BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003 ; 27) adalah : “Akuntansi sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi”. Pengertian akuntansi menurut American Accounting Association yang dialihbahasakan oleh Soemarso (2002 ; 3) sebagai beikut : “…… proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Soemarso (2002 ; 3) mengemukakan akuntansi mengandung dua pengertian, yakni : 1. Kegiatan Akuntansi Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi. 2. Kegunaan Akuntansi Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. Simangunsong (2000 ; 3) mengemukakan pengertian akuntansi sebagai berikut : “Akuntansi adalah pengetahuan tentang pencatatan, pengelompokan, peringkasan dan penyajian dalam bentuk laporan atas transaksi-transaksi keuangan serta menafsirkan akibat-akibatnya terhadap perusahaan”. 12 Munnawir (2002 ; 1) mengemukakan pengertian akuntansi sebagai berikut : “Akuntansi adalah suatu sistem yang dapat memberikan informasiinformasi yang dibutuhkan oleh pihak internal maupun eksternal organisasi”. 2.1.2. Tujuan Akuntansi Tujuan utama akuntansi menurut Soemarso (2002 ; 3) adalah menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Yang dimaksud dengan kesatuan ekonomi adalah badan usaha (business enterprise). Transaksi-transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan, berdasarkan bukti-bukti secara tertib dan teratur suatu sistem tertentu dicatat, dikelompokkan, diringkas dan dianalisa. Tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh bagian akuntansi dengan tujuan (Simangunsong ; 2000 ; 4) : 1. Dapat mengetahui akibat transaksi terhadap harta, utang dan modal. 2. Dapat mengetahui susunan harta-harta, utang dan modal perusahaan. 3. Dapat mengetahui nilai harta-harta, utang dan modal perusahaan pada setiap saat bila diperlukan. 4. Dapat dengan pasti, mengetahui laba atau rugi perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Infomasi tentang susunan, banyak (kuantitas) dan nilai harta-harta, utang dan modal serta laba atau rugi perusahaan setiap saat dibutuhkan dapat digunakan sebagai : 1. Alat kontrol (pengawasan) terhadap harta, utang dan modal. 2. Dasar pemilik/pimpinan perusahaan mengambil keputusan pada masa yang akan datang. 3. Alat untuk mengetahui, bila laba apa sebabnya dan jika perusahaan rugi apa sebabnya. Dengan mengetahui laba atau rugi, pimpinan dapat mengambil langkah-langkah berikutnya supaya perusahaan lebih baik dari waktu sebelumnya untuk masa yang akan datang. 13 Biasanya pemakai hanya menampung dan menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan pelaporan akuntansi adalah membuat sistem pemrosesan dan komunikasi yang meringkas informasi perusahaan yang sangat banyak ke dalam bentuk yang bisa dipahami. Dengan demikian akuntansi sebagai penghubung antara kegiatan ekonomi suatu perusahaan dengan pembuat keputusan. Gambar 2.1. Informasi Akuntansi, Kegiatan Ekonomi, dan Pengambilan Keputusan Kegiatan Ekonomi Perusahaan Akumulasi Informasi Akuntansi Komunikasi feedback Pemakai Internal Pemakai Eksternal Pengambilan Keputusan Internal Pengambilan Keputusan Eksternal Sumber : Mamdu M. Hanafi dan Abdul Halim (2003 ; 28) 14 Berkaitan dengan pemakai internal dan eksternal, akuntansi berkembang menjadi dua jenis akuntansi, yaitu 1. Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan, dan pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai eksternal. Akuntansi keuangan memberikan informasi yang bersifat baku, terstandar dan bertujuan umum (general purpose). Informasi SAK yang dikeluarkan oleh IAI, di Amerika disebut GAAP (General Accepted Accounting Principle) yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) dengan sebutan FASB Statement. Laporan dari akuntansi keuangan ini dilindungi dan diawasi oleh pemerintah karena menyangkut kepentingan umum. 2. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan, dan pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan oleh pemakai internal. Akuntansi manajemen dikomunikasikan dengan laporan perusahaan dan tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang membatasi akuntansi keuangan, tetapi dibatasi oleh manfaat tidaknya informasi yang dihasilkan dan biaya yang dihabiskan untuk menghasilkan informasi tersebut, dan bebas memilih format dan kebijaksanaan karena laporan ini tidak untuk dikonsumsi umum. 15 Tabel 2.1. Perbedaan antara Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan Akuntansi Keuangan 1. Sumber wewenang Standar Akuntansi Manajemen Akuntansi Kebutuhan internal Keuangan 2. Orientasi waktu Sebagian besar masa lalu Sekarang (histories) 3. Cakupan Terutama dan masa mendatang total Departemen perusahaan divisi, individu, dan total perusahaan 4. Tipe informasi Terutama kuantitatif Kuantitatif dan kualitatif 5. Bentuk pelaporan Ditentukan oleh SAK Tergantung spesifik keputusan yang akan dipecahkan 6. Fokus pengambilan Eksternal Internal keputusan Sumber : Mamdu M. Hanafi dan Abdul Halim (2003 ; 29) 2.2. Laporan Keuangan 2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2004 ; 105) adalah : “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu 16 perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Menurut Mamdu M. Hanafi dan Abdul Halim (2003 ; 49) mengemukakan laporan keuangan sebagai berikut : “Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya”. 2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan per 1 April 2002 no. 1 tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat mengevaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode pelaporan. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang dikutip Sofyan Syafri Harahap (2004 ; 132) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah : 1. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 17 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan menghasilkan laba. 4. Untuk memberikan informasi penting mengenai perubahan aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi. Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No 4 (AICPA) dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Tujuan Umum “Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima.” 2. Tujuan Khusus “Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.” Tujuan laporan keuangan menurut SAK (5) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan utama laporan keuangan menurut Munnawir (2002 ; 13) memberikan informasi : 1. Yang bermanfaat bagi investor maupun calon investor dan kreditor dalam mengambil keputusan investasi dan kredit yang rasional. 2. Yang menyeluruh kepada mereka yang mempunyai pemahaman yang memadai tentang bisnis maupun aktivitas ekonomi bagi yang menginginkan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang memadai. 3. Tentang sumber daya ekonomi milik perusahaan, asal sumber daya tersebut, serta pengaruh transaksi atau kejadian yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut. 18 4. Tentang kinerja keuangan perusahaan dalam satu periode. 5. Untuk membantu pemakai laporan dalam mengakses jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas dari dividen atau bunga dan penerimaan dari penjualan atau penarikan kembali surat berharga atau pinjaman. 2.2.3. Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang biasanya digunakan untuk menyatakan keadaan keuangan perusahaan, ada tiga jenis laporan keuangan, yaitu : 1. Neraca Neraca menggambarkan posisi aktiva, kewajiban atau hutang, dan modal. 1) Aktiva adalah manfaat ekonomis yang akan diterima pada masa mendatang, atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian. Aktiva merupakan sumber ekonomis yang akan dipakai perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. 2) Utang adalah pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di masa mendatang dari kewajiban perusahaan sekarang untuk mentransfer aktiva atau memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu. 3) Modal adalah hak yang tersisa dari aktiva suatu bisnis dikurangi utangutangnya. 2. Laporan laba-rugi Menurut APB Statement, laba-rugi sebagai kelebihan atau defisit penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi. Ada tiga elemen pokok dalam laporan laba-rugi, yaitu : 1) Pendapatan operasional menurut APB sebagai kenaikan gross dalam asset atau penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba. Pendapatan akan diakui sebagai pendapatan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu setelah selesai. Dalam hal waktu ada empat alternatif, yaitu : 19 (1) Selama produksi, (2) Pada saat proses produksi selesai, (3) Pada saat penjualan, (4) Pada saat penagihan kas. Pendapatan operasional berasal dari (1) Penjualan (bersih), (2) Harga pokok penjualan, (3) Biaya operasional, (4) Pendapatan dan biaya lainnya, (5) Biaya pajak yang berkaitan dengan operasi perusahaan. 2) Beban operasional menurut APB sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan. Beban atau biaya dibagi tiga golongan, yaitu : (1) Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu. (2) Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan. (3) Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun. 3) Untung atau rugi (gain or loss) Gain sebagai kenaikan modal dari transaksi yang bersifat insidental dan bukan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari pendapatan operasional dan investasi oleh pemilik. Loss sebagai penurunan modal dari transaksi yang bersifat insidental dan bukan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari beban operasional dan distribusi ke pemilik. 3. Laporan aliran kas mempunyai tujuan, yaitu : (1) Tujuan pokok adalah untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. 20 (2) Tujuan kedua adalah untuk memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Gambar 2.2. Hubungan antar Laporan Keuangan Laporan laba rugi • Pendapatan • Biaya Neraca awal • Aset • Utang • Modal Neraca akhir • Aset • Utang • Modal saham Transaksi dan kejadian Laporan aliran kas • Aktivitas operasional • Aktivitas investasi • Aktivitas pendanaan Sumber : Mamdu M. Hanafi dan Abdul Halim (2003 ; 49) 2.2.4. Pemakai Laporan Keuangan Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, yang meliputi : 1. Pemegang saham Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya. 2. Investor Para investor berkepentingan terhadap risiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukan. Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu, juga tertarik pada informasi yang melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. 21 3. Analis sekuritas Para analis sekuritas tertarik terhadap informasi tentang estimasi laba di masa datang dan kekuatan keuangan sebagai elemen penting untuk dasar penentuan nilai sekuritas. 4. Manajer Manajer berkepentingan terhadap informasi laporan keuangan antara lain untuk dapat melakukan penilaian apakah perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar dividen (dividend policy), apakah cukup tersedia dana yang akan dapat digunakan untuk pengembangan usahanya dan apakah ada kemungkinan keberhasilan perusahaan di masa datang di bawah kepemimpinannya. 5. Karyawan Karyawan tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Dan juga tertarik pada informasi yang melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 6. Instansi pajak Instansi pajak tertarik pada informasi keuangan untuk dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, restitusi, dan juga untuk dasar penindakan. 7. Pemberi dana (kreditur) Para kreditur tertarik pada informasi keuangan untuk menilai apakah laba yang diperoleh suatu perusahaan akan mampu digunakan untuk membayar pinjaman serta bunganya pada saat jatuh tempo. 8. Supplier (pemasok) Pemasok tertarik pada informasi untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. 9. Pemerintah atau lembaga pengatur resmi Pemerintah atau lembaga pengatur resmi berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya kepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, 22 menetapkan kebijaksanaan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 10. Pelanggan atau lembaga konsumen Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan. 11. Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 2.2.5. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-rugi, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan ini akan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna antara lain dalam : 1. Pengambilan keputusan investasi. 2. Keputusan pemberian kredit. 3. Penilaian aliran kas. 4. Penilaian sumber-sumber ekonomi. 5. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana. 6. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana. 7. Menganalisis penggunaan dana. Selain itu laporan keuangan juga dapat menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan masa lalu, masa sekarang, dan meramalkan posisi dan kinerja keuangan di masa yang akan datang. 