600
3,100
Berlian Laju Tanker Tbk
(BLTA)
Tahun 2008
Open
Close
2,650
2,325
2,325
2,425
2,350
2,050
2,050
2,050
2,075
2,075
2,075
1,920
1,910
1,880
1,860
1,760
1,750
1,330
1,280
650
650
450
430
580
4,350
4,550
Tahun 2007
Open
Close
2,900
2,575
2,600
2,325
2,350
2,500
2,500
3,075
3,075
3,250
3,275
3,125
3,125
3,525
3,475
3,250
3,250
3,525
3,525
3,775
3,850
3,550
3,600
3,500
Bank Mandiri (Persero) Tbk
(BMRI)
Tahun 2008
Open
Close
3,500
3,325
3,375
3,275
3,200
3,150
3,200
2,875
2,900
2,900
2,900
2,600
2,625
2,975
2,950
2,825
2,800
2,650
2,550
1,560
1,600
1,490
1,500
2,025
Tahun 2009
Open
Close
2,100
1,820
1,820
1,740
1,740
2,175
2,225
2,775
2,750
2,975
3,025
3,175
3,150
4,175
4,200
4,100
4,125
4,700
4,725
4,675
4,500
4,450
4,400
4,700
Tahun 2007
Open
Close
155
172
172
182
182
187
187
240
240
300
300
295
295
305
305
270
270
300
300
315
315
295
Bakrie & Brothers Tbk
(BNBR)
Tahun 2008
Open
Close
290
305
305
345
345
510
510
510
510
530
530
530
530
400
400
345
345
245
245
145
145
59
Tahun 2009
Open
Close
50
50
50
50
50
50
50
85
87
88
90
90
90
105
106
132
132
131
131
98
90
89
Tahun 2009
Open
Close
610
475
475
500
500
520
530
650
650
820
830
850
850
830
830
740
740
790
790
710
680
660
670
650
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
295
290
Tahun 2007
Open
Close
920
900
900
770
770
740
740
840
830
870
870
820
830
940
920
900
900
870
870
860
870
850
850
900
59
50
Bank Niaga Tbk
(BNGA)
Tahun 2008
Open
Close
900
710
720
760
740
750
750
680
680
960
960
960
960
960
950
890
890
720
720
470
500
420
420
495
89
85
Tahun 2009
Open
Close
495
425
415
395
400
470
480
700
730
690
700
620
620
700
710
690
680
700
690
680
660
730
710
710
Bank Internasional Indonesia Tbk
(BNII)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Open
Close
Open
Close
Open
Close
245
225
285
300
380
340
225
195
300
340
340
300
190
193
335
465
295
320
192
188
465
460
330
465
190
192
455
465
455
400
193
179
465
465
400
380
179
191
460
460
380
430
190
202
460
460
430
390
200
235
420
310
395
395
235
260
415
465
390
360
260
270
465
490
360
345
270
285
490
370
345
330
Tahun 2007
Open
Close
245
255
260
285
285
290
290
290
290
425
430
410
410
445
435
360
Bakrie Telecom Tbk
(BTEL)
Tahun 2008
Open
Close
420
365
365
375
365
340
345
285
285
270
270
265
265
245
240
295
Tahun 2009
Open
Close
51
50
50
52
52
51
50
109
110
135
140
130
130
138
139
147
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
355
405
470
420
400
460
420
420
Tahun 2007
Open
Close
900
1,080
1,080
1,210
1,210
1,330
1,330
1,380
1,380
1,750
1,750
2,275
2,275
2,700
2,700
2,550
2,550
3,575
3,575
4,800
4,800
5,650
5,650
6,000
295
250
230
66
67
52
52
51
Bumi Resources Tbk
(BUMI)
Tahun 2008
Open
Close
6,000
6,400
6,400
7,700
7,700
6,200
6,200
6,650
6,650
8,050
8,050
8,200
8,200
6,750
6,750
5,500
5,500
3,200
3,200
2,175
2,175
1,010
1,010
910
147
141
108
134
141
113
134
147
Tahun 2009
Open
Close
960
510
510
770
760
820
820
1,480
1,500
1,960
2,000
1,860
1,860
2,800
2,850
2,900
2,925
3,225
3,225
2,375
2,200
2,350
2,325
2,425
Tahun 2007
Open
Close
1,350
1,690
1,690
1,560
1,560
1,520
1,520
1,640
1,640
1,730
1,730
2,025
2,025
2,000
2,000
1,860
1,860
1,930
1,930
2,200
2,200
2,525
2,525
2,575
Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF)
Tahun 2008
Open
Close
2,575
2,825
2,825
2,925
2,925
2,325
2,325
2,275
2,275
