USA ZIONISME UNDERCOVER UPAYA YAHUDI AMERIKA MENGUASAI DUNIA BY : ABU YOHANNES AL BAITLAHMI DISTRIBUTED BY WWW.LENTERA-RAKYAT.SOS4UM.COM Dokumen terakhir tentang pembuatan senjata pemusnah massal sedang dicari Amerika di dua wilayah Arab yang sedang bergolak, Palestina dan Irak. Propaganda paling ganas dan kuat keluar dari mulut-mulut "Zionis Gedung Putih". Mereka memaklumatkan bahwa perang terhadap Irak memiliki tiga tujuan utama: pertama, perjuangan melawan terorisme; kedua, pelucutan senjata pemusnah massal, dan ketiga, merealisasikan demokrasi di Irak dan kawasan Arab pada tahap berikutnya. Irak menjadi sasaran utama karena merupakan episode dalam sebuah mata rantai. Negara ini memegang peranan penting dalam perang Arab – Israel dan juga letaknya di jantung Arab baik secara peradaban, peninggalan dan sejarah umat Islam. Selain itu, posisi negara ini sangat strategis dalam masalah perang eksistensi melawan Rasis Zionis Israel. Irak menjadi sasaran juga karena timbunan kekayaan minyaknya. Yang dalam pandangan Gedung Putih, negara adidaya ini adalah pewaris sah dan dunia telah menganugerahkannya. Dan dengan penuh arogansi mereka rampas kekayaan itu dari kehidupan bangsa Arab dengan harga rendah. Menurut pandangan mereka, dengan mencampakan Irak dari kebangsaannya akan menjadikan eksistensi negara Zionis Israel dengan mudah membuka kedua telapak tangannya di kawasan Arab. Jelas, mereka lalai atau pura-pura tidak tahu realita yang menegaskan bahwa hubungan antara Irak dengan Arab amatlah mendalam dan mendarah daging. Lebih kuat dibandingkan hubungan antara dua wilayah di benua Amerika. Perang Irak Perang Zionis Israel* Teori persekongkolan ini muncul dalam bermacam bentuk mulai dari yang menjijikan sampai pelecehan. Namun secara esensi menunjukan: bahwa di sana ada sekolompok orang yang penuh semangat mewakili zionis Israel berada dalam lingkaran parlemen Bush, juga di pusat-pusat informasi dan media Amerika. Di situ mereka telah melakukan perencanaan sejak jauh-jauh hari, untuk menjadikan wilayah Timur Tengah sebagai tempat yang aman bagi Israel. Yaitu dengan menjatuhkan rezim yang memusuhi Israel di Irak. Kelompok ini pada akhirnya berhasil meletakkan agenda di atas meja kepresidenan Bush. Sebagai bukti terhadap persekongkolan ini adalah adanya dokumen berjudul "Peristirahatan Suci: Strategi Baru Untuk Menjamin Keamanan Kerajaan", yang telah disiapkan tahun 1996 oleh sekelompok pemikir di Pentagon untuk PM Israel yang terkenal radikal, Benyamin Netanyahu. Kelompok ini mengusulkan agar Israel mengadopsi strategi agresi (permusuhan) dan mencakup rencana untuk menggulingkan Presiden Saddam Husain dari kursi kepresidenan. Termasuk dalam anggota kelompok ini adalah Ricard Birl, Doglas Fezt dan Devid Worsir yang sekarang ini mereka menduduki posisi-posisi penting di kabinet Bush. Untuk mendukung realita ini, teori ini mengisyaratkan kepada penasehat pribadi (Karl Roof) yang merupakan otak skenario bagi Bush, bahwa dia berhasil meyakinkan Bush dengan ide tersebut dengan kompensasi jaminan suara orang-orang Yahudi di Florida dan puluhan juta orang Kristen Inggris yang suka dengan Israel. Karena menurut keyakinan mereka (orang-orang Kristen Inggris) berkumpulnya orang-orang Yahudi di tanah suci (Palestina) sebagai persyaratan pendahulu bagi kembalinya Kristen, yang akan memberikan pilihan bagi mereka antara merubah agamanya atau binasa. Indikator-indikator pendukung bagi teori ini adalah bahwa mayoritas kelompok, sekte dan geng besar Yahudi, juga kebanyakan para donator besar Partai Republik mendukung serangan terhadap Irak. Sementara para ahli strategi pemerintah berkeyakinan bahwa kemenangan Amerika terhadap Irak memungkinkan terbukanya jalan bagi pengokohan dasar pemilihan untuk partainya. Bila kebijakan politik Bush berhasil dalam perang dan perdamaian, kata salah seorang ahli strategi pemerintah, kita akan menyaksikan perubahan yang esensial dalam hal dukungan politik Israel dari segi suara dan finansial bagi Partai Republik. Benar bahwa pemikiran dan ide ini membahayakan politik luar negari Amerika. Namun tidak salah juga kalau orang-orang Israel berkeyakinan bahwa agresi perang ke Irak merupakan kemaslahatan bagi Yahudi. Karenanya tidak aneh bila Israel adalah satusatunya "negara" di dunia yang secara terang-terangan mengemukakan pendapatnya mendukung penggulingan pemerintahan Presiden Saddam Husain. Bila agresi tersebut bisa berlangsung lebih cepat maka hal itu lebih baik bagi kepentingan Israel. Kebijakan Amerika Serikat tidak mencantumkan Israel dalam daftar pendukung pemerintahan Bush dalam rangka membentuk koalisi untuk menggempur Irak, tidak lain adalah untuk menghindari kesan bahwa perang agresi terhadap Irak adalah agresi dan perang Amerika-Zionis Israel terhadap Arab dan Umat Islam. Bila masih ada yang memiliki keraguan seputar siapa yang menulis pidato Bush atau menguasai Amerika, supaya kembali mendengarkan pidato Bush mengenai Timur Tengah pada tanggal 25 Juni 2002 seputar penyingkiran Arafat, atau menyimak komentator politik Israel Mahom Pormya yang menulis di harian Yedeot Aharonot yang menyebar luas di kalagan Israel. Katanya, "Mulut (yang pidato) punya Bush, namun tangan yang menulis pidato adalah tangan Ariel Sharon." Dalam sebuah siaran radio Israel berbahasa Ibrani "Col Yazrael" pada tanggal 3 Oktober 2001 Sharon mengatakan kepada media massa, "Setiap kali kita melakukan sesuatu kalian mengatakan kepadaku kalau Amerika akan bertindak begini atau begitu. Saya ingin mengatakan kepada kalian sesuatu dengan sejelas-jelasnya: Kalian jangan risau dengan tekanan Amerika terhadap negara Yahudi. Sesungguhnya kita bangsa Yahudi yang menguasai dan mengendalikan Amerika, dan orang-orang Amerika mengetahui hal itu." Sejarah Palestina pra Islam (bagian kedua) Kemudian Allah mendekritkan bahwa mereka harus ditinggalkan untuk berkelana dalam kebingungan di tengah keganasan setelah mereka hampir berada di depan pintupintu tanah suci. Dan kelihatannya Allah telah mengharamkan generasi Bani Israel ini tidak diperbolehkan untuk melihat tanah sudi ini hingga generasi berikutnya dengan kekuatan yang tumbuh pada mereka dari kerasnya kehidupan padang pasir. Maka generasi ini “telah dirusak oleh kehinaan, perbudakan dan persekusi saat hidup di Mesir yang tidak cocok untuk sebuah kehidupan yang mulia ini.” Musa A.S meninggal dunia sebelum dapat memasuki tanah yang suci dan di dalam hadist Rasulullah SAW yang muttafaq „alaihi yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah bahwa Rasulullah bersabda bahwa sesungguhnya nabi Musa ketika hendak menghembuskan nafas terakhirnya berkata : ""رة أدوىٓ مه األرض انمقذصخ رمٕخ ثحجز “Ya Allah dekatkanlah aku kepada tanah suci hingga berjarak lemparan batu”. Dan Rasulullah bersabda : " "َهللا نُ أوٓ عىذي ألرٔتكم مكبن قجزي إنّ جىت انطزٔق عىذ كثٕت األحمز “Demi Allah! Kalau saja saya dekatnya saya akan memperlihatkan kepadamu tempat makamnya di samping jalan dekat bukit yang berwarna merah”. Bani Israel memasuki Tanah Palestina : Setelah generasi baru tumbuh dan bertahun-tahun perkelanaan dalam keganasan gurun pasir berakhir, bani Israel dipimpin oleh nabi mereka yaitu Joshua bin Noon, A.S. Yahudi memanggil mereka dengan Yashou‖. Dia menggantikan Musa untuk memimpin mereka yang menyeberangi sungai Jordan bersama-sama pada tahun 1190 S.M. Lalu mereka dapat menaklukkan musuh-musuh mereka dan menduduki kota Jericho. Kemudian ia mengomando mereka untuk menginvasi A‘ai, dekat Ramallah dan berusaha untuk menaklukkan Jerussalam namun usaha ini gagal karena jumlah Yahudi yang terlalu sedikit. Sehinggal hal ini tidak memungkinkan mereka untuk menyebar, menduduki dan mengontrol seluruh wilayah. Sesuatu yang kita ketahui tentang Joshua datang dari hadits Rasulullah SAW (selawat dan salam kepada beliau) yang mengatakan bahwa di saat Joshua berhadapan dengan musuhnya di medan pertempuran, peristiwa itu berlangsung hingga terbenamnya matahari. Ia berdoa kepada Allah agar supaya matahari tidak terbenam terlebih dahulu hingga peperangan itu usai dengan kemenangannya. Maka Allah kabulkan doanya dengan menunda matahari terbenam hingga Joshua memenangkan peperangan. Kepemimpinan Yahudi setelah Joshua dipegang oleh para pemimpin yang dikenal dengan ―para hakim‖ (judges). Periode mereka ini dikenal dengan ―zaman para hakim‖ (the time of the judges) yang berlangsung lebih kurang 150 tahun. Kendati mereka berusaha keras untuk mereformasi kaum ini namun masa ini terus mengabadikan chaos, pemberontakan, malapetaka, perselisihan dan dekadensi moral serta agama secara umum pada generasi Bani Israel yang berlangsung lebih kurang 150 tahun. Ketika itu mereka berdiam di wilayah datang tinggi di sekitar kota Jerussalem (Al Quds) dan wilayah datar bagian selatan Palestina. Di saat Bani Israel menyadari kondisi mereka yang kian memburuk, para pemimpin di antara mereka meminta kepada salah satu nabi (yang dipanggil Samuel) untuk menunjuk raja bagi mereka yang mungkin dapat memimpin untuk berperang di jalan Allah. Namun, nabi mereka, yang telah mengenal watak mereka : Artinya : “(nabi mereka menjawab) : “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang.” Mereka (menjawab) : “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?”. Maka ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka.” (Al Baqarah : 246) Nabi mereka mengatakan bahwa Tuhan telah menunjuk bagi mereka Talut sebagai raja. Tapi mereka menentang karena mereka : “Padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya.” (Al Baqarah : 247) Bahwasanya dia : “Sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang banyak?”. (Al Baqarah : 246) Nabi mereka berkata bahwa Tuhan telah memilihnya di atas kapasitas mereka dan diberi pengetahuan yang luas dan punya kekuatan fisik yang prima. Talut, seorang pemimpin yang beriman kini memegang puncuk kepimpinan bani Israel yang berlangsung pada tahun 1025 S.M. Narasi-narasi Israel (Israiliyyaaat) menamakannya dengan ―Shauel‖. Allah menguji pengikut-pengikutnya; mereka diperintahkan untuk tidak meminum air dari aliran tertentu. Namun mereka gagal mematuhinya walau hanya dengan ujian yang sederhana itu : “Kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka.” (Al Baqarah : 249) Jumlah sedikit yang lulus di dalam ujian pertama itu tidak dapat melalui tes berikutnya dengan baik ketika mereka menyaksikan Jalut dan pasukannya. Lalu mereka berkata : “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” (Al Baqarah : 249) Hanya sedikit sekali kelompok yang masih beriman dan berperang dengan gigih sampai akhirnya Allah berikan mereka kemenangan, di manan nabi Daud A.S –yang masih muda-- dapat membunuh Jalut dalam peperangan ini dengan ketapel batu (senjata perang kuno). Sejarah Talut tidak begitu jelas. Namun, narasi Israeliyaat menyebutkan bahwa sekitar tahun 1004 S.M, pasukan palestina mengalah Talut ― Shauel‖ di peperangan ―Galobou‖. Mereka dapat membunuh tiga bani ini, yang memaksanya untuk melakukan aksi bunuh diri, memotong kepalanya dan memaku badanya sebagaimana itu juga dilakukan oleh anak-anaknya pada dinding kota Bashan. Bab baru dalam sejarah Bani Israel telah terbuka di bawah pemerintahan Daud A.S. Ia menggantikan Talut pada tahun 1004 S.M. Ajaran tauhid tersebat di seluruh wilayah tanah suci. Nabi Daud dianggap sebagai pendiri yang ril bagi kerajaan Bani Israel di palestina. Yahudi pada periode sebelum ini hanya dapat menguasai sebagian kecil wilayah Palestina dan terbatas sekali. Zaman yang disebut dengan ―zaman para hakim‖ hanya berlalu dengan semaraknya peperangan sporadik antara kabilah-kabilah kecil. Setiap kabilah hampir tidak pernah dapat mempertahankan wilayah tanah yang telah diduduki. Nabi Daud A.S dilahirkan di Bethlehem. Kekuasaannya berlangsung 40 tahun dari kira-kira tahun 1400 S.M sapai 963 S.M. Pada awal mulainya, ibukota pemerintahannya adalah ―Hebron‖ (Al Khalil), ia berdiam di sana selama 7 tahun. Jadi sekitar tahun 995 S.M ia menduduki Jerussalam dan memindahkan ibukotanya di sana. Ia mengerahkan seluruh balatentaranya untuk memerangi orang-orang yang tidak beriman in tanah suci ini hingga ia mampu untuk menaklukkan mereka pada tahun 990 S.M. Ia mampu untuk memaksa Damascus untuk membayar pajak tanah (land-taxes) dan menaklukkan Muabis, Edomis dan bangsa Ammonites. Pada periode itu, para pengikut ajatan tauhid untuk pertama kali dalam sejarah kala itu untuk mendominasi sebagian besar wilayah Palestina. Tapi, yang paling mungkin, bahwa tapal batas kerajaan Daud tidak terhubungkan dengan laut kecuali pada tempat dekat Yoya (Jaffa). Tapal batas kerajaan Israel pada puncak keemasannya berjarak dengan panjangnya 120 mil dan lebarnya 60 mil. Arealnya tidak lebih dari 1.200 mil persegi (square miles)---20 ribu km2 yang kira-kira 7 ribu km2, kurang dari wilayah Palestina yang ada sekarang. Bangsa Yahudi mengontrol wilayah dataran tinggi, namun mereka gagal untuk menguasai wilayah-wilayah datar (plains) khususnya sebagian besar daerah pesisir Palestina yang merupakan bagian yang belum pernah dikuasai oleh kerajaan mereka sepanjang riwayatnya sama sekali. Kalau memang Yahudi kontemporer berbangga dengan Daud A.S dan mengasumsikan diri mereka sebagai penggerek benderanya dan mewarisi kebesarannya. Tetapi sesungguhnya umat Islam menganggap diri mereka lebih berhak dengan Daud A.S dibanding dengan Bani Israel. Karena mereka mengimaninya sebagai nabi dari nabinabi Allah, mencintai dan menghormatinya. Mereka bangga dengannya karena ia telah berhasil mendirikan negara iman yang berdiri di atas fondasi tauhid di Palestina. Dan mereka adalah orang-orang yang kini berjalan di atas jalannya dengan membawa bendera tauhidnya setelah mengundurkan diri, menjadi kafir, menyekutukan Allah SWT dan mengingkari janji-janji mereka dengan Allah. Kita ketahui dari Al Qur‘an bahwa Allah SWT telah menganugerahkan kepada nabi Daud A.S suatu hikmah dan diturunkan kepadanya kitab suci Zabur. Ia juga diberikan kerajaan yang kuat. Bahwa gunung-gunung dan burung-burung bersamasamanya memuji dan berzikir kepada Allah ketika ia menyanyikannya dengan khusyu‘ dan suaranya yang menyentuh : (S.XXXVIII :17-20) Artinya : “…dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat ta‟at kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.” (Saad : 17-20) Firman Allah SWT : (S.XXXVIII ; 26) Artinya : “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan jangnlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” (Saad : 26) Allah telah berikan Daud mukjizat yang dapat melembutkan besi bagaikan lilin atau adonan yang dapat dibentuk sesuka hati tanpa harus dipanaskan di api. Walau ia diberikan kerajaan namun ia tetap saja kerja keras dan tidak memakan kecuali dari hasil jerih payahnya sendiri. Ia telah mengembangkan produksi persenjataan baju besi pada zamannya. Ketika baju besi ini telah jadi yang terbuat dari besi yang kuat, namun itu terlalu berat digerakkan oleh prajurit dan manuvernya terganggu. Kemudian Allah membimbing Daud untuk membuatnya dari rantai besi yang diikat satu sama lain. Itu tidak mengganggu manuver prajurit dan juga tidak memberi ruang panah untuk menembus. Sebagaimana firman Allah : “Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).” (Al Anbiyaa : 80) Allah berfirman : Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman) : “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ualgn bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhynya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.” (Saba‘ : 10-11) Nabi Sulaiman A.s mewarisi bapaknya Daud dalam bidang ilmu, hikmah dan kenabian. Menurut riwayat-riwayat bahwa nabi Sulaiman tergolong dalam salah satu dari 19 anak Daud. Sulaiman dilahirkan di Jerussalem dan pemerintahannya di tanah yang berkah ini berlangsung sekitar 40 tahun (963-923 S.M). Allah telah anugerahkan kepada Sulaiman kerajaan yang tidak pernah ada setelah itu. Allah telah jadikan bangsa jin tunduk berkhidmat kepadanya sebagaimana angin juga tunduk dibawah komandonya. Sulaiman terkenal dengan hikmah, keadilan, kekuatan dan kekuasaannya. Sebagaimana Allah telah ajarkan kepadanya bahasa bangsa burung dan binatang. Tentu apa yang menjadi kelebihan nabi Sulaiman merupakan mukjizat rabbaniyyah yang dianugerahkan kepadanya sebagai bukti atas kenabiannya. Palestina telah dianugerahi dengan pemerintahan imani yang penuh dengan kemukjizatan yang didukung oleh balatentara jin, manusia, burung dan angin. Allah muliakan Sulaiman dengan mukjizat yang bisa mengalirkan tembaga yang dapat mengalir bagaikan mata air yang memercik dari bumi. Kerajaan ini telah menyaksikan dinamika pembangunan, kemajuan yang pesat sebagaimana kekuasaannya membentang sampai ke Sabaa di wilayah Yaman. Kisah Sulaiman terdapat di dalam Al Qur‘an dalam jumlah yang berkali-kali sebagai indikasi atas ilmu, kerajaan dan kenabiaannya. Firman Allah tentang nabi ini sebagai berikut : Artinya : “Ia berkata : “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”. Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertangungan jawab. Dan sesungguhnya dia mempunya kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.” (Saad : 35-40) Allah berfirman : Artinya : “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata : “Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan akmi diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.” Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (Al Naml : 16-17) Allah SWT berfirman : (S.XXXIV : 12-13) Artinya : “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin itu berbuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-ku yang berterima kasih.” (Saba‘ : 12-13) Allah SWT berfirman : Artinya : “Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Anbiyaa : 81) Dari hadits-hadits Rasulullah SAW dapat kita simpulkan bahwa nabi Sulaiman memiliki kekuatan fisik yang prima dan merupakan orang yang sangat menyenangi perang di jalan Allah serta beristeri banyak. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : ، كهٍه تأتٓ ثفبرس ٔجبٌذ فٓ صجٕم هللا، ثمئخ امزأح: َفٓ رَأخ، ألطُفه انهٕهخ عهّ تضعٕه: "قبل صهٕمبن َأٔم، فهم تحمم مىٍم غال امزأح َاحذح جبءد ثشق رجم، فهم ٔقم َوضٓ فطبف عهٍٕه، قم إن شبء هللا: فقبل نً انمهك " إن شبء هللا نجبٌذَا فٓ صجٕم هللا فزصبوب أجمعُن: انذْ وفش محمذ ثٕذي نُ قبل “Sulaiman berkata : pada waktu malam saya mesti keliling (menggilir) sembilan puluh isteri. Dan dalam riwayat : dengan seratus isteri. Masing-masing mereka didatangi oleh penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah. Maka berkata kepadanya salah satu malaikat : Katakanlah insya Allah, namun ia tidak menyebutkannya dan lupa, ia berkeliling mendatangi isteri-isterinya. Maka tidak ada isterinya yang hamil kecuali satu saja dan itupun dengan susah payah. Dan demi yang berkuasa atas jiwa Muhammad kalau saja ia katakan : insya Allah niscaya mereka berjihad di jalan Allah dengan menunggang kuda semua.” Kematian nabi Sulaiman merupakan tanda dari tanda-tanda Keagungan Allah SWT dan pelajaran bagi manusia dan jin bahwa bangsa jin itu tidaklah mengetahui sesuatu yang ghaib. Karena sesungguhnya nabi Sulaiman berdiri shalat dalam mihrab dalam posisi bersandar pada tongkatnya. Namun ia meninggal dalam keadaan seperti itu dalam waktu yang cukup lama sementara jin bekerja keras tanpa mengetahui kematiannya hingga akhirnya ulat-ulat kecil memakan tongkatnya. Akhirnya ia terjatuh ke tanah. Allah berfirman : Artinya : “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kamatiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (Saba‘ : 14) Kerajaan Israel dan Judah : Pemerintahan Daud dan Sulaiman berlangsung lebih kurang 80 tahun yang merupakan zaman keemasan pemerintahan yang berdiri di bawah payung tauhid dan iman atas Palestina sebelum kedatangan Islam. Yahudi setelah Negara Sulaiman A.S : Setelah kematian Sulaiman, kerajaannya terpecah menjadi dua bagian yang berdiri dari dua negara yang terpisah yang kerap saling menyerang dari waktu ke waktu. Masing-masing menderita kerusakan internal, kelemahan militer dan politik serta pengaruh asing. Ketika Sulaiman meninggal dunia, representatif 12 kabilah Bani Israel mengadakan pertemuan di Shechem (dekat Nablus) untuk mengangkat Rehbe‘am bin Sulaiman sebagai raja. Namun, menurut beberapa riwayat, bahwa para utusan dari 10 kabilah bersepakat untuk tidak mengangkatnya karena ia tidak menjanjikan mereka untuk menurunkan pembayaran pajak. Sebaliknya, mereka memilih ―Yarba‘am‖ yang berasal dari kabilah Ephraim sebagai raja baru dan menyebut kerajaan mereka dengan sebutan ―Israel‖. Mereka tetapkan Shechem sebagai ibukota mereka (yang kemudian disebut dengan Tarzah dan Samaria). Pengganti raja ini adalah Akhab yang berkuasa dari tahun 874 S.M sampai 852 S.M. Ia mengizinkan isterinya yang bernama ―Isabel‖, anak raja Sidon dan Ture, untuk mengikuti ibadah penyembahan Tuhan orang Phoenis yaitu ―Ba‘al‖ yang konsekuensinya memancing sebuah revolusi yang dikepalai oleh seorang aparat yang bernama ―Yaho‖ yang berhasil menggulingkan ―Akhab‖ dan dapat merestorasi peribadatan kepada ―Yahweh‖. Pada periode ―Yab‘am kedua‖ dari tahun 785 S.M hinggal 745 S.M, ia merupakan generasi ketiga dari keturunan Yaho, kerajaannya meluas ke arah utara yang harus menggusur orang-orang Aramaian. Tapi situasi ini tidak berlangsung lama karena munculnya raja Assyria ―Tajilat Blissr ketiga‖ (745 S.M-727 S.M) berhasil untuk mengakhiri ekspansi kerajaan tersebut. Penggantinya adalah ―Shillmanasar kelima‖ dan setelah itu adalah ―Sarjon kedua‖ dapat memberikan pelajaran kepada Joshua, yang merupakan raja terakhir dari Bani Israel. Mereka berhasil menghancurkan kerajaannya pada tahun 721 S.M. Kemudian bangsa Arssyrian ini berhasil memindah Bani Israel ke wilayah Haran, Khabour, Kurdistan dan Persia serta menempatkan orang-orang Aramaian sebagai pengganti Bani Israel yang sudah hengkang. Kelihatannya orangorang Israel yang terusir sudah bercampur baur dengan penduduk jiran di pengungsian secara sempurna sehingga tidak ada jejak kesepuluh kabilah Israel tersebut yang dapat diselusuri. Menurut sumber Israeliyyaat, (yang harus dipertimbangkan secara hati-hati dan teliti karena kita tidak memiliki apa yang mementahkan dan membuktikan kebanyakan dari apa yang dimuat) pada pemerintahan Yarba‘aam bin Sulaiman (923-916 S.M) telah tersebar ibadah berhala, kerusakan moralitas bangsa dan semaraknya sodomi. Ketika ia digantikan oleh anaknya yang bernama Abyam, (915-913 S.M) kondisi moralitas bangsa masih rusak. Di waktu ―Yhoram bin Yahoshfat berkuasa (849-842 S.M) ia telah membunuh enam saudaranya bersama dengan kelompok dari para pemimpin suatu kaum. Adapun Youhaz bin Yatam (735-715 S.M) disebutkan bahwa hatinya sangat terpikat dengan kecintaan pada berhala-berhala. Bahkan ia mengorbankan anak-anaknya di pelataran penyembelihan yang dipersembahkan kepada berhala dan membiarkan dirinya terkekang dan menjadi budaknya hawa nafsu dan kenakalan. Mansi bin Hazqiya, yang memerintah dari tahun 687-642 S.M, telah menggiring masyarakatnya untuk berpaling dari menyembah Tuhan dan mendirikan tempat-tempat ibadah berhala buat mereka. Hal demikian bukanlah sesuatu yang aneh bagi Bani Israel. Maka itu yang menjadi moralitas mereka ketika bersama Musa A.S. dan ini yang turut bersaksi. Sebagaimana Al quran mensinyalir bahwa mereka telah merubah, mengganti dan menyelewengkan firman Allah serta membunuh para nabi. Sebagaimana firman Allah : Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak dingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.” (Al Maidah : 70) Sejarah berbicara bahwa mereka telah membunuh nabi Haziqual karena ia melarang seorang dari hakim dari perbuatan mungkar. Raja Mansi bin Hazqiya membunuh nabi Ashiya bin Amous. Ia memerintahkan untuk menggantungnya di atas dahan pohon karena nabi tersebut telah menasehati dan memberikannya wejangan. Yahudi juga membunuh nabi Armiya dengan cara melemparinya dengan batu karena ia mengutuk mereka yang telah berbuat kemungkaran. Kerajaan Judah kelihatannya sudah terserang oleh faktor-faktor kelemahan, sebagaimana ia juga terjerumus ke dalam pengaruh asing sejak lama. Ini yang menyebabkannya terus diserang dan mengalami kekalahan berulang kali sehingga membuat para musuh dengan mudah dapat memasuki Jeerussalam. Sheshaq, salah satu Firaun Mesir, memasuki Jerussalem dan mengambil kekuasaan atasnya pada masa akhir abad ke 10 S.M. Bangsa Palestina dan Arab juga menyerang Jerusalem pada periode pemerintahan Yahoram (849 S.M-842 S.M). Mereka dapat masuk dan menduduki istana Yahoram serta menangkap anak-anak dan isteri-isterinya. Adapun raja Hazqiya (715-685 S.M) ia harus dengan terpaksa mendeklarasikan penyerahan diri kepada raja Assyrian, Sarjon Kedua, setelah berhasil mengalahkan kerajaan Israel. Mansi bin Hazqiya juga harus membayaar pajak kepada Assyrhadon dan Assyrbanybal, yang merupakan dua raja Assyria. Orang-orang Assyaria mengikat raja ini dengan rantai yang terbuat dari tembaga dan mengirimnya ke Babiloni. Kemudai dia kembali ke Jerusalem dan meninggal di sana. Pada masa pemerintahan Yoshyia bin Amon (640 S.M-609 S.M), Nackhaw Mesir hanya berkuasa tiga bulan. Yoshyia menangkapnya dan mengirimkan kembali ke Mesir dan meninggal di sana. Ia digantikan oleh Yahoyaqim bin Yashia (609 S.M-548 S.M). Penguasa ini telah mengeksploitasi raksi dengan berbagai pajak untuk dibayarkan kepada petingginya di Mesir dan kembali menyembah berhala. Pada masa kekuasaan Yahoyaqim, Buchadnezzr Babylonia berhasil mengalahkan Nackhaw Mesir, di selatan Syria pada tahun 605 S.M dan terus merayap hinggal akhirnya dapat memasuki Jerusalem. Di sana ia dapat menaklukkan Yahoyaqim, mempermalukannya dan memaksakan negaranya untuk menyerah di bawah kekuasaannya. Dan ketika Yahoyaqim memberotak melawan Buchadnezzar, pendatang dari Babylonia ini terus memasuki Jerusalem bersama balatentaranya dan berhasil mengikat Yahoyaqim dengan rantai dari tembaga hingga akhirnya meninggal dunia. Ketika Yahoyaqim berkuasa dari tahun 598 S.M-597 S.M, Nebuchadnezzer, atau Buchadnezzar, mengepung Jerusalem. menangkap raja dan keluarganya, pemimpin Yahudi dan sekitar 10 ribu dari populasinya, yang lebih dikenal dengan tahanan pertama. Mereka juga menjarah beberapa harta karun yang berada di candi dan mengirimnya ke Babilon. Maka dari itu, Nebuchanezzar menunjuk Sodkiya bin Yoshyia (597 S.M-586 S.M) yang diambil sumpah setia kepadanya. Namun Sodkiya, saat menjelang hari-hari akhir rezimnya, memberontak melawan orang-orang Baylonia yang kembali maju terus memasuki Jerusalem dan mengepungnya hinggal 18 bulan sampai akhirnya mereeka menyerahkan diri. Nebuchanezzar membumihanguskan Jerusalem. Ia ratakan tempattempat ibadah yang ada, menjarah kekayaan dan harta karun, menangkap sekitar 40 ribu Yahudi dan mengirim mereka ke Babylonia yang dikenal dengan sebutan tahanan Bobylonia kedua. Orang Yahudi yang tersisa akhirnya berimigrasi ke Mesir, termasuk nabi Arimyah. Kerajaan Judah jatuh pada tahun 586 S.M. Kitab Talmud mencatat bahwa kejaatuhan dan kehancuran negara Yahudi tidak mungkin terjadi kecuali dikarenakan oleh dosa-dosa Bani Israel yang telah mencapai puncaknya. Akhirnya dosa-dosa itu terlalu membebani Tuhan yang maha Agung. Ketika mereka menolak untuk mendengarkan nasehat Arimyah dan peringatannya, serta setelah penghancuran canti, nabi Arimyah berceramah di depan Nebuchadnezzar dan Chaldea. Ia berkata : “Hendaknya kamu tidak hanya berpikir bahwa hanya dengan kekuatanmu saja kamu dapat mengalahkan orang-orang pilihan Allah ini; tapi sesungguhnya itu karena dosa-dosa mereka yang sangat memalukan ini yang menggiring mereka terjerumus dalam azab”. Kitab Taurat mensinyalir bahwa dosa-dosa Bani Israel yang menyebabkan keruntuhan kerajaan mereka dengan lisan salah seorang nabi mereka Shiya sebagai berikut : “Woe to the sinful people, the people of heavy sins, the progeny of evil-doers, the depraved children who abandoned God and despised the holy Israel, who had retreated and fallen back” . Artinya : ―Celakalah bagi umat yang bersalah, bangsa yang melakukan dosa besar, keturunan para pelaku kejahatan, bani perusak yang meninggalkan Tuhan dan meremehkan kesucian Israel, adalah orang-orang yang telah mundur ke belakang dan murtad‖. (Kitab Ashiya bab1) Penguasa Alternatif atas Palestina, Parsi, Yunani dan Romawi : Paska keruntuhan kerajaan Israel di Palestina, bangsa Yahudi hidup dalam periode/masa yang disebut dengan ―Hegemoni Babylonia‖ yang berkedudukan di Irak. Ini merupakan periode di mana mereka sudah memulai penulisan kitab Tauraat, atau masa yang tidak kurang dari 700 tahun setelah kehadiran Musa A.S. Tulisan ini belum selesai kecuali para akhir abad ke 2 S.M (setelah lebih kurang 400 tahun) . Pada saat itu bangsaa Yahudi telah menjauhi komitmen mereka kepada agama dan mentaklid negara-negara tempat berdomisili mereka masing-masing dengan menyembah berhala-berhala. Kesempatan untuk kembali ke Palestina muncul kembali setelah keberhasilan kaisar Parsi, Qorash Kedua, menaklukkan negara Chaldania Babylonia pada tahun 539 S.M. Pada masa ini bangsa Yahudi turut andil dalam penaklukan negara ini. Kaisar dapat mengalahkan Media dan telus memperluas pengaruhnya hingga keseluruh wilayah palestina, yang pada gilirannya masuk dalam dominasi Parsi ((539-332 S.M) Dengan kemenangan ini Qorash mengizinkan bangsa Yahudi untuk kembali ke tanah Paletina sebagaimana mereka juga diperbolehkan untuk merekonstruksi sinagog (al haikal) di kota Jerusalem. Namun kesempatan ini tidak dimanfaatkan oleh kebanyakan Yahudi untuk kembali. Hal ini karena kebanyakan orang Parsi sangat mengagumi tanah yang baru mereka taklukan ini, dan hanya sedikit para kaum ekstrimis yang menolak untuk berasimilasi dengan penduduk lain. Sesuatu yang yang dapat melindungi Yahudi dari kebinasaan. Seorang sejarahwan mengatakan bahwa jumlah mereka yang kembali adalah 42 ribu, jumlah yang minoritas bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang sebenarnya. Mereka ini yang kembali membangun tempat ibadah, dan bangunan tersebut rampung pada tahun 515 S.M. Di wilayah Jerusalem, Yahudi menikmati semacam otonomi di bawah dominasi Parsi. Namun otonomi ini tidak lebih dari wilayah yang hanya beradius lebih kurang 20 km dari semua arah. Pada tahun 332 S.M, Penguasa Makedonia Alexander dapat menduduki Palestina dalam kampanyenya untuk menduduki Syria Raya, Mesir, Iraq, Iran dan sebagian wilayah India. Alexander tetap melindungi bangsa Yahudi. Sejak masa itu, palestina memasuki era yang disebut dengan Era Helenistik Yunani yang berakhir hinggal tahun 63 S.M. Setelah kematian Alesxander, pecah konflik di antara para pemimpin-pemimpin yang menyebabkan pembagian kerajaan. Palestina dan sisa Syria yang berdelta, dari selatan Lattakia, Lebanon dan sebagian Syria seperti Damascus, Mesir dan Borqa (Libya) dan sebagian dari pulau-pulau di laut Aegean jatuh ke tangan penguasa Ptolemy. Kekuasaan dan kekuasaan orang setelah dia disebut dengan era Ptolemaik. Kekuasaan ini berlangsung di Palestina dari tahun 302 S.M hinggal 198 S.M. Ptlolemaik merasa simpati kepada bangsa Yahudi, di mana seluruh urusan mereka diambil oleh para ―Pendeta Besar‖. Kemudian datang setelah itu orang-orang Seleucids di mana bagian kekuasaan mereka setelah kematian Alexander meliputi wilayah Syiria Utara, Asia Minor, Rafidain (wilayah Tigris dan Eufrat) serta dataran tinggi Iran. Mereka dapat mendominasi Palestina setelah berhasil menang dalam pertempuran Banion di mana raja Seleucid yaitu Antiokhis Ketiga dapat meraih kemenangan yang gemilang atas orang-orang Ptolemaik. Dominasi orang-orang Seleucid atas Palestina ini berakhir hingga tahun 63 S.M. Orang-orang Seleusid berusaha untuk dapat mempengaruhi kehidupan orang Yahudi dengan Helenisme Yunani. Maka, Antiokhis Keempat mencoba untuk menjauhkan Yahudi dari ajaran agama mereka. Pada tahun 167 S.M, ia mengirim salah seorang pemimpin kepada Yahudi dan menugasinya untuk melenyapkan ajaran ritual dan menggantikan Tuhan mereka Yahya, dengan Tuhan Olimpik yaitu Zeus. Ia menunjuk salah seorang pendeta Yunani yang menyembah berhala di Jeusalem. Pendeta ini mengharamkan pelaksanaan khitan, kepemilikan buku suci dan menghalalkan bagi mereka untuk mengkonsumsi daging babi. Merespon perintah-perintah ini, orang-orang Yahudi terpecah dalam dua golongan : sebagian, berpaling dari ajaran mereka karena puas atau terpaksa, mereka disebut dengan Hellenistik atau Yunanis. Mereka bermukim di Jerusalem dan di daerah-daerah Yunani. Kelompok kedua, adalah orang-orang yang menentang hal ini yang harus hengkang dari Jerusalem. Namun jumlah mereka hanya sedikit. Kelompok ini disebut dengan kelompok orang-orang suci (the party of the saints). Secara umum, orang-orang Yunani telah mempengaruhi kehidupan Yahudi. Bahasa Aramaik menggantikan bahasa Ibrani. Dan bahasa Yunani menjadi bahasa yang dipergunakan di sekolah-sekolah. Dari orang-orang Yahudi muncul kelompok yang mendukung Yunani dan berupaya keras untuk dapat mencapai kekuasaan di bawah kepmimpinan pendeta besar yang bernama Jayson. Yahudi yang meniggalkan Jerusalam, ―kelompok orang-orang suci‖, telah mempercayakan kepemimpinan mereka kepada Mattathyas (Mattayeeh), ketua keluarga Ashmonia, yang meninggal dunia dalam waktu yang tidak terlalu lama. Maka ia disuksesikan oleh anaknya yang bernama Judah, yang juda dipanggil Maccabee, yang bermakna palu. Ia memberontak terhadap orang-orang Sleucid dan mengalahkan mereka lebih dari sekali (166 S.M- 165 S.M).Orang Yahudi banyak bergabung dengannya. Ini yang membuat Antiokhis Keempat harus memberhentikan opresi yang ia lakukan terhadap Yahudi. Orang-orang Maccabees kembali ke Jerusalem pada tanggal 25 Januari 164 S.M. Yahudi terus merayakan kemenangan ini hinggal sekarang yang disebut dengan ―Pesta Cahaya‖ (Hanukah). Setelah itu otonomi dapat direalisir di Jerusalem, namun hal ini meluas atau menyempit dan bertambah kemerdekaannya atau melemah sesuai dengan perkembangan konflik kekuatan besar yang berlangsung di Palestina (antara Romawi-PtolemaikSeleusid). Rezim kekuasaan menjelma menjadi warisan bagi keturunan Judah, Maccabee. Orang-orang Maccabee berkuasa sebagai ―Pendeta Kepala‖ dan mereka sebut mereka seperti raja-raja, namun mereka tetap merupakan subordinat dan tetap membayar pajak tanah kepada orang-orang Seleucid. Pada tahun 143 S.M, Kaisar Dimetirus Kedua telah membebaskan orang-orang Yahudi dari kewajiban untuk membayar berbagai pajak dan menjuluki penguasa dengan Simon. Di kalangan Yahudi sepakat untuk mengkonsiderasinya sebagai seorang raja. Maka dari itu, rezim kerajaan telah berdiri dan orang-orang Seleucid mengakuinya dan memberikan Simon hak untuk menggunakan uang koin secara legal. Pada era raja Yahudi Alexander Janous (103 S.M – 67 S.M), rezimnya terus meluas hingga mencakup wilayah Trans-Jorda, yang disebut oleh orang Yahudi dengan sebutan ―Iberia‖ dan pesisir. Perbatasan kerajaannya hampir berhubungan dengan perbatasan kerajaan Sulaiman. Setelah kematiannya, kekuasaan jatuh ke tangan isterinya, Salom Alexandra, yang berkuasa hingga tahun 67 S.M. Kemudian, kedua anaknya berperang satu sama lain untuk memperebutkan kekuasaan, dan bangsa Arab Nabatean ikut campur dengan memberikan bantuan kepada Hercules Kedua melawan adiknya yang bernama Aristopolous. Pada tahun 63 S.M, pemimpin Romawi yang berkenal yaitu Pompeii, dapat menghancurkan negara kecil Yahudi dan menunjuk Heirkanous Kedua sebagai kepada para pendeta. Ia berhasil membumihanguskan dinding-dinding yang berada di kota Jerusalem, memindahkan sebagian yang lainnya dari tangan orang-orang Yahudi dan membiarkan dinasti Maccabee untuk dapat survive di bawah dominasi orang-orang Romawi. Pada periode 47 S.M-40 S.M, koloni ini jatuh ke tangan penguasa Edam yang bernama Ante Peter. Pada tahun 40 S.M, orang-orang Parsi menyerang Palestina dan menunjuk Ante Johanous yang merupakan saudara dari Hercanous Kedua, sebagai penguasa dan kepala para pendeta. Rezim Ante Johanous berlangsung hingga tiga tahun. Ia merupakan orang terakhir dari dinasti Maccabee. Pada tahun 37 S.M, orang-orang Roman dapat menaklukan Parsi dan merestorasi kekuasaannya yang hilang atas Palestina dan menunjuk Herod, anak Ante Peter, sebagai penguasa. Herod berubah menjadi penganut Judah dan mencoba untuk berkonsiliasi dengan orang-orang Yahudi namun ia akhirnya sangat jengkel dengan mereka. Ia secara umum adalah orang yang tiran yang punya loyalitas tinggi kepada Romawi. Ia merenovasi candi dan melipatgandakan luas arealnya, meninggikan bangunan langit-langitnya dan memperindahnya menjadi sebuah bangunan yang punya arsitektur dan perfeksi yang tinggi sekali. Rezim Herod berlanggung hingga tahun 4 S.M, yang di mana dua nabi hidup pada masa ini yaitu nabi Zakariya A.S dan anaknya Yahya A.S. Isterinya binti Imran A.S juga hidup para periode ini. Pada akhir hayatnya, nabi Isa A.S dilahirkan. Zakariya adalah seorang tukang kayu. Ia adalah orang yang menanggung kehidupan Maryam binti Imran, dan diberikan anak –setelah usianya lanjut dan Maryam adalah seorang yang mandul—yang diberi nama Yahya. Masing-masing Zakaria dan Yahya punya andil yang besar dalam mendakwahi Bani Israel agar kembali kepada hidayah dan kebenaran. Telah datang berita gembira kepada Yahya bahwa ia akan menjadi: “yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” (Ali Imran : 39) Untuk memimpin masyarakatnya dan menggungguli mereka serta mengekak dirinya dari hawa nafsu sebagai wujud dari menjaga kehormatan (iffatan), bentuk zuhud dan menjadi seorang nabi. Ketika Yahya dilahirkan dan umur telah baligh untuk diperintah oleh Allah dengan firman-Nya : Artinya : “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” (Maryam : 12) Artinya ambil apa yang ada di dalam kitab Allah dengan sungguh-sungguh dan semangat. Dan Dia akan berikan kepadanya hikmah dan kekuatan akal dari semenjak masa kecilnya. Sebagaimana firman Allah : “Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak,” (Maryam : 12) Yahya menjalankan tugas dakwahnya dan beramar ma‘ruf nahi munkar. Ia dikenal dalam literatur masehi dengan sebutan ―John Baptis‖. Baptis dinisbatkan kepada apa yang disebut bahwa ia membaptis manusia (memandikan mereka dengan air) untuk mensucikan mereka dari kesalahan-kesalahan. Yahya diberitahu akan kedatangan nabi Isa A.S. Nabi Yahya harus mengorbankan hidupnya untuk mempertahankan sikap solidnya melawan kehendak Herod untuk kawin dengan kemenakan Yahya dari anak adik lakinya (ada yang mengatakan bahwa ia adalah anak dari adik perempuannya). Ia adalah seorang perempuan cantik yang bernama Herodya. Herodya dan ibunya menjadi sangat benci kepada Yahya karena menghalangi pernikahan Herodya dengan Herod. Dan akhirnya ia berzina dengan Herod serta berdansa didepannya sehingga ia dapat menguasai seluruh perasaan sang raja ini. Maka Herod meminta kepadanya untuk dapat berangan-angan hingga akhirnya angan-angan itu berbuah pada keinginan akan memiliki kepala Yahya!! Hal itu dikabulkan Herod dan dibunuhlah Yahya. Kemudian kepalanya dihadiahkan kepada pelacur ini!! Sebagaimana firman Allah : “Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (Maryam : 15) Ketiranan Herod tidak cukup berhenti sampai di sini, namun ia juga membunuh Zakaria A.S dengan menggergajinya!! Karena ia membela anaknya Yahya dan juga menentang perkawinan karena halangan keturunan. Adapun Maryam—kepala wanita-wanita sedunia—dilahirkan sebelum Yahya A.S. Ibunya telah menazarkannya di saat ia masih di dalam kandungan di dalam jalan Allah : (S.III.37) Artinya : “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya.” (Ali Imran : 37) Allah tunjuk Maryam : (S.III.42) Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata : “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).” (Ali Imran : 42) Allah SWT telah takdirkan agar mukjizat besar ini dapat berlangsung yaitu dengan melahirkannya Maryam seorang anak yang bernama Isa tanpa bapak. Dan hal ini terlangsung dengan kalimat dari Allah ―kun! (jadilah)‖ Mari kita berhenti sejenak untuk membaca teks Al Qur‘an ini yang penuh dengan kemukjizatan sekitar kisah nabi Isa A.S dan misinya : (S.III : 45-49) Artinya : “(Ingatlah) ketika Malaikat berkata : “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan dengan kalimat yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh.” Maryam berkata : “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang lakilakipun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril) : “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya : “Jadilah”, lalu jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka) : “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu‟jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.” (Ali Imran : 45-49) Nabi Isa dilahirkan sekitar tahun 4 S.M di Betlehem. Menurut riwayat bahwa Maryam minggat bersama Isa dengan Yusuf ―seorang tukang kayu‖ ke Mesir yang takut akan nasib anaknya dari ketiranan Herod dan ketidakadilannya. Kemudian tidak berselang lama ia kembali ke kota Nazareth di mana, Isa menghabikan masa kecilnya dan tumbuh di sana. Setelah itu ia lebih dikenal dengan nama ―Yesus Krist‖ dan para pengikutnya disebut dengan orang-orang Kristen. Nabi Isa bin Maryam adalah sutu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah bagi manusia. Ia mendeklarasikan dirinya dan berbicara di depan khalayak ramai ketika ia masih bayi di dalam buayan. Ia meyakinkan manusia bahwa ia adalah seorang utusan Allah. Dan ia beri mereka kabar gembira bahwa ia diutus sebagai seorang nabi kepada kaumnya. Dengan firman Allah yang artinya : “Berkata Isa : “Sesungguhnya aku ini hamba allah, Dai memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dai memberintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;” (Maryam : 30-31) Di Palestina, Isa A.S menjalankan tugas sucinya dakwah kepada Allah dan memeras energi yang besar untuk menggiring bangsa Yahudi kepada hidayah ilahi, dan memberi mereka kabar gembira akan kedatangan nabi terakhir bernama Muhammad SAW : Artinya : “(yaitu kitab Taurat) yang memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (As Saff : 6) Kendati mukjizat-mukjizat yang dianugerahkan Allah kepadanya dan apa yang dikandung oleh misi sucinya dari kebenaran dan cahaya namun Bani Israel menolak dan tetap mengingkari serta memposisikannya sebagai musuh. Hanya sedikit sekali yang meyakininya. Menurut narasi historis bahwa nabi Isa pergi ke Jerusalem dan mengunjungi sinagog (tempat ibadah) kira-kira pada tahun 30 Masehi di saat berlangsungnya perayaan Easter. Ia menolak keberadaan sistem penukaran uang dan para pedagang di sekitar tempat ibadah. Menurut bab Mateus dalam kitab Injil (21 : 112-13), “…dan Isa pergi ke candi Tuhan, dan mengeluarkan semua orang yang semula berjualan dan berbelanja di dalam candi. Dan ia membalikkan meja-meja para pedagang uang dan kursi-kursi mereka yang menjual buang dara. Dan berkata kepada mereka, dan ini tertulis, rumah saya harus di sebut sebagai rumah sembahyang; namun kalian semua telah menjadikannya sebagai sarang para maling‟. Orang Yahudi dan orang-orang terpandang sangat membenci Isa A.S. Menurut bab dalam kitab Matteus (19 : 47), ―….dan ia mengajar setiap hari di dalam candi ini. Tapi kepala para pendeta dan penulis serta tokoh masyarakat berusaha untuk menghancurkannya‖. Dewan Agama Yahudi (Synhadrin) segera mengadakan pertemuan dan menentukan untuk menangkap Isa A.S. Mereka memutuskan untuk menghukumnya dengan hukuman maati dengan tuduhan menjelekkan agama (balsphemy) dan dianggap telah murtad. Kemudian mereka menggiringnya untuk menghadap gubernur Romawi pada waktu itu, Pontious Pilate, satu-satunya yang berhak untuk mengeksekusi. Namun Pilate tidak menemukan kesalahan apapun dari Isa yang mengharuskannya untuk mendapat hukuman mati. Dan Yahudi tetap saja bersuara bulat meneriakkan : ―salib dia! Salib dia! darahnya harus untuk kita dan anak cucu kita!