pt skybee

advertisement
PT SKYBEE Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT)
DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT)
DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
DAFTAR ISI
Ekshibit
Laporan Posisi Keuangan Interim Konsolidasian
A
Laporan Laba Rugi Komprehensif Interim Konsolidasian
B
Laporan Perubahan Ekuitas Interim Konsolidasian
C
Laporan Arus Kas Interim Konsolidasian
D
Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian
E
Ekshibit A
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT)
DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September
2011
31 Desember
2010*
1 Januari 2010
dan
31 Desember
2009*
ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank
2d,3
Piutang Usaha
Pihak ketiga – setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu
sejumlah Rp316.161.236 dan
Rp 219.150.157 pada tanggal 30
September 2011 dan
31 Desember 2010
2d,f,4
Pihak berelasi
2d,g,5,4
Piutang lain-lain
Pihak ketiga – setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu – ragu
sejumlah Rp 97.011.079 pada tanggal
31 Desember 2010
2d,f,6
Pihak berelasi
2d,g,5,6
Persediaan, setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai sejumlah
Rp 909.732.994 pada tanggal 30
September 2011 dan
31 Desember 2010
2h,7
Pajak dibayar di muka
14a
Biaya dibayar di muka dan uang muka 2i,8
Aset lancar lainnya
Jumlah Aset Lancar
50.585.802.584
55.573.088.976
2.998.129.438
292.205.075.780
64.033.849.640
76.358.097.686
-
1.347.455.364
-
97.146.659.532
5.900.878.844
153.151.663
7.362.079.738
616.359.865
177.915.394.042
18.623.552.355
41.417.701.515
2.583.913.098
131.083.273.572
9.408.597.536
35.495.137.686
151.513.300
7.054.372.814
664.298.419
339.524.544
-
744.511.948.546
314.123.739.263
20.382.220.182
489.423.329
489.423.329
159.696.765
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan, bersih
2m,14d
Penyertaan saham, setelah dikurangi
cadangan penurunan nilai penyertaan
saham sejumlah Rp 15.113.495 pada
31 Desember 2010 dan 2009
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sejumlah
Rp 2.426.919.054 pada tanggal 30
September 2011 dan Rp
1.078.413.140 pada tahun 2010 dan
Rp 312.656.771 pada tahun 2009
2j,9
Aset tidak lancar lainnya
10
5.785.811.603
12.120.060.067
3.372.678.042
5.433.844.459
1.295.318.378
208.140.235
Jumlah Aset Tidak Lancar
18.395.294.999
9.295.945.830
1.803.155.378
762.907.243.545
323.419.685.093
22.185.375.560
JUMLAH
ASET
-
-
140.000.000
* Disajikan kembali (Catatan 2)
Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit A/2
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN (LANJUTAN)
30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT)
DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2011 31 Desember 2010*
1 Januari 2010
dan
31 Desember
2009*
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang bank jangka pendek
Hutang usaha
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Hutang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Biaya masih harus dibayar
Hutang pajak
Liabilitas lancar lainnya
2d,13
2d,11
2d,f,5,11
2d,12
2d,5,12
2g,14b
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Hutang bank jangka panjang
2d,13
Liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja
karyawan
2p,16
Liabilitas tidak lancar lainnya
99.162.412.801
27.549.720.296
391.661.547.205
-
134.036.148.420
-
2.739.342.253
260.040.000
12.062.395.169
1.378.130.941
4.839.647.339
14.137.942.915
3.518.570.186
676.835.751
3.785.585.436
1.997.060.661
48.169.987
185.229.572
461.635.699
567.206.748
136.186.151
523.242.076.370
171.563.920.750
4.397.810.410
50.785.266.691
-
-
-
731.799.084
3.012.018.635
731.799.084
504.343.371
77.193.283
-
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
54.529.084.410
1.236.142.455
77.193.283
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham – nilai nominal per saham
Rp 100
Modal dasar –
1.400.000.000 saham pada tanggal
30 September 2011 dan 31 Desember
2010, (31 Desember 2009:
400.000.000 saham)
Modal ditempatkan dan disetor penuh –
585.000.000 saham
pada 30 September 2011
dan 31 Desember 2010
(31 Desember 2009: 100.000.000
saham)
17
Agio saham, bersih
2p,18
Saldo laba
58.500.000.000
61.046.441.861
43.837.764.358
58.500.000.000
61.046.441.861
26.716.434.176
10.000.000.000
7.710.371.867
163.384.206.219
146.262.876.037
17.710.371.867
21.751.876.546
4.356.745.851
Jumlah ekuitas,
Bersih
185.136.082.765
150.619.621.888
17.710.371.867
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
762.907.243.545
323.419.685.093
22.185.375.560
Sub Jumlah
Kepentingan non-pengendali
2b,15
-
* Disajikan kembali (Catatan 2)
Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit B
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2011
30 September 2010
PENJUALAN BERSIH
2g,l,5,21
1.264.981.198.753
311.575.425.323
BEBAN POKOK PENJUALAN
2l,22
1.185.702.350.078
79.278.848.675
280.816.237.479
30.759.187.844
LABA BRUTO
Beban umum dan administrasi
Beban penjualan dan pemasaran
Pendapatan operasi lain
Beban operasi lain
2l, 23
2l, 23
2l,24
2l,25
(
(
LABA USAHA
Pendapatan keuangan
Beban keuangan
41.443.582.349) (
19.458.164.050) (
14.710.569.748
758.464.173 (
33.846.136.197
26
27
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
(
5.845.545.136
7.905.844.779) (
15.376.740.008)
10.420.781.413)
4.244.361.187
555.399.415)
8.650.628.195
392.665.540
624.037.515)
31.785.836.554
8.419.256.220
260.098.750
2.653.180.189
LABA (RUGI) BERSIH PERIODE BERJALAN
31.525.737.804
5.766.076.031
JUMLAH PENDAPATAN (KERUGIAN)
KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN
31.525.737.804
5.766.076.031
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
17.121.330.180
14.404.407.624 (
6.554.381.808
788.305.777)
Jumlah
31.525.737.804
5.776.076.031
29
16
PAJAK PENGHASILAN
Periode berjalan
14c
Laba bersih/jumlah pendapatan
