PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) DAFTAR ISI Ekshibit Laporan Posisi Keuangan Interim Konsolidasian A Laporan Laba Rugi Komprehensif Interim Konsolidasian B Laporan Perubahan Ekuitas Interim Konsolidasian C Laporan Arus Kas Interim Konsolidasian D Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian E Ekshibit A PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 30 September 2011 31 Desember 2010* 1 Januari 2010 dan 31 Desember 2009* ASET ASET LANCAR Kas dan bank 2d,3 Piutang Usaha Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp316.161.236 dan Rp 219.150.157 pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 2d,f,4 Pihak berelasi 2d,g,5,4 Piutang lain-lain Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisihan piutang ragu – ragu sejumlah Rp 97.011.079 pada tanggal 31 Desember 2010 2d,f,6 Pihak berelasi 2d,g,5,6 Persediaan, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp 909.732.994 pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 2h,7 Pajak dibayar di muka 14a Biaya dibayar di muka dan uang muka 2i,8 Aset lancar lainnya Jumlah Aset Lancar 50.585.802.584 55.573.088.976 2.998.129.438 292.205.075.780 64.033.849.640 76.358.097.686 - 1.347.455.364 - 97.146.659.532 5.900.878.844 153.151.663 7.362.079.738 616.359.865 177.915.394.042 18.623.552.355 41.417.701.515 2.583.913.098 131.083.273.572 9.408.597.536 35.495.137.686 151.513.300 7.054.372.814 664.298.419 339.524.544 - 744.511.948.546 314.123.739.263 20.382.220.182 489.423.329 489.423.329 159.696.765 ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan, bersih 2m,14d Penyertaan saham, setelah dikurangi cadangan penurunan nilai penyertaan saham sejumlah Rp 15.113.495 pada 31 Desember 2010 dan 2009 Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sejumlah Rp 2.426.919.054 pada tanggal 30 September 2011 dan Rp 1.078.413.140 pada tahun 2010 dan Rp 312.656.771 pada tahun 2009 2j,9 Aset tidak lancar lainnya 10 5.785.811.603 12.120.060.067 3.372.678.042 5.433.844.459 1.295.318.378 208.140.235 Jumlah Aset Tidak Lancar 18.395.294.999 9.295.945.830 1.803.155.378 762.907.243.545 323.419.685.093 22.185.375.560 JUMLAH ASET - - 140.000.000 * Disajikan kembali (Catatan 2) Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit A/2 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 30 September 2011 31 Desember 2010* 1 Januari 2010 dan 31 Desember 2009* LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang bank jangka pendek Hutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Hutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Biaya masih harus dibayar Hutang pajak Liabilitas lancar lainnya 2d,13 2d,11 2d,f,5,11 2d,12 2d,5,12 2g,14b Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Hutang bank jangka panjang 2d,13 Liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja karyawan 2p,16 Liabilitas tidak lancar lainnya 99.162.412.801 27.549.720.296 391.661.547.205 - 134.036.148.420 - 2.739.342.253 260.040.000 12.062.395.169 1.378.130.941 4.839.647.339 14.137.942.915 3.518.570.186 676.835.751 3.785.585.436 1.997.060.661 48.169.987 185.229.572 461.635.699 567.206.748 136.186.151 523.242.076.370 171.563.920.750 4.397.810.410 50.785.266.691 - - - 731.799.084 3.012.018.635 731.799.084 504.343.371 77.193.283 - Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 54.529.084.410 1.236.142.455 77.193.283 EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham – nilai nominal per saham Rp 100 Modal dasar – 1.400.000.000 saham pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, (31 Desember 2009: 400.000.000 saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh – 585.000.000 saham pada 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 (31 Desember 2009: 100.000.000 saham) 17 Agio saham, bersih 2p,18 Saldo laba 58.500.000.000 61.046.441.861 43.837.764.358 58.500.000.000 61.046.441.861 26.716.434.176 10.000.000.000 7.710.371.867 163.384.206.219 146.262.876.037 17.710.371.867 21.751.876.546 4.356.745.851 Jumlah ekuitas, Bersih 185.136.082.765 150.619.621.888 17.710.371.867 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 762.907.243.545 323.419.685.093 22.185.375.560 Sub Jumlah Kepentingan non-pengendali 2b,15 - * Disajikan kembali (Catatan 2) Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit B PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 30 September 2011 30 September 2010 PENJUALAN BERSIH 2g,l,5,21 1.264.981.198.753 311.575.425.323 BEBAN POKOK PENJUALAN 2l,22 1.185.702.350.078 79.278.848.675 280.816.237.479 30.759.187.844 LABA BRUTO Beban umum dan administrasi Beban penjualan dan pemasaran Pendapatan operasi lain Beban operasi lain 2l, 23 2l, 23 2l,24 2l,25 ( ( LABA USAHA Pendapatan keuangan Beban keuangan 41.443.582.349) ( 19.458.164.050) ( 14.710.569.748 758.464.173 ( 33.846.136.197 26 27 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN ( 5.845.545.136 7.905.844.779) ( 15.376.740.008) 10.420.781.413) 4.244.361.187 555.399.415) 8.650.628.195 392.665.540 624.037.515) 31.785.836.554 8.419.256.220 260.098.750 2.653.180.189 LABA (RUGI) BERSIH PERIODE BERJALAN 31.525.737.804 5.766.076.031 JUMLAH PENDAPATAN (KERUGIAN) KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 31.525.737.804 5.766.076.031 Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali 17.121.330.180 14.404.407.624 ( 6.554.381.808 788.305.777) Jumlah 31.525.737.804 5.776.076.031 29 16 PAJAK PENGHASILAN Periode berjalan 14c Laba bersih/jumlah pendapatan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2n,20 Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit C PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Catatan Saldo 1 Januari 2010/31 Desember 2009 17,18 Tambahan modal disetor Modal saham ditempatkan dan disetor penuh Agio saham, bersih 10.000.000.000 - 48.500.000.000 61.089.231.542 Kepentingan non-pengendali - - Laba bersih periode berjalan - - Saldo 30 September 2010 Saldo 1 Januari 2011/31 Desember 2010 17,18 Saldo laba belum ditentukan penggunaannya 7.710.371.867 Kepentingan Non-pengendali Jumlah ekuitas, bersih - 17.710.371.867 - - 109.589.231.542 - - - 6.554.381.808 - 6.554.381.808 - 133.853.985.217 58.500.000.000 61.089.231.542 14.264.753.675 58.500.000.000 61.046.441.861 26.716.434.178 4.356.745.851 150.619.621.890 Kepentingan non-pengendali dari akuisisi - - - 2.990.723.071 2.990.723.071 Kepentingan non-pengendali - - - 14.404.407.624 14.404.407.624 Laba bersih tahun berjalan - - Saldo 30 September 2011 58.500.000.000 61.046.441.861 17.121.330.180 43.837.764.358 Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan 21.751.876.546 17.121.330.180 185.136.082.765 Ekshibit D PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30 September 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok dan karyawan Penerimaan (Pembayaran) kas untuk operasi lainnya Pembayaran pajak Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan aset tetap Investasi pada anak perusahaan Penerimaan penjualan saham Perolehan aset tetap Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi 30 September 2010 ( 985.100.371.019 984.803.472.833) ( 256.941.580.171 287.270.381.411) ( ( 113.055.512.633) ( 8.420.991.666) ( 51.445.229.733) 3.161.749.502) ( 121.179.606.113) ( 84.935.780.475) ( 119.059.000 7.000.000.000) 4.556.000.000 3.880.698.475) ( 1.311.952.369) ( 6.205.639.475) ( 1.311.952.369) ( ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank, bersih Peningkatan modal saham 122.397.959.196 - 22.432.101.993 109.589.231.542 Arus kas bersih diperoleh dari dari aktivitas pendanaan 122.397.959.196 132.021.333.535 KENAIKAN / PENURUNAN BERSIH DALAM KAS DAN BANK ( 4.987.286.392) ( 45.773.600.691) KAS DAN BANK PADA AWAL PERIODE 55.573.088.976 2.998.129.438 KAS DAN BANK PADA AKHIR PERIODE 50.585.802.584 48.771.730.129 Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit E PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M a. Pendirian Perusahaan PT Skybee Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Kreatip Komunikacitra pada tanggal 10 Juni 1995 berdasarkan Akta Notaris Liliana I. Tanuwidjaja, S.H., No. 12. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-5662.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 2 Agustus 1996, Tambahan No. 6819. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan nama Perusahaan menjadi PT Skybee berdasarkan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 19 tanggal 16 Oktober 2009 yang telah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-53111. AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 3 November 2009. Perubahan terakhir dengan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 3 tanggal 12 Maret 2010 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-14338. AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 19 Maret 2010 dan telah diterima dan dicatat dalam Database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Penerimaan dan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-07153 tanggal 24 Maret 2010, dimana para pemegang saham Perusahaan antara lain menyetujui perubahan status Perusahaan dari semula Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan perubahan nama Perusahaan menjadi PT Skybee Tbk. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang perdagangan telpon selular dan produk penunjang operator selular. Perusahaan terletak di Jl. Kebon Sirih No. 63, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Berdasarkan dengan Surat Pernyataan Efektif yang diterbitkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. S-5887/BL/20104 tanggal 29 Juni 2010, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 235.