2,800
2,800
2,400
2,400
2,275
2,275
2,250
2,250
1960
1960
1090
1090
970
970
930
Tahun 2009
Open
Close
930
980
980
880
880
940
940
1,280
1,280
1,780
1,780
1,890
1,890
2,275
2,275
2,500
2,500
3,025
3,025
3,075
3,075
3,075
3,075
3,550
Tahun 2007
Open
Close
6,750
6,000
6,000
5,900
5,900
6,250
6,250
6,800
6,800
6,750
6,750
6,500
6,500
7,250
7,250
7,200
Indosat Tbk
(ISAT)
Tahun 2008
Open
Close
8,650
7,100
7,100
6,850
6,850
7,100
7,100
6,050
6,050
5,750
5,750
6,750
6,750
6,500
6,500
6,150
Tahun 2009
Open
Close
5,750
5,650
5,650
4,200
4,200
4,725
4,725
5,600
5,600
5,300
5,300
4,975
4,975
5,450
5,450
5,250
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
7,200
7,700
8,700
8,300
7,700
8,700
8,300
8,650
6,150
6,100
5,300
5,100
6,100
5,300
5,100
5,750
5,250
5,450
5,150
4,850
5,450
5,150
4,850
4,725
Tahun 2007
Open
Close
155
166
166
179
179
220
220
195
195
225
225
215
215
265
265
220
220
285
285
240
240
194
194
230
Kawasan Industri Jababeka Tbk
(KIJA)
Tahun 2008
Open
Close
230
181
181
174
174
136
136
107
107
143
143
128
128
134
134
119
119
92
92
53
53
50
50
50
Tahun 2009
Open
Close
50
50
50
50
50
50
50
76
76
100
100
106
106
131
131
127
127
133
133
117
117
118
118
119
Tahun 2007
Open
Close
1,190
1,300
1,300
1,220
1,220
1,210
1,210
1,260
1,260
1,240
1,240
1,390
1,390
1,490
1,490
1,360
1,360
1,330
1,330
1,360
1,360
1,220
1,220
1,260
Kalbe Farma Tbk
(KLBF)
Tahun 2008
Open
Close
1,260
1,200
1,200
1,050
1,050
980
980
910
910
880
880
850
850
800
800
750
750
650
650
365
365
410
410
400
Tahun 2009
Open
Close
400
465
465
650
650
620
620
900
900
880
880
1,010
1,010
1,310
1,310
1,270
1,270
1,330
1,330
1,220
1,220
1,250
1,250
1,300
Tahun 2007
Open
Close
6,600
5,300
5,300
6,000
6,000
6,200
6,200
6,550
6,550
6,600
PP London Sumatera Tbk
(LSIP)
Tahun 2008
Open
Close
10,650
12,100
12,100
12,550
12,550
8,950
8,950
9,150
9,150
10,300
Tahun 2009
Open
Close
2,925
3,000
3,000
3,325
3,325
3,300
3,300
4,925
4,925
5,750
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
6,600
6,500
6,600
6,500
6,950
9,650
10,500
6,500
10,300
10,500
5,750
6,000
6,600
10,500
7,900
6,000
6,900
6,500
7,900
5,750
6,900
7,800
6,950
5,750
3,550
7,800
7,650
9,650
3,550
1,960
7,650
7,800
10,500
1,960
2,725
7,800
8,100
10,650
2,725
2,925
8,100
8,350
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
(PGAS)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Open
Close
Open
Close
Open
Close
11,600
9,400
15,350
13,400
1,860
2,200
9,400
8,950
13,400
13,800
2,200
1,900
8,950
9,350
13,800
14,150
1,900
2,150
9,350
10,500
14,150
12,100
2,150
2,600
10,500
10,250
12,100
14,000
2,600
2,875
10,250
9,450
14,000
13,000
2,875
3,150
9,450
9,250
13,000
12,200
3,150
3,500
9,250
10,250
12,200
2,550
3,500
3,475
10,250
12,050
2,550
2,175
3,475
3,650
12,050
14,000
2,175
1,400
3,650
3,625
14,000
16,900
1,400
1,840
3,625
3,650
16,900
15,350
1,840
1,860
3,650
3,900
Tahun 2007
Open
Close
580
590
590
570
570
550
550
630
630
610
610
640
640
740
740
670
670
700
700
730
730
660
660
680
Bank Pan Indonesia Tbk
(PNBN)
Tahun 2008
Open
Close
680
610
610
650
650
640
640
590
590
620
620
840
840
890
890
930
930
760
760
525
525
520
520
580
Tahun 2009
Open
Close
580
530
530
430
430
540
540
610
610
610
610
660
660
720
720
730
730
860
860
780
780
740
740
760
Tahun 2007
Open
Close
165
177
177
156
156
169
169
168
168
168
Panin Life Tbk
