Yohan Candawasa

advertisement
Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
KEHIDUPAN YANG BERKEMENANGAN:
Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28
Pdt. Yohan Candawasa
Kejadian 50:20
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah
telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan
seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa
yang besar. (TB-LAI)
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (TB-LAI)
Sekarang kita kembali memperhatikan dengan teliti Kejadian 50:20.
Kata-kata ini ditujukan kepada saudara-saudaranya yang hari itu datang
untuk meminta pengampunan kepada Yusuf. Apa yang Yusuf yang
maksudkan waktu ia berkata waktu "kamu mereka-rekakan yang jahat"
adalah dia mengacu kepada tindakan kakak-kakaknya yang jahat terhadap
dirinya. Di mana mereka karena kebencian, karena iri, mempunyai suatu
tindakan membuang Yusuf kemudian menjual Yusuf menjadi budak. Dia
dihabisi secara kejam masa depannya. Itu yang Yusuf maksudkan "kamu
mereka-rekakan yang jahat terhadap aku." Kemudian kalimat berikutnya
dia berkata: "tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan." Apa
maksudnya? Ini dia jelaskan pada kalimat berikutnya, yaitu dengan
maksud memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi artinya di situ,
tindakan jahat saudara-saudara Yusuf, telah Allah pakai, Allah olah untuk
menghasilkan perkara-perkara yang baik. Perkara yang baik ini bukan
Page 1 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
menurut selera Yusuf, melainkan untuk memelihara bangsa Israel yang
dilanda bencana kelaparan yang hebat di saat itu. Jadi di sini pun, baik di
situ adalah pelaksanaan rencana Allah sendiri. Dari ayat ini, kita
mempunyai beberapa hal yang luar biasa penting untuk kita pelajari, kita
pahami, kita cermati supaya kemudian bagaimana melihat Tuhan bekerja
dalam kehidupan kita.
Yang pertama saya ajak Saudara melihat, Yusuf mengatakan "kamu
merekakan yang jahat, tetapi Allah mereka-rekanannya untuk kebaikan."
Artinya, sekalipun Tuhan mereka-rekakan, mempunyai rencana baik di
dalam kehidupan Yusuf, Dia sama sekali tidak mencegah, tidak
membebaskan Yusuf dari kejahatan saudara-saudaranya. Dia tidak
mencegah waktu Yusuf dilempar ke sumur, Dia tidak membebaskan Yusuf
dari perbudakan, Dia juga tidak melepas Yusuf dari penjara. Jadi kita lihat
malah yang terjadi kesukaran menjadi tambah besar. Dari hanya ada di
dalam sumur, kemudian menjadi budak, dan bahkan berakhir di sebuah
penjara. Saudara-saudara, kita suka sekali pada waktu kita mengalami
kepahitan, kita mengalami kesusahan, kita suka bertanya: "Di manakah
Tuhan? Kenapa Dia diam saja? Kalau memang Dia mengasihi saya,
mengapa Dia membiarkan saya mengalami hal-hal yang pahit ini?"
Sebenarnya kalau kita pikir lebih dalam, kenapa orang waktu susah
mempunyai pertanyaan-pertanyaan seperti ini? Jawabnya sebetulnya
sangat sederhana, yaitu di dalam pikiran mereka --orang-orang yang
bertanya seperti ini, ada suatu latar belakang pemikiran Teologia yaitu
kalau Tuhan memang mereka-rekakan yang baik dalam kehidupan saya,
kalau Tuhan peduli dan mempunyai rencana yang indah di dalam hidup
saya, maka Dia tidak seharusnya membiarkan saya hidup seperti ini.
Dengan latar belakang inilah, jadi waktu mereka mengalami masalah,
mereka mempertanyakan kasih Tuhan, kebaikan Tuhan, rencana Tuhan.