komprehensif yang dapat diatribusikan
kepada:
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR
2n,20
Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit C
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA
30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Catatan
Saldo 1 Januari 2010/31 Desember 2009
17,18
Tambahan modal disetor
Modal saham
ditempatkan
dan disetor
penuh
Agio saham,
bersih
10.000.000.000
-
48.500.000.000
61.089.231.542
Kepentingan non-pengendali
-
-
Laba bersih periode berjalan
-
-
Saldo 30 September 2010
Saldo 1 Januari 2011/31 Desember 2010
17,18
Saldo laba
belum
ditentukan
penggunaannya
7.710.371.867
Kepentingan
Non-pengendali
Jumlah
ekuitas, bersih
-
17.710.371.867
-
-
109.589.231.542
-
-
-
6.554.381.808
-
6.554.381.808
-
133.853.985.217
58.500.000.000
61.089.231.542
14.264.753.675
58.500.000.000
61.046.441.861
26.716.434.178
4.356.745.851
150.619.621.890
Kepentingan non-pengendali dari akuisisi
-
-
-
2.990.723.071
2.990.723.071
Kepentingan non-pengendali
-
-
-
14.404.407.624
14.404.407.624
Laba bersih tahun berjalan
-
-
Saldo 30 September 2011
58.500.000.000
61.046.441.861
17.121.330.180
43.837.764.358
Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan
21.751.876.546
17.121.330.180
185.136.082.765
Ekshibit D
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA
30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 September 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
Penerimaan (Pembayaran) kas untuk operasi
lainnya
Pembayaran pajak
Arus kas bersih digunakan untuk
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan aset tetap
Investasi pada anak perusahaan
Penerimaan penjualan saham
Perolehan aset tetap
Arus kas bersih digunakan untuk
aktivitas investasi
30 September 2010
(
985.100.371.019
984.803.472.833) (
256.941.580.171
287.270.381.411)
(
(
113.055.512.633) (
8.420.991.666) (
51.445.229.733)
3.161.749.502)
(
121.179.606.113) (
84.935.780.475)
(
119.059.000
7.000.000.000)
4.556.000.000
3.880.698.475) (
1.311.952.369)
(
6.205.639.475) (
1.311.952.369)
(
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman bank, bersih
Peningkatan modal saham
122.397.959.196
-
22.432.101.993
109.589.231.542
Arus kas bersih diperoleh dari dari aktivitas
pendanaan
122.397.959.196
132.021.333.535
KENAIKAN / PENURUNAN BERSIH DALAM KAS
DAN BANK
(
4.987.286.392) (
45.773.600.691)
KAS DAN BANK PADA AWAL PERIODE
55.573.088.976
2.998.129.438
KAS DAN BANK PADA AKHIR PERIODE
50.585.802.584
48.771.730.129
Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit E
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan
PT Skybee Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Kreatip
Komunikacitra pada tanggal 10 Juni 1995 berdasarkan Akta Notaris Liliana I. Tanuwidjaja,
S.H., No. 12. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-5662.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996, dan
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 2 Agustus 1996,
Tambahan No. 6819. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
termasuk perubahan nama Perusahaan menjadi PT Skybee berdasarkan akta Notaris Fathiah
Helmi, S.H., No. 19 tanggal 16 Oktober 2009 yang telah disetujui Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-53111. AH.01.02.Tahun
2009 tanggal 3 November 2009. Perubahan terakhir dengan akta Notaris Leolin Jayayanti,
S.H., No. 3 tanggal 12 Maret 2010 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-14338. AH.01.02.Tahun
2010 tanggal 19 Maret 2010 dan telah diterima dan dicatat dalam Database Sistem Administrasi
Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan
Penerimaan dan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-07153 tanggal
24 Maret 2010, dimana para pemegang saham Perusahaan antara lain menyetujui perubahan
status Perusahaan dari semula Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan perubahan
nama Perusahaan menjadi PT Skybee Tbk.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
terutama bergerak dalam bidang perdagangan telpon selular dan produk penunjang operator
selular. Perusahaan terletak di Jl. Kebon Sirih No. 63, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1996.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Berdasarkan dengan Surat Pernyataan Efektif yang diterbitkan oleh Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. S-5887/BL/20104 tanggal 29 Juni
2010, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak
235.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui Bursa Efek Indonesia
dengan harga penawaran sebesar Rp 375 per saham. Pada tanggal 7 Juli 2010, seluruh saham
Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan
Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
30 September 2011
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
: Felix Ali Chendra
: Handoko Setiono
: Jany Chau
31 Desember 2010
Felix Ali Chendra
Handoko Setiono
Karaniya
Dharmasaputra
31 Desember 2 0 0 9
Felix Ali Chendra
Handoko Setiono
-
Ekshibit E/2
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan ( Lanjutan )
Dewan Direktur
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur tidak terafliasi
:
:
:
:
:
30 September 2011
31 Desember 2010
Hendra Kendro
Adrian Kusnadi
Octaviane N.A. Mussu
Andi Zain
Meiliana Widjaja
Hendra Kendro
Ian Rustandi
Stephanus Felix Kristani
Sung Khiun Normina
31 Desember 2 0 0 9
Hendra Kendro
Ian Rustandi
Stephanus Felix Kristani
-
Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010
adalah sebagai berikut:
Ketua
Anggota
Anggota
: Handoko Setiono
: Silvyanna Nagasastra
: Hermanto Margono
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 066/SB/ DIR/VII/11 tentang pengangkatan sekretaris
Perusahaan tanggal 6 Juli 2011, Perusahaan menetapkan Saudari Meiliana Widjaja sebagai
sekretaris Perusahaan terhitung sejak tanggal tersebut.
