INFORMASI SINGKAT BENIH No. 205, Mei 2015 Cinnamomum celebicum Miq. Taksonomi dan Tatanama Famili : Lauraceae Nama lokal/daerah : Kayu Lawang (Sulawesi). Penyebaran dan Habitat Ditemukan hingga ketinggian 700 mdpl. IndoAustralia (Kawasan Asia tropic, Malesia, Australia tropic dan biasanya terdapat di kawasan Pasifik tropic. Di Indonesia terdapatdi Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan (TWA Danau Towuti) pada hutan perbukitan, hutan dataran rendah dan hutan pegunungan. bentuk menjala, kurang terlihat jelas di bagian bawah; tangkai daun 1-1,5 cm. Pembungaan bentuk malai, muncul di ketiak daun atau hampir di ujung ranting, panjang sampai 11 cm. Bunga abu-abu berbulu halus, panjang dan rebah. Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning, ukurannya kecil. Kelopak bunga berjumlah 6 helai dalam 2 rangkaian. Bunga ini tidak bertajuk bunga. Benang sari berjumlah 12 helai yang terangkai dalam 4 kelompok, kotak sarinya beruang 4. Persarian berlangsung dengan bantuan serangga. Syarat Tumbuh Kayu lawang tumbuh baik di daerah yang curah hujannya merata, pada tanah lempung dan tanah liat berpasir. Pertumbuhan yang baik akan terjamin pada jenis tanah latosol coklat tua kemerahan dan gembur, dengan banyak humus tidak banyak batu. pH tanah 6,1 – 6,5. Pada curah hujan rata-rata 4.800 mm/tahun, dan menurut Schmidt dan Ferguson tergolong tipe iklim A. Kayu Lawang Kegunaan Kayunya sebagai bahan bangunan, daunnya sebagai bumbu dan obat. Kulit batang digunakan dalam pengobatan tradisional. Seperti diare dan gangguan saluran pencernaan. Beberapa ahli menguraikan bahwa kulit batang Kayu Lawang banyak mengandung zat seperti minyak atsiri, safrole, eugenol, tannin, cinnamaladehyde, kalsium oksalat, zat penyamak, damar dan lain-lain. Deskripsi Buah dan Benih Buah bentuk bulat memanjang/menjorong, duduk dalam tenda bunga bentuk cangkir, tipis, tepi rata. Buah tipe drupe (batu) buah tunggal, buah berdaging,warna buah muda hijau tua dan buah tua ungu tua.Panjang buah sekitar 1,3-1,6 cm dan diameter 0,35-0,75 cm. Panjang biji 0,84-1,32 cm dan diameter 0,59-0,68 cm. Terdapat 9.000 – 10.000 benih/Kg. Deskripsi Botani Pohon, tinggi mencapai 35 m. Diameter batang 55 cm, banir sampai 0,8 m, permukaan kulit halus berwarna coklat. Daun berhadapan atau agak berhadapan, ukuran 12-21 cm x 3-7 cm, pangkal meruncing, ujung melancip meruncing, bagian bawah gundul; bertulang daun 3, terlihat jelas di bagian atas, urat daun Pemanenan Buah Buah dipetik bila telah kelihatan ungu hitam. Kulit benih keras dan endosperm putih keras. Setelah dipetik buah diperam di tempat teduh selama 2-3 hari. Ekstraksi dengan merendam selama 12-16 jam kemudian daging buah dibuang, selanjutnya dikeringkan ditempat teduh. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi cabang utama sebaiknya diberi kesempatan untuk berkembang. Pengairan yang teratur merupakan hal kritis untuk tahun pertama setelah penanaman, juga menguntungkan selama perkembangan bunga dan buah. Pemupukan dengan kompos 5 Kg dan 100200g NPK pada saat penanaman sangat membantu awal pertumbuhan di lapangan. Daun dan buah Kayu Lawang Pembungaan dan Pembuahan Pembungaannya bertipe malai berada pada ketiak daun, panjangnya dapat mencapai 25 cm, bunga biseksual, berwarna hijau kekuningkuningan, berukuran kira-kira 1 cm x 1,3 cm. Musim berbunganya pada bulan Januari – Maret dan musim berbuah pada bulan April – Mei. Bunga Kayu Lawang Pembudidayaan Kayu Lawang dapat diperbanyak dengan benih, cangkok dan stek batang. Sebaiknya pilih benih yang berasal dari pohon induk yang sehat, pertumbuhannya normal dan berumur lebih dari 7 tahun. Benihnya disemaikan di bedeng persemaian yang berisi pasir halus. Jika sepasang daun pertamanya telah dewasa, anakan dipindahkan ke polybag. Mengingat persentase kecambahnya yang cenderung tinggi, benih juga dapat langsung disemaikan dalam wadah. Kayu Lawang sebaiknya ditanam pada awal musim hujan dan umur bibit di polybag 3-6 bulan. Pemeliharaan tanaman Dianjurkan untuk mengadakan penyiangan yang teratur atau pemberian mulsa disekeliling batang pohon. Selama 2-3 tahun pertama, 2-3 Kulit Kayu Lawang Hama dan Penyakit Tidak ditemukan penyakit yang berarti menyerang Kayu Lawang hanya kumbang dan serangga yang menyebabkan daun berlubang dan dapat diatasi dengan penyemprotan insektisida. Kalaupun ada pohon yang mati mungkin disebabkan kekurangan unsur hara karena bersaing dengan pohon lainnya atau drainase tanah yang kurang bagus. DaftarPustaka Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Litbang Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Dyan M. S.Putri dan Agung K. 2006. Koleksi Pohon Sulawesi - Kebun Raya Bali. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya ’Eka Karya’ Bali - LIPI. Anonim, 2008. Kayu Lawang. http://www.tanobat.com. Diakses pada tanggal 9/09/2015. Anonim. 2009. Kayu Lawang. https://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 9/09/2015 DISIAPKAN OLEH BPTH SULAWESI Penulis : Ir. I Ketut Wiradana dan Wanti Tampubolon, S.Hut (BPTH Sulawesi). BPTH SULAWESI Jl.Perintis Kemerdekaan Km.17,5 Makassar Telepon/Fax : (0411) 550076/554501 Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi