PENDAHULUAN Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit metabolik tulang yang banyak diderita oleh wanita pasca menopause (Masyita, 2006). Kurang lebih 80% kasus osteoporosis terjadi akibat menopause (Mijan dkk., 2014). Osteoporosis atau rapuh tulang merupakan kondisi kurangnya masa tulang per unit volume dan mikroarsitektur jaringan tulang yang paling buruk (Setyorini dkk., 2009). Reddy dan Lakshmana (2003) juga mengatakan hal sama bahwa osteoporosis merupakan penyakit skeletal dimana masa tulang turun dan kerusakan mikroarsitektur tulang yang terjadi dapat mengakibat peningkatan kerapuhan tulang dan fraktur. Hal ini dapat terjadi akibat lebih tingginya resorpsi tulang dibandingkan dengan pembentukan tulang. Osteoporosis menyebabkan densitas tulang menurun sehingga tulang menjadi lebih rapuh dan resiko fraktur meningkat (Hartiningsih dkk., 2010; Setyorini dkk., 2009). Osteoporosis yang berhubungan dengan defisiensi hormon estrogen saat menopause merupakan penyebab umum terjadinya pengeroposan tulang terkait dengan pertambahan usia (Reddy dan Lakshmana, 2003). Pada masa menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen yang akan menyebabkan peningkatan absorbsi Ca pada tulang akibat menurunnya transport Ca intestinal, sehingga kadar Ca dalam tulang berkurang. Kondisi menurunnya kadar Ca dalam tulang ini disebut osteoporosis (Hartiningsih dkk., 2010; Hartiningsih dkk., 2012; Karaman dkk., 2013; Shaker dkk., 2005). Ovariektomi pada tikus diketahui dapat menggambarkan keadaan menopause pada manusia (Gloy dkk., 2012). Tikus ovariektomi sebagai model osteoporosis pasca menopause sering digunakan untuk penelitian efek terapi osteoporosis (Marthavan dkk., 2015) Nutrisi merupakan faktor penting dalam pencegahan dan pengobatan osteoporosis (Shaker, 2005). Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian oleh Prentice (2004) yang menyatakan bahwa asupan nutrisi dalam makanan penting untuk kesehatan tulang jangka panjang dan pencegahan osteoporosis. Beberapa nutrisi esensial yang berpengaruh pada tulang diantaranya adalah kalsium, vitamin D, fosfor, magnesium, protein, flour, zinc, tembaga, mangan, boron, vitamin A, vitamin C, vitamin K, vitamin B, potassium dan sodium. Namun bukti yang menghubungkan antara asupan nutrisi-nutrisi tersebut dengan kesehatan tulang belum cukup meyakinkan untuk direkomendasikan sebagai pencegahan osteoporosis, kecuali kalsium dan vitamin D. Asupan makanan yang rendah dan penurunan penyerapan Ca diketahui sebagai faktor resiko yang penting pada osteoporosis (Shaker, 2005). Salah satu alternatif terapi osteoporosis adalah memberikan asupan Ca dari luar untuk membantu mengurangi terjadinya osteoporosis (Karaman dkk., 2013). Asupan Ca tinggi dapat meningkatkan pengendapan Ca dalam tulang dan menurunkan resiko fraktur tulang pada individu lanjut usia (Heaney and Nordin, 2000). Pemberian hormon estradiol untuk terapi osteoporosis juga dapat menghambat reabsorpsi tulang, meningkatkan densitas tulang, dan menurunkan resiko patah tulang, namun mempunyai resiko tinggi terjadinya stroke, emboli paru, kanker payudara, dan kanker rahim (Hartiningsih dkk., 2015). Menurut Shaker dkk. (2005), beberapa bukti menyebutkan bahwa Ca merupakan strategi termudah dan termurah untuk mengobati dan mencegah terjadinya osteoporosis. Penelitian ini memanfaatkan limbah cangkang kerang darah sebagai sumber kalsium alternatif untuk terapi osteoporosis. Cangkang kerang darah selama ini hanya dijadikan limbah dan belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Yogyakarta. Meskipun demikian, kandungan CaCO3 dalam cangkang kerang darah diketahui cukup tinggi, yaitu sebesar 98-99% (Rashidi dkk, 2012; Karamba dkk, 2013). Mengingat ketersediaan limbah cangkang kerang di Yogyakarta cukup melimpah dan kadar kalsiumnya yang cukup tinggi, oleh karena itu limbah cangkang kerang darah berpotensi menjadi sumber alternatif kalsium. Pada penelitian ini diharapkan pemberian serbuk cangkang kerang darah dapat menjadi sumber alternatif kalsium untuk pencegahan osteoporosis. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk cangkang kerang darah (Anadara granosa) terhadap gambaran histopatologis tulang tikus Spargue Dawley yang diovariektomi. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi tentang pengaruh pemberian serbuk cangkang kerang darah (Anadara granosa) terhadap gambaran histopatologi tulang tikus Spargue Dawley pasca ovariektomi, sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk terapi dan penelitian lebih lanjut.