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp 375 per saham. Pada tanggal 7 Juli 2010, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut: 30 September 2011 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris : Felix Ali Chendra : Handoko Setiono : Jany Chau 31 Desember 2010 Felix Ali Chendra Handoko Setiono Karaniya Dharmasaputra 31 Desember 2 0 0 9 Felix Ali Chendra Handoko Setiono - Ekshibit E/2 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan ( Lanjutan ) Dewan Direktur Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur tidak terafliasi : : : : : 30 September 2011 31 Desember 2010 Hendra Kendro Adrian Kusnadi Octaviane N.A. Mussu Andi Zain Meiliana Widjaja Hendra Kendro Ian Rustandi Stephanus Felix Kristani Sung Khiun Normina 31 Desember 2 0 0 9 Hendra Kendro Ian Rustandi Stephanus Felix Kristani - Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota : Handoko Setiono : Silvyanna Nagasastra : Hermanto Margono Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 066/SB/ DIR/VII/11 tentang pengangkatan sekretaris Perusahaan tanggal 6 Juli 2011, Perusahaan menetapkan Saudari Meiliana Widjaja sebagai sekretaris Perusahaan terhitung sejak tanggal tersebut. Gaji dan kesejahteraan lainnya yang dibayarkan kepada Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebesar Rp 3.070.673.161 dan Rp 2.802.588.444 masing-masing untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2011 dan tahun yang berakhir pada 31 December 2010. Pada tahun 2009, tidak terdapat beban gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Komisaris dan Direksi Perusahaan. d. Anak Perusahaan Pada tanggal 17 Juni 2011 Perusahaan mengakuisisi PT Kaswall Dinamika Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp. 7.000.000.000,- dengan persentase kepemilikan saham 60 %. Anak Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang periklanan. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Interim Konsolidasian Laporan keuangan interim konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Ekshibit E/3 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Interim Konsolidasian (Lanjutan) Laporan keuangan interim konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” dan PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim” diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Sedangkan PSAK No. 3 (Revisi 2010) mengatur penyajian minimum laporan keuangan interim, serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) dan PSAK No. 3 (Revisi 2010) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan interim konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan interim konsolidasian untuk periode yang berakhir pada 30 September 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini. Laporan keuangan interim konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas interim konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, dengan pengecualian seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian yang relevan. Laporan arus kas interim konsolidasian yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan interim konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan anak perusahaan. Ekshibit E/4 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasian Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi anak perusahaan yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non pengendali (“KNP”); (ii) kehilangan pengendalian pada anak perusahaan; (iii) perubahan kepemilikan pada anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasi atas anak perusahaan yang memiliki pembatasan jangka panjang. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-anak perusahaan, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan berikut pengungkapan terkait dalam laporan keuangan interim konsolidasian. Sejak Tanggal 1 Januari 2011 Laporan keuangan interim konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitasanak perusahaan yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Entitas-anak perusahaan dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki pengendalian secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas-anak perusahaan, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Ekshibit E/5 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasian (Lanjutan) Rugi anak perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu anak perusahaan, maka Perusahaan: menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas anak perusahaan; menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan interim konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada entitas-anak perusahaan tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor entitas-anak perusahaan tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba entitas-anak perusahaan tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup. Akuisisi atas KNP dicatat dengan menggunakan metode ekstensi induk-anak perusahaan, perbedaan antara biaya perolehan investasi dan jumlah tercatat aset neto anak perusahaan yang diakuisisi atau dilepaskan diakui sebagai goodwill untuk “selisih positif” dan laporan laba rugi untuk “selisih negatif”. Ekshibit E/6 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasian (Lanjutan) Nama entitas anak Domisili Jenis usaha Persentase pemilikan (%) Mulai beroperasi secara 31 Des komersial 30 Sep 31 Des 2009 2011 2010 Jumlah aset (dalam jutaan Rupiah 30 Sep 2011 31 Des 2010 31 Des 2009 PT Sinergitama Komindo Jakarta Perdagangan dan jasa 2000 55,00 55,00 99,75 336.719 136.153 1.746 PT Intouch Innovate Indonesia Jakarta Perdagangan dan jasa 2008 70,00 70,00 20,00 1.486 1.239 1.133 PT Numedia Global (dahulu PT Starmedia Mobile) Jakarta Perdagangan dan Jasa 2007 70,00 70,00 - 4.045 3.604 PT.Kaswal Dinamika Indonesia Jakarta Perdagangan dan Jasa 2009 60,00 - 228.054 - - - - Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan menjual sebagian penyertaan sahamnya kepada PT Sinergitama Mandiri (Pihak ketiga), sejumlah 18.244 saham atau sebesar Rp 4.556.000.000. Dengan demikian perincian pemilikan saham Perusahaan pada PT Sinergitama Komindo menjadi sebesar 55% pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010. Perusahaan memiliki secara tidak langsung kepemilikan atas Sinergitama Komindo Pte. Ltd (SK Pte Ltd), suatu Perusahaan di Singapura yang berdiri pada tahun 2010, dengan kepemilikan penuh atas saham dengan jumlah modal disetor USD 1. Karena SK Pte Ltd tersebut masih dalam tahap pra operasional, maka Perusahaan melalui anak perusahaan, PT Sinergitama Komindo tidak melakukan konsolidasi. Sesuai PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, restrukturisasi entitas sepengendali dihitung dengan menggunakan metode “pooling-ofinterests”, dimana aset bersih dipindahkan sebesar nilai bukunya. Perbedaan antara biaya perolehan dengan nilai buku aset bersih, ekuitas, atau instrumen kepemilikan lainnya yang dialihkan diakui sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai komponen Ekuitas di laporan posisi keuangan interim konsolidasian. Seluruh penyertaan saham lainnya yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan dengan persentase pemilikan kurang dari 20% disajikan sebesar biaya perolehan. Ekshibit E/7 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Kombinasi Bisnis Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis” yang berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun/periode buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 22 (Revisi 2010) menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang komunikasi bisnis dan dampaknya. Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan: menghentikan amortisasi goodwill; mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No.48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 22 (Revisi 2010) tersebut memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan berikut pengungkapan terkait dalam laporan keuangan interim konsolidasian. Sejak Tanggal 1 Januari 2011 Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan NKP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam bebanbeban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokan derivativ melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Ekshibit E/8 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Kombinasi Bisnis (Lanjutan) Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasi sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No.55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto anak perusahaan yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Perusahaan dan anak perusahaan yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Sebagai perbandingan dengan persyaratan persyaratan tersebut di atas, kebijakan akuntansi atas kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut: kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) diukur berdasarkan proporsi atas nilai tercatat aset netto teridentifikasi; kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwil yang telah diakui sebelumnya; ketika Perusahaan dan anak perusahaan mengakuisisi sebuah bisnis, derivatif melekat yang dipisahkan dari kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi tidak diukur kembali pada saat akusisi, kecuali kombinasi bisnis menyebabkan perubahan syarat-syarat kontrak yang secara signifikan merubah arus kas yang semula disyaratkan dalam kontrak; dan Ekshibit E/9 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Kombinasi Bisnis (Lanjutan) imbalan kontijensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai liabilitas saat ini, yaitu kemungkinan besar atas arus ekonomis keluar, yang dapat secara memadai diestimasi. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontijensi diakui sebagai bagian dari goodwill. d. Aset dan Kewajiban Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 (Revisi 1998), “Akuntansi Investasi Efek tertentu”. 1. Aset dan Kewajiban Keuangan a. Aset Keuangan Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan diukur melalui laporan laba rugi konsolidasian, pinjaman yang diberikan dan piutang, dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan anak perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangannya pada saat pengakuan awal, sepanjang diperbolehkan, mengevaluasi penentuan klasifikasi aset keuangan setiap akhir tahun. b. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian dan kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Perusahaan dan anak perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. i. Aset dan Kewajiban Keuangan Diukur Melalui Laporan Laba Rugi Aset dan kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian terdiri dari aset dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan aset dan kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian. Aset dan kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset dan kewajiban derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset dan kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian dicatat di neraca konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Ekshibit E/10 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) 1. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) b. Kewajiban Keuangan (Lanjutan) ii. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Perusahaan dan anak perusahaan tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat. iii. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian atau tersedia untuk dijual. iv. Tersedia untuk Dijual Kategori tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya. c. Pengakuan Pada saat pengakuan awal, aset atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar, kecuali aset dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian, ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan. Pengukuran aset dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset dan kewajiban keuangan tersebut. 2. Pengukuran Nilai Wajar Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Perusahaan dan anak perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar. Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan dan anak perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi Ekshibit E/11 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) 3. Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan kewajiban keuangan adalah jumlah aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. 4. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut: Pada setiap tanggal neraca konsolidasian, Perusahaan dan anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Perusahaan dan anak perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan anak perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan dan anak perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jumlah kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini. Ekshibit E/12 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) 5. Penghentian Pengakuan Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Perusahaan dan anak perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan dan anak perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah. Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Dalam transaksi di mana Perusahaan dan anak perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan dan anak perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan dan anak perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dan anak perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer. 6. Saling Hapus Aset dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca konsolidasian jika, Perusahaan dan anak perusahaan ada hak hukum saat ini yang dilaksanakan untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan. e. Kas dan Bank Sebelum 1 Januari 2010, kas dan bank terdiri dari saldo kas dan bank. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, kas di bank disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung (Catatan 2d). f. Piutang Piutang usaha dan lain-lain merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, piutang dinyatakan dalam jumlah kotor dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan dan dinyatakan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode. Ekshibit E/13 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) f. Piutang (Lanjutan) Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, piutang usaha disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Lihat Catatan 2d untuk penentuan penurunan nilai. g. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan interim konsolidasian. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan dan anak perusahaan jika: a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama,dengan Perusahaan dan anak perusahaan; atau (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan anak perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan anak perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan anak perusahaan; b. suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan dan anak perusahaan; c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Perusahaan dan anak perusahaan sebagai ventura; d. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan anak perusahaan atau induk; e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk di mana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan dan anak perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan anak perusahaan. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihakpihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian yang relevan. Ekshibit E/14 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Persediaan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan” yang mengatur mengenai penentuan biaya persediaan pada saat pengakuan awal dan mengharuskan pengukuran selanjutnya berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Standar ini mengurangi alternatif pengukuran biaya persediaan, karena standar ini tidak memperkenankan penggunaan metode masuk terakhir, keluar pertama (LIFO) untuk mengukur biaya persediaan dan mengharuskan persediaan menggunakan metode yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. PSAK No. 14 (Revisi 2008) menggantikan PSAK No. 14 (1994), “Persediaan”, berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2009 dan diterapkan secara retrospektif. Penerapan PSAK No. 14 (Revisi 2008) tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan. Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan untuk persediaan usang, jika diperlukan, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir periode. i. Biaya Dibayar Di muka Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus. j. Aset Tetap Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Efektif 1 Januari 2008, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), ”Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), ”Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) ”Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan anak perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK No. 17 (Revisi 2007) revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan interim konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan. Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), dengan taksiran umur ekonomis, seperti berikut: Tahun Bangunan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Sarana dan prasarana 20 8 4 4 Ekshibit E/15 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) j. Aset Tetap (Lanjutan) Biaya perbaikan dan pemeliharaan rutin dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan, dan yang meningkatkan manfaat aset tetap sebagaimana dipersyaratkan dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai kapitalisasi ke akun aset tetap yang bersangkutan. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada periode yang bersangkutan. Berdasarkan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, nilai aset ditelaah kembali atas kemungkinan penurunan pada nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa dan/atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. K. Pengakuan Pendapatan dan Beban Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan interim konsolidasian. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan anak perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui: Penjualan Barang Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Perusahaan dan anak perusahaan diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktu nya dengan pengiriman dan penerimaannya. Pendapatan Bunga Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual). Ekshibit E/16 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan interim konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan berdasarkan kurs tengah yang dipublikasikan Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi pada bulan dan periode tersebut, laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode berjalan. Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, nilai tukar kurs yang digunakan masing-masing adalah Rp 8.823, Rp 8.991 dan Rp 9.400 per USD 1. m. Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai badan hukum yang berdiri sendiri. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak periode berjalan. Pajak tangguhan dicatat untuk semua perbedaan temporer yang timbul antara jumlah aset dan liabilitas berbasis pajak dengan nilai tercatatnya menurut laporan keuangan setiap tanggal pelaporan. Peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku digunakan sebagai dasar untuk mengukur aset dan liabilitas pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang berhubungan dengan saldo rugi fiskal yang belum digunakan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal yang belum digunakan. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. n. Provisi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontijensi, Aset Kontijensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitias diestimasi, liabilitas kontijensi dan aset kontijensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam Catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan interim konsolidasian. Provisi diakui jika Perusahaan dan anak perusahaan memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya besar penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat. Ekshibit E/17 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) n. Provisi (Lanjutan) Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan liabilitas kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan. Provisi untuk biaya pembongkaran aset diestimasi berdasarkan beberapa asumsi dan disajikan pada nilai wajar sesuai dengan tingkat diskonto yang berlaku. o. Imbalan Kerja Karyawan Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan. Perusahaan dan anak perusahaan membentuk penyisihan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan tetap sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja“ dengan menggunakan metode Projected-Unit-Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para karyawan tetap. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested. Jumlah yang diakui sebagai penyisihan imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan interim konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian akturial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui. p. Laba Bersih Per Saham Dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada masing-masing periode yang bersangkutan (Catatan 20). Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal 30 September 2011 dan 2010, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian. q. Informasi Segmen Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan interim konsolidasian. Ekshibit E/18 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) q. Informasi Segmen (Lanjutan) Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan anak perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan anak perusahaan, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. r. Sumber Estimasi Ketidakpastian Pertimbangan Penyusunan laporan keuangan interim konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan interim konsolidasian: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2d. Alokasi Harga Beli dan Penurunan Goodwill Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ektensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset tak berwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh perusahaan menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), ”Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diarmotisasi dan diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya. Nilai tercatat goodwill negatif perusahaan pada tanggal 30 September 2011 adalah sebesar Rp 77.126.340 dan nilai tercatat goodwill perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 26.263.371. Uji penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai. Ekshibit E/19 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) r. Sumber Estimasi Ketidakpastian (Lanjutan) Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak berbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Nilai tercatat dari piutang usaha dan piutang lain-lain Perusahaan dan anak perusahaan sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 30 September 2011 adalah sebesar Rp 316.161.236 (31 Desember 2010: Rp 219.150.157 dan Rp 97.011.079). Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 4. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan dan anak perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan interim konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Pensiun dan Imbalan Kerja Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Perusahaan dan anak perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Perusahaan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dan anak perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Nilai tercatat atas liabilitas diestimasi imbalan kerja Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 731.799.084 (31 Desember 2009: Rp 77.193.283). Penjelasan kebih rinci diungkapkan dalam Catatan 16. Ekshibit E/20 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) r. Sumber Estimasi Ketidakpastian (Lanjutan) Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Penyusutan aset tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih atas aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30 September 2011 adalah sebesar Rp5.785.811.604 (31 Desember 2010: Rp 3.372.678.042; 31 Desember 2009: Rp 1.295.318.378). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 9. Instrumen Keuangan Perusahaan dan anak perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan dan anak perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan dan anak perusahaan. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen diisyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan. Ekshibit E/21 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) r. Sumber Estimasi Ketidakpastian (Lanjutan) Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Penyisihan atas Penurunan Nilai Persediaan Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah diestimasi. Nilai tercatat persediaan Perusahaan sebelum penyisihan atas keuangan dan penurunan nilai pasar pada tanggal 30 September 2011 adalah sebesar Rp 178.825.127.036. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas diproyeksikan untuk sepuluh tahun ke depan dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkannya kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi. Ekshibit E/22 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KAS DAN SETARA KAS 30 September 2011 Kas Bank Dalam Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk PT Bank Mandiri ( Persero ) Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Permata Tbk Lain-lain (saldo dibawah Rp 1 miliar) Dalam Dolar AS PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Mutiara Tbk Lain-lain (saldo dibawah Rp 1 miliar) Deposito berjangka Dalam Rupiah PT Bank Central Asia Tbk Jumlah 31 Desember 2010 31 Desember 2009 70.356.485 54.053.703 5.021.530 27.296.578.710 4.215.843.739 2.440.882.969 1.937.972.482 1.443.717.986 2.811.190.645 6.987.703.526 47.039.406.593 381.601.838 2.993.107.908 - 5.303.409.482 205.437.644 3.670.064.048 273.836.644 1.110.323.316 - 49.598.934.349 55.519.035.273 916.511.750 50.585.802.584 2.993.107.908 - - 55.573.088.976 2.998.129.438 Pada tanggal 30 September 2011 saldo bank Perusahaan dan anak perusahaan pada PT Bank Mutiara Tbk dan PT Bank ICBC Indonesia, termasuk margin deposit sebesar 20% dari nilai letter of credit atau sejumlah masing-masing Rp 3.529.200.000 dan Rp 5.293.800.000 sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 saldo bank Perusahaan dan anak perusahaan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk termasuk margin deposit sebesar 20% dari nilai letter of credit atau sejumlah Rp 989.613.836 (Catatan 13). Tingkat suku bunga deposito berjangka berkisar 5,25% per tahun. 4. Piutang Usaha Pihak ketiga PT MPG Indonesia PT Adriwara Krida PT Mayora Indah Tbk PT Tirta Fresindo Jaya TVS Motor Company Toko Prima Phone Toko Saver Phone PT Bank BRISyariah Toko Star One Toko Selular Satu Mandiri 30 September 2011 31 Desember 2010 33.178.801.758 23.358.339.106 13.062.217.727 10.660.162.208 10.586.615.701 10.106.625.000 9.100.860.000 7.062.505.559 6.853.675.000 5.782.600.000 4.235.000.000 6.179.300.000 1.155.925.000 31 Desember 2009 - Ekshibit E/23 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. Piutang Usaha (Lanjutan) 30 September 2011 Pihak ketiga (Lanjutan) Toko T Cell PT Kakao Mas Gemilang PT Bumi Sumber Sentosa PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Toko Graha Cellular Toko MMS PT Dellifood Sentosa Corpindo Toko Sumber Sellular PT Bakrie Telecom Tbk PT Trigema Bangun Insani Toko Indomaju PT Piramedia Sejahtera Abadi PT Indonusa Telemedia Toko Casper Lenovo (Singapore) PTe Ltd Toko Vip Mobile PT Dharma Raya Hutamajaya Toko Smart Cell PT Bentoel Prima PT Research In Motion Indonesia PT Tjipta Widjaya Sejahtera PT Profesional Advertising Toko Internal Cellular PT Pariwaraniaga Nusantara Toko Lithium PT Arcom Multimedia Mandiri PT Telekomunikasi Selular Toko Tio Petrus Toko Telering CV Point Multimedia PT Reckitt Benckiser Indonesia PT Asia Media Network Toko Star Cell Toko Sms Shop PT Cipta Multi Usaha Perkasa PT Columbindo Perdana Lain – lain (saldo di bawah Rp 900 juta) 31 Desember 2010 31 Desember 2009 5.370.825.000 4.234.560.490 3.767.998.617 1.514.500.000 - - 3.556.239.607 3.361.655.000 3.249.825.000 3.157.671.929 2.883.485.000 2.902.197.123 2.643.026.760 2.519.625.000 2.227.035.000 2.129.667.100 2.066.655.000 2.012.294.068 1.966.400.000 1.940.356.100 1.757.890.000 1.614.397.239 1.527.250.000 1.416.550.000 1.380.026.428 1.250.075.000 1.233.576.952 1.221.770.000 1.204.037.120 1.198.826.876 1.175.335.000 1.114.975.000 1.090.775.500 1.031.785.380 1.027.106.673 903.625.000 - 6.342.040.000 3.898.125.000 2.677.340.000 2.105.138.000 1.392.250.000 7.952.500.000 1.795.100.000 1.380.375.005 - 92.631.315.995 35.949.654.838 1.347.455.364 Jumlah pihak ketiga Penyisihan piutang ragu - ragu 292.521.237.016 (316.161.236 ) 76.577.247.843 (219.150.157 ) 1.347.455.364 - Sub Jumlah Pihak yang berelasi (Catatan 5) PT Global Teleshop 292.205.075.780 76.358.097.686 1.347.455.364 Jumlah 356.238.925.420 64.033.849.640 76.358.097.686 1.347.455.364 * Pada periode yang berakhir pada 30 September 2011, PT Trikomsel Oke Tbk tidak lagi menjadi pihak yang berelasi Ekshibit E/24 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. Piutang Usaha (Lanjutan) Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, analisa umur piutang usaha di atas adalah sebagai berikut: 30 September 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 – 30 hari 31 – 60 hari 61 – 90 hari 91 – 120 hari Lebih dari 120 hari 95.653.671.175 21.899.870.868 1.335.905.364 133.217.958.085 23.520.871.978 24.771.256.270 68.239.349.572 10.835.818.340 44.576.302.295 3.462.263.050 748.711.813 326.467.005 5.344.482.655 11.550.000 - Jumlah 356.238.925.420 76.358.097.686 1.347.455.364 Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, piutang usaha digunakan sebagai agunan atas pinjaman bank tertentu (Catatan 13). Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut di atas cukup untuk menutup kerugian atas tidak tertagihnya piutang. 5. SALDO AKUN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK – PIHAK YANG BERELASI Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi. Piutang dan hutang atas transaksi usaha dengan pihak-pihak yang berelasi disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang Usaha” atau “Hutang Usaha” (masingmasing Catatan 4 dan 11), sedangkan saldo atas transaksi di luar usaha disajikan di bawah ini sesuai dengan klasifikasi/penyajian dalam akunnya masing-masing pada laporan posisi keuangan interim konsolidasian. Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: Pihak yang berelasi/ Related parties Sifat dari hubungan/ Nature of relationship PT Trikomsel Oke Tbk* Pemegang saham non-pengendali Perusahaan memiliki hubungan afiliasi dengan salah satu direktur PT Trikomsel Oke Tbk. PT Infracom Telesarana* Pemegang saham Telesarana. PT Global Teleshop* Pemegang saham non-pengendali Perusahaan memiliki hubungan afiliasi dengan salah satu direktur PT Global Teleshop. non-pengendali Perusahaan merupakan direktur PT Infracom Ekshibit E/25 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. SALDO AKUN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK – PIHAK YANG BERELASI (Lanjutan) Persentase terhadap jumlah aset/ liabilitas konsolidasian (%) Sep Des Des Jumlah Aset Lancar Piutang usaha PT Global Teleshop PT Trikomsel Oke Tbk* Jumlah Piutang lain-lain PT Trikomsel Oke Tbk* PT Intouch Innovate Indonesia Liabilitas Lancar Hutang usaha PT Trikomsel Oke Tbk* PT Infracom Telesarana* Hutang lain-lain Bpk. Hendra Kendro PT Infracom Telesarana* * 31 Desember 2010 31 Desember 2009 2011 64.033.849.640 - 7.491.977.142 496.011.084 8,37 - 2,32 2,24 7.491.977.142 496.011.084 8,37 2,32 2,24 64.033.849.640 2010 2009 - 153.151.663 - 616.359.865 - 0,05 - 2,78 - 153.151.663 616.359.865 - 0,05 2,78 - 122.442.289.075 - 2.185.156.368 260.040.000 - 70,86 - 48,83 5,81 - 122.442.289.075 2.445.196.368 - 70,86 54,64 - - 140.000.000 45.229.572 - - 3,13 1,01 - - 185.229.572 - - 4,14 Penjualan PT Global Teleshop PT Trikomsel Oke Tbk* 184.661.499.109 - 24,13 22.623.503.085 287.434.072.709 - 4,09 99,50 Jumlah 184.661.499.109 22.623.503.085 287.434.072.709 24,13 4,09 99,50 Pembelian PT Trikomsel Oke Tbk* * 30 September 2011 - 232.951.923.635 - 100.87 Pada periode yang berakhir pada 30 September 2011, PT Trikomsel Oke Tbk tidak lagi menjadi pihak yang berelasi Pada tahun 2010, PT Infracom Telesarana tidak lagi menjadi pihak berelasi - - Ekshibit E/26 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PIUTANG LAIN - LAIN 30 September 2011 Pihak ketiga Brightpoint Singapore Pte Ltd PT Dwimitra Multimedia Selaras PT Sinergitama Mandiri PT SL Trio Lain-lain (saldo di bawah Rp 1 miliar) 31 Desember 2010 31 Desember 2009 - - 86.426.020.161 Jumlah pihak ketiga Penyisihan piutang ragu - ragu 960.000.000 9.760.639.371 4.556.000.000 1.441.889.923 6.788.000.000 574.079.738 97.146.659.532 5.997.889.923 7.362.079.738 - Sub jumlah 97.146.659.532 ( 97.011.079) - 5.900.878.844 7.362.079.738 Pihak yang berelasi (Catatan 5) PT Intouch Innovate Indonesia PT Trikomsel Oke Tbk - 153.151.663 616.359.865 - Jumlah pihak yang berelasi - 153.151.663 616.359.865 6.054.030.507 7.978.439.603 Jumlah 97.146.659.532 Piutang dari PT Sinergitama Mandiri merupakan piutang yang timbul atas penjualan 45% saham beredar PT Sinergitama Komindo yang dimiliki oleh perusahaan. PT Sinergitama Mandiri telah melakukan pelunasan atas piutang penjualan saham sebesar Rp 4.556.000.000 pada tanggal 30 Juni 2011. 7. PERSEDIAAN Telepon Selular Kartu Perdana dan Voucher Isi Ulang Antena dan unit terminal Penyisihan atas penurunan nilai persediaan Bersih ( 30 September 2011 31 Desember 2010 173.534.856.056 5.290.270.980 - 125.570.079.802 6.422.926.764 - 6.880.972.814 173.400.000 178.825.127.036 131.993.006.566 7.054.372.814 909.732.994 ) ( 177.915.394.042 909.732.994 ) 131.083.273.572 Persediaan merupakan agunan atas pinjaman bank tertentu (Catatan 13) 31 Desember 2009 7.054.372.814 Ekshibit E/27 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. Persediaan (Lanjutan) Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan telah mencukupi untuk menutupi kerugian yang timbul dari persediaan yang tidak lancar, penyisihan yang dilakukan Perusahaan dan anak perusahaa adalah sebesar Rp 909.732.994 untuk periode 30 September 2011 dan 31 Desember 2010. Persediaan di atas diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran, kebanjiran dan risiko kerugian lainnya (all risks), dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 36 miliar pada tanggal 30 September 2011, dan Rp 20 miliar pada 31 Desember 2010, dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. 8. BIAYA DI BAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA 30 September 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 Biaya di bayar di muka 11.473.300.334 1.223.136.406 339.524.544 Uang muka PT Comtech Cellular GS Intl Development. Co. TSD ShenZen XMT Technology Co. Ltd Dynamax Development Co. Ltd Renovasi kantor Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1 miliar) 29.944.401.181 18.936.350.200 6.329.518.750 4.241.501.500 2.500.000.000 1.332.300.000 932.330.830 - Jumlah Uang Muka 29.944.401.181 34.272.001.280 - Jumlah 41.417.701.515 35.495.137.686 339.524.544 Biaya dibayar di muka di atas merupakan biaya sewa kantor yang dibayarkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Ekshibit E/28 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. ASET TETAP 30 September 2011 Penambahan Saldo awal dari akuisisi Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir Nilai tercatat Bangunan Kendaraan Pengembangan gedung sewa Peralatan dan perabotan kantor Sarana dan prasarana 2.478.468.382 379.503.300 Sub-jumlah 4.188.119.682 2.393.361.368 1.487.337.107 Aset dalam penyelesaian Sarana dan prasarana Jumlah Nilai Tercatat Akumulasi Penyusutan Bangunan Kendaraan Pengembangan gedung sewa Peralatan dan perabotan kantor Sarana dan prasarana 980.148.000 350.000.000 1.585.583.336 - 262.971.500 253.204.900 61.979.167 683.714.910 79.514.163 1.078.413.140 Nilai Buku 3.372.678.042 Nilai tercatat Bangunan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Sarana dan prasarana Sub-jumlah Saldo awal 1.059.164.900 350.000.000 36.755.550 182.913.545 55.857.062 30.864.429 203.852.736 - 628.389.371 161.750.162 372.178.545 1.040.673.057 119.059.000 - - 4.362.089.172 262.971.500 881.158.867 262.971.500 8.212.730.657 (262.971.500) - - 8.212.730.657 - 289.960.450 357.361.459 22.375.803 - 64.345.688 1.515.957.017 241.264.325 2.426.919.054 5.785.811.603 Penambahan dari akuisisi 9.500.000 Penambahan - Pengurangan ( 9.500.000 400.494.028 2.214.070.505 34.420.000 - 262.971.500 400.494.028 2.477.042.005 34.420.000 206.170.401 18.229.167 9.500.000 49.007.400 43.750.000 88.257.203 - 365.616.590 - 254.761.117 77.867.978 24.920.000 - 312.656.771 375.116.590 425.386.495 34.420.000 ( 1.295.318.378 980.148.000 1.943.783.336 45.551.282 64.345.688 1.607.975.149 1.607.975.149 Nilai Buku 112.468.747 119.059.000 24.920.000 - Jumlah Nilai Tercatat Jumlah akumulasi penyusutan - - 390.994.028 1.913.584.105 300.486.400 - - 119.059.000 643.167.750 1.240.453.040 238.684.067 - - 198.810.249 - Aset dalam penyelesaian Sarana dan prasarana Akumulasi Penyusutan Bangunan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Sarana dan prasarana 164.610.282 4.451.091.182 2.393.361.368 1.487.337.107 Jumlah akumulasi penyusutan 31 Desember 2010 8.200.000 ( 9.500.000 Reklasifikasi 79.016.900) 79.016.900 Saldo akhir 980.148.000 350.000.000 2.478.468.382 379.503.300 - 4.188.119.682 - 262.971.500 - 4.451.091.182 1.972.901) - 253.204.900 61.979.167 1.646.185 683.714.910 79.514.163 326.716) 1.078.413.140 3.372.678.042 Ekshibit E/29 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. ASET TETAP (Lanjutan) 31 Desember 2009 Saldo awal Nilai tercatat Bangunan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Penambahan dari akuisisi Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir 980.148.000 - - 79.016.900 350.000.000 - - 1.059.164.900 350.000.000 126.872.250 - 71.937.999 - - 198.810.249 1.107.020.250 - 500.954.899 - - 1.607.975.149 155.516.816 - - 50.653.585 18.229.167 - - 206.170.401 18.229.167 67.425.932 - 20.831.271 - - 88.257.203 Jumlah akumulasi penyusutan 222.942.748 - 89.714.023 - - 312.656.771 Nilai Buku 884.077.502 Jumlah Nilai Tercatat Akumulasi Penyusutan Bangunan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor 1.295.318.378 Jumlah beban penyusutan aset tetap untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2011, dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sejumlah Rp 1.040.673.057; Rp 800.503.085 dan Rp 89.714.023, yang dibebankan ke dalam operasi. Aset tetap Perusahaan diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kebanjiran dan risiko kerugian lainnya (all risks) pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 dan 2009. Berdasarkan evaluasi manajemen, aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan tidak terdapat penurunan nilai pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009. 10. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA 30 September 2011 Margin deposit Hak penggunaan nama (Catatan 28 C) Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Lain-lain (saldo di bawah Rp 1 miliar) Jumlah 31 Desember 2010 31 Desember 2009 6.257.867.000 3.333.333.333 4.270.833.333 - 800.000.000 1.728.859.734 1.163.011.126 208.140.235 12.120.060.067 5.433.844.459 208.140.235 Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito berjangka milik anak perusahaan yang dijadikan jaminan untuk garansi bank kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Ekshibit E/30 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. HUTANG USAHA Hutang usaha terutama merupakan hutang atas pembelian persediaan. Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 30 September 2011 31 Desember 2010 Pihak ketiga PT Trikomsel oke Tbk* PT Rajawali Citra Televisi PT Surya Citra Televisi PT TV Pendidikan Indonesia PT Asia Global Media PT CA Kompas PT Trans TV PT Trans 7 PT Global Mediacom PT Indosiar Visual Mandiri PT Metro TV PT Global TV PT TV One PT Radar PT Seputar Indonesia PT Focus Media PT Nova PT Airport Media Network PT Kompas Cyber Media New Chabridge Electronic (HK) Ltd GS Intl Development . Co Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1 miliar) 199.944.727.578 25.711.884.505 14.566.499.096 13.217.165.762 12.361.394.831 9.499.119.579 8.618.614.798 8.573.854.443 5.344.315.200 4.245.203.000 3.916.780.730 4.519.473.819 4.062.977.876 2.034.257.068 1.755.003.888 1.591.293.600 1.042.061.760 1.026.000.000 1.013.395.562 68.617.524.110 122.442.289.075 6.427.905.000 3.733.420.000 1.432.534.345 2.185.156.368 554.185.885 Sub Jumlah 391.661.547.205 134.036.148.420 2.739.342.253 Pihak yang berelasi (Catatan 5) PT Infracom Telesarana - - 31 Desember 2009 260.040.000 Sub Jumlah 391.661.547.205 134.036.148.420 260.040.000 Jumlah 391.661.547.205 134.036.148.420 2.999.382.253 *Pada periode yang berakhir pada 30 September 2011, PT Trikomsel Oke Tbk tidak lagi menjadi pihak yang berelasi Ekshibit E/31 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. HUTANG USAHA (Lanjutan) Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, analisa umur hutang usaha di atas adalah sebagai berikut: 30 September 2011 31 Desember 2010 Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 – 30 hari 31 – 60 hari 61 – 90 hari Lebih dari 90 hari 77.860.559.398 4.847.591.288 173.484.365.856 62.565.448.442 10.058.636.316 67.692.537.193 128.262.227.851 252.437.028 26.600.700 647.291.553 Jumlah 391.661.547.205 134.036.148.420 30 September 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 2.999.382.253 2.999.382.253 12. HUTANG LAIN-LAIN Pihak ketiga PT Mega Best Realty Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1 miliar) Sub jumlah 31 Desember 2009 2.500.000.000 9.562.395.169 2.500.000.000 1.018.570.186 48.169.987 12.062.395.169 3.518.570.186 48.169.987 Pihak yang berelasi Hendara Kendro PT Infracom Telesarana - - 140.000.000 45.229.572 Sub jumlah - - 185.229.572 Jumlah 12.062.395.169 3.518.570.186 233.399.559 Ekshibit E/32 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. HUTANG BANK 30 September 2011 Jangka pendek PT Bank Mutiara Tbk (USD 4.000.000) PT Bank Danamon Tbk (USD 536,300 pada tanggal 31 Desember 2010) PT Bank Central Asia Tbk PT Bank ICBC Indonesia (USD 1.600.000) Jumlah hutang bank – jangka pendek 34.292.000.000 31 Desember 2010 31 Desember 2009 - - 29.966.489.200 21.214.323.601 13.689.600.000 4.821.873.300 22.727.846.996 - - 99.162.412.801 27.549.720.296 - Jangka panjang PT Bank Mutiara Tbk (USD 6.000.000) Jumlah 50.785.266.691 149.947.679.492 27.549.720.296 - a. PT Bank Danamon Indonesia Tbk Berdasarkan akta Notaris Sulistyaningsih, S.H., No. 143 tanggal 24 Juni 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk berupa fasilitas letter of credit sub limit trust receipt dengan jumlah maksimum sebesar USD 5.000.000 atau dalam jumlah yang setara dengan Rp 46.500.000.000. Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 24 Juni 2011 dan diperpanjang sampai dengan tanggal 24 Juni 2012. Fasilitas ini dijamin dengan persediaan Perusahaan dan margin deposit sebesar 20% dari nilai letter of credit. (Catatan 3 dan 7). b. PT Bank Central Asia Tbk Pada tanggal 12 Maret 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk untuk fasilitas kredit modal kerja dengan nilai maksimum pinjaman sejumlah Rp 30 miliar dengan suku bunga tetap tahunan dan suku bunga efektif sebesar 11% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan Perusahaan (Catatan 4 dan 7). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 12 Maret 2011 dan diperpanjang sampai dengan 12 Maret 2012. Ekshibit E/33 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. HUTANG BANK (Lanjutan) c. PT Bank Mutiara Tbk Fasilitas Cash Loan Berdasarkan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No . 21 tanggal 23 Februari 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas dari PT Bank Mutiara Tbk berupa fasilitas kredit angsuran berjangka dengan limit sebesar USD 6,000,000 dengan suku bunga tetap sebesar 5,5% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 25 Februari 2014. Fasilitas ini dijamin dengan Persediaan Perusahaan (Catatan 7). Fasilitas Non cash Loan Berdasarkan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 22 tanggal 23 Februari 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas dari PT Bank Mutiara Tbk berupa fasilitas Non Cash Loan dalam bentuk Letter of Credit Line Switchable SKBDN (Sight/Usance) dengan limit USD 4,000,000. Pinjaman akan berakhir pada 23 Februari 2012. Fasilitas ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan Perusahaan dan anak perusahaan, serta 10% margin deposit (Catatan 4 dan 7). d. PT Bank ICBC Indonesia Berdasarkan akta Notaris Osrimarni Oesman, S.H., No. 37 tanggal 22 Februari 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas dari PT Bank ICBC Indonesia berupa fasilitas “Account Payable Financing including import L/C or SKBDN Facility (Sight or Usance) and Trust Receipt” dengan jumlah maksimum sebesar USD 3.000.000. Pinjaman ini akan berakhir pada 22 Februari 2012. Fasilitas ini dijamin dengan 20% margin deposit (Catatan 3). 14. PERPAJAKAN a. Pajak dibayar di muka Akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai dibayar sejumlah Rp 17.655.917.628, Rp 9.408.597.536 dan Rp 664.298.419 masing-masing pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009. Ekshibit E/34 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. PERPAJAKAN (Lanjutan) b. Hutang pajak 30 September 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 29 – 2010 Pasal 29 – 2009 Pasal 29 - 2008 Pajak Pertambahan Nilai 69.268.248 152.565.076 4.050.832.808 497.460.499 32.593.316 36.927.392 36.084.089 301.315.218 25.808.051 64.761.510 33.625.615 3.208.075.675 115.915.278 24.540.030 11.049.439 1.394.129 52.844.647 126.128.911 301.460.946 49.788.646 - Jumlah 4.839.647.339 3.785.585.436 567.206.748 c. Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk periode yang berakhir pada 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 30 Sep 2011 30 Sep 2010 Laba sebelum beban (manfaat) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi 31.785.836.554 8.419.256.219 Rugi (laba) anak perusahaan sebelum pajak penghasilan 29.391.492.355 2.466.899.249 Pembalikan atas jurnal eliminasi antar perusahaan pada saat konsolidasi Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan Perbedaan tetap : Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak final Pendapatan bunga Pendapatan sewa Bagian atas rugi perusahaan asosiasi Beban Pajak penghasilan Kesejahteraan karyawan Laba penyertaan saham Biaya representasi Lain-lain Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan (14.987.084.731) ( 1.600.325.661 ) 17.381.428.930 9.285.819.807 607.354.916 ) ( ( ( ) 62.500.000 ) ( ( 16.070.230.612 ) 67.547.271 291.924.045 39.581.150 1.040.395.868 408.567.994 ) 465.423.406 1.600.325.661 91.830.714 109.078.741 ) ( 10.925.752.853 Ekshibit E/35 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak kini (Lanjutan) Perhitungan beban pajak penghasilan tahun berjalan dan taksiran hutang (tagihan restitusi) pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 30 Sep 2011 30 Sep 2010 1.040.395.868 2.715.876.000 Beban pajak penghasilan – periode berjalan Perusahaan 260.098.750 2.731.438.000 Beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Interim konsolidasian periode berjalan 260.098.750 2.731.438.000 Perusahaan PPh 22 PPh 23 PPh 25 777.938.000 440.057.552 1.497.480.090 2.383.305.400 25.345.992 547.103.001 Jumlah Pajak Penghasilan dibayar dimuka 2.715.475.642 2.955.754.393 Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan - dibulatkan Dikurangi pajak penghasilan di bayar di muka Anak perusahaan Jumlah pajak penghasilan di bayar di muka - - 2.715.475.642 2.955.754.393 Taksiran tagihan pajak penghasilan – Pasal 29 Perusahaan Jumlah (2.455.376.892) ( 224.316.393 ) (2.455.376.892) ( 224.316.393) Menurut Undang-Undang Perpajakan di Indonesia, Perusahaan dan anak perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Kantor Pajak dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam jangka waktu lima (5) tahun (untuk tahun fiskal 2008), dalam jangka waktu sepuluh (10) tahun atau paling lambat tahun 2013 (untuk tahun fiskal sebelum 2008) sejak tanggal terutangnya pajak. Koreksi liabilitas pajak Perusahaan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan Perusahaan tersebut telah ditetapkan. Ekshibit E/36 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan interim konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2010 Dikreditkan ke laporan laba rugi interim konsolidasian 30 September 2011 Aset pajak tangguhan: Imbalan kerja karyawan Penyisihan persediaan Penyisihan piutang 182.949.771 227.433.249 79.040.309 - 182.949.771 227.433.249 79.040.309 Aset pajak tangguhan 489.423.329 - 489.423.329 31 Desember 2009 Dikreditkan ke laporan laba rugi konsolidasian 31 Desember 2010 Aset pajak tangguhan: Imbalan kerja karyawan Penyisihan persediaan Penyisihan piutang Rugi fiskal anak perusahaan 19.298.321 140.398.444 ( 163.651.450 227.433.249 79.040.309 140.398.444 ) 182.949.771 227.433.249 79.040.309 - Aset pajak tangguhan 159.696.765 329.726.564 489.423.329 Dikreditkan ke laporan laba rugi konsolidasian Penyesuaian Tariff pajak 31 Desember 2009 31 Desember 2008 Aset pajak tangguhan: Imbalan kerja karyawan Rugi fiskal anak perusahaan 2.907.891 34.831.735 ( 16.701.990 ( 109.298.681 ) ( 311.560) 3.731.972) 19.298.321 140.398.444 Aset pajak tangguhan 37.739.626 126.000.671 4.043.532 159.696.765 Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat dipulihkan kembali melalui penghasilan kena pajak di masa yang akan datang. Ekshibit E/37 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan (Lanjutan) Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 7 tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak progresif menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. 15. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN Kepentingan non pengendali atas aset bersih anak perusahaan sejumlah Rp 21.751.876.546 dan Rp 4.356.745.851 masing-masing pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 merupakan bagian pemegang saham minoritas atas aset bersih anak perusahaan, yang tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu. 16. IMBALAN KERJA KARYAWAN Perusahaan dan anak perusahaan mencatat liabilitas diestimasi bersih untuk imbalan kerja karyawan sejumlah Rp 731.799.084, Rp 731.799.084 dan Rp 77.193.283 masing-masing pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, yang disajikan sebagai akun “Liabilitas Tidak Lancar Liabilitas Diestimasi Imbalan Kerja Karyawan” di laporan posisi keuangan interim konsolidasian. Rincian saldo dari akun tersebut adalah sebagai berikut: 30 Sep 2011 31 Des 2010 31 Des 2009 Nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan Keuntungan aktuarial yang tidak diakui di laporan posisi keuangan, bersih 731.799.084 902.335.763 42.574.580 ( 170.536.679 ) 34.618.703 Saldo akhir tahun 731.799.084 731.799.084 77.193.283 - Analisa atas mutasi saldo liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja karyawan untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan untuk tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 30 Sep 2011 31 Des 2010 31 Des 2009 Saldo awal periode Penyisihan imbalan kerja selam periode berjalan 731.799.084 - 77.193.283 654.605.801 10.385.324 66.807.959 Saldo akhir tahun 731.799.084 731.799.084 77.193.283 Jumlah karyawan yang diperhitungkan dalam imbalan kerja karyawan masing–masing pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009 adalah 133, 133 orang dan 15 orang. Ekshibit E/38 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. IMBALAN KERJA KARYAWAN (Lanjutan) Beban imbalan kerja karyawan yang dibebankan untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah Rp 654.605.801 dan Rp 66.807.959, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Usaha” di dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian, dengan rincian sebagai berikut: 31 Des 2010 31 Des 2009 Biaya jasa masa kini Biaya bunga Amortisasi kerugian aktuaria Dampak pengurangan pegawai Jumlah 513.894.436 6.620.000 179.812.412 ( 45.721.047) 65.055.311 1.752.648 - 654.605.801 66.807.959 Pada 31 Desember 2010 dan 2009, Penyisihan imbalan kerja tersebut di atas merupakan estimasi manajemen berdasarkan perhitungan aktuaris PT Padma Radya Aktuaria, dengan menggunakan metode “Projected-Unit-Credit”. Pada tanggal 30 September 2011, tidak ada penambahan pencadangan yang dibuat oleh management, karena angka yang tidak material. Asumsi dasar yang digunakan pada perhitungan aktuaris tersebut pada periode 2011 dan tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut, antara lain: 30 Sep 2011 31 Des 2010 31 Des 2009 Tingkat mortalita Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji tahunan Umur pensiun (Tahun) : : : : TMI 2 8% 8% 55 TMI 2 8% 8% 55 TMI 2 10% 8% 55 17. MODAL SAHAM 30 September 2011 Pemegang saham PT Syailendra Capital Masyarakat Ian Rustandi Jumlah Persentase pemilikan Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Jumlah 7,735% 92,2646% 0,0004% 45.250.000 539.747.500 2.500 4.525.000.000 53.974.750.000 250.000 100% 585.000.000 58.500.000.000 Ekshibit E/39 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. MODAL SAHAM (Lanjutan) 31 Desember 2010 Pemegang saham PT Syailendra Capital Masyarakat (masing – masing dengan kepemilkan kurang dari 5%) Ian Rustandi Jumlah Persentase pemilikan PT Syailendra Capital PT Tigadari Fiesta Ian Rustandi Jumlah Jumlah 59,8286% 349.997.500 34.999.750.000 40,1710% 0,0004% 235.000.000 2.500 23.500.000.000 250.000 100% 585.000.000 58.500.000.000 31 Desember 2009 Pemegang saham Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Persentase pemilikan Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Jumlah 90,0000% 9,9975% 0,0025% 90.000.000 9.997.500 2.500 9.000.000.000 999.750.000 250.000 100% 100.000.000 10.000.000.000 Berdasarkan dengan Surat Pernyataan Efektif yang diterbitkan oleh Ketua BAPEPAM-LK No. S-5887/BL/20104 tanggal 29 Juni 2010, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 235.