1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan hayati sebagai sumber bahan alami (natural products) yang berasal dari tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Bahan alami yang berasal dari hewan dapat digunakan sebagai pencegah penyakit karena mengandung senyawa bioaktif, yaitu sebagai antibakteri, antivirusi, antitumor dan lain-lain. Salah satu organisme yang mengandung senyawa bioaktif itu adalah lintah laut (Discodoris sp.). Lintah laut merupakan jenis biota laut yang hidup di zona intertidal pasang surut (Rudman 1999). Lintah laut merangkak sepanjang dasar perairan, melekat pada permukaan tanaman, pada batu-batuan berlumpur atau berpasir biasanya dalam air pada daerah pasang surut yang rendah, bergerak lambat dan menghasilkan lendir untuk mencegah kekeringan. Beberapa penelitian tentang lintah laut telah dilakukan, yaitu isolasi senyawa steroid dari lintah laut dan ditemukan 7 jenis senyawa metabolit yang diantaranya adalah senyawa androgen (Ibrahim 2001). Penelitian lain mengungkapkan bahwa lintah laut mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh serta sterol pada fraksi nonpolar (Witjaksono 2005). Hasil uji fitokimia dari ekstrak metanol lintah laut diperoleh kelompok alkaloid, steroid, asam amino, saponin dan fenol yang berperan sebagai antioksidan dengan rendemen yang terbesar yaitu 5,12% dengan aktivitas antioksidan 89,44% dibandingkan dengan pelarut yang lain (Nurjanah et al. 2010). Lintah laut jenis Discodoris sp. telah dimanfaatkan sebagai formulasi minuman fungsional dan mempunyai aktivitas antioksidan (Naiu et al. 2011). Lintah laut asal Madura berpotensi sebagai sumber protein, lemak dan mineral (Hafiluddin 2011). Kandungan taurin pada daging dan jeroan lintah laut kering yang berasal dari Kepulauan Belitung adalah sebesar 2,8 mg/g dan 2,7 mg/g (Rezfanni 2010). Taurin merupakan salah satu zat stimulan yang dapat memicu stamina tubuh, sehingga banyak digunakan dalam suplemen energi. Masyarakat Bajo di Buton telah memanfaatkan lintah laut sebagai bahan aprodisiaka untuk meningkatkan stamina tubuh (Ibrahim 2001). Di daerah Pamekasan Madura lintah laut digunakan sebagai jamu untuk menyembuhkan penyakit punggung dan meningkatkan stamina (Hafiluddin 2011). Taurin adalah suatu antioksidan yang sangat kuat sehingga dapat mencegah kerusakan DNA pada kosentrasi yang rendah. Berdasarkan penelitian dilaporkan bahwa taurin mencegah penyakit diabetes serta fibrosis hati melalui mekanisme antioksidannya (Tasci et al. 2007) Asam amino komersial dihasilkan dari reaksi sintesis menggunakan bahan-bahan kimiawi. Taurin dihasilkan dari reaksi amino etanol dan asam sulfat. Bahan-bahan yang banyak digunakan dalam pembuatan asam amino secara sintesis ini adalah urotropin, urea, ammonia, asam sulfat dan berbagai asam kuat lainnya. Kalau dilihat dari segi kehalalan, asam amino yang dihasilkan dari reaksi kimia sintetis sebenarnya lebih aman, karena tidak melibatkan bahan yang kritis, namun kalau dipandang dari segi kesehatan reaksi asam kuat dan bahan-bahan kimia tersebut memiliki pengaruh yang kurang baik bagi kesehatan terutama jika digunakan dalam dosis yang berlebihan (Michwan 2007). Penelitian sumber taurin dalam minuman fungsional lintah laut dalam bentuk serbuk belum pernah dilakukan, baru sampai pada tahap memanfaatkan lintah laut sebagai minuman fungsional antioksidan dalam bentuk pasta yang dilakukan oleh Naiu (2011). Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan lintah laut sebagai salah satu alternatif sumber taurin yang berasal dari hasil perairan dan melanjutkan mata rantai dari penelitian sebelumnya khususnya tentang teknologi dalam pembuatan minuman fungsional lintah laut. 1.2 Perumusan Masalah Definisi pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan serta dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan citarasa yang dapat diterima oleh konsumen, tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efek samping pada jumLah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi lainnya (BPOM 2005). Salah satu hasil perairan yang bisa dibuat menjadi minuman fungsional dalam bentuk serbuk adalah lintah laut. Lintah laut mengandung asam amino taurin, hal ini didukung oleh pengalaman empiris yang terjadi di daerah Buton dan Madura serta penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa daging dan jeroan lintah laut mengandung taurin. Teoretis, asam amino taurin (2-aminoethanesulphonic acid) adalah asam amino semi-esensial yang mengandung gugus belerang dalam struktur kimianya. Taurin tidak ikut dalam sintesa protein dan banyak ditemukan dalam jaringan otot jantung dan otak manusia. Tubuh manusia secara alamiah mampu mensintesis taurin dari asam amino sistein dan metionin. Asam amino sistein dioksidasi menjadi taurin dengan bantuan enzim cysteine sulfinic acid decarboxylase (CSAD) dan pyridoxal-5-phosphate (koenzim Vitamin B6), tetapi aktivitas enzim CSAD pada manusia relatif rendah dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Manusia tidak dapat mencukupi kebutuhan taurin dari hasil sintesis di dalam tubuh, melainkan diharapkan mengkonsumsi pangan yang mengandung taurin atau sistein dan metionin. Minuman berenergi yang beredar di pasaran biasanya memiliki kandungan taurin, tetapi sumber taurin sendiri banyak berasal dari reaksi kimia. Hal ini sangat mempengaruhi kesehatan apabila dikonsumsi dalam dosis yang berlebihan. Untuk mengurangi kekhawatiran kita terhadap sumber taurin yang terdapat dalam minuman berenergi maka diperlukan alternatif sumber taurin yang lebih aman untuk kesehatan yaitu taurin yang terdapat di dalam serbuk minuman fungsional yang berasal dari lintah laut (Discodoris sp.). 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : (a) Menentukan konsentrasi bahan-bahan yang memberikan efek sinergis pada kandungan taurin serbuk minuman fungsional (b) Menentukan pengaruh preparasi pada serbuk minuman fungsional terhadap jumlah taurin (c) Menentukan masa simpan melalui pengujian stabilitas 1.4 Hipotesis Berdasarkan tujuan dari rencana penelitian ini, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut: (a) Cara preparasi serbuk minuman fungsional lintah laut berpengaruh terhadap jumlah taurin (b) Masa simpan mempengaruhi karakteristik fisik dan kimia produk minuman fungsional lintah laut 1.5 Road Map Penelitian Ekstraksi senyawa steroid Discodoris sp. Uji proksimat ekstrak dan minyak Discodoris sp. Ibrahim 2001 Isolasi dan identifikasi komponen bioaktif antioksidan dan antikolesterol Discodoris sp. Witjaksono 2005 Nurjanah 2010 Karakteristik asam amino Discodoris sp. Rezfanni 2010 Formulasi minuman fungsional Discodoris sp. dengan jahe dan rosella dalam bentuk pasta sebagai antioksidan Ekstraksi senyawa bioaktif Discodoris sp. sebagai antioksidan Hafiluddin 2011 Naiu 2011 Uji stabilitas selama penyimpanan - Uji mikrobiologi - Uji kimia - Uji taurin Formulasi serbuk minuman fungsional Discodoris sp dengan jahe, temulawak dan jeruk lemon Produk serbuk minuman fungsional Discodoris sp. Gambar 1 Road map penelitian. - Uji taurin - Uji organolpetik