Seharusnya kalau Tuhan peduli, Tuhan betul mengasihi, tidak boleh ada
yang buruk di dalam kehidupan kita, tidak boleh ada yang gelap di dalam
kehidupan kita. Melalui ucapan Yusuf kita melihat di situ, Yusuf melihat
jelas, "engkau mereka-rekakan yang jahat, Tuhan mereka-rekakannya
menjadi kebaikan." Artinya, ketika Tuhan merekakan yang baik bagi kita,
sama sekali Dia tidak membebaskan kita dari berbagai masalah. Kita mesti
pegang baik prinsip ini, karena prinsip ini tidak pandang bulu. Jangan kita
Page 2 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
berpikir: kalau saya adalah seoorang Kristen yang taat, saya adalah orang
Kristen baik, saya orang Kristen yang melayani Tuhan dengan sungguhsungguh, saya akan mendapat perlakuan yang istimewa dari Tuhan. Saya
akan mendapat dispensasi, saya akan dapat perlakuan khusus dari Allah.
Ada seorang Kristen yang sudah lama tidak ke gereja. Hari itu
pertama kali ke gereja dia minta kesempatan memberikan untuk memberi
kesaksian. Kesaksian ini tidak lama setelah peristiwa kerusuhan tahun
1998. Saya kebetulan ada di sana. Dia berkata: "Pada kerusuhan yang baru
lalu, saya benar-benar menyaksikan kasih Allah. Itu yang membawa saya
kembali ke gereja." Dia adalah pedagang emas. "Ketika penjarahan, saya
betul-betul tidak punya kesempatan menyelamatkan emas jualan saya. Jadi
saya cuma bisa mengambil sebuah karung, memasukkan semua barang
emas saya ke dalam karung, kemudian saya naik ke langit-langit toko, saya
taruh karung emas itu di langit-langit kemudian saya melarikan diri. Tidak
bawa apapun di kantung." Di dalam dia melarikan diri dia memang
selamat, dikatakan sampai malam waktu sudah aman dia kembali ke
tokonya. Dia melihat tokonya rusak parah. Dia langsung mengambil kursi
untuk kembali lihat ke langit-langit tempat emasnya dia simpan. Dan
ternyata emasnya hilang. Dia turun, dia kecewa, dia sedih. Tapi karena
tidak rela kehilangan harta begitu banyak dia coba naik lagi ke langitlangit. Memang gelap. Waktu dia periksa dengan teliti, ternyata sangat
mengejutkan dia, karung itu pindah tempat. Tidak lagi di tempat asal,
memang pindah tetapi utuh isinya. Dia bukan main senangnya, dan dia
melihat itulah pemeliharaan Tuhan bagi dirinya. Maka hari itu dia minta,
bukan hanya dia ke gereja, dan dia minta bersaksi. Kalimat yang menarik
bagi saya di dalam mendengar kesaksiannya adalah dia berkata begini:
"Saudara-saudara, kalau saya yang sudah begitu lama meninggalkan
Tuhan masih dipelihara-Nya secara luar biasa, apalagi saudara-saudara
yang serius ikut Tuhan, rajin ke gereja, semangat melayani Dia, Tuhan
pasti lebih luar biasa memelihara saudara. Sekian kesaksian saya." Dan dia
turun. Kalimat ini agak mengganggu telinga saya. Kalau kita sungguh
melayani lebih serius ikut Tuhan, yang dia jarang ke gereja saja dipelihara,
maka kita tentu lebih dipelihara lagi. Mari kita perhatikan: apa yang
menyebabkan Yusuf di penjarakan. Apa yang menyebabkan Daniel
dilemparkan ke dalam lubang singa. Apa juga yang menyebabkan Yesus
Page 3 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
harus disalib. Apakah mereka kurang serius mengiringi Tuhan, apakah
mereka kurang taat? Jawabnya, justru sebaliknya yang benar. Yusuf masuk
penjara karena ketaatan, Daniel masuk lubang singa juga karena cintanya
kepada Tuhan, begitu juga Tuhan Yesus karena ketaatan-Nya yang penuh
kepada Bapa itu yang membawa Dia ke atas kayu salib. Jadi kita lihat di
situ, sama sekali tidak ada dispensasi bahwa kalau Tuhan merencana yang
baik, merekakan yang baik dalam hidup kita maka Dia akan membebaskan
kita dari berbagai masalah. Dan tidak benar kalau kita tambah taat, maka
masalah dalam hidup kita tambah sedikit.