(PNLF)
Tahun 2008
Open
Close
195
158
158
164
164
149
149
170
170
160
Tahun 2009
Open
Close
83
75
75
59
59
67
67
79
79
103
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
168
205
205
191
191
215
194
205
205
191
191
215
194
195
160
210
210
240
156
81
80
210
210
240
156
81
80
83
103
110
114
135
125
130
165
110
114
135
125
130
165
156
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
(PTBA)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Open
Close
Open
Close
Open
Close
3,525
3,125
12,000
11,400
6,900
7,400
3,125
3,300
11,400
11,450
7,400
7,200
3,300
3,450
11,450
10,050
7,200
6,750
3,450
3,900
10,050
10,600
6,750
9,500
3,900
5,250
10,600
14,600
9,500
11,250
5,250
6,550
14,600
16,400
11,250
11,600
6,550
6,650
16,400
13,650
11,600
13,600
6,650
5,750
13,650
14,500
13,600
13,000
5,750
6,550
14,500
9,350
13,000
14,100
6,550
9,050
9,350
5,475
14,100
15,200
9,050
12,100
5,475
6,900
15,200
16,450
12,100
12,000
6,900
6,900
16,450
17,250
Tahun 2007
Open
Close
670
650
650
660
660
720
720
760
760
950
950
1,010
1,010
1,030
1,030
1,140
1,140
1,400
1,400
1,650
1,650
1,750
1,750
1,560
Holcim Indonesia Tbk
(SMCB)
Tahun 2008
Open
Close
1,560
1,380
1,380
1,200
1,200
910
910
900
900
1,110
1,110
1,120
1,120
1,160
1,160
1,150
1,150
850
850
445
445
435
435
630
Tahun 2009
Open
Close
630
580
580
550
550
700
700
1,000
1,000
1,100
1,100
1,450
1,450
1,260
1,260
1,330
1,330
1,620
1,620
1,500
1,500
1,550
1,550
1,630
Tahun 2007
Open
Close
10,100
9,450
9,450
8,900
Telekomunikasi Indonesia Tbk
(TLKM)
Tahun 2008
Open
Close
10,150
9,250
9,250
9,800
Tahun 2009
Open
Close
6,900
6,300
6,300
6,300
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
8,900
9,850
10,500
9,550
9,850
11,200
10,850
11,000
10,750
10,150
9,850
10,500
9,550
9,850
11,200
10,850
11,000
10,750
10,150
10,150
Tahun 2007
Open
Close
6,550
6,750
6,750
6,950
6,950
7,400
7,400
7,900
7,900
7,550
7,550
8,250
8,250
8,600
8,600
8,100
8,100
8,200
8,200
10,950
10,950
11,250
11,250
10,900
9,800
9,650
9,650
8,850
8,850
8,100
8,100
7,300
7,300
7,700
7,700
8,000
8,000
7,150
7,150
5,400
5,400
5,850
5,850
6,900
United Tractors Tbk
(UNTR)
Tahun 2008
Open
Close
10,900
13,300
13,300
13,250
13,250
12,550
12,550
12,050
12,050
14,450
14,450
12,150
12,150
11,400
11,400
10,350
10,350
9,450
9,450
3,150
3,150
3,975
3,975
4,400
6,300
7,550
7,850
7,450
7,500
8,950
8,400
8,650
8,400
9,000
7,550
7,850
7,450
7,500
8,950
8,400
8,650
8,400
9,000
9,450
Tahun 2009
Open
Close
4,400
5,050
5,050
5,350
5,350
6,750
6,750
9,000
9,000
10,150
10,150
9,950
9,950
12,950
12,950
13,500
13,500
15,600
15,600
15,000
15,000
14,950
14,950
15,500
LAMPIRAN 3
DAFTAR HASIL PERHITUNGAN RETURN SAHAM
PERUSAHAAN LQ-45
(Periode 2007-2009)
Tahun 2007
Return Saham
0.0476
(0.0492)
0.0040
0.2500
(0.0413)
(0.0894)
0.1164
(0.0684)
0.1748
0.3393
0.1311
0.1002
0.0763
Astra Agro Lestari Tbk
(AALI)
Tahun 2008
Return Saham
0.0786
0.0464
(0.1820)
(0.0832)
0.1160
0.1172
(0.2589)
(0.1804)
(0.2786)
(0.5328)
0.3967
0.1598
(0.0501)
Tahun 2009
Return Saham
1.3214
(0.0198)
(0.0291)
(0.0277)
0.0214
(0.1023)
(0.1269)
0.0564
(0.1124)
(0.1076)
(0.0887)
(0.1518)
0.0527
Tahun 2007
Return Saham
0.0607
(0.0539)
(0.0605)
0.0909
0.1389
0.0305
0.1095
(0.0480)
0.0784
0.3299
(0.0234)
0.0920
0.0621
Astra Internasional Tbk
(ASII)
Tahun 2008
Return Saham
(0.0018)
0.0220
(0.1293)