Gaji dan kesejahteraan lainnya yang dibayarkan kepada Komisaris dan Direksi Perusahaan
adalah sebesar Rp 3.070.673.161 dan Rp 2.802.588.444 masing-masing untuk sembilan bulan
yang berakhir pada 30 September 2011 dan tahun yang berakhir pada 31 December 2010.
Pada tahun 2009, tidak terdapat beban gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Komisaris
dan Direksi Perusahaan.
d. Anak Perusahaan
Pada tanggal 17 Juni 2011 Perusahaan mengakuisisi PT Kaswall Dinamika Indonesia dengan
nilai investasi sebesar Rp. 7.000.000.000,- dengan persentase kepemilikan saham 60 %. Anak
Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang periklanan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Interim Konsolidasian
Laporan keuangan interim konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan
serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh
BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa
standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal
1 Januari 2011.
Ekshibit E/3
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Interim Konsolidasian (Lanjutan)
Laporan keuangan interim konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” dan PSAK No. 3 (Revisi
2010), “Laporan Keuangan Interim” diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan
pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi,
saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan
pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan,
pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar
akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
Sedangkan PSAK No. 3 (Revisi 2010) mengatur penyajian minimum laporan keuangan interim,
serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk
periode interim.
Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) dan PSAK No. 3 (Revisi 2010) tersebut memberikan
pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan
interim konsolidasian.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan
interim konsolidasian untuk periode yang berakhir pada 30 September 2011 dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang
telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada
Catatan ini.
Laporan keuangan interim konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan
arus kas interim konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, dengan
pengecualian seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan interim
konsolidasian yang relevan.
Laporan arus kas interim konsolidasian yang disajikan dengan menggunakan metode
langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke
dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan interim konsolidasian adalah
Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan anak perusahaan.
Ekshibit E/4
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
b. Prinsip Konsolidasian
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara
retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan
Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi anak
perusahaan yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non pengendali (“KNP”); (ii)
kehilangan pengendalian pada anak perusahaan; (iii) perubahan kepemilikan pada anak
perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam
menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasi atas anak perusahaan yang
memiliki pembatasan jangka panjang.
PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk,
dan akuntansi untuk investasi pada entitas-anak perusahaan, pengendalian bersama entitas,
dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi
tambahan.
Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut memberikan
pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan berikut pengungkapan terkait dalam
laporan keuangan interim konsolidasian.
Sejak Tanggal 1 Januari 2011
Laporan keuangan interim konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitasanak perusahaan yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan
kepemilikan saham lebih dari 50%.
Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi
yang belum direalisasi) telah dieliminasi.
Entitas-anak perusahaan dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal
Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan
pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki pengendalian secara
langsung atau tidak langsung melalui Entitas-anak perusahaan, lebih dari setengah kekuasaan
suara entitas.
Ekshibit E/5
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
b. Prinsip Konsolidasian (Lanjutan)
Rugi anak perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika
hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu anak perusahaan, maka Perusahaan:







menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas anak perusahaan;
menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi; dan
mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan
komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke
saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-anak perusahaan
yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang
masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian dan
dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan interim konsolidasian, terpisah dari bagian yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Sebelum Tanggal 1 Januari 2011
Kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada entitas-anak perusahaan tertentu yang tidak
dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor entitas-anak
perusahaan tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali
terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba entitas-anak
perusahaan tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada
pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada
pemegang saham pengendali dapat ditutup.
Akuisisi atas KNP dicatat dengan menggunakan metode ekstensi induk-anak perusahaan,
perbedaan antara biaya perolehan investasi dan jumlah tercatat aset neto anak perusahaan
yang diakuisisi atau dilepaskan diakui sebagai goodwill untuk “selisih positif” dan laporan
laba rugi untuk “selisih negatif”.