Beberapa tahun lalu saya kehilangan seorang rekan. Dia mengalami
kecelakaan lalu lintas, ditabrak dan langsung dia koma dua hari kemudian
meninggal dunia. Dia tidak pernah lagi sadar, tidak pernah dia
mengucapkan selamat tinggal untuk istri dan anak-anaknya. Kapan dan di
mana dia ditabrak? Dia bukan baru pulang dari disco atau night club.
Tetapi justru setelah dia selesai mengikuti sebuah kebaktian doa. Dia
mendukung sebuah KKR yang akan diselenggarakan, di mana dia menjadi
ketua panitia. Dan sehari sebelum dia mengikuti kebaktian doa itu, dia
baru pulang dari kota lain di mana dia pergi rapat membicarakan pekerjaan
Tuhan. Jadi waktu dia pulang, dia kejar justru karena ingin ikut kebaktian
doa. Pulang dari kebaktian doa, menyeberang jalan pulang saat itu dia
ditabrak. Saudara-saudara, jadi betul, tidak ada dispensasi. Kita gampang
dan suka tergoda berpikir begini: jika saya dalam ketaatan, jika saya dalam
pelayanan kepada Tuhan, maka Tuhan akan melindungi saya lebih hebat
lagi. Acap kali begini, kalau saya pergi berkhotbah, tidak kebagian tempat
parkir, saya terpaksa parkir ke tempat yang agak jauh dan itu menurut saya
daerah yang kurang aman (rawan). Sehingga saya begitu berhentikan
mobil, cabut kunci, turun dari pintu, terus berpikir ini mobil akan dicuri
orang apa tidak. Saya sangat kuatir. Muncul di dalam hati saya perkataan
seperti ini: "Masak sih Tuhan tidak menjaga mobil ini supaya tidak dicuri
orang. Aku di sini kan melayani Dia." Betapa kelirunya pikiran ini, dan
sekarang saya tidak berani berpikir begitu. Ada banyak misionari yang
menginggalkan kenyamanan hidup mereka, negeri mereka sendiri, masuk
ke tempat-tempat yang sulit. Dan kita menyaksikan mereka sama sekali
tidak mendapat dispensasi. Bahkan injil pun belum keluar dari mulut
mereka, mereka sudah dibunuh mati. Jadi Saudara-saudara, Tuhan
Page 4 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
merekakan yang baik, tidak sama sekali melepas kita dari berbagai macam
kesulitan.
Sekali lagi, prinsip ini tidak ada dispensasi, tidak pandang bulu. Ada
orang yang berpikir begini: kalau begini pemahamannya apakah itu tidak
memperlemah iman kita? Kalau Tuhan mempunyai rencana yang baik
dalam hidup kita, Tuhan mereka-rekakan yang baik di atas kehidupan
kita, tapi Dia sama sekali tidak melepaskan kita dari berbagai macam
masalah, maka apakah itu tidak memperlemah iman kita? Memang
kedengarannya begitu dan kita rasa kalau pengajarannya: karena Tuhan
mempunyai rekaan yang baik dalam hidup kita, Dia akan membebaskan
kita dari segala macam kesulitan. Kalau prinsipnya seperti ini,
kelihatannya menyenangkan dan kelihatannya justru mengukuhkan iman
kita. Kalau kita percaya Tuhan punya rencana, Tuhan itu merekakan yang
baik, dan kita percaya kita mengiring Dia dengan sungguh-sungguh kita
akan hidup lancar, nyaman, aman, makmur, apakah ini tidak lebih
mengukuhkan iman kita. Dibanding dengan kita berkata: mengiring Tuhan
dengan sungguh, Tuhan mempunyai rencana yang baik atas hidup kita,
tetap kita harus mengalami berbagai macam kesulitan. Kelihatannya yang
pertama tadi lebih nyaman dan lebih menjanjikan sesuatu yang akan
menguatkan iman kita. Memang kedengarannya begitu, tetapi pada
kenyataannya tidak. Pada kenyataannya pemahaman yang berkata kalau
kita melayani Tuhan dan kita percaya Tuhan melakukan ikut bekerja
menghasilkan yang baik dalam hidup kita, maka hidup kita akan lancar,
nyaman, aman, itu justru akan membuat hidup kita mudah goyah, labil,
dan menjadi orang Kristen yang mudah sekali dirontokkan oleh kesulitan.
Dan sebaliknya, yang kita pikir itu yang memperlemah iman, itu akan
menjadi dasar yang luar biasa kuat waktu kita mengalami hal-hal yang
sangat sulit dalam kehidupan kita. Itu justru akan menjadi batu karang
yang sangat kokoh yang membuat kita tahan banting.
Kalau kita berpikir Tuhan mempunyai rencana baik maka kita akan
lancar, justru ini sangat membuat kita rapuh. Mengapa? Karena begitu kita
menghadapi persoalan dan memang hidup tidak mungkin melepas kita dari
Page 5 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
masalah, apa yang terjadi? Paling tidak muncul dua pola pikir. Yang
pertama dia akan berpikir: "Pasti saya mempunyai dosa." Kenapa saya
tidak lancar, itu pasti salah saya. Kalau Tuhan sudah berkata: "Saya punya
rencana baik dan kalau kamu mengiring Saya dengan sungguh-sungguh,
semua akan lancar." Kenapa saya tidak lancar, itu pasti saya punya
masalah, bukan Tuhan punya masalah. Masalahnya apa? Karena saya
kurang iman, saya kurang taat, saya kurang sungguh-sungguh mengiring
Dia, makanya Tuhan marah, Tuhan tidak mengangkat persoalan-persoalan
hidup saya, Dia membiarkan saya mengalami ini semua. Maka akibat
berpikir begini, dia akan berusaha untuk makin sungguh mengikut Tuhan,
makin sungguh taat, bagaimana besarkan imannya supaya hidupnya jadi
lancar. Kalau tidak lancar juga, maka dia akan mengalami putus asa dan
merasakan Tuhan itu begitu sulit dipuaskan hati-Nya. Pola pikir kedua,
dia akan menganggap Tuhan berdusta. Kalau dia sudah merasa sungguhsungguh saya taat, sungguh-sungguh saya taat, saya percaya Tuhan itu
baik dan ikut bekerja untuk menghasilkan yang baik dalam hidup saya,
tetapi kenyataannya saya punya masalah seperti ini. Maka dia akan
berpikir: sebetulnya Tuhan itu pendusta dan tidak peduli dengan
kehidupan kita. Orang Kristen seperti ini justru akan sangat kehilangan
kekuatan pada saat dia membutuhkan paling Tuhan, justru pada saat itu dia
paling kecewa kepada Tuhan.
Kalau saja Yusuf berpikir seperti ini waktu dia jadi budak, waktu dia
di penjara: "Katanya kalau taat semuanya jadi serba lancar. Buktinya saya
ini sudah taat, mengapa jadi begini, dijual, diperbudak, dipenjara. Mana itu
Tuhan, Tuhan macam apa itu." Saudara-saudara, dia akan kecewa. Dan
kesedihan golongan ini jauh lebih berat dari orang-orang lain, karena
mereka merasa Tuhan tidak memperlakukan diri mereka tidak fair. Dan
mereka merasa kita boleh menuntut Tuhan, karena kita sudah taat. Jadi dia
akan sangat hati kepada Tuhan. Kita mengatakan orang ini kehilangan
kekuatan paling penting di dalam kesusahan, karena pada saat dia
membutuhkan Tuhan saat itu dia paling marah kepada Tuhan.