(0.1753)
0.0500
(0.0833)
0.1714
(0.0776)
(0.1779)
(0.4532)
0.0909
0.0343
(0.0608)
Tahun 2009
Return Saham
0.2322
(0.1308)
0.2611
0.2632
0.1556
0.1442
0.2311
0.0290
0.1061
(0.0615)
0.0335
0.0726
0.1114
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Bank Central Asia Tbk
(BBCA)
Tahun 2008
Return Saham
(0.5137)
0.0070
(0.0909)
(0.0769)
(0.0750)
(0.1081)
0.2222
0.0496
(0.0079)
(0.1429)
0.2037
(0.0444)
111
Bulan
Tahun 2007
Return Saham
(0.0286)
(0.0343)
0.0355
0.0392
(0.0094)
0.0381
0.1560
(0.0476)
0.0250
0.1870
(0.0274)
0.0282
0.0301
Tahun 2009
Return Saham
(0.1791)
(0.1455)
0.3191
0.0720
(0.0074)
0.0292
0.0709
0.1258
0.0819
(0.0266)
0.0667
0.0104
0.0348
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(BBRI)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Return Saham
Return Saham
Return Saham
0.0291
(0.0541)
(0.0055)
(0.1038)
0.0286
(0.1813)
0.0632
(0.1250)
0.1275
0.0396
(0.0556)
0.3810
0.1619
(0.0252)
0.0776
(0.0574)
(0.1207)
0.0080
0.0957
0.1961
0.1587
(0.0079)
(0.0410)
0.0411
0.0560
(0.0769)
(0.0132)
0.1742
(0.3611)
(0.0533)
0.0065
(0.0145)
0.0423
(0.0513)
0.3456
0.0338
0.0338
(0.0253)
0.0514
Bank Danamon Indonesia Tbk
(BDMN)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Return Saham
Return Saham
Return Saham
(0.1324)
(0.1000)
(0.2778)
(0.0417)
0.0625
0.1667
0.1293
(0.0483)
0.1905
(0.0153)
(0.1618)
0.2755
0.1024
(0.0087)
0.2000
(0.0213)
(0.1754)
0.2532
0.2246
0.1809
(0.0301)
(0.0182)
(0.0309)
0.0497
(0.0841)
0.0588
0.0298
(0.4747)
(0.0854)
(0.0621)
(0.0367)
-
Desember
Return Rata-Rata
(0.0476)
0.0154
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Tahun 2007
Return Saham
(0.0460)
0.0542
0.0743
0.0714
(0.0250)
0.0513
(0.0667)
(0.1755)
0.2581
0.1211
(0.0227)
0.2045
0.0416
Bank Mandiri (Persero) Tbk
(BMRI)
Tahun 2007
Tahun 2008
Return Saham
Return Saham
(0.1121)
(0.0500)
(0.1058)
(0.0296)
0.0638
(0.0156)
0.2300
(0.1016)
0.0569
(0.0458)
(0.1034)
0.1280
0.1333
(0.0647)
(0.0424)
0.0846
(0.0536)
0.0709
(0.3882)
(0.0779)
(0.0688)
(0.0278)
0.3500
1.1763
(0.0308)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
0.1923
(0.0560)
Berlian Laju Tanker Tbk
(BLTA)
Tahun 2008
Return Saham
(0.1226)
0.0430
(0.1277)
(0.0747)
(0.0157)
(0.0538)
(0.2400)
(0.4922)
(0.3077)
0.3488
(0.0869)
Tahun 2007
Return Saham
0.1097
0.0581
0.0275
0.2834
0.2500
(0.0167)
0.0339
(0.1148)
0.1111
0.0500
Bakrie & Brothers Tbk
(BNBR)
Tahun 2008
Return Saham
0.0517
0.1311
0.4783
0.0392
(0.2453)
(0.1375)
(0.2899)
(0.4082)
0.0460
0.0664
Tahun 2009
Return Saham
(0.2213)
0.0526
0.0400
0.2264
0.2615
0.0241
(0.0235)
(0.1084)
0.0676
(0.1013)
(0.0294)
(0.0299)
0.0132
Tahun 2009
Return Saham
(0.1333)
(0.0440)
0.2500
0.2472
0.0818
0.0496
0.3254
(0.0238)
0.1394
(0.0106)
(0.0111)
0.0682
0.0782
Tahun 2009
Return Saham
0.7000
0.0115
0.1667
0.2453
(0.0076)
(0.2519)
November
Desember
Return Rata-Rata
(0.0635)
(0.0169)
0.0593
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Tahun 2007
Return Saham
(0.0217)
(0.1444)
(0.0390)
0.1351
0.0482
(0.0575)
0.1325
(0.0217)
(0.0333)
(0.0115)
(0.0230)
0.0588
0.0019
(0.0111)
(0.0449)
0.0673
Tahun 2009
Return Saham
(0.1414)
(0.0482)
0.1750
0.4583
(0.0548)
(0.1143)
0.1290
(0.0282)
0.0294
(0.0145)
0.1061
0.0414
Bank Internasional Indonesia Tbk
(BNII)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Return Saham
Return Saham