‖. Akhirnya dengan tekanan Yahudi yang terus tak terbendung, Pilate menghukumnya hingga mati. Namun Allah SWT memberinya pertolongan dan mengangkatnya untuk menghadap-Nya ketika mereka menduga bahwa mereka telah membunuhnya. Artinya : “…padahal merena tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar- benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan teentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa, tetap (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An Nisaa : 157-158) Kendati demikian, lembaran sejarah konflik antara kebenaran dan kepalsuan atas tanah suci ini telah didistorsi. Bani Israel telah melakukan kebohongan kepada Nabi terkhir mereka dan menuduhnya dengan sihir dan akhirnya mereka berkonspirasi atasnya. Orang-orang pengikut nabi Isa yang disebut dengan sebutan ―al hawariyyun‖ telah mengimani Isa A.S dan menyebarkan dakwahnya setelah kematiannya, namun mereka selalu saja menemukan rintangan dan siksaan yang tidak ringan. Mereka tetap meneruskan mendakwahi orang Yahudi dan menceramahi mereka di rumah ibadah. Ketika jumlah orang-orang nasrani kian hari kian berlipat ganda dan setelah sekian tahun Yahudi menghawatirkan tersebarnya dakwah ini. Mereka menuntur penangkapan Peter dan yang lainnya untuk dipersidangkan di depan Dewan Syanhadrin. Tapi majlis ini merasa cukup untuk mencambung mereka dan membebaskan mereka kembali. Para pengikut yang baru akhirnya harus melarikan diri ke daerah Samaria, Kaisareh dan Antakiyah. Di sana mereka dapat bertemu dengan kelompok nasrani lainnya. Peter juga harus hengkang ke Roma di mana dia mendirikan kelompok nasrani di sana. Dia memfokuskan dakwah untuk mengajak Yahudi kembali ke ajaran yang benar. Adapun Paul, dia berdakwah kepada orang-orang yang menyembah berhala sebagaimana ia juga berdakwah kepada Yahudi dan mengartikulasi terminologi-terminologi dan pemahamanpemahaman filosofis untuk menginterpretasi ajaran nasrani yang sesuai dengan standar peradaban Helenistik yang lestari saat itu. Paul Peter harus mengakhiri hidupnya dengan eksekusi mati para era Kaisar Romawi yang bernama Nero pada tahun 64 Masehi. Tapi risalah yang diproklamirkan oleh Isa A.S dalam tempo yang tidak terlalu lama harus mengalami distorsi dan Injil yang diwahyukan kepadanya telah berubah. Para pengikutnya setelah kepergiaannya telah dipengaruhi oleh peradaban Helenistik dan rezim Romawi. Dan dakwah mereka telah bercampur dengan banyak tradisi, ritual dan ajaran-ajaran yang tersebar di negaranegara di mana dakwah tersebut diajarkan. Itu menjadi mudah bagi masyarakat untuk memeluknya. Ajaran nasrani tidaklah mengakar dalam masyarakat hingga Kaisar Constantine, mengimaninya pada tahun 325 Masehi. Setelah itu, ajaran nasrani menjadi agama resmi di seluruh kekaisaran Romawi. Constantine melindungi Palestina dan mendirikan gereja suci Sepulchre, yang menjadi salah satu gereja terpenting kristen. Ia juga mendirikan gereja Ascensian di gunung Zaitun (Mount of Olives) dan gereja Nativity di Bethlehem. Bangsa Palestina pada masa itu memeluk ajaran kristen hingga kemenangan orang Islam harus merambah sampai ke Palestina. Eksistensi Terakhir Yahudi di Palestina : Sekali lagi untuk melihat kondisi Bani Israel di wilayah Palestina setelah turunnya nabi Isa A.S. Romawi telah mulai memerintah Jerusalem dan wilayah Palestina lainnya secara langsung yaitu sejak 6 Masehi. Pada periode mereka memecat Archilles, yang menggantikan orang tuahnya, Herod karena telah menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan kepadanya. Peristiwa Isa al Masih A.S berlangsung yaitu pada masa gubernur Pontious Pilate (26-36 S.M)s. Pada bulan November 66 Masehi, pada periode Kaisar Nero, orang-orang Yahudi memberontak terhadap kekuasaan Romawi, tapi komandan militer Romawi Tetas dapat menumpas revolusi ini –yang berlangsung empat tahun—pada bulan September 70 Mesehi. Maka ia dapat memasuki kota Jerusalem setelah pengepungan yang ketat, pembunuhan, penjarahan dan pembakaran kemudian menghancurkan sinagog yang dibangun oleh Herod sehingga tidak tersisa satu batupun dari bangunan rumah ibadah tersebut. Kota Jerusalem menjelma menjadi kota mati, rata dengan tanah. Banayak dari para tawanan yang diperjualbelikan sebagai budak secara murah di pasar-pasar Kekaisaran Romawi. Para bangsa Yahudi berharap agar dapat dibeli oleh orang yang dapat memperlakukannya secara manusiawi dan tidak mengirimnya ke ring wrestling yang ganas yang merupakan tradisi orang Romawi untuk menikmati pemandangan orang buas yang memangsa yang lain!!! Pemimpin ini juga membangun tugu kemenangan di kota Roma sebagai simbol keberhasilannya untuk menundukkan orang-orang Yahudi yang masih berdiri hingga sekarang. Di atasnya di ukir catatan untuk mengenang kemenangan tersebut dan terlihat di sana tongkat yang terbuat dari lilin yang memiliki tujuh kepala yang sangat terkenal sebagai milik orang Yahudi. Benda ini juga diambil dari sinagog di atas. Kembali orang-orang Yahudi memberontak terhadap Romawi di bawah kepemimpinan Bracokhapa yang asli namanya adalah Simon. Revolusi mereka ini berakhir bertahun-tahun dari tahun 132-135 Masehi. Ia berhasil mengumpulkan Yahudi dalam jumlah yang cukup besar. Ia berusaha untuk dapat menduduki Jerusalem tapi Kaisar Romawi Hadrian mengirim balatentara dalam jumlah yang sangat besar di bawah kepemimpinan Julius Cephrius yang dapat mengalahkan Yahudi dan kembali menduduki Jerusalem. Yahudi akhirnya hengkang ke daerah Battier, di mana puing-puing benteng pertahanan tempat berlindungnya orang-orang Yahudi masih tersisa di sana. Orang Arab menyebutnya dengan ―Kherbit Yahudi‖. Hadrian mengambil keputusan untuk membunuh para pemberontak secara kejam, membumihanguskan ―Hierosolyma‖ dan mencangkuli lokasinya, membunuh serta menangkapi bangsa ini dalam jumlah yang besar. Tidak hanya sampai di situ, Yahudi juga dilarang masuk, hidup bahkan datang untuk mendekati kota Jerusalem. Ia memperbolehkan orang Kristen untuk hidup di sana namun mereka harus tidak berketurunan Yahudi. Di atas puing-puing kota Jerusalem, Hadian membangun kota baru yang dinamakan dengan Elia Capitolina yang kemudian lebih dikenal sebagai Elia, yang merupakan awalan nama Hadrian Pertama. Dan tepat di atas rumah ibadah yang sudah diratakan dengan tanah itu dibangun tempat ibadah berhala sebagai persembahan untuk Jupiter. Larangan bagi Yahudi untuk memasuki kota Jerusalem terus berlanjut hingga 200 tahun kemudian. Mereka jarang sekali datang dan hidup di wilayah ini kecuali pada abad ke 19 M. Mereka tersebar ke belbagai belahan dunia, dan tidak punya koneksi apapun dengan Palestina kecuali nostalgia yang kebanyakannya hanya berupa potret kekufuran, kefasikan, ketidakadilan dan pembunuhan para nabi. Maka ganjaran itu semua adalah murka Allah atas mereka dan laknat-Nya, sehingga mereka diharamkan dari mendiami tanah suci ini dan menyebabkan diaspora mereka di belbagai belahan bumi. Konklusi : 1. Sesungguhnya mayoritas penduduk Palestina datang dari Jazirah Arab dan mereka tepat sebagai penduduk wilayah ini hingga sekarang. 2. Sesungguhnya Allah telah menjanjikan Bani Israil tanah suci ketika mereeka berjalan di atas perintah-Nya dan di bawah bimbingan para nabi. Maka ketika mereka merubah sikap, menolak dan tidak mempercayai Allah, lenyaplah hak tersebut dari tangan mereka. 3. Sesungguhnya umat Islam adalah orang yang lebih berhak untuk mewarisi peninggalan para nabi Bani Israel. Dakwah Islam yang dilakukan oleh umat merupakan kelanjutan dakwah yang dilakukan oleh para nabi terdahulu. Kebenaran yang didedikasikan oleh mereka adalah kebenaran yang sama yang juga diakui oleh umat Islam untuk dilanjutkan. 4. Sesungguhnya dominasi Bani Israel dahulu—kapanpun itu—tidak pernah mencakup seluruh wilayah Palestina yang dikenal sebagai batas-batasnya dewasa ini. Masa dominasi mereka dengan independensi yang utuh sangatlah singkat dibandingkan dengan sejarah Palestina. Walaupun ketika mereka pernah memiliki dua kerajaan yang kerap sekali berstatus subordinat kekuatan besar lain. 5. Otonomi Yahudi yang mereka nikmati setelah keberhasilan menaklukan Babylonia sangat lemah dan terbatas pada wilayah Jerusalem dan sekitarnya. Setelah itu, pada zaman Maccabee mereka menikmati kemerdekaan terbatas. 6. Paska diaspora mereka di belbagai belahan bumi disebabkan oleh pekerjaan mereka yang jahat. Relasi mereka dengan Palestina terputus tanpa interupsi untuk masa 1.900 tahun. Akhirnya, H.G.Wells berkata dalam bukunya , ―Brief History of the Children of Israel‘s Experience in Palestine after the Babylonian Captivity‖ (Sejarah Singkat Pengalaman Bani Israel di Palestina setelah Penangkapan Babylonia), bahwa ― the life of Hebrews (in Palestine) was resembling the life of a man who insisted to settle in the middle of a crowded highway, so buses and trucks were continuously running over him…and from the start to the end, their (Kingdom) was just an emergency event in the history of Egypt, Syria, Assyria and Phoenici, the history which was much greater than their history.” (Kehidupan orang-orang Ibrani (di Palestina) adalah menyerupai kehidupan seseorang yang tetap bersikeras untuk mendiami jalan raya yang sangat padat, jadi bus-bus dan truk-truk secara terus-menerus menggilasnya…dan dari permulaan hingga akhir, (kerajaan) mereka adalah tidak lebih dari hanya peristiwa yang sifatnya hanya darurat baik itu di dalam sejarah Mesir, Syria, Assyria dan Phoenisi. Sejarah bangsa-bangsa ini adalah sejarah yang lebih besar dari sejarah mereka). Gustav Lobon adalah seorang sejarahwan kenamaan yang berbicara tentang Bani Israel saat mereka menduduki Palestina yang mengatakan bahwa : “They did not borrow from the superior nations except for the meanest of those civilizations, i.e., they did not borrow anything but infamies, harmful customs, debauchery and superstitions. They offered oblations to all Asian Gods. They offered more oblations to Ashtaourt, B‟al and Mouloukh than to the God of their own tribe, the frowning and spiteful Yahwa, in whom they had but every little trust.” (Mereka tidak meminjam (belajar) dari bangsa-bangsa superior tersebut kecuali untuk yang paling hina dari peradaban mereka, contohnya, mereka tidak belajar kecuali hal-hal yang jelek dari tradisi-tradisi yang membahayakan, kebiasaan prostitusi dan superstisi (keyakinan pada hal-hal yang mistik). Mereka mendekatkan diri kepada seluruh Tuhan-tuhan Asia seperti kepada Ashtaourt, B‘al dan Mouloukh namun tidak kepada Tuhan kabilah mereka sendiri, Yahwe yang cemberut dan pendengki. Mereka tidak mempercayainya sama sekali). Dia juga mengatakan bahwa “The Jews lived almost always in massive anarchy. Their history was just a story of abominations…The history of the Jews from the aspect of civilization was null…(They did not deserve to be considered among the civilized nations in any shape whatsoever”. (Yahudi hidup hampir selalu dalam anarki massif. Sejarah mereka hanya berupa sebuah kisah kemungkaran-kemungkaran….Sejarah Yahudi dari aspek peradaban adalah nol…(Mereka tidak berhak untuk dikonsiderasi sebagai bagian dari bangsa-bangsa yang beradab dalam bentuk apapun juga). Ia juga mengatakan bahwa, “The Children of Israel remained, even under the reign of their kings, shedding and always embarked rashly in brutal fighting. “ (Bani Israel tetap, walau berada di bawah singgasana raja-raja mereka, baduwi (primitif) dan selalu terlibat dalam pertempuran yang brutal). Serta ia juga mengatakan : “The psychological temper of the Jews always remained very close to the most primitive nations. The Jews were stubborn, were dupes and simpletons, were rude like beasts and acted like babies…You could not find a nation like the Jews who lacked the sense of artists.” (Temperamen psykologis Yahudi selalu lebih mendekati temperamen bangsa-bangsa yang paling primitif. Yahudi keras kepala, emosional, lalai dan beringas serta beraksi seperti anak kecil….Anda tidak akan mendapatkan satu bangsa seperti Yahudi ini yang minus jiwa seninya). Bahaya Ghazwul Fikri ! ( Perang Pemikiran ) "....Dan tiada henti-hentinya mereka selalu memerangi kalian sehingga kalian murtad dari agama kalian, jika mereka mampu..." (Al Baqarah [2] : 217). Sungguh sangat menggembirakan dan membesarkan hati kita bahwa ternyata ummat Islam di Indonesia merupakan ummat mayoritas (85%). Bahkan pertumbuhannya di dunia internasional juga cukup pesat. Dari lima milyar lebih, seperlimanya adalah umat Islam. Akan tetapi, dari jumlah yang besar tersebut sedikit sekali yang kita dapati benar-benar menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh. Banyak yang masih salah dalam mempersepsikan ajaran Islam yang syamil tersebut. Sering kita dapati pemilah-milahan ajaran Islam, antara urusan agama dengan urusan ekonomi, budaya, politik, ataupun sisi kehidupan yang lain. Sebagai akibatnya dari pemahaman yang demikian akan menimbulkan kerancuan dalam berpikir dan bertindak. Di satu sisi ia sebagai seorang muslim, namun di sisi lain, aktivitasnya dalam bidang ekonomi, budaya maupun politik jauh dari ajaran Islam. Sehingga karena keadaan yang demikian itulah banyak orang Islam yang masih mudah tergiur oleh paham lain. Empat belas abad yang lalu, di saat Islam mencapai puncaknya, Rasulullah SAW telah memprediksikan tentang nasib ummat Islam di masa yang akan datang, sebagai tanda nubuwwah beliau. Nasib ummat Islam pada masa itu digambarkan oleh Rasulullah seperti seonggok makanan yang diperebutkan oleh sekelompok manusia yang lapar lagi rakus. Sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits: "Beberapa kelompok manusia akan memperebutkan kalian seperti halnya orangorang rakus yang memperebutkan hidangan." Seorang sahabat bertanya, "Apakah karena kami waktu itu sedikit, ya Rasulullah?". Jawab Rasul : "Tidak! Bahkan waktu itu jumlah kalian sangat banyak. Akan tetapi kalian waktu itu seperti buih lautan. Dan sungguh, rasa takut dan gentar telah hilang dari dada musuh kalian. Dan bercokollah dalam dada kalian penyakit wahn". Kemudian sahabat bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan penyakit wahn itu ya Rasulullah?". Jawab beliau : "Cinta dunia dan takut mati". Kita bisa membayangkan bagaimana nasib seonggok makanan yang menjadi sasaran perebutan dari orang-orang kelaparan yang rakus. Tentu saja dalam sekejap mata makanan yang tadinya begitu menarik menjadi hancur berantakan tak berbekas, lumat ditelan para pemangsanya. Demikian pula dengan kondisi ummat Islam saat ini. Ummat Islam menjadi bahan perebutan dari sekian banyak kepentingan yang apabila kita kaji lebih jauh ternyata tujuan akhirnya adalah sama, kehancuran ummat Islam ! Banyak pihak yang memusuhi kaum muslimin. Allah memberikan informasi kepada kita siapa saja musuh-musuh kaum muslimin. Ada beberapa kelompok besar manusia yang dalam perjalanan sejarah selalu mengibarkan bendera permusuhan dan perang terhadap kaum muslimin. Adapun kelompok-kelompok tersebut adalah: 1. Orang-Orang Yahudi dan Nashrani "Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan pernah rela terhadap kalian, sehingga kalian mengikuti jejak mereka..." (Al Baqarah [2] :120). 2. Orang-orang Musyrik "Sesungguhnya telah kalian dapati orang-orang yang paling besar permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik...." (Al Maidah [5] :82). 3. Orang-orang Munafik "Apabila orang-orang munafiq datang kepadamu, mereka berkata: 'Kami mengakui, bahwa kamu benar-benar Rasulullah'. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya', dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafiq itu benar-benar orang pendusta" (Al Munafiqun [63] : 1). "Orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang yang ma'ruf dan menggenggam tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafiq itulah orang-orang yang fasik" (At Taubah [9]: 67). Meskipun mereka (musuh-musuh Islam) itu nampaknya berbeda, tetapi sesungguhnya di dalam memerangi kaum muslimin mereka bersatu padu melakukan konspirasi (persekongkolan) yang berskala Internasional. Mereka berusaha tanpa mengenal lelah dan berputus asa. "Dan tiada henti-hentinya mereka selalu memerangi kalian sehingga kalian murtad dari agama kalian, jika mereka mampu...." (Al Baqarah [2] : 217). Ada dua jenis peperangan yang selalu mereka lancarkan terhadap ummat Islam, yaitu perang secara fisik (militer) dan perang secara non fisik (pemikiran), yang lebih dikenal dengan istilah ghazwul fikri. Peperangan-peperangan itu Ketika cahaya Islam mulai menyebar luas meliputi wilayah Persi, Syiria, Palestina, Mesir dan menyeberang daratan Eropa sampai Spanyol, maka kaum Salibis, Yahudi dan orang-orang Paganis segera membendung laju kebenaran Islam. Mereka khawatir kalau cahaya Islam akan menerangi seluruh belahan dunia. Maka kemudian digelarlah peperangan yang panjang yang kita kenal dengan nama perang Salib. Selama perang salib yang berlangsung delapan periode itu, tak sekalipun ummat Islam dapat dikalahkan. Mereka berpikir keras bagaimana cara mengalahkan ummat Islam. Setelah melalui pemikiran yang panjang akhirnya mereka mengambil kesimpulan sebagaimana dikemukakan oleh Gladstone, salah seorang perdana menteri Inggris, "Selama Al Qur'an ini ada di tangan ummat Islam, tidak mungkin Eropa akan menguasai dunia Timur". Mereka selanjutnya menyusun langkah-langkah untuk menjauhkan ummat Islam dari ajarannya. Dengan metode yang sistematis mereka memulai melancarkan serangan pemikiran yang berujud program-program yang dikemas dengan menarik. Sehingga tanpa disadari, ummat Islam sudah mengikuti mereka bahkan menjadi pendukung program-program yang mereka adakan. Di samping tipu daya yang berbentuk perang pemikiran, perusakan akhlaq, sekulerisasi sistem pendidikan serta penjajahan di negerinegeri kaum muslimin yang telah dikuasai, mereka juga mengeruk seluruh kekayaan kaum muslimin. Hal itu berhasil mereka lakukan setelah melalui perjalanan panjang. Dibandingkan dengan perang fisik atau militer, maka ghazwul fikri ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Dana yang dibutuhkan tidak sebesar dana yang diperlukan untuk perang fisik. Sasaran ghazwul fikri tidak terbatas. Serangannnya dapat mengenai siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Tidak ada korban dari pihak penyerang. Sasaran yang diserang tidak merasakan bahwa sesungguhnya dirinya dalam kondisi diserang. 6. Dampak yang dihasilkan sangat fatal dan berjangka panjang. 7. Efektif dan efisien. Yang menjadi sasaran ghazwul Fikri adalah pola pikir dan akhlaq. Apabila seseorang sering menerima pola pikir sekuler, maka iapun akan berpikir ala sekuler. Bila sesorang sering dicekoki paham komunis , materialis, fasis, marksis, liberalis, kapitalis atau yang lainnya, maka merekapun akan berpikir dari sudut pandang paham tersebut. Sementara itu dalam hal akhlaq, boleh jadi pada awalnya seseorang menolak terhadap suatu tata cara kehidupan tertentu, namun karena tiap kali ia selalu mengkonsumsi tata cara tersebut, maka lama kelamaan akan timbul perubahan dalam dirinya. Yang semula menolak, akan berubah menjadi menerima. Dari yang sekedar menerima itu akan berubah menjadi suka. Selanjutnya akan timbul dalan dirinya tata sikap yang sama persis dengan mereka. Bahkan pada akhirnya ia akan menjadi pendukung setia tata hidup jahiliyah tersebut. Seperti contohnya adanya pergaulan bebas antara wanita dan pria yang bukan muhrim, seperti kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Demikianlah bahaya ghazwul fikri. Ia akan menyeret seseorang ke dalam jurang kesesatan dan kekafiran tanpa terasa. Ibaratnya seutas rambut yang dicelupkan ke dalam adonan roti, kemudian ditarik dari adonan tersebut. Tak akan ada sedikitpun adonan roti yang menempel pada rambut. Rambut itu keluar dari adonan dengan halus sekali tanpa terasa. Demikianlah, seseorang hanya tahu bahwa ternyata dirinya sudah berada dalam kesesatan, tanpa terasa! Ada beberapa jenis ghazwul fikri, di antaranya : 1. Perusakan Akhlaq Dengan berbagai media musuh-musuh Islam melancarkan program-program yang bertujuan merusak akhlaq generasi muslim. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai yang tua renta sekalipun. Di antara bentuk perusakan itu adalah lewat majalahmajalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu, mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang gaya hidupnya jauh dari adab Islam. Hasilnya betul-betul luar biasa, banyak generasi muda kita yang tergiur dan mengidolakan mereka. Na'udzubillahi min dzalik! 2. Perusakan Pola Pikir Dengan memanfaatkan media-media tersebut di atas, mereka juga sengaja menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang berkenaan dengan kaum muslimin. Seringkali mereka memojokkan posisi kaum muslim tanpa alasan yang jelas. Mereka selalu memakai kata-kata; teroris, fundamentalis untuk mengatakan para pejuang kaum muslimin yang gigih mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan penjajah yang zhalim dan melampui batas. Sementara itu di sisi lain mereka mendiamkan setiap aksi para perusak, penindas, serta penjajah yang sejalan dengan mereka; seperti Israel, Atheis Rusia, Fundamentalis Hindu India, Serbia, serta yang lain-lainnya. Apaapa yang sampai kepada kaum muslimin di negeri-negeri lain adalah sesuatu yang benarbenar jauh dari realitas. Bahkan, sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang sesungguhnya. 3. Sekulerisasi Pendidikan Hampir di seluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dengan ilmu pengetahuan di sekolah. Sehingga muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh dari agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi Islam pada masa penjajahan (imperialisme), untuk menghancurkan Islam dari dalam tubuhnya sendiri. 4. Pemurtadan Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-orang non muslim menawarkan "bantuan" ekonomi; mulai dari bahan makanan, rumah, jabatan, sekolah, dan lain-lainnya untuk menggoyahkan iman orang-orang Islam. Sebuah Strategi Pastor Takly berkata: "Kita harus mendorong pembangunan sekolah-sekolah ala Barat yang sekuler. Karena ternyata banyak orang Islam yang goyah aqidahnya dengan Islam dan Al Qur'an setelah mempelajari buku-buku pelajaran Barat dan belajar bahasa asing". Samuel Zwemer dalam konferensi Al Quds untuk para pastor pada tahun 1935 mengatakan: "Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al Qur'an dan Sunnah). Sehingga mereka menjadi orang- orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan), menjadi terpecahbelah dan jauh dari persatuan. Dengan demikian kalian telah menyiapkan generasigenerasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian". TAHAP-TAHAP AL GHAZWUL FIKRI Tidak dapat diterima dengan mudah jika ada orang mengatakan keujudan imprialis dan pengaruh barat di dunia Islam sebagai kebetulan. Keujudan ini telah didorong oleh sebab-sebab tertentu. Ia bermula dari keujudan ketenteraan, keujudan ala Istishraq ( bercambahnya usaha mengasaskan bahagian kajian ketimuran ) , lantas keujudan missionary. Kemudian berulang semula keujudan tentera di negara Islam ( dengan penaklukkan dan usaha-usaha menghancurkan sistem khilafah Islamiah yang berpusat di Turkey ). Kemudian penaburan faham yang memisah agama dari negara ( secularisme ). Selepas itu disebar luaskan pula faham kebangsaan. Diikuti dengan usaha terakhir melebur musnahkan sistem Khilafah Islamiah. Penjajah tidak cukup dengan usaha yang demikian sahaja, tetapi malah ditinggalkan pula golongan-golongan penjajah dari kaym peribumi itu sendiri yang dimandatkan untuk memainkan peranan merubah seluruh tatacara hidup, nilai akhlak dan sistem pemerintahan serta sosial umat kearah yang diredhai oleh tuan-tuan mereka; kaum penjajah. Peringkat atau priode ini, atau apa yang dinamakan orang sebagai Al Ghazwul terbahagi kepada tiga. 1.Peringkat sebelum kejatuhan Khilafah Islamiah. 2.Peringkat pengganyangan sistem khilafah. 3.peringkat setelah Runtuhnya Negara Khilafah. -------------------------------------------------------------------------------i. Peringkat sebelum kejatuhan Khilafah Islamiah i. Perang Salib Ada pihak yang mengatakan bahawa motif asas beerlakunya perang salib ialh kerana hasrat mencari sumber kekayaan ekonomi. Tetapi dari penelitian sejarah ternyata andaian itu meleset. Yang mendorong orang-orang kristian melancarkan perang salib adalah perasaan fanatik terhadap agama mereka dan kebencian mereka yang meluap-luap terhadap Islam dan pengikutnya. Mengikut Lorthop Stodard orang yang mula-mula menyeru supaya dilancarkan perang salib ialah Pope Salvester V tahun 1002 M, Tetapi saruannya tidak mendapat sahutan. Selepas itu ialah Pope Grigorious tahun 1075 M. Dalam buku sejarah Pope oleh Ferdenand Haifward menerangkan bagaimana golongan Pope Dan pendeta kristian ini berusaha mengapi-apikan raja-raja Eropah agar melancarkan perang suci ( menurut mereka ) terhadap orang Islam . Akhirnya pada tahun 1097 bermulalah peperangan salib. Satu demi satu serangan dilancarkan. Tiap serangan menghadapi serangan balas yang sengit dan seru dari pejuang-pejuang Islam. Kalah menang silih berganti dibeberapa kawasan. Tapi kekalahan Luis Raja Perancis yang memimpin arus serangan salib yang ke lapan di Manshurah, Mesir membawa banyak perubahan dalam taktik menyarang negara-negara Islam. Luis telah menebus dirinya dari tawanan dengan bayaran yang cukup mahal. Sekembalinya dari tawanan beliau berkesimpulan bahawa amat sukar sekali untuk menang dalam pertarungan menghadapi Islam dan umatnya secara fizikal. Roh jihad yang dipancarkan oleh ajaran Al-Quran begitu hebat melahirkan keberanian, kecekalan dan kepahlawanan yang sukar ditandingi. Akidah Islam yang menjadi base yang pejal terhadap tentera islam itu amat bahaya. Sebab itu mesti dicari jalan lain. Jalan yang menghancurkan base itu. Jalan itu ialah dengan Al ghazwul Fikri. ii. Peringkat Istishraq Orang-orang Eropah haruslah mengkaji segenap aspek tamadun Islam; aspek akidah dan syariahnya. Kemudian pengetahuan itu digunakan sebaik-baiknya menghancurkan umat Islam itu sendiri dengan memadamkan roh jihad dan cinta syahid. Berikutan dengan itu lahirlah penulis-penulis dari Barat yang menghuraikan analisa-analisa mengelirikan tentang Islam dengan lebel ilmiah. Quran buatan Muhammad. Sahabat-sahabatnya yang mudah tertipu telah menerimanya sebagi wahyu Tuhan. Baik Quran atau Qias telah dianggap sama sahaja statusnya dan dicampur baurkan atas dasar ianya ciotaan insan. Ajakan supaya mengamalkan tasawur Islam dalam bentuk dan cara yang tidak sihat dilaungkan untuk dapat memalingkan umat dari jihad dalam seluruh menifestasinya. Kajian-kajian ketimuran ( Istishraq ) bermula di Sepanyol dalam kurun ke lapan hijrah. Alfons, raja Qishtale meminta jasa baik Maichial Scot untuk memikul tanggungjawab ini. Michail Scot pun mengumpulkan beberapa orang pendita Nasrani untuk menterjemahkan beberapa kitab bahasa Arab ke bahasa Perancis. Kian lama usaha ini semakin luas skopnya sehingga diterjemahkan kitab dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Bahkan dalam zaman mula dicipta mesin cetak ada diperuntukkan mesin cetak Arab untuk mencetak buku-buku Arab yang menjadi teks book di pusat-pusat Pengajian Tinggi Eropah. Golongan-golongan musuh Islam telah berjaya sedikit sebanyak mengelirukan akidah Islam, melumpuhkan semangat jihad dengan memisahkan secara negetif antara akidah dan perlaksanaan syariah, antara kerohanian Islam dan kebatinan jahiliah. Mereka bekerja keras untuk menggambarkan bahawa Islam itu suatu agama yang fokusnya sama seperti kristian iaitu untuk ibadah dalam erti sempit. Akhirnya tersebar luaslah faham memisahkan agama daru negara atau pemerintahan secularisme. Bagi mereka Islam yang tulen dan lengkap menjadikan umatnya mempunyai 'sosial political power' dan menghalang kerja-kerja penjajah . Sebab itu Islam harus ditetas atau digelapkan sebahagiannya seberapa dapat. Tulisan para orientalis di zaman itu dan mungkin juga sekarang bukan hanya untuk menyerang orang-orang islam tetapi juga untuk menjadi benteng tahanan agar orang barat itu sendiri tidak dapat melihat Islam sebagaimana hakikatnya. Sebab gambaran baik yang dibawa oleh sebahagian tentera salib yang kembali dari medan perang tenteng Islam dan umatnya telah menarik beberapa kalangan memeluk Islam. Pada awal kurun ke tiga belas hijrah kajian ketimuran cuba membayangkan sikap objektifnya dan mendakwa bahawa kajian-kajianya bersandarkan Scientific Mathod dan demi ilmu semata-mata. Dikota-kota Eropah mula dibuka department bahasa-bahasa Timur, Arab, Parsi, Turkey, Urdu, Melayu dan seteruanya. Tujuan utamanya ialah untuk melahirkan pakar-pakar hal ehwal keislaman untuk membantu penjajah memainkan peranannya memaju dan memakmurkan negara-negara itu dengan dengan menghisap kekeyaannya. Kemudian anak-anak jajahan berduyunduyun datang mempelajari ilmu-ilmu yang diajar oleh pakar-pakar mereka lalu meninggalkan kesan pemikiran yang buruk. Dari pusat-pusat kajian ketimuran ini orientalis barat dapat masuk menyelinap ke pusat-pusat pengajian tinggi Islam yang penting. Kajian ketimuran juga bertujuan menyokong serta membantu usaha perluasan daerah yang dilakukan oleh penjajah. Di samping memisahkan umat Islam dari sumber ajaran Islam yang murni. Ini akan menimbulkan rasa menyerah kalah dan kerdil berhadapan dengan cara hidup barat dan nilai barat. Banyak dari golongan yang terpelajar dan setengah terpelajar dari anak peribumi yang telah menjadi mangsa Ghazwul Fikri ini. Kalau di Mesir boleh kita sebutkan seperti Taha Husin, Kasim Amin pelopor women, lib, Husin Fauzi, Ali Abdur Raziq dan seterusnya. Golongan-golongan ini telah menelan mentah-mentah method orientalis dan meniru segenap perasaan dan laku guru mereka. Sikap mereka ketara benar bertentangan dengan Islam dan adab Islamiah. Penentangan pena dengan fikiran mereka terhadap golongan cendiakawan seagama dan sebangsa lebih ganas dan panas dari orientalis itu sendiri. Ringkasnya orientalis telah memainkan peranan dan menghasilkan kesan berikut:Hampir setiap isu besar yang mengelirukan dan boleh memalingkan umat dari ajaran Islam yang lurus pasti di belakangnya ada bercokol orang-orang tersebut. Golongan orientalis itu kadangkala melemparkan isu tertentu lalu disambut oleh anak didik mereka dan penulis-penulis yang yang telah diibaratkan fikiran dan menjadi pengikut setia mereka. Seruan mempopularkan penggunaan bahasa Arab pasaran umpamanya telah ditaja oleh Willmor dan disambut oleh Selamah Musa dan Ahmad Luthfi Sayyid. Seruan kedaerahan atau kebangsaan sempit yang ditaja oleh Cromer disambut oleh Thaha Husin dan sebagainya. Melentur teks-teks authentic mengikut kemahuan fikiran yang dipimpin oleh nafsu mereka. Mereka sewenang-wenangnya menolak atau menerima teks-teks yang mereka senangi. kadangkala mereka menyalah ertikan dan menyelewengkan teks-teks nukilan itu sendiri. Sumber rujukan, mereka olah dan ambil ikut suka. Untuk mencari kepastian tentang sejarah Hadis Nabi mereka rujuk kepada buku rujukan kesusasteraan. Untuk mencari tentang kepastian dalam soal tarikh fiqh mereka merujuk kitab sejarah. Mereka menerima bulat tulisan Addumairi dalam kitabnya "Al Hayawan" dan menolak riwayat Imam Malik dalam kitabnya "Al muwaththa". Beberapa kekaburan mereka jalin dan kaitkan sehingga seolah suatu gambaran lenkap tentang sesuatu yang dianggap benar seperti yang dibuat oleh seorang orientalis German, apabila ia mencetak kitab "Ariddah" secara demikian. Kemudian ia mendakwa bahawa buku itu adalah karya Al Hafiz Ibnu Hajar. Para orientalis menunjul-nunjulkan dalam tulisan mereka tentang kebaikan, kejujuran golongan . Sedangkan golongan itu bukan sahaja tidak dapat membuktikan dakwaan itu semasa mereka memegang kuasa pada kurun ke empat hijrah bahkan sudah jelas dan ketara tembeleng mereka menjadi alat golongan anti Islam, alat Yahudi, bersama-sama dengan yahudi tersebut menghancurkan negara Islam. Mereka berusaha menghidupkan semula pusaka kebatinan majusi dan hindu untuk mencemarkan kemurnian agama Islam. Ini jelas dapat dikesan bila kita melihat usaha mereka yang gigih mentahqiq Makhthuthat lama tentang aliran-aliran itu yang mengandungi unsur ilhad, ibahiah, wehdatu wujud,hulul dan kitab-kitab syair yang liar. Kesan yang paling bahaya ditinggalkan oleh mereka ialah kecenderongan menganggap karangan dan kajian orientalis itu sebagai bahan rujukan asa dalam bidang sejarah, bahasa, sirah, fiqh, akidah dan sebagainya. Mereka telah menghasilkan karya-karya rujukan yang mengandungi pengeliruan dan pengkaburan seperti"Dasiratul Ma'aruf Al Islamiah , Al Munjid Fillughah Wal Ulum Wal Adab, Al Mausu'ah'Arabiah Al 'Muyassarah. Sebab itu pengkaji muslim yang menggunakan sumber-sumber ini haruslah teliti dan hati-hati. Di samping orientalis yang berniat buruk ada juga orientalis yang agak objektif yang memberikan penghargaan yang tinggi kepada Islam dan ajarannya, seperti Thomas Carlil, Tolostoy dan lain-lain. iii. Utusan Mubaligh Atau Missionary Kristian Gerakan missionary kristian di samping menjalankan pendekatan secara peribadi juga mengambil langkah berikut:Membuka institut dan sekolah-sekolah Convent di seluruh negara Islam termasuk negara Khilafah Islamiah sendiri. Sekolah-sekolah tersebut mengasuh anak dan jenerasi baru umat Islam mengikut secara tersendiri. Jika ia gagal memesongkan akidah anak itu maka cukuplah ia telah dapat menanamkan benih prasangka dan ragu terhadap beberapa aspek agama mereka. Biasiswa yang diperuntukan untuk anak-anak jajahan melanjutkan pelajaran mereka di barat telah digunakan juga untuk membentuk perwatakan anak-anak itu sebagaimana yang mereka kehendaki. Contoh yang cukup terang ialah seperti yang telah terjadi kepada Ra'faah Thahthawi dan banyak lagi yang lain-lain. Usaha-usaha kebajikan yang disadurkan dengan pengaruh dan dakwah kristian seperi hospital, pertolongan cemas dan lain-lain. Ceramah-ceramah agama, buku-buku, majalah, akhbar dan siaran berkala juga menjadi salah satu cara mengembangkan faham dan sudut pandangan kristian. Beberapa siri konggeris ketua-ketua pengembang agama kristian telah diadakan juga. Tidak banyak yang diketahui tentang resolusi konggeris-konggeris kristian itu. Sedikit sekali butir-butir yang sampai ke pengetahuan kita. Tapi dalam satu pertemuan yang diadakan di dalam rumah salah seorang pemimpin Mesir Ahmad 'Urabi konggeris telah membincangkan:cara-cara mengkristiankan orang-orang Islam. Menimbulkan kemusykilan luasnya peluang belajar untuk semua orang ( di Mesir ) Azhar mempunyai harta wakaf yang banyak. Ini membolehkan pengajian bebas dari yuran atau apa bayaran. Untuk menghadapi gejala ini sekreteriat konggeris telah mengesyorkan agar didirikan satu institut agama kristian untuk mengkristian anak-anak kaum muslimin tempatan. Pendita Zuwaimee menyarankan perlunya kristian dikembangkan oleh anak bangsa itu sendiri atau dari kalangan mereka kerana pohon itu patutlah ditetas oleh salah satu dari rumpunnya juga. Pada akhirnya para peserta konggeris optimis akan mendapat kejayaan kerana tandatanda menunjukkan bahawa orang-orang Islam telah begitu kagum dan terpesona menghirup ilmi-ilmu barat tanpa reservation. Mereka semakin cenderong melepas bebaskan wanita-wanita mereka untuk bersosial. Dalam konggeris yang diadakan di Lucknow India tahun 1329 H/1911 M, antara lain ketetapannya ialah sebagai berikut :"Perlu dan mendesak sekali diwujudkan sekolah yang khusus untuk tujuan missionary di Mesir". "Perlunya golongan wanita disertakan dalam usaha mengkristiankan wanita-wanita Islam dan anak-anak mereka". Usaha-usaha mereka kini tidak lagi terpusat kepada mengajak orang-orang Islam memeluk agama kristian tetapi malah cuba mencacatkan Islam dan mengurangkan nilainya di mata ramai. iv. Usaha-usaha Merobohkan Negara Khilafah Gerakan missionary telah berjaya sedikit sebanyak menimbulkan kerosakan jiwa dan kekeliruan fikiran. Tetapi itupun belum cukup. Harus ditokok dengan pukulan ketenteraan dan politik. Dua negara besar ketika itu berbakat untuk membolot daerahdaerah di bawah kekuasaan kerajaan khilafah Islamiah Turkey. Di pertengahan kurun ke sembilan belas ( 1875 M ) bersamaan tahun 1274 Hijrah Inggeris berjaya menjajah India maka kekuasaan berpindah daripada milik syarikat India Timur kepada kerajaan Inggeris. Dengan nemikian tamatlah riwayat salah satu kerajaan terbesar Islam yang lahir di awal kurun ke enam belas. Iaitu kerajaan Moghol atau Taimuriah. Dalam tahun yang sama tentera Perancis merempuh masuk ke Sahara Barat Utara Afrika menawan Al Jeria pada tahun 1630 M/1246 H. Berikutan dengan itu Inggeris berjaya menduduki Mesir, iaitu pada tahun 1882/1300. Syria dan Lebanon dapat dikuasai oleh Perancis selepas Perang Dunia Pertama tahun 1920/1338. Di samping armada-armada bersenjata dibawa bersama sebuah kapal yang sarat berisi pelacur. Apabila kapten kapal tersebut ditanya, beliau menjawab dengan licik; Armada-armada bersenjata itu mungkin akan hilang kesannya. Adapun armada jenis ini maka kesannya tidak akan hilang sama sekali. ii.Peringkat Pengganyangan Sistem Khilafah Peringkat ini di dahului dengan didirikan negara Yahudi di Palestin. Tetapi sebelum itu umat Islam harus dibius dengan faham Secularisme. Fahaman yang memisahkan agama dari urusan dan pentadbiran negara. Membenamkan ayat-ayat yang jelas memerintahkan kaum muslimin supaya memerintah dengan sistem perundangan Islam, sistem politik Islam, sistem ekonomi Islam dan seterusnya. Alam fikiran yang fragmented ala secularisme ini amat asing sekali dalam pemikiran Islam. Ia lahir di barat hasil pertembungan kuasa gereja yang pernah berperanan jahat menghasut dan mendorong raja-raja kristian menyerang negara-negara Islam dengan pihak berkuasa awam. Kejahatan mereka bukan sahaja mengharong tetapi malah menyekat perkembangan ilmu pengetahuan dengan meluahkan golongan saintis atau cendiakawan yang berbeza pendapat dengan gereja. Islam tidak pernah melakukan jenayah seperti ini. Islam tidak mengenal alam fikiran yang menganggap bahawa sikap dan tindak umatnya baik dalam bidang apapun terlepas dari penilaian agama. Konsep secularisme telah diterima oleh Parti Kemajuan Bersatu Turkey. Parti tersebut menajakan konsep ini. Akhirnya ia berjaya menurunkan Sultan A. hamid dari takhtanya. Kerajaan Civilian memerintah dan sultan tidak punya apa-apa kekuasaan. Dari sudut lain diusahakan penunjulan semangat dan fahaman kebangsaan sempit. Tuekey dengan kebangsaan Thurainiahnya. Arab dengan kebangsaan Arabnya. Di Turkey parti kemajuan bersatu penajanya. Di sebelah Arab Syarif Husin di Hijaz. Beliau di bantu oleh spy British Laurance kerana percayakan kepada ketulusan dan kejujurannya. Babak berikutnya ialah peperangan antara kebangsaan Arab dibantu oleh tentera British menentang tentera khilafah Islamiah Turkey. Tentera kebangsaan Arab bersekongkol dengan Inggeris untuk merampas Syiria yang di bawah kekuasaan Islam Turkey. Dengan tipu daya dan fitnah dengan percatuan politiik yang licin negara khilafah Islamiah dapat ditumbangkan oleh penjajah dan kuncu-kuncunya. Di samping itu kalau kita lihat di sudut yang lain maka kita dapati syarat penjajah untuk menyerahkan kekuasaan negara Turkey pada golongan Kamal Ata Turk ialah :Memutuskan langsung hubungan negara itu dengan Islam. Menyingkirkan sistem khilafah. Membuang negeri penyokong-penyokong sistem khilafah dari para ulama dan pemimpin masyarakat. Menggubal perlembagaan baru yang secular untuk menggantikan perlembagaan lama. Alasan yang sering diberikan dalam menjatuhkan sistem khilafah ini ialah kerana ia telah lemah dan menyeleweng. tetapi yang anehnya way out yang dipilih bukan memulihkan tetapi ialah menghapuskan kekuasaan kuasa khilafah itu sendiri. Alasan lain ialah untuk membawa Turkey menjadi negara besar dan terkemuka. Tetapi telah sekian lama ia malah menjadi negara yang kurang ter kemuka. pada hal dengan khulafah Islamiah Turkey menduduki tempat yang istimewa. Demikianlah nasib malang yang menimpa negara khilafah itu. iii. Peringkat Setelah Kejatuhan Sistem Khilafah Setelah Al Jeria dijajah oleh Perancis tahun 1830/1246, Turis tahun 1881/1299 Maghribi (moroco) tahun 1912/1330 Syam ( syiria, Lebanon dan sekitarnya ) sekitar tahun 1920/1338, dan setelah Inggeris menguasai India1857/1274, Mesir 1882/1382/1300 , Iraq 1914/1332, Plastian 1918/1337 maka bermulalah satu cara baru. Satu zaman berubah struktur politik dan sistem perundangan Islam ciptaan Allah s.w.t dan menggantikannya dengan sistem perundangan ciptaan insan kafir. Insan muslim diasuh dan dilenyapkan dari hatiinya, rasa tinggi, mulia dan cinta kepada nilai undang-undang Islam dan sistem hidup Islam. Dengan segenap cara saikologi, melalui sebaran am ditanam rasa kerdil dalam jiwa mereka berhadapan dengan tuan-tuan penjajah yang berhidung tinggi. Ditanam rasa hina dan rendah diri serta jiwa khadam dan tukang tiru buta. Maka hancurlah benteng terhadap nilai agama mereka yanng suci murni. Dalam satu waktu yang sama insan-insan yang sudah terasuh seperti penjajah itu dan menjadi khadam ideologi, politik dan sistem ala penjajah diberikan kurniaan lumayan dan taraf sosial yang tinggi untuk ia bisa pula berlagak. Tuan kepada yang laiin; mencari khadam-khadamnya yang kecil-kecilan di antara anak bangsa mereka yang berjiwa kerdil. Lebih jauh anak-anak panglima perang salib dapat menanamkan rasa tinggi diri dan standara dalam jiwa khadam-khadam mereka ini.Golongan ini akhirnya melanjutkan usaha pengganyangan terhadap arus murni yang berusaha dengan susah payah untuk mengembalikan kesedaran dan kegemilangan Islam di kalangan rakyat muslim. Apabila kekuasaan Empire Inggeris - dulunya dan Perancis mula malap dan hilang tenaga maka Amerika muncul mengambil tempatnya. Amerika memainkan role politik yang licin mengatur siri rampasan kuasa di negeri-negeri Islam yang baru terlepas dari cengkaman penjajahan tentera. ini ialah untuk mempastikan bahawa pemerintah yang ada di negeri-negeri Islam itu tidak sampai merbahaya atau merugikan politik Ameria. Di mana sahaja yang dapat membantu rijim tentera yang sekular untuk merampas kuasa dan menindas pejuang dan pendakwah Islam di dalam negara itu. Rijim-rijim tentera yang sekular dan telah mendapat kuasa ini menghancurkan bangsa seagamanya lebih kejam dari penjajah semata-mata kerana mereka berjuang untuk mengembalikan umat ke arah kerelaan Allah dan semata-mata kerana mereka mahu mendapat sedikit habuan dari negara-negara kafir itu. Dalam negara Islam lain kelompok civilian yang sekular dibantu oleh penjajah dengan teknik moden dan seluruh alat sebaran am dengan wang pinjaman luar negeri bagi menjamin kekekalan pemerintahanmereka. Mereka saling mencari kerelaan masingmasing. Tentang tuhan dan kerelaannya dengan sendirinya menurut mereka diperolehi. Itu perkara mudah boleh diselesaikan diakhirat. Tentang bayaran hutang luar negeri yang bertompok dan berlonggok itu terserah kepada jenerasi belakang, yang terang nikmat pinjaman itu kita kecapi hari ini. Besok apabila sampai zaman membayar kita boleh memulangkan paku buah keras kepada jenerasi baru yang kini menggugat status qua kita. Demikianlah lojika mereka. Manusia-manusia muslim yang mengungkapkan sesuatu yang benar dalam bidang politik - asal menjejas mereka - adalah tidak ikhlas, bertujuan jahat anti nasional dan chauvinist serta hipokrit. Pendek kata yang lain dari trend dan pandangan politik mereka yang sekular itu adalah bertujuan jahat dan musuh. Politik yang berdasarkan kepada meterial achievement, adalah politik yang paling tinggi nilai kekudusannya menurut alam fikiran secularist. Ia lebih benar, tepat dan mungkin direlai Allah. Soal tuntutan sistem agama itu wajib dilaksanakan itu bukan soal kita. Protokol kesembilan Pendita Zionist menjelaskan "Jika sekiranya orang-orang kita( Yahudi ) tidak dapat memegang tempoh kekusaan maka kita akan berusaha meletakkan di tempat itu orang-orang yang mempunyai rekod buruk sehingga wujud saty jurang pemisahan yang dalam antara mereka dengan rakyat. Atau kita arahkan kekuasaan itu kepada orang yang sewaktu-waktu boleh diadili dan dihukum penjara sekiranya ia kelak menghalang peranan kita". Kita telah dapat menghancurkan jenerasi baru guyim. Kita musnahkan akhlak mereka dengan menanamkan idea teori yang kita tahu bahawa ianya adalah salah dan sesat. Kita berjaya menanamkan akar umbi ajaran tersebut dalam fikiran mereka pada hal tidak banyak perlu merombak bentuk susunan undang-undang yang telah sedia ada. Kita boleh sampai matlamtat kita tanpa usaha perombakan. Dalam protokol : 17 : "Kita telah memfokus usaha kita menonjolkan kelemahan ahli agama guyim, dan menjatuhkan imej mereka di mata rakyat. Kita telah juga berhasil merosakkan misi mereka yang menghalang peranan kita. Pengaruh mereka semakin pudar dan hancur. " . Zionisme <br />Istilah Zionisme, berasal dari kata Zion dalam bahasa Ibrani (Yahudi), yang berarti batu. Maksudnya, ialah batu bangunan istana yang didirikan oleh Nabi Sulaiman di kota Al-Quds, Yerusalem, Israel. Kata Zionis ini kemudian dipergunakan sebagai nama suatu ideologi yang diikuti oleh bangsa Yahudi di seluruh dunia, yaitu bahwa bangsa Yahudi akan mendirikan kerajaan Israel Raya dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya. <br /><br />Kitab Talmud atau Taurat orang Yahudi (bukan Taurat Nabi Musa), yang dijadikan pegangan bagi kekuatan setan untuk menguasai dunia, sehingga bumi ini penuh dengan kejahatan, kedhaliman dan penindasan. <br /><br />Ketika Nabi Musa diutus menyampaikan Risalah Tuhan, Nabi Musa telah mengetahui ketimpangan di dalam sistem masyarakat pada waktu itu, dan menjuluki mereka sebagai anak-anak setan (Lucifer). Bahkan Nabi Musa mengungkapkan di muka umum, bahwa mereka itulah orang-orang yang menamakan dirinya Yahudi, dan sekaligus merusak syariat Nabi Musa. Mereka oleh Nabi Musa juga dicap sebagai pendusta yang tidak menganut agama apa pun, disamping juga 'dikukuhkan' sebagai rentenir Yahudi. <br /><br />Dengan demikian, Nabi Musa sebagai utusan Allah telah membeberkan hakikat keburukan setan bertubuh manusia. Adalah bagian dari misinya untuk menyelamatkan manusia dari kejahatan setan yang dari masa ke masa terus menyesatkan manusia. Tindakan Musa ini mengilhami generasi bangsa-bangsa berikutnya untuk mengetahui persekongkolan setan itu, agar selanjutnya bisa menghindar. Semoga salam sejahtera dilimpahkan Allah kepada Nabi Musa, semoga pula kita bisa mengambil i'tibar dari beliau dalam memerangi kejahatan setan. <br /><br /><br />B. Konspirasi dalam Perjalanan Sejarah <br />Karena kehendak Allah semata persekongkolan moderen (Konspirasi moderen) terpukul dan terungkap oleh halayak umum pada tahun 1784. Akibat pukulan itu, bukti dan dokumen rahasia banyak yang jatuh ke tangan pemerintah Bavaria. Peristiwa ini terjadi setelah Adam Weiz Howight, salah seorang pendeta Kristen terkemuka dan profesor Theologi pada universitas Angold Stadt di Jerman Murtad dari agamanya. Ia kemudian mengikuti faham Atheisme. <br /><br />Pada tahun 1770 tokoh-tokoh Yahudi Jerman kemudian menemukan Adam Weiz Howight sebagai seorang cendekiawan yang paling tepat untuk dimanfaatkan, demi kepentingan Yahudi. Mereka segera menghubungi Howight untuk selanjutnya memberi tugas penting, agar Howight bersedia meninjau Kitab Protokol tokoh-tokoh Zion klasik, kemudian menyusunnya kembali berdasarkan prinsip moderen sebagai langkah untuk menguasai dunia, yaitu dengan meletakkan faham Atheisme dan menghancurkan seluruh ummat manusia. Lebih jelasnya, untuk menghancurkan bangsa lain selain Yahudi (Gentiles) (marked :Gentile =non yahudi = kafir = islam dan kristen termasuk di dalamnya), yaitu dengan menyalakan api peperangan dan pembunuhan masal, Genocide, (marked : tentunya bisa juga dengan meminjam tangan negara lain, dan korbannya Bosnia, Palestina, Afghanistan dll), pemberontakan dan <br />membentuk organisasi teroris berdarah dingin, disamping menghancurkan pemerintah yang berlandaskan prinsip kemanusiaan. <br /><br />Tahun 1776 Howight telah menyelesaikan tugasnya dengan cemerlang, dengan meletakkan dasar-dasar sebagai landasan program berdarah sebagai berikut : <br /><br />1.Menghancurkan pemerintah yang sah, dan mendongkel ajaran agama dari pemeluknya. (marked : sekali lagi, sasarannya adalah Gentile, Islam dan Kristen pasti jadi tender pertama). <br /><br />2.Memecah-belah bangsa non-Yahudi (Gentiles) menjadi berbagai blok militer yang saling bermusuhan terus-menerus, dengan menciptakan berbagai masalah antara blok-blok itu, mulai dari masalah ekonomi, sosial, politik, budaya, ras dan seterusnya. (marked : memecah-belah kristen ? why not, kita bisa lihat di milis ini ada orang yang kelakuannya begitu. Ehm, telinga doi pasti sedang kepanasan) <br /><br />3.Mempersenjatai blok-blok agar saling menghancurkan. <br /><br />4.Menanamkan benih perpecahan dalam suatu negeri, kemudian memecah-belah lagi menjadi berbagai kelompok, yang saling membenci. Dengan begitu, sendi-sendi agama dan moralitas serta materi yang mereka miliki akan terkuras habis. (marked : Bosnia-Serbia, Afganistan Utara-Thaliban, Irlandia ? Masuk akal. Dan baru-baru ini di satu milis ada yang mauin indonesia supaya bubar, mulai nggak waras ini orang) <br /><br />5.Mewujudkan seluruh cita-cita yang telah disusun secara bertahap, yaitu menghancurkan pemerintah yang sah serta norma-norma susila, termasuk ajaran agama dan moralitas yang menjadi pegangan masyarakat. Ini merupakan langkah pertama untuk menabur benih pergolakan, kebejatan dan kekejaman. (marked : Afghanistan ? Ini tentu contoh yang paling dekat.) <br /><br />Peranan Howight bukan hanya meletakkan prinsip dasar dalam Konspirasi Internasional itu, melainkan juga menyusun kembali organisasi Freemasonry. Ia diberi kepercayaan untuk mengepalai organisasi rahasia tersebut, dan melaksanakan rencana yang telah disusun dengan nama samaran Perkumpulan Cendekiawan Zion, yang oleh para tokoh Yahudi juga disebut sebagai Perkumpulan Nurani (marked : Illuminati) Yahudi. Sebutan ini lebih tepat jika dinisbatkan kepada asal kata 'An-Naar' yang berarti 'api', daripada kepada kata 'An-Nur' yang berarti cahaya. Sebab, cendekiawan yang dimaksud adalah anak-anak setan yang bertubuh manusia. <br /><br />Sedang setan itu menurut Al Qur'an diciptakan dari api. Dan lagi Howight dalam gerakan yang dipimpin-nya menggunakan tipu daya licik, agar hakikat busuk dari rencana kegiatannya tetap merupakan rahasia. (marked : di film Tomb Rider, illuminati certitanya bertujuan untuk menghancurkan dunia, cocok sekali) <br /><br />Organisasi bertujuan menciptakan satu peme-rintahan dunia, yang tersendiri dari tokoh-tokoh yang memiliki tingkat intelegensia tinggi. <br /><br />Dengan perkumpulan inilah Howight mampu merekrut sejumlah lebih dari 2000 tokoh kaliber dunia, dengan latar belakang yang berbeda untuk menjadi anggota kelompok nurani, mulai dari ilmuwan, psikolog, ahli ekonomi, politisi, pengusaha dan guru-guru besar berbagai universitas terkemuka (marked : termasuk juga mungkin para psikopat). Tidak lama kemudian, Howight berhasil mendirikan Free Masonry Induk yang disebut The Grand Eastern Lodge, yang dijadikan sebagai pusat dan panutan bagi lain-lain perkumpulan Free Masonry yang tersebar di kota-kota besar dunia. (marked : di indon juga ada, beberapa tahun yang lalu mereka nempelin iklan perekrutan, bagaimana dengan jakarta, padang, surabaya??? ada yang pikirannya sedikit ngaco nggak di sekitar kita?) <br /><br />nb: Freemasonry berasal dari kata free dan masonry (batu/tukang batu), maksudnya membangun negeri Yahudi di atas negara Palestina. Gerakan ini dibuat oleh 9 orang Yahudi di Palestina tahun 37 M, yang dimaksudkan untuk melawan agama Masehi (Kristen). Pada tahapan berikutnya, Freemason menemparkan dirinya sebagai musuh thd agama Kristen dan Islam. Pada tahun 1717 M gerakan ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sbg kepala gereja Protestan, tetapi pada hakekatnya adalah seorang Yahudi. Dalam seminar inilah gerakan rahasia ini meresmikan pemakaian nama Freemason (sumber buku karangan Sidik Jatmika) <br /><br />C. Taktik Konspirasi <br />Weiz Howight belum merasa puas dengan prestasi yang telah diraih. Ia melangkah lebih jauh dan membuka hubungan dengan berbagai kalangan tinggi kaum Yahudi untuk meletakkan rencana yang lebih matang, dan sekaligus pelaksanaannya. Disini kita bisa mengukur, sejauh mana rencana gila yang diletakkan oleh anak-anak setan sebagai perangkap terhadap kaum Gentiles (kafir, non Yahudi). Ini kita ketahui dari dokumen rahasia yang bocor, sehingga rencana rahasia yang telah mereka susun rapi bisa terungkap. Adapun rencana umum dalam Konspirasi yang harus dipegang oleh para tokoh Free Masonry sepanjang sejarah adalah : <br /><br />1.Menggunakan taktik suap dengan uang, di samping memakai sarana kebebasan seks, dalam upaya menggaet tokoh yang punya kedudukan tinggi dalam bidang akademik, ekonomi, sosial dan lain-lain, yang bisa dijadikan sarana Konspirasi. Apabila umpan yang diincar berhasil dijaring masuk perangkap, maka dengan diam-diam para tokoh Freemason mulai melilitkan tali-tali perangkap pembiusan lewat arena politik, ekonomi, sosial, atau menjadikan mangsanya sebagai skandal yang menggemparkan. Tidak jarang para penderita itu mengalami nasib penculikan, penyanderaan, atau bahkan pembunuhan, termasuk pula istri dan anak-anak mereka. <br /><br />2.Para tokoh Freemason yang bekerja sebagai pendidik di berbagai lembaga pendidikan ditugaskan untuk memperhatikan anak-anak didik yang berbakat, dan membinanya sebagai sosok manusia yang berpandangan anti nilai-nilai moral dan imnual, sehingga kelak mudah diman-faatkan oleh gerakan Free Masonry. (marked : hati-hati bagi orang yang merasa diri pintar dan berbakat mungkin sedang diinduk semangi oleh gerakan Freemason) <br /><br />3.Menyiapkan program kerja yang menyangkut kader-kader Freemasonry, untuk memperluas jaringan kerja dengan memusatkan kegiatan pada bidang mass media, melalui surat kabar, majalah, radio dan TV (marked : termasuk milis? Pasti). Jaringan kerja ini harus ditempatkan di bawah pengawasan Perkumpulan Yahudi Internasional. <br /><br />4.Menguasai alat komunikasi dan mass media untuk dimanfaatkan sebagai senjata dalam membuat berita yang membingungkan, atau memalsukan kenyataan, atau memutar-balik fakta. Maka, kekacauan dunia bisa disetir oleh mereka. <br /><br />Prancis dan Inggris pada masa itu adalah dua negara adikuasa dunia. Maka Howight menjadikan dua negara itu sebagai target utama untuk dihancurkan dari dalam oleh persekongkolan Yahudi, untuk kemudian dikuasai. Demikanlah Howight bekerjasama dengan tokoh-tokoh <br /><br />Yahudi dalam proyek rahasia yang punya dua ujung tombak sasaran, yaitu satu sisi menjerumuskan Inggris ke dalam kancah peperangan yang berkepanjangan di berbagai negeri jajahannya, sehingga nyaris mengalami kelumpuhan yang parah. Sisi lain adalah menyalakan api revolusi besar di Perancis yang mampu menggoncangkan masyarakat Perancis tahun 1789. (marked : sekarang apakah mereka juga terlibat untuk menjerumuskan Amerika? Sangat pasti, apalagi Amerika kini dikuasai lobi Yahudi) <br /><br />Setelah selesai merumuskan program di atas, Kaum Nurani Yahudi menugaskan seorang tokoh Freemasonry asal Jerman bernama Tasfaac pada tahun 1784, untuk menyusun program Weiz Howigt dalam bentuk buku yang diberi nama Program Asli yang Unik. Sejak itu buku tersebut menjadi pegangan dan rujukan bagi persekongkolan Internasional. Perkumpulan Freemasonry mengirim satu eksemplar buku penting itu kepada beberapa tokoh Yahudi di ibu kota Perancis, untuk mengatur jalannya gejolak revolusi. Namun berkat Rahmat Allah semata, utusan tersebut disambar petir ketika ia sampai di sebuah kota kecil antara Frankfurt dan Paris, dan meninggal dunia saat itu juga. Ketika pasukan keamanan menyelidiki untuk mengetahui sebab kematiannya, dokumen penting yang ada dalam saku mantelnya sangat menge-jutkan mereka. Dokumen tersebut segera disampaikan kepada yang berwajib di kerajaan Bavaria. <br /><br />Penguasa Bavaria mempelajari dokumen tersebut dengan penuh perhatian. <br /><br />Setelah itu, pemerintah segera mengeluarkan instruksi kepada pasukan keamanan untuk menduduki sarang Freemasonry The Grand Eastern Lodge, yang dipimpin oleh Weiz Howight itu. Demikian pula nama-nama Kaum Nurani Yahudi yang terdapat dalam dokumen tersebut tidak luput dari penggerebekan pasukan keamanan. Di kediaman mereka itu pula ditemukan dokumen penting lainnya mengenai program Yahudi. Pemerintah Bavaria menyadari kejahatan program Perkumpulan Gereja tertinggi Yahudi yang bersekongkol dengan sejumlah konglomerat internasional dalam sebuah organisasi rapi dan mengerikan, sampai tingkat yang sukar dijangkau oleh hayalan manusia. Pemerintah Bavaria menyadari sepenuhnya adanya bahaya program setan tersebut terhadap dunia keseluruhan. Maka pemerintah memandang perlu menyebarluaskan dokumen itu kepada raja-raja di Eropa dan para tokoh gereja. <br /><br />Akan tetapi ternyata para tokoh Yahudi dan para pemilik modal internasional telah lama menyusup ke dalam jaringan pemerintah negara-negara Eropa. Mereka masih tetap mampu dengan mudah membungkam mulut para raja dan para tokoh gereja itu. <br /><br />Peristiwa kebocoran rahasia di atas dijadikan pelajaran berharga oleh Perkumpulan Konspirasi Yahudi. Para tokohnya bersikap lebih berhati-hati dan lebih waspada dalam kondisi apa pun. Sejak itu pergerakan mereka nyaris menghilang dari permukaan, meskipun kegiatan mereka sebenarnya masih berjalan seperti biasa. Hanya saja, kegiatan mereka selanjutnya banyak dialihkan masuk ke dalam perkumpulan Freemasonry yang lain, yang disebut The Blue Masonry dengan tujuan mendirikan sebuah organisasi Masonry di dalam Masonry itu sendiri. Mereka sepakat memperluas jaringan kerja yang anggotanya terdiri atas beberapa tokoh Yahudi nomer wahid, agar program rahasia mereka tidak mudah bocor keluar. Pemilihan anggota inti dilakukan lewat pemantauan dan pertimbangan mendalam, diambil dari anggota perkumpulan rahasia itu, terutama dari mereka yang menganut faham atheisme, dan tidak berpegang pada prinsip moral. Faktor yang amat dipentingkan ialah mereka harus berdedikasi tinggi kepada Freemasonry. <br /><br />Perkumpulan rahasia tidak jarang menggunakan kegiatan bakti sosial (marked : Rotary Club, Lions Club dll), sebagai kedok untuk menutupi rencana jahat yang disembunyikan di balik layar, seperti kasus yang menimpa John Robinson, seorang guru Filsafat pada Universitas Scotlandia. Ia tidak menyadari telah terperangkap dalam jaringan program Yahudi Internasional itu. Ia mengadakan perjalanan ke berbagai negara Eropa, untuk mempelajari program kerja yang telah disusun oleh Weiz Howight, dengan tujuan membentuk pemerintahan diktator yang ideal, yang menguasai dunia. <br /><br />Pada mulanya John Robinson meragukan program kerja Yahudi itu. Namun keraguannya segera berubah menjadi yakin, setelah ia mengetahui peran perkumpulan Yahudi pada Revolusi Perancis pada tahun 1789, dan pengaruh mereka terhadap tokoh-tokoh gereja dan pemerintah Perancis. Maka ia segera menyadari bahaya yang mengancam negaranya Inggris, dan segera menulis surat tentang bahaya persekongkolan Yahudi yang diberi judul Keterangan. Namun peringatan itu tidak mampu menggugah pemerintah negaranya disebabkan oleh besarnya pengaruh Yahudi, khususnya setelah berdirinya Bank Inggris atas persekongkolan mereka. (marked : semakin kita waspada pada gerakan ini, maka ruang ruang gerak mereka akan menjadi sempit) <br /><br />Adapun di Amerika Serikat, Freemasonry dikatakan relatif lebih muda. Meskipun relatif muda, perkumpulan tersebut sudah tersebar di seluruh negeri. Mula-mula para tokoh Yahudi kesulitan, karena adanya peringatan dari Rektor Universitas Harvard, David Robin kepada segenap mahasiswa dan alumninya tentang pengaruh Yahudi yang terus meningkat di kalangan gereja dan para tokoh politik. <br /><br />Mereka itu sudah menjadi sekutu bagi seorang tokoh bernama Mr. Jefferson, yaitu murid Weis Howight yang kembali ke Amerika untuk terjun ke dalam kancah politik dengan dukungan Yahudi. <br /><br />Seorang calon Presiden AS yang kuat, John Kowinsky Adams juga merasakan jeratan persekongkolan ini, terutama karena melihat peran yang dimainkan oleh Jefferson, ditinjau dari sudut gerakan Freemasonry dalam upaya mewujudkan cita-cita Yahudi untuk menguasai Amerika. Maka JK Adams segera mengirimkan karyanya kepada kawannya, Kolonel William Stone dan menjelaskan tentang hakikat persekongkolan Yahudi. Tulisan tersebut masih tersimpan di perpustakaan Ritonburg Square Philadelphia. <br /><br />(marked : Sekarang bagaimana caranya memerdekakan Amerika, maksudnya bagaimana agar mereka (khususnya Presiden dan pemerintahannya) bebas merdeka dan tidak lagi tergantung pada Yahudi dan lobinya. Wakil Amerika di PBB pernah mendapat kritik dari istri Presiden Amerika pada waktu itu, Hillary Clinton, yang merupakan keturunan Yahudi. Dia pernah bilang begini "Hari ini kami mengatakan pada dunia bahwa kami berdiri tegak di belakang Israel. Saya sangat kecewa dan mengecam sikap abstain Amerika Serikat dalam voting di Dewan Keamanan PBB, yang pada akhirnya mengutuk pengerahan kekuatan militer Israel thd rakyat Palestina. Saya rasa Amerika harus memveto Resolusi DK PBB tsb ...". Begitu yang Hillary katakan ketika berdemonstrasi mendukung Israel dan Ariel Sharon, di NY 8-10-2000). Jadi, sepertinya bagi yang berminat menjadi presiden Amerika harus hati-hati mencari pasangan jika ingin bebas dari jeratan Yahudi. Jangan seperti Clinton, yang menohok langsung muka suaminya sendiri. Tentunya butuh kerja keras dari rakyat Amerika, jangan sampai mereka jadi kepanjangan tangan untuk menggapai keinginan Yahudi. <br /><br />D. Free Masonry <br />Free Mason terdiri dari dua kata, 'Free' dan 'mason'. Free artinya merdeka dan mason artinya tukang bangunan. Freemason berarti tukang bangunan yang merdeka. <br /><br />Freemason adalah organisasi Yahudi Internasional yang tidak ada hubungannya dengan tukang-tukang bangunan yang terdapat pada abad pertengahan. Freemason di atas juga tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembangunan kapal atau katedral besar seperti yang banyak diduga oleh sebagian orang. <br /><br />Tetapi organisasi Freemason ini selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak kehidupan politik, ekonomi dan sosial negara-negara yang ditempatinya. Juga berusaha merusak bangsa dan pemerintahan non-Yahudi. <br /><br />Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman2) yang terletak di masjidil Aqsa, daerah Al-Quds yang diduduki Israel, mengibarkan bendera Israel serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol para cendekiawan Zionis. Buku Protokol ini berisikan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh para hakkom, catatan pembicaraan yang dilakukan di dalam tiap rapat mereka, serta berisikan dua puluh empat bagian (ayat) yang mencakup rencana politik, ekonomi, dan keuangan, dengan tujuan menghancurkan setiap bangsa dan pemerintahan non-Yahudi serta menyiapkan jalan penguasaan bagi orang-orang Yahudi terhadap dunia Internasional. <br /><br />Seorang hakkom bernama Ishaq Weis di dalam majalah Israel Amerika mengatakan : Freemason menurut sejarahnya, derajat dan pengejarannya adalah merupakan sebuah yayasan Yahudi. Kata-kata sandi dan upacara ritual yang ada di dalam Freemason dari A sampai <br /><br />Z-nya adalah berjiwa Yahudi.' <br /><br />Freemason adalah nama baru dari gerakan rahasia yang dibuat oleh sembilan orang Yahudi di Palestina pada tahun 37 M, yang dimaksudkan sebagai usaha untuk melawan agama Masehi, pemeluk-pemeluknya dengan cara pembunuhan terhadap orang per orang. <br /><br />Kemudian datanglah Islam menghadapi gerakan rahasia ini sebagaimana agama Masehi dahulu menghadapi kekuatan tersebut yang meng-gunakan senjata yang sama. <br /><br />Freemason menempatkan dirinya sebagai musuh terhadap agama Masehi maupun agama Islam. Pada tahun 1717 M gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, tetapi pada hakikatnya adalah seorang Yahudi. Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemason sebagai nama barunya. <br /><br />E. Awal Penyatuan Gerakan Zionis <br />Pada tahun 1895 orang- orang Yahudi meng-adakan kongres yang pertama di kota Bale Swistzerland, dihadiri oleh anggotanya sekitar 300 orang yang <br /><br />mewakili 50 oganisasi Zionis yang bertebaran di seluruh dunia. Pertemuan periodik semacam itu terus berlangsung dari masa ke masa, di tempat yang dipandang cocok oleh pimpinan mereka. <br /><br />Tujuannya ialah menganalisa strategi mereka yang akan dilancarkan demi mencapai maksud. <br /><br />Pada kongres mereka yang pertama itu mereka telah meletakkan satu garis strategi yang amat rahasia, yaitu penghancuran seluruh dunia dan menjadikannya budak-budak Zionis. Setelah itu mereka akan mendirikan pemerintahan Zionis Inter-nasional dengan ibukotanya El-Quds (Yerusalem) pada periode pertama, yang akan berakhir di Roma. <br /><br />Keputusan ini dituang dengan amat rahasia tetapi Allah berkehendak lain. Seorang wanita Perancis (anggota gerakan Freemasonry) berhasil mengintip pertemuan rahasia itu dan dibongkarlah fitnah itu. Wanita itu berhasil mencuri sebagian dari keputusan kongres itu dan membawanya lari ke Rusia. Dokumen itu diserahkan kepada Alexis Nicolai Niefnitus, tokoh pimpinan Rusia Timur di zaman Kaisar. <br /><br />Pada tahun 1901 dokumen itu diserahkan kepada seorang pendeta gereja Orthodox yang bernama Prof. Sergyei Nilus, kemudian dianalisa dengan cermat dan dicocokkan dengan situasi saat itu. Mereka menjadi sadar akan bahaya yang amat besar apabila kaum Zionis berhasil melaksanakan rencana jahat mereka. Estimasi para ahli Rusia itu antara lain: <br /><br />1.Keruntuhan Kekaisaran Rusia dan diganti dengan pemerintahan komunis. <br /><br />2.Kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina. <br /><br />3.Pecahnya perang dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah, dimana yang kalah maupun yang menang sama-sama rugi. <br /><br />4.Tersebarnya kerusakan dan kekafiran di persada bumi dan lain-lain. <br /><br />Pada tahun 1902 dokumen rahasia Zionis itu diterbitkan dalam bentuk buku berbahasa Rusia oleh Prof. Nilus dengan judul 'PROTOKOLAT ZIONISME'. Dalam kata pengantarnya Prof. Nilus berseru kepada bangsanya agar berhati-hati akan satu bahaya yang belum terjadi. Dengan seruan itu terbongkarlah niat jahat Yahudi, dan hura-hura pun tak bisa dikendalikan lagi, dimana saat itu telah terbantai lebih kurang 10.000 orang Yahudi. Theodor Herzl, tokoh Zionis Internasional berteriak geram atas terbongkarnya Protokolat mereka yang amat rahasia itu, karena tercuri dari pusat penyim-panannya yang dirahasiakan, dan penyebarluasannya sebelum saatnya akan membawa bencana. Peristiwa pembantaian atas orangorang Yahudi itu mereka rahasiakan. Lalu mereka ber-gegas membeli dan memborong habis semua buku itu dari toko-toko buku. Untuk itu, mereka tidak segan-segan membuang beaya apa saja yang ada, seperti ; emas, perak, wanita, dan sarana apa saja, asal naskah-naskah itu bisa disita oleh mereka. <br /><br />Mereka menggunakan semua pengaruhnya di Inggris, supaya Inggris mau menekan Rusia untuk menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi di sana. Semua itu bisa terlaksana setelah usaha yang amat berat. <br /><br />Pada tahun 1905 kembali Prof. Nilus mencetak ulang buku itu dengan amat cepat dan mengherankan. Pada tahun 1917 kembali dicetak lagi, akan tetapi para pendukung Bolshvic menyita buku protokolat <br /><br />itu dan melarangnya sampai saat ini. Namun sebuah naskah lolos dari Rusia dan diselun-dupkan ke Inggris oleh seorang wartawan surat kabar Inggris 'The Morning Post' yang bernama Victor E.Mars dan dalam usahanya memuat berita revolusi Rusia. Ia segera mencarinya di perpustakaan Inggris, maka didapatinya estimasi tentang akan terjadinya revolusi komunis. Ini sebelum lima belas tahun terjadi, yakni di tahun 1901. Kemudian wartawan itu menterjemahkan Protokolat Zionis itu ke dalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912. <br /><br />Hingga kini tidak ada satu pun penerbit di Inggris yang berani mencetak Protokolat Zionis itu, karena kuatnya pengaruh mereka di sana. Demikian pula terjadi di Amerika. Kemudian buku itu muncul dicetak di Jerman pada tahun 1919 dan tersebar luas ke beberapa negara. Akhirnya buku itu diterjemah-kan ke dalam bahasa Arab, antara lain oleh Muhammad Khalifah At-Tunisi dan dimuat dalam majalah Mimbarusy-Syarq tahun 1950. Perlu diketahui, bahwa tidak ada orang yang berani mempublikasikan Protokolat itu, kecuali ia berani menghadapi tantangan dan kritik pedas pada koran-koran mereka, sebagaimana yang dialami oleh penerjemah ke dalam bahasa Arab yang dikecam dalam dua koran berbahasa Perancis yang terbit di Mesir. <br /><br />Di antaranya pengamatan kita tentang Protokolat itu, kita ketahui sarana yang mereka gunakan dalam usaha mereka yang amat serius untuk menghancurkan dunia. Banyak di antara yang berminat menganalisa Protokolat itu berhasil di Barat. Dari situ mereka mengetahui dengan jelas, apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh orang-orang Yahudi Zionis untuk mencapai cita-citanya, khususnya di dunia Arab, yang kondisinya sekarang ini menghadapi berbagai kesulitan dalam kehidupan. Banyak organisasi yang berkedok Nasionalis mempengaruhi para pemimpin kita, atau ikut menggariskan landasan bagi masyarakat kita, yang pada hakikatnya adalah kaki-tangan Zionis yang bekerja menghancurkan kubu-kubu kita dari dalam. Tujuannya tiada lain ialah agar kita menyerah kepada Zionis Internasional, sebagaimana negara-negara Barat yang salibis terlebih dahulu menyerah di bawah pengaruh mereka. <br />Adakalanya organisasi itu murni produk salibisme pendengki, atau mungkin juga produk oknum-oknum mereka yang sudah terbius, sehingga mereka tidak sadar telah ikut serta menyukseskan tujuan Zionis. Aku telah berusaha keras untuk mengungkapkan kedok mereka yang terjaring oleh organisasi-organisasi itu, untuk mengetahui sumber pengaruh yang dipakainya. Aku mulai dari titik subversi yang akan menanamkan pengaruh yang kuat di dunia Islam, sampai ke tingkat seluruh sarana kehidupan, dan juga menyangkut orang yang paling membenci Yahudi sekali pun, yang tidak mustahil menjadi antek Zionis tanpa harus menerima upah sesen pun. Aku tidak membanggakan diriku sebagai orang yang paling mengerti. Banyak pula di kalangan intelektual dan wartawan yang lebih faham tentang metode Zionisme, tetapi tidak sedikit siaran radio yang mengumandangkan suara mereka di samping penulisan- penulisan di media pers. <br /><br />Inilah yang amat mengherankan dan mengandung tanda tanya besar. Anehnya, para penanggung-jawab itu tidak melancarkan perlawanan tehadap mereka di semua lapangan kehidupan. Dan yang lebih mengherankan lagi ialah, masih adanya pemimpin yang berkedok pembaharu yang mau dipaksakan menjalankan konsep-konsep Zionis dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan rakyatnya sendiri. Inilah bahaya yang amat besar yang apabila kita tidak waspada bisa menjebak kita masuk ke lingkaran mata rantai Zionisme Internasional. Lewat siasat inilah mereka mengharapkan kemenangan mutlak.' Sejarah Palestina (lanjutan) Kekuatan Pengikut Ayub dan Konflik dengan Salibis : Setelah wafatnya Shalahuddin, kembali perselisihan dan perpecahan terjadi antara para suksesor sang pemimpin. Beberapa tahun setelah kematiannya terjadi konflik-konflik berdarah yang sangat melemahkan kekuatan mereka. Di lain pihak kerajaan Salibis semakin solid dan terkonsolidasi yang terus berlanjut dan terkadang berekspansi keluar dengan mengorbankan kekuasaan Islam. Sungguh kecintaan akan dunia, kekuasaan yang menjadi pemicu pertikaian walaupun harus mengorbarkan prinsip-prinsip dan hal-hal sakral sekalipun. Ini yang menjadi salah satu fenomena beberapa penguasa dan sultansultan di negara Ayubiyah. Sebagian ada yang beraliansi dengan Salibis untuk melawan yang lain dengan kompensasi Bait al Maqdis, dan ini bukan hanya sekali sebagai imbalan keberhasilan Sultan Syria mengalahkan sultan Mesir atau Akas!! Para Salibis tentu berbahagia untuk memainkan peranan seperti ini, namun mereka tetap dengan ketamaakan mereka untuk mendapatkan keseluruhan wilayah kendati musim seminya Salibis belum terlalu lama berlangsung. Ekspedisi Keempat Salibis yang dikirim oleh Barat pada tahun 601 H-1204 M berakhir di Kostantinopel—dan belum sampai ke wilayah Syria atau Mesir. Adapun ekspedisi yang Kelima telah bertolak dari Akka saja dengan kepemimpinan Rajanya Youhana Bareen, menuju kota Demiat di Mesir antara tahun 615-618 H (1218-1221 M). Ketika sultan Ayubiyah yang bernama Al Kamel Mohammaed bin Muhammed bin Ayoub menyadari kondisi yang kritis maka ia tawarkan kepada Eropa untuk berdamai dengan kompensasi menyerahkan Al Quds dan sebagian besar wilayah yang dibuka oleh Shalahuddin. Maka mereka menolak dan menuntut untuk diberikan wilayah Tenggara Jordan (Karak dan Syaubik). Maka raja Isa bin Ahmad bin Ayub, penguasa Damaskus merusakkan tembok-tembok kota al Quds agar orang Eropa tidak dapat memanfaatkannya bila itu jatuh ke tangan mereka pada tahun 616 H – 1219 M. Namun akhirnya orang-orang Ayubiyah mengerahkan kekuatan-kekuatan yang ada dan berhasil mengalahkan Salibis dan kembali ke Akka setelah kehilangan satu kesempatan emas yang ditawarkan. Kemudian perselisihan yang muncul antara al Kamel Muhammad dan al Mu‘adham Isa membuat Al Kamel Muhammad harus meminta bantuan Fredrik Kedua, Kaisar kekaisaran Romawi yang mendapat mandat atas kerajaan Salibiyah di Akka, dengan berjanji akan menyerahkan Al Quds bila saja dibantu melawan saudaranya Al Mu‘adham Isa. Fredrik Kedua datang dengan memimpin ekspedisi Salibis yang Keenam dan tiba di Akka pada tahun 625 H – 1228 M. Kendati Al Mua‘dham Isa meninggal dunia yang akhirnya memungkinkan saudaranya Al Kamel dan Al Asyraf untuk membagi kerajaan dengan memberikan kepada anaknya An Nasher Daud wilayah Karak, Balqa, Aghwar, Salath dan Syaubik. Al Kamel sebenarnya tidak lagi membutuhkan bantuan Fredrek Kedua namun ia lalai dengan Al Quds hanya karena ingin memenuhi janjinya kepada Fredrik!!! Fredrik pada waktu itu tidak terlalu kuat untuk memaksa umat Islam untuk menyerahkan Al Quds. Hanum ia benar-benar memohon kepada Al Kamel pada beberapa tahapan negosiasinya dengan raja Ayubiyah ini yang berkata : ―Saya adalah bawahanmu dan sebagai hamba yang beriman. Kalau kemuliaanmu memberiku kehormatan untuk mengambil wilayah, itu akan menjadi sebuah pemberian yang sangat berarti yang akan membuatkan bangga dengan diriku di antara para raja-raja laut.‖ Al Kamel merespon dan mengadakan perjanjian Jaffa pada tahun 626 H (18Februari 1229 M). Perjanjian ini akan berakhir dalam 10 tahun yang menyatakan bahwa para Salibis akan mengambil tanah suci Al Quds, Betlehem, Tabneen, Honeen, Sayda dan tepian Al Quds yang trus ke Al Lad dan berakhir di Jaffa. Ini ditambah dengan beberap kota Nassira dan wilayah Barat al Jaleel. Perjanjian ini juga mengatakan bahwa tempat suci umat Islam, batu Al Shakhra dan masjidnya tetap dibiarkan untuk orang Islam. Maka dari itu Al Quds akhirnya kembali ke pangkuan orang-orang Salibis yang memancing amarah orang Islam. “Umat Islam sangat sedih dengan kehilangan kota Al Quds; mereka menangis dan berteriak merintih di mana-mana. Dan ini merupakan malapetaka besar yang menimpa mereka. Dan para sesepuh dan ulama berkata : Wahai para raja umat Islam yang dengan peristiwa ini sangat memalukan sekali, kemurkaan benar-benar memuncak kepada raja Al Kamel dan rakyat Damaskus menjadi benci kepadanya dan pembantunya, dan membanjirlah kebenciaan orang kepadanya di setiap tempat”. Ibn Katsir berkata : “Peristiwa itu bagi umat Islam merupakan peristiwa yang sangat memukul sekali, mereka menjadi lemah tak berdaya, dan gonjangan yang dahsyat”. Konflik antara keturunan Al Ayubi terus berlanjut, namun Nasher Daud, penguasa Jordan dapat memanfaatkan kesempatan setelah usainya masa validitas perjanjian damai Yafa dan upaya Eropa untuk membentengi Bait al Maqdis, dengan mengingkari persyaratan yang ada. Maka pada tanggal 6 Jumadil Ula 637 H – 7 Desember 1239 M, ia dapat menguasai Al Quds dan berhasil mengusir orang-orang Eropa dari sana. Namun Shaleh Ismail, penguasa Damaskus menyerahkannya kembali kepada mereka pada tahun 638 H- 1240 M!! Setelah ia meminta bantuan pasukan Salibis ini untuk melawan penguasa Mesir Shaoleh Najmuddin Ayyub. Di tambah lagi dengan wilayah Asqalan, Tabariya dan kota-kota pesisir lainnya sebagaimana juga dengan benteng Syaqib, sungai Al Mojeb, benteng Safad dan gunung Amel. Ulah penguasa ini benar-benar membuat umat Islam jadi berang ―yang sudah terlalu marah dengan Shaleh Ismail‖. Sekali lagi Al Quds berada di tangan orang-orang Salibis. Di saat Al Shaleh Ismail memobilisasi kekuatannya untuk berpartisipasi dengan Salibis melawan Al Shalah Ayub di Gaza, mayoritas balatentaranya menolak untuk bergabung dengan Salibis melawan saudara sesama muslim. Sebaliknya mereka berpaling kepada pihak tentara Mesir dan dapat mengalahkan Salibis dengan kemenangan yang gemilang. Namun Al Shalah Ayub berdamai dengan mereka pada tahun 638 H – 1240 M, dan mereka dapat merebut kembali wilayah Al Quds dan mengontrolnya serta wilayahwilayah lain. Sekali lagi, keturunan Ayub kembali berperang sesama mereka untuk memperebutkan kekuasaan dan Al Quds serta tanah sucih tetap menjadi kartu yang dipermainkan untuk mengejarkan kehancuran mereka demi kekuasaan dan prestise. Lagi-lagi Al Shaleh Ismail menawarkan aliansi kepada Eropa di Akka dengan imbalan kekuasaan yang penuh atas Al Quds dengan batu Shahrah dan Masjid al Aqsa dan Al Nasher Daud juga bergabung dengan mereka. Pada kesempatan yang sama Al Shaleh Najmuddin Ayub, penguasa Mesir menawarkan hal yang serupa kepada kekuatan Salibis sebagai imbalan aliansi mereka. Namun kekuatan Salibis lebih senang beraliansi dengan Al Shaleh Ismil yang merayap menginvasi Mesir dengan asistensi sekutu mereka Al Nashe Daud dan Al manshur Ibrahim, raja Homs. Pada pihak lain, al Shaleh Najmuddin Ayub meminta bantuan dari Al Khawarziyyah yang datang kepada mereka dengan kekuatan yang terdiri dari 10 ribu balatentara yang dalam perjalanan dengan menguasai Thibriyah dan nablus. Mereka menyerang Bait al Maqdis pada tanggal 17 Juli dan berhasil mengembalikan Bait al Maqdis secara utuh ke dalam pekarangan Islam pada tahun 642 H – 23 Agustus 1244 M. Dan dengan demikian Bait al Maqdis kembali ke pangkuan umat Islam selamanya. Dan terus memelihara identitasnya yang Islami sehingga kedatangan kekuatan Inggris pada tanggal 10 Desember 1917 M. Sesungguhnya orang-orang Khawarzimiyah datang dengan tujuan untuk memberikan bantuan kepada Al Shaleh Ayub melawan Al Shaleh Ismail dan sekutu-sekutunya. Dan terjadilah pertempuran Ghaza Kedua (dekat Ghaza di tempat yang bernama Hirbiya) antara dua kekuatan tersebut pada tanggal 12 Jumadil Ula 642 H – 17 Oktober 1244 M yang berkesudahan dengan kekalahan yang pahit bagi Al Shaleh Ismail dan Salibis. Jumlah korban yang jatuh dari pihak Eropa diperkirakan lebih kurang dari 30 ribu di luar 800 tawanan perang yang digiring ke Mesir. Pertempuran ini merupakan pukulan yang terkuat buat kekuatan Salibis sesudah perang Hithin. Dan peperangan ini juga dikonsiderasi sebagai salah satu dari pertempuran yang paling krusial dalam sejarah Palestina, karena Salibis tidak pernah berhasil untuk membangun kembali kekuatan mereka kendati tetap mempertahankan kekuatan yang sudah mereka miliki. Jadi Al Shalah Ayub mengambil kontrol kota Al Quds, Hebron, Ait Jabreen, Al Aqwar dan Damaskus pada tahun 642 H (1245 M). Ia memberi pelajaran kepada kekuatan Salibis dan menduduki wilayah benteng Tabariyah dan Asqalan. Oleh karena hal ini, kerajaan Salibis hanya sebatas pintu gerbang wilayah Jaffa pada tahun 644 H (1247 M). Mesir kemudian diserang oleh ekspedisi Ketujuh Salibis, yang dipimpin oleh Louise Kesembilan, raja Perancis pada tahun 646 H (1249 M). Ekspedisi ini gagal, dan rajanya dapat dipenjarakan kemudian dibebaskan untuk pergi ke Akka. Satu tahun kemudian dinasti Ayubi mengakhiri kekuasaan mereka di Mesir dan dinasti Mamalik mengambil alih kekuasaan yang ada pada tahun 647 H (1250 M). Setelah itu fase baru dalam Jihad melawan orang-orang Mongolia dan Salibis kembali dimulai. Al Mamalik dan Konfrontasi Mereka dengan Tartar : Pada abad yang ketujuh Hijriah –ketiga belas Masehi—muncul bahaya bagi umat islam yang datang dari Mongolia. Mongol sudah menyatukan kabilah-kabilah mereka di bawah komando Jengis Khan. Dan mereka memulai ekspedisi besar mereka untuk berekspansi. Maka mereka kuasailah wilayah Mansyuriah, Cina dan Korea. Mereka juga berhasil menghancurkan balatentara negara Al Khawarzimiyyah yang muslim pada tahun 1221 M yang merupakan benteng kuat yang dapat menghadang ekspansi mereka untuk menuju dunia Islam lainnya. Kekuatan Mongol ini juga telah mewujudkan banyak kemenangan gemilang dan signifikan. Jengis Khan meninggal dunia pada tahun 624 H – 1227 M, namun Mongol tetap melanjutkan estafet mereka dengan menyerang wilayah Asia Tengah, Rusia dan menguasai Moskow sebagaimana mereka juga berhasil menduduki Ukraina dan menyerang Polandia serta mengalahkan balatentara Jerman. Mongol menghancurkan Hongaria setelah berhasil menyapu rata kekuatan bersenjata mereka dan terus menembus daratan Eropa. Sebagaimana mereka juga terus merangsek masuk ke wilayah dunia Islam, maka lengkaplah kekuasaan mereka di wilayah Turkistan, Afghanistan, India dan Parsi. Mongol membumihanguskan setiap kerajaan yang mereka hadapi dengan tanpa sedikitpun ada rasa iba atau kasih sayang dan dengan perangai jahatnya yang menakutkan telah membuat dunia menjadi ciut dari kekuatan dan serangan mereka. Maka bukan saja karena kapabalitas dan kekuatan yang mereka miliki mereka yang membuat mereka selalu memenangkan pertempuran tapi perang urat saraf dan imej yang menakutkan tentang mereka juga punya andil besar yang mereka sebarkan ke dalam jiwa lawan-lawan mereka. Bangsa Mongol ini terus memetik kemenangan perang dari yang paling ektrim yaitu perang kilat yang bersandarkan pada kecepatan gerak sebagaimana mereka juga memetik kemenangan perang urat sarat yang menakutkan orang akan kekuatan mereka di setiap tempat. Negara-negara muslim menderita perpecahan dan kelemahan yang membuat Mongol dengan mudah merayap memasuki wilayah mereka dan meratakan kerajaan-kerajaan mereka dengan sangat mudah. Tingkat