Ekshibit E/6
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
b. Prinsip Konsolidasian (Lanjutan)
Nama entitas
anak
Domisili
Jenis usaha
Persentase
pemilikan (%)
Mulai
beroperasi
secara
31 Des
komersial 30 Sep 31 Des 2009
2011 2010
Jumlah aset
(dalam jutaan Rupiah
30 Sep
2011
31 Des
2010
31 Des
2009
PT Sinergitama
Komindo
Jakarta
Perdagangan dan
jasa
2000
55,00 55,00
99,75
336.719
136.153
1.746
PT Intouch Innovate
Indonesia
Jakarta
Perdagangan dan
jasa
2008
70,00 70,00
20,00
1.486
1.239
1.133
PT Numedia Global
(dahulu PT
Starmedia Mobile)
Jakarta
Perdagangan dan
Jasa
2007
70,00 70,00
-
4.045
3.604
PT.Kaswal Dinamika
Indonesia
Jakarta
Perdagangan dan
Jasa
2009
60,00
-
228.054
-
-
-
-
Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan menjual sebagian penyertaan sahamnya kepada
PT Sinergitama Mandiri (Pihak ketiga), sejumlah 18.244 saham atau sebesar
Rp 4.556.000.000. Dengan demikian perincian pemilikan saham Perusahaan pada
PT Sinergitama Komindo menjadi sebesar 55% pada tanggal 30 September 2011 dan
31 Desember 2010.
Perusahaan memiliki secara tidak langsung kepemilikan atas Sinergitama Komindo Pte. Ltd
(SK Pte Ltd), suatu Perusahaan di Singapura yang berdiri pada tahun 2010, dengan
kepemilikan penuh atas saham dengan jumlah modal disetor USD 1. Karena SK Pte Ltd
tersebut masih dalam tahap pra operasional, maka Perusahaan melalui anak perusahaan,
PT Sinergitama Komindo tidak melakukan konsolidasi.
Sesuai PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”,
restrukturisasi entitas sepengendali dihitung dengan menggunakan metode “pooling-ofinterests”, dimana aset bersih dipindahkan sebesar nilai bukunya. Perbedaan antara biaya
perolehan dengan nilai buku aset bersih, ekuitas, atau instrumen kepemilikan lainnya yang
dialihkan diakui sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang
disajikan sebagai komponen Ekuitas di laporan posisi keuangan interim konsolidasian.
Seluruh penyertaan saham lainnya yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan
dengan persentase pemilikan kurang dari 20% disajikan sebesar biaya perolehan.
Ekshibit E/7
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
c. Kombinasi Bisnis
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi
2010), “Kombinasi Bisnis” yang berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah
awal tahun/periode buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
PSAK No. 22 (Revisi 2010) menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi
kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang
disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang komunikasi bisnis dan
dampaknya.
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari
2011, Perusahaan:
 menghentikan amortisasi goodwill;

mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan

melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No.48 (Revisi 2009),
“Penurunan Nilai Aset”.
Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 22 (Revisi 2010) tersebut memberikan
pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan berikut pengungkapan terkait dalam
laporan keuangan interim konsolidasian.
Sejak Tanggal 1 Januari 2011
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah
akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada
tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi
bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar
ataupun pada proporsi kepemilikan NKP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang
diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam bebanbeban administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan mengklasifikasikan dan menentukan
aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada
persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal
akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokan derivativ melekat dalam kontrak utama oleh pihak
yang diakuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur
kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai
wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan
laba rugi komprehensif.
Ekshibit E/8
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
c. Kombinasi Bisnis (Lanjutan)
Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal
akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yang
diklasifikasi sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi atau
pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No.55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan
sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya
diperhitungkan dalam ekuitas.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih
lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari
aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut
kurang dari nilai wajar aset neto anak perusahaan yang diakuisisi, selisih tersebut diakui
dalam laporan laba rugi.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian
penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu
kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas
(“UPK”) dari Perusahaan dan anak perusahaan yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi
kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi
ditetapkan atas UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut
dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut
termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau
kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif
operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
Sebelum Tanggal 1 Januari 2011
Sebagai perbandingan dengan persyaratan persyaratan tersebut di atas, kebijakan akuntansi
atas kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut:

kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi
yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga
perolehan akuisisi. KNP (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) diukur berdasarkan
proporsi atas nilai tercatat aset netto teridentifikasi;

kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang
terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwil yang telah diakui
sebelumnya;

ketika Perusahaan dan anak perusahaan mengakuisisi sebuah bisnis, derivatif melekat
yang dipisahkan dari kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi tidak diukur kembali pada
saat akusisi, kecuali kombinasi bisnis menyebabkan perubahan syarat-syarat kontrak
yang secara signifikan merubah arus kas yang semula disyaratkan dalam kontrak; dan
Ekshibit E/9
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
c. Kombinasi Bisnis (Lanjutan)

imbalan kontijensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan
mempunyai liabilitas saat ini, yaitu kemungkinan besar atas arus ekonomis keluar, yang
dapat secara memadai diestimasi. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan
kontijensi diakui sebagai bagian dari goodwill.
d. Aset dan Kewajiban Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 55
(Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi
2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang menggantikan PSAK No. 55
(Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50
(Revisi 1998), “Akuntansi Investasi Efek tertentu”.
1. Aset dan Kewajiban Keuangan
a. Aset Keuangan
Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset
keuangan diukur melalui laporan laba rugi konsolidasian, pinjaman yang diberikan dan
piutang, dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan anak
perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangannya pada saat pengakuan awal,
sepanjang diperbolehkan, mengevaluasi penentuan klasifikasi aset keuangan setiap
akhir tahun.
b. Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan
sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
konsolidasian dan kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Perusahaan dan anak perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat
pengakuan awal.
i. Aset dan Kewajiban Keuangan Diukur Melalui Laporan Laba Rugi
Aset dan kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
konsolidasian terdiri dari aset dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan ke
dalam kelompok untuk diperdagangkan dan aset dan kewajiban keuangan pada saat
pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian.
Aset dan kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan
jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset dan
kewajiban derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan
kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset dan kewajiban
keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian dicatat di neraca
konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam
laporan laba rugi konsolidasian.