Return Saham
(0.0816)
0.0526
(0.1053)
(0.1333)
0.1333
(0.1176)
0.0158
0.3881
0.0847
(0.0208)
(0.0108)
0.4091
0.0105
0.0220
(0.1209)
(0.0725)
(0.0500)
0.0670
0.1316
0.0632
(0.0930)
0.1750
(0.2619)
0.1064
0.1205
(0.0769)
0.0385
0.0538
(0.0417)
0.0556
(0.2449)
(0.0435)
0.0186
0.0211
(0.0020)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
(0.5931)
(0.1525)
(0.0938)
Bank Niaga Tbk
(BNGA)
Tahun 2008
Return Saham
(0.2111)
0.0556
0.0135
(0.0933)
0.4118
(0.0632)
(0.1910)
(0.3472)
(0.1600)
0.1786
(0.0339)
Tahun 2007
Return Saham
0.0408
0.0962
0.0175
0.4655
(0.0465)
0.0854
(0.1724)
0.1268
Bakrie Telecom Tbk
(BTEL)
Tahun 2008
Return Saham
(0.1310)
0.0274
(0.0685)
(0.1739)
(0.0526)
(0.0185)
(0.0755)
0.2292
(0.1525)
Tahun 2009
Return Saham
(0.0196)
0.0400
(0.0192)
1.1800
0.2273
(0.0714)
0.0615
0.0576
(0.0408)
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
0.1358
(0.1064)
0.0536
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Tahun 2007
Return Saham
0.2000
0.1204
0.0992
0.0376
0.2681
0.3000
0.1868
(0.0556)
0.4020
0.3427
0.1771
0.0619
0.1783
(0.1986)
0.2407
0.0970
0.1295
Tahun 2009
Return Saham
(0.4688)
0.5098
0.0789
0.8049
0.3067
(0.0700)
0.5054
0.0175
0.1026
(0.2636)
0.0682
0.0430
0.1362
Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Return Saham
Return Saham
Return Saham
340
250
(0.0510)
(130)
100
0.1136
(40)
(600)
(0.0638)
120
(50)
(0.2656)
90
525
(0.2809)
295
(400)
(0.0582)
(25)
(125)
(0.1692)
(140)
(25)
(0.0900)
70
(290)
(0.1736)
270
(870)
(0.0163)
325
(120)
50
(40)
(0.1338)
102.0833
(137.0833)
(0.0991)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
(0.7130)
(0.2239)
(0.0192)
(1.3721)
Bumi Resources Tbk
(BUMI)
Tahun 2008
Return Saham
0.0667
0.2031
(0.1948)
0.0726
0.2105
0.0186
(0.1768)
(0.1852)
(0.4182)
(0.3203)
(0.5356)
(0.0990)
(0.1132)
Tahun 2007
Return Saham
(0.1111)
(0.0167)
0.0593
0.0880
(0.0074)
(0.0370)
0.1154
(0.0069)
Indosat Tbk
(ISAT)
Tahun 2008
Return Saham
(0.1792)
(0.0352)
0.0365
(0.1479)
(0.0496)
0.1739
(0.0370)
(0.0538)
Tahun 2009
Return Saham
(0.0174)
(0.2566)
0.1250
0.1852
(0.0536)
(0.0613)
0.0955
(0.0367)
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
0.0694
0.1299
(0.0460)
0.0422
0.0233
(0.0081)
0.0381
(0.1311)
(0.0550)
(0.0377)
(0.0583)
0.1275
(0.0258)
(0.0285)
(0.0101)
Kawasan Industri Jababeka Tbk
(KIJA)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Return Saham
Return Saham
Return Saham
0.0710
(0.2130)
0.0783
(0.0387)
0.2291
(0.2184)
(0.1136)
(0.2132)
0.5200
0.1538
0.3364
0.3158
(0.0444)
(0.1049)
0.0600
0.2326
0.0469
0.2358
(0.1698)
(0.1119)
(0.0305)
0.2955
(0.2269)
0.0472
(0.1579)
(0.4239)
(0.1203)
(0.1917)
(0.0566)
0.0085
0.1856
0.0085
0.0474
(0.1020)
0.0871
Tahun 2007
Return Saham
0.0924
(0.0615)
(0.0082)
0.0413
(0.0159)
0.1210
0.0719
(0.0872)
(0.0221)
0.0226
(0.1029)
0.0328
0.0070
Kalbe Farma Tbk
(KLBF)
Tahun 2008
Return Saham
(0.0476)
(0.1250)
(0.0667)
(0.0714)
(0.0330)
(0.0341)
(0.0588)
(0.0625)
(0.1333)
(0.4385)
0.1233
(0.0244)
(0.0810)
Tahun 2009
Return Saham
0.1625
0.3978
(0.0462)
0.4516
(0.0222)
0.1477
0.2970
(0.0305)
0.0472
(0.0827)
0.0246
0.0400
0.1156
Tahun 2007
Return Saham
(0.1970)
0.1321
0.0333
0.0565
0.0076
(0.0152)
0.0154
PP London Sumatera Tbk
(LSIP)
Tahun 2008
Return Saham
0.1362
0.0372
(0.2869)
0.0223
0.1257
0.0194
(0.2476)
Tahun 2009
Return Saham
0.0256
0.1083