ketidak berdayaan pemimpin Islam ini membuat salah satu dari mereka –yang berkuasa di salah satu kota—mengirimkan gambarnya yang dibuat di bawah telapak sepatu sebagai hadiah kepada Haluku, komandan Mongol supaya ia dapat “termuliakan” dengan meletakkan kakinya di atas gambar penguasa Islam tersebut. Mongol kembali menyerbu Irak dan mengepung kota Baghdad yang merupakan ibukota khilafah Abbasiyah yang sudah tak bergigi dan tak berdaya. Dan salah satu dari sebab ketidakberdayaannya itu adalah konspirasi antara menteri Ibn al ‗Alqami dan Mongol untuk menjatuhkan khilafah dan ia juga membebastugaskan pasukan khilafah dari jumlah 100 ribu menjadi 10 ribu. Baghdad jatuh pada tahun 656 H – 10 Februari 1258 M, pada saat itu pasukan Mongol membantai umat Islam secara besar-besaran yang berlanjut hingga 40 hari. Menurut Ibn Katsir bahwa jumlah korban yang berjatuhan saat itu lebih kurang 800 ribu dan ada yang menyebutkan sekitar 1 juta orang. Khalifah Al Musta‘shim Billah juga terbunuh, dan ada yang mengatakan bahwa ia ditempatkan di dalam kantong lalu meninggal dunia karena tendangan. Mongol kembali menyerbu negeri Al Jazeerah dan berhasil menguasai wilayah Hurran, Ar Raha dan Diyaar Bakr. Kemudian menyeberangi Eufrat dan memasuki daerah Aleppo pada tahun 658 H – Januari 1260 M. Dan para penguasa Bani Ayub yang memerintah negeri Syam (Syria) memperlihatkan sikap kehinaan yang sangat setelah Nasher Yusuf al Ayubi, penguasa Aleppo, mendekralasikan ketundukan dan ketaatannya kepada Mongol yang masuk negeri ini dengan melakukan kekejaman sehingga harus mengalirkan darah para kaum muslim di daerah Azqah. Dengan kondisi seperti ini, akhirnya penguasa daerah Hamah, Al Manshur bin Al Muzhaffar berinisiatif untuk kabur ke Mesir bersama isteri dan anak-anaknya meninggalkan kota Hamah bersama rakyatnya untuk menghadapi nasib mereka. Kemudian Nasher Yusuf kabur dari Damaskus ke Ghaza dengan tujuan akan melanjutkan perjalanan ke Mesir dengan membiarkan daerahnya tanpa pemerintahan dan rakyatnya tanpa pemimpin. Rumah yang dibangun oleh Al Ayubi di wilayah Syria hancur berkeping-keping dalam waktu yang tidak terlalu lama. Akhirnya, bangsa Mongol tiba juga di Damaskus dan menguasainya dengan aman pada awal bulan Maret 1260 H, kemudian mereka berkhianat kepada penduduknya. Dan pada saat musin semi mereka menduduki daerah Nablus dan Karak, terus merayap memasuki wilayah Ghaza dengan tanpa perlawanan yang berarti. Ini karena wibawa pemerintahan di Palestina sudah terbagi ke dalam Kerajaan Akka Salibis dan pemerintahan Mongol Tatar. Palestina kembali berada di bawah injakan kaki kuda para kafir. Salibis dan bangsa Tatar : Bangsa Eropa sangat senang hati dengan invasi yang dilancarkan oleh bangsa Mongol terhadap negara-negara Islam dan berusaha untuk berkoordinasi dengan mereka menggalang satu barisan melawan musuh bersama. Mereka juga berusaya untuk menyebarkan ajaran Kristen di antara orang-orang Tatar. Pada awal mulanya proyek ini secara parsial berhasil, karena komandan Tatar yang menyerang negara-negara Islam (Haluku) punya kecenderungan kepada ajaran Kristen Nasturia dan para pengawalnya melibatkan banyak dari mereka bahkan isterinya sendiri adalah beragama Kristen. Isterinya ini punya peranan besar—yang membanggakan pihak gereja—dalam upaya untuk menghindarkan malapetaka yang akan menimpa daratan Eropa dari serangan orang Mongol dan mengarahkannya kepada negara-negara Islam. Dan bahkan komandan perang Ain Jalut, Katbaga adalah seorang Kristen. Pengaruh Kristen sangat besar bagi orang Mongol bahkan salah satu pendeta Kristen mengilustrasikan ekspedisi Tatar, bahwa itu adalah : ―Ekspedisi Salibis dengan seluruh maknanya yaitu ekspedisi Kristen Nartoria‖. Bahkan mengharap bahwa Halako dan pemimpinnya, Katbaga akhirnya akan berhasil mengeliminasi sepak terjak umat Islam secara keseluruhan. Hatoon Pertama, raja Armenia, dan Bohemond Keenam, pangeran Tripoli, bersama dengan pangeran Salibis wilayah Sour, Akka dan Cyprus, membuat aliansi dengan orang Mongol yang menegaskan upaya untuk mengeliminasi umat Islam di Asia dan mengembalikan Al Quds kepada orang-orang Salibis. Pada masa itu, Mesir di bawah dinasti Mamalik diperintah oleh Sultan Al Modhaffar Qutz pada tahun 657 H (1259 M). Ia adalah seorang pemimpin yang terkenal keimanannya, kecintaannya kepada Tuhan dan Islam. Ia adalah murid seorang cendikiawan terbesar pada masa itu, Al Aziz bin Abdul Salaam. Ibn Katsir mengatakan bahwa Qutz adalah “Seorang pahlawan pemberani yang mencintai perbuatan baik dan mengikuti Islam; rakyat sangat mencintainya dan tetap mendoakannya”. Setelah beberapa bulan dari pemerintahannya, ia harus menghadapi problem invasi Tartar dan menerima surat ancaman dari pemimpin mereka yaitu Halako sebelum ia meninggalkan Syria dengan memaksa untuk menyerahkan Mesir. Surat itu berkata : ―Lihat apa yang telah kita perbuat kepada yang lain dan belajarlah dari mereka; menyerahlah, karena kita tidak akan mengasihani orang-orang yang merintih dan menangis. Kemana kira-kira anda akan berlari menyelamatkan diri dari kami? Dan siapa yang dapat memproteksi kalian dari pedang-pedang kami? Kami tidak mengenal benteng-benteng, balatentara yang menyerang kami tidak ada gunanya dan doa kalian untuk kami tidak didengar‖. Namun Butz, pemimpin umat Islam yang hanya takut kepada Allah, tahu betul bahwa kemenangan itu hanya datang dari Allah. Dan kalau ia benar-benar mempersiapkan diri untuk terjun dalam kancah perang dan menghubungkan segala sesuatunya kepada Allah, maka kemenangan akan dapat diraih. Akhirnya ia deklarasikan Jihad dan bersiap untuk menghadapi invasi Salibis. Setelah membaca surat tersebut, ia memerintahkan untuk menangkap dan membunuh para utusan pembawa surat dengan memotong jasadnya dari tengah (untuk dibagi dalam dua bagian). Kepala mereka digantung pada salah satu pintu masuk kota Kairo (pintu Zuwailah). Eksekusi mati ini adalah deklarasi yang tidak ada kegentaran untuk mundur dan bulat tekad untuk berperang. Ini juga merupakan tantangan yang memberikan spirit kekuatan dan kebanggaan dalam menghadapi ekspansi Tatar. Qutz putuskan untuk berinisiatif menyerang dan maju terus menghadapi kekuatan tempur Tatar sebagai upaya untuk mengangkat spirit juang umat Islam sekaligus sebagai penegasan atas spirit jihad yang berupaya untuk mencari mati syahid di jalan Allah. Ini juga sebagai upaya untuk memelihara negara Islam yang berada di Mesir dan pembebasan wilayah Islam lainya di Syria, termasuk di dalamnya Palestina dan masjid Al Aqsa yang diberkahi. Selain itu, serangan ini adalah upaya untuk menakuti orangorang Tatar bahwa mereka yang menyerang adalah tipe baru yang belum mereka hadapi sebelumnya. Dan menyerang adalah cara yang paling sukses untuk bertahan. Pada bulan Ramadhan 658 H – 26 Juli 1260 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Qutz melewati perbatasan dan membebaskan Ghaza dan berdiam di sana selama satu hari. Kemudian mereka merangsek terus ke arah utara untuk menghadapi pasukan Tatar, di sana di ―Ain Jalut‖ bagian Timur Palestina, dua kekuatan Islam dan Tatar ini bertemu. Pertempuran Ain Jalut : Pertempuran Ain Jalut menyaksikan salah satu pertempuran yang terbesar dan krusial dalam sejarah yang terjadi pada hari Jum‘at (25 Ramadhan 658 H) bertepatan dengan (6 Desember 1260 M). Dalam perang ini sebenarnya Tatar lebih unggul dari dua segi ―ilmu dan logika‖, karena mereka punya kelebihan dibandingkan dengan pasukan Islam dalam aspek-aspek berikut ini : - Efisiensi dan pengalaman yang luas yang merupakan buah dari berbagai banyak pertempuran yang mereka arungi (kepemimpinan dan tentara). - Spirit dan moral juang yang tinggi sekali karena belum pernah terkalahkan sebelumnya. - Efisiensi kavalri yang mengetahui berbagai tehnik pertempuran seperti serangan kilat yang menjadi kelebihan balatentara Tatar. - Mereka mampu untuk mengorganisir secara baik karena lebih dekat kepada basis suplai dan logistik. - Lokasi strategis tentara mereka lebih baik dari posisi pasukan Islam. Kendati berbagai kelebihan menyolong yang mereka miliki, namun kemenangan yang monumental telah berpihak kepada umat Islam. Pasukan Qutz punya kelebihan bahwa mereka adalah ―pasukan Islam‖ yang bergerak untuk menolong Islam dan memproteksi negeri-negerinya yang suci. Berbagai lapisan masyarakat turut berpartisipasi dalam pertempuran ini baik kaum lansia, ulama dan orang-orang shaleh Mesir. Perintah untuk ber-amar ma‟ruf wannahyu anil munkar menyebar di kalangan tentara, maka mereka keluar dari Mesir sebagai pasukan yang dalam kondisi taubat, bersih dan sakral membela agama Allah dan menancapkannya di bumi. Sebagaimana pasukan Islam ini juga dipimpin oleh komandan yang beriman yang berhiaskan dengan ―keinginan untuk berperang‖ yang menjadi fenomenanya yang paling kuat dan menjadi faktor kemenangan yang paling signifikan dalam pertempuran apapun. Qutz meminta kepada pasukannya untuk menunggu hingga setelah shalat Jum‘at ―Janganlah kalian melancarkan serangan kepada mereka hingga tergelincir matahari, memberikan bayang-bayang, angin bertiup dan para khatib di masjid serta manusia lainnya mendoakan kita dalam shalat-shalat‖, dan setelah itu baru dimulai pertempuran. Di tengah berlangsungnya pertempuran, isteri Qutz ―Jullanar‖ mati terbunuh dalam Jihad ini. Maka ia bergegas mendekatinya dengan berteriak ―Oh wahai kasihku!‖ pada detikdetik nafas terakhir kepergian isterinya. Isterinya membalas dengan berkata kepadanya : “Jangan engkau katakan itu tapi katakanlah Islamah (duhai Islam)”, kemudian terangkatlah rohnya kepangkuan Rabnya setelah menyampaikan pesan tersebut bahwa urusan Islam dan Jihad di jalan Allah adalah lebih penting dari cinta dan hubungan pribadi. Maka Qutz berdiri tegak dan membalas dengan mengucap : “duhai Islam….duhai Islam…..dan seluruh pasukan mengumandangkan teriakan yang sama sehingga berakhir dengan kemenangan. Di saat perang, kuda Qutz terbunuh lalu ia turun dan terus bertempur walau tanpa kuda sehingga pasukannya memberikannya kuda lain. Namun ia menolak untuk mengambil kuda pangeran lainnya yang secara sukarela memberikan itu kepadanya dengan mengatakan bahwa ia tidak mau untuk menghalangi mereka dalam menunaikan tugas suci ini. Sebaliknya ia harus berusaha sendiri untuk dapat menyelamatkan diri. Ia ditanya mengapa tidak mau menunggang kuda dan kalau saja para musuh melihat maka akan membunuhnya dan Islam akan dipecundangi. Ia menjawab : “Kalau saja saya terbunuh, maka saya telah pergi ke surga. Dan Islam maka ia punya Tuhan yang tidak akan melenyapkannya”. Dan setelah usai dan kemenangan ada di pihak Islam, Qutz turun dari kudanya berjalan dan mengusap mukanya dengan debu medan tempur serta sujud di hadapan Allah bersyukur kepada-Nya yang telah mengaruniakan kemenangan. Kaum muslim langsung bergerak mengejar orang-orang Mongol, dan Qutz memasuki kota Damaskus hanya lima hari setelah berakhirnya peperangan Ain Jalut. Pengejaran berlanjut ke Aleppo dan ketika mereka mengetahui bahwa pasukan Islam sudah mendekat, mereka putuskan untuk meninggalkan tawanan muslim. Dan ini bagi mereka adalah malapetaka yang berat. Hanya dalam satu bulan umat Islam dengan kepemimpinan Al Mamalik berhasil mengembalikan negeri Syria dari Mongol dan Tatar. Peperangan ini adalah salah satu peperangan yang signifikan dalam sejarah, karena berhasil menghentikan ekspansi orang-orang Tatar yang tidak dapat diberhentikan oleh kekuatan apapun sebelumnya. Dan ini merupakan permulaan bagi episode kekalahankekalahan yang berlanjut dan mengembalikan Mongol kepada basis-basis mereka semula dan mampu untuk memerdekakan negeri-negeri Islam yang mereka kuasai. Kemudian orang-orang Mongol yang tetap menetap di negeri-negeri Islam berpindah ke agama Islam, mereka berbondong-bondong memeluk agama Allah ini yang merupakan kemenangan baru umat Islam. Al Mamalik dan Pemusnahan Kekuatan Salibis : Kendati pasang naik kekuatan Mongol Tatar dapat diusir dari bumi Palestina dan umat meraih kemenangan yang gemilang di pertempuran Ain Jalut, namun kerajaan Salibis di Akka tetap saja bertahan dengan kekuasaannya yang mencakup wilayah pesisir yang membentang dari Jaffa ke Akka. Para sultan dari dinasti Mamalik mengambil tugas pembebasan tanah tempat Isra‘ dan negeri Syria yang tersisa sehingga tiba masa di mana kekuatan Salibis yang terakhir dapat diusir setelah lebih dari 30 tahun paska perang Ain Jalut. Yang mensuksesikan sultan Qutz adalah Al Dhaher Bebar, yang berkuasa hanya satu tahun. Bebar punya kontribusi signifikan dalam memerangi dan mengeluarkan kekuatan Salibis dari Syria dengan cara menghujani basis-basis mereka dengan serangan demi serangan secara terus menerus. Namun terkadang ia harus mengakomodir kesepakatan daman dengan mereka bila memang diperlukan. Dan biasanya hal seperti ini berlangsung dalam waktu sepuluh tahun, sepuluh bulan, sepuluh hari dan sepuluh jam. Dan setelah mampu untuk menanggulangi berbagai problema internal negeri, ia kembali turun dalam kancah peperangan dengan Salibis. Dan pada tahun 662 H-1263 M, ia memasuki wilayah Palestina. Setelah pasukannya tiba di daerah Akka, Salibis mendatanginya untuk meminta pembaharuan kesepakatan genjatan senjata dan menyetujui pembebasan para tawanan muslim serta memelihara berbagai kesepakatan dan piagam. Namun Bebars mempertimbangkan tuntutan mereka dan terus melangkah menyerang berbagai basis kekuatan mereka, khususnya di Akka. Ini dilancarkan untuk mengetahui titik-titik kekuatan dan kelemahan yang ada pada mereka sehingga datang waktunya untuk menyelamatkan negeri-negeri dan tempat-tempat yang diduduki. Dan kekuatan Salibis tidak dapat membendung advansi kekuatan ini. Pada tahun 664 H-1265 M, Al Dhaher Bebars kembali menginvasi Palestina dan dapat menguasai Al Qaisariyyah al Muhsanah, menghancurkan dinding-dindingnya. Sebagian pasukannya menyerang wilayah Akka dan sebagian lainnya menyerbu Haifa. Kemudian kota Arsouf jatuh ke dalam genggamannya pada tahun yang sama. Pada tahun berikutnya, ia kembali keluar ke Palestina mengepung Safad, menduduki dan menghancurkan dinding-dindingnya. Kemudian pada tahun 666 H-1267 M, kembali ke Palestina dan datang menghadap kepadanya delegasi Salibis untuk meminta genjatan senjata. Ia biasa mengikuti strategi devide and rule dalam berhubungan dengan kekuatan Salibis agar supaya kekuatan mereka tidak dapat bersatu untuk melawannya dalam satu waktu. Politik seperti ini yang membantu dalam menaklukkan kota Antakiya pada tahun 667 H (1268 M). Ini dianggap sebagai kemenangan yang paling gemilang yang diraih oleh umat dari Salibis setelah keberhasilan Shalahuddin al Ayubi membebaskan kota Al Quds pada tahun 583 H (1187 M). Setelah keberhasilannya untuk menduduki Antakiya, Bebar sepakat untuk mengadakan perjanjian damai dengan Akka yang berlaku hingga 10 tahun dengan syarat bahwa ia harus menguasai setengah dari wilayah Akka dan mengendalikan dataran tinggi di sekitar Sayda. Setelah wafaatnya al Dhaher Bebars, Sultan al Mansur Sayfuddin Qalawoun meneruskan langkah predesesornya untuk memerdekakan negeri Syria dari hegemoni Salibis. Pada masa kekuasaannya ini, terbentuknya aliansi besar melawan umat Islam yang terjalin antara kekuatan Salibis, Tartar dan Sanqur al Ashqar, wakil penguasa Damaskus yang berpaling dari orang Islam. Tapi aliansi ini gagal dan Qalawoun mulai memperketat tekanannya terhadap Salibis dan berhasil menduduki pelabuhan Al Marqab pada tahun 688 H (1285 M). Ia juga menaklukkan Al Ladeqyya pada tahun 686 H (1287 M) dan Tripoli pada tahun 688 H (1289 M). Qalawoun dapat memanfaatkan instabilitas yang terjadi pada negara Salibis di Akka secara khusus dan di negeri-negeri Syria pada umumnya karena perebutan kekuasaan yang sedang terjadi. Ia adalah sosok pemimpin yang kuat yang dapat mengeliminasi kehadiran Salibis di wilayah Arab bagian timur. Pada daerah pantai Shami, Salibis hanya menguasai wilayah Akka, Sour, Sayda dan Etleet. Sekarang bagi Qalawoun adalah momen yang paling tepat untuk mengeliminasi Salibis dari bumi Palestina secara total. Ia memanfaatkan peristiwa penyerangan yang dilancarkan oleh mereka yang membunuh beberapa jemaah haji muslim sebagai sebuah dalih untuk mendeklarasikan jihad melawan Salibis. Ia menyeruhkan seluruh pasukan bersenjatanya dari Mesir dan Syria. Ia berdiam di luar kota Kairo untuk menunggu kedatangan balabantuan, tapi ia terjatuh secara tiba-tiba lalu meninggal dunia pada tahun 689 H (1287 M). Sebagai suksesornya adalah anaknya yang bernama Ashraf Salahuddin. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Salibis untuk menawarkan Ashraf perjanjian lain, tapi itu ditolak dan ia kerahkan pasukan bersenjatanya untuk mengepung Akka yang berhasil dimerdekakan pada tahun 1291 M. Raja Akka, Henry Kedua berhasil lolos melarikan diri ke Cyprus. Setelah menaklukkan Akka, Ashraf menduduki Sayda, Sour, Haifa dan Etleet. Ia juga memerintahkan kepada pasukannya untuk membumihanguskan seluruh benteng-benteng yang ada di kota-kota tersebut. Jadi, basis terakhir kekuatan Salibis telah dihancurkan oleh tangan-tangan dinasti Al Mamalik, dan akhirnya eksistensi mereka di Palestina dan Syria dapat diselesaikan secara total setelah dua abad dari tahun 492-690 H. (1099-1291 M). Dengan prestasi ini, Palestina kembali berada di bawah pemerintahan Islam hingga berakhir pada mDemonologi Islam: Strategi Barat Untuk Menghancurkan Islam Oleh: Ir. Nabiel Fuad Almusawa Demonologi (demonology) secara etimologis adalah the study of demons or evil spirits atau secara terminologis merujuk kepada suatu perekayasaan sistematis untuk menempatkan sesuatu agar ia dipandang sebagai ancaman yang menakutkan. dalam ilmu komunikasi termasuk dalam teori-penjulukan (labelling theory), yang bisa direkayasa menjadi public opinion sedemikian hebat sehingga korban misinterpretasi menjadi hancur reputasinya dan tak mampu bertahan. Dalam kaitannya dengan Islam, maka demonologi adalah sebuah perekayasaan sistematis oleh dunia Barat untuk menempatkan Islam dan ummatnya (yang tidak disukai Barat - pen) agar dipandang sebagai bahaya, jahat, kejam sehingga menjadi ancaman yang sangat menakutkan. Diantara label tersebut seperti 'pemelintiran' istilah Islamic fundamentalism, Islamic terrorism, Islamic bomb, green menace, dan lain lain sehingga menimbulkan Islamophobia dari masyarakat Barat Dan sebagian kaum muslimin terhadap Islam dan menghambat the revival of Islam di berbagai belahan dunia Islam saat ini. Noam Chomsky dalam bukunya berjudul "AS Memanfaatkan Terorisme sebagai Instrumen Kebijakannya", menyatakan bahwa obyek utama demonologi adalah : 1) Organisasi/kelompok2 muslim yang paling besar pengaruhnya dalam menggerakkan kebangkitan ummat abad ini, seperti antara lain Ikhwanul Muslimin di Mesir, Front Islamique du Salut (FIS) di Aljazair, Harakah al Muqawwamah al-Islamiyyah (HAMAS) di Palestina, dan lain lain. 2) Pemerintahan/negara Islam yang berani menentang hegemoni Barat, seperti Hasan alBasyir (Sudan), Milisi Thaliban (Afghanistan), Zia ul-Haq (Pakistan), Muammar Qaddafi (Libya), Khomeini (Iran), Saddam Husein (Iraq), dan lain lain. 3) Para aktifis muslim yang berani menentang kezaliman Barat seperti Syaikh Ahmad Yasin (Palestina), DR. Hasan at-Turabi (Sudan), Osama ben Laden (Saudi Arabia), Abdalla 'Apo' Ocalan (Kurdi Turki), Syekh Omar Abdul Rahman (Mesir). Terhadap hal ini kaum muslimin jauh2 hari telah diperingatkan oleh Allah SWT, dalam al-Qur'an dengan beberapa firman-Nya, antara lain sebagai berikut ; Beberapa strategi Barat dalam upayanya untuk melakukan demonisasi terhadap Islam dan kaum muslimin diantaranya adalah sebagai berikut ; 1) Mitos The Green Menace. Istilah ini muncul setelah runtuhnya The Red Menace (Komunisme Soviet), atau disebut juga the next enemy. Hal ini disebabkan karena faktor2 : a) Dendam historis pasca perang Salib (the crussade). b) Salah faham Barat akibat studi orientalisme masa lalu. Akibat kondisi ini maka Barat melakukan : a) Memerangi, memaksa & menekan sebagian negara muslim yang dianggap sebagai ancaman. b) Membiarkan negara2 muslim saat diserang oleh pihak lain (kasus Bosnia, FIS, Rafah, Palestina, Kashmir, Rohingya, Pattani, Moro, dan lain lain). c) Menerapkan double standard seperti dalam istilah Islam ekstrem, Islam fundamentalis, bom Islam, bahaya hijau, terorisme Islam, dan lain lain. Membiarkan ratusan ribu muslim Bosnia yang 'disembelih' habis-habisan oleh Kristen Ortodox; tapi segera mengirim pasukan Australia dibalik bendera PBB untuk membantu kaum Katholik yang 'merengek-rengek' di Tim-tim. d) Menciptakan ketergantungan dunia Islam untuk tunduk pada Barat dengan memaksakan foreign aid melalui IMF, Word Bank, IGGI, dan sebagainya. e) Mengadu domba antar negara Islam (kasus Iran-Iraq, Iraq-Kuwait, Mesir-Sudan, Taliban-Iran, Saudi-Qatar); atau menyulut konflik internal (RI-Aceh, RI-Papua, SudanSudan Selatan, Turki-Kurdi, Iraq-Kurdi, berbagai konflik dalam negeri di Afrika). f) Mengeliminasi kekuatan Islam, dengan mencegah pembuatan senjata pemusnah nuklir di negara Islam dan sebaliknya membantu mempersenjatai musuh Islam seperti Yahudi (Israel), Hindu (India), Kristen Protestan (AS, Perancis), Katholik (Inggris, Italia), Komunis (China, Korut). Satu2nya negara yang berhasil mulai membangun senjata nuklir ialah Pakistan, yang segera diekspose besar2an dengan sebutan Islamic bomb. g) Membasmi, membubarkan gerakan Islam dan mengeksekusi para tokohnya, seperti terhadap Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon, dan sebagainya. Bahkan mendukung pemerintahan yang otoriter jika demokrasi ternyata memenangkan gerakan Islam, seperti dukungan AS terhadap Mubarak di Mesir, terhadap Junta militer di Turki, Tunis & Aljazair, terhadap para Emir di Tim-Teng, dan sebagainya. 2) Penguasaan Yahudi atas Media Massa (Lihat Protocols of Zions ke-XII). a) Kantor berita terbesar seperti Reuter (oleh Julius Paul Reuter Yahudi Jerman), Associated Press (AP) & United Press Int'l (UPI). b) Media massa terbesar seperti Times & Newsweek (milik milyarder Robert Murdoch, Yahudi AS). c) Jaringan TV internasional seperti ABC, CBS, NBS, CNN, dan lain lain. d) Perusahaan film raksasa seperti 20-th Century Fox, Warner & Bross, Paramount, Golden Co, dan lain lain. 3) Menerapkan istilah Fundamentalisme Islam (al-Ushuliyyah al-Islamiyyah) pd kelompok2 yang berusaha kembali memurnikan ajaran Islam, sebaliknya memberi label Islam moderat pd kelompok yang berusaha menyesuaikan Islam dengan Barat. Pdhal istilah ini asalnya diterapkan pd kelompok Protestan AS yang menolak semua temuan sains modern yang tidak sesuai dengan Perjanjian Lama & Baru, disebut juga puritanisme gereja. 4) Pemutarbalikan istilah Terorisme Islam . Ketika seorang mujahid HAMAS yang meledakkan dirinya (untuk membela negerinya yang dijajah) ditengah kerumunan orang Yahudi dan menewaskan beberapa orang Yahudi, maka dikatakan sebagai terorisme. Sedangkan pembantaian ratusan orang tak berdosa di mesjid saat shalat Shubuh, pembunuhan anak2 kecil Intifadhah, pembuldoser-an rumah2 orang tak berdosa tidak dikatakan sebagai terorisme Yahudi. Ketika terjadi peledakan gedung WTC di New York, yang segera dituduh adalah fundamentalisme Islam, walau akhirnya terbukti yang meledakkan adalah Timothy Mc Veigh dari Branch Davidian AS, tapi dunia sudah keburu mencap Islam. 5) Label bom Islam. Ketika AS mati2 an mencegah negara2 muslim di Asia Tengah memiliki bom nuklir, Pakistan ternyata berhasil mencuri rahasia pembuatannya (oleh DR. Abdul Qadir Khan, MA lulusan Technical University of Delft dan Catholic University of Leuven), maka segeralah majalah Times memasang covernya "The Islamic Bomb", dan AS berusaha memaksa Pakistan melaksanakan NPT, sementara disisi lain malah membantu Israel & India menyempurnakan sistem nuklirnya (tanpa menyebutnya sebagai The Jewish Bomb atau The Hindus Bomb). 6) Penghancuran sistematis terhadap gerakan Islam. Gerakan Islam yang ditakuti oleh Barat, adalah yang benar2 secara total (kaffah) kembali kepada Islam (tidak parsial), diantara gerakan yang ditakuti Barat tersebut antara lain : a) Al-Ikhwanul Muslimin di Mesir Didirikan th 1928 oleh Hasan al-Banna yang kemudian syahid ditembak oleh kaki tangan raja Faruk, dilanjutkan dengan penggantungan terhadap para pimpinan terasnya seperti : Sayyid Quthb, dan lain lain. Dan penyiksaan terhadap para aktifisnya, seperti DR. Yusuf al-Qardhawi, Musthafa Masyhur, Fathi Yakan, Said Hawwa, Abdullah Nashih Ulwan, Abbas as-Sisi, Zainab al-Ghazali dan lain lain yang kemudian menyebar ke seluruh dunia membawa faham gerakan tersebut. Tentang gerakan ini, PM Israel Moshe Dayan berkata : "Tak satupun negara Arab yang ditakuti Israel. Satu2nya pasukan yang paling ditakuti Israel hanyalah pasukan Ikhwanul Muslimin." b) Jama'ah Islamiyyah Pakistan. Didirikan di Pakistan (wkt itu masih bersatu dengan India) th 1941 oleh Abul A'la alMaududi, yang dianggap sebagai salah seorang mujaddid (pembaharu) Islam selain Hasan al-Banna. sebagaimana Al-Ikhwanul Muslimin, Jama'ah Islamiyah juga gigih membendung sekularisme India & dominasi Barat, serta membantu perjuangan muslimin Kashmir. Jama'ah Islamiyah terus mendorong Islamisasi Pakistan, dan baru mendapat dukungan saat Zia ul-Haq berkuasa, sehingga kini dianggap sebagai salah satu partai paling powerfull di Pakistan. c) Harakah al-Muqawwamah al-Islamiyyah (HAMAS) Palestina. Didirikan tahun 1988 di Gaza oleh Syaikh Ahmad Yasin, salah seorang murid Imam Hasan al-Banna asal Palestina, secara resmi HAMAS menyatakan merupakan bagian dari Ikhwanul Muslimin. Gerakan inilah yang mempelopori aksi intifadhah para remaja & anak2 Palestina. HAMAS berseberangan dengan PLO yang terus menerus kalah dalam perundingan dengan Israel. Untuk merealisir cita2nya HAMAS mendirikan brigade 'Izzuddin al-Qassam yang merupakan kelompok terlatih yang sangat militan & paling ditakuti Israel, brigade ini terbukti secara gemilang mampu mengelabui jaringan intelijen Israel yang dikenal paling canggih di dunia. d) Islamic Jihad Movement (IJM) di Palestina Merupakan sempalan dari Ikhwanul Muslimin (memisahkan diri th 1960), mirip dengan HAMAS tapi lebih radikal, dipimpin oleh Abdul Aziz Audah. Jika HAMAS lebih memilih model mujahidin Afghanistan, maka Islamic Jihad Movement (IJM) lebih memilih model revolusi Iran. e) Hizbullah Lebanon Selatan. Merupakan pejuang muslim syi'ah pro-Iran didirikan th 1982 oleh beberapa Ulama syi'ah seperti Subhi Tufaili, Abbas Musawi, Hasan Nashrallah. Milisi Hizbullah sering bekerjasama dengan HAMAS, terutama setelah pendeportasian ratusan aktifis HAMAS ke no man's land di Lebanon Selatan. f) Hizb an-Nahdhah di Tunisia Dipimpin oleh DR Rasyid al-Ghanusyi, dulu ia seorang nasionalis yang lalu berpaling pada pemikiran Ikhwanul Muslimin. An-Nahdhah menjadi gerakan oposan bagi sekularisasi pemerintah Tunisia dibawah pimpinan Habib Borguiba yang mengganti bhs Arab menjadi bahasa Perancis, menghapus pengadilan agama, menghapus jilbab, bahkan mempertontonkan keberaniannya makan siang di bulan Ramadhan di depan rakyatnya. Setelah kematiannya, Borguiba digantikan oleh Ben Ali, yang lalu membubarkan anNahdhah dan memenjarakan 300 tokoh aktifisnya dengan tuduhan ingin menggulingkan pemerintah dan mendirikan negara Islam, untuk meredam protes dunia internasional, maka Ben Ali menyatakan bahwa ia sedang memerangi munculnya fundamentalisme Islam. g) National Islamic Front (NIF) di Sudan. Didirikan oleh DR. Hasan Abdullah at-Turabi, salah seorang ulama IM terkemuka yang pernah menamatkan pendidikannya di Oxford University & University of Sorbonne. AtTurabi sendiri menolak menjadi pemimpin Sudan tapi lebih memilih menjadi Ketua Parlemen Sudan setelah terpilih secara demokratis dalam Pemilu Sudan. Islamisasi Sudan disambut antusias oleh masyarakat yang sdh bosan dengan kapitalisme & sosialisme yang ternyata tidak pernah menghslkan apa2 dalam pembangunan bangsa Sudan. h) Front Islamique du Salut (FIS) di Aljazair. FIS merupakan korban & bukti plg obyektif ttg kemunafikan Barat terhadap Islam & kaum muslimin, setelah menang telak dalam Pemilu multipartai 1992, maka Barat merekayasa melalui militer untuk membubarkan FIS, menangkap & memenjarakan para aktifisnya, sehingga menimbulkan pemberontakan berdarah rakyat Aljazair. FIS didirikan oleh DR Abbas Madani (sosiolog lulusan Inggris), ust. Ali Belhadj (ulama) & Abdulqadir Hachani (Ir. Perminyakan). Saat menang dalam Pemilu lokal, FIS menerapkan syariat Islam seperti larangan berzina, kewajiban berjilbab & pemberantasan korupsi. Langkah FIS menarik masyarakat & terbukti menurunkan aborsi dikalangan remaja & menyelamatkan sebagian besar uang rakyat, sehingga mendapatkan dukungan. Kudeta kemudian dilakukan oleh militer & penyiksaan pada para aktifis FIS, yang mengakibatkan munculnya kelompok2 pecahan dari FIS yang ingin membalas dendam seperti Armed Islamic Salvation (AIS), Group of Islamic Army (GIA), dan lain lain. Saat ini sebagian besar wilayah Aljazair dikuasai oleh gerilyawan AIS yang merupakan penjelmaan baru FIS, sementara GIA dikenal sebagai gerakan sempalan FIS yang sangat radikal yang anti Barat. i) Hizbu Rafah (Welfare Party). Didirikan oleh Prof. Necmettin Erbakan tahun 1981, seorang Ir. Lulusan Achen Jerman. Erbakan berkali2 mendirikan partai Islami tetapi selalu dibubarkan pemerintah, terakhir Partai Kemakmuran (Rafah) yang dibentuknya menang Pemilu ternyata juga dihadang oleh duet militer-partai sekular Turki (Ciller & Yilmaz). Diantara misi Rafah yang ditakuti Barat adalah mengeluarkan Turki dari keanggotaan NATO, mengurungkan bergabung dengan uni-Eropa, membantu muslim Chechnya, membentuk pemerintahan bersama dengan negara2 muslim di dunia, membatalkan kerjasama Turki dalam membantu Israel, membentuk NATO Islam, pasar bebas Islam dan UNESCO Islam. Setelah 20 bulan memerintah Turki, Erbakan digulingkan & Rafah dibubarkan, aktifisnya mendirikan partai baru yaitu Partai Kebajikan. j) Partai al-Islam se Malaysia (PAS). k) Milisi Thaliban di Afghanistan. l) Gerakan Islam di Asia Tengah. 7) Pemelintiran Istilah-Istilah tertentu demi kepentingan Barat. Seperti konsep: a) Moderat yang diartikan sebagai kelompok yang sesuai dengan pemahaman & bisa bekerjasama dengan kepentingan Barat sementara radikal, diartikan sebagai yang tidak sesuai dengan keinginan Barat. b) Teroris diartikan sebagai gerakan Islam yang memerangi Barat & Israel, sementara pembalasan (retaliation), diartikan sebagai usaha untuk menghancurkan gerakan tersebut. c) Sandera diartikan sebagai mata-mata AS/ Barat yang tertangkap oleh negara lain sementara mata-mata, hanya berlaku bagi agen dari selain Barat. d) Perdamaian, diartikan sebagai keharusan Palestina untuk memberikan negerinya kepada penjajah Israel, sementara istilah teroris dilekatkan kepada para pejuang kemerdekaan Palestina. e) Tata Dunia Baru diartikan sebagai tatanan dunia yang diciptakan dan direstui AS dan Barat untuk mendukung kepentingan mereka. f) Globalisasi ekonomi sebenarnya berarti usaha Barat untuk memaksa dunia ke-3 untuk membuka pasar negaranya demi menghancurkan pengusaha pribumi untuk kepentingan perusahaan2 raksasa dari negara Barat. g) Istilah pembaruan agama lalu diartikan sebagai penafsiran kembali al-Qur'an dan asSunnah yang sesuai dengan modernisasi Barat. h) Toleransi diartikan sebagai sikap yang hrs dilakukan kaum muslimin untuk menerima berbagai sikap yang bertentangan dengan agama & aqidahnya. i) dan sebagainya. 8) SOLUSI : 1. Kembalilah ke pangkuan Islam, pelajarilah Islam secara kaffah tidak parsial. 2. Berusahalah untuk bergabung dengan kelompok kaum muslimin yang baik & benar, 3. Mulailaih Islamisasi diri, lalu keluarga, lalu masyarakat, dan seterusnya. Ingatlah bahwa "al-bunyan la taqumu fi yaumin wa lailatin" ("Bangunan itu tidak mungkin dibangun hanya dalam sehari semalam"…) Rabbana 'atina min ladunka rahmatan wa hayyi' lana min amrina rasyada …Wallahu a'lamu bisshawabasa di saat kekuatan Inggris berhasil menjajah wilayah ini. KONSPIRASI TERHADAP KHILAFAH ISLAM Kini sistem khilafah Islamiah telah tiada dari muka bumi, ia dihapuskan secara rasmi pada 3 Mach 1924. Hilangnya sistem khilafah berarti hilangnya sebuah sistem peradaban Islam yang menyatukan dunia Islam di bawah satu kekuatan, menyatukan kehidupan kaum Muslimin dalam berbagai aspek kehidupan yang berlandaskan syari'at Islam di bawah satu kepimpinan. Hilangnya sistem khilafah juka berarti hilangnya "Daulah Islam" yang menurut Dr. Yusuf Qardhawi merupakan perwujudan ideologi Islam yang mewarnai kehidupan kaum Muslimin di dalam segala lapangan kehidupan. Jika ditelusuri, ada dua sebab kehancuran khilafah Islam, yaitu sebab dalaman dan sebab luaran. Sebab dalaman adalah sebab-sebab yang timbul dari dalam umat Islam sendiri, beserta khilafahnya. Sedangkan sebab luaran adalah sebab-sebab yang datang dari luar umat Islam. Salah satu sebab luaran yang sangat penting adalah peranan gerakan Zionis dalam menghancurkan khilafah Islam. ZIONIS Gerakan Zionis Internasional yang bersifat politik muncul setelah Theodor Hertzl mengajukan gagasan negara Yahudi. Gerakan ini muncul karena rasa persaudaraan yang erat di dalam ras Yahudi dan adanya perasaan tentang pernyataan Tuhan mengenai ketinggian ras Yahudi dibandingkan ras lain dan kepada ras Yahudilah semua manusia mendapat berkah (lihat Al-Kitab: Kejadian, 22:18). Ayat ini mendorong kelompokkelompok Yahudi untuk menjadikan diri mereka sebagai "penguasa dunia". Sedangkan Konferens Organisasi-organisasi Islam sedunia di Makkah Al-Mukarramah pada tahun 1974 memberikan rumusan mengenai zionisme sebagai suatu gerakan politik rasial yang percaya bahwa ras Yahudi adalah ras yang paling tinggi darjatnya di muka bumi. Orang lain dianggap bagai binatang yang memberikan pelayanan kepada orangorang Yahudi. Gerakan ini mempunyai ambisi untuk menguasai seluruh dunia dengan peranantaraan satu pemerintahan dunia yang berpusat di negera yang kini dikenal dengan Israel (Munawwir, 1986:120). Roger Garaudy membagi zionisme ke dalam dua kategori: zionisme keagamaan dan zionisme politik. Zionisme keagamaan jumlahnya sangat sedikit. Zionisme spiritual ini tidak merancang suatu kegiatan politik apapun untuk membentuk negara melalui penguasaan Palestin (Garaudy, 1988:19-20). Sedangkan zionisme politik bermula dari kedatangan orang-orang Yahudi-Arkenazim pada tengah abad ke-19. Selanjutnyua pada tahun 1881 berdiri gerakan Chovevei Zion (Pencinta Zion). Gerakan ini melakukan pemindahan orang-orang Yahudi Arkenazim ke Palestin, terutama pada tahun 1882-1884 dan 1890-1891. Upaya pemindahan Yahudi ke Palestin juga dibiayai oleh seorang pengusaha besar Baron de Rothschild. Sementara itu, terdapat seorang yang bernama Theodor Hertzl yang memunculkan isu Zionisme ke permukaan melalui bukunya "Der Judenstaat" pada tahun 1896. Sejak saat itu ia berusaha kewujudkan impiannya. Ia pun membentuk die welt, surat khabar Zionis untuk mendukung usaha-usahanya. Pada 29-31 Ogos 1897, dilaksanakan Kongres Zionis pertama di Basle, Swiss. Dalam pertemuan ini hadir sekitar 197 delegasi yang terdiri dari kaum ortodoks, nasionalis, liberalis, atheis, kulturalis, sosialis, kapitalis. Mereka menghasilkan "Protokol Basle" yang merupakan tujuan-tujuan gerakan tersebut. Selanjutnya, gerakan-gerakan Zionis disatukan di bawah bendera Zionist Organization. Mereka membentuk Jewish Colonial Trust, sebuah bank yang merupakan instrumen kewangan bagi organisasi zionis. Tahun 1902 dibentuk perusahaan bagian dari Jewish Colonial Trust, yaitu Anglo-Palestine Company. Institusi lainnya ialah Jewish National Fund, yang dicetuskan oleh Hermann Schapira pada kongres pertama dan disetujui pada kongres keempat di London tahun 1900. SASARAN UTAMA Atas segala keyakinan dari program-programnya, maka gerakan zionis telah menjadikan bumi Palestin yang dipandang sebagai "tanah suci" mereka, menjadi sasarannya. Palestin dijadikan sebagai tempat kembalinya koloni Yahudi, sekaligus mewujudkan segala tujuan-tujuan Yahudi. Dengan Palestin sebagai tempat berdirinya negara zionis Israel inilah maka kaum Yahudi akan melaksanakan Messianic Mission (misi juru selamat) di dunia. Dengan dijadikannya Palestin sebagai sasarannya tersebut merupakan suatu alasan yang kuat mengapa kaum Yahudi dalam kongres ke 6 di Basle tahun 1903, menentang usulan Perdana Menteri Inggris, Chamberlain, untuk menempati Kenya sebagai tempat orangorang Yahudi. Hertzl menyangka yang ditawarkan oleh Chamberlain adalah Uganda, sehingga ide ini dikenal sebagai "Proposal Uganda". Kemudian pada kongres ke 7 di Basle 1905, proposal Uganda ditolak oleh para delegasi Yahudi yang hadir. Usulan lain yang ditolak adalah "Egypt Proposal" yang hendak menjadikan Mesir sebagai tempat orang-orang Yahudi (lihat Halloum, 1988: 141-142). Penolakan ini juga sebagai pembuka babak baru Zionisme sebagai suatu ideologi yang menggambarkan aktiviti politik dan praktis di Palestin. Usaha keras kaum Yahudi di dalam mewujudkan sasaran-sasarannya tersebut diperkuat dengan dikembangkannya organisasi-organisasi transnasional yang berafiliasi pada kepentingan Yahudi. Organisasi-organisasi tersebut melakukan program-program untuk mempengaruhi dunia sekaligus sebagai media untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan Yahudi. Organisasi-organisasi transnasional yang berafiliasi pada kepentingan Yahudi tersebut jaringannya tersebar di seluruh dunia. INTERAKSI DENGAN KHILAFAH Wilayah Palestin yang dijadikan sasaran kaum Yahudi, adalah merupakan bumi yg diperintah oleh Daulah Khilafah Turki Utsmani, yang ketika itu dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II. Baginda memegang tampuk pemerintahan menggantikan Sultan Abdul Aziz yang meninggalkan kondisi negara dalam keadaan gawat seperti hutang luar negeri, parlimen yang tidak berfungsi, campur tangan kuasa asing, berbagai kepentingan Dewan Negara dan Dewan Menteri serta birokrat-birokrat yang korup. Pemerintahan Sultan Abdul Hamid II berpusat di Istanbul Turki. Sultan Abdul Hamid II menjalankan kekuasaan dengan baik, juga sering berbicara dengan berbagai lapisan masyarakat, baik birokrat, intelektual, rakya jelata maupun dari kelompok-kelompok yang kurang disukainya (lihat Shaw, 1977:212). Kebijaksanaannya untuk mengayomi seluruh kaum Muslimin membuat ia populer. Penggalangan kekuatan kaum Muslimin dan kesetiaan mereka terhadap Sultan Abdul Hamid II ini berhasil mengurangi tekanan Eropah terhadap Uthmaniah. Untuk mewujudkan impian para zionis membentuk suatu pemerintahan nasional Yahudi di Palestin, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk menguasai Palestin. Pertama-tama kaum Yahudi yang dimotori oleh Hertzl melalui rekannya Neolinsky mengajukan permohonan kepada Sultan Abdul Hamid II, namun ditolak dengan keras. Setelah dilangsungkannya kongres Zionis di Basle 1897, kembali diajukan kepada Sultan Abdul Hamid II mengenai penyerahan sebagaian tanah Palestin bagi para pendatang Yahudi. Delegasi Yahudi-Zionis yang dipimpin oleh seorang tokok zionis Utsmani bernama Carruso (Qrasu) meminta izin agar Sultan memperkenankan orang-orang Yahudi mengunjungi Palestin dan mendirikan perkampungan dekat Jerusalem dengan menawarkan keuntungan yang tidak sedikit. Mendengar tawaran ini, Sultan malah marah yang diikuti dengan semakin diperketatnya peraturan "Passport Merah" yang mempersulit keberadaan pendatang-pendatang Yahudi di Palestin. Selain strategi langsung menemui khalifah kaum Muslimin, Sultan Abdul Hamid II, dalam menguasai Palestin, maka kaum Yahudi-Zionis juga melancarkan strategi tidak langsung yaitu melalui gerakan Freemansory yaitu gerakan Yahudi Zionis transnasional dan diplomasi Zionis di luar Uthmaniah. Gerakan Freemansory memiliki hubungan yang sangat kuat dalam perkembangan organisasi "Ittihat ve Terrakki" (Al-Ittihat wa al-Tarraqqi; Persatuan dan Kemajuan) yang berkembang sangat pesat di Salonika Turki. Anggota-anggota Komite Persatuan dan Kemajuan dikenal dengan Turki Muda (Young Turks) yang sangat dekat dengan militer dan banyak anggota-anggotanya yang merupakan orang Yahudi (Jews) dan Cryto Jews Salonika. Untuk menjalankan roda organisasi, mereka mendapatkan sokongan kewangan dari orang-orang Dunama yaitu sekelompok orang-orang Yahudi yang masuk ke dalam agama Islam namun secara sembunyi-sembunyi tetap mempertahankan keYahudi-annya (Amini, 1978:125). Pada organisasi Komite Persatuan dan Kemajuan inilah, pemikiran-pemikiran (fikrah) Yahudi ditanamkan. Komite Persatuandan Kemajuan sesuai dengan program utamanya yang dipublikasikan, berusaha secara besar-besaran menekan Sultan Abdul Hamid II guna memberlakukan kembali perlembagaan 1879 yang dirancang oleh Midhat Pasha seorang Dunama anggota Freemason. Usaha ini berhasil sehingga Sultan Abdul Hamid II memberlakukan kembali perlembagaan 1879 dan membentuk kembali parlimen yang sudah dibubarkan. Pemberlakuan kembali perlembagaan 1879 telah menyulut kerusuhan yang terjadi pada tanggal 13 April 1909 yang menunjukkan penolakan masyarakat yang mayoritas Muslim terhadap kekuasaan Komite Persatuan dan Kemajuan sekaligus wujud kebencian terhadap Freemasonry dan terutama dari kalangan para ulama. Para ulama menilai bahwa perlembagaan 1879 dapat membawa Khilafah Uthmaniah ke arah sekularisme dan pemerkosaan terhadat syari'at Islam. Untuk "memulihkan ketertiban", maka pejabat-pejabat militer Macedonia mengirimkan pasukan Harekat Ordusu dari Salonika. Akan tetapi pasukan yang dipimpin oleh Dunama-Freemason bernama Ramzy bey ini malah berbalik menyerang keduduka Sultan dan menghancurkan barikade-barikade pertahanan para penentang konstitusi. Akibat peristiwa ini kemudian dipecatnya Sultan Abdul Hamid II dari kedudukannya sebagai Sultan-Caliph oleh parlemen. Terhadap peristiwa pemecatan ini, Sultan Abdul Hamid II menuding kelompok Yahudi sebagai pihak yang bertanggung jawab. Hal ini terungkap dalam surat Sultan Abdul Hamid II kepada salah seorang gurunya Syekh Mahmud Abu Syamad yang berbunyi: -----------------------------------------------------------------------------"...Saya meninggalkan kekhalifahan bukan karena suatu sebab tertentu, melainkan karena tipu daya dengan berbagai ancaman dari tokoh-tokoh Organisasi Persatuan yang dikenal dengan sebutan Cun Turk (Jeune Turk), sehingga terpaksa saya meninggalkan kekhalifahan itu. Sebelumnya, organisasi ini telah mendesak saya berulang-ulang agar menyetujui dibentuknya sebuah negeri nasional bagi bangsa Yahudi di Palestin. Saya tetap tidak menyetujui permohonan berulang-ulang yang memalukan ini. Akhirnya mereka menjanjikan uang sebesar 150 juta pounsterling emas. Saya tetap dengan tegas menolak tawaran itu. Saya menjawab dengan kata-kata, << Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku hidup mengabdi kepada kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniah. Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian.>> Setelah mendengar dan mengetahui sikap dari jawaban saya itu, mereka dengan kekuatan rahsia yang dimiliki memaksa saya menanggalkan kekhalifahan, dan mengancam akan mengasingkan saya di Salonika. Maka terpaksa saya menerima keputusan itu daripada menyetujui permintaan mereka. Saya banyak bersyukur kepada Allah, karena saya menolak untuk mencoreng Daulah Uthmaniah, dan dunia Islam pada umumnya dengan noda abadi yang diakibatkan oleh berdirinya negeri Yahudi di tanah Palestin. Biarlah semua berlalu. Saya tidak bosan-bosan mengulang rasa syukur kepada Allah Ta'ala, yang telah menyelamatkan kita dari aib besar itu. Saya rasa cukup di sini apa yang perlu saya sampaikan dan sudilah anda dan segenap ikhwan menerima salam hormat saya. Guruku yang mulia. mungkin sudah terlalu banyak yang saya sampaikan. Harapan saya, Anda beserta jama'ah yang anda bina bisa memaklumi semua itu. Wassalamu'alaikum Wr.wb. 22 September 1909 ttd Pelayan Kaum Muslimin (Abdul Hamid bin Abdul Majid) (Carr, 1991:21) ------------------------------------------------------------------------------Penurunan Sultan Abdul Hamid II dari kedudukannya sebagai Sultan-Caliph menandai berkuasanya Komite Persatuan dan Kemajuan secara langsung dalam pemerintahan Uthmaniah. Untuk melempangkan kekuasaannya, maka kemudian Komite Persatuan dan Kemajuan mengambil garis tegas untuk menjalankan ide Turanisme (Nasionalisme Turki) di berbagai bidang. Strategi diplomasi Yahudi di luar Uthmaniah dilakukan dengan pendekatannya terhadap pemerintahan Inggris dan Jerman untuk menyokong usaha-usaha kaum Yahudi. Pendekatan terhadap pemerintahan Inggris menghasilkan "Deklarasi Balfour" yang berisi persetujuan pemerintahan Inggris untuk mendirikan negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestin dan mendukung untuk tercapainya usaha tersebut. Deklarasi Balfour inilah yang merupakan titik kunci permasalahan Palestin hingga kini. KHILAFAH UTHMANIYAH RUNTUH Dimulai dari kekalahan Uthmaniah dalam Peperangan Dunia I yang ditandai dengan masuknya pasukan Inggris ke Istanbul dan menguasai pemerintahan. Mustafa Kamal adalah anggota Freemason yang menjadi salah seorang pimpinan pasukan Uthmaniah yang ditugas menghadang gerak laju sekutu di Anatolia, akhirnya mempengaruhi dan mengumpulkan massa untuk memberontak terhadap kekuasaan Khalifah di Istanbul. Dengan berbagai taktik dan strategi akhirnya Mustafa Kamal membentuk parlimen baru yaitu Majlis Raya Nasional pada tanggal 19 March 1920. Selanjutnya Kamal mempelopori Majlis untuk membentuk negara baru yaitu negara nasional Turki. Kemenangan pasukan Kamal menghalau pasukan sekutu yang diikuti dengan gencatan senjata dan perundingan pada tanggal 3-11 Oktober 1922 semakin memperkokoh posisi Kamal. Tanggal 1 November 1922, Majlis Raya Nasional mengundangkan peraturan baru yang memisahkan antara kesultanan dan kekhalifahan. Pengundangan peraturan baru berakibat dibubarkannya seluruh perangkat negara Uthmaniah dan Isanbul secara administratif dikuasai oleh Majlis Raya Nasional. Selanjutnya tanggal 4 November 1922 kabinet Taufiq Pasha di Istanbul mengundurkan diri dari jabatannya dan diperintahkan untuk menghentikan kegiatannya. Sultan Muhammad VI Wahiduddin saat itu merasa dalam bahaya akhirnya mengasingkan diri ke Malta. Majlis memilih Abdul Majid II bin Abdul Aziz sebagai penggantinya yang dibai'at oleh kaum Muslimin sedunia. Sementara itu, pada tanggal 21 November terjadi perjanjian antara Inggris dan Turki untuk membahas penyelesaian masalah Turki. Dalam kesempatan tersebut Inggris mengajukan syarat-syarat agar pasukannya dapat ditarik dari wilayah Turki, yang dikenal dengan "pernyataan Curzon", yaitu: 1. Turki harus menghapuskan Khilafah Islamiyah serta mengusir khalifahnya dan menyita semua harta kekayaannya. 2. Turki harus berjanji untuk menghalangi setiap gerakan yang membela kekhalifahan. 3. Turki harus memutuskan hubungannya dengan dunia Islam. 4. Turki harus menerapkan hukum sipil sebagai pengganti hukum Daulat Uthmaniah yang bersumberkan Islam. Persyaratan tersebut diterima oleh Mustafa Kamal dan perjanjian ditandatangani pada tanggal 24 Julai 1923. Akhirnya melalui perdebatan alot dan tekanan pada tanggal 3 March 1924, Majlis Raya Nasional menghapus jabatan Khalifah dan khalifahnya saat itu Sultan Abdul Majid II diusir keluar negeri. Penghapusan khilafah ini kemudian diikuti dengan pemberangusan segala unsur Islam dalam masyarakat. Dari mulai penutupan dan pengalihfungsian masjid-masjid, pelarangan penggunaan bahasa Arab, tulisan Arab dan pakaian Muslim sampai penghapusan Mahkamah Syari'at dan perubahan penanggalan Masehi. Tindakan ini memutuskan Turki dari masa lalunya yang dilandasi Islam dan memutuskannya dari Dunia Islam. Dengan demikian berakhirlah Khilafah Islam yang telah dipertahankan selama 13 abad, dan berakhir pula kekuasaan Uthmaniah yang berlangsung sekitar 640 tahun. Prestasi Mustafa Kamal Attaturk seorang agen Freemason Yahudi dalam menghapuskan Khilfah ini, sangat dibanggakan oleh Freemason yahudi yang disebutkan dalam Ensiklopedi Freemasonry: ----------------------------------------------------------------------------"Revolusi Turki (yang dimulai) pada tahun 1918 yang diprakarsai oleh saudara yang mulia Mustafa Kamal Attaturk sangat menguntungkan rakyat, melenyapkan kekuasaan Sultan, memberantas Khilafah, menghilangkan Mahkamah Syari'at, menyingkirkan perananan agama Islam dan menghapuskan kementerian wakaf. Bukankah semua ini merupakan pembaharuan yang dikehendaki Freemasonry dalam setiap bangsa yang sedang bangkit? Siapa di antara tokoh Freemasonry yang dapat menandingi Attaturk, baik dulu maupun sekarang?" (Al-Kilany, 1992:19Sejarah Palestina Sejak periode kedua Abasiyyah yang dimulai setelah pertengahan abad ketiga hijriah, negara kekhilafaan Islam terus melemah secara progresif hingga akhirnya harus pecah menjadi tiga khilafah. Khilafah Abasiyah berdiri di Timur; khilafah Fatimiyyah di Mesir, sebagian wilayah Afrika Utara dan Syria; dan khilafah Umawiyah di Andalus. Pada saat kondisi umat yang seperti ini perang salib terjadi. Peta Politik Regional sebelum Perang Salib : Empat puluh tahun sebelum terjadinya perang salib, bangsa Saljuk Turki telah berhasil mendominasi Baghdad dan mengambil kekuasaannya di bawah kekhalifaan nominal Abasiyyah. Orang Saljuk berusaha untuk dapat menguasai sebagian besar wilayah Parsi, wilayah utara Iraq, Armenia dan Asia kecil pada tahun 1040 M. Kemudian sultan Saljuk, Toghrol Bic, berhasil menguasai wilayah Bain pada tahun 1055 M. Orang Saljuk mulai menyebarkan kekuasaan mereka atas Byzantine di Asia Minor. Pada tanggal 19 Agustus 1081 M, terjadi perang Malathkard di bawah komando Saljuk yang bernama Alb Arsalan yang benar-benar menimbulkan malapetaka besar bagi orang-orang Byzantin hingga akhir abad ke 11 M. Pada tahun 1071 M. bangsa Saljuk meluaskan cengkraman kekuasaan mereka di sebagian besar wilayah Palestina kecuali Arsout. Dengan kekuasaan ini mereka mengakhiri dominasi Fatimiyah dari tanah ini dan terus meluaskan ekspansinya atas wilayah Syiria yang dikuasai oleh Fatimiyah dan menguasai sebagian daerahnya. Pada tahun 1092 M-485 H, Sultan Saljuk Malikshah meninggal dunia. Paska kematiannya menandakan permulaan kehancuran dominasi orang Saljuk dan meletusnya berbagai peperangan sengit antar mereka berkecamuk untuk memperebutkan dominasi dan kekuasaan. Pada tahun 1096 M, kerajaan mereka terbagi menjadi lima : Kesultanan Persia (di bawah kekuasaan Birkiyarouq), Kerajaan Khurasan dan wilayah di seberang sungai (di bawah kekuasaan Singer), Kerajaan Aleppo (di bawah penguasa Radwan), Kerajaan Damaskus (di bawah penguasa Daqaq) dan Kesultanan Saljuk Romawi (di bawah penguasa Qalj Arsalan). Sebagian besar wilayah Palestina berada di bawah rezim Damaskus. Pada saat dua penguasa Syria (Radwan dan Daqaq) melemah, banyak penguasa partikelir bermunculan namun tidak ada satupun yang dapat mendominasi lebih dari satu kota. Pasukan Salib memulai serangan militer mereka pada tahun 1098 M (491 H) sementara daerah-daerah muslim di Syria, Iraq dan lainnya tercabik-cabik karena berbagai perbedaan dan konflik berdarah yang terjadi. Dua saudara dari keturunan Titish, Radwan dan Daqaq, saling melancarkan serangan dan terlibat dalam pertempuran pada tahun 490 H. Banyak lagi pertempuran lain yang terjadi antara Muhammad bin Malikhshah Birkiyarouq dan adiknya karena konflik perebutan kekuasaan di mana masing-masing saling memenangkan pertempuran dan membuat pengaduan kepada mahkamah kekhilafaan secara silih berganti sepanjang periode 492-497 H. Ekspedisi Militer Salib Pertama dan Hasilnya Pada masa itu Eropa mulai memfokuskan pandangan mereka ke arah tanah suci, setelah Paus Urban Kedua (1088-1099 M) berseru kepada para hadirin di Dewan Claremont pada tanggal 26 November 1095 M untuk merestorasi tanah suci dengan cara merampasnya kembali dari tangan umat Islam. Berbagai dewan didirikan di berbagai tempat yaitu di Liouz, Angariz, Man, Tours, Bouwatieeh, Bordeaux, Toulouse dan Neim yang ia sebut sebagai konsolidasi untuk melancarkan Perang Salib pada periode 1095-1096 M. Ia menjanjikan dan mengkampanyekan bahwa siapapun sukarelawan yang ingin berpartisipasi dalam peperangan yang mereka galang akan diampuni seluruh dosa-dosanya. Sebagaimana ia juga menjanjikan bahwa setiap properti tentara Salib akan dipelihara di bawah pengawasan gereja selama keabsenan mereka. Dan setiap tentara diminta untuk menjahitkan lambang salib yang terbuat dari kain pada pakaian bagian luar. Para Salibis telah melancarkan ekspedisi publik atau yang disebut dengan ekspedisi para penyeru. Ini adalah ekspedisi yang sangat minus persenjataan dan koordinasi. Salah satu dari ekspedisi ini adalah yang dilakukan oleh Peter seorang Hermit yang merupakan orang yang punya retorika tinggi yang dikenal karena menunggang keledai pincang dengan kaki telanjang dan pakaian yang compang camping. Namun ia mampu untuk menggalang dan memobilisasi lebih kurang 15 ribu sukarelawan di Perancis. Tapi di tengah perjalanan ke tempat yang mereka tuju, ada peristiwa pembantaian yang terjadi pada lebih kurang 400 ribu sukarelawan, ini dikarenakan perselisihan yang mencuat dan memanas dari persoalan sepele, perebutan makanan. Pasukan yang dipimpin oleh Walter yang pailit (the Penniless), bergabung dengan pasukan di atas ketika bertemu di daerah Konstantinople dan memasuki wilayah pesisir Asia bersama-sama. Di sana, terjadi pertempuran dengan bangsa Saljuk yang dapat mengalahkan mereka serta membantai lebih kurang dari 22 ribu Salibis. Dari pertempuran ini hanya 3 ribu tentara Salibis yang dapat survive. Adapun dua ekspedisi militer Volkmar dan Amikh, mereka mulai membantai orang-orang Yahudi di sepanjang perjalanan. Namun akhirnya kedua ekspedisi tersebut harus terkucar-kacir di Hungaria! Untuk pertama kali, para penunggang kuda profesional dan pembesar Eropa mulai berpartisipasi dalam ekspedisi militer Salib kali ini. Serangan mereka dilancarkan pada musim panas tahun 1097 M dengan tujuan untuk dapat menduduki wilayah-wilayah muslim. Pada bulan Maret 1098 M, balatentara Salibis dapat membentuk sebuah negara Al Raha di bawah kepemimpinan Paul Baldwin. Mereka kemudian mengepung Antakiya selama 9 bulan. Penguasa Antakiya, Baggisia adalah seorang yang punya ide baik dan mengambil langkah ekstra hati-hati dibanding dengan yang lain, telah memperlihatkan keberaniannya yang membuaat kebanyakan pasukan Salibis binasa dan kalau mereka tetap survive dalam jumlah yang masif seperti awal keberangkatan niscaya mereka akan dapat mendominasi negara-negara Islam. Namun seorang Armenia yang bertugas menjaga dinding-dinding kota dapat dihubungi oleh pasukan Salib dengan mendapat imbalan uang dan properti. Maka ia bukakan pintu gerbang dari menara yang ia kawal. Karena ulah pengawal ini akhirnya pasukan Salib dapat menduduki kota dan berhasil mendirikan kota kedua pada tanggal 3 Juni 1098 M (491 H) di bawah kepemimpinan Bohemond dari Normandy. Pada tahun 1097 M, di saat bangsa Saljuk harus menghadapi ekspansi pasukan Salibis pada wilayah utara Syria, orang-orang Fatimiyah memanfaatkan kesempatan ini untuk menginvasi dan menduduki Tyre, lalu mendominasi Al Quds pada bulan Februari 1098 M di saat pasukan Salib sedang mengepung Antakiya. Di Tripoli, Ibn Ammar yang merupakan seorang hakim dan salah satu pengikut Fatimiyah telah mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya. Di saat tentara Salib masih mengepung Antakiya, penguasa Fatimiyah mengirim delegasi kepada mereka dan mengutarakan berkeinginan mereka untuk beraliansi dengan mengusulkan agar mereka dapat memerangi orang-orang Saljuk dan nantinya wilayah utara ―Syria‖ berada di bawah kekuasaan Salibis dan Palestina di bawah dominasi Fatimiyah. Untuk itu, maka pasukan Salib mengirim utusan ke Mesir untuk mewujudkan ―perhatian dan kebaikan mereka‖. Di saat orang Saljuk sibuk mempertahankan wilayahnya dari ancaman Salibis, orangorang Fatimiyah asyik dengan ambisi ekspansif mereka meluaskan dominasinya di Palestina pada wilayah yang dikuasai Saljuk sehingga perbatasan mereka mencapai sungai Al Kalb di bagian utara sungai Jordan di bagian Timur! Muncul berbagai pengkhianatan dan apatisme dari negara-negara kota yang punya keinginan kuat untuk dapat menarik simpati dan menjalin persahabatan dengan orang Salibis yang terus berekspansi. Ini terjadi di saat penguasa wilayah Sheezat menghubungi orang Salib dan menyepakati untuk tidak melawan mereka serta menyediakan apa yang mereka butuhkan seperti makanan dan suplai bahan pangan lainnya. Penguasa ini juga menyediakan dua orang penunjuk jalan yang akan membimbing perjalanan mereka!! Dan imbalannya Salibis memberikan kota Homos sebagai hadiah!! Dan dibuatlah perjanjian antara kedua pihak ini di kota Mosyaf. Adapun Kota Tripoli bersedia membayar pajak dan menyediakan penunjuk jalan bagi kekuatan Kristen ini. Kota Beirut membayar uang dan menawarkan ketaatan kepada mereka bila dapat menaklukkan Al Quds. Raymond Tolouse (pangeran provinsi dan Toulouse di Perancis) terus memimpin perjalanan Salibis menuju Al Quds. Jumlah mereka hanya sekitar seribu tentara berkuda dan 5 ribu pasukan infantri. Pada waktu musim semi tahun 1099 M, mereka berhasil memasuki Palestina dengan melewati Acre di mana penguasanya menyediakan mereka berbagai suplai, sebuah langkah yang kemudian diikuti oleh penguasa Qeisarya dan Arsouf. Setelah itu mereka menduduki Al Ramleh, Lod dan Bethlehem. Pada tanggal 7 Juni 1099 M, pengepungan wilayah Al Quds dimulai. Iftikhar Al Dawlah adalah orang yang ditunjuk oleh Fatimiyah untuk berkuasa di sana. Kota ini dikuasai pada tanggal 15 Juli 1099 (23 Sha‘ban 429 H). Bala tentara Salibis terus membantai umat Islam selama satu minggu. Mereka berhasil membantai lebih dari 70 ribu muslim di dalam masjid Al Aqsa, termasuk para pemimpin, cendikiawan muslim dan orang-orang yang sedang beribadah. Baik negara Fatimiyah dan Abbasid tidak berbuat apa-apa untuk menolong, mereka hanya diam dan membisu terhadap peristiwa-peristiwa ini. Al Quds dikuasai oleh pemimpin Salibis, Godfry Gouillon, yang dengan berendah hati menyebut dirinya dengan julukan ―Pembela Al Quds‖. Dua kota, Nablus dan Hebron harus menyerah pada pasukan Salibis ini. Dikatakan bahwa pasukan Salibis hanya bersisa 300 pasukan berkuda dan 2 ribu pasukan infantri, oleh karena itu –mereka tidak dapat berekspansi lagi untuk mendominasi teritori yang lebih luas karena mayoritas mereka mudik setelah berhasil menduduki Al Quds. Maka dari itu, kerajaan-kerajaan Salibis menjelma ibaratkan gugusan pulau-pulau yang dikelilingi oleh samudera para musuh. Kendati demikian, kerajaan-kerajaan ini terus dapat survive untuk masa lebih kurang 200 tahun. Dan yang paling akhir hancur adalah karena kekurangan suplai dan ekspedisi yang terputus-putus, karena umat Islam yang tidak berdaya, terpecah belah dalam berbagai kelompok yang mereduksi jumlah kekuatan balatentaranya. Ditambah dengan ketidakmampuan mereka untuk dapat mengambil kesempatan melawan pasukan Salibis yang berjumlah kecil dan berekspansi di wilayah yang luas. Namun umat Islam terlambat sehingga pasukan Salibis dapat kembali mengkonsolidasikan kekuatan dan sekarang bukan tugas yang ringan lagi untuk mengusir mereka keluar dari wilayah-wilayah yang mereka duduki. Salibis terus menduduki berbagai kota di Palestina yang jatuh ke tangan mereka. Jaffa ditaklukkan di saat kota Al Quds dikepung oleh kapal-kapal perang pimpinan Genoan (di laut Meditarania) pada tanggal 15 Juni 1099 M. Mereka juga dapat menaklukkan bagian timur dari danau Tiberia (wilayah Al Sawad) pada bulan Mai 1100 M. Salibis juga dapat memaksa kota Haifa tunduk di bawah cengkraman mereka pada bulan Syawwal 94 H (Agustus 1100 M) yang dibantu oleh armada besar dari Venisia. Mereka menduduki Arsouq secara damai dan mengusir penduduknya. Qeisarya juga ditaklukkan dengan kekerasan pada tanggal 17 Mei 1109 M. Mereka membunuh penduduknya dan menjarah harta milik mereka pada tanggal 17 Mei 1101 M. Begitulah, pasukan Salibis memaksakan kekuasaan mereka atas Palestina kecuali wilayah Ashkelon yang tunduk di bawah naungan Mesir (Fatimiyah) yang mensuplai mereka amunisi, sumber daya manusia dan dana setiap tahun. Namun Salibis sudah biasa setiap tahun mengepung Ashkelon, namun upaya untuk mendudukinya selalu gagal hingga tahun 1153 M (548 H). Pada tahun itu, penduduk Ashkelon berusaha keras untuk dapat memukul mundur pasukan Salib ini. Namun, ketika Salibis sudah putus asa dan hampir menarik mundur pasukan, ada kabar gembira yang sampai kepada mereka bahwa masyarakat Ashkelon tengah bertikai. Maka mereka terus menunggu dengan sabar. Alasan perselisihan antar kelompok di Ashkelon adalah persoalan perebutan kekuasaan; masing-masing kelompok mengklaim bahwa hanya mereka sendiri yang meraih kemenangan dan berhak atas kekuasaan. Bagaimanapun, perselisihan tersebut terus berkembang hingga harus menelan korban satu orang dari masing-masing kelompok. Kondisi ini terus menggiring konflik yang ada kepada situasi yang lebih memburuk, dan konsekuensinya adalah pecahnya perang saudara antara mereka dan banyak nyawa yang harus menjadi korban. Di tengah situasi seperti ini, Salibis berharap ada pintu kesempatan untuk menyusup. Dan tidak lama kemudian mereka terus merayap maju ke wilayah Ashkelon dan berhasil mendudukinya dengan mudah. Walau pasukan bersenjata Salibis berjumlah kecil, namun mereka berusaha untuk dapat mempertahankan dominasinya secara kuat dengan membangun benteng-benteng pertahanan yang solid yang dibangun bagaikan pulau-pulau yang terisolasi di tengah banyaknya wilayah di Syria. Sebagaimana pertumpahan darah antar sesama muslim terus mengalir, beberapa dari mereka memohon bantuan dari Salibis untuk dapat mengalahkan lawan mereka. Secara keseluruhan umat Islam dalam kondisi yang sangat lemah dan pada sisi lain Salibis terus menjadi kuat dan semakin dominan. Dalam kondisi seperti ini mereka berperan laksana polisi yang bertuga menjaga stabilitas wilayah. Peperangan antar Baktas dan Tagatken yang memperebutkan Damaskus terus berkecamuk yang akhirnya mengharuskan Baktash berusaha untuk mencari bantuan dari raja Salibis pada tahun 498 H dan dari seluruh ―orang yang menghendaki kerusakan‖. Namun, bantuan sang raja yang sangat diharap hanya bisa melicinkan Baktash untuk terus terjerumus dalam kerusakan yang akhirnya mendorongnya lebih jauh ke anak tangga kejatuhan. Pada pertempuran yang terjadi antara orang Fatimiyah dan Salibis pada tahun 498 H di wilayah antara Askelon dan Jaffa, balatentara Fatimiyah didukung dengan kekuatan yang lebih dari 300 pasukan berkuda dari Damaskus. Di lain pihak pasukan Salibis didukung oleh orang Islam yang dikomandoi oleh Bakhtash bin Tatash. Ketika balatentara Sultan yang dipimpin oleh Barsaq bin Barsaq datang dari Iraq pada tahun 509 H menuju Damaskus untuk berperang dengan Salibis, para penguasa Halab dan Damaskus mengkhawatirkan kekuasaan mereka yang bisa saja terancam. Akhirnya memotivasi mereka untuk bersikukuh berkolaborasi dengan pasukan Salibis yang berbasis di Antakiya di bawah pimpinan Tagatken untuk melawan balatentara Sultan. Ia berperang bahu membahu dengan pasukan Salibis dalam serangan yang dilancarkan terhadap Bait al Maqdis dan dapat menguasai kembali kota Rafnya setelah Salibis berhasil untuk mendudukinya. Namun secara umum, jihad Islam melawan pasukan Salibis terus berlanjut, namun disayangkan hal itu berlanjut dengan minus perencanaan strategis atau koordinasi. Beberapa alasan lain atas berlanjutnya jihad seperti ini yaitu secara faktual bahwa banyak pemimpin muslim yang kerap muncul dan menghilang dalam waktu yang tidak terlalu lama yang berakibat pada instabilitas kepemimpinan. Begitu juga konflik dengan Salibis yang berlangsung di berbagai front dan terjadi secara simultan di negara-negara Syam. Umat Islam membutuhkan satu pangkalan besar dan kuat untuk menjadi tempat bertolaknya jihad. Dan kebanyakan pertempuran yang terjadi adalah antara kota atau benteng Islam—yang berusaha untuk membela diri atau memperluas kekuasaannya— dan Eropa. Kemenangan dan kekalahan dalam pertempuran terus dialami oleh kedua belah pihak baik umat Islam ataupun pasukan Salibis. Dan tidak ada satu tahun pun yang berlalu tanpa dilewati oleh peperangan dan secara silih berganti menduduki kota-kota dan benteng-benteng. Bukan perkara sulit bagi muslim untuk masuk ke tengah Palestina dan menceburkan diri dalam peperangan yang terjadi di kota Ramlah, Jaffa atau lainnya. Namun orang Salibis terus melestarikan hegemoni dan menancapkan jemari kekuasaannya atas wilayah dan areal yang telah ia taklukkan. Beberapa pemimpin Islam yang baru muncul kelihatannya tidak terlalu kuat untuk menyatukan kekuatan umat dalam melakukan perlawanan terhadap Salibis. Kendati demikian para pemimpin ini tetap memelihara spirit resistensi terhadap musuh sehingga mereka hidup dalam ketidakstabilan dan merasa tidak aman. Mereka berusaha untuk membunuh dan menawan beberapa komando dan para pemimpin pucuk Salibis. Contohnya adalah Mu‘een Al Dawlah Saqman berperang dengan Shams Al Dawlah Jakramesh dan ketika Harran dikepung oleh kekuatan Salibis pada tahun 497 H, mereka berdua mulai berhubungan satu sama lain serta bersumpah untuk berkorban demi keridhaan Allah dan imbalan-Nya. Maka keduanya sepakat untuk bergerak maju dan bertemu di daerah Al Khabour dengan kekuatan lebih dari 10 ribu dari berbagai bangsa. Di antara mereka ada yang berasal dari Turki, Arab dan Kurdi. Pasukan gabungan ini bertemu dengan tentara Salibis di sungai Al Bleekh dan berhasil menaklukkan pasukan musuh. Kekuatan Islam dapat menangkap pemimpin Salibis Burdawel dan menjualbelikannya dengan harga 35 dinar. Mereka juga dapat membebaskan 160 tawanan perang muslim yang berada di bawah tahanan Salibis. Tidak kurang dari 12 ribu tentara Salibis terbunuh dalam pertempuran ini. Imaduddin Zanki mengusung Bendera Jihad : Dengan munculnya Imaduddin Zanki bin Aqsanqar--yang mendirikan negara Zanki di Mousel dan Halab—telah menjadikan jihad melawan Salibis memasuki fase baru. Zanki ditunjuk sebagai penguasa di Mousel pada tahun 521 H setelah memperlihatkan kecakapan dan efisiensi yang tinggi yang dalam mengurusi negara Basra dan Waset di Iraq. Pada bulan suci Muharram tahun 522 H, ia berusaha untuk merebut kekuasaan di Halab. Zanki memulai derap langkahnya untuk memerangi Salibis dan mengalahkan mereka dalam beberapa peperangan. Upaya-upaya Zanki untuk menyatukan umat Islam guna melawan Salibis tidak pernah berhenti. Ia menduduki kembali kota-kota Hama, Homs, Ba‘albek, Sarji, Dara, Ma‘rra, Kafr Taleb, Al Akrad, Sahrazour, Al Hadeetha dan banyak lagi kota-kota lain serta benteng Al Soor di wilayah Abu Bakar, benteng Al Hameediya, benteng Ba‘reen dan benteng Al Ashhab dan lainnya dari Kurd Hakaria. Pada tahun 534 H, Zanki berusaha dua kali untuk menaklukkan Damakus, namun upayanya itu tidak berhasil. Damaskus benar-benar menjadi kunci untuk dapat merebut kembali Palestina. Tapi sayang, Mu‘een El Deen Ans, penguasa ketika itu berhasil menghubungi balatentara Salibis dan beraliansi dengan mereka untuk melawan Zanki. Ia menjanjikan mereka kota Banias dan itu mereka sepakati. Tapi Zanki mengejar mereka sebelum sampai ke Damaskus dan mereka putuskan untuk kembali. Namun, Mu‘een El Deen tetap memegang janjinya untuk melepas Banias dan bukan kepada Salibis, tapi kepada orang Islam. Kemenangan yang paling gemilang yang dilakukan oleh Zanki adalah penaklukannya atas kota Al Raha dan penghancuran yang ia lancarkan terhadap kerajaan Salibis yang bertengker di sana. Ia kepung kota tersebut lebih kurang 4 minggu, dan ia dobrak dengan kekuatan yang ia miliki pada tanggal 6 Jumadil Akhir 539 H. Ia juga mengalahkan seluruh kota yang berada di bawah provinsi kerajaan sebelumnya di Peninsula ini. Sebagaimana ia juga membebaskan kota Surooj dan semua kota yang berada di bawah hegemoni Salibis ke bagian timur dari sungai Eufrat, kecuali kota Beerah. Setelah kegemerlapan sinar jihad yang berlangsung sekitar 20 tahun itu, Imaduddin Zanki mati syahid di pertengahan bulan September 1146 M (5 Rabiul Awal 541 H). Hal ini terjadi oleh ulah pengkhianatan yang dilakukan oleh beberapa pengikutnya ketika ia melakukan pengepungan terhadap benteng Ja‘beer dalam usianya yang ke 60 tahun. Menurut Ibn Al Katsir, Zanki adalah seorang politisi yang ulung, sangat dihormati, dihargai oleh pasukannya dan orang-orang sipil lainnya serta tidak menganiaya orangorang lemah. Sebelum ia memegang tampuk kekuasaan, negaranya dalam kondisi hancur karena merupakan tempat melintasnya para pemimpin yang korup dan bertetangga dengan kerajaan Salibis. Ketika ia memegang kekuasaan, semua itu berubah dan menjadikan negaranya kembali pada rel yang semestinya serta mengembalikan kemakmuran buat negaranya. ―Zanki adalah raja yang terbaik dalam bentuk dan perilakunya. Ia sangat pemberani dan kuat yang berusaha untuk dapat menguasai kerajaan-kerajaan lain pada waktu itu. Ia juga baik dengan kaum hawa dan berlaku dermawan kepada bawahannya.‖ Setelah kemangkatannya ia dikenal sebagai seorang syahid (martir). Imaduddin Zanki bekerja dalam kondisi dan situasi yang paling sulit. Pada satu sisi, ia berada di tengah konflik yang berkecamuk di antara para penguasa dan para pangeran dinasti Saljuk. Dan pada sisi yang lain ia berdiri di antara mereka yang bertikai dan dinasti Abbasiyah. Di tambah lagi dengan apa yang ia derita dari iklim yang diwujudkan oleh tradisi kekuasaan warisan dan kerakusan para pangeran dan penguasa untuk memerintah bahkan dengan hanya mendapatkan satu kota atau satu benteng sekalipun. Sebagaimana ia juga hidup pada masa di mana kekuatan Salibis masih terlalu superior dan penuh dinamika. Kendati demikian ia dapat meletakkan fondasi-fondasi bagi pembangunan pangkalan untuk bertolaknya jihad besar dan kuat yang membentang dari utara Syam ke arah utara Iraq. Sebagaimana ketangguhan dan superioritas Salibis dapat dipatahkan dan dipermalukan dalam berbagai medan laga. Zaki melancarkan jihad dan bekerja ekstra keras sehingga memungkinkan untuk memerangi mereka guna merebut kembali wilayah yang dirampas. Ia telah mempersembahkan model pemimpin dan mujahid yang berjalan di bawah bendera Islam yang mampu untuk mengembalikan harapan untuk membebaskan tanah-tanah suci milik umat Islam yang dijajah oleh para musuh di seluruh dunia. Setelah syahidnya Zanki, kerajaannya terpecah menjadi dua negara yang dibagi sesuai menurut tradisi warisan pada masa itu kepada kedua anaknya : Nuruddin Mahmud mendapat bagian negara Halab dan wilayah subordinatnya; Saifuddin Ghazi mendapatkan negara Mousel dan negara bagiannya. Nuruddin Mahmud dilahirkan setelah 20 tahun kejatuhan Al Quds ke tangan Salibis pada tanggal 17 Shawwal 1511 (Februari 1118 M). Ia berperawakan tinggi, tampan dengan kulit agak kehitaman dan sedikit berjenggot. Ia menikahi anak Muinuddin Anz pada tahun 541 H dan dikaruniahi dua anak laki dan satu perempuan. Di bawah pemererintahannya, fase besar jihad baru dimulai di wilayah Syam. Satu hal yang ia cita-citakan di masa kekuasaannya yang berlangsung 28 tahun yaitu mempersatukan umat Islam dan membebaskan tanah-tanah mereka yang terjajah. Sejak saat itu ia terus berupaya dengan segala kemampuan yang ia miliki dan menggalang potensi-potensi umat serta memajukan kehidupan mereka dari berbagai aspek yang sesuai dengan konsep Islam yang integral hanya untuk mengembalikan kejayaan umat ini dan mengusir para penjajah Salibis dari bumi pertiwi mereka. Untuk merealisir hal tersebut, Nuruddin Mahmud mengerjakan sesuatu yang dapat menghidupkan kebangkitan Islam yang menekankan kebutuhan akan solusi yang Islami. Ibn Al Kastir mendeskripsikannya dengan berkata : “Seluruh yang saya baca tentang raja, baik pada masa periode pra Islam dan pada masa Islam hingga sekarang, saya tidak pernah melihat seorang raja yang lebih adil dan baik kepada bawahannya setelah Khulafa Arrasyidin dan Umar bin Abdul Aziz yang punya sejarah baik dari Nuruddin, raja yang adil”. Ia merupakan sosok yang “pintar, cerdas dan sangat melek akan situasi kontemporer”. Ia tidak pernah menghargai seseorang oleh karena status sosial dan hartanya. Ia hanya menghargai orang-orang yang jujur dan bekerja keras. Ia juga terkenal karena ketakwaannya dan ke-waraa-annya (kecintaannya kepada Allah). Ia sangat berkemauan keras untuk menunaikan semua ibadah sholat dan merayakan perayaan-perayaan Islam. Ia melakukan shalat Isya‘ dan bangun di tengah malam untuk shalat malam hingga terbit fajar. Ia juga banyak berpuasa. Nuruddin juga berkarakteristik punya kefakihan dan ilmu yang luas, maka ia seperti ulama dan bersuritauladan kepada sejarah para ulama salafusshaleh. Ia merupakan pengikut mazhab Hanafi dan mendapatkan izin untuk meriwayatkan hadits-hadits. Ia mengarang buku tentang konsep jihad, punya tabiat yang punya kemauan tinggi, sebagaimana ia juga dikaruniahi kepribadian dan kharisma yang kuat. ―Ia sangat ditakuti namun lembut dan penyayang‖. Dan dalam majlisnya “tidak dibicarakan hal-hal kecuali ilmu, agama dan berkonsultasi tentang jihad. Dan belum pernah didengar darinya ucapan kalimat keji sama sekali dalam kondisi marah atau ceria. Ia benar-benar seorang pendiam.” Ia adalah seorang zuhud dan merendah diri (mutawaadhi) “konsumsi orang paling miskin pada zaman itu masih lebih tinggi dari konsumsi yang ia makan setiap hari tanpa simpanan dan tidak pula menentukan dunia untuk dirinya sendiri.” Dan ketika isterinya mengeluh kepadanya akan beratnya penderitaan dan kesusahan hidup yang dikondisikan oleh suaminya, Mahmud memberinya tiga toko pribadi di kota Homs dan berkata : “Itu semua yang aku miliki. Dan jangan berharap kepadaku untuk meletakkan jariku pada uang umat yang diamanatkan kepadaku, saya tidak akan mengkhianatinya. Dan saya tidak mau menceburkan diri dalam siksa Allah hanya karenamu.” Suatu hari, seorang Faqih yang bernama Qutbuddin Annisaburi berkata kepadanya : “Saya mohon kepadamu untuk tidak menghancurkan dirimu dan Islam. Kalau seandainya kamu terserang di tengah pertempuran maka tidak akan ada umat ini yang tersisa, semuanya terbunuh.” Maka ia menjawab : “Wahai Qutbuddin!! Siapa yang terpuji sehingga disanjung seperti ini? Sebelum saya ada yang memelihara negara dan Islam? Itu Allah yang tidak ada Tuhan selain-Nya.” Ia punya komitmen yang tinggi untuk mewujudkan seluruh hukum Islam. Ia menjadi teladan yang baik bagi para petinggi negara dan pimpinannya dalam berkomitmen kepada hukum yang ada. Sebagaimana ia juga berupaya keras untuk dapat mengembalikan hak-hak yang terampas kepada mereka yang teraniaya. Dan berkata : “Tidak boleh (haram) bagi orang yang bersahabat denganku untuk tidak menyampaikan kisah orang yang teraniaya yang tidak sampai kepada ku.” Dalam derap langkahnya mempersatukan negara-negara Islam, ia sangat menjaga komitmen untuk tidak menyebabkan adanya pertumpahan darah muslim. Maka dari itu ia sangat penyabar dan punya hikmah (wisdom). Nuruddin (rahimarullah) sangat komit dengan syariah dan melaksanakan hukum-hukumnya. Kendati keterpaksaan yang mendorongnya untuk berhadapan dengan para pemimpin kota dan benteng muslim dalam upayanya untuk mewujudkan persatuan atau karena aliansi mereka dengan bangsa Eropa…namun darah seorang muslim baginya sangatlah agung. Ia “tidak bertujuan untuk merebut wilayah muslim kecuali memang terpaksa. Baik itu untuk dapat dipergunakan dalam pertempuran dengan Salibis atau karena khawatir akan ancaman yang mungkin datang dari mereka.” Dan ketika penguasa Damaskus beraliansi dengan Salibis pada tahun 544 H, ia bertempur dengan mereka tanpa sedikitpun mencederai orang muslim dan melenyapkan nyawa mereka. Sebagaimana ia berkata : “Tidak ada perlunya bagi orang Islam untuk saling memerangi dan saya berusaha untuk menyenangkan mereka agar mereka tidak sungkan untuk berjihad melawan orang-orang musyrik.” Ia telah menyaksikan bahwa Damaskus telah mengharamkannya hingga ia berangan-angan dan berdoa kepada Allah agar ia menjadi bagian dari kerajaannya. Dan ketika salah satu dari mereka (orang Damaskus) mengadukan persoalan kepada hakim, maka ia dipanggil dan berkata : Dengan segala ketaatan “Sesungguhnya perkataan orang mukmin kalau berdoa kepada Allah dan Rasulul-Nya untuk menentukan keputusan di antara mereka harus mengatakan kami mendengar dan mentaati. Sesungguhnya saya datang ke sini karena menjalankankah perintah syariah”. Pada kesempatan lain ia dipanggil oleh para hakim maka ia datang. Dan ketika terbukti bahwa kebenaran berpihak kepada Nuruddin, lawannya diganjari apa yang dituduhkan kepadanya. Ia juga telah menghapuskan pajak-pajak yang melampaui batas syariah, walau itu adalah sumber aliran pendapatan yang besar bagi anggaran negara dan hal itu mungkin untuk disahkan—menurut sebagian orang—dengan kondisi negara yang serba sulit dan perang yang ada. Ia berkata : “Kita menjaga jalan dari maling dan perompak…tidakkah kita berusaha untuk memelihara agama dan mencegah apa yang merusaknya”. Dan sesuatu yang paling ia sukai adalah kalimat kebenaran yang ia dengar atau ajakan kepada sunnah yang diikutinya. Ia menghidupkan perilaku untuk menghormati para ulama dan menghargai mereka, kendati para pemimpin dan petinggi tidak berani untuk duduk dalam suatu pertemuan tanpa perintah dan izinnya. Maka apabila ia kedatangan seorang faqih dan shaleh, ia berdiri terlebih dahulu dan mempersilahkan orang tersebut untuk duduk. Dan ia juga memperlihatkan penghormatan dan penghargaan kepadanya. Menurutnya para ulama adalah : “Tentara Allah dan dengan doa mereka kepada Allah kita akan dimenangkan melawan musuh. Dan mereka punya hak yang berlipat ganda di bait al maal yang tidak saya berikan, kalau mereka rela dengan apa yang kita lakukan atas sebagian hak mereka, maka itu adalah pemberian bagi kita”. Ia senang mendengarkan nasehat para ulama dan mengagungkannya dan berkata : “Sesungguhnya Al Balkhi bila berkata kepada ku : Mahmud, maka merindinglah seluruh bulu roma di badanku karena wibawanya dan membuat hatiku menjadi lebih halus”. Nuruddin mengetahui kepribadiannya yang memperhatikan kondisi umat Islam dan menghidupkan makna-makna kebersamaan, kerjasama dan solidaritas antara sesama serta meringankan penderitaan dan kondisi sulit mereka. Ia telah bekerja untuk menyantuni para anak yatim, mengawinkan para janda, memenuhi kebutuhan anak fakir, mendirikan rumah-rumah sakit, tempat pengungsi, panti asuhan, pasar-pasar, tempat buang air besar (WC) umum, jalan-jalan umum dan memberikan orang-orang badui tempat tinggal agar mereka tidak mengganggu para jemaah haji. Pelayanan-pelayanan yang diberikan kepada umat terus meningkat, maka ia sangat dicintai rakyat dan relasinya dengan mereka menjadi kuat dan solid…jiwa konstruktif dan cinta kebajikan terus mengalir menembus dinding jiwa para bawahannya sehingga membuat mereka juga ikut berlomba melayani rakyat, membangun sekolah, rumah sakit, tempat pengungsi dan media-media pelayanan lainnya. Nuruddin mengatur kantor pemberian zakat, mengkoordinasikan pengumpulan dan pembagiannya sesuai dengan dasar-dasar syariah. Ia juga menstimulus para businessmen untuk mengamankan infrastruktur perhubungan dan menghapuskan pajak yang terlalu membebani roda pergerakan bisnis. Ia terus mengerjakan apa saja yang memungkinkan untuk memperkuat negara dan mendorong laju pembangunan ekonominya. Sebagaimana ia juga berusaha untuk menghidupkan makna-makna jihad ke dalam jiwa dan mendidik umat agar dapat memahaminya serta memanifestasikan dignitas, daya ketahanan dan kekuatan umat Islam. Memeras tenaga untuk mewujudkan segala sesuatu dan menyeleksi para pemimpin yang proporsional. Berupaya untuk melindungi kotakota, membangun tembok-tembok pertahanan, dan memelihara jiwa umat Islam. Ia sangat punya kelebihan dengan determinasinya yang tinggi dan kuat. Bila kehormatan umat Islam dihina oleh para musuh maka ia akan melancarkan pembalasan yang sangat keras kepada mereka. Ketika ia baru saja memegang kekuasaan selama satu bulan, pasukan Salibis melancarkan serangan atas wilayah Ar Raha dengan asumsi bahwa penguasa baru adalah lemah. Namun Naruddin menyerang balik dan membunuh ¾ kekuatan musuh yang lari tunggang langgang setelah mengetahui sosok pemimpin baru ini. Pada waktu Salibis menyerang Nuruddin dan sebagian dari pasukannya di saat mereka dalam kondisi tidak siap, maka ia membagi mereka dan untuk tidak boleh berteduh di bawah atap hingga mereka dapat membalas Salibis. Dan pembalasan kali ini sangat luar biasa yaitu pada peperangan Harem di mana pasukan musuh harus kehilangan ribuan balatentara mereka. Olahraga merupakan aktifitas yang dimanfaatkan olehnya sebagai sarana persiapan jihad. Peperangan pada waktu itu banyak mempergunakan kuda…dan untuk melatih ketangkasan berkuda maka ia berlatih dengan bermain bola dari atas punggung kuda polo untuk punya kemahiran yang tinggi! Ia berjuang keras untuk dapat memobilisasi segala potensi-potensi umat untuk jihad…dan untuk itu ia tidak lupa berbuat baik kepada orang-orang lemah, orang tua, fakir miskin dan meminta doa kepada mereka yang mungkin dapat diberkahi oleh doa tersebut yang dapat membawa kemenangan. Dengan struktur integral dan persiapan yang sungguh-sungguh dan berimbang, Nuruddin dapat memasukan periode perubahan yang sangat fundamental dalam aspek politis untuk dapat merealisir dua persoalan yang dapat mengantar kepada dua arah yang seimbang yaitu : 1- Mewujudkan persatuan Islam dan memobilisasi kekuatannya dalam satu wadah (bautaqah). 2- Melumatkan kekuatan bersenjata Salibis secara berangsur-angsur : dengan melemahkan prestise, menghancurkan kekuatan bersenjata mereka dan meliberasi tanah-tanah milik umat Islam yang jatuh ke tangan kekuasaan mereka secara bertahap….yaitu dengan menunggu terwujudnya persatuan Islam untuk memanifestikan kemenangan yang telak dan final atas kekuatan Salibis. Nuruddin benar-benar berjuang dengan segala upaya untuk dapat merealisir persatuan Islam dengan segala kesabaran, bijaksana dan ketegaran serta dengan determinasi untuk tidak menyebabkan tumpahnya darah umat. Ia berupaya untuk dapat menarik simpati dan support dari berbagai kekuatan Islam di wilayah utara Iraq dan memancing solidaritas mereka. Dan ia membeberkan hakekat para penguasa dan pemimpin—yang menjadi batu sandungan bagi persatuan Islam—di depan mata rakyatnya, mereka membedakan antara jihad yang ia galang dan kehinaan penguasa mereka, antara reformasinya dan kerusakan penguasa, antara loyalitasnya kepada Allah, Rasul dan orang mukmin dan loyalitas kepada penguasa, maslahat, hawa nafsu mereka dan orang-orang Salibis!! Maka rakyat berangan-angan agar ia dapat memerintah mereka….Maka dari itu ia mendapat legitimasi yang luas di saat wilayah mereka bergabung dengannya. Kota Homs bergabung pada tahun 544 H-1149 M, namun ia sangat bercita-cita untuk menggabungkan Damaskus yang berdiri di antara kekuasaannya dan kekuatan Salibis di Palestina. Pemerintahan Damaskus lebih mengutamakan perlindungan terhadap wilayah mereka sendiri dan pada tahap berikutnya baru berjihad melawan orang Eropa. Terkadang mereka berkhianat, berdamai dengan mereka dan terkadang juga beraliansi bila khawatir dengan kekuatan Islam yang akan mengancam kekuasaannya. Dan sesuai dengan perencanaan yang matang ia mentargetkan untuk dapat menguasai kota Damaskus dengan tanpa harus meneteskan darah dan menarik penduduk sana kepada barisannya serta bersikap anti terdapat permohonan yang diajukan oleh penguasa untuk meminta bantuan Eropa. Nuruddin berhasil membuka Damaskus pada bulan Shafar 549 M-25 April 1154 M, hal ini dapat dilakukan setelah meninggalnya Muinuddin Anz pada tahun 1149 M, melemahnya pemerintahan Damaskus dan kejatuhannya di bawah hegemoni Salibis yang memaksakan upeti-upeti bagi Damaskus dengan mengirim delegasi mereka memasuki kota ini setiap tahun dan mengumpulkannya dari mereka. Kekuasaan Nuruddin atas kota-kota dan benteng-benteng Syria berlanjut hingga datang masa kelemahannya tiba. Namun ia mengetahui benar bahwa cara yang paling efektif untuk memerdekaan Palestina dan menanggalkan kekuasaan Salibis di sana adalah tidak dapat diwujudkan kecuali dengan menguasai Mesir dan bergabungnya ia dalam front kesatuan Islam dan memposisikan mereka antara dua borgol. Kesempatan datang kepada Nuruddin untuk dapat menguasai Mesir setelah salah seorang yang bersaing untuk merebutkan kementerian meminta bantuan kepadanya atau musuhnya yang bernama Dhargham pada tahun 559 H. Ia menawarkan kepadanya sepertiga dari pendapatan negara setelah dibayar kepada para tentara dan komandan mereka yang akan mengirimkannya yang bermukim di Mesir, dan bertindak sesuai dengan perintah Nuruddin. Ia mengirim Asaduddin Syerkukh yang dapat menaklukkan dan membunuh Dhargham. Namun Shawar berkhianat kepada Syerkukh dengan cara meminta bantuan kepada tentara Eropa untuk dapat mengusir musuhnya ini. Maka tentara Salibis ini datang dengan mengepung Syerkukh dan pengikutnya di Bilbis selama tiga bulan sampai kepada mereka kemenangan-kemenangan Nuruddin yang dapat memasukkan Harem di bawah kekuasaannya. Maka ia tawarkan kepada Syerkukh perdamaian dan diperbolehkan untuk kembali ke Syria maka ia sepakati itu namun ia belum tahu tindakan apa akan diberikan Nuruddin kepada Syria. Persaingan antara Nuruddin dan Salibis atas Mesir terus semakin sengit, khususnya kondisi negara Fatimid dalam keadaan lemah yang sangat dan fase keruntuhan. Maka Nuruddin mengirim Asaduddin Syerkukh ke Mesir di Alfai Faris dalam serangan kedua di Rabiul Awwal 562 H, dan dapat mengalahkan kekuatan Eropa dan tentara Mesir di daerah Shaid serta menunddukkan wilayah Iskandaria dengan bantuan dari penduduk lokal. Dan Nuruddin pergi ke Shaid dan dapat menguasainya namun ia harus kembali ke Damaskus di bulan Zulhijjah setelah adanya kesepakatan antara kekuatannya dan Eropa untuk tidak menyerang dan merebut wilayah yang telah ia kuasai walau hanya satu desa. Pada ekspedisi yang ketiga, Nuruddin dapat menguasai seluruh wilayah Mesir di bawah pimpinan Asaduddin Syerkukh pada bulan Rabiul Awal 564 H. Pada waktu itu pasukan Eropa dapat memekarkan hegemoninya di Mesir berkat aliansinya dengan (Syawar). Mereka dapat menguasai pintu masuk Kairo, menempatkan pasukan berani mati dan pembesar pasukan berkuda ―Dan memerintah umat Islam secara tidak adil dan mereka bebankan kepada mereka berbagai penderitaan yang berat‖. Kekuatan Eropa memperlihatkan ketamakan mereka untuk merebut Mesir. Maka datang ekspedisi di bawah pimpinan raja Bait al maqdis dan menduduki Bilbis secara paksa dengan membunuh, menawan dan mengepung kota Kairo. Khalifah Al ‗Adhid mengirim utusan kepada Nuruddin untuk meminta bantuan dengan membawa potongan rambut wanita yang diletakkan di dalam buku. Dan berkata bahwa ini adalah rambut wanita dari wilayahku meminta bantuan kepadamu untuk menyelamatkan mereka dari pasukan Eropa. Maka Nuruddin mengirimkan ekspedisinya yang ketiga. Ketika pasukan Asaduddin mendekati Mesir kekuatan Eropa menyerah dan keluar dari wilayah tersebut. Ekspedisi ini berakhir dengan kemenangan Asaduddin yang dapat menguasai Mesir dan menteri Syawar mati terbunuh. Asaduddin dinobatkan sebagai successor-nya di pemerintahan yang ada pada bulan Januari 1169-17 Rabiul Awal 564 H. Dan beliau meninggal dunia setelah dua bulan kemudian pada tanggal 22 jumadil Akhir yang akhirnya digantikan oleh Shalahuddin Yusuf al Ayubi. Dan atas perintah dari Nuruddin, Shalahuddin akhirnya dapat menumbangkan kekhilafaan Fatimiyah dan kemesraan khilafah Al Abbasi harus berakhir pada hari Jum‘at kedua dari bulan Muharam 567 H-10 September 1171 M. Al Dan khalifahnya yang bernama ‗Abidh, juga meninggal secara tidak ketahuan pada tanggal 10 Muharram. Beginilah liku-liku perjalanan waktu dengan berbagai peristiwa yang akhirnya dapat menggabungkan Mesir ke dalam kekhilafaan Al Abbasiyah secara nominal (ismiyyan) dan tunduk dibawah kendali kepemimpinan Nuruddin secara de facto. Pada tahun 566 H – 1170 M, Nuruddin kembali dapan menyunifikasi wilayah Moushal dan kresidenannya ke dalam pangkuan pemerintahannya. Sebagaimana ia juga berhasil menggabungkan Yaman pada tahun 569 H – 1173 M, setelah mengizinkan Shalahuddin untuk membukanya. Maka ia mengirim saudaranya Tauran Syah bin Ayub ke sana yang dapat mengendalikan pemerintahan di sana secara utuh. Akhirnya front Islam bersatu dapat diwujudkan yang membentang dari Iraq ke Syria, Mesir dan Yaman yang memberi aba-aba akan semakin mendekatnya waktu bagi umat untuk dapat menghancurkan kekuatan Salibis. Sepanjang masa pemerintahan ini yang berlangsung dari 1146 – 1174 M, berbagai pertempuran dan peperangan jihad terjadi antara Nuruddin dan Salibis. Pada waktu pemerintahannya terus mendorong dan menyatukan energi-energi umat, ia terus melancarkan ekspansi secara bertahap untuk dapat menguasai kerajaan-kerajaan Salibis dan memperlemah kekuasaan mereka hari demi hari. Dan ini dianggap sebagai peperangan partisi (partition battle). Dengan derap langkah jihad Islami yang terus melaju saatu itu ia berhasil menundukkan lebih kurang 50 kota dan benteng yang sebelum dikuasai oleh Salibis. Maka sejak permulaan pemerintahannya, ia telah dapat menguasai wilayah Ar Raha dan Shaffa al Amlaak yang wilayah-wilayah lainnya (Tal Basyar, Samisat, Benteng Romawi, Daluk, Rawandan, Qurus, Mur‘is, I‘zar, ‗Intab dan Beerah..) dan itu terjadi antara tahun 1146-1151M. Sebagaimana ia juga dapat membebaskan seluruh tanah yangsebelumnya menjadi bagian dari wilayah Emirat Antakiya Timur dari sungai Al ‗Ashi (1147-1149 M) di mana salah satu dari pengerannya Raymond dan ketua aliran kebatinan yang bekerjasama dengan mereka melawan umat Islam Ali bin Wafa, terbunuh dalam satu pertempuran yang terjadi (Anab, 29 Juli 1149 M). Ia juga punya peranan yang sangat substansial dalam menaklukkan ekspedisi Salibis yang kedua pada tahun 1147-1148 yang diikuti oleh Raja Perancis, Louis Ketujuh dan Kounrat, Kaisar Jerman yang Ketiga. Periode ini dianggap sebagai poin peralihan yang sangat signifikan dalam sejarah Perang Salib di mana prestise kekuatan Salibis dapat dipatahkan dan spirit juang umat Islam terus meningkat. Peperangan demi peperangan terus terjadi dengan kemenangan yang silih berganti. Berbagai peperangan yang signifikan terjadi yang mengakibatkan hegemoni Salibis yang terus melemah. Banyak wilayah baru yang bergabung kepada pemerintahan Nuruddin dengan mengorbankan kepentingan Salibis…sehingga ia memutuskan untuk memasukkan kerajaan Salibis di Bait al Maqdis ke dalam kekuasaannya. Shalahuddin Al Ayubi melanjutkan Perjalanan Nuruddin : Pada tahun 1173 M-569 H, Nuruddin telah siap untuk melancarkan serangan final ke Bait al Maqdis dan membebaskan tanah tempat berisra‘-nya Rasulullah SAW dari cengkraman hegemoni Salibis. Untuk itu maka ia telah mempersiapkan satu mimbar baru yang cantik sekali yang diperuntukkan penggunaannya di Masjid al Aqsa setelah keberhasilan umat menaklukkan Salibis. Ia berkirim surat kepada bawahannya di Mesir, Shalahuddin al Ayubi namun kematian terlalu cepat menjemputnya. Maka ia dipanggil oleh Allah pada tanggal 15 Mei 1174 M yang bertepatan dengan 11 Syawwal 570 H. Begitulah akhirnya lembaran-lembaran substansial dalam lembaran jihad pada masa peperangan Salib harus berlabuh. Tapi lembaran berikutnya juga sangat menjanjikan dan mengesankan dalam perjalanan sejarah. Yaitu lembaran Shalahuddin al Ayubi yang mengusung bendera—setelah Nuruddin Mahmud—dengan menapaki jejak perjalanannya. Manhaj dan solusi Islami untuk menghancurkan Salibis dan membebaskan tanah suci telah dirancang. Shalahuddin muncul di saat kondisi yang diwariskan oleh pendahulunya dalam keadaan yang kondusif untuk mengembalikan tanah suci. Dan kesempatan ini benar-benar dimanfaatkan olehnya dan berhasil memetik buahnya yang telah matang setelah beberapa tahun pemerintahannya. Shalahuddin Yusuf bin Ayyub dilahirkan pada tahun 532 H-1137 M di benteng Takrit, di mana orang tuanya adalah gubernurnya. Ia, bapak dan pamannya secara keseluruhan berbakti kepada Nuruddin. Pamannya yang bernama Asaduddin Syerkukh berpartisipasi dalam ekspedisi- ekspedisi yang ketiga yang dilancarkan terhadap Mesir. Ia memegang kementerian di sana dalam usia 32 tahun. Shalahuddin berkarakter yang baik, banyak berzikir, sangat persisten dalam menjalankan shalat jama‘ah, rajin melakukan shalat sunnah dan nawafil dan shalat malam. Ia gemar mendengarkan ayat suci Al Qur‘an dan menyeleksi imamnya, hatinya sangat halus khusyu‘ sembari berair mata saat mendengarkan lantunan ayat suci al Qur‘an. Ia juga punya hobi yang sangat untuk mendengarkan hadits dan getol untuk membesarkan syiar- syiar Allah. Ia selalu berhusnudhan kepada Allah, banyak berserah diri dan bertawakkal kepada-Nya. Shalahuddin adalah orang yang adil, penyayang, pengasih dan menjadi penolong bagi kaum lemah di hadapan orang kuat. Ia adalah sosok yang pemurah, berperilaku baik, akhlaknya lembut, mengadakan pertemuan yang suci di mana tidak ada yang berbicara kecuali yang baik, suci pendengaran, lisan dan hati. Dan ia tidak pernah menyakiti orang lain sama sekali. Ia adalah sosok yang pemberani, kuat dan persisten dalam berjihad serta punya kemauan yang tinggi. Pada suatu hari ia berkata di dekat Aka “Di dalam jiwaku bahwa bilamana Allah memudahkan bagiku penaklukan daerah pesisir lain maka akan ku bagi negeri, aku berwasiat, menitipkan dan akan mengarungi lautan hingga sampai ke wilayah pulau-pulau serta terus mengikuti mereka hingga tidak akan tersisa lagi di atas bumi ini orang yang kafir kepada Allah atau aku yang mati”. Shalahuddin meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta yang harus dizakatkan dan semua harta yang ia miliki telah terkuras disedekahkan. Dan tidak meninggalkan perak dan emas di dalam pundipundinya kecuali 47 dirham Nashiriyyah, satu dinar dari emas. Ia juga tidak meninggalkan harta dan rumah, properti dan sawah ladang. Ia bercita-cita keras untuk dapat menunaikan ibadah haji pada tahun wafatnya namun hal itu tidak dapat dilakukan karena kemiskinannya dan waktu yang terlalu sempit. Ketika Nuruddin meninggal dunia, anaknya yang bernama As Sholeh Isma‘il dibaiat untuk menggantikannya pada usia 11 tahun dan karena usianya yang terlalu muda maka ditunjukkan Atabika Syamsuddin bin al Miqdam sebagai representasinya. Para umara berselisih dan berbagai isu timbul dan terus memanas. Dalam kondisi seperti ini, pada satu sisi muncullah orang-orang berandalan dan minuman keras terus menyebar di masyarakat, berbagai bentuk kejahatan terus tumbuh dengan subur. Pada sisi lain, kekuatan musuh sangat berkeinginan keras untuk menggerogoti kekuatan umat Islam. Serangan Eropa kepada umat Islam mendapat perlawanan di daerah Banyas, namun perlawanan ini terlalu lemah untuk membendung mereka. Kondisi ini membuat umat Islam harus mengeluarkan harta yang tidak sedikit kepada musuh dan bernegosiasi untuk menyepakati genjatan senjata. Wilayah Al Jazirah akhirnya keluar dari pangkuan pemerintahan Shaleh Isma‘il. Dan para umara yang berkuasa di belakang Shaleh dari bani Ad Daayah diusir dan dipenjarakan, mereka adalah para umara yang dekat dengan Nuruddin (Syamsuddin bin Ad Daayah dan Majduddin bin Ad Daayah, anak asuh Nurruddin). Dan semua apa yang telah disebutkan diatas adalah hal-hal yang menyebabkan kemarahan Shalahuddin kepada para umara yang berkuasa di kerajaan Shaleh, apalagi karena mereka menganggap bahwa diri mereka adalah yang paling berhak untuk mengawasi pendidikan dan pelayanan kepada Raja Shaleh. Dari sini mulai terbuka pintu bagi sebuah sistem pemerintahan warisan (keturunan), lenyapnya berbagai lembaga ―konstitusional‖ konsultatif, pertikaian memperebutkan kekuasaan terjadi dan ambisi untuk memimpin tumbuh subur…ada domain yang terbuka lebar di depan periode baru ini yaitu konflik dan perselisihan yang terjadi di antara umat Islam sehingga memperlambat proses al harb al faashilah (perang yang sangat menentukan) yang telah dipersiapkan oleh Nuruddin jauh sebelumnya. Dan Shalahuddin terpaksa harus kembali menceburkan diri ke dalam kancah peperangan baru untuk mempersatukan umat. Hal ini belum dapat diwujudkan kecuali setelah lebih dari 12 tahun kemudian. Pada bulan Rabiul Awwal 570 H – Nopember 1174, Shalahuddin berhasil untuk menyatukan Damaskus secara damai, kemudian menyusul kota Homs dengan tanpa bentengnya pada tanggal 10 Desember 1174 M. Dan pada tangal 28 Desember 1174 M, ia dapat merebut kerajaan Hamah sekaligus bentengnya kemudian kembali dari sana baru ia dapat menguasai benteng Homs. Pada tahun itu juga di bulan Ramadhan ia berhasil menduduki kota Baklabak, maka mayoritas wilayah Syria berada di bawah kekuasaannya. Sepanjang masa tersebut, Shalahuddin tetap menjaga loyalitasnya yang tinggi kepada Shaleh bin Nuruddin dan mendoakannya di masjid- masjid bahkan menuliskan namanya di atas uang koin. Namun setelah kemenangan Shalahuddin di dalam peperangan yang terjadi di antara pasukannya di satu pihak dan pasukan Aleppo, Mousal Zanki di pihak, pada saat itu ia mulai memutus kemesraan hubungan ini dan uang koin yang bertuliskan raja Shaleh. Ia kemudian disebut sebagai raja Mesir dan Syria serta menobatkan dirinya sebagai khalifah di sana. Kemudian pada tahun yang sama (570 H) Shalahuddin dapat menguasai benteng Ba‘reen. Pada tahun berikutnya (570 H, Shalahuddin menguasai Baza‘a, Manbaj dan I‘zaz. Pada tahun 577 H, Raja Shaleh Ismail meninggal dunia di kota Aleppo dalam usia yang kurang dari 20 tahun. Dan pada tahun 578 H, Shalahuddin menyeberangi sungai Eufrat dan kerajaan wilayah Jazeerah (Ar Raha, Huran dan Riqqa) serta kerajaan Sinjaar. Pada tahun 579 H, ia terus merayap menguasai wilayah Amid, Bukit Khalid dan Intab. Menduduki Aleppo pada bulan Shafar tahun itu juga setelah ditinggalkan oleh Imaduddin bin Maudud bin Zanki, sebagai pejuang daerah Sinjar, Nashibin, Al Khabur, Riqqa dan Saruj. Dan dengan keberhasilan Shalahuddin menduduki Aleppo—setelah melakukan pengepungan yang berulang-ulang—Raja Shalahuddin baru merasakan kestabilan setelah kondisi, sebagaimana ia juga menguasai Benteng Harem. Pada tahun 571 H, Shalahuddin menduduki Miyafarqin, Syerzur, Qarabili dan seluruh wilayah setelah sungai Zab. Dan yang terakhir ia memasuki wilayah Mousal dan wilayah kecil yang tunduk kepadanya ke dalam pemerintahan Shalahuddin pada tahun 582 H – 1186 M. Periode 569-582 H (1174-1186 M) merupakan periode yang tidak pernah sepi dengan berbagai peperangan sengit dengan pasukan Salibis, peperangan ini pula memberikan kontribusi untuk tetap melestarikan prestise umat Islam dan memberi mereka peluang untuk mengintrodusir berbagai abilitas musuh dan titik-titik kelemahan mereka. Itu juga memberi kesempatan kepada umat untuk mengetahui sisi-sisi minus mereka yang perlu diperbaiki dan tidak memberi musuh ruang waktu yang cukup untuk memperkuat, berekspansi dan menyebar. Namun Sahalahuddin belum juga memasuki perang harbun faashilah (peperangan yang sangat menentukan) melawan Salibis. Di sini kita melintasi berbagai peristiwa penting yang terjadi saat itu dengan Salibis. Pada tahun 570 H, kekuatan umat Islam dapat mengalahkan armada Salibis yang datang dari Sisilia dengan kemenangan yang gemilang. Karena kekuatan ini yang telah menaklukkan perlawanan Iskandaria yang berkuatan 50 ribu tentara. Pada tahun 573 H, Shalahuddin dapat memenangkan pertempuran dengan orang Eropa dari arah Mesir hingga datang ke wilayah Asqalan. Wilayah ini ia buka, menawan, membunuh dan membakar. Kemudian armada Shalahuddin berlayar, setelah menyaksikan bahwa Salibis tidak memunculkan kekuatan mereka. Shalahuddin terus berjalan memasuki wilayah Ar Ramlah, di sana mereka diserang secara tiba-tiba namun ia dapat mengalahkan mereka. Akhirnya ia kembali dengan jumlah tentara yang berjumlah kecil dan dalam kondisi yang serba sulit. Ini merupakan pelajaran yang berat baginya. Dan dalam tahun yang sama, pasukan Eropa mulai mengepung kota Hamah dan Jarem tapi upaya ini gagal. Pada tahun berikutnya, Eropa kembali melancarkan serangan atas kota Hamah. Pada tahun 575 H, Shalahuddin membalas dengan menyerang daerah yang dikuasai oleh Salibis dan memporakporandakan benteng yang mereka bangun dengan deraian rasa sedih dekat Banyas. Lalu terjadilah pertempuran sengit yang berakhir dengan kemenangan di pihak muslim, banyak pimpinan pucuk tentara musuh yang ditawan namun raja mereka dapat meloloskan diri. Di antara mereka yang tertangkap adalah : ibn Birzan, penguasa Ramlah dan Nablus yang merupakan wilayah yang punya tempat di sisi raja Eropa, saudaranya yang menguasai Jabil juga ditawan, sebagaimana juga dengan para penguasa Thibriyah, Miqdam Ad Daawiyah dan Janin. Pada tahun 578 H, Shalahuddin melancarkan serangan-serangan ke wilayah yang dikuasai Eropa dengan konsentrasi pada daerah Syaubik dan Karak. Pasukan muslim juga dapat membuka Syakif dengan cara militer di bawah komando Farakhsyah (gubernur Damaskus). Ia juga menyerang Bisan dan merampas kekayaannya. Pasukan Arab ini terus melaju dan menyerang daerah Janin, Al Lajuun hingga mendekati Akaa. Pada tahun yang sama, armada Shalahuddin dapat mengalahkan armada yang dikomandoi Arnath (Ronald De Syateaun) yaitu penguasa Karak di wilayah Laut Merah untuk merusak daerah pesisir kaum muslimin dan daerah Mekkah serta Madinah. Ia mengirim beberapa tawanan ke Mina untuk disembelih sebagai peringatan bagi mereka yang mengintimidasi tempat sakral Allah. Pada tahun 579 H, Shalahuddin menyeberangi sungai Jordania pada tanggal 19 Jumadil Akhir dengan tujuan Bisan dengan membakar tempat-tempat utama orang Salibis dan merusaknya “Pasukan Islam menyerang aktifitas mereka baik pada sisi kanan dan kiri, hingga mereka harus melakukan sesuatu yang tidak berniat sama sekali dan berani melakukannya”. Sebagaimana Shalahuddin juga melancarkan serangan ke Karak dan kembali dengan mengepungnya pada tahun berikutnya, namun upaya ini tidak berhasil. Kemudian ia melanjutkan ekspedisinya ke Nablus pada tahun 580 H dan menyerang para patronase Salibis saat dalam perjalanan. Ketiga tiba di Nablu, mereka melancarkan serangan kepada Salibis dan menghancurkan bases mereka, mereka terbunuh, tertangkap dan tertawan. Kemudian berjalan ke Sabsthiyah dan dapat menyelamatkan sekelompok tawanan muslim, dan mereka tiba di Janin dengan menghancurkan basis-basis orang Eropa di sana dan merampas harta. Lalu mereka kembali ke Damaskus dengan menyebarkan beberapa batalyon tentara ke berbagai tempat merampas harta perang dan menghancurkan kerajaan-kerajaan Salibis. Pada tahun 572 H, Raja Eropa meninggal dunia di Bait al Maqdis dan digantikan oleh seorang anak kecil yang akhirnya menimbulkan perselisihan karena tamak akan kekuasaan di antara mereka. Ini yang membuat penguasa Tripoli untuk melayangkan surat kepada Shalahuddin dan menjalin aliansi untuk melawan para sahabatnya orang Eropa. Pada tahun yang sama penguasa Karak, Arnold berkhianat dengan menyerang kafilah dagang muslim dengan merampas seluruh harta mereka. Ia tidak merespon tuntutan dan ancaman Shalahuddin untuk melepas apa yang mereka telah ambil. Maka ia bersumpah akan membunuh Arnold bila dapat mengalahkannya. Memasuki tahun 583 H, berbagai kondisi untuk menyongsong perang final telah siap dari kesatuan kekuatan umat Islam dan hancurnya prestise Salibis serta pengalaman luas dalam seni berinteraksi dengan musuh. Dengan ini maka Shalahuddin memasuki perang yang dinamakan perang Hithin. Untuk menghadapi perang ini, Shalahuddin mempersiapkan pasukannya sekitar 12 ribu tentara reguler di luar para sukarelawan. Dan tentara Salibis mempersiapkan diri dengan berekonsiliasi dan menyunifikasi kerajaan dan balatentaranya yang berhasil membentuk kekuatan yang berjumlah lebih kurang 63 ribu tentara. Shalahuddin menyeberangi sungai Jordania dan membuka wilayah Thibriyah dengan tanpa benteng. Clash antar kedua kubu ini dimulai hari Jum‘at namun peperangan kian memanas pada hari Sabtu pada tanggal 24 Rabiul Akhi 583 H – 4 Juli 1187 M. Kekuatan Eropa merasakan terik panas dan dahaga yang sangat, sementara kekuatan Islam mengepung mereka dengan membakar rumput kering yang ada sehingga membuat para musuh melengkapi penderitaan mereka dari serangan panasnya matahari, dahaga, api dan persenjataan serta serangan yang dilancarkan oleh para pemanah. Kemudian Shalahuddin memerintahkan pasukannya untuk bertakbir dan menyerang dengan sungguh-sungguh. Maka Allah anugerahkan kepada umat Islam kemenangan dengan berhasil membantai lebih kurang 30 ribu dan menawan 30 ribu lainnya. Dan di antara mereka yang tertawan adalah seluruh raja-raja mereka kecuali penguasa Tripoli. Menurut sebagian riwayat mengatakan bahwa “belum pernah terdengar peristiwa yang benar-benar memperlihat kekuata („izz) Islam dan umatnya seperti apa yang terjadi pada hari ini yang mampu mendobrak kebatilan dan pengikutnya. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa sebagian para petani melihat orang-orang yang memboyong lebih dari 30-an tawanan dari bangsa Eropa yang terikat dengan tali kemah. Dan sebagian lainnya ada yang dipejualbelikan dengan sandal untuk dipakai. Persoalan-persoalan yang berjalan belum pernah terdengar kecuali yang terjadi di zaman para sahabat dan tabi‟in.” Dan mereka yang jatuh tertawan adalah Raja Jai, penguasa Bait al Maqdis, saudaranya dan Arnold, penguasa Karak yang dibunuh dengan tangan kanannya Shalahuddin karena pengkhianatan dan penganiayaannya yang ia lakukan terhadap muslim. Mereka juga menawan Shahib Jabil dan Ibn Henfari, Miqdam ad Dawiyah dan sekelompok dari Dawiyah dan Isibtariyah. Orang-orang dari Dawiyah dan Isibtariyah dihukum mati karena permusuhan dan prejudice mereka yang sangat kepada umat Islam. Inilah peristiwa Hithin yang merupakan salah satu perang final yang terjadi dalam sejarah Islam dan sejarah Palestina. Di mana umat Islam terus menghiasi malam-malam dengan gema takbir dan tahlil serta diakhiri dengan sujudnya Shalahuddin di depan keagungan Allah sebagai tanda syukur setelah runtuhnya kemahnya Raja Eropa dan yang lainnya. Setelah peperangan ini telah terbuka lebar di depan mata umat Islam jalan untuk membebaskan mayoritas wilayah Palestina. Maka dalam hitungan hari wilayah Thibriyah ditaklukkan kemudian Aka (pada tanggal 10 Juli), Nashira, Shafuriyah, Kaisariah, Haifa, Arsuf, Nablus, Faulah, Daburiyah, Janin, Za‘in, Thur, Lajun, Bisan, semua wilayah yang menginduk kepada daerah Thibriyah dan Aka, lalu Yafa. Kemudian umat Islam merayap menuju arah Utara dengan membuka benteng Tabnia, Shaida (29 Yuli), Beirut (6 Agustus) dan Jabil. Terus melanjutkan perjalanan ke arah Selatan untuk melengkapi upaya membebaskan Palestina, maka mereka membuka Ramlah, Yabna, Bethlehem, Hebron, Asqalan (4 September), Ghaza dam Darum. Shalahuddin bermalam di Asqalan hingga benteng Dawiyah dapat diserahkan di Ghaza, Nathrun dan Bait Jibril…dan yang lainnya. Semua ini dalam diselesaikan hanya dalam tempo lebih kurang dua bulan dan ada juga yang dikepung bertahun-tahun baru kemudian dapat ditaklukkan. Jumlah daerah yang telah dibuka sekitar 50 wilayah besar dan setiap wilayah punya pasukan, benteng dan perlindungan. Pembebasan Bait al Maqdis : Semua perhatian tersedot ke arah Bait al Maqdis, maka Shalahuddin terlah mempersiapkan segala perlengkapannya dan memulai pengepungan atas kota ini pada pertengahan bulan Rajab 583 H – 20 September 1187 M. Pasukan musuh telah terkonsentrasi di dalam kota ini sebanyak 60 ribu pasukan Salibis yang semuanya telah memutuskan untuk lebih baik mati daripada harus menyerahkan wilayah kota ini. Pada masa pengepungan terjadi berbagai pertempuran. Pasukan Islam berusaha untuk merangsek masuk dan menyerang, maka terjadilah pertempuran yang paling sengit yang pernah disaksikan oleh manusia. Setiap pihak hanya melihat pada motivasi agama yang wajib bagi masing-masing, maka tidak ada lagi satu motif untuk kekuasaan. Orang Eropa menuntut damai dengan imbalan menyerahkan kota, dan bila itu tidak dipenuhi mereka mengancam akan membantai ribuan tawanan muslim. Kemudian mereka membunuh para wanita dan keturunan mereka yang Nasrani, membakar dan menghancurkan seluruh harta benda, membunuh binatang ternak, merusakkan masjid al Aqsa dan Batu Shahrah, lalu mereka keluar untuk bertempur hingga titik darah terakhir. Shalahuddin berkonsultasi dengan para sahabatnya, maka mereka berijma untuk memberikan isyarat damai. Lalu diberikan kepada mereka perdamaian. Akhirnya usai sudah proses kemenangan umat Islam atas Al Quds pada tanggal 28 Rajab 583 H – 2 Oktober 1187 M. Di sini nampak kelihatan jiwa toleran dan kasih sayang seorang Shalahuddin yang juga diakui oleh kebanyakan orang-orang Nashrani. Begitulah akhirnya Bait al Maqdis kembali diperintah di bawah bendera Islam setelah 91 tahun Hijriah (88 tahun Masehi). Keagungan dan kemuliaan Masjid Al Aqsa dapat dikembalikan, suara kumandang azan kembali bergema dengan anggunnya. Akhirnya mimbar yang sudah dipersiapkan dua puluh tahun sebelumnya oleh Shalahuddin benarbenar dapat diletakkan. Dan yang terpenting untuk kita sinyalir di sini bahwa Shalahuddin tetap terus membuka kota-kota dan benteng-benteng Salibis lainnya. Daerah Jablah, Latakia dan benteng Zion juga diduduki pada tahun 584 H. Benteng Bakas, Syaghar, Sarminiay, Birziyah, Darb Salik, Baghras juga dibuka sebagaimana Karak yang sekitaranya seperti Syaubik setelah pengepungan yang panjang dan dengan cara damai. Wilayah Shifd juga ditaklukkan oleh Shalahuddin secara damai setelah pengepungan dan kaburnya pasukan Salibis ke wilayah Shur dan begitu juga dengan Kaukab juga diduduki. Pada bulan Rabiul Awal 585 H, Shalahuddin menduduki Syaqif Arnon yang merupakan benteng yang paling terkuat resistensinya. Kelanjutan Jihad melawan kekuatan Salibis : Kekuatan Salibis yang sudah kehilangan kota-kota dan benteng-benteng berkumpul di kota Sour. Shalahuddin terlalu toleran dan berlemah-lembut dan mengizinkan mereka untuk pergi ke kota tersebut secara bebas. Maka mereka berkesempatan untuk meminta asistensi dan mendapatkan dukungan baru sehingga kembali menjadi kuat. Lebih dari itu, Shalahuddin telah membebaskan raja Jai pada tahun 584 H dengan syarat ia harus benarbenar pulang ke Perancis. Namun ternyata Jai menuju kota Sour dan mengambil pucuk komando kekuatan Salibis berkat bantuan armada Biza dari Italia. Pada kesempatan ini, Ibn Katsir mengatakan : ―Semua itu terjadi karena kesalah yang diperbuat oleh Shalahuddin untuk membebaskan mereka yang telah tertangkap. Maka dari itu ia harus menggigit jarinya sendiri sebagai wujud penyesalan yang tidak ada gunanya lagi.‖ Balatentara Salibis melancarkan serangan dari kota Sour ke kota Aka pada tahun 585 H – 1189 M. Mereka berdiam hingga datang balabantuan ekspedisi ketiga yang diserukan oleh Paus Urban Kedua yang diberi nama dengan misi “perebutan kembali” Bait al Maqdis yang dikomandoi oleh tiga Raja Eropa yaitu Fredrik Barbarosa, yang mana sebagian besar pasukannya mati di tengah perjalanan, Richard yang “Berhati Singa” Raja Inggris yang datang dari arah laut. Kemudian Phillip Augustas, Raja Perancis. Richard merupakan orang yang hebat yang merupakan orang Eropa yang paling jahat dan punya kebencian yang sangat terhadap orang Islam‖. Ia merupakan sosok pemberani, terhormat dan penyabar. Ia adalah rintangan yang paling berat bagi muslim. Tiga kekuatan ini yang mengepung kota Akka (pada bulan Raiul Tsani- Jumadil Ula 587 H (Juni 1191 M). Dan kota ini jatuh ke tangan mereka pada tanggal 17 Jamadil Ula 587 H (12 Juli 1191 M). Dengan pendudukan ini, kekuatan Salibis berupaya yntuk dapat membangun basis kekuatan kembali di Palestina. Umat Islam kembali membalas dan terjadilah berbagai pertempuran antara kedua belah pihak. Namun, Salibis terus melanjutkan ekspansi dengan merebut teritori wilayah Selatan pantai dengan menduduki kota-kota Haifa dan Jaffa. Perlu untuk dicatat bahwa konflik yang terjadi sungguh bersimbah darah dan sangat pahit. Sebagaimana hal ini disinyalir oleh Ibn Katsir bahwa Shalahuddin bermukim di Akka bersabar dan bersabar berdiam di sana selama 37 bulan dan mereka yang terbunuh dari pasukan Salibis berjumlah 50 ribu tentara. Ekspedisi militer Ketiga Salibis ini diakhirnya dengan diadakannya perdamaian Ar Ramlah antara Richard si “Hati Singa” dan Shalahuddin al Ayubi pada tanggal 21 Sya‘ban 588 H – 1 September 1192 M. Ini merupakan genjatan senjata selama 3 tahun 3 bulan. Eropa menuntut untuk menguasai wilayah pesisir dari Yafa ke Akka dan diperbolehkan untuk menziarahi Al Quds dan bebas untuk berdagang dan keluar masuknya kafilah masing-masing. Di sini perlu kita menegaskan beberapa poin di bawah ini yang berhubungan dengan perdamaian di atas di mana banyak dari kita yang terserang dewasa ini menyandarkan argumentasinya kepada kelalaian mereka akan hak-hak Islam dan umatnya dan berubah menjadi pendukung Yahudi : 1- Shalahuddin tidak pernah menginginkan diadakannya perdamaian dan ketika mendatangkan para konsultannya, ia tetap bersikukuh untuk tidak menyetujui genjatan senjata. Al Imad al Ashfahani menulis dengan caranya sendiri tentang Shalahuddin : “Kita, dengan syukur kepada Allah tetap dalam kondisi kuat, dan sudah mendekati kemenangan yang diidamkan. Kita sudah terbiasa dengan Jihad, maka hal ini membuat kita sulit untuk hidup tanpanya. Kita tidak ada hal yang lain yang dapat kita kerjakan kecuali terus memerangi para Salibis. Menurut pandangan saya bahwa saya harus meninggalkan segala sesuatu yang berkenaan dengan genjatan senjata, bahkan sebaliknya kita harus memilih Jihad yang memberikan kita kekuatan dan kehormatan. Hanya Allah yang menolong dan hanya karena-Nya saya mengambil keputusan dan berserah diri.” Namun para konsultannya berijma‘ untuk menerima tawaran damai dengan alasan kerusakan negara, keletihan para tentara dan rakyat dan persediaan bahan makanan yang sedikit. Dan karena orang Eropa bersikeras untuk berdamai dan bila saja hal tersebut tidak terwujud maka akan tetap tinggal di sana dan melanjutkan peperangan. Adapun bila terjadi perdamaian maka rakyat dan pembangunan negeri akan kembali aktif, para pasukan akan sedikit lega, memperkuat diri dan bersiap-siap untuk peperangan. Menurut pendapat mereka bahwa orang Eropa itu tidak akan khianat dengan janji-janji mereka, oleh karena itu mereka menasehati Shalahuddin untuk mengadakan genjatan senjata sehingga para musuh berpisah dan bubar. Mereka tetap saja menganjurkan itu sehingga ia menyetujuinya. 2- Sesungguhnya perdamaian ini adalah temporer dalam waktu yang sangat singkat dan bukan perjanjian damai yang abadi. Hal serupa juga pernah diadakan sebelum dan sesudahnya. Dan ini diperbolehkan di dalam tinjauan Syariah Islam sesuai dengan maslahat yang ditetapkan oleh para pemimpin umat Islam. Dan berbagai konflik dan peperangan lain juga terus berlanjut setelah itu. 3- Belum pernah ada dalam perjanjian damai ini pengakuan bagi orang Eropa atas hak apapun tentang tanah Palestina. Namun yang ada adalah genjatan senjata yang meniadakan peperangan yang membawah kerusakan negara hingga berakhir masa waktunya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Apa bedanya antara genjatan senjata yang diadakan oleh orang Islam yang puluhan kali dan penjanjian damai dengan negara Zionis yang terjadi dewasa ini. Yang penting bahwa sesungguhnya perdamaian yang sudah disepakati harus ditinggalkan oleh Shalahuddin (rahimahullah) yang wafat pada tanggal 27 Shafar 589 H – 4 Maret 1193 M. Atau hanya tiga bulan setelah disepakatinya perjanjian Ar Ramlah. 0 PROTOKOL KE SEPULUH YAHUDI.... Protokol ke 10 Yahudi mengandungi 8 perkara.... 1.. Song.....Lagu-lagu yang menghiburkan.... Jika ada anak-anak yang tak tau mengucap..tetapi boleh menghafal lagu Hindustan yang panjang berjela...Ada anak-anak yang tak hafal Fatihah....tapi boleh mengingati lagu Siti Norhaliza yang panjangnya berdepa depa.....berjaya sudah Yahudi....Hingga kita terfikir.....bagaimana jadinya radio kalau tanpa lagu? 2. ..Sex.....Lagi satu kegilaan remaja dan yang tua...Sex dimana-mana..di kaca tv, dalam filem, dalam iklan...babak sex amat lumrah..kekadang adegan sex tak diperlukan, tetapi diselitkan jua sehingga ada orang menonton filem hanya kerana ada adegan sex...filem 18SX amat laris berbanding filem U...VCD lucah mudah didapati...dan harganya amat murah...Adakah filem yang tiada adegan sex? Lagi sekali berjaya sungguh Yahudi laknatullah...... 3. ..Smoke....Rokok..menjadi kegilaan para remaja...sehingga dikatakan tidak modern jika tidak merokok...malah sekarang merokok menjadi budaya bagi mana-mana perempuan yang kononnya mau di gelar "up to date"..Dulu yang merokok ini golongan pelacur saja....ataupun penari kabaret.... ( aku tengok dari filem P Ramlee )....Syabas yahudi...berjaya lagi kamu.... 4. .Sport....pelbagai jenis sukan di tonjolkan dan lelaki dengan perempuan sama-sama berlumba mencari nama dalam sukan...hinggakan sekarang bola sepak pun perempuan main juga...Bila bersukan, tutup aurat mestilah jauh sekali, sembahyang pun banyak yang miss....bukan yang bermain sahaja tak sembahyang...yang menonton pun tak sembahyang juga....Kalau menonton dirumah...akan lambat sembahyang sebab takut tak nampak macam mana masuk GOL.... Yahudi gol lagi......sampai ada ulamak kata...kerana sukan..sembahyang boleh tangguh...Mashaallah,.. 5. .. Fun...hiburan...dimana-mana kita dapat hiburan yang melalaikan....Kalau kita lihat dalam 100 majalah..mungkin 99 adalah majalah hiburan..termasuklah majalah mangga...yang menayangkan buah mangga artis perempuan.... Kalau ada konsert....sanggup orang Islam bertandang hingga menghabiskan banyak wang dan bila ke konsert....pelbagai maksiat akan diselit masuk.... Yahudi terhibur lagi.... 6.... Female....Perempuan...tawaran Yahudi yang amat mengasyikkan..terutama dalam iklan..yang kadang-kadang tidak ada kena mengena dengan perempuan... Kalau kita ke kedai bateri kereta....dihadapan bateri terpampang gadis sunti separuh bogel beraksi...apa kena mengena bateri kereta dengan perempuan?...kalau iklan Modess...perempuan adalah patutnya... Yahudi bersorak lagi..... 7...Fashion....Fesyen terutama perempuan yang bermacam-macam..sehinggakan kalau pakai tudung pun mereka dah tak menutup aurat....Macam mana dikatakan bertutup aurat jika bertudung tetapi berbaju ketat yang kekadang menampakkan pusat? Yang mewarnakan rambut lagi teruklah...Buat apa bertudung kalau rambut diwarnakan....Bila warnakan rambut..mestilah tidak bertudung sebab kalau bertudung..bagaimana nak menayangkan warna rambut yang terkini itu...Kalau dah rambut di warnakan...sembahyang pun tak sah...malah mandi hadas pun tak sah sebab kebanyakan pewarna adalah kalis air...itu tak kira yang cukur bulu kening lagi... Yahudi ketawa lagi....Umat islam sudah jadi macam Yahudi.... 8. .. Food..Makanan...lagi satu kegilaan Umat Islam terutama makanan dari Barat termasukalah MC D, Kentucky, Pizza hut...dan seribu satu macam lagi...Buah kurma yang menjadi makanan Rasulullah di pandang hina....masuk rumah pun setahun sekali bila bulan Ramadan...tapi makanan Barat menjadi kebanggaan...Bila makanan datang dari Barat..adakah kita yakin tentang halalnya? Contoh Kentucky..rempahnya datang dari Amerika....siapa nak pergi check...halal ke tidak? Bila makan benda haram, masakan iman menjadi mantap... Maka lahirlah Umat Islam yang bukan perangai saja macam yahudi...tetapi berfikiran pun macam yahudi...Nauzubillah.....Yahudi makan Islam lagi... Itu baru protokol yang ke 10......yang lain-lain entah macam-macam lagi.... YAHUDI SEBAGAI SIMBOL DALAM WACANA ISLAM INDONESIA MASA KINI* Martin van Bruinessen Kaset Qur'an dan konspirasi Yahudi Pada tahun 1986 seorang ulama di Bima mengeluh kepada peneliti dari LIPI tentang keberadaan kaset rekaman bacaan Al Qur'an yang dijual di mana-mana. "Sekarang semakin banyak orang puas dengan menyetel kaset saja, mereka tidak berminat lagi untuk belajar qira'ah Al Qur'an sendiri." Berbagai teknologi baru, menurut hematnya, sangat membahayakan agama Islam. Ia mencurigai gejala ini berkaitan dengan konspirasi YahudiZionis untuk menghancurkan Islam. Dalam ceramah-ceramahnya, ia sering menyinggung ancaman-ancaman Yahudi terhadap Islam. Ulama yang pernah bermukim di Makkah selama beberapa tahun ini, menceritakan kepada peneliti tadi bahwa ia banyak tahu tentang tipu daya Yahudi itu dari majalah-majalah yang diterimanya dari Rabithah Al-`Alam AlIslami (Al-Rabithah dan Muslim World News); selain mengutip pula buku yang bernada ancaman terhadap kemajuan dan perkembangan Islam di dunia seperti Al-Maka'id alYahudiyah dan Rencana Yahudi terhadap Penghancuran Islam. Ketika peneliti bertanya gejala apa di Indonesia yang dianggapnya sebagai aktivitas Yahudi-Zionis, ditudingnya organisasi-organisasi seperti Lions Club.[1] Yahudi sebagai ancaman terhadap nilai-nilai tradisional Kasus ulama Bima di atas mengejutkan saya karena merupakan pertemuan pertama saya dengan semangat anti-Yahudi yang bukan anti-Israel saja di Indonesia. Di Bima, tentu saja, tidak ada orang Yahudi, dan andaikata terdapat Lions Club pun pastilah bukan mereka yang mengedarkan kaset Muammar Z dan qari-qari lainnya. Mengapa ungkapan keprihatinan sang ulama mengaitkannya dengan Yahudi? Ternyata ia tidak sendirian; beberapa tahun terakhir kian sering kita menjumpai kata "Yahudi" dipakai sebagai julukan negatif bagi perkembangan, pemikiran atau sikap yang dianggap membahayakan umat Islam. "Yahudi" telah menjadi simbol dari sesuatu yang tak mudah diungkapkan secara eksplisit. Yang dimaksudkan, agaknya, bukan agama Yahudi, dan bukan juga kebijaksanaan resmi pemerintah Israel atau pun kelompok Zionis ekstrim, melainkan sesuatu yang lebih abstrak dan tersembunyi. Ada dua hal menarik berkenaan dengan munculnya Yahudi sebagai simbol dalam wacana Islam di Indonesia. Pertama, Yahudi seringkali disebut dalam konteks kekhawatiran tentang adanya konspirasi untuk menghancurkan Islam. Banyak aspek proses modernisasi, berikut sekularisasi dan rasionalisasi, pergeseran nilai-nilai tradisional, globalisasi ekonomi dan budaya, individualisme dan hedonisme dilihat sebagai hasil rekayasa, bukan proses yang berdiri sendiri. Semua perkembangan barusan diduga kuat telah direncanakan dan dilaksanakan oleh persekongkolan yang memusuhi Islam dan ingin menghancurkannya. Konspirasi rahasia tersebut diidentikkan dengan Yahudi dan Zionis; tetapi setiap orang yang dianggap berjasa demi tujuan persekongkolan tersebut, walaupun agama dan kebangsaannya berbeda, bisa saja dijuluk Yahudi. Kedua, teori-teori konspirasi dan kecenderungan untuk mengkambinghitamkan Yahudi tentu saja tidak lahir di Indonesia melainkan berasal dari negara-negara Arab utamanya Arab Saudi, Kuwait dan Mesir. Menyembulnya kebencian kebanyakan orang Arab saat ini kepada orang Yahudi tak bisa dilepaskan dari masalah Palestina. Keprihatinan tentang Zionisme Israel sangat wajar. Meski di sini perlu ditambahkan, kepercayaan akan adanya konspirasi Yahudi untuk menghancurkan Islam dan menguasai seluruh dunia bukan hanya reaksi terhadap eksistensi Israel saja, dan sesungguhnya juga disebabkan penyebaran antisemitisme Barat ke negara-negara Arab. Sumber yang seringkali menjadi rujukan, yaitu Al-Maka`id Al-Yahudiyah alias Protokol-Protokol Para Sesepuh Zion alias Ayat-Ayat Setan Yahudi, merupakan hasil fabrikasi beberapa orang anti-Yahudi Rusia dan kemudian dipergunakan sebagai alat propaganda oleh Nazi Jerman. Buku inilah yang pernah merupakan legitimasi utama bagi pembunuhan massal terhadap orang Yahudi oleh Nazi Jerman. Protokol-protokol konon terdiri dari notulen pemerintah rahasia Yahudi tentang strategi mereka untuk menguasai dunia, melalui kapitalisme maupun komunisme, demokrasi maupun kediktatoran, revolusi maupun liberalisasi ekonomi. Pada dasawarsa 1950-an edisi Arabnya terbit, dan belakangan beberapa kali diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Editor-editor Indonesianya tampaknya tidak menyadari bahwa buku ini bukan dokumen sejarah benar melainkan pemalsuan oleh kalangan antisemitis. Yahudi, Freemason dan kemodernan Antisemitisme (sikap anti-Yahudi) di Eropa memuncak pada penghujung abad ke-19 dan berkaitan erat dengan kemodernan. Antisemitisme merupakan reaksi terhadap arus perubahan sosial dan ekonomi yang begitu cepat serta berkembangnya kapitalisme modern, terhadap gerakan-gerakan liberalisme dan sosialisme, republikanisme dan sekularisme yakni terhadap memudarnya privilese-privilese lama. Dari sinilah muara adanya keyakinan kuat bahwa semua perubahan sosial dan politik tidak disebabkan oleh dinamika perkembangan sistem ekonomi kapitalis melainkan direncanakan oleh sebuah persekongkolan orang yang ingin mendominasi seluruh dunia: Yahudi dan/atau Freemasonry (Vrijmetselarij). Yahudi dengan mudah menjadi sasaran tudingan karena mereka tampak beruntung dengan perubahan masyarakat tersebut. Dalam masyarakat Eropa tradisional, orang Yahudi sebagai minoritas agama dikucilkan dan biasanya tidak diperbolehkan berperan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat: politik, pemilikan tanah dan banyak jenis pekerjaan dilarang bagi mereka. Runtuhnya tatanan sosial tradisional dan perkembangan ke arah masyarakat industri berarti juga berakhirnya larangan lama dan kemungkinan mobilitas sosial bagi semua orang Eropa termasuk Yahudi. Bagi golongan yang telah menghilangkan privilese lama dalam proses modernisasi ini, atau yang merindukan masyarakat tradisional, Yahudi menjadi simbol dari semua perubahan yang terjadi; sikap anti-kemodernan diungkapkan dalam bentuk antisemitisme. Freemasonry memang merupakan organisasi rahasia, agak mirip tarekat dengan ritual dan ajaran yang tak boleh dijelaskan kepada orang luar, tetapi menegaskan nilai humanisme (kemanusiaan) ketimbang nilai religius tradisional. Didirikan di London pada 1717, Freemasonry dengan cepat tersebar di negara-negara Eropa dan telah menjadi musuh bebuyutan Gereja Katolik. Sejumlah pemikir, politisi dan seniman paling terkemuka telah masuk Freemasonry: Goethe, Kant dan Hegel di Jerman, Mozart dan Haydn di Austria, Voltaire, Rousseau dan Diderot di Perancis, George Washington dan Benjamin Franklin di Amerika. Pada abad ke-19, Freemasonry oleh kawan maupun lawannya dikaitkan dengan ide-ide Revolusi Perancis dan dengan kemodernan. Tidak terlalu mengherankan jika Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad `Abduh menjadi anggota Freemasonry sewaktu keduanya berada di Perancis. Sebagai organisasi, Freemasonry tidak mempunyai hubungan khusus dengan keyahudian. Di antara anggotanya memang dijumpai sejumlah orang Yahudi, namun mereka relatif sedikit.