Ekshibit E/10
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
1. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
b. Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
ii. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar
aktif dan Perusahaan dan anak perusahaan tidak berniat untuk menjualnya segera
atau dalam waktu dekat.
iii. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana
Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi konsolidasian atau tersedia untuk dijual.
iv. Tersedia untuk Dijual
Kategori tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset
keuangan lainnya.
c. Pengakuan
Pada saat pengakuan awal, aset atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar, kecuali aset
dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian,
ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas
perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan. Pengukuran aset dan kewajiban
keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset dan kewajiban keuangan
tersebut.
2. Pengukuran Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length
transaction) pada tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Perusahaan dan anak perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan
menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika
harga kuotasi sewaktu waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang
aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan dan anak perusahaan menentukan nilai
wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang
dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi
Ekshibit E/11
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas
yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
3. Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan kewajiban keuangan adalah jumlah aset atau kewajiban
keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau
dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang
dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian
penurunan nilai.
4. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yang diukur
pada biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut:
Pada setiap tanggal neraca konsolidasian, Perusahaan dan anak perusahaan mengevaluasi apakah
terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami
penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian
penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai
tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset
tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada
estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat
diestimasi secara andal.
Perusahaan dan anak perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif
penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan
secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Jika Perusahaan dan anak perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut
signifikan atau tidak, maka Perusahaan dan anak perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam
kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan
nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan
untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian
penurunan nilai secara kolektif.
Jumlah kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara
individual diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari
estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari
aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian
penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara
kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan
kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang
serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami
kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi
saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk
menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada
saat ini.
Ekshibit E/12
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
5. Penghentian Pengakuan
Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual
atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Perusahaan dan anak
perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam
transaksi di mana Perusahaan dan anak perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas
aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan dan anak
perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.
Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban
yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
Dalam transaksi di mana Perusahaan dan anak perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak
mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan dan anak
perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan dan anak perusahaan tidak lagi
memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki
dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer di mana
pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan dan anak perusahaan tetap mengakui aset yang
ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan
Perusahaan dan anak perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset
yang ditransfer.
6. Saling Hapus
Aset dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca
konsolidasian jika, Perusahaan dan anak perusahaan ada hak hukum saat ini yang dilaksanakan
untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara bersih, atau
untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.
e. Kas dan Bank
Sebelum 1 Januari 2010, kas dan bank terdiri dari saldo kas dan bank.
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, kas di bank disajikan sebesar nilai wajar ditambah
dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung (Catatan 2d).
f. Piutang
Piutang usaha dan lain-lain merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang
diberikan dan piutang dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2d untuk
kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, piutang
dinyatakan dalam jumlah kotor dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.
Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan dan dinyatakan berdasarkan hasil penelaahan berkala
terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode.
Ekshibit E/13
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
f. Piutang (Lanjutan)
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, piutang usaha disajikan sebesar nilai wajar ditambah
dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Lihat Catatan 2d untuk
penentuan penurunan nilai.
g. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi
2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan
hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan
konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan
keuangan secara individual. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh terhadap
pengungkapan terkait dalam laporan keuangan interim konsolidasian.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan dan anak perusahaan jika:
a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i)
mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama,dengan
Perusahaan dan anak perusahaan; atau (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan anak
perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan anak perusahaan; atau
(iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan anak perusahaan;
b. suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan dan anak perusahaan;
c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Perusahaan dan anak perusahaan sebagai
ventura;
d. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan anak
perusahaan atau induk;
e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a)
atau (d);
f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi
signifikan oleh atau untuk di mana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung
maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau
g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari
Perusahaan dan anak perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan anak
perusahaan.
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana
persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihakpihak yang tidak berelasi.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam
Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian yang relevan.
Ekshibit E/14
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
h. Persediaan
PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan” yang mengatur mengenai penentuan biaya
persediaan pada saat pengakuan awal dan mengharuskan pengukuran selanjutnya berdasarkan
nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Standar ini
mengurangi alternatif pengukuran biaya persediaan, karena standar ini tidak
memperkenankan penggunaan metode masuk terakhir, keluar pertama (LIFO) untuk mengukur
biaya persediaan dan mengharuskan persediaan menggunakan metode yang sama terhadap
semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. PSAK No. 14 (Revisi 2008)
menggantikan PSAK No. 14 (1994), “Persediaan”, berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2009
dan diterapkan secara retrospektif. Penerapan PSAK No. 14 (Revisi 2008) tidak menimbulkan
dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak
perusahaan.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi
bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang.
Penyisihan untuk persediaan usang, jika diperlukan, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan
terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir periode.
i. Biaya Dibayar Di muka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang
bersangkutan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.
j. Aset Tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah
dikurangi akumulasi penyusutan. Efektif 1 Januari 2008, Perusahaan dan anak perusahaan
menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), ”Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994),
”Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) ”Akuntansi Penyusutan”.
Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih model biaya (cost model)
atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset
tetap. Perusahaan dan anak perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya
sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK No. 17 (Revisi 2007)
revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan interim
konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan.
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), dengan
taksiran umur ekonomis, seperti berikut:
Tahun
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
Sarana dan prasarana
20
8
4
4
Ekshibit E/15
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
j. Aset Tetap (Lanjutan)
Biaya perbaikan dan pemeliharaan rutin dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
interim konsolidasian pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah
signifikan, dan yang meningkatkan manfaat aset tetap sebagaimana dipersyaratkan dalam
PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai kapitalisasi ke akun aset tetap yang bersangkutan. Aset
tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi
penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi
yang terjadi disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada periode yang
bersangkutan.
Berdasarkan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, nilai aset ditelaah kembali atas
kemungkinan penurunan pada nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa dan/atau
perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.
K. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 23
(Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria
pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan
akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta
memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap
laporan keuangan interim konsolidasian.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan
dan anak perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai
wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai
(“PPN”). Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui:
Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Perusahaan dan
anak perusahaan diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada
pembeli, bersamaan waktu nya dengan pengiriman dan penerimaannya.
Pendapatan Bunga
Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan
atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif, yaitu suku bunga
yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang
selama perkiraan umur dari instrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode
yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual).
Ekshibit E/16
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah.
Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang
berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan interim
konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan berdasarkan
kurs tengah yang dipublikasikan Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi pada bulan dan
periode tersebut, laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi
periode berjalan.
Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, nilai tukar kurs yang digunakan
masing-masing adalah Rp 8.823, Rp 8.991 dan Rp 9.400 per USD 1.
m. Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai badan hukum yang berdiri
sendiri.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak periode berjalan. Pajak
tangguhan dicatat untuk semua perbedaan temporer yang timbul antara jumlah aset dan
liabilitas berbasis pajak dengan nilai tercatatnya menurut laporan keuangan setiap tanggal
pelaporan. Peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku
digunakan sebagai dasar untuk mengukur aset dan liabilitas pajak tangguhan.
Aset pajak tangguhan yang berhubungan dengan saldo rugi fiskal yang belum digunakan diakui
apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk
dikompensasi dengan saldo rugi fiskal yang belum digunakan.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika
mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
n. Provisi
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi
2009), “Provisi, Liabilitas Kontijensi, Aset Kontijensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif
dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitias diestimasi, liabilitas kontijensi dan aset
kontijensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam Catatan atas
laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang
terkait dengan informasi tersebut. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan PSAK yang
direvisi tersebut terhadap laporan keuangan interim konsolidasian.
Provisi diakui jika Perusahaan dan anak perusahaan memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum
maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya besar
penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.
Ekshibit E/17
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
n. Provisi (Lanjutan)
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi
terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan liabilitas kemungkinan
besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.
Provisi untuk biaya pembongkaran aset diestimasi berdasarkan beberapa asumsi dan disajikan
pada nilai wajar sesuai dengan tingkat diskonto yang berlaku.
o. Imbalan Kerja Karyawan
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan. Perusahaan dan anak
perusahaan membentuk penyisihan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan tetap sesuai
dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan
sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan sesuai dengan
PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan
Kerja“ dengan menggunakan metode Projected-Unit-Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian
aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui
dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para karyawan
tetap. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan
sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai
imbalan tersebut menjadi hak atau vested.
Jumlah yang diakui sebagai penyisihan imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan interim
konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan
kerugian akturial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
p. Laba Bersih Per Saham Dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan
jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada masing-masing periode yang
bersangkutan (Catatan 20).
Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal
30 September 2011 dan 2010, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan
disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian.
q. Informasi Segmen
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 5
(Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas
bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap
laporan keuangan interim konsolidasian.
Ekshibit E/18
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
q. Informasi Segmen (Lanjutan)
Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan anak perusahaan yang terlibat baik dalam
menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa
dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang
berbeda dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat
diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan
dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi
antar Perusahaan dan anak perusahaan, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.
r. Sumber Estimasi Ketidakpastian
Pertimbangan
Penyusunan laporan keuangan interim konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan
mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi mempengaruhi
jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas
liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan
estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan
liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan
akuntansi perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam
laporan keuangan interim konsolidasian:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan
akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2d.
Alokasi Harga Beli dan Penurunan Goodwill
Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ektensif dalam
mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset
tak berwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh perusahaan menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK No. 22
(Revisi 2009), ”Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diarmotisasi dan diuji bagi penurunan nilai setiap
tahunnya. Nilai tercatat goodwill negatif perusahaan pada tanggal 30 September 2011 adalah
sebesar Rp 77.126.340 dan nilai tercatat goodwill perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010
adalah sebesar Rp 26.263.371.
Uji penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill
diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen
harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan adanya
indikasi penurunan nilai.
Ekshibit E/19
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
r. Sumber Estimasi Ketidakpastian (Lanjutan)
Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang
bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan
mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak berbatas
pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan
catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi
spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat
diterima oleh perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan
informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Nilai tercatat
dari piutang usaha dan piutang lain-lain Perusahaan dan anak perusahaan sebelum penyisihan
untuk penurunan nilai pada tanggal 30 September 2011 adalah sebesar Rp 316.161.236
(31 Desember 2010: Rp 219.150.157 dan Rp 97.011.079). Penjelasan lebih lanjut diungkapkan
dalam Catatan 4.
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan
yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan
liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan dan anak
perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan
keuangan interim konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan
mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan
tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Pensiun dan Imbalan Kerja
Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Perusahaan dan anak
perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen
dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat
diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat
kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang
ditetapkan Perusahaan langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara
Perusahaan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan
sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang
ditetapkan Perusahaan dan anak perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas
diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Nilai tercatat atas
liabilitas diestimasi imbalan kerja Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30
September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 731.799.084 (31 Desember 2009:
Rp 77.193.283). Penjelasan kebih rinci diungkapkan dalam Catatan 16.