23 Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2002 ; 52) mengemukkan analisis laporan keuangan terdiri dari atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Berarti analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “analisis” sendiri pengertiannya sebagai berikut : “Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Menurut pengertian ini, analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedakan laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan. Leopold A. Bernstein yang dikutip oleh Dwi Prastowo (2002 ; 52) memberikan pengertian analisis laporan keuangan sebagai berikut : “Financial statement analysis is the judgmental process that aims to evaluate the current and past financial positions and results of operation of an enterprise, with primary objective of determining the best possible estimates and predictions about future conditions and performance”. Dari pengertian di atas bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Menurut Mamdu M. Hanafi dan Abdul Halim (2003 ; 91) mengemukakan beberapa keterbatasan dalam analisis laporan keuangan, yaitu : 1. Data yang dicatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan pada harga perolehan (historical cost), 2. Penyususan laporan keuangan juga didasarkan pada beberapa alternatif metode akuntansi (misal metode FIFO, LIFO, rata-rata tertimbang), 24 3. Upaya perbaikan barangkali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan nampak bagus, 4. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan, 5. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam indutri. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004 ; 152) mengemukakan kelemahan analisis laporan keuangan adalah 1. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, 2. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan, 3. Objek analisis adalah data histories yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan, 4. Jika melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu melihat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka, misalnya : 1) Prinsip akuntansi 2) Size perusahaan 3) Jenis industri 4) Periode laporan 5) Laporan individual atau konsolidasi 6) Jenis perusahaan aspek profit motive atau nonprofit motive. Analisis Rasio Keuangan 2.3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka perbandingan yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dengan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Analisis laporan keuangan yang digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan : 25 1. Perbandingan internal (internal comparison), yaitu membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama. 2. Perbandingan eksternal (external comparison) dan sumber-sumber rasio industri, yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaanperusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama. Analisis rasio keuangan dapat dibedakan berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis : 1. Analisis individual, yaitu sebagai analisis yang dilakukan pada unsur-unsur yang ada pada salah satu laporan keuangan. 2. Analisis silang, yaitu analisis rasio yang melibatkan unsur-unsur yang ada pada laporan neraca dan laba-rugi. 2.3.2. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004 ; 298) analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut adalah : 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditaksirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score). 5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”, 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. 26 2.3.3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Di samping mempunyai keunggulan, teknik ini juga mempunyai keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syafri Harahap (2004 ; 298) adalah : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat, yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti : 1) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat di nilai bisa atau subjektif. 2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar. 3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 4) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. 2.3.4. Kategori Rasio Keuangan Salah seorang penulis J. Courties yang dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap (2004 ; 299) memberikan kerangka rasio keuangan secara kategori sebagai berikut : 27 Gambar 2.3. Kerangka Rasio Keuangan Profit margin Profitability Return on investment Capital turnover Credit policy Rasio keuangan Managerial performanc e Inventory Adiministration Asset equity structure jangka panjang Solvency Cash flow jangka pendek Tiga aspek tersebut dalam menganalisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut : 1. Profitabilitas. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh return on investment (ROI). ROI ini digambarkan lebih rinci lagi oleh rasio profit margin dan capital turn over. 2. Management performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi manajemen. Dapat dilihat dari segi kebijaksanaan kredit, persediaan, administrasi, dan struktur harta dan modal. 3. Solvency adalah kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun rasio keuangan yang sering digunakan dapat dikelompokkan menjadi : 1. Rasio Likuiditas Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini terdiri dari : 1) Rasio lancar (current ratio) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rumusnya sebagai berikut : 28 Aktiva Lancar Current Ratio = x 100% Utang Lancar 2) Quick ratio merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid atau sulit untuk diuangkan dengan segera tanpa menurunkan nilainya. Rumusnya sebagai berikut : Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio = x 100% Utang Lancar 2. Rasio Aktivitas Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset, rasio ini terdiri dari : 1) Perputaran piutang (receivable turn over) dimaksudkan untuk mengukur likuiditas atau aktivitas dari piutang perusahaan. Rumusnya sebagai berikut : Penjualan Receivable Turn Over = Piutang Piutang Tahun (awal) + Piutang Tahun (akhir) Rata-rata Piutang = Jumlah Tahun 2) Rata-rata umur piutang merupakan suatu alat yang sangat penting di dalam menilai kebijaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang. Rumusnya sebagai berikut : Piutang Rata-rata Umur Piutang = Penjualan : 365 3) Perputaran persediaan (inventory turn over) menunjukan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Rumusnya sebagai berikut : 29 Harga Pokok Penjualan Inventory Turn Over = Persediaan 4) Rata-rata umur piutang, rumusnya sebagai berikut : Persediaan Rata-rata Umur Persediaan = HPP : 365 5) Perputaran aktiva tetap (fixed asset turn over) menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi. Penjualan Fixed Asset Turn Over = Aktiva Tetap 6) Perputaran total aktiva (total asset turn over) menunjukkan total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Rumusnya sebagai berikut : Penjualan Total Asset Turn Over = Total Aktiva 3. Rasio Solvabilitas Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini terdiri dari : 1) Rasio utang terhadap aktiva (debt ratio) menunjukkan sejauhmana utang dapat ditutup oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Rumusnya sebagai berikut : Total Utang Debt Ratio = Total Aktiva 30 2) Rasio utang atas modal (total debt to equity ratio) menunjukkan sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rumusnya sebagai berikut : Total Utang Total Debt To Equity Ratio = Modal 3) Rasio pelunasan utang (debt service ratio) merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Rumusnya sebagai berikut : Laba sebelum Bunga dan Pajak Debt Service Ratio = Angsuran Pokok Pinjaman Bunga + Sewa + (1 - Tarif Pajak) 4) Times interest earned menunjukkan seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio ini tinggi menunjukkan situasi yang aman, meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan utang perusahaan. Rumusnya sebagai berikut : Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) Times Interest Earned = Bunga 5) Fixed charge coverage menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan membayar beban tetap total termasuk biaya sewa yang dapat mengurangi kemampuan utang perusahaan. Rumusnya sebagai berikut : EBIT + Biaya Sewa Fixed charge coverage = Bunga + Biaya Sewa 4. Rasio Profitabilitas Rasio yang melihat kemampuan (profitabilitas), rasio ini terdiri dari : perusahaan menghasilkan laba 31 1) Margin laba (profit margin) menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Rumusnya sebagai berikut : EBIT Profit Margin = x 100% Penjualan 2) Gross Profit Margin (GPM) merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih. Rumusnya sebagai berikut : Penjualan Bersih - HPP GPM = x 100% Penjualan Bersih 3) Net Profit Margin (NPM) atau Marjin Laba Bersih merupakan keuntungan penjualan setelah dikurangi seluruh biaya dan pajak penghasilan. Rumusnya sebagai berikut : Laba Bersih setelah Pajak NPM = x 100% Penjualan Brsah 4) Return On Total Asset (ROA) menunjukkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Ini berarti aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Rumusnya sebagai berikut : EBIT ROA = x 100% Total Asset 5) Return On Equity (ROE) menunjukkan berapa persen diperoleh laba bila