17 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori

advertisement
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori
4.1.1 Teori Komunikasi
Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal
dari Bahasa Latin “communicatus” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik
bersama”.Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada
suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu :
 Siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber.
 Mengatakan apa ( isi informasi yang disampaikan)
 Kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima)
 Melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi)
 Dengan akibat/hasil apa (hasil yang terjadi –pada diri penerima)
Sifat-sifat komunikasi:
 Komunikasi adalah suatu proses
 Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
 Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang
terlibat
 Komunikasi bersifat simbolis
 Komunikasi bersifat transaksional
 Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Menurut Denis McQuail (1987) “ Mass Communication Theory “
Proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sbb :
 Komunikasi dalam sedikit kasus
 masyarakat luas
 Komunikasi organisasi
 Komunikasi antar kelompok
 organisasi
 Komunikasi dalam kelompok
 Komunikasi antar pribadi
 Komunikasi intra pribadi banyak kasus
17
18
Komunikasi intra pribadi
: proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang
Komunikasi antar pribadi
: kegiatan komunikasi secara langsung
Komunikasi dlm kelompok
: kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara anggota
suatu kelompok
Komunikasi antar kelompok
: kegiatan komunikasi yang berlangsung antara satu
Kelompok kelompok lain
Komunikasi organisasi
: mencakup kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi
Komunikasi dengsan
masyarakat luas
: Komunikasi tujukan pada masyarakat
secara luas
JENIS KOMUNIKASI DAN TEKNIKNYA
1. Komunikasi Informatif.
Komunikasi informatif adalah jenis komunikasi yang bertujuan memberikan
informasi atau penjelasan. Isi informasi itu sendiri bisa bersifat pemaparan
pandangan misalnya penjelasan mengenai pelaksanaan otonomi daerah. Ada tiga
hal yang harus diperhatikan agar komunikasi informatif ini dapat berhasil yaitu:
(a)
menarik perhatian;
(b)
mengusahakan agar komunikan bersedia menerima isi pesan:
(c)
komunikan bersedia menyimpan isi pesan.
2. Komunikasi Intruksional.
Komunikasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar, antar guru dengan siswa
atau antar pelatih dengan yang dilatih. Tahap-tahap penerimaan pesan sama
dengan yang terjadi pada komunikasi informatif, tetapi disini efektifitas lebih
mudah tercapai karena sudah terjadi semacam kontarak antar komunikatoer
dengan komunikan, yaitu bahwa komunikator berperan sebagai guru sedangkan
komunikan sebagai murid.
3. Komunikasi Persuasif.
Tahap-tahap penyampain efektifitas komunikasi persuasif sama dengan
komunikasi informatif, tetapi tujuannya lebih jauh lagi, yaitu mengajak
komunikan untuk bertindak sesuai dengan isi pesan komunikator. Komunikan
diberi pandangan-pandangan baru lalu diajak meneliti kembali kerangka acuan
bertindak dan pola tingkah lakunya selama ini, dan akhirnya dibujuk untuk
mengubah kerangka acuan dan pola bertindaknya itu sesuai dengan yang
dikehendaki komunikator.
4. Komunikasi Hiburan.
Komunikasi hiburan bertujuan untuk menghibur.
Meskipun tahap-tahap
prosesnya sama dengan jenis komunikasi lainnya, pencapaian tujuannya lebih
ringan daripada ketiga jenis informasi lainnya, karena tidak perlu mengubah
pandangan ataupun pola tindak komunikan. Tetapi, untuk dapat menjalankan
19
komunikasi menghibur dengan berhasil, komunikator perlu mengetahui keadaan
komunikan. Kalau tidak, pesan yang diharapkan menghibur mungkin bisa
diterima sebagai penghinaan.
4.1.2 Teori Komunikasi Visual
Komunikasi visual, sesuai namanya, adalah komunikasi melalui penglihatan.
Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau
maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang
hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni,
lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam
penyampaiannya.
Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana
informasi dan instruksi, bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan
hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala. Komunikasi visual memiliki
beberapa teori dasar yang dapat digunakan sebagai patokan dalam menjalankan
fungsinya, yaitu teori sensual dan perseptual.
Psikolog, filsuf, dan praktisi telah merancang beberapa pendekatan yang dapat
membantu kita menjelaskan cara melihat dan memproses gambar. Keempat teori
yang kita bahas dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar: sensual (gestalt dan
konstruksitivisme) dan perseptual (semiotika dan kognitif).