Ekshibit E/20
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
r. Sumber Estimasi Ketidakpastian (Lanjutan)
Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
Penyusutan aset tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset
tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan
teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya
biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih atas aset tetap
Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30 September 2011 adalah sebesar
Rp5.785.811.604
(31
Desember
2010:
Rp 3.372.678.042;
31 Desember
2009:
Rp 1.295.318.378). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 9.
Instrumen Keuangan
Perusahaan dan anak perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai
wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan
atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi,
jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan dan anak perusahaan
menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas
keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan dan anak
perusahaan.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.
Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak
pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak
penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan
badan.
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar
kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut
dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen diisyaratkan dalam menentukan jumlah
aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat
penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.
Ekshibit E/21
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
r. Sumber Estimasi Ketidakpastian (Lanjutan)
Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
Penyisihan atas Penurunan Nilai Persediaan
Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan
situasi tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang
dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk
penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang
mempengaruhi jumlah diestimasi. Nilai tercatat persediaan Perusahaan sebelum penyisihan
atas keuangan dan penurunan nilai pasar pada tanggal 30 September 2011 adalah sebesar
Rp 178.825.127.036. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang
lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan
yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang
dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan
aset.
Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas
diproyeksikan untuk sepuluh tahun ke depan dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang
belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkannya
kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang
digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk
masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan
ekstrapolasi.
Ekshibit E/22
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS DAN SETARA KAS
30 September
2011
Kas
Bank
Dalam Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk
PT Bank Mandiri ( Persero ) Tbk
PT Bank Mutiara Tbk
PT Bank Permata Tbk
Lain-lain (saldo dibawah Rp 1 miliar)
Dalam Dolar AS
PT Bank ICBC Indonesia
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Mutiara Tbk
Lain-lain (saldo dibawah Rp 1 miliar)
Deposito berjangka
Dalam Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk
Jumlah
31 Desember
2010
31 Desember
2009
70.356.485
54.053.703
5.021.530
27.296.578.710
4.215.843.739
2.440.882.969
1.937.972.482
1.443.717.986
2.811.190.645
6.987.703.526
47.039.406.593
381.601.838
2.993.107.908
-
5.303.409.482
205.437.644
3.670.064.048
273.836.644
1.110.323.316
-
49.598.934.349
55.519.035.273
916.511.750
50.585.802.584
2.993.107.908
-
-
55.573.088.976
2.998.129.438
Pada tanggal 30 September 2011 saldo bank Perusahaan dan anak perusahaan pada PT Bank Mutiara Tbk dan
PT Bank ICBC Indonesia, termasuk margin deposit sebesar 20% dari nilai letter of credit atau sejumlah
masing-masing Rp 3.529.200.000 dan Rp 5.293.800.000 sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 saldo
bank Perusahaan dan anak perusahaan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk termasuk margin deposit
sebesar 20% dari nilai letter of credit atau sejumlah Rp 989.613.836 (Catatan 13).
Tingkat suku bunga deposito berjangka berkisar 5,25% per tahun.
4. Piutang Usaha
Pihak ketiga
PT MPG Indonesia
PT Adriwara Krida
PT Mayora Indah Tbk
PT Tirta Fresindo Jaya
TVS Motor Company
Toko Prima Phone
Toko Saver Phone
PT Bank BRISyariah
Toko Star One
Toko Selular Satu Mandiri
30 September 2011
31 Desember 2010
33.178.801.758
23.358.339.106
13.062.217.727
10.660.162.208
10.586.615.701
10.106.625.000
9.100.860.000
7.062.505.559
6.853.675.000
5.782.600.000
4.235.000.000
6.179.300.000
1.155.925.000
31 Desember 2009
-
Ekshibit E/23
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. Piutang Usaha (Lanjutan)
30 September 2011
Pihak ketiga (Lanjutan)
Toko T Cell
PT Kakao Mas Gemilang
PT Bumi Sumber Sentosa
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
Toko Graha Cellular
Toko MMS
PT Dellifood Sentosa Corpindo
Toko Sumber Sellular
PT Bakrie Telecom Tbk
PT Trigema Bangun Insani
Toko Indomaju
PT Piramedia Sejahtera Abadi
PT Indonusa Telemedia
Toko Casper
Lenovo (Singapore) PTe Ltd
Toko Vip Mobile
PT Dharma Raya Hutamajaya