(0.0075)
0.4924
0.1675
0.0435
0.1500
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
(0.0152)
(0.2722)
0.1304
0.0692
(0.3826)
(0.0192)
0.3885
(0.4479)
0.0196
0.0881
0.3903
0.0385
0.0143
0.0734
0.0309
0.0481
(0.0694)
0.0983
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
(PGAS)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Return Saham
Return Saham
Return Saham
(0.1897)
(0.1270)
0.1828
(0.0479)
0.0299
(0.1364)
0.0447
0.0254
0.1316
0.1230
(0.1449)
0.2093
(0.0238)
0.1570
0.1058
(0.0780)
(0.0714)
0.0957
(0.0212)
(0.0615)
0.1111
0.1081
(0.7910)
(0.0071)
0.1756
(0.1471)
0.0504
0.1618
(0.3563)
(0.0068)
0.2071
0.3143
0.0069
(0.0917)
0.0109
0.0685
0.0307
(0.0968)
0.0676
Tahun 2007
Return Saham
0.0172
(0.0339)
(0.0351)
0.1455
(0.0317)
0.0492
0.1563
(0.0946)
0.0448
0.0429
(0.0959)
0.0303
0.0162
Bank Pan Indonesia Tbk
(PNBN)
Tahun 2008
Return Saham
(0.1029)
0.0656
(0.0154)
(0.0781)
0.0508
0.3548
0.0595
0.0449
(0.1828)
(0.3092)
(0.0095)
0.1154
(0.0006)
Tahun 2009
Return Saham
(0.0862)
(0.1887)
0.2558
0.1296
0.0820
0.0909
0.0139
0.1781
(0.0930)
(0.0513)
0.0270
0.0298
Tahun 2007
Return Saham
0.0727
(0.1186)
0.0833
(0.0059)
0.2202
Panin Life Tbk
(PNLF)
Tahun 2008
Return Saham
(0.1897)
0.0380
(0.0915)
0.1409
(0.0588)
0.3125
Tahun 2009
Return Saham
(0.0964)
(0.2133)
0.1356
0.1791
0.3038
0.0680
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
(0.0683)
0.1257
(0.0977)
0.0052
0.0180
0.0364
0.1429
0.1842
(0.3500)
(0.0741)
(0.4808)
0.0400
(0.0123)
0.2692
0.0375
(0.0545)
(0.0426)
0.0648
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
(PTBA)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Return Saham
Return Saham
Return Saham
(0.1135)
(0.0500)
0.0725
(0.0638)
0.0044
(0.0270)
0.1040
(0.1223)
(0.0625)
0.1818
0.0547
0.4074
0.5217
0.3774
0.1842
0.6795
0.1233
0.0311
0.2667
(0.1677)
0.1724
(0.1221)
0.0623
(0.0441)
(0.0150)
(0.3552)
0.0846
0.5739
(0.4144)
0.0780
0.8473
0.2603
0.0822
0.3260
0.0486
0.2655
(0.0189)
0.0856
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Tahun 2007
Return Saham
(0.0299)
0.0154
0.0909
0.0556
0.2500
0.0632
0.0198
0.1068
0.2281
0.1786
0.0606
(0.1086)
0.0775
Holcim Indonesia Tbk
(SMCB)
Tahun 2008
Return Saham
(0.1154)
(0.1304)
(0.2417)
(0.0110)
0.2333
0.0090
0.0357
(0.0086)
(0.2609)
(0.4765)
(0.0225)
0.4483
(0.0450)
Tahun 2009
Return Saham
(0.0794)
(0.0517)
0.2727
0.4286
0.1000
0.3182
(0.1310)
0.0556
0.2180
(0.0741)
0.0333
0.0516
0.0952
Telekomunikasi Indonesia Tbk
(TLKM)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Return Saham
Return Saham
Return Saham
(0.0644)
(0.0887)
(0.0870)
(0.0582)
0.0595
0.1067
(0.0153)
0.1984
0.0660
(0.0829)
0.0397
(0.0905)
(0.0847)
(0.0510)
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
0.0314
0.1371
(0.0313)
0.0138
(0.0227)
(0.0558)
0.0027
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Return Rata-Rata
Tahun 2007
Return Saham
0.0305
0.0296
0.0647
0.0676
(0.0443)
0.0927
0.0424
(0.0581)
0.0123
0.3354
0.0274
(0.0311)
0.0474
(0.0988)
0.0548
0.0390
(0.1063)
(0.2448)
0.0833
0.1795
(0.0254)
United Tractors Tbk
(UNTR)
Tahun 2008
Return Saham
0.2202
(0.0038)
(0.0528)
(0.0398)
0.1992
(0.1592)
(0.0617)
(0.0921)
(0.0870)
(0.6667)
0.2619
0.1069
(0.0312)
0.0067
0.1933
(0.0615)
0.0298
(0.0289)
0.0714
0.0500
0.0301
Tahun 2009
Return Saham
0.1477
0.0594
0.2617
0.3333
0.1278
(0.0197)
0.3015
0.0425
0.1556
(0.0385)
(0.0033)
0.0368
0.1171
LAMPIRAN 4
DAFTAR HASIL PERHITUNGAN DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN LQ-45
(Periode 2007-2009)
Nama
Tahun 2007
Perusahaan
AALI
-1.90939
ASII
0.099357
BBCA
0.325397
BBRI
0
BDMN
0.496671
BLTA
0.273988
BMRI
0.887998
BNBR
0
BNGA
0.497681
BNII
0.842548
BTEL
0
BUMI
0.20105
INDF
0.414218
ISAT
0
KIJA
0
KLBF
0.143906
LSIP
0
PGAS
0
PNBN
0
PNLF
0
PTBA
0.500015
SMCB
0
TLKM
0.714387
UNTR
0
LAMPIRAN 5
Tahun 2008
Tahun 2009
-0.05563
0.383209
0.42684
0
0.299528
0.014728
0.348444
0
0.450053
0
0
0.138938
0.398947
0.5
0
0.179598
0.305999
1.512319
0
0
0
0
0.56371
0.262575
-3.25253
0
0.193761
0
0
0
0.087379
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.055078
0
0
0.069024
0
0.057768
0.359244
DATA EARNING PER SHARE
(EPS)
PERUSAHAAN LQ-45
Nama
Tahun 2007
Perusahaan
AALI
346.39
ASII
1,610.35
BBCA
364.17
BBRI
392.77
BDMN
420.6
BLTA
182.49
BMRI
209.46
BNBR
8.28
BNGA
62.53
BNII
8.32
BTEL
7.61
BUMI
382.99
INDF
103.81
ISAT
375.79
KIJA
2.24
KLBF
69.49
LSIP
413.34
PGAS
346.39
PNBN
42.17
PNLF
18.58
PTBA
329.93
SMCB
22.11
TLKM
637.75
UNTR
523.58
Tahun 2008
Tahun 2009
28
2,270.30
234.28
483.43
303.21
339.48
254.13
-169.17
28.33
9.6
4.8
364.19
117.81
345.7
-4.53
69.6
679.74
27.6
34.49
15.28
141.18
36.83
526.76
799.77
181.56
1,754.79
206.44
430.05
162.87
9.79
220.42
0.43
48.14
1.29
3.42
179.72
179.47
266.82
3.14
60.62
358.59
181.56
25.95
8.04
967.05
116.89
461.33
890.76
LAMPIRAN 6
DATA DIVIDEND CASH
PERUSAHAAN LQ-45
Nama
Perusahaan
AALI
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BLTA
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
BTEL
BUMI
INDF
ISAT
KIJA
KLBF
LSIP
PGAS
PNBN
PNLF
PTBA
SMCB
TLKM
UNTR
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
-661.393
160.00
118.5
208.9
50
186
31.12
7.01
77
43
10
164.97
455.6
-
-1.54
870.00
100
90.82
5
88.55
12.75
50.6
47
172.85
12.5
208
41.74
296.94
210
-590.529
40
19.26
10
66.75
26.65
320
LAMPIRAN 7
DATA SUE (Standardized Unexpected Earnings)
PERUSAHAAN LQ-45
Nama
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
36.26881
16356.24
5528.099
4324.351
3442.489
1963.292
35.13659
91.16181
834.5456
103.6023
8.996357
1941.817
0.506731
39617.61
79.36761
1072.309
4802.299
4015.628
2886.1
793.6693
1146.701
289.5889
6563.79
7056.858
1.048545
15791.81
3021.587
5322.506
3453.709
4956.464
247.993
-1862.54
413.9516
759.2228
5.674443
1990.047
0.590061
18222.69
-160.507
1029.229
5480.807
-163.922
2360.484
652.7054
981.3968
482.3862
8281.582
7948.972
27.78649
19789.55
3745.255
4734.799
2648.456
145.0723
301.282
4.734248
1279.052
102.0206
4.043041
1140.506
1.495526
28129.47
111.2564
1092.677
4166.199
1988.86
1776.009
343.4392
6258.333
1530.984
15663.73
7692.754
Perusahaan
AALI
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BLTA
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
BTEL
BUMI
INDF
ISAT
KIJA
KLBF
LSIP
PGAS
PNBN
PNLF
PTBA
SMCB
TLKM
UNTR
LAMPIRAN 8
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
(Multiple Linear Regression Analysis)
Regression
Descriptive Statistics
SUE_Y
RS_X1
DIV_X2
Mean
5.5722
-2.815431
4.153014
Std. Deviation
2.66727
1.4998359
1.9610845
N
45
45
45
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
SUE_Y
RS_X1
DIV_X2
SUE_Y
RS_X1
DIV_X2
SUE_Y
RS_X1
DIV_X2
SUE_Y
1.000
-.195
.350
.