diukur dari modal sendiri. Semakin besar semakin bagus. Rumusnya sebagai berikut : Laba Bersih Setelah Pajak ROE = x 100% Modal Sendiri 32 5. Rasio Pasar Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku, terdiri dari 1) Price Earning Ratio (PER) menunjukkan harga saham per lembar. Rumusnya sebagai berikut : Harga Pasar per Lembar Saham PER = Laba per Lembar Saham 2) Dividend Yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Bagian return yang lain adalah capital gain, yang diperoleh dari selisih positif antara harga jual dengan harga beli. Rumusnya sebagai berikut : Dividen per Lembar Dividend Yield = Harga Pasar Saham per Lembar 3) Rasio pembayaran dividen menunjukkan bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Rasio pembayaran dividen rumusnya sebagai berikut : Dividen per Lembar Rasio Pembayaran Dividen = Earning per Lembar 6. Rasio Produktivitas Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai, misalnya : 1) Rasio karyawan atas penjualan Rasio ini menunjukkan sejauhmana kemampuan karyawan menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap lebih produktif. Rumusnya sebagai berikut : Jumlah Penjualan Bersih Rasio Karyawan atas Penjualan = Jumlah Karyawan 33 2) Rasio biaya per karyawan Rasio ini menunjukkan jumlah biaya yang diukur dari jumlah karyawan. Biaya di sini bisa biaya produksi, biaya gaji, biaya pendidikan, biaya penjualan dan lain-lain. Rumusnya sebagai berikut : Total Biaya Rasio Biaya per Karyawan = Jumlah Karyawan 3) Rasio penjualan terhadap space ruangan Rasio ini menunjukkan produktivitas space. Rumusnya sebagai berikut : Jmlah Penjualan Bersih Rasio Penjualan terhadap Space Ruangan = Jumlah Space (m2) 4) Rasio laba terhadap karyawan Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menciptakan laba. Rumusnya sebagai berikut : Jumlah Laba Bersih Rasio Laba terhadap Karyawan = Jumlah Karyawan 5) Rasio laba terhadap cabang Rasio ini menunjukkan kontribusi rata-rata dari cabang atas penciptaan laba. Rumusnya sebagai berikut : Total Laba Rasio Laba terhadap Cabang = Jumlah Cabang 2.4. Analisis Common Size Analisis Common Size dilakukan dengan cara merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba-rugi menjadi persentase berdasarkan angka tertentu. Untuk angka-angka yang ada di neraca, common base (angka dasar) adalah total aktiva. Dalam hal ini total aktiva dianggap memiliki angka dasar yang 34 bernilai 100%. Penyajian dalam bentuk common size akan mempermudah pembaca menganalisis laporan keuangan dengan memperhatikan perubahanperubahan yang terjadi dalam neraca dan laporan laba-rugi. 2.5. Analisis Leverage Leverage adalah penggunaan aktiva atau sumber dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya tetap atau membayar beban tetap. Leverage dibagi dalam tiga macam yaitu : 1. Leverage operasi (operating leverage). 2. Leverage finansial (financial leverage). 3. Leverage kombinasi (combination leverage). 2.5.1. Leverage Operasi (Operating Leverage) Leverage operasi adalah penggunaan aktiva yang menyebabkan perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa penyusutan. Penggunaan leverage operasi oleh perusahaan diharapkan agar penghasilan yang diperoleh atas penggunaan aktiva tetap tersebut cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Leverage operasi mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi. Dengan mengetahui tingkat leverage operasi, maka manajemen bisa menaksir perubahan laba operasi sebagai akibat perubahan penjualan. Ukuran leverage operasi adalah degree of operating leverage (DOL), rumusnya sebagai berikut ; % Perubahan dalam EBIT DOL = % Perubahan dalam sales atau S - BV DOL = Q (P - V) = S - BV - BT Q (P - V) - BT 35 Keterangan ; Q = Kuantitas P = Harga per unit V = Biaya variabel per unit BT = Biaya tetap total S = Penjualan BV = Biaya variabel total Dimana perhitungan laba-rugi sebagai berikut : Penjualan Biaya Variabel Kontribusi Marjin Biaya Tetap EBIT xxx xxx xxx xxx xxx 2.5.2. Leverage Finansial ( Financial Leverage) Leverage finansial merupakan penggunaan dana yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap berupa bunga. Penggunaan dana yang menyebabkan beban tetap ini diharapkan penghasilan yang diperoleh lebih besar dibanding dengan yang dikeluarkan. Leverage finansial mengukur pengaruh perubahan keuntungan operasi (EBIT) terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham (EAT). Yang mempengaruhi pendapatan pemilik adalah besarnya EBIT yang diterima dan struktur modal yang dipunyai. Ukuran tingkat leverage finansial adalah degree of financial leverage (DFL), dan untuk mengukur besarnya DFL bisa digunakan rumus sebagai berikut : EBIT DFL = Q (P - V) BT = EBIT - I Keterangan ; I = Bunga dalam rupiah Q (P - V) - BT - I 36 Dimana perhitungan laba-rugi sabagai berikut : Penjualan Biaya Variabel Kontribisi Marjin Biaya Tetap EBIT Bunga EBT Pajak EAT xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx 2.5.3. Leverage Kombinasi (Combination Leverage) Bisa juga mengetahui secara langsung efek perubahan penjualan terhadap perubahan laba untuk pemegang saham atau EAT yaitu combination leverage. Combination leverage adalah pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak. Untuk menghitung degree of combination leverage (DCL) sebagai berikut : S -BV DCL = Q (P -V) = EBIT - I Q (P - V) -BT - I Laverage Ratio Laverage Ratio, memperlihatkan beberapa hutang yang digunakan perusahaan. Total Utang Laverage Ratio = Total Aktiva Laverage merupakan hasil daripada penggunaan dana dengan biaya tetap untuk meningkatkan pengembilan kepada pemegang saham. Leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed costs 37 assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang diperoleh. Istilah risiko (risk) dimaksudkan dengan ketidakpastian (uncertainty) dalam hubngannya dengan kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban tetapnya (fixed payment obligation). Perubahan laverage menghasilkan perubahan dalam tingkat pengembilan dan resiko. Umumnya, peningkatan laverage menghasilkan peningkatan pengembalian dan resiko, sebaliknya penurunan laverage menghasilkan penurunan tingkat pengembalian dan resiko. Kegunaan leverage : 1. Memungkinkan perusahaan umtuk menspesifikasikan pengaruh suatu perubahan dalam volume penjualan atas laba bagi saham biasa. 2. Memungkinkan perusahaan untuk menunjukan hubungan satu sama lain antara leverage operasi dan leverage keuangan. Jadi leverage keuangan adalah penggunaan pembiayaan dengan hutang. Pembiayaan dengan hutang ini memiliki beberapa kelebihan antara lain : 1. Memperoleh dana melalui hutang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian dengan investasi yang terbatas. 2. Kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan marjin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dananya sebagai modal, maka kreditur dapat melihat bahwa sebagian besar risiko perusahaan ditanggungnya. 3. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar disbanding pembayaran bunga, maka tingkat pengembalian modal pemilik akan lebih besar atau leveraged. 38 Return On Equity (ROE) Return on equity (ROE) merupakan suatu penggunaan dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang diinvestasikan di dalam perusahaan. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula penghasilan yang diterima pemilik perusahaan yang berarti pula semakin baik kedudukannya dalam perusahaan. Angka ROE menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari setiap modal sendiri yang digunakan. Hubungan Leverage Ratio dengan ROE Return on equity (ROE) bias dipecah-pecah lagi ke dalam beberapa komponen yaitu : ROA dan leverage yang disesuaikan. Leverage yang sisesuaikan kemudian dipecah-pecah lagi ke dalam Common Earning Leverage (Earning Leverage untuk saham biasa) dan Leverage struktur modal (capital structure leverage). ROE = ROA x Leverage yang disesuaikan Common Earning Leverage (CEL) Leverage Struktur Modal (LSM) Laba bersih Laba bersih Laba bersih Rata-rata Untuk saham + bunga untuk saham total asset biasa bersih pajak biasa = x x Rata-rata Rata-rata Laba bersih Rata-rata saham biasa total asset + bunga saham biasa bersih pajak ROA mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdsarkan asset yang dimiliki. Leverage yang disesuaikan mencerminkan efek penggandaan penggunaan hutang dan saham preferen untuk menaikkan return ke 39 pemegang saham. Leverage yang disesuaikan merupakam hasil perkalian antara Common Earning Leverage dengan Leverage Struktur Modal. Common Earning Leverage mencerminkan proporsi laba bersih yang menjadi hak pemegang saham biasa dari jumlah total laba bersih operasional. Sedangkan Leverage Struktur Modal mencerminkan sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh saham sendiri. ROE akan semakin besar apabila ROA tinggi atau leverage yang disesuaikan tinggi.