Toko Smart Cell
PT Bentoel Prima
PT Research In Motion Indonesia
PT Tjipta Widjaya Sejahtera
PT Profesional Advertising
Toko Internal Cellular
PT Pariwaraniaga Nusantara
Toko Lithium
PT Arcom Multimedia Mandiri
PT Telekomunikasi Selular
Toko Tio Petrus
Toko Telering
CV Point Multimedia
PT Reckitt Benckiser Indonesia
PT Asia Media Network
Toko Star Cell
Toko Sms Shop
PT Cipta Multi Usaha Perkasa
PT Columbindo Perdana
Lain – lain (saldo di bawah Rp 900
juta)
31 Desember 2010
31 Desember 2009
5.370.825.000
4.234.560.490
3.767.998.617
1.514.500.000
-
-
3.556.239.607
3.361.655.000
3.249.825.000
3.157.671.929
2.883.485.000
2.902.197.123
2.643.026.760
2.519.625.000
2.227.035.000
2.129.667.100
2.066.655.000
2.012.294.068
1.966.400.000
1.940.356.100
1.757.890.000
1.614.397.239
1.527.250.000
1.416.550.000
1.380.026.428
1.250.075.000
1.233.576.952
1.221.770.000
1.204.037.120
1.198.826.876
1.175.335.000
1.114.975.000
1.090.775.500
1.031.785.380
1.027.106.673
903.625.000
-
6.342.040.000
3.898.125.000
2.677.340.000
2.105.138.000
1.392.250.000
7.952.500.000
1.795.100.000
1.380.375.005
-
92.631.315.995
35.949.654.838
1.347.455.364
Jumlah pihak ketiga
Penyisihan piutang ragu - ragu
292.521.237.016
(316.161.236 )
76.577.247.843
(219.150.157 )
1.347.455.364
-
Sub Jumlah
Pihak yang berelasi (Catatan 5)
PT Global Teleshop
292.205.075.780
76.358.097.686
1.347.455.364
Jumlah
356.238.925.420
64.033.849.640
76.358.097.686
1.347.455.364
* Pada periode yang berakhir pada 30 September 2011, PT Trikomsel Oke Tbk tidak lagi menjadi pihak yang berelasi
Ekshibit E/24
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. Piutang Usaha (Lanjutan)
Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, analisa umur piutang usaha di
atas adalah sebagai berikut:
30 September
2011
31 Desember
2010
31 Desember
2009
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo
1 – 30 hari
31 – 60 hari
61 – 90 hari
91 – 120 hari
Lebih dari 120 hari
95.653.671.175
21.899.870.868
1.335.905.364
133.217.958.085
23.520.871.978
24.771.256.270
68.239.349.572
10.835.818.340
44.576.302.295
3.462.263.050
748.711.813
326.467.005
5.344.482.655
11.550.000
-
Jumlah
356.238.925.420
76.358.097.686
1.347.455.364
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, piutang usaha digunakan sebagai
agunan atas pinjaman bank tertentu (Catatan 13).
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun,
manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut di atas cukup
untuk menutup kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
5. SALDO AKUN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK – PIHAK YANG BERELASI
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan
pihak-pihak yang berelasi. Piutang dan hutang atas transaksi usaha dengan pihak-pihak yang
berelasi disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang Usaha” atau “Hutang Usaha” (masingmasing Catatan 4 dan 11), sedangkan saldo atas transaksi di luar usaha disajikan di bawah ini
sesuai dengan klasifikasi/penyajian dalam akunnya masing-masing pada laporan posisi keuangan
interim konsolidasian.
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang berelasi adalah
sebagai berikut:
Pihak yang berelasi/
Related parties
Sifat dari hubungan/
Nature of relationship
PT Trikomsel Oke Tbk*
Pemegang saham non-pengendali Perusahaan memiliki hubungan afiliasi dengan salah
satu direktur PT Trikomsel Oke Tbk.
PT Infracom Telesarana*
Pemegang saham
Telesarana.
PT Global Teleshop*
Pemegang saham non-pengendali Perusahaan memiliki hubungan afiliasi dengan salah
satu direktur PT Global Teleshop.
non-pengendali
Perusahaan
merupakan
direktur
PT
Infracom
Ekshibit E/25
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. SALDO AKUN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK – PIHAK YANG BERELASI (Lanjutan)
Persentase terhadap
jumlah aset/ liabilitas
konsolidasian (%)
Sep
Des
Des
Jumlah
Aset Lancar
Piutang usaha
PT Global Teleshop
PT Trikomsel Oke Tbk*
Jumlah
Piutang lain-lain
PT Trikomsel Oke Tbk*
PT Intouch Innovate Indonesia
Liabilitas Lancar
Hutang usaha
PT Trikomsel Oke Tbk*
PT Infracom Telesarana*
Hutang lain-lain
Bpk. Hendra Kendro
PT Infracom Telesarana*
*
31 Desember
2010
31 Desember
2009
2011
64.033.849.640
-
7.491.977.142
496.011.084
8,37
-
2,32
2,24
7.491.977.142
496.011.084
8,37
2,32
2,24
64.033.849.640
2010
2009
-
153.151.663
-
616.359.865
-
0,05
-
2,78
-
153.151.663
616.359.865
-
0,05
2,78
-
122.442.289.075
-
2.185.156.368
260.040.000
-
70,86
-
48,83
5,81
-
122.442.289.075
2.445.196.368
-
70,86
54,64
-
-
140.000.000
45.229.572
-
-
3,13
1,01
-
-
185.229.572
-
-
4,14
Penjualan
PT Global Teleshop
PT Trikomsel Oke Tbk*
184.661.499.109
-
24,13
22.623.503.085 287.434.072.709
-
4,09
99,50
Jumlah
184.661.499.109
22.623.503.085 287.434.072.709 24,13
4,09
99,50
Pembelian
PT Trikomsel Oke Tbk*
*
30 September
2011
-
232.951.923.635
-
100.87
Pada periode yang berakhir pada 30 September 2011, PT Trikomsel Oke Tbk tidak lagi menjadi pihak yang berelasi
Pada tahun 2010, PT Infracom Telesarana tidak lagi menjadi pihak berelasi
-
-
Ekshibit E/26
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PIUTANG LAIN - LAIN
30 September
2011
Pihak ketiga
Brightpoint Singapore Pte Ltd
PT Dwimitra Multimedia Selaras
PT Sinergitama Mandiri
PT SL Trio
Lain-lain (saldo di bawah Rp 1 miliar)
31 Desember
2010
31 Desember
2009
-
-
86.426.020.161
Jumlah pihak ketiga
Penyisihan piutang ragu - ragu