.100
.009
45
45
45
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
DIV_X2,
a
RS_X1
Variables
Removed
Method
.
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: SUE_Y
Enter
RS_X1
-.195
1.000
.310
.100
.
.019
45
45
45
DIV_X2
.350
.310
1.000
.009
.019
.
45
45
45
b
Model Summary
Change Statistics
Model
1
Adjusted Std. Error ofR Square
R
R Square R Square the Estimate Change F Change
.473a
.224
.187
2.40515
.224
6.057
df1
2
Durbindf2 Sig. F Change Watson
42
.005
1.803
a.Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1
b.Dependent Variable: SUE_Y
DurbinWatson
Change Statistics
R Square
Change
.224
F Change
6.057
df1
df2
2
42
Sig. F Change
.005
1.803
a Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1
b Dependent Variable: SUE_Y
ANOVA(b)
Model
1
Regression
Sum of
Squares
70.072
df
2
Mean Square
35.036
5.785
Residual
242.958
42
Total
313.030
44
F
6.057
Sig.
.005(a)
a Predictors: (Constant), DIV_X2, RS_X1
b Dependent Variable: SUE_Y
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
RS_X1
DIV_X2
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1.332
1.285
-.596
.254
.617
.194
a. Dependent Variable: SUE_Y
Standardized
Coefficients
Beta
-.335
.454
t
1.036
-2.344
3.172
Sig.
.306
.024
.003
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.904
.904
1.106
1.106
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
3
Eigenvalue
2.690
.260
.050
Condition
Index
1.000
3.216
7.317
Variance Proportions
(Constant)
RS_X1
DIV_X2
.01
.02
.02
.00
.40
.29
.99
.57
.69
a. Dependent Variable: SUE_Y
Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum
1.4287
-6.77322
-3.283
-2.816
Maximum
7.3332
5.07402
1.395
2.110
Mean
5.5722
.00000
.000
.000
Std. Deviation
1.26196
2.34985
1.000
.977
N
45
45
45
45
a. Dependent Variable: SUE_Y
Histogram
Dependent Variable: SUE_Y
20
Frequency
15
10
5
Mean = 2.77E-16
Std. Dev. = 0.977
N = 45
0
-3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Residual
3
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: SUE_Y
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Scatterplot
Dependent Variable: SUE_Y
Regression Standardized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-3
-2
-1
0
Regression Standardized Predicted Value
1
2
LAMPIRAN 9
HASIL INDEPENDENT SAMPLE T TEST
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SUE
N
Normal Parameters
70
a
Mean
5.3017
Std. Deviation
Most Extreme Differences
2.39520
Absolute
.096
Positive
.040
Negative
-.096
Kolmogorov-Smirnov Z
.801
Asymp. Sig. (2-tailed)
.543
a. Test distribution is Normal.
Group Statistics
Group
SUE Positif Suprise Earning
Negatif Suprise Earning
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
68
5.4801
2.18592
.26508
2
-.719
.11610
.08210
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances
95% Confidence
F
Sig.
t
Sig. (2-
Mean
Std. Error
Interval of the
tailed)
Difference
Difference
Difference
Df
Lower
Upper
SUE Equal variances
2.901
.093
4.010
68
.000
6.24196
1.55670
3.13562
9.34831
22.493 49.782
.000
6.24196
.27750
5.68452
6.79941
assumed
Equal variances not
assumed
Download