Page 6 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
Sekarang kita kembali kepada pemahaman yang benar.
Kedengarannya tidak enak, tidak menyenangkan, tetapi itu batu yang
kokoh menjadi landasan iman kita, yang membuat kita bahkan pada saat
Tuhan tidak kita pahami, iman kita akan berjalan dengan pelita dan terang
yang membimbing kita melewati lembah maut.
Di dalam Mazmur 23 di situ ada sembilan pengakuan yang
dipusatkan pada karakter dan aktivitas Tuhan. Kalau orang yang percaya
Tuhan merekakan yang baik ditambah kita taat maka semua jadi serba
lancar, bagaimana dia akan membaca ayat 4: "Kalau Tuhan beserta saya,
kenapa saya jalan dalam lembah kekelaman. Kalau benar gada dan
tongkat-Mu menghibur aku, kenapa saya hidup susah seperti ini." Justru
perhatiannya dia pusatkan kepada persoalan, kesukaran, pada ketakutan.
Energinya habis untuk berkonsentrasi pada hal salah. Justru gada Tuhan,
tongkat Tuhan, penyertaan Tuhan bukan sumber kekuatan tetapi sumber
kekecewaan. Jadi dia katakan kalau ada gada Tuhan kok hidup saya jadi
begini, kalau Dia ada menyertai saya kok hidup saya jadi gini. Jadi justru
di situlah penyertaan Tuhan yang membuat dia jadi jengkel, kok saya
disertai kok hidup saya jadi begini.
Bagaimana dengan pemahaman yang lain yang berkata: "Dia
merekakan yang baik, tetapi tidak melepas aku dari berbagai macam
penderitaan dan persoalan." Orang ini akan membaca Mazmur ini persis
seperti Daud. Dia akan berkata: "Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, tapi saya tidak takut bahaya. Kenapa? Ada Tuhan beserta saya.
Gada-Mu dan tongkat-Mulah yang menghibur aku." Hasilnya bukan dia
berkata "Tuhan kalau ada gada, ada tongkat, ada penyertaan kok saya jalan
di dalam lembah kekelaman." Bukan! Justru "dalam lembah kekelaman
seperti ini, ada Tongkat-Mu, ada gada-Mu, ada penyertaan-Mu." Maka kita
lihat kuat kuasa Tuhan menggantikan kekuatirannya. Penghiburan Tuhan
menggantikan ketakutannya dan iman kepada Tuhan menggantikan
kekecewaan. Jadi yang mana kita pilih?
Waktu Daud menulis Mazmur 23 perhatiannya bukan pada sakitnya,
pada masalahnya, tapi memperhatikan Tuhan dalam kehidupannya.
Page 7 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman yang dia perhatian
adalah Engkau besertaku, gada-Mu dan tongkat-Mu yang menghibur aku.
Tuhan beserta, Tuhan berencana tetapi tidak lepaskan saya dari masalah,
sehingga waktu masalah terjadi saya dihibur oleh kehadiran-Nya. Bukan
terbalik, kalau Dia memang hadir, Dia punya rencana, Dia merekakan
yang baik dalam hidup saya kenapa saya sakit, kenapa saya menderita
seperti ini. Rontok imannya kalau begitu. Waktu Yusuf mengatakan
"Engkau merekakan yang jahat, tetapi Tuhan merekakan yang baik."
Tuhan tidak lepaskan Yusuf dibuang di sumur, dijual, diperbudak,
dipenjara. Dia tidak lepas dari begitu banyak kesengsaraan.