[2] Kebetulan saja keduanya telah menjadi simbol dari semua perubahan yang mengancam dunia tradisional. Lahirnya gerakan Zionisme Sebagai reaksi terhadap antisemitisme, gerakan Zionisme secara bersamaan lahir pada saat itu pula. Theodor Herzl menulis bukunya Negara Yahudi pada tahun 1896; Muktamar Zionis pertama diselenggarakan di kota Basel, Swis, pada tahun 1897. Para pendiri gerakan ini terdiri dari orang Yahudi sekuler dari Jerman dan Austria. Bagi mereka keyahudian merupakan identitas nasional, bukan identitas agama, dan Zionisme adalah nasionalisme dari suatu bangsa yang belum mempunyai negara. Cita-cita mereka, mendirikan sebuah negara nasional yang sekuler bagi orang Yahudi. Lahirnya gerakan Zionisme tidak ada sangkut pautnya dengan agama Yahudi; faktor pendorong utama adalah keberadaan Yahudi hanya sebagai golongan etnis berstatus "pariah". Namun pilihan mereka akan Palestina sebagai "rumah nasional" bagi bangsa Yahudi tentu saja mengaitkan cita-cita mereka dengan sejarah sakral Yahudi yang tercantum dalam kitab suci Taurat. Hal itu belakangan menyebabkan gerakan Zionisme semakin diwarnai simbol-simbol keagamaan. Asal-usul "Protokol Zion" Buku Protokol-Protokol Para Sesepuh Zion disusun sekitar saat itu pula -- hanya saja tidak oleh para pemimpin gerakan Zionis seperti yang diklaim penyusunnya. Sebagian besar buku ini dicuplik begitu saja dari sebuah roman berjudul Dialog dalam Neraka antara Montesquieu dan Machiavelli, yang ditulis sekitar 1864 oleh seorang pengacara Perancis, Maurice Joly, sebagai kritik terselubung terhadap diktatur Kaisar Napoleon III. Dalam buku ini Montesquieu menyuarakan pendapat liberal dan demokratis (yang agaknya merupakan pendapat pengarang), sedangkan Machiavelli memberi alasan bernada sinis bagi sistem kekuasaan diktatorial. Secara blak-blakan ia mengusulkan sejumlah tindakan dan kebijaksanaan untuk menipu dan memanipulir rakyat. Yang diusulkannya, tidak lain, tindakan dan kebijaksanaan Kaisar Napoleon, yang tujuannya lazim berkedok di belakang perkataan manis dan indah. Buku Joly ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan "masalah Yahudi". Penyusun Protokol mengambil alih perkataan sinis Machiavelli tersebut yang seolah-olah diusulkan sebagai kebijaksanaan oleh suatu komite rahasia tokoh Yahudi. Perkataan Montesquieu juga diambil alih agar mengesankan bahwa semua gerakan yang melawan status quo, dari liberal moderat sampai sosialis radikal, merupakan bagian dari komplotan Yahudi jahat yang ingin menghancurkan dunia Kristen. Walau sulit menentukan secara pasti siapa sesungguhnya yang menyusun naskah Protokol yang kemudian digunakan untuk edisi cetakan pertama, namun terdapat banyak petunjuk bahwa P.I. Rakhkovsky, kepala dinas rahasia Rusia di Perancis 1884-1902, telah memainkan peranan besar.[3] Tidak sangsi lagi bahwa Protokol-Protokol ditulis di Perancis; dugaan ini diperkuat utamanya oleh adanya rujukan pada situasi dan peristiwa di Perancis dasawarsa 1890-an. (Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak mungkin ada kaitan dengan gerakan Zionisme saat itu, yang didirikan orang Yahudi berbahasa dan budaya Jerman.) Semua perubahan masyarakat - transformasi ekonomi, modernisasi, pembangunan kereta api di bawah tanah di Paris, slogan-slogan revolusi Perancis, cita-cita demokrasi, sosialisme, liberalisme digambarkan sebagai kiat Yahudi untuk menggoyangkan sistem yang mapan sehingga mereka bisa menguasainya. Menurut "editor"nya, teks yang asli konon telah dicuri dari rumah seorang pengurus Freemasonry. Demikian Freemasonry sekaligus dilibatkan dalam teori-teori konspirasi Yahudi dan ditunjukkan sebagai salah satu organisasi rahasia Yahudi. "Protokol Zion" dan antisemitisme di Eropa Protokol-Protokol pada awalnya diterbitkan di Rusia dan turut menyebabkan pogrompogrom (pembantaian massal) terhadap Yahudi. Hitler menganggap buku ini sangat berguna sebagai bahan propaganda. Meski ia sendiri barangkali percaya pada teori konspirasi Yahudi, namun ia juga sangat sadar akan manfaat buku ini dan semboyan "bahaya Yahudi" dalam usaha mencapai kesatuan orang Jerman dan para simpatisan fasis di luar negeri. Lebih dari 100.000 eksemplar dicetak di Jerman saja, dan terjemahan Inggrisnya sangat laku di Inggris dan Amerika Serikat. Barulah setelah Perang Dunia Kedua - atau lebih tepatnya, setelah berdirinya Israel dan pengusiran sebagian orang Palestina oleh kaum Zionis - buku ini mulai dikenal di dunia Arab dan cepat menjadi buku pegangan. Antisemitisme tidak memerlukan adanya Yahudi Propaganda anti-Yahudi Jerman juga mencapai Jepang, negara yang tidak dijumpai adanya Yahudi sama sekali. Tetapi "konspirasi Yahudi untuk menguasai dunia" oleh pihak militer Jepang pernah digunakan pula sebagai legitimasi bagi serangannya terhadap Cina Kuo Min Tang, yang mereka sebut sebagai bagian dari konspirasi Yahudi. Di Eropa dan Amerika Serikat juga terlihat tidak adanya korelasi yang kuat antara jumlah orang Yahudi di suatu daerah dan tingginya antisemitisme. Baik di Perancis maupun di Amerika antisemitisme pernah sangat merakyat di beberapa daerah yang nyaris tidak mempunyai penduduk Yahudi. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah terbelakang. Yang dibenci orang antisemit di sana, agaknya, bukan orang-orang Yahudi tertentu melainkan budaya perkotaan dan kemodernan pada umumnya. Antisemitisme dan Zionisme, dua sekutu Di Eropa, antisemitisme dan Zionisme pernah saling memperkuat (dan sampai sekarang, agaknya, saling memerlukan). Terdapat kepentingan bersama: para Zionis ingin mengajak orang Yahudi dari Eropa ke negara yang ingin diciptakan, sedangkan para antisemit merencanakan "pembersihan etnis". Keberhasilan kedua gerakan politik tersebut merupakan salah satu tragedi terbesar abad ke-20. Dengan demikian, keberadaan Israel sebagai negara Yahudi merupakan "hadiah" antisemitisme Eropa kepada Timur Tengah. Sangatlah ironis bahwa orang Arab kemudian secara tidak kritis juga mengambil alih ide-ide antisemitis dari Eropa. Dunia Islam dan Yahudi Keberadaan orang Yahudi di dunia Islam pada masa lalu umumnya lebih baik daripada di Eropa. Bukan berarti tidak ada diskriminasi atau kebencian terhadap mereka, tetapi sebagai ahl al-kitab mereka lazimnya dilindungi. Di Eropa mereka barulah memperoleh hak-hak bersamaan masa transisi dari masyarakat pertanian ke masyarakat perkotaan dan industri.[4] Kebebasan yang mereka peroleh menimbulkan reaksi; sikap anti-Yahudi berkaitan erat dengan dengan sikap anti-kemodernan. Antisemitisme merupakan salah satu gejala protes terhadap perubahan. Dalam Islam, tidaklah sulit mencari pembenaran religius untuk membenci Yahudi. Dan belakangan ini kami sering menjumpai pembenaran ini seolah-olah bagian esensial dari Islam. Terdapat sejumlah ayat Qur'an yang mengutuk orang Yahudi Madinah dan sekaligus bisa ditafsirkan sebagai anjuran untuk senantiasa mencurigai dan membenci kaum Yahudi.[5] Tetapi sebenarnya ayat-ayat ini baru belakangan menjadi begitu populer. Asalusul kebencian yang sesungguhnya, tentu, keberadaan negara Israel di tengah negara-negara Arab, dan kekuatan dahsyat tentara Israel. Ayat-ayat Qur'an tersebut memberikan legitimasi belakangan kepada kebencian yang disebabkan oleh kejadian politik. Tulisan Arab antiYahudi, agaknya, lebih diwarnai oleh pengaruh buku antisemit Barat seperti ProtokolProtokol ketimbang ayat-ayat Qur'an yang berkaitan dengan Yahudi. Sebagian besar buku mengenai "bahaya Yahudi" yang diterbitkan di dunia Arab merujuk kepada Protokol- Protokol dan tokoh-tokoh antisemit Barat; hanya beberapa saja yang bertolak dari analisa ayat-ayat Qur'an. Palestina: nasionalisme atau Islam? Kekalahan militer negara-negara Arab oleh Israel menimbulkan persepsi bahwa sosialisme dan nasionalisme telah gagal sebagai ideologi yang layak, dan mendukung munculnya "alternatif Islam" yang sejak dulu disponsori Arab Saudi. Lahirnya ideologi Islam politik akhir-akhir ini (terutama varian konservatifnya) berkaitan erat dengan faktor keberadaan Israel. Faktor lain yang berperan, tentu saja, minyak dan kenaikan harga minyak sejak 1973 (berkaitan langsung dengan perang Arab-Israel dan boikot minyak). Dengan kenaikan harga minyak, orang Arab secara berangsur kian diperhatikan Barat, dan perasaan harga diri orang Arab turut terangkat. Di sini kemudian wacana dominan tentang Israel mulai bergeser dan ditentukan oleh Arab Saudi daripada Mesir dan berubah dari wacana nasionalis (Israel lawan Arab) menjadi wacana agama (Yahudi lawan Islam). "Protokol Zion" di Indonesia Perbincangan bertema Yahudi, Zionisme dan Israel di kalangan Islam Indonesia cenderung dipengaruhi oleh buku Protokol-Protokol Para Sesepuh Zion dan tulisan antisemitis Barat lainnya. Setelah perjanjian perdamaian antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina ditandatangani (September 1993), majalah Panji Masyarakat dan Al-Muslimun memuat laporan khusus tentang Yahudi dan Zionisme yang tidak hanya berisi opini dan analisa situasi politik saja tetapi juga menguraikan lagi tentang konspirasi Yahudi berdasarkan Protokol-Protokol sebagai "bahan bukti".[6] Tidak mudah memastikan sejak kapan buku tersebut diketahui di Indonesia. Menurut laporan di Panjimas tadi, majalah ini pernah memuat artikel panjang mengenai "Ancaman Ular Simbolik Yahudi" (salah satu tema dari Protokol-Protokol) pada tahun pertama penerbitannya, yaitu 1959.[7] Dan itu pun mungkin bukan tulisan pertama tentang konspirasi rahasia Yahudi untuk menghancurkan Islam. Namun jika dicermati pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an tulisan serupa ini belum banyak mendapat perhatian. Adalah Prof.Dr. Ahmad Shalaby, guru besar dari Mesir yang pernah mengajar di PTAIN di Yogyakarta pada dasawarsa 1950-an, yang agaknya memiliki andil dalam memperkenalkan Protokol-Protokol di Indonesia. Bukunya Perbandingan Agama: Agama Yahudi, yang rampung ditulis di Mesir pada tahun 1965, membicarakan panjang lebar Protokol-Protokol. Setelah membahas kitab Taurat dan Talmud sebagai pustaka keagamaan Yahudi, Shalaby menyuguhkan ringkasan Protokol-Protokol Para Sesepuh Zion, seolaholah ini pula teks keagamaan Yahudi. Tidak jelas apakah Shalaby pada saat ia mengajar di Indonesia juga telah membicarakan teks tersebut; tampaknya masalah Yahudi waktu itu belum banyak menarik perhatian orang. Terjemahan Melayu buku Shalaby diterbitkan pada tahun 1977 di Singapura, dan terjemahan Indonesia baru pada tahun 1990. Buku ini sering dijadikan rujukan oleh penulis Indonesia. Dipengaruhi langsung oleh Shalaby, penulis buku teks ilmu perbandingan agama dari Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga juga meyakini bahwa "Protokol Pendeta Zionis" merupakan kitab sakral Yahudi ketiga, setelah Perjanjian Lama dan Talmud.[8] Barulah pada dasawarsa 1980-an konspirasi Yahudi semakin sering dibicarakan di Indonesia. Pada tahun 1982, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Agama (LPPA) Muhammadiyah dan Rabithah Al-`Alam Al-Islami masing-masing menerbitkan buku mengenai Freemasonry sebagai organisasi rahasia Yahudi. Keduanya menyebut ProtokolProtokol sebagai barang bukti yang akurat tentang rencana-rencana rahasia Yahudi.[9] Buku Rabithah menyebutkan adanya keraguan tentang kebenaran Protokol namun menegaskan pula bahwa ia benar-benar merupakan dokumen asli. "Siapa yang membaca dengan teliti teks-teks yang terkandung di dalamnya akan mengetahui bahwa semua rencana yang terdapat di dalamnya telah dilaksanakan di seluruh penjuru dunia" (hal. 156). Hanya, menurut para penulis, rencana Yahudi masa kini pastilah sudah berubah lagi, dan orang harus waspada terhadap kiat baru dari "para pengusaha kejahatan itu, para terompet setan itu, para juru tenu kebinasaan itu, dan para penjaga kuil itu." Pengamatan ini mirip suatu pengakuan bahwa Protokol-Protokol ternyata tidak relevan untuk memahami Zionisme modern. Tetapi teori konspirasi tetap dipertahankan, dan pada tahuntahun berikut di Indonesia terbit sejumlah terjemahan atau adaptasi Protokol-Protokol: a. (Versi ringkas dalam:) Dr. Darouza, Mengungkap tentang Yahudi: Watak, Jejak, Pijak dari Kasus-Kasus Lama Bani Israel. Surabaya: Pustaka Progressif, 1982. (terbitan asli: Damascus 1970). b. (Dikomentari panjang lebar dalam:) Dr. Majid Kailany, Bahaya Zionisme terhadap Dunia Islam. Solo: Pustaka Mantiq, 1988. (terbitan asli: Jeddah, 1984). c. Skenario Rahasia untuk Menguasai Dunia. Bandung: Hizbul Haq Press, tanpa tahun (1989?). (dengan kata pengantar yang tampaknya ditulis di Pakistan). d. Ayat-Ayat Setan Yahudi. Dokumen Rahasia Yahudi Menaklukkan Dunia dan Menghancurkan Agama. Jakarta: PT Pustakakarya Grafikatama, 1990. (dengan kata pengantar oleh "Social Reform Society", Kuwait). Dalam kata pengantar sejumlah edisi ini tidak ditemui isyarat bahwa teks ini hanya berupa sebuah pemalsuan kasar saja. Penulis kata pengantar dua yang terakhir malahan mengklaim - dengan mengabaikan kenyataan - bahwa buku ini sulit didapatkan dan di mana-mana dilarang (gara-gara konspirasi Yahudi, tentu saja). Agaknya, mereka lupa menyebutkan bahwa bukunya pernah dicetak dalam oplag ratusan ribu dan disebarkan ke mana-mana oleh rezim Nazi Jerman, dan di negara-negara Arab sendiri terjemahan Protokol-Protokol dengan mudah diperoleh di mana saja. Daya tarik teori konspirasi Teori-teori konspirasi mempunyai daya tarik kuat karena merupakan penjelasan yang mudah difahami dan sekaligus menunjukkan kambing hitam. Teori konspirasi meletakkan tanggungjawab atas segala hal yang tidak disenangi pada orang lain. Penganut teori ini tidak perlu mengungkapkan kekurangan, kelemahan dan kesalahannya sendiri, tidak pula mesti mengkritik diri sendiri karena semua hal dianggap kejahatan pihak lawan. Teori-teori semacam ini menutup kemungkinan orang mencermati sebab-sebab yang sebenarnya, sehingga tidak mudah atau malahan mustahil mengubah secara rasional keadaan yang tidak disenangi. Teori konspirasi yang disebarkan oleh penyusun Protokol-Protokol menawarkan penjelasan semua peristiwa politik dan ekonomi yang telah terjadi selama satu abad: berkembangnya kapitalisme maupun gerakan-gerakan komunis, revolusi maupun kontrarevolusi, modernisasi dan rasionalisasi sistem ekonomi, gerakan pembebasan dan emansipasi, liberalisme dan sekularisasi. Ini semua dianggap buah dari rekayasa komplotan Zionis yang maha hebat. "Hampir setiap peristiwa besar di dunia berjalan mengikuti tuntutan The Elders of Zion ini. Peperangan, kemerosotan, revolusi, naiknya biaya hidup, dan keresahan berlarut-larut, wujud nyata mengangkangi dunia melalui pintu belakang."[10] Menurut pandangan demikian, orang lain tidak berdaya dan tidak mampu memberi sumbangan terhadap alur sejarah; hanya Yahudi sajalah yang menentukannya. Teori konspirasi ini sangat berbeda dengan analisa yang mendalam tentang kekuatan dan strategi nyata Zionisme. Negara Israel, organisasi Zionis di luar Israel dan para simpatisan Zionisme melakukan berbagai hal, secara terbuka maupun terselubung, untuk mempengaruhi pendapat umum dan kebijaksanaan negara-negara lain. Lobi-lobi Yahudi di Amerika dan Eropa memang sangat canggih dan berhasil; tetapi kalau aktivitas-aktivitasnya ditelaah secara cermat gambaran yang diperoleh sangat berbeda dengan ProtokolProtokol.[11] Yahudi sebagai simbol perubahan yang mengancam Umat Islam Indonesia, sebagai umat Islam negara-negara lain, menjunjung tinggi solidaritas dengan bangsa Palestina. Republik Indonesia tidak mengakui negara Israel, dan seluruh umat Islam Indonesia menganggap berdirinya Israel, apalagi pendudukan Gaza dan Tepi Barat dan pembangunan pemukiman Yahudi di sana, sebagai ketidakadilan yang tidak dapat dibenarkan. Tetapi belakangan terdengar banyak ungkapan anti-Yahudi yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah Israel-Palestina. Yahudi dan kelicikan serta tipu dayanya dikritik, tetapi sasaran kritik ini sesungguhnya bukan orang Yahudi melainkan orang atau situasi di Indonesia sendiri. Rupa-rupa hal di Indonesia yang tidak disenangi (misalnya perkembangan pemikiran Islam liberal, atau konsep Hak Asasi Manusia) dikaitkan dengan konspirasi Yahudi. Yahudi memang sejak dulu juga dikaitkan dengan golongan atau gerakan lain yang oleh pihak tertentu dianggap membahayakan status quo: - Faham Syiah, menurut sebagian penulis Sunni, konon berasal dari seorang bekas Yahudi bernama Abdullah bin Saba', yang pura-pura masuk Islam. Ia konon orang pertama yang mengistimewakan Ali bin Abi Thalib dan memulai kultus terhadap Ali dan keturunannya. Alasannya, konon untuk menghancurkan Islam dari dalam. Cerita ini sebagai "penjelasan" lahirnya Syi'ah sudah sangat lama, tetapi oleh kalangan ahli sejarah kebanyakan ditolak. Di Indonesia sendir, hikayat Abdullah bin Saba' disebarkan lagi setelah revolusi Iran, oleh kalangan yang paling dekat ke Arab Saudi (yaitu tokoh-tokoh Dewan Dakwah).[12] Latar belakang politik isu ini tidak dapat diabaikan. - Freemasonry (Vrijmetselarij) memang suatu gerakan rahasia dan internasional, tetapi di tiap negara mempunyai corak tersendiri. Kasus yang pernah menghebohkan adalah skandal politik dan korupsi menyangkut sebuah cabang Freemasonry di Italia yang anggotanya terdiri dari pengusaha besar, politisi, jaksa dan hakim, militer dan mafia. Di negara lain tidak pernah ada skandal demikian. Anggota Freemasonry pada umumnya terdiri dari orang elit dan berpikiran bebas. Orang Yahudi tidak memainkan peranan menonjol dalam Freemasonry. - Rotary Club, Lions Club dan sebagainya. Perkumpulan orang elit bercorak khas Amerika. Pada dasarnya sebuah cabang lokal terdiri dari orang yang mewakili semua profesi (seorang dokter, seorang notaris, seorang guru sekolah, seorang pedagang, dan seterusnya), dan tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan. Dapat difahami sekiranya salah satu fungsi utama perkumpulan semacam ini bagi anggotanya adalah menyediakan jaringan "koneksi". (Freemasonry, tentu saja, mempunyai fungsi yang sama). Menurut sebagian penganjur teori tentang konspirasi Yahudi, perkumpulan tersebut mempunyai tujuan rahasia dan merupakan bagian dari persekongkolan Yahudi itu.[13] Di Indonesia sebagian besar anggota perkumpulan tersebut, agaknya, terdiri dari orang Cina. - Marxisme dan sosialisme-sosialisme lainnya. Karl Marx memang seorang Yahudi (walaupun tak beragama Yahudi), dan sejumlah nama besar di partai-partai kiri dan gerakan buruh Eropa juga Yahudi. Tujuan marxisme sebetulnya bertolak belakang dengan Zionisme, tetapi hal ini diabaikan oleh penganjur teori konspirasi. Baik kapitalisme maupun anti-kapitalisme diyakini merupakan bagian dari konspirasi Yahudi-Zionis yang sama. Dan bukan itu saja; semua pemikiran dan ideologi modern dicurigai, termasuk liberalisme.[14] Hal ini mungkin menunjukkan kepentingan apa, atau kekhawatiran golongan sosial mana, yang ada di balik teori konspirasi Yahudi itu. Seperti halnya di Eropa pada abad yang lalu, tampaknya Yahudi diidentikkan dengan segala aspek proses transformasi masyarakat tradisional, berkembangnya kapitalisme dan individualisme, sekularisasi dan humanisme dan munculnya konflik sosial-ekonomi. "Yahudi"nya Indonesia Rasanya tidak terlalu mengejutkan kalau kita menyaksikan di Indonesia belakangan ini pemikir-pemikir Islam berwawasan kosmopolit sudah mulai dijuluk "Yahudi" dan "Zionis" pula. Gerakan pembaharuan Islam yang mengkritik faham-faham mapan, menawarkan pola penafsiran baru dan menganjurkan sikap toleran terhadap sesama Muslim maupun penganut agama lain, tentu saja dicurigai oleh golongan yang berpegang kuat kepada faham mapan. Sepanjang sejarah, para pembaharu sering dituduh ingin menghancurkan agama (sedangkan mereka sendiri mengaku ingin mengembalikan esensi agama kepada kedudukan yang sentral). Dengan semakin populernya teori tentang konspirasi Yahudi, dan mengikuti logika bahwa setiap hal yang mengancam Islam atau kemapanan apa pun adalah ulah YahudiZionis, dengan sendirinya gerakan pembaharuan Islam mudah dituding sebagai bagian dari konspirasi Yahudi. Setidaknya terdapat dua dimensi pada penjulukan "Yahudi" terhadap sementara pemikir Islam yang liberal. Yang pertama menyangkut pemikiran mereka, yang dituduh dipengaruhi oleh orientalisme (dan orientalisme, tentu saja, dianggap sebagai salah satu senjata Yahudi dalam usahanya untuk menghancurkan Islam). Yang kedua, dan ini yang pada hemat saya lebih penting, menyangkut kosmopolitanisme dan kemodernan mereka serta golongan sosial yang merupakan pendukung utama mereka. Sindiran dengan mencap "Yahudi" dan "Zionis" pernah dilontarkan dalam polemik melawan Nurcholish Madjid dengan Paramadinanya dan kemudian pula melawan LSAF dan majalah Ulumul Qur'an (pernah dijuluk Ulumul Talmud oleh pihak penentang). Yang dimaksud, agaknya, bukan saja keterbukaan, toleransi dan sikap berdamai mereka terhadap agama Kristen dan Yahudi, melainkan sesuatu yang lebih mendasar. Baik Paramadina maupun LSAF mewakili trend baru dalam umat Islam, berkaitan erat dengan munculnya kelas menengah Islam yang sedang naik daun (dalam ekonomi maupun politik) dan yang mencari gaya Islam yang modern, bergengsi, "canggih" dan "trendy". Kelas baru ini, lebih terpelajar, kosmopolit dan percaya pada diri daripada generasi-generasi sebelumnya. Berikut mereka ini bergaya hidup modern dan individualis serta mungkin pula kurang peduli terhadap kesenjangan sosial yang ada. Bukankah mereka ini yang merupakan sasaran sebenarnya dari julukan "Yahudi"? Dalam polemik berkelanjutan antara penulis muda serial Media Dakwah dengan majalah Ulumul Qur'an, saya (kalau tidak sangat keliru) mencerna juga adanya pertentangan "orang kampungan" lawan "orang gedongan", yang masing-masing mempunya gaya menghayati Islam sendiri. Di negara Pancasila, pertentangan "antar-golongan" tidak bisa diungkapkan secara terang-terangan, dan itu yang membuat kata "Yahudi" begitu berguna bagi orang tertentu. Indonesia tidak punya hubungan dengan Israel, dan agama Yahudi tidak termasuk lima agama yang resmi diakui. Oleh karena itu, mengutuk Yahudi tidak mengandung risiko tuduhan SARA, berbeda dengan kutukan terhadap pengusaha Cina, pejabat Katolik atau Orang Kaya Baru (bangsa Pondok Indah). Secara demikian teori konspirasi Zionis - Yahudi - Freemasonry - Rotary Club, yang diimpor dalam bentuk siap pakai, terbukti mempunyai fungsi serbaguna di Indonesia. Bukan saja semua perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang terjadi dalam masyarakat dapat "dijelaskan" dalam kerangka teori ini, melainkan golongan yang tidak disegani pun dapat dengan mudah dituding pula sebagai bagian dari konspirasi yang sama. Wacana tentang Yahudi dan konspirasi untuk menguasai dunia, dengan Protokol-Protokol Para Sesepuh Zion sebagai sumber utama, berasal dari Eropa dan masih mencerminkan pertentangan sosial di Eropa pada masa laju modernisasi berlangsung begitu cepat. Wacana tersebut sampai ke Indonesia melalui Timur Tengah (terutama Arab Saudi) setelah menjadi bagian dari pandangan dunia Islam yang dipropagandakan Rabithah Al-`Alam Al-Islami. Di Indonesia, wacana ini telah mendapat fungsi baru dan diterapkan untuk membicarakan pertentangan yang sesungguhnya kasatmata namun tidak bisa dibicarakan secara terbuka. Wacana ini tidak membantu untuk memahami apa yang terjadi di sekitar kita, tetapi mungkin saja lebih memuaskan sebagai penjelasan dan pembenaran kegagalan orang daripada sebuah analisa yang sungguh-sungguh. Dan sejarah Eropa abad terakhir ini menunjukkan betapa berbahaya wacana ini. TAHAP-TAHAP AL GHAZWUL FIKRI Tidak dapat diterima dengan mudah jika ada orang mengatakan keujudan imprialis dan pengaruh barat di dunia Islam sebagai kebetulan. Keujudan ini telah didorong oleh sebab-sebab tertentu. Ia bermula dari keujudan ketenteraan, keujudan ala Istishraq ( bercambahnya usaha mengasaskan bahagian kajian ketimuran ) , lantas keujudan missionary. Kemudian berulang semula keujudan tentera di negara Islam ( dengan penaklukkan dan usaha-usaha menghancurkan sistem khilafah Islamiah yang berpusat di Turkey ). Kemudian penaburan faham yang memisah agama dari negara ( secularisme ). Selepas itu disebar luaskan pula faham kebangsaan. Diikuti dengan usaha terakhir melebur musnahkan sistem Khilafah Islamiah. Penjajah tidak cukup dengan usaha yang demikian sahaja, tetapi malah ditinggalkan pula golongan-golongan penjajah dari kaym peribumi itu sendiri yang dimandatkan untuk memainkan peranan merubah seluruh tatacara hidup, nilai akhlak dan sistem pemerintahan serta sosial umat kearah yang diredhai oleh tuan-tuan mereka; kaum penjajah. Peringkat atau priode ini, atau apa yang dinamakan orang sebagai Al Ghazwul terbahagi kepada tiga. i. ii. iii. Peringkat sebelum kejatuhan Khilafah Islamiah. Peringkat pengganyangan sistem khilafah. peringkat setelah Runtuhnya Negara Khilafah. i. Peringkat sebelum kejatuhan Khilafah Islamiah i. Perang Salib Ada pihak yang mengatakan bahawa motif asas beerlakunya perang salib ialh kerana hasrat mencari sumber kekayaan ekonomi. Tetapi dari penelitian sejarah ternyata andaian itu meleset. Yang mendorong orang-orang kristian melancarkan perang salib adalah perasaan fanatik terhadap agama mereka dan kebencian mereka yang meluap-luap terhadap Islam dan pengikutnya. Mengikut Lorthop Stodard orang yang mula-mula menyeru supaya dilancarkan perang salib ialah Pope Salvester V tahun 1002 M, Tetapi saruannya tidak mendapat sahutan. Selepas itu ialah Pope Grigorious tahun 1075 M. Dalam buku sejarah Pope oleh Ferdenand Haifward menerangkan bagaimana golongan Pope Dan pendeta kristian ini berusaha mengapi-apikan raja-raja Eropah agar melancarkan perang suci ( menurut mereka ) terhadap orang Islam . Akhirnya pada tahun 1097 bermulalah peperangan salib. Satu demi satu serangan dilancarkan. Tiap serangan menghadapi serangan balas yang sengit dan seru dari pejuang-pejuang Islam. Kalah menang silih berganti dibeberapa kawasan. Tapi kekalahan Luis Raja Perancis yang memimpin arus serangan salib yang ke lapan di Manshurah, Mesir membawa banyak perubahan dalam taktik menyarang negara-negara Islam. Luis telah menebus dirinya dari tawanan dengan bayaran yang cukup mahal. Sekembalinya dari tawanan beliau berkesimpulan bahawa amat sukar sekali untuk menang dalam pertarungan menghadapi Islam dan umatnya secara fizikal. Roh jihad yang dipancarkan oleh ajaran Al-Quran begitu hebat melahirkan keberanian, kecekalan dan kepahlawanan yang sukar ditandingi. Akidah Islam yang menjadi base yang pejal terhadap tentera islam itu amat bahaya. Sebab itu mesti dicari jalan lain. Jalan yang menghancurkan base itu. Jalan itu ialah dengan Al ghazwul Fikri. ii. Peringkat Istishraq Orang-orang Eropah haruslah mengkaji segenap aspek tamadun Islam; aspek akidah dan syariahnya. Kemudian pengetahuan itu digunakan sebaik-baiknya menghancurkan umat Islam itu sendiri dengan memadamkan roh jihad dan cinta syahid. Berikutan dengan itu lahirlah penulis-penulis dari Barat yang menghuraikan analisaanalisa mengelirikan tentang Islam dengan lebel ilmiah. Quran buatan Muhammad. Sahabat-sahabatnya yang mudah tertipu telah menerimanya sebagi wahyu Tuhan. Baik Quran atau Qias telah dianggap sama sahaja statusnya dan dicampur baurkan atas dasar ianya ciotaan insan. Ajakan supaya mengamalkan tasawur Islam dalam bentuk dan cara yang tidak sihat dilaungkan untuk dapat memalingkan umat dari jihad dalam seluruh menifestasinya. Kajian-kajian ketimuran ( Istishraq ) bermula di Sepanyol dalam kurun ke lapan hijrah. Alfons, raja Qishtale meminta jasa baik Maichial Scot untuk memikul tanggungjawab ini. Michail Scot pun mengumpulkan beberapa orang pendita Nasrani untuk menterjemahkan beberapa kitab bahasa Arab ke bahasa Perancis. Kian lama usaha ini semakin luas skopnya sehingga diterjemahkan kitab dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Bahkan dalam zaman mula dicipta mesin cetak ada diperuntukkan mesin cetak Arab untuk mencetak buku-buku Arab yang menjadi teks book di pusat-pusat Pengajian Tinggi Eropah. Golongan-golongan musuh Islam telah berjaya sedikit sebanyak mengelirukan akidah Islam, melumpuhkan semangat jihad dengan memisahkan secara negetif antara akidah dan perlaksanaan syariah, antara kerohanian Islam dan kebatinan jahiliah. Mereka bekerja keras untuk menggambarkan bahawa Islam itu suatu agama yang fokusnya sama seperti kristian iaitu untuk ibadah dalam erti sempit. Akhirnya tersebar luaslah faham memisahkan agama daru negara atau pemerintahan secularisme. Bagi mereka Islam yang tulen dan lengkap menjadikan umatnya mempunyai 'sosial political power' dan menghalang kerja-kerja penjajah . Sebab itu Islam harus ditetas atau digelapkan sebahagiannya seberapa dapat. Tulisan para orientalis di zaman itu dan mungkin juga sekarang bukan hanya untuk menyerang orang-orang islam tetapi juga untuk menjadi benteng tahanan agar orang barat itu sendiri tidak dapat melihat Islam sebagaimana hakikatnya. Sebab gambaran baik yang dibawa oleh sebahagian tentera salib yang kembali dari medan perang tenteng Islam dan umatnya telah menarik beberapa kalangan memeluk Islam. Pada awal kurun ke tiga belas hijrah kajian ketimuran cuba membayangkan sikap objektifnya dan mendakwa bahawa kajian-kajianya bersandarkan Scientific Mathod dan demi ilmu semata-mata. Dikota-kota Eropah mula dibuka department bahasa-bahasa Timur, Arab, Parsi, Turkey, Urdu, Melayu dan seteruanya. Tujuan utamanya ialah untuk melahirkan pakar-pakar hal ehwal keislaman untuk membantu penjajah memainkan peranannya memaju dan memakmurkan negara-negara itu dengan dengan menghisap kekeyaannya. Kemudian anak-anak jajahan berduyunduyun datang mempelajari ilmu-ilmu yang diajar oleh pakar-pakar mereka lalu meninggalkan kesan pemikiran yang buruk. Dari pusat-pusat kajian ketimuran ini orientalis barat dapat masuk menyelinap ke pusat-pusat pengajian tinggi Islam yang penting. Kajian ketimuran juga bertujuan menyokong serta membantu usaha perluasan daerah yang dilakukan oleh penjajah. Di samping memisahkan umat Islam dari sumber ajaran Islam yang murni. Ini akan menimbulkan rasa menyerah kalah dan kerdil berhadapan dengan cara hidup barat dan nilai barat. Banyak dari golongan yang terpelajar dan setengah terpelajar dari anak peribumi yang telah menjadi mangsa Ghazwul Fikri ini. Kalau di Mesir boleh kita sebutkan seperti Taha Husin, Kasim Amin pelopor women, lib, Husin Fauzi, Ali Abdur Raziq dan seterusnya. Golongan-golongan ini telah menelan mentah-mentah method orientalis dan meniru segenap perasaan dan laku guru mereka. Sikap mereka ketara benar bertentangan dengan Islam dan adab Islamiah. Penentangan pena dengan fikiran mereka terhadap golongan cendiakawan seagama dan sebangsa lebih ganas dan panas dari orientalis itu sendiri. Ringkasnya orientalis telah memainkan peranan dan menghasilkan kesan berikut:a. Hampir setiap isu besar yang mengelirukan dan boleh memalingkan umat dari ajaran Islam yang lurus pasti di belakangnya ada bercokol orang-orang tersebut. Golongan orientalis itu kadangkala melemparkan isu tertentu lalu disambut oleh anak didik mereka dan penulis-penulis yang yang telah diibaratkan fikiran dan menjadi pengikut setia mereka. Seruan mempopularkan penggunaan bahasa Arab pasaran umpamanya telah ditaja oleh Willmor dan disambut oleh Selamah Musa dan Ahmad Luthfi Sayyid. Seruan kedaerahan atau kebangsaan sempit yang ditaja oleh Cromer disambut oleh Thaha Husin dan sebagainya. b. Melentur teks-teks authentic mengikut kemahuan fikiran yang dipimpin oleh nafsu mereka. Mereka sewenang-wenangnya menolak atau menerima teks-teks yang mereka senangi. kadangkala mereka menyalah ertikan dan menyelewengkan teks-teks nukilan itu sendiri. c. Sumber rujukan, mereka olah dan ambil ikut suka. Untuk mencari kepastian tentang sejarah Hadis Nabi mereka rujuk kepada buku rujukan kesusasteraan. Untuk mencari tentang kepastian dalam soal tarikh fiqh mereka merujuk kitab sejarah. Mereka menerima bulat tulisan Addumairi dalam kitabnya "Al Hayawan" dan menolak riwayat Imam Malik dalam kitabnya "Al muwaththa". d. Beberapa kekaburan mereka jalin dan kaitkan sehingga seolah suatu gambaran lenkap tentang sesuatu yang dianggap benar seperti yang dibuat oleh seorang orientalis German, apabila ia mencetak kitab "Ariddah" secara demikian. Kemudian ia mendakwa bahawa buku itu adalah karya Al Hafiz Ibnu Hajar. e. Para orientalis menunjul-nunjulkan dalam tulisan mereka tentang kebaikan, kejujuran golongan . Sedangkan golongan itu bukan sahaja tidak dapat membuktikan dakwaan itu semasa mereka memegang kuasa pada kurun ke empat hijrah bahkan sudah jelas dan ketara tembeleng mereka menjadi alat golongan anti Islam, alat Yahudi, bersama-sama dengan yahudi tersebut menghancurkan negara Islam. f. Mereka berusaha menghidupkan semula pusaka kebatinan majusi dan hindu untuk mencemarkan kemurnian agama Islam. Ini jelas dapat dikesan bila kita melihat usaha mereka yang gigih mentahqiq Makhthuthat lama tentang aliranaliran itu yang mengandungi unsur ilhad, ibahiah, wehdatu wujud,hulul dan kitab-kitab syair yang liar. g. Kesan yang paling bahaya ditinggalkan oleh mereka ialah kecenderongan menganggap karangan dan kajian orientalis itu sebagai bahan rujukan asa dalam bidang sejarah, bahasa, sirah, fiqh, akidah dan sebagainya. Mereka telah menghasilkan karya-karya rujukan yang mengandungi pengeliruan dan pengkaburan seperti"Dasiratul Ma'aruf Al Islamiah , Al Munjid Fillughah Wal Ulum Wal Adab, Al Mausu'ah'Arabiah Al 'Muyassarah. Sebab itu pengkaji muslim yang menggunakan sumber-sumber ini haruslah teliti dan hati-hati. Di samping orientalis yang berniat buruk ada juga orientalis yang agak objektif yang memberikan penghargaan yang tinggi kepada Islam dan ajarannya, seperti Thomas Carlil, Tolostoy dan lain-lain. iii. Utusan Mubaligh Atau Missionary Kristian Gerakan missionary kristian di samping menjalankan pendekatan secara peribadi juga mengambil langkah berikut:a. Membuka institut dan sekolah-sekolah Convent di seluruh negara Islam termasuk negara Khilafah Islamiah sendiri. Sekolah-sekolah tersebut mengasuh anak dan jenerasi baru umat Islam mengikut secara tersendiri. Jika ia gagal memesongkan akidah anak itu maka cukuplah ia telah dapat menanamkan benih prasangka dan ragu terhadap beberapa aspek agama mereka. b. Biasiswa yang diperuntukan untuk anak-anak jajahan melanjutkan pelajaran mereka di barat telah digunakan juga untuk membentuk perwatakan anak-anak itu sebagaimana yang mereka kehendaki. Contoh yang cukup terang ialah seperti yang telah terjadi kepada Ra'faah Thahthawi dan banyak lagi yang lain-lain. c. Usaha-usaha kebajikan yang disadurkan dengan pengaruh dan dakwah kristian seperi hospital, pertolongan cemas dan lain-lain. d. Ceramah-ceramah agama, buku-buku, majalah, akhbar dan siaran berkala juga menjadi salah satu cara mengembangkan faham dan sudut pandangan kristian. e. Beberapa siri konggeris ketua-ketua pengembang agama kristian telah diadakan juga. Tidak banyak yang diketahui tentang resolusi konggeris-konggeris kristian itu. Sedikit sekali butir-butir yang sampai ke pengetahuan kita. Tapi dalam satu pertemuan yang diadakan di dalam rumah salah seorang pemimpin Mesir Ahmad 'Urabi konggeris telah membincangkan:a. cara-cara mengkristiankan orang-orang Islam. b. Menimbulkan kemusykilan luasnya peluang belajar untuk semua orang ( di Mesir ) Azhar mempunyai harta wakaf yang banyak. Ini membolehkan pengajian bebas dari yuran atau apa bayaran. Untuk menghadapi gejala ini sekreteriat konggeris telah mengesyorkan agar didirikan satu institut agama kristian untuk mengkristian anak-anak kaum muslimin tempatan. Pendita Zuwaimee menyarankan perlunya kristian dikembangkan oleh anak bangsa itu sendiri atau dari kalangan mereka kerana pohon itu patutlah ditetas oleh salah satu dari rumpunnya juga. Pada akhirnya para peserta konggeris optimis akan mendapat kejayaan kerana tandatanda menunjukkan bahawa orang-orang Islam telah begitu kagum dan terpesona menghirup ilmi-ilmu barat tanpa reservation. Mereka semakin cenderong melepas bebaskan wanita-wanita mereka untuk bersosial. Dalam konggeris yang diadakan di Lucknow India tahun 1329 H/1911 M, antara lain ketetapannya ialah sebagai berikut :"Perlu dan mendesak sekali diwujudkan sekolah yang khusus untuk tujuan missionary di Mesir". "Perlunya golongan wanita disertakan dalam usaha mengkristiankan wanita-wanita Islam dan anak-anak mereka". Usaha-usaha mereka kini tidak lagi terpusat kepada mengajak orang-orang Islam memeluk agama kristian tetapi malah cuba mencacatkan Islam dan mengurangkan nilainya di mata ramai. iv. Usaha-usaha Merobohkan Negara Khilafah Gerakan missionary telah berjaya sedikit sebanyak menimbulkan kerosakan jiwa dan kekeliruan fikiran. Tetapi itupun belum cukup. Harus ditokok dengan pukulan ketenteraan dan politik. Dua negara besar ketika itu berbakat untuk membolot daerahdaerah di bawah kekuasaan kerajaan khilafah Islamiah Turkey. Di pertengahan kurun ke sembilan belas ( 1875 M ) bersamaan tahun 1274 Hijrah Inggeris berjaya menjajah India maka kekuasaan berpindah daripada milik syarikat India Timur kepada kerajaan Inggeris. Dengan nemikian tamatlah riwayat salah satu kerajaan terbesar Islam yang lahir di awal kurun ke enam belas. Iaitu kerajaan Moghol atau Taimuriah. Dalam tahun yang sama tentera Perancis merempuh masuk ke Sahara Barat Utara Afrika menawan Al Jeria pada tahun 1630 M/1246 H. Berikutan dengan itu Inggeris berjaya menduduki Mesir, iaitu pada tahun 1882/1300. Syria dan Lebanon dapat dikuasai oleh Perancis selepas Perang Dunia Pertama tahun 1920/1338. Di samping armada-armada bersenjata dibawa bersama sebuah kapal yang sarat berisi pelacur. Apabila kapten kapal tersebut ditanya, beliau menjawab dengan licik; Armada-armada bersenjata itu mungkin akan hilang kesannya. Adapun armada jenis ini maka kesannya tidak akan hilang sama sekali. ii.Peringkat Pengganyangan Sistem Khilafah Peringkat ini di dahului dengan didirikan negara Yahudi di Palestin. Tetapi sebelum itu umat Islam harus dibius dengan faham Secularisme. Fahaman yang memisahkan agama dari urusan dan pentadbiran negara. Membenamkan ayat-ayat yang jelas memerintahkan kaum muslimin supaya memerintah dengan sistem perundangan Islam, sistem politik Islam, sistem ekonomi Islam dan seterusnya. Alam fikiran yang fragmented ala secularisme ini amat asing sekali dalam pemikiran Islam. Ia lahir di barat hasil pertembungan kuasa gereja yang pernah berperanan jahat menghasut dan mendorong raja-raja kristian menyerang negara-negara Islam dengan pihak berkuasa awam. Kejahatan mereka bukan sahaja mengharong tetapi malah menyekat perkembangan ilmu pengetahuan dengan meluahkan golongan saintis atau cendiakawan yang berbeza pendapat dengan gereja. Islam tidak pernah melakukan jenayah seperti ini. Islam tidak mengenal alam fikiran yang menganggap bahawa sikap dan tindak umatnya baik dalam bidang apapun terlepas dari penilaian agama. Konsep secularisme telah diterima oleh Parti Kemajuan Bersatu Turkey. Parti tersebut menajakan konsep ini. Akhirnya ia berjaya menurunkan Sultan A. hamid dari takhtanya. Kerajaan Civilian memerintah dan sultan tidak punya apa-apa kekuasaan. Dari sudut lain diusahakan penunjulan semangat dan fahaman kebangsaan sempit. Tuekey dengan kebangsaan Thurainiahnya. Arab dengan kebangsaan Arabnya. Di Turkey parti kemajuan bersatu penajanya. Di sebelah Arab Syarif Husin di Hijaz. Beliau di bantu oleh spy British Laurance kerana percayakan kepada ketulusan dan kejujurannya. Babak berikutnya ialah peperangan antara kebangsaan Arab dibantu oleh tentera British menentang tentera khilafah Islamiah Turkey. Tentera kebangsaan Arab bersekongkol dengan Inggeris untuk merampas Syiria yang di bawah kekuasaan Islam Turkey. Dengan tipu daya dan fitnah dengan percatuan politiik yang licin negara khilafah Islamiah dapat ditumbangkan oleh penjajah dan kuncu-kuncunya. Di samping itu kalau kita lihat di sudut yang lain maka kita dapati syarat penjajah untuk menyerahkan kekuasaan negara Turkey pada golongan Kamal Ata Turk ialah :a. Memutuskan langsung hubungan negara itu dengan Islam. b. Menyingkirkan sistem khilafah. c. Membuang negeri penyokong-penyokong sistem khilafah dari para ulama dan pemimpin masyarakat. d. Menggubal perlembagaan baru yang secular untuk menggantikan perlembagaan lama. Alasan yang sering diberikan dalam menjatuhkan sistem khilafah ini ialah kerana ia telah lemah dan menyeleweng. tetapi yang anehnya way out yang dipilih bukan memulihkan tetapi ialah menghapuskan kekuasaan kuasa khilafah itu sendiri. Alasan lain ialah untuk membawa Turkey menjadi negara besar dan terkemuka. Tetapi telah sekian lama ia malah menjadi negara yang kurang ter kemuka. pada hal dengan khulafah Islamiah Turkey menduduki tempat yang istimewa. Demikianlah nasib malang yang menimpa negara khilafah itu. iii. Peringkat Setelah Kejatuhan Sistem Khilafah Setelah Al Jeria dijajah oleh Perancis tahun 1830/1246, Turis tahun 1881/1299 Maghribi (moroco) tahun 1912/1330 Syam ( syiria, Lebanon dan sekitarnya ) sekitar tahun 1920/1338, dan setelah Inggeris menguasai India1857/1274, Mesir 1882/1382/1300 , Iraq 1914/1332, Plastian 1918/1337 maka bermulalah satu cara baru. Satu zaman berubah struktur politik dan sistem perundangan Islam ciptaan Allah s.w.t dan menggantikannya dengan sistem perundangan ciptaan insan kafir. Insan muslim diasuh dan dilenyapkan dari hatiinya, rasa tinggi, mulia dan cinta kepada nilai undang-undang Islam dan sistem hidup Islam. Dengan segenap cara saikologi, melalui sebaran am ditanam rasa kerdil dalam jiwa mereka berhadapan dengan tuan-tuan penjajah yang berhidung tinggi. Ditanam rasa hina dan rendah diri serta jiwa khadam dan tukang tiru buta. Maka hancurlah benteng terhadap nilai agama mereka yanng suci murni. Dalam satu waktu yang sama insan-insan yang sudah terasuh seperti penjajah itu dan menjadi khadam ideologi, politik dan sistem ala penjajah diberikan kurniaan lumayan dan taraf sosial yang tinggi untuk ia bisa pula berlagak. Tuan kepada yang laiin; mencari khadam-khadamnya yang kecil-kecilan di antara anak bangsa mereka yang berjiwa kerdil. Lebih jauh anak-anak panglima perang salib dapat menanamkan rasa tinggi diri dan standara dalam jiwa khadam-khadam mereka ini.Golongan ini akhirnya melanjutkan usaha pengganyangan terhadap arus murni yang berusaha dengan susah payah untuk mengembalikan kesedaran dan kegemilangan Islam di kalangan rakyat muslim. Apabila kekuasaan Empire Inggeris - dulunya dan Perancis mula malap dan hilang tenaga maka Amerika muncul mengambil tempatnya. Amerika memainkan role politik yang licin mengatur siri rampasan kuasa di negeri-negeri Islam yang baru terlepas dari cengkaman penjajahan tentera. ini ialah untuk mempastikan bahawa pemerintah yang ada di negeri-negeri Islam itu tidak sampai merbahaya atau merugikan politik Ameria. Di mana sahaja yang dapat membantu rijim tentera yang sekular untuk merampas kuasa dan menindas pejuang dan pendakwah Islam di dalam negara itu. Rijim-rijim tentera yang sekular dan telah mendapat kuasa ini menghancurkan bangsa seagamanya lebih kejam dari penjajah semata-mata kerana mereka berjuang untuk mengembalikan umat ke arah kerelaan Allah dan semata-mata kerana mereka mahu mendapat sedikit habuan dari negara-negara kafir itu. Dalam negara Islam lain kelompok civilian yang sekular dibantu oleh penjajah dengan teknik moden dan seluruh alat sebaran am dengan wang pinjaman luar negeri bagi menjamin kekekalan pemerintahanmereka. Mereka saling mencari kerelaan masingmasing. Tentang tuhan dan kerelaannya dengan sendirinya menurut mereka diperolehi. Itu perkara mudah boleh diselesaikan diakhirat. Tentang bayaran hutang luar negeri yang bertompok dan berlonggok itu terserah kepada jenerasi belakang, yang terang nikmat pinjaman itu kita kecapi hari ini. Besok apabila sampai zaman membayar kita boleh memulangkan paku buah keras kepada jenerasi baru yang kini menggugat status qua kita. Demikianlah lojika mereka. Manusia-manusia muslim yang mengungkapkan sesuatu yang benar dalam bidang politik - asal menjejas mereka - adalah tidak ikhlas, bertujuan jahat anti nasional dan chauvinist serta hipokrit. Pendek kata yang lain dari trend dan pandangan politik mereka yang sekular itu adalah bertujuan jahat dan musuh. Politik yang berdasarkan kepada meterial achievement, adalah politik yang paling tinggi nilai kekudusannya menurut alam fikiran secularist. Ia lebih benar, tepat dan mungkin direlai Allah. Soal tuntutan sistem agama itu wajib dilaksanakan itu bukan soal kita. Protokol kesembilan Pendita Zionist menjelaskan "Jika sekiranya orang-orang kita( Yahudi ) tidak dapat memegang tempoh kekusaan maka kita akan berusaha meletakkan di tempat itu orang-orang yang mempunyai rekod buruk sehingga wujud saty jurang pemisahan yang dalam antara mereka dengan rakyat. Atau kita arahkan kekuasaan itu kepada orang yang sewaktu-waktu boleh diadili dan dihukum penjara sekiranya ia kelak menghalang peranan kita". Kita telah dapat menghancurkan jenerasi baru guyim. Kita musnahkan akhlak mereka dengan menanamkan idea teori yang kita tahu bahawa ianya adalah salah dan sesat. Kita berjaya menanamkan akar umbi ajaran tersebut dalam fikiran mereka pada hal tidak banyak perlu merombak bentuk susunan undang-undang yang telah sedia ada. Kita boleh sampai matlamtat kita tanpa usaha perombakan. Dalam protokol : 17 : "Kita telah memfokus usaha kita menonjolkan kelemahan ahli agama guyim, dan menjatuhkan imej mereka di mata rakyat. Kita telah juga berhasil merosakkan misi mereka yang menghalang peranan kita. Pengaruh mereka semakin pudar dan hancur. " Isi pokok analisa ini dinukil dari kitab : Asalibu' Ghazwil Fikri lil 'alamil Islami oleh Dr Ali Mohd Garisyah dan Mohd Syarif Azzibaq cet : Darul li'tisham. Kaherah. Sejarah Palestina pra Islam Sejarah Konflik antara Kebenaran dan Kebohongan di Bumi Palestina Pendahuluan : Palestina telah ditakdirkan oleh Allah SAW untuk menjadi tempat para Nabi dan Rasul yang membawa bendera monoteisme dan mengajak masyarakatnya untuk patuh kepada ajaran tersebut. Dalam sejarah kunonya, Palestina telah menyaksikan berbagai model kepemimpinan dan kekuasaan oleh para Nabi dan penguasa lainnya. Mereka harus menghadapi banyak peperangan sengit untuk menegakkan bendera kebenaran di atas tanah yang berkah ini. Sebelum menyelam lebih jauh secara mendetil, kita wajib menandaskan fakta yang signifikan bahwa umat Islam meyakini semua Nabi dan menganggap bahwa seluruh warisan mereka juga merupakan milik umat ini. Sebagaimana mereka juga meyakini bahwa ajaran Islam adalah ekstensi atau perpanjangan dari ajaran-ajaran para Nabi terdahulu sebelum datangnya Islam. Ajaran para nabi secara keseluruhan adalah ajaran yang juga diserukan oleh Muhammad SAW. Selanjutnya khazanah pengalaman yang dilalui oleh seluruh nabi dalam dakwah untuk menegakkan kebenaran dan ibadah kepada Allah SWT tidaklah terpisah atau berbeda dari dakwah dan pengalamanpengalaman umat Islam. Lihat ayat di bawah ini dari surat XVI :36 : Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan); “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Taghut) itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orangorang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya). Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (An Nahl : 36) Ini merupakan ajaran ke-Esaan yang diemban oleh setiap rasul. Ketika masyarakat tertentu menolak rasul mereka, ini berarti mereka telah menolak seluruh nabi. Renungkan apa yang Allah firmankan di dalam Al Qur‘an : (S.XXVI : 105) Artinya : “Kamu Nuh telah mendustakan para rasul.” (Asy Syu‘ara : 105). Allah berfirman : (S.XXVI : 123) Artinya : Kaum Aad telah mendustakan para rasul. (Asy Syuara : 123) Firman Allah : (S.XXVI :141) Artinya : Kaum Samud telah mendustakan rasul-rasul. (Asy Syuara : 141) Firman Allah : (S.XXVI : 160), Artinya : “Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul.‖ (Asy Syu‘ara : 160) Firman Allah : (S.XXVI : 176) Artinya : “Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul.” Dalam menghadapi klaim-klaim Yahudi kontemporer akan hak mereka di Palestina, banyak para sejarawan hanya terpaku sibuk dengan ilmu-ilmu arkeologi dan menyebutkan berbagai bangsa yang mendiami wilayah ini, memerintah, melewati dan berapa masa kekuasan masing-masing dari mereka di sana yang pada akhirnya hanya sampai pada kesimpulan bahwa masa di mana Yahudi berkuasa di sana sepanjang sejarah sangat singkat sekali dan terbatas pada wilayah-wilayah tertentu saja dibandingkan dengan bangsa Arab dan muslim. Namun aspek ini sangatlah substansial untuk membantah klaim-klaim Yahudi dari aspek-aspek historis dan rasionalitas yang logis. Namun banyak para penulis dan ahli sejarah yang kelihatannya telah melakukan dua kesalahan besar di bawah ini : 1. Menisbahkan warisan para nabi yang telah diutus oleh Allah SWT kepada Bani Yahudi atau memimpin mereka sebagai suatau warisan yang khusus diberikan kepada mereka. Dan ini adalah hal yang benar-benar diinginkan oleh mereka!! 2. Menjelekkan biografi beberapa para nabi yang diutus kepada Bani Israel dengan menggunakan argumentasi yang berdasarkan kepada kitab Taurat yang diselewengkan. Ketika mereka menggunakan rasionalisasi ini, mereka bermaksud untuk menunjukkan ―prilaku yang memalukan‖ keturunan Israel dan pemimpin mereka ketika menduduki Palestina. Ini dengan tujuan mendegradasikan makna negara dan untuk menjelaskan kemerosotan tingkat peradabadan mereka. Para pengikut mazhab ini menggunakan argumentasi yang berdasarkan pada Israiliyyaat yang menuduh para nabi melakukan tipudaya, kebohongan, perzinaan dan pemerkosaan hak-hak serta pembunuhan orang-orang yang tak berdosa dalam upaya untuk membuktikan kekejaman, makar, kehinaan bangsa Yahudi dan untuk mendistorsi imej kekuasaan dan pemerintahan mereka pada waktu itu. Al Qur‘an telah cukup melengkapi kita dengan berbagai cara untuk mengidentifikasi tindak tanduk bangsa Yahudi dan mengingatkan kita akan kerusakan (debauchery) dan immoralitas mereka. Para nabi dan para pengikut mereka yang lurus adalah persoalan lain. Nabi-nabi adalah manusia terbaik. Mereka hendaknya untuk tidak didiskreditkan. Kita tidak boleh terpikat pada cerita-cerita Bani Israel yang tidak saja mejelekkan para nabi bahkan mereka juga menjelekkan Tuhan. Sebagai contoh, Kitab Taurat dan Talmud yang telah dirubah (diselewengkan) mengatakan bahwa Tuhan (Yang Maha Tinggi, Mulia dan Agung) bermain dengan ikan paus dan ikan yang lain selama tiga jam tiap hari. Mereka juga mengatakan bahwa Dia menangis oleh karena pembumihangusan al haikal (rumah ibadah mereka seperti layaknya Sinagog) yang berakibat susutnya ukuran fisik-Nya dari tujuh surga menjadi empat. Gempa bumi dan angin ribut terjadi adalah sebagai akibat dari air mata Tuhan yang jatuh ke laut atas hancurnya al haikal tersebut. Klaim-klaim mereka ini disebutkan oleh Al Qur‘an sebagai berikut : (5 :64) Artinya : “Orang-orang Yahudi berkata : “Tangan Allah terbelenggu”, (Al Maidah : 64) Firman Allah :(S.III : 181) Artinya : “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan : Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya.” (Ali Imran : 181) Sebagaimana Yahudi juga menisbatkan (mengilustrasikan) nabi Yakub kepada pencurian boneka yang terbuat dari emas dan ia juga yang berkelahi dengan Tuhan (!!) di dekat kota Nablus, maka dari itu ia dinamakan Israel. Selain itu ia juga dikatakan telah menawarkan suap kepada saudaranya, memperdayakan orang tuanya dan hanya berdiam diri terhadap tuduhan perzinaan kepada dua anak perempuannya. Ia telah berbuat syirik kepada Allah. Hal ini bisa dianalogikan dengan apa yang akan mereka perbuat dan katakan tentang nabi-nabi lainnya. Yahudi telah jauh melenceng dari ajaran Taurat atau Perjanjian Lama. Mereka menapaki jalan Taurat yang sudah jauh keluar dari relnya sebagaimana terlihat dalam perilaku keseharian mereka, kesenangan melanggar kewajiban dan melakukan immoralitas dengan sikap terus bersikukuh akan apa yang mereka nisbatkan kepada nabinabi mereka. Dan ini tidak lain hanyalah bentuk kebohongan dan pemalsuan belaka. Para sejarawan, khususnya dari kalangan Islam, dalam mengkaji sejarah Palestina hendaknya tidak tergesa-gesa menuduh para nabi Allah dan rasul-Nya dengan apa yang difabrikasi (dibuat-buat) oleh Yahudi yang ini semua mereka lakukan hanya untuk membuktikan hak bangsa-bangsa lain atas bumi Palestina. Kalau memang ikatan akidah dan iman adalah dasar yang menyatukan umat Islam walau perbedaan bangsa dan warna, maka umat ini merupakan orang yang paling berhak dengan warisan para nabi termasuk di dalamnya para nabi Bani Israel. Karena umat ini yang masih tetap konsisten menjunjung tinggi bendera monoteisme yang dibawa oleh para nabi. Mareka adalah orang yang tetap menapaki jalan dan ajaran para nabi. Dan menurut pemahaman Al Qur‘an para nabi adalah orang-orang yang berserah diri (muslimun) dan bersatu. Lihat firman Allah SWT : Artinya : “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekalikali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” ―Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.‖ (Ali Imran : 67-68) Firman Allah : Artinya : ―Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama ismail (seraya berdo‘a) : “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah : 127) Firman Allah : Artinya : “Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.” (Al Baqarah : 130) Secara umum umat yang menganut ketauhidan adalah umat yang satu, sejak dari nabi Adam A.S sampai masa Allah akan mewarisi bumi dan orang-orang yang berada di atasnya. Para nabi, rasul Allah dan pengikut-pengikut mereka adalah bagian dari umat tauhid. Dakwah Islam adalah perpanjangan dakwah mereka. Dan umat Islam adalah orang-orang yang paling berhak dengan nabi-nabi, rasul-rasul dan yang mewarisi mereka. Khazanah tradisi para nabi merupakan khazanah kita, eksperimen mereka juga merupakan eksperimen muslim. Sejarah mereka adalah sejarah kita. Dan syariah yang diberikan Allah kepada para nabi dan pengikut mereka dalam memerintah wilayah yang berkah dan suci ini merupakan indikasi atas syariah, hak kita atas wilayah dan pemerintahannya. Benar bahwa Allah telah memberikan tanah ini kepada Bani Israel di saat mereka berjalan dan mengikuti jalan Allah, di saat mereka menjadi representasi umat tauhid pada zaman yang lampau. Bukan kita malu untuk mengatakan fakta ini, kalau tidak demikian berarti kita telah mengingkari penjelasan Al Qur‘an. Dari itu Musa berkata kepada kaumnya : Artinya : “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (Al Maidah : 21) Kendati syariat ini terikat erat dengan seberapa jauh komitmen mereka kepada tauhid dan manhaj Allah. Maka ketika mereka ingkar kepada-Nya, berbuat dosa kepada rasul, membunuh para nabi, merusak seluruh janji-janji dan piagam-piagam mereka. Mereka menolak untuk mengikuti risalah Islam yang telah dikabarkan oleh para nabi kaum ini. Sebagaimana tercantum di dalam Al Qur‘an : Artinya : “(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka,” (Al A‘raf : 157) Artinya : “…dan memberi kabar gembiri dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (Al Saff : 6) Maka ketika mereka lakukan hal itu, mereka terkena laknat dan murka Allah SWT. Artinya : “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu.” (Al Maidah : 113) Allah berfirman : Artinya : “Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?” (Al Maidah : 59) Maka dari itu legitimasi atas pemerintahan tanah suci ini harus diberikan kepada umat yang tetap berjalan di atas jalan para nabi dan menjunjung tinggi bendera ajaran mereka yaitu umat Islam. Persoalan yang ada di dalam pemahaman kita bukan berhubungan dengan bangsa, keturunan dan kaum, namun lebih kepada loyalitas untuk mengikuti jalan dan manhaj ini. Untuk melanjutkan diskusi sekitar klaim-klaim Yahudi akan hak mereka atas Palestina sesuai dengan nash-nash Taurat, kita coba melihat apa yang mereka sebutkan di dalam Taurat yang telah diselewengkan dengan keyakinan bahwa tanah tersebut telah diberikan kepada Ibrahim A.S. dan keturunannya. Di antaranya sebagai berikut : Artinya : “Dan Tuhan berkata kepada Ibrahim : Pergilah dari tanahmu (wilayahmu), keluargamu, rumah orang tuamu ke tanah yang telah saya perlihatkan….maka pergilah ia sebagaimana telah Tuhan katakan…Maka mereka datang ke tanah Kan‟aan…dan Tuhan dapat dilihat oleh Ibrahim dan berkata : Untuk keturunanmu aku berikan tanah ini”. Dan di dalam Taurat berbunyi : Artinya : “(Ibrahim) mendiami tanah Kan‟aan maka Tuhan berkata kepadanya : “Angkatlah kedua matamu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri ke arah Utara, Selatan, Timur dan Barat, karena seluruh tanah yang engkau saksikan itu telah aku berikan kepadamu dan untuk keturunanmu selama-lamanya”. Ada lagi yang berbunyi sebagai berikut : Artinya : Tuhan dan Ibrahim menyepakati piagam yang berbunyi : Untuk keturunanmu aku berikan tanah ini yang membentang dari sungai Mesir hingga sungai Besar, sungai Eufrat”. Untuk menjawab hal di atas –di luar pemahaman kita tentang persoalan ini dari dasarnya yang syar‘i—kita katakan : 1Kalau memang di sana ada perjanjian yang memberikan Ibrahim A.S dan keturunannya, maka keturunan beliau bukan hanya Bani Israel sendiri. Bangsa Arab al musta‟ribah adalah keturunannya juga (anak-anak Ismail A.S) dan di antara mereka adalah Nabi Muhammad SAW. 2Kalau memang persoalannya berkaitan erat dengan keturunan dan proses beranak pianak (tanaasul) maka indikasi-indikasi yang ada mensinyalir bahwa mayoritas bangsa Yahudi yang ada pada zaman kita dewasa ini bukanlah dari keturunan Ibrahim A.S. Hal itu dikarenakan kebanyakan Yahudi kontemporer adalah Yahudi yang berasal dari Al Khazar (daerah laut Kaspia) yang masuk ke dalam agama ini pada abad kesembilan dan sepuluh Masehi!! 3Sesungguhnya Al Qur‘an al Karim menjelaskan persoalan kepemimpinan nabi Iabrahim dan keturunannya dalam forma yang tidak membingungkan. Renungkanlah firman Allah SWT di bawah ini : Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman : “Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata : “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku Allah berfirman : “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.” (Al Baqarah : 124) Maka ketika nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar supaya kepemimpinan (al imaamah) juga dapat dipegang oleh keturunannya, lalu Allah menjelaskan kepadanya bahwa janji al imaamah kepada keturunannya tidak dapat diberikan kepada orang-orang yang dhalim. Artinya kedhaliman, kekafiran, upaya menghalangi menuju jalan Allah dan melakukan kerusakan di muka bumi adalah persoalan yang paling terbesar yang dilakukan oleh Bani Israel?!! Adapun sesuatu yang berhubungan dengan klaim-klaim historis Yahudi, kita telah cukup banyak para ahli sejarah yang dapat menjawab dan mengkonter alegasi tersebut. Maka masa kekuasaan Islam di bumi Palestina merupakan masa yang paling terpanjang dalam sejarah. Dan bangsa-bangsa yang mendiaminya wilayah tersebut jauh sebelum kedatangan Yahudi tetap masih eksis di sana hingga sekarang. Imigrasi-imigrasi (hijrah-hijrah) bangsa Arab pra atau paska kemenangan Islam (al fath al Islami) adalah komponen-komponen yang membentuk bangsa Palestina dewasa ini dengan agama Islam, bahasa dan karakteristik Arab mereka. Palestina Pada Zaman Kuno : Manusia mendiami bumi Palestina sejak periode klasik dahulu kala. Di sana terdapat banyak peninggalan-peninggalan arkeologis yang dikategorikan kepada zaman Batu Klasik (Ancient Stone Age) (500 ribu –14 ribu S.M) dan zaman Batu Pertengahan (the middle Stone Age) (14 ribu – 8 ribu S.M). Secara singkat dapat dikatakan bahwa pada zaman itu di Palestina telah terdapat peradaban An Nathufiyyah yang dinisbatkan kepada gua-gua Al Natoof di sebelah utara Al Quds (Jerussalem sekarang). Bangsa An Natoof belum diketahui hingga sekarang. Peradaban mereka terkonsentrasi di wilayah pesisir, mereka hidup di dalam gua-gua seperti yang terdapat di gunung Al Karmel. Pada zaman Batu Modern (8000 – 4500 S.M) kehidupan manusia di Palestina berubah menjadi lebih stabil, dari hanya mengumpulkan makanan berubah menjadi memproduksinya. Dan Jericho (Ariihaa) jelas memperlihatkan bukti-bukti pertama yang mengindikasikan akan adanya kehidupan yang stabil. Kota ini dianggap— hingga kini—sebagai kota yang paling tertua di dunia yang dibangun kira-kira pada tahun 8000 S.M. Zaman Batu Perunggu (Brass Stone Age) membentang dari (4500 – 3300 S.M), telah ditemukan beberapa tempat peninggalan yang berperadaban yang kembali kepada zaman tersebut di wilayah Beer Sheba antara pegunungan Hebron (al kholil) dan Laut Mati serta pesisir Al Khudiera. Permulaan Seribu Ketiga sebelum Maeshi, zaman ini punya kelebihan yang lain dengan muncul kekaisaran-kekaisaran kuno di timur, bersamaan dengan ini adanya keberhasilan prestasi tulis menulis dan dimulainya penulisan sejarah. Dan dari sini dimulainya zaman-zaman bersejarah di Palestina. Periode yang membentang dari (3200 – 2000 S.M) dinamakan dengan Zaman Perunggu Kuno. Periode ini ditandai dengan munculnya banyak kota Berbenteng dan defensif yang dibangun di wilayah bukit yang tinggi. Mayoritasnya terletak di tengah dan Utara Palestina. Di antara tempat-tempat itu yang terpenting adalah Bashan, Mejideo, Al Afoula, Ras Al nakoura dan Tal Al Farei‘a di sebelah utara Nablus. Dan pada tahun Seribu ketiga sebelum masehi penduduk Palestina terus bertambah dan perkotaannya juga berkembang sehingga ia memiliki kekuatan politis dan ekonomis yang mungkin dapat disebut dengan zaman ―negara-kecil kota‖ (small-state of towns). Pada tahun seribu ketiga sebelum Masehi, bangsa Ammonit, Kan‘aan, Yabous dan Phoenisi (kedua terakhir ini dianggap sebagai sub-bangsa Kan‘aan) berimigrasi ke tanah Palestina. Imigrasi mereka ini diperkirakan terjadi kira-kira pada tahun 2500 S.M. di mana bangsa Kan‘aan menduduki wilayah pesisir, bangsa Ammonites terkonsentrasi di daerah dataran tinggi dan pegunungan, bangsa Yabousi mendiami wilayah Jerussalam (Al Quds) dan sekitarnya dan mereka yang membangun kota Al Quds. Mereka menamakan kota itu dengan ―Yabous‖ kemudian ―Ursaalem‖. Adapun bangsa Phoenis, mereka mendiami daerah pesisir utara Palestina tepatnya di daerah Lebanon sekarang ini. Para ahli sejarah yang dapat dipercaya memandang bahwa Ammonit, Kan‘aan, Yabousi dan Phoenisi keluar mengembara dari jazirah Arab. Dan penduduk Palestina yang berwarna hitam sekarang ini—secara khusus orang-orang pedesaan— diperkirakan merupakan keturunan kabilah-kabilah dan bangsa-bangsa kuno tersebut atau dari bangsa Arab dam umat Islam yang menduduki wilayah ini paska kemenangan Islam. Imigrasi bangsa Kan‘aan pada waktu itu sangatlah besar jumlahnya hampir dapat dikatakan bahwa mereka akhirnya menjadi masyarakat asli di sana. Nama ―tanah Kan‘aan‖ (the land of Canaan) merupakan nama tertua yang bagi wilayah yang disebut Palestina dewasa ini. Mereka yang membangun sebagian besar kotakota di Palestina, dan jumlahnya—sesuai dengan batas-batas wilayah Palestina dewasa ini—tidak kurang dari dua ratus kota pada tahun seribu kedua sebelum Masehi dan sebelum ratusan tahun kedatangan orang-orang Ibrani Yahudi. Di antara kota-kota tua selain Jericho dan Al Quds, kota Shechem (Balatah, Nablus) Bashan, Ashkelon, Akka, haifa, Hebron, Ashdod, A‘aqur, Beer Sheba dan Bethlehem. Kemudian datang periode Perunggu Pertengahan (1550 – 1200 S.M) pertengahan pertama dari tahun seribu kedua sebelum Masehi periode ini menyaksikan pemerintahan Hyksos, yang memerintah Palestina lebih kurang delapan belasan hingga enam belasan abad sebelum Masehi (18-16 S.M). Kelihatannya pada periode itu (kira-kira 1900 S.M) nabi Ibrahim A.S datang bersama dengan adiknya Luth A.S ke daerah Palestina. Di sana nabi Ismail, Ishak dan Yakub A.S dilahirkan. Zaman Perunggu Terakhir (1550-1200 S.M) dimulai dengan keruntuhan kekuasaan Hyksos dan Palestina tunduk di bawah kekuasaan Mesir secara mutlak. Adapun zaman Besi (1200-330 S.M) dara permulaan (kira-kira 1200 S.M) kelihatannya Palestina menerima eksodus berbagai kelompok yang besar dari berbagai wilayah yang paling menonjol adalah imigrasinya ―bangsa-bangsa pelaut‖. Kelihatannya mereka datang dari wilayah Asia Barat dan dari pulau-pulau di laut Aegean (Crete dan lainnya). Pada mulanya bangsa-bangsa ini menyerang wilayah pesisir Syam dan Mesir, tapi Ramses III, Firaun Mesir dapat mengusir mereka dari wilayah ini di dalam pertempuran Blouziun (dekat pelabuhan Bur Said). Mereka diizinkan untuk mendiami bagian selatan wilayah Palestina. Dari inskripsi arkeolog dapat menemukan ukiran-ukiran dengan huruf-huruf ―PLST‖, dan menurut tulisan ini bahwa mereka adalah orang-orang yang disebut dengan ―Palestian‖. Kemudian ditambahkan huruf ―N‖ kepada nama mereka (mungkin dianggap sebagai bentuk jamaknya) dan mereka disebut dengan Palestin. Bangsa Palestin ini telah membangun lima kerajaan yatiu kota-kota Ghaza, Ashdod, Jet, Aqroun dan Ashkelon. Kota-kota ini mungkin milik bangsa Kan‘aan kuno namun mereeka telah meluaskan dan mengaturnya kemudian mendirikan dua kota baru yaitu Lod dan Saklash. Mereka dapat menguasai daerah pesisir yang tersisa hingga gunung Al Karmel. Sebagaimana mereka juga menguasai Marj bin Amir. Bangsa Palestin berbaur dengan bangsa Kan‘aan secara cepat dan menggunakan bahasa mereka dan menyembah Tuhan-Tuhan mereka (Dajoun, B‘al dan Ashtar). Kendati bangsa Palestin telah berasimilasi dengan penduduk setempat namun mereka telah memberikan wilayah ini dengan nama mereka sehingga terabadi namanya menjadi Palestina. Dari bukti-bukti komparatif historis kelihatannya bahwa Musa A.S memimpin Bani Israel ke arah tanah yang suci ini pada pertengahan terakhir dari abad ke 13 S.M atau masa akhir zaman Perunggu Terakhir di mana permulaan zaman Besi merupakan zaman masuknya bangsa Yahudi ke Palestina. Kemudian berdirinya kerajaan nabi Daud dan Sulaiman A.S pada tahun 1004-923 S.M yang terbagi menjadi keeerajaan Israel (tahun 923-722 S.M) dan kerajaan Yahuda (pada tahun 923-586 S.M) yang masing-masing menguasai sebagian kecil dari wilayah tanah Palestina. Dan sejak tahun 730 S.M, Palestina secara umum tunduk di bawah kekuasaan Assyrian yang datang dari wilayah Iraq hingga tahun 645 S.M kemudian kekuasaan ini diwarisi oleh orang Babilonia samapi tahun 539 S.M. Bangsa Assyria dan Babilonia bergantian kekuasaan atas wilayah Palestina dengan Mesir. Kemudian sesungguhnya Parsi menyerang palestina dan memerintah di sana dari tahun 539-332 S.M. Palestina kemudian memasuki zaman Helenisia Yunani yang dikuasai oleh Ptolemaik hinggal tahun 198 S.M dan diikuti oleh Seleusias hingga tahun 64 S.M, periode di mana Romawi datang dan mendominasi wilayah Palestina. Setelah pecahnya kekaisaran Romawi, Palestina tetap berada di bawah naungan kekuasaan kekaisaran Romawi Timur ―Kekaisaran Romawi‖ di mana Konstantinopel menjadi ibukotanya hingga datangnya Al Fath al Islami (kemenangan Islam). Setelah itu Islam yang memberinya nuasa Arab dan yang Islami pada tahun 636 Masehi. Seruan Kebenaran dan Perjalanan Para Nabi di Bumi Suci : Nabi Ibrahim A.S merupakan nabi pertama yang kita ketahui bahwa mereka yang hidup di Palestina dan meninggal di sana. Ibrahim A.S adalah bapak para nabi dan di antara keturunannya yang menjadi nabi seperti Ishak, Yakkub, Yusuf, Ismail dan Muhammad (bagi mereka sebaik-baik selawat dan salam). Nabi Ibrahim A.S –menurut apa yang terdapat pada studi arkeologi— dilahirkan di ―Uur‖ di wilayah Iraq. Hidup di sana untuk waktu yang lama di mana ia menghancurkan patung-patung dan mengajak kaumnya kepada tauhid. Ia menghadapi Raja Namrud dengan bukti-bukti. Mereka berupaya untuk membakarnya sebagai siksaan baginya atau apa yang dikerjakan Ibrahim yang menghancurkan patung. Maka api yang dipergunakan untuk membakarnya dijadikan Allah dingin dan cara buat keselamatannya. Nabi Ibrahim berhijrah di jalan Allah bersama dengan kemenakannya Luth dan berkata : Artinya : ―Dan Ibrahim berkata : “Sesungguhnya aku pergia menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (Al Saffat : 99) Kelihatannya bahwa Ibrahim pada awalnya berhijrah dan orang yang bersamanya ke wilayah Hurran (Al Raha) daerah yang berlokasi di wilayah selatan Turki dan utara Syria dewasa ini. Dari sana ia berhijrah ke tanah Kan‘aan ―Palestina‖, Allah berfirman : Artinya : “Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalain manusia.” (Al Anbiyaa : 71) Menurut estimasi para ahli sejarah bahwa sesungguhnya kedatangannya di Palestina kira-kira pada tahun 1900 S.M. Sejarah ini menurut sejarah kuno Irak merupakan zaman ―Uur ketiga‖ di mana Iraq diperintah oleh Samaritan. Ini juga merupakan permulaan zaman Babilonia kuno di mana unsur-unsur Semit yang datang dari jazirah Arab ―Ammonites‖ mendominasi di sana. Nabi Ibrahim A.S mendiami Shecehm dekat Nablus. Dari sana ia berpindah ke arah Ramallah dan Qud melewat Al Khalil kemudian dengan Beer Sheba di mana ia tinggal di sekitar sana untuk beberapa waktu. Kemudian pergi ke Mesir yang mungkin bertepatan dengan zaman keluarga ke sebelas atau dua belas dari Firaun Mesir. Ia kembali dari Mesir ditemani oleh Hajar yang merupakan hadiah dari pemimpin di sana untuknya. Disebutkan di dalam riwayat bahwa ia merupakan anak Firaun atau salah satu princess di sana. Kemudian ia kembali ke Palestina dan melalui bagian sebelah Ghaza di mana ia bertemu dengan Abu Malek, pangeran Ghaza. Ia berjalan-jalan antara Beer Sheba dan Hebron, lalu naik ke Al Quds. Adapun Luth A.S berpindah ke Selatan Laut Mati di mana ia diutus menjadi Rasul untuk penduduk wilayah tersebut. Sementara Ibrahim tetap tinggal di daerah pegunungan Al Quds dan Hebron. Nabi Ibrahim (alaihissalam) mendapatkan anak yang lahir dari isterinya Hajar. Kemudian setelah tiga belas tahun ia diberi anak lagi yang bernama Ishak dari isterinya Sarah. Kelihatannya Ibrahim diberi anak-anak ketika di dalam usia yang sangat lanjut. Hal itu dapat kita ketahui dari firman Allah dari lisan Sarah : Artinya : “Isterinya berkata : “Seungguhn mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?.” (Hud : 72) Kelihatannnya nabi Ibrahim A.S datang dan pergi ke Hijaz lebih dari sekali. Maka ia mendatangkan Ismail dan ibunya Hajar ke kota Mekkah dan kisah upaya (sa‘i) Hajar antara bukit Shofa dan Marwah dan memancarnya air zam-zam yang terkenal itu. Sesungguhnya Ibrahim kembali dan dengan ditemani oleh Ismail ia membangun Ka‘bah sebagaimana firman Allah : Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasardasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo‟a) : “ Ya tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah : 127) Namun pusat kediaman Ibrahim tetap di Palestina dan di sana beliau meninggal dunia dan dimakamkan di gua Al Makfeelah di dekat kota Hebron, kota yang dinamakan dengan namanya. Disebutkan bahwa beliau meninggal dalam usia 175 tahun. Nabi Ibrahim A.S pernah mengalami pemerintah penguasa Jerussalam ―Malaki Shadeq‖ yang kelihatannya merupakan pengikut ajaran tauhid dan sahabatnya. Pada waktu itu orang-orang yang beriman kepada Allah sangatlah sedikit dan jarang sekali. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa nabi Ibrahim berkata kepada isterinya Sarah ketika mendatangi salah satu orang yang terkuat ketika itu : ―Tidak ada orang yang beriman di muka bumi ini kecuali aku dan kamu‖. Ini jelas terjadi ketika mereka berangkan ke Mesir yang dapat disimpulkan dari ayat di bawah ini : Artinya : “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif.” (An Nahl : 120) Yang penting sesungguhnya bapak para nabi Ibrahim al Khalil adalah seorang rasul yang tergolong dalam kelompok ulul „azmi (yang memiliki kemauan tinggi). Ia punya peranan dakwah dalam menyebarkan risalah ketauhidan di Palestina di mana ia mendirikan masjid-masjid dan membangun mihrab-mihrab untuk menyembah Allah di seetiap tempat ia pergi. Yang jelas bahwa ia tidak punya masalah atau halangan dari penduduk Palestina dan ia juga tidak dipaksa untuk meninggalkan wilayah tersebut karena agama dan dakwahnya. Namun ia tetap tinggal di sana berpindah dengan bebas sehingga Allah memanggilnya. Adapun nabi Luth A.S, ia tinggal di selatan laut mati di mana beliau diutus kepada desa ―sodom‖ dan mereka yang melakukan kekejian dengan jenis laki ―sodomi‖. Ia telah berupaya keras untuk melarang, namun mereka menentang dan sombong. Maka akhirnya Allah balas mereka dengan membalikkan desa mereka dan menghujamkannya ke bawah dan mereka dihujani dengan batu dari tanah liat dari neraka yang sangat panas : Artinya : “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya : “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelumnya? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan : “Usirlah mereka (luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini : Sesungguhnya mereka adalah orangorang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutinya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (An A‘raf : 80-84) Firman Allah : Artinya : “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kamu Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (Hud : 82-83) Al Quran menegaskan bahwa Ibrahim A.S mengalami kehidupan Luth dan kehancuran kaumnya. Para malaikat datang kepadanya dan memberinya berita gembira dengan Ishak dan menginformasikan kepadanya bahwa mereka dikirim untuk menghancurkan kaum Luth. Lalu ia berkata : Artinya : “Berkata Ibrahim : “Sesungguhnya di kota itu ada Luth.” Para malaikat berkata : “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguhsungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya. Dai adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).” (Al Ankabut : 32) Dan beginilah Allah memberikan pertolongan kepada hamba-Nya, Luth dan mensucikan tanahnya yang berkah : Artinya : “Kota yang mengerjakan perbuatan keji.” (Al Anbiyaa : 74) Dan nabi Ibrahim A.S mendapat berita gembira dengan Ishak agar orang setelahnya dapat membawa bendera tauhid dan menyebarkannya di atas tanah ini dan supaya penyebaran cahaya Ilahi terus berlanjut di sana. Ishak hidup di bumi Palestina dan mendapat anak yang diberi nama Yakub A.S ―Israel‖ yang menurut anggapan Yahudi merupakan bapak mereka. Ishak dan Yakub merupakan menara-menara menuju hidaya setelah nabi Ibrahim A.S. Lihat penjelasan Al Qur‘an dalam keterangan singkat dan peringatannya : Artinya : “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Ya‟qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami-lah mereka selalu menyembah.” (Al Anbiyaa : 72-73) Nabi Yakub dilahirkan pada abad ke 18 S.M (kira-kira 1750 S.M) di palestina namun ia berimigrasi yang kelihatannya ke wilayah Hurran ―Ar Rahaa‖. Ia kawin di sana dan mendapat 11 anak yang di antaranya adalah Yusuf, tapi anaknya yang ke 12, Benyamin dilahirkan di tanah Kanaan ―Palestina‖. Nabi Yakub dan anak-anaknya kembali ke Palestina dan bermukin di Saar‖ dekat Hebron (Al Kholil). Kisahnya dan kisah anaknya Yusuf yang terkenal terdapat di dalam Al Qur‘an secara terperinci. Kisah yang menceritakan konspirasi saudara-saudara Yusuf atas dirinya dan menjatuhkannya ke dalam sumur. Lalu ia ditemukan oleh kafilah dan menjualnya di Mesir. Di sana ia tumbuh menjadi dewasa dan berdo‘a kepada Allah. Ia tegar menghadapi fitnah wanita dan bersabar di dalam penjara sehingga Allah memuliakannya untuk diletakkan di dalam golongan orang-orang petinggi Mesir setelah keberhasilannya mentakwil (interpretasikan) mimpi dan ketidakberdosaannya. Kemudian sesungguhnya Yusuf mengundang bapak dan saudara-saudaranya untuk datang ke Mesir di mana Allah kembalikan penglihatan Yakub setelah menderita kebutaan pada kedua matanya karena berpisah dengan Yusuf. Sebagaimana ia juga memaafkan kesalahan saudara-saudaranya. Sebagian riwayat mengatakan bahwa Yakub hidup di Mesir selamat 17 tahun namun ia dikubur dekat kakek Ibrahim dan bapaknya Ishak di Hebron. Nampaknya periode kehidupan Yakub dan anak-anaknya di Mesir adalah zaman berkuasanya Hoksys di sana (1774 S.M-1567 S.M); kekuasaan mereka merupakan dua keluarga dari 15 dan 16 keluarga yang berkuasa di Mesir dan mereka bukanlah orang pribumi. Kendati demikian kelihatannya bahwa Yusuf dan saudarasaudaranya , anak-anak Yakub (Israel) menikmati kebebasan bekerja dan ibadah di Mesir dan mereka berperan dalam dakwah kepada tauhid. Namun hal ini tidak dapat berlanjut dan berubah pada generasi berikutnya. Bani Israel terperangkap dalam siksaan Firaun hingga akhirnya Allah SWT mengutus Musa A.S kepadanya untuk menyelamatkan kaum ini ke tanah Palestina. Bani Israel setelah Musa A.S : Bani Israel pada waktu itu adalah pengikut kebenaran dan pembawa bendera tauhid dan Firaun Mesir merupakan orang yang sombong dan congkak yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Ia melakukan kerusakan dan menyinksa Bani Israel dengan menyembelih anak-anak mereka dan tetap membiarkan anak-anak wanita : Artinya : “Sesungguhnya Fai‟aun telah berbuat sewenang-wenagn di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir‟aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al Qasas : 4) Nabi Musa dilahirkan dalam iklim seperti ini dan dididik dalam rumah Firaun dengan planning Allah (tadbiir rabbani) yang sangat sempurna. Dan kisah Musa, perkembangan masa kecilnya, dakwah beliau kepada Firaun dan keluarnya ia bersama Bani Israel serta kehancuran Fir‘an merupakan kisah yang sudah sangat dikenal orang. Sudah merupakan takdir Allah SWT untuk memberikan tanah Palestina di waktu itu kepada kelompok yang beriman kepada-Nya : Artinya : “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir‟aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawartikan dari mereka itu.” (Al Qasas : 5-6) Nabi Musa telah diutus kepada Fir‘aun dengan perintah ini dengan dibantu oleh saudaranya Harun yang juga diutus sebagai seorang rasul : Artinya : “Dan Musa berkata : “Hai Fir‟aun, sesungghnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, meka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku.” (Al A‘raf : 104-105) Namun Firaun enggan dan bersikap sombong serta tidak mempercayai ayatayat dan mukjizat yang dibawa Musa. Para tukang sihir yang dikumpulkan oleh Firaun percaya kepada dakwah yang dibawa oleh Musa dan ingkar kepada Firaun. Namun kelihatannya mereka yang telah memperlihatkan keimanan mereka dan bergabung dengan Bani Israel terbatas dari pemuda-pemuda dari Bani Israel. Iman mereka bercampur dengan rasa takut yang mendalam kepada Firaun dan menghantui mereka yang mungkin akan menyiksa. Artinya : “Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, malinkan pemudapemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir‟aun dan pemukapemuka akumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir‟aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas.” (Yunus : 83) Kemudian Musa A.S memimpin orang-orang yang beriman di antara kaumnya menuju arah timur, maka mereka dikejar oleh Firaun dan bala tentaranya. Dan terjadilah kisah pembelahan laut dan akhirnya Allah selamatkan Bani Israel dan Firaun serta tentaranya dibinasakan di tengah laut. Artinya : “Lalu Kami wahyukan kepada Musa : “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah sepertia gunung yang besar. Dan di sanalah kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.” (Asy Syu‘ara : 63-66) Di sini kita berusaha untuk mencermati beberapa pendapat dan riwayat-riwayat yang bersifat sejarah yang muncul. Bahwa jumlah mereka yang keluar bersama Musa dari Mesir itu berkisar antara 6 ribu saja atau 15 ribu pada sebagai riwayat lainnya. Dari perspektif sejarah, peristiwa ini kelihatannya terjadi pada abad ketiga belas sebelum Masehi. Secara definitif bahwa hengkangnya bani Israel dari Mesir diperkirakan pada sepertiga terakhir dari abad itu. Periode di mana waktu itu Mesir dibawah kekuasaan ―Ramses Dua‖ yang dikenal pada abad ini dengan sebut ―Ramses Kedua‖. Dengan kekuatan Allah SWT, jasad Firaun ini dapat disaksikan di salah satu museum Mesir. Dan ini yang mengingatkan kita akan firman Allah SWT : Artinya : “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagti orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (Yunus : 92) Dan setelah Allah menyelamatkan Bani Israel, maka datanglah masa di mana Musa dan Harun harus menderita hidup bersama dengan mereka. Muncullah karakteristik-karakteristik mereka yang kurang baik yang timbul dari lemahnya iman, bodoh dan rasa takut. Setelah mampu menyeberangi laut, mereka langsung mendatangi masyarakat yang secara keseluruhan menyembah patung, mereka berkata : Artinya : “Bani Israil berkata : “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).” (Al A‘raf : 138) Kemudian ketika Musa pergi ke suatu tempat untuk bertemu Allah, kaumnya berubah menyembah anak sapi (al ‗ijl) kendati Harun tetap berada di sisi mereka.!!! Artinya : “Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Tur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh bersuara.” (Al A‘raf : 148) Artinya : ―Maka mereka berkata : ―Inilah Tuahmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa.‖ (Thaha : 88) Mereka hampir saja membunuh Harun ketika melarang kekafiran mereka ini dan ini yang dikatakannya kepada saudaranya Musa : Artinya : “…sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampirhampir mereka membunuhku,” (Al A‘raf : 150) Dan banyak lagi sikap-sikap lain. Kemudian Musa memimpin Bani Israel ke arah tanah suci dan berkata kepada mereka : Artinya : “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (Al Maidah : 21) Namun mereka tetap saja bersikeras untuk memilih kemurtadan dan berpaling!!! Artinya : “Mereka berkata : “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya.” (Al Maidah : 22) Nasehat sudah tidak bermanfaat, mereka tetap saja ingkar : Artinya : “Mereka berkata : Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka da di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (Al Maidah : 24) Sayed Qutub (Allah yarhamuhu) mengomentari sikap Bani israel ini dan berkata : إن انخطز مبثم قزٔت؛... مكشُفخ ثال حجبة َنُ رقٕق مه انتجمم،"إن ججهخ ٍُٔد نتجذَ ٌىب عهّ حققٕقتٍب ، فٍم ٔزٔذَوً وصزا رخٕصب، َأن هللا قذ كتجٍب نٍم،َمه ثم ال ٔعصمٍم مىً حتّ َعذ هللا نٍم ثأوٍم أصحبة األرض ،"ٌَكذا ٔخزج انججىبء فٕتُقحُن....."!ُِ َال جٍذ فٍٕه وصزا مزٔحب ٔتىزل عهٍٕم تىزل انمه َانضه،ًال ثمه ن "...ٌكذا فٓ َقبحخ انعبجز ال تكهفٍم َقبحخ انهضبن إال مذ انهضبن...َٔفزعُن مه انخطز أمبمٍم Artinya : “Sesungguhnya tabiat ril orang Yahudi benar-benar termanifestasi di sini tanpa indikasi bahkan sedikit upaya untuk menyembunyikannya. Mereka merasakan bahwa bahaya memang dekat dan sekali mereka berkonfrontasi, maka tidak ada yang akan memproteksi mereka. Bahkan janji Allah kepada mereka bahwa mereka akan menjadi pemilik tanah dan Allah telah suratkan mereka untuk itu. Mereka inginkan itu tanpa biaya, tanpa usaha dan kemenangan yang mudah diberikan kepada mereka seperti Manna (hadiah yang mewah) dan salwaa (sejenis burung)…Dan begitulah para orangorang penakut yang sudah tidak punya rasa malu, dan mereka takut dari marabahaya yang ada di depan mereka. Dan inilah kondisi ketidakberdayaan orang yang lemah yang tidak dibebani oleh insolensi lidah kecuali dengan kesombongan….” Mereka berkata dalam firman Allah : “…dan berperanglah kamu berdua,” (Al Maidah : 24) Allah tidak akan diakui menjadi Tuhan mereka kalau memang ketuhanannya akan menyuruh mereka untuk berperang!… Dan menyudahi perkataan mereka dengan : “Sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (Al Maidah : 24) Mereka tidak menghendaki kedaulatan, kebanggaan atau tanah yang dijanjikan karena hal tersebut menuntut mereka untuk harus memerangi orang-orang yang terlalu perkasa! Dan itulah perjalanan terakhir Musa A.S, akhir dan batas upaya keras yang luar biasa untuk mengarungi perjalanan yang jauh dan humiliasi yang berlanjut, malapetaka dan penyelewengan yang dilakukan oleh Bani Israel.‖ Musa sangat menderita, ini yang mendorongnya untuk kembali kepada Tuhannya : Artinya : “Berkata Musa : “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu.” (Al Maidah : 25) Dan Allah kabulkan permintaan nabi-Nya : Artinya : “Allah berfirman : “(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun. (Selama itu) mereka akan berputarputara kebingungan di bumi (padang Tih) itu. Maka janglah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.” (Al Maidah : 26)