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp 375 per saham. Pada tanggal 7 Juli 2010, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H. No. 9 tanggal 28 Januari 2010, Perusahaan meningkatkan modal dasar dari Rp 40 miliar menjadi Rp 140 miliar dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 10 miliar menjadi Rp 35 miliar. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 25 miliar seluruhnya disetor penuh oleh PT Syailendra Capital. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-11479.AH.01.02. Tahun 2010 tanggal 4 Maret 2010. Ekshibit E/40 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. MODAL SAHAM (Lanjutan) Pada tanggal 16 Oktober 2009, berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 19 para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui peningkatan modal dasar Perusahaan dari semula sejumlah Rp 1,5 miliar menjadi sejumlah Rp 4 miliar, penjualan 4.000 saham milik Sugiono Wiyono Sugialam kepada PT Tigadari Fiesta sebanyak 3.959 saham dan kepada Ian Rustandi sebanyak 1 saham, dan dari Evy Soenarjo kepada PT Tigadari Fiesta sebanyak 40 saham. Pada tanggal 15 Desember 2009, berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 6, para pemegang saham Perusahaan menyetujui peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 4 miliar menjadi Rp 40 miliar dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan dari Rp 1 miliar menjadi Rp 10 miliar dimana peningkatan sejumlah Rp 9 miliar disetor seluruhnya secara tunai oleh PT Syailendra Capital. Para pemegang saham juga menyetujui perubahan nilai nominal per saham dari Rp 250.000 menjadi Rp 100. 18. AGIO SAHAM Akun ini merupakan selisih antara jumlah nilai nominal saham Perusahaan sehubungan dengan penawaran saham kepada masyarakat dan hasil bersih yang diterima dari penawaran saham kepada masyarakat tersebut. Saldo agio saham sejumlah Rp 61.046.441.861 pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, merupakan jumlah agio setelah dikurangi dengan biaya emisi sebesar Rp 3.578.558.139 dalam Penawaran Umum Saham Perdana Perusahaan. Ekshibit E/41 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. INFORMASI SEGMEN USAHA a. Informasi Segmen Primer Untuk kepentingan manajemen, kegiatan usaha Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasikan menjadi tiga (3) segmen usaha, yaitu kartu perdana dan voucher isi ulang, telepon selular dan jasa lainnya. Informasi mengenai segmen usaha adalah sebagai berikut: Kartu Perdana dan Voucher Isi Ulang Sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2011 Telepon Selular Jasa Lainnya Jumlah Penjualan ekstern 132.460.768.113 740.789.913.745 391.730.516.895 1.264.981.198.753 Beban segmen 130.127.458.824 689.101.356.769 366.473.534.485 1.185.702.350.078 2.333.309.289 51.688.556.976 Laba segmen 25.256.982.410 Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan Beban pendanaan bersih yang tidak dapat dialokasikan Beban operasi lain bersih yang tidak dapat dialokasikan ( 2.060.299.643 ) 260.098.750 ) 31.525.737.804 1.148.481.396 162.571.046.157 191.880.430.992 Jumlah aset 355.599.958.545 407.307.285.000 762.907.243.545 - 200.468.428.313 191.174.376.788 Jumlah liabilitas Depresiasi dan amortisasi 60.901.746.399 ) ( Laba bersih periode berjalan Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan ( 15.469.033.921 Beban pajak penghasilan, bersih Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan 79.278.848.675 391.642.805.101 186.128.355.679 577.771.160.780 - 1.808.154.886 494.565.228 2.302.720.114 Ekshibit E/42 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. INFORMASI SEGMEN USAHA a. Informasi Segmen Primer (Lanjutan) 31 September 2010 Kartu Perdana dan Voucher Isi Ulang / Starter Packs Telepon Selular / Jasa Lainnya/ and Vouchers Mobile Phones Other Services Jumlah/ Total Penjualan ekstern 202.641.781.454 103.257.383.181 5.676.260.688 311.575.425.323 Beban pokok penjualan 196.532.185.545 82.056.898.617 2.227.153.317 280.816.237.479 6.109.595.909 21.200.484.564 3.449.107.371 30.759.187.844 Laba segmen Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan Beban pendanaan bersih yang tidak dapat dialokasikan Beban operasi lain bersih yang tidak dapat dialokasikan - - - ( 25.797.521.421) - - - ( - - - Beban pajak penghasilan, bersih - - - Laba bersih periode berjalan - - - Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan 5.281.025.231 - Total aset - Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan - Total liabilitas - Depresiasi dan amortisasi 38.462.467.061 39.462.186.746 - 733.941.927 231.371.975) 3.688.961.772 ( 2.653.180.189) 5.766.076.031 440.431.765 44.183.924.057 161.352.361.245 - 205.536.285.302 1.119.286.413 40.581.473.159 31.358.352.894 - 27.627.247 71.939.826.053 761.569.174 Ekshibit E/43 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan) b. Informasi Segmen Geografis Informasi mengenai segmen usaha geografis Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: 30 September 2011 Kartu perdana dan voucher isi ulang Telepon selular Jasa lainnya Jumlah PENDAPATAN Jawa Bali Kalimantan Sumatera Sulawesi Jumlah 186.136.659 60.126.362.584 60.996.646.108 11.151.622.762 665.361.524.200 391.730.516.895 1.057.278.177.754 9.954.624.091 9.954.624.091 6.647.621.818 66.773.984.402 37.962.695.909 98.959.342.017 20.863.447.727 32.015.070.489 132.460.768.113 740.789.913.745 391.730.516.895 1.264.981.198.753 Kartu perdana dan voucher isi ulang Telepon selular Jasa lainnya Jawa Bali Kalimantan Sumatera Sulawesi 6.651.397.077 60.901.018.702 110.903.819.001 24.185.546.674 103.257.383.182 - 5.676.260.687 - Jumlah 202.641.781.454 103.257.383.182 5.676.260.687 311.575.425.323 Jumlah 31 September 2010 PENDAPATAN 115.585.040.946 60.901.018.702 110.903.819.001 24.185.546.674 20. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR Rincian dari perhitungan laba bersih per saham dasar adalah sebagai berikut: 2011 Laba (rugi) bersih perode berjalan Jumlah rata – rata tertimbang saham yang beredar Laba (rugi) bersih per saham dasar 2010 17.121.330.180 6.554.381.808 585.000.000 585.000.000 29 11 Ekshibit E/44 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. PENJUALAN 30 September 2011 Telepon selular Media Iklan Kartu perdana dan voucher isi ulang Lain - lain 740.326.799.866 384.062.287.041 132.460.768.113 8.131.343.733 Jumlah 1.264.981.198.753 30 September 2010 103.567.383.181 202.642.781.454 5.676.260.688 311.575.425.323 Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 penjualan dengan jumlah kumulatif melebihi 10 % dari penjualan bersih konsolidasi adalah PT. Global Teleshop sebesar Rp 184.661.499.109 atau 14,6% sedangkan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010, tidak terdapat penjualan yang melebihi 10% atas penjualan bersih konsolidasian. Penjualan kepada pihak yang berelasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2011 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, masing– masing sebesar Rp 184.661.499.109, Rp 22.623.503.085 dan Rp 287.434.072.709 atau sebesar 14,6%, 4,09% dan 99,50% dari jumlah penjualan bersih konsolidasian (Catatan 5). 22. BEBAN POKOK PENJUALAN Telepon selular Media Iklan Kartu perdana dan voucher isi ulang Lain - lain Jumlah 30 September 2011 30 September 2010 688.678.372.897 363.592.056.009 130.127.458.824 3.304.462.348 82.056.898.617 196.532.185.545 2.227.153.317 1.185.702.350.078 280.816.237.479 Rincian pemasok dengan jumlah kumulatif melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih konsolidasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Jumlah PT Indosat Tbk PT Trikomsel Tbk New Chabridge Electronics (HK) Limited Gs Int’l Development Co. Persentase Terhadap Jumlah Beban Pokok Penjualan Konsolidasian (%) 30 Sep 2011 30 Sep 2010 30 Sep 2011 30 Sep 2010 143.029.453.636 769.103.087.575 196.532.185.545 - 12.06 64.86 80.79 - - 57.162.568.067 - - 24.894.330.550 23.50 10.23 Ekshibit E/45 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. BEBAN USAHA 30 September 2011 30 September 2010 Umum dan administrasi Gaji karyawan Biaya tenaga kerja outsourcing Telepon, listrik dan air Transportasi Sewa Penyusutan dan amortisasi (Catatan 10) Lain-lain (masing-masing saldo di bawah Rp 1 miliar) 20.804.748.921 4.860.097.817 1.278.037.861 1.366.690.930 2.342.009.975 2.302.720.114 8.489.276.731 6.906.683.596 872.176.389 389.025.909 598.186.005 990.003.058 761.569.174 4.859.095.877 Sub jumlah 41.443.582.349 15.376.740.008 Penjualan dan pemasaran Promosi dan iklan Lain-lain (masing-masing saldo di bawah Rp 1 miliar) 19.396.408.403 61.755.647 6.774.862.444 3.645.918.969 19.458.164.050 10.420.781.413 60.901.746.399 25.797.521.421 Jumlah 24. PENDAPATAN OPERASI LAIN 30 September 2011 30 September 2010 Komisi penjualan dari Indosat Komisi penjualan dari telepon selular Lain-lain (masing-masing saldo di bawah Rp 1 miliar) 1.148.948.305 12.097.387.260 1.464.234.183 3.217.482.779 1.026.878.408 Jumlah 14.710.569.748 4.244.361.187 25. BEBAN OPERASI LAIN 30 September 2011 Under minimum guarantee Administrasi bank Amortisasi goodwill Lain-lain (masing-masing saldo di bawah Rp 1 miliar) Jumlah ( 30 September 2010 237.844.800 157.277.978 1.244.512.240 ) ( 90.925.289 185.098.540 57.267.764 16.162.074) 329.195.185 (758.464.173) 555.399.415 Ekshibit E/46 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 26. PENDAPATAN KEUANGAN 30 September 2011 30 September 2010 Pendapatan bunga bank Laba selisih kurs Pendapatan bunga atas pinjaman 1.383.318.207 4.188.866.929 273.360.000 352.364.347 40.301.193 Jumlah 5.845.545.136 392.665.540 27. BEBAN KEUANGAN 30 September 2011 30 September 2010 Beban bunga bank Lain - lain 7.506.149.930 399.694.849 300.113.855 323.923.660 Jumlah 7.905.844.779 624.037.515 28. PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI a. Berdasarkan perjanjian penunjukan dealer utama dengan PT Indosat Tbk (“Indosat”), Indosat menunjuk Perusahaan untuk menjadi dealer resmi untuk produk Indosat. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 15 Februari 2008 sampai dengan 31 Desember 2009, dan telah diperpanjang sejak tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010. b. Pada tanggal 15 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa ruangan kantor yang berlokasi di Jalan Kebon Sirih No. 63, Jakarta Pusat dengan PT Mega Best Realty untuk jangka waktu satu tahun dengan harga sewa sejumlah Rp 90.000 per M2 per bulan. c. Pada tanggal 1 April 2010, Perusahaan menandatangani perubahan perjanjian sewa menyewa (addendum) dari perjanjian sewa menyewa tanggal 15 Oktober 2009 dengan PT Mega Best Realty sehubungan dengan adanya tambahan biaya Hak Penamaan Gedung sebesar Rp 5.000.000.000 yang akan dibayar dengan 2 (dua) kali angsuran dan perubahan masa sewa dari tanggal 15 Oktober 2009 sampai dengan 14 Oktober 2014. d. PT Intouch Innovate Indonesia (“Intouch”) menandatangani perjanjian dengan PT XL Axiata Tbk (“XL”), dimana Intouch memanfaatkan jaringan yang dimiliki oleh XL untuk menyelenggarakan layanan SMS Broadcast yang ditujukan khusus untuk pengguna XL. e. Intouch menandatangani perjanjian dengan PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”), dimana Telkomsel dan Intouch sepakat untuk bekerjasama mengadakan layanan SMS Bulk melalui system aplikasi yang disediakan oleh pihak Telkomsel, dan layanan ini khusus diberikan kepada member yang merupakan pengguna layanan Telkomsel. Ekshibit E/47 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) f. Intouch menandatangani perjanjian dengan PT Bakrie Telecom Tbk (“Bakrietel”), dimana Intouch bertindak sebagai penyedia informasi berbentuk data yang akan digunakan oleh pihak Bakrietel dalam mengembangkan layanan Value Added Short Message Services (VASMS). Dalam perjanjian ini keduanya sepakat untuk melakukan revenue share, dimana skema pembagiannya adalah 70% untuk Bakrietel dan 30% untuk Intouch. g. Intouch menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Darta Media Indonesia (Kaskus) dalam pengembangan program Value Added Service (VAS) bagi anggota komunitas Kaskus. Jangka waktu perjanjian adalah selama satu tahun sejak 22 Maret 2010 sampai dengan 21 Maret 2011, dan dapat diperpanjang atas kesepakatan para pihak. h. Intouch menandatangani kerjasama dengan PT Bina Media Tenggara dalam bidang penyediaan portal bisnis TheJakartaPost.com pada jejaring social berbasis mobile milik Intouch. Perjanjian ini berlaku selama satu tahun. i. Intouch menandatangani kerjasama dengan PT Integra Solusindo Telematika dalam hal pembuatan dan pengembangan aplikasi. Nilai perjanjian ini sebesar Rp 1.394.464.419 yang dibayarkan secara bertahap. j. Pada 1 Januari 2010 PT Numedia Global (“Numedia”) menandatangani perjanjian kerja sama tentang Content Provider dengan PT Hutchison CP Telecommunications (“Hutchison”). Dimana Numedia menyediakan layanan content provider kepada Hutchison. Atas pemberian jasa ini, Numedia memperoleh imbalan dengan pola revenue sharing. Perjanjian ini akan berlaku sampai dengan 31 Desember 2012. k. Tanggal 1 Maret 2010, Numedia menandatangani perjanjian kerja sama tentang Layanan MIG33 dengan PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”). Dimana Numedia menyediakan layanan MIG33, yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan aplikasi-aplikasi layanan MIG33, sedangkan Telkomsel bertindak sebagai penyedia konektivitas jaringan kepada pelanggan Telkomsel. Perjanjian ini berlaku selama dua tahun dan secara otomatis diperpanjang untuk periode satu tahun setelahnya, kecuali disetujui lain oleh kedua pihak. l. Pada 28 Desember 2009, Numedia menandatangani perjanjian kerja sama tentang Kerjasama Interactive Cell Broadcast dengan PT Limas Centric Indonesia Tbk. Dimana Numedia menyediakan jasa penyediaan informasi melalui media selular dan internet. Pendapatan atas layanan ini akan dibagi oleh kedua pihak dengan pola revenue sharing. Perjanjian ini masih berlaku sampai saat ini. m. Numedia menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT XL Axiata Tbk dan Buongiorno CS LTD yang berlaku selama 1 tahun yaitu pada tanggal 1 September 2010 sampai dengan 1 September 2011 dalam hal memasarkan program “XL Super Contest”. n. Perusahaan menyewakan outlet yang berlokasi di E-Center Karawaci, Tangerang, kepada PT Trikomsel Oke Tbk, untuk jangka waktu sewa dari tanggal 1 Maret 2007 sampai dengan 1 Maret 2012. Pendapatan sewa ditangguhkan pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp 80.000.000. Pendapatan sewa yang diperoleh Perusahaan yang berkaitan dengan transaksi sewa tersebut untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal–tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing– masing sebesar Rp 62.500.000, Rp 104.166.167 dan Rp 120.000.000, disajikan sebagai bagian dari “Penghasilan operasi lainnya” dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian. Ekshibit E/48 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) o. Pada tanggal 8 September 2010, PT Sinergitama Komindo (“Sinergitama”) mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Trikomsel Oke Tbk (“Trio”), dalam rangka penawaran, pemasaran dan penjualan telpon selular, dimana PT Trikomsel Oke Tbk akan memasok barang pada depo/outlet Sinergitama untuk dijual ke konsumen. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu satu tahun terhitung sejak perjanjian ini ditandatangani. p. Pada tanggal 2 Januari 2008, Sinergitama mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan dan rak untuk menempatkan perangkat-perangkat terkait dengan penyediaan jasa internet dengan Trio. Perjanjian tersebut dapat diperpanjang untuk satu tahun kedepan secara otomatis. Sampai saat ini perjanjian ini masih berlaku. 29. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan anak perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko keuangan yang dihadapi Perusahaan dan anak perusahaan, menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai serta untuk mengawasi kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan. Kebijakan manajemen risiko keuangan yang dijalankan oleh Perusahaan dan anak perusahaan dalam menghadapi risiko tersebut adalah sebagai berikut: a. Risiko kredit Eksposur risiko kredit Perusahaan dan anak perusahaan terutama timbul dari pengelolan piutang usaha. Perusahaan dan anak perusahaan melakukan pengawasan kolektibilitas piutang sehingga dapat diterima penagihannya secara tepat waktu dan juga melakukan penelaahan atas masingmasing piutang pelanggan secara berkala untuk menilai potensi timbulnya kegagalan penagihan. b. Risiko tingkat suku bunga Eksposur risiko tingkat suku bunga Perusahaan terutama adalah berasal dari hutang bank yang diperoleh Perusahaan dimana nilai wajar arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat suku bunga pasar. Perusahaan mengelola risiko tersebut dengan senantiasa memonitor pergerakan tingkat suku bunga pasar yang berlaku dan mengelola ketersediaan arus kas yang digunakan untuk melunasi pinjaman dan untuk modal kerja. c. Risiko mata uang asing Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan terhadap risiko nilai tukar mata uang asing timbul terutama dari nilai wajar arus kas di masa depan yang berfluktuasi pada kas di bank dan hutang bank dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang disebabkan karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Dalam mengelola risiko, Perusahaan dan anak perusahaan meminimalisasi pinjaman dalam mata uang asing. Ekshibit E/49 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) d. Risiko likuiditas Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan terhadap risiko likuiditas timbul terutama dari penempatan dana dari kelebihan penerimaan kas setelah dikurangkan dari penggunaan kas untuk mendukung kegiatan usaha Perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan arus kas dan fasilitas bank dengan terus memonitor proyeksi arus kas dan ketersediaan dana. Perusahaan dan anak perusahaan juga menerapkan manajemen risiko likuiditas yang berhati-hati dengan mepertahankan saldo kas yang cukup yang berasal dari penagihan hasil penjualan dan menempatkan kelebihan dana kas dalam instrumen keuangan dengan tingkat risiko yang rendah namun memberikan imbal hasil yang memadai serta memperhatikan reputasi dan kredibilitas lembaga keuangan. 30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan belum berlaku efektif untuk laporan keuangan interim konsolidasi yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011: PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” PSAK revisi ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan. PSAK No. 24 (Revisi 2010), ”Imbalan Kerja” PSAK revisi ini mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. PSAK No. 46 (Revisi 2010), ”Akuntansi Pajak Penghasilan” PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan/(penyelesaian) jumlah tercatat aset/(liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan. PSAK No. 50 (Revisi 2010), ”Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK revisi ini menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. PSAK No.53 (Revisi 2010), ”Pembayaran Berbasis Saham” PSAK revisi ini mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham. Ekshibit E/50 PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (Lanjutan) PSAK No. 60, ”Instrumen Keuangan: Pengungakapan” PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut. ISAK No. 15, ”PSAK No.24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya” ISAK ini memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK NO. 24 (Revisi 2010), ”Imbalan Kerja”. ISAK No.20, ”Pajak penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham” ISAK ini membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi yang direvisi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan interim konsolidasian.