Kita perlu memperhatian antara proses dan penggenapan rekaan
Tuhan yang baik dalam kehidupan Yusuf. Pada awal kehidupan Yusuf
waktu dia masih di rumah ayahnya, Tuhan jauh sebelumnya sudah
memberitahu dua kali melalui mimpi. Pertama melalui berkas-berkas
gandum yang semua merunduk kepada dia dan kedua melalui benda-benda
langit. Tuhan sudah mengkomunikasikan kepada Yusuf bahwa dia akan
menjadi orang yang sangat penting. Itu rencana Tuhan bagi Yusuf. Tapi
kita harus sangat teliti memperhatian, walaupun Tuhan memberitahukan
rencananya kepada Yusuf, tetapi Tuhan tidak memberitahukan proses
bagaimana Dia akan menggenapi. Tidak dalam mimpi-mimpi Yusuf,
Tuhan datang kemudian menjelaskan kepada Yusuf: "Yusuf kamu akan
menjadi orang sangat penting. Proses pencapainya marilah sekarang Aku
jelaskan detail planning atas hidupmu. Jadi engkau akan begini, suatu hari
nanti oleh ayahmu disuruh menengok kakak-kakakmu ke padang domba.
Ketika kamu pergi, kakak-kakakmu akan mengambil kesempatan untuk
membunuh kamu, melemparkan kamu ke sumur. Tetapi jangan kuatir.
Kamu akan dijual jadi budak, akan mampir sebentar di rumah Potifar, di
sana engkau akan difitnah dan kamu akan dipenjarakan. Tapi jangan juga
kuatir, justru di penjara itu engkau akan diperkenalkan dengan dua orang
pejabat tinggi istana, melalui mereka kamu akan diperkenalkan kepada
Firaun. Nanti Firaun akan Kuberi mimpi, kamu jelaskan dan lewat proses
ini kamu akan mencapai rencana-Ku jadi orang penting." Kalau ada
penjelasan seperti ini, apakah Yusuf waktu masuk penjara apakah dia
takut, apa dia kuatir, apa dia susah? Waktu dia dijual oleh kakaknya,
waktu dibuang ke sumur dia sudah berpikir: "Oh... ya... memang Tuhan
Page 8 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
sudah berkata begini." Waktu dia jadi budak, dia difitnah, dia dimasukkan
penjara dia tidak akan susah hati, karena dia tahu the whole plan Tuhan.
Dia tidak akan bergumul mana itu Tuhan, katanya akan menjadikan saya
orang nomor satu, buktinya malah masuk penjara. Dia tidak bakal punya
pergumulan seperti itu.
Roma 8:28, Rasul Paulus memberitahukan kepada kita lewat ayat ini
bahwa Allah mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya.
Kebaikan ini berkenaan dengan seluruh rencana Allah atas kehidupan
orang percaya. Itu bisa mulai ayat 29 sampai dengan 31. Kemudian Paulus
melanjutkan bagaimana prosesnya Tuhan mendatangkan kebaikan itu.
Yaitu dengan Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu. Sekalipun
kelihatannya prosesnya dijelaskan, tetapi tidak ada detail di situ. Dan di
dalam Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu, kita mungkin
kehilangan orang yang kita kasihi, mungkin kita akan tertabrak, cacat, buta
seumur hidup. Mungkin di dalam segala sesuatu di situ berarti penyakit
kanker yang akan kita idap, mungkin kebangkrutan, mungkin
pengkhianatan suami atau istri kita. Segala sesuatu di dalam itu apa?
Tuhan tidak pernah detail menjelaskan kepada kita. Dia cuma berkata,
"Aku akan mendatangkan hal yang baik." Apa itu? Dijelaskan di ayat 2931. Proses bagaimana? Pokoknya Tuhan turut bekerja di dalam segala
sesuatu. Segala sesuatu itu apa? Tuhan tidak jelaskan.
Rencana baik Tuhan dalam hidup kita dan cara Dia mencapai bisa
dibagi dua bagian. Pertama, Tuhan jelaskan, Dia mau kita mengerti, Dia
mau kita paham akan rencana-Nya. Kedua, khusus proses pencapaiannya
Dia tidak jelaskan apa-apa kepada kita. Dia tidak memberikan detail
rencana-Nya, cara-Nya. Tidak ada penjelasan! Tuhan tutup, Tuhan tidak
membolehkan kita memahami. Kalau begitu apa yang Tuhan minta? Iman.
Prosesnya bagaimana? Di dalam segala sesuatu. Yang penting dalam
segala sesuatu Tuhan bekerja apa yang Tuhan mau. Yang paling
disayangkan adalah waktu kesulitan, kesususahan, kepahitan yang luar
biasa terjadi di dalam hidup kita, kita suka mempertanyakan bagian yang
justru Tuhan tidak buka, bagian detail yang Tuhan sembunyikan. Yang
Page 9 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
Tuhan minta adalah kita mengatasinya dengan iman. Justru kita paling
suka bertanya: "Kenapa ini terjadi?", "Kenapa Tuhan membiarkan ini
semua terjadi?" Justru pada waktu itulah membawa kegoncangan yang luar
biasa pada iman kita.
Seorang wanita Kristen suaminya baru berumur 39 waktu meninggal
dunia, hanya karena dokter salah diagnosa padahal dia kena usus buntu
sehingga pendarahan sehingga meninggal dunia. Wanita ini hamil 7 bulan
dan ada seorang anak 2 tahun. Wanita ini tidak bisa menerima kenyataan
suaminya mati. Bahkan waktu upacara penguburan dia tidak membolehkan
suaminya dikubur, dia berkata: "tiga hari kemudian suamiku akan
bangkit." Tiga hari kemudian tidak bangkit. Akhirnya bagaimanapun
suaminya dikubur. Kedua orang suami istri ini mengasihi Tuhan dengan
memberikan hidup mereka untuk melayani Tuhan. Mereka bekerja di
lembaga bantuan hukum, yang tahu bobroknya hukum di Indonesia dan
mereka mempunyai tekad untuk berjuang sebagai anak Tuhan untuk
memberikan terang walaupun hanya sebuah lilin kecil.
Seorang umur 21 tahun, minggu berikutnya akan diwisuda, nilai
skripsinya A, dia adalah seorang guru sekolah minggu yang sangat berapiapi. Orang tuanya waktu dia meninggal mengatakan: "Anak inilah yang
membawa kehidupan rohani di dalam rumah kami." Dia kuliah di sebuah
perguruan tinggi negeri yang sangat terkenal di Jakarta. Waktu banjir dia
ditemukan di luar mobilnya tergeletak meninggal dunia dan hanya
diangkat ke pinggir jalan begitu saja begitu saja. Keluarganya bertanya:
"Kalau Tuhan betul mencintai, kenapa membiarkan anak yang begitu baik?
Mana Tuhan, kenapa Tuhan diam saja? Bagaimana anak ini bisa
mengalami kesulitan tanpa ada orang yang menolongnya?"
Kenapa ini bisa terjadi kalau Tuhan bisa mencegah? Kalau bisa
menghasilkan apa yang baik, Tuhan bisa saja pakai cara lain yang tidak
mengenaskan. Kenapa Tuhan tidak membawa kita langsung ke sasaran apa
yang baik itu? Kita mempertanyakan semua ini kepada Tuhan. Kita suka
Page 10 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
berpikir, "Apa Tuhan tidak salah, kalau Dia bekerja di dalam segala
sesuatu untuk mencapai kebaikan?" Mengapa bukan sebaliknya yang
menghasilkan kebaikan? Kalau si suami yang sakit itu Tuhan memberi
kesehatan dan panjang umur. Kalau dia boleh hidup lebih lama, bukankah
dia bisa melayani lebih lama, berbuah lebih banyak, anak-anaknya tidak
perlu jadi yatim. Bukankah itu yang baik? Saudara-saudara, proses ini
membuat kita bertanya apa yang bisa mendatangkan kebaikan dengan
kondisi seperti ini? Anak yang umur 21 tadi, kalau Tuhan memberi dia
umur panjang, dia lulus, dia dapat menjadi terang Tuhan, dia lebih berbuah
bagi Tuhan, apa bukan itu justru yang baik? Bukan dengan mengambil dia
pada usia 21, sehingga orang tua, teman-teman, gereja kehilangan.