Untuk memahami salah satu pendekatan komunikasi visual, Anda harus
terlebih dahulu mengetahui perbedaan antara sensasi visual dan persepsi visual.
Sensasi visual merupakan rangsangan dari dunia luar yang mengaktifkan sel-sel
saraf dalam organ indra Anda. Membakar kayu dalam perapian bisa mengaktifkan
sel-sel di telinga Anda karena Anda dapat mendengar batang kayu retak dan
mendesis; Anda dapat mencium aroma kayu di hidung Anda; di tangan dan wajah
Anda, Anda bisa merasakan kehangatan api; dan di mata Anda ketika Anda melihat
cahaya kuning dari api. Ketika rangsangan mencapai otak, hal ini dapat
menghasilkan arti dari semua masukan sensual. Otak Anda menafsirkan suara-suara,
bau, suhu, dan pemandangan seperti api di perapian.
Persepsi visual adalah kesimpulan yang dibuat dengan menggabungkan semua
informasi yang dikumpulkan oleh organ sensual Anda. Sensasi adalah data mentah.
Persepsi visual adalah kesimpulan makna setelah rangsangan visual yang diterima.
20
4.1.3 Teori Fotografi
Fotografi diambil dari bahasa latin,Photos = Cahaya, Graphos = Melukis dalam
arti lain melukis dengan cahaya, atau sebetulnya yang lebih tepat disebut Menangkap
Cahaya. Seperti yang telah diketahui bahwa semua benda di dunia ini memantulkan
cahaya, dan dengan kamera foto, cahaya itu ditangkap dan direkam dalam bentuk data
sebelum akhirnya diproses melalui proses cetak menjadi sebuah karya foto.
Komposisi dalam fotografi secara sederhana diartikan sebagai cara menata
elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna,
terang dan gelap. Cara anda menata komposisi dalam jendela bidik akan
diinterprestasikan kemudian setelah foto anda tersebut dicetak. Yang paling utama dari
aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact- sebuah kemampuan untuk
menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto anda. Dengan
demikian anda perlu menata sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk
menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda, eksentrik. Dalam
komposisi klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini
terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek
dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang
membawa perhatian pengamat pada satu titik.
Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang
menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan
ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatankesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda
seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang anda buat lebih dinamis dan secara visual
lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Anda harus menghindari sebuah
garis pembagi biarpun itu vertikal.
Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama.
Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran
kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.


Garis :
Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka
untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat
menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika
garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambargambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus,
melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting
garis-garis itu menjadi dinamis.
Shape :
Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto
menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual.
Shape adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline
yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar
dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape
menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan
sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras
21



kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini
dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna.
Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah
pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat mengcrop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.
Form :
Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan
form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor
penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta
dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari
sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah
arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.
Tekstur :
Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah
bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan
realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda.
Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat
ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang
kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada
pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah
pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa
sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam
area tertentu. Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat
mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat
merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur
paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga
keluar batas gambar.
Patterns :
Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen
visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan
pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi,
terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan.
Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap
perhatian pemerhati. Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata.
Walaupun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar
cenderung kurang kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang
berulangkali menjadi menonjol.
Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis
yang dapat anda gunakan :

Rule of thirds :
Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat
persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar
yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik
22










maksimum.
Format : Horizon atau Vertikal :
Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk
melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait.
Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi
akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan
keputusan kreatif untuk hasil terbaik.
Keep it simple :
Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi
orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik
perhatian. Umumnya makin �ramai� sebuah gambar, makin kurang menarik
gambar itu. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan
daya tariknya.
Picture scale :
Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah
titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau
monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek
yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan
perbandingan skala.
Horizons :
Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar
secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan
polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas
gambar, akan timbul kesan penuh.
Leading lines :
Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau
melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk : Garis-garis yang terlihat
secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya
bayangan, refleksi.
Be different :
Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari
depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga
seringkali menghasilkan efek yang menarik.
Colour :
Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk
memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya
berbeda secara radikal dengan background.
Framing :
Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan
subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang
atau bergerak mendekati subyek.
Shooting position :
Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah meurbah
sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau
pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.
Number of subject :
Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik dari
23
pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang berbeda diantara
sekian banyak subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan
warna.
4.1.4 Teori Ilustrasi
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing,
lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan
subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.
Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan,
puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan
tersebut lebih mudah dicerna.
Fungsi khusus ilustrasi antara lain:
 Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita
 Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah
 Memberikan bayangan langkah kerja
 Mengkomunikasikan cerita.
 Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia.
 Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.
 Dapat menerangkan konsep
4.1.5 Teori Layout
Layout adalah penuangan dan pengolahan bahan tulisan dan seni ( foto, ilustrasi
atau gambar lain ) pada suatu bidang kerja. Kriteria layout yang baik :
 sebuah layout haruslah sesuai dengan karakter isi dan targetnya
 dapat berfungsi dengan baik atau dapat dipahami dengan mudah
 dapat mengarahkan dan menarik perhatian pengamat.
4.1.6 Teori Tipografi
Menurut Wolfgang Weingard, tipografi merupakan relasi berbentuk segitiga antara
ide desain, elemen-elemen tipografi dan teknik mencetak hasilnya. Menurut Erik
Spiekermann, tipografi tidak hanya mengkomunikasikan informasi melalui kata-kata
tetapi juga dapat menyampaikan pesan secara emosional, melalui bentuk visual suatu
type. Sedangkan berdasarkan bukunya Tipografi dalam desain grafis, Danton Sihombing
mengungkapkan bahwa proses perancangan dengan menggunakan huruf merupakan
tahapan yang paling menentukan dalam solusi masalah tipografi, seorang desainer akan
bertindak sebagai komunikator visual yang memiliki berbagai peluang mengontrol setiap
keputusan kreatif yang dapat memperkuat efektivitas dan efisiensi dari sebuah pesan
yang akan disampaikan kepada penerima.
4.1.7 Teori Kampanye
Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu gerakan
(tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan sosial adalah semua
hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi Kampanye sosial, merupakan suatu
gerakan yang dilakukan untuk mengubah suatu perilaku yang berkenaan dengan
kelompok masyarakat agar menuju ke arah yang lebih baik. Jika dikaitkan dengan iklan
komersil, kampanye sosial tersebut menjadi sebuah bentuk kepedulian dan tanggung
24
jawab dari satu atau lebih brand terhadap target audiencenya. Cara ini dapat memberikan
image yang lebih baik terhadap brand yang bersangkutan.
Kampanye sosial, bukan kampanye politik, bukan demonstrasi, dan bukan
promosi suatu produk atau pun jasa. Kampanye sosial adalah upaya yang terencana oleh
pihak yang jelas dengan maksud mengubah perilaku anggota publik melalui
pengembangan wacana tentang sesuatu yang dianggap penting bagi publik. Pada
dasarnya isu sosial dianggap penting bagi khayalak tergantung masing-masing
kebutuhan dan keperluan yang berbeda satu sama lain.
Menurut Crompton & Lamb iklan layanan masyarakat adalah “An announcement
for which no charge is made dan which promotes programs, activities, or services of
federal, state, or local government or the program activities, or services of non profit
organizations and other announcement regarded as serving community interest,
excluding
tune signals, routine we other announcement, and promotional
announcement. (J.L Cromton and CW Lamb, Marketing Government and Social
Services CH.Y : John Willey & Son, 1986, hal. 428).
Menurut Ad. Council, dewan periklanan di Amerika Serikat, ketentuan kampanye
pelayanan masyarakat adalah:
 Non komersial
 Tidak bersifat keagamaan
 Non politik
 Berwawasan nasional
 Diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat
 Dapat diiklankan
 Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut untuk memperoleh
dukungan lokal maupun nasional.
Menurut Bovee, Thill, Dovel dan Wood iklan layanan masyarakat adalah suatu
bentuk pesan yang membawa isu sosial dan tujuan sosial yang bertujuan untuk
menciptakan tingkat kesadaran dan kepedulian dalam masyarakat. Pada umumnya
kampanye layanan masyarakat ini dibiayai oleh pemerintah atau lembaga yang
berkepentingan dan juga tanpa dipungut biaya oleh biro iklan.
Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi
individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk
menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan
kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan
untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara
berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7).
Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers
dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima dikalangan ilmuwan
komunikasi (Grossberg, 1998; Snyder, 2002; Klingemann & Rommele, 2002). Hal ini
didasarkan kepada dua alasan. Pertama, definisi tersebut secara tegas menyatakan bahwa
kampanye merupakan wujud tindakan komunikasi, dan alasan kedua adalah bahwa
definisi tersebut dapat mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye
yang terjadi dilapangan
Definisi Rogers dan Storey juga umumnya dirujuk oleh berbagai ahli dari
disiplin ilmu yang berbeda seperti ilmu politik dan kesehatan masyarakat. Beberapa
25
definisi lain yang sejalan dengan batasan yang disampaikan Rogers dan Storey
diantaranya sebagai berikut :
Pfau dan Parrot (1993)
“A campaigns is conscious, sustained and incremental process designed to be
implemented over a specified period of time for the purpose of influencing a specified
audience” (Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan
berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan
mempengaruhi khalayak sasaran yang telah diterapkan).
Leslie B. Snyder (Gudykunst & Mody, 2002)
“A communication campaigns is an organized communication activity, directed at a
particular audience, for a particular period of time, to achieve a particular goal”
(Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi yang diarahkan
pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu).
Rajasundarman (1981)
“A campaigns is acoordinated use of different methods of communication aimed at
focusing attention on a particular problem and its solution over a period of time”
(Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang
berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk
mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya).
Merujuk pada definisi-definisi diatas, maka kita dapat melihat bahwa dalam
setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya mengandung empat hal, yaitu tindakan
kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah
khalayak sasaran yang besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui
serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir.
Selain empat pokok ciri diatas, kmpanye juga memiliki cirri atau karakteristik
yang lainnya, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai
sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga
setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan
mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.
Selain itu pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan
gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselengarakannya kampanye juga
terbuka untuk dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan
kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Segala tindakan dalam
kegiatan kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, yaitu mengajak dn mendorong public
untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan.
Dengan demikian kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara
nyata. Dalam ungkapan Perloff (1993) dikatakan “Campaigns generally exemplify
persuasion in action”. (Venus, 2004:7)
26
4.2 Strategi Komunikasi
4.2.1 Fakta Kunci
 Pengendara sepeda motor di Jakarta terbiasa mengendarai motor seenaknya
dan egois.
 Pengendara sepeda motor di Jakarta yang egois tidak atau belum sadar akan
kesalahannya.
4.2.2 Masalah yang akan Dikomunikasikan
Kurang atau belum sadarnya para pengendara sepeda motor terhadap sikap
sopan dan sabar dalam mengendarai sepeda motor.
4.2.3 Tujuan Komunikasi
Memberikan pemikiran kepada target audience bahwa sebagai pengendara
motor, kita memang sering tidak sadar terhadap peraturan lalu lintas.
4.2.4 Target Audience
Demografi :
Gender
: laki-laki
Usia
: 20-30 tahun
SES
: golongan C
Domisili : kota Jakarta
Pendidikan : maksimal SMU
Geografi : Di kota Jakarta khususnya di daerah padat yang bukan jalan
protokol.
Psikografi :
 Mengendarai sepeda motor sehari-hari.
 Sering berhadapan dengan jalanan yang padat.
 Tidak taat terhadap peraturan lalu lintas.
 Tempramental.
 Memiliki pemikiran yang belum dewasa.
4.2.5 Nama Kampanye
Nama kampanye yang diusulkan adalah “Sikapmu Solusinya” dengan
pertimbangan sebagai berikut:
Sesuai dengan data dan analisa, kesadaran untuk kesabaran pengendara sepeda
motor masih sangat kurang dan hal ini yang menjadi faktor utama kecelakaan
sepeda motor di Jakarta. Maka dengan nama kampanye "Sikapmu Solusinya"
diharapkan segala golongan dapat langsung mengerti maksud utama dari kampanye
sosial ini.
4.2.6 Keyword
 Sikap
 Motor
 Jalur
 Berantakan
27
4.2.7 Key positioning
Pengendara motor sering tidak sadar terhadap peraturan.
4.2.8 Value emosional
Sikap pengendara motor itu sendiri solusi dari jalur yang berantakan.
4.2.9 Key response
Sikap gua emang solusinya, kalo semua pengendara motor bisa mulai dari sikapnya
masing-masing, pasti jalur di jalanan ga akan berantakan.
4.2.10 Big Idea
Jalur berantakan sikap kita solusinya.
4.2.11 Headline & Tagline
Headline : Sikapmu Solusinya
4.2.12 Pendekatan
4.2.12.1 Pendekatan Emosional
Melalui pesan yang menyadarkan, seakan target audience diingatkan oleh
headline dari kampanye sosial ini dan dengan visualisasi yang
memperlihatkan kenyataan dijalanan secara hiperbola dan unik.
4.2.12.2 Pendekatan Rasional
Melalui pesan logis mengenai sikapnya yang memang kenyataannya.
4.3 Strategi Desain
4.3.1 Tone & Manner
Dalam berkomunikasi, nuansa yang akan ditampilkan adalah :
 Hiperbola, simple, low saturation, street.
 Tone dan Manner ini dipilih karena sesuai dengan kenyataan sehari-hari
dimana mereka sudah dekat dengan objek-objek properti yang
divisualkan. Tone & Manner ini bertujuan untuk menyampaikan
langsung pesan ke psikologis target audience.
4.3.2 Strategi Verbal
Gaya bahasa yang akan digunakan netral dan straight to the point untuk
menghindari kesalahan dalam penyampaiannya.
4.3.3 Strategi Visual
Visualisasi untuk kampanye ini dengan memperlihatkan sebuah kenyataan
yang sering mereka jumpai dijalanan tetapi dengan sudut pandang yang berbeda.
Objek-objek visual adalah objek-objek yang sangat dekat dan akrab dengan
pengendara motor untuk mempermudah penyampaian pesan.
28
Unsur-unsur desain dipilih dengan mempertimbangkan karakter target
audience serta pendekatan yang dilakukan yaitu:
 Pendekatan foto yang didukung dengan ilustrasi
Pendekatan foto digunakan agar lebih dramatis dan didukung dengan ilustrasi atau
elemen grafis agar lebih dinamis dan menarik perhatian target audience.
 tipografi diutamakan huruf yang mempunyai mood tegas, simple dan mudah
dibaca. Jenis font yang digunakan merupakan modifikasi dari font sans serif.
 Gaya desain swiss style sesuai dengan target audience di era modern dan
penyampaian pesan yang lebih simple.
 black and white high contrast dengan sedikit warna primer yang overlay.
 layout yang simple dan modern.
4.4 Pemilihan Media dan Timeline Publikasi
 Iklan layanan masyarakat (Media Utama) - Start di bulan ke 4
Televisi merupakan salah satu media dengan kemampuan menjangkau pasar yang
cepat, dan memiliki kelebihan yaitu kemampuan visual dan audio sekaligus.
 Ambient - 1 tahun penuh
Merupakan salah satu media yang diandalkan, memancing rasa penasaran dan
mempunyai kemampuan stopping power yang baik karena media yang unik.
 Billboard - Start di bulan ke 4
Billboard adalah media luar ruang yang sangat besar dan menjangkau banyak
kalangan. Cukup mengalihkan perhatian karena ukuran yang besar dan biasanya
bertempat di jalan raya yang banyak dilewati masyarakat.
 Poster - Start di bulan ke 6
Poster memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh yang cukup besar karena
ukurannya yang besar. Poster akan didistribusikan di warung-warung rokok, mini
mart, bengkel motor dan tempat-tempat lain yang berkaitan erat dengan target
audience
 Flyer - Start di bulan ke 6
Flyer adalah media cetak yang cukup personal, dapat menyampaikan informasi
singkat dengan publikasi yang tidak terlalu sulit. Dapat ditempatkan di warungwarung rokok, mini mart, bengkel motor dan tempat-tempat lain yang berkaitan erat
dengan target audience
 Print Ad - Start di bulan ke 6
Print Ad adalah media yang keberadaannya cukup personal dan dekat dengan target
audience, karena biasanya target audience secara pribadi akan membaca dan melihat
sebuah media cetak. Jadi secara leluasa kita dapat berbicara dengan target audience
secara langsung.
 Merchandise - Start di bulan ke 6
Merchandise merupakan item untuk dikoleksi, dan sebagai pengingat akan pesan
kampanye. Merchandise berupa : sticker, kaos, gantungan kunci. Distribusi
merchandise langsung pada tempat yang paling sering dilalui oleh target audience
dan tidak mengganggu kepentingan umum seperti di lampu merah.
Download