Bagaimana kita bisa mengatakan menghasilkan yang baik? Mestinya
sebaliknya, dia ditolong Tuhan, dia dicegah Tuhan dari mara bahaya. Itu
yang mengasilkan yang baik.
Saudara-saudara, kita minta Tuhan memberi penjelasan. Kita ingat,
dalam Tuhan merekakan yang baik, apa yang baik itu Dia buka kepada
kita, Dia mau kita paham, tetapi proses mencapai itu Dia cuma berkata
bahwa Dia bekerja dalam segala sesuatu. Bagaimana itu menghasilkan
kebaikan, kita tidak perlu tahu. Justru pada waktu proses itu sedang terjadi,
kita hancur karena kita bertanya, hal-hal yang sebetulnya Tuhan tidak akan
jelaskan. Tuhan juga tidak akan minta maaf.
Seandainya si istri di dalam tidurnya bermimpi, Tuhan menjelaskan:
"Hai istri jangan susah hatimu. Sekalipun engkau kehilangan suami yang
kelihatan begitu baik, tetapi beberapa bulan lagi dia akan korupsi, main
perempuan, itu sebabnya Aku menjemputnya lebih awal supaya nama
baiknya tetap terpelihara dan hatimu tidak dilukainya." Kalau ada
penjelasan seperti ini apakah istri akan berat melepaskan suaminya?
Persoalannya adalah Tuhan tidak akan menjelaskan dan minta maaf.
Tuhan tidak akan memberikan rincian rencana-Nya. Tuhan memberitahu
Yusuf lewat mimpi, tetapi di mana, kapan, bagaimana proses akan terjadi,
Tuhan tidak pernah cerita kepada Yusuf. Kalau semua sudah dijelaskan,
tidak perlu iman! Karena kita tahu keseluruhan prosesnya. Dia cuma kita
Page 11 Pembahasan Kejadian 50:20 & Roma 8:28 – Pdt. Yohan Candawasa
minta memilih: apa yang Kujelaskan, kamu imani itu, untuk menjalani
proses-proses yang tidak Aku bukakan. Atau pilihan kedua, yang tidak
Tuhan buka akan merontokkan iman kita terhadap Tuhan bukakan. Kita
ingin kita menjalani lembah kekelaman, atau lembah kekelaman itu justru
membuat kita tidak lagi percaya bahwa Tuhan dapat menghasilkan yang
baik. Saya merasa harus membacakan Ibrani 11:36-40: "Ada pula yang
diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.
Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka
mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing
sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak
layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di
pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung. Dan mereka
semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman
mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.
Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita;
tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan."
Tuhan mereka-rekakan kebaikan dengan maksud memelihara bangsa
yang besar. Kebaikan Tuhan di sini bukan berarti menurut selera kita.
Walaupun Yusuf menjadi Perdana Mentri, baiknya bukan untuk Yusuf
sendiri, tetapi untuk memelihara bangsa yang besar sebagai pemenuhan
rencana Allah. Yang baik menurut Tuhan, bukan menurut kita.
Terakhir, kita punya dua pilihan. Yang pertama, kita akan memilih
bahwa kalau Tuhan merekakan yang baik, saya taat kepada Dia, hidup
saya jadi lancar. Atau kedua, Tuhan merekakan yang baik, sekalipun saya
taat kepada Dia, Dia tidak akan melepaskan dari berbagai masalah. Pilihan
kedua yang benar. Saat yang paling pahit, mungkin penjara, penyakit,
mampukah kita punya iman yang untuk menjalani lembah kekelaman.
Atau lembah kekelaman ini membuat kita hancur, tidak lagi percaya
Tuhan menghasilkan yang baik.
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan:
Dikutip dari
http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/yohancandawasa-kej5020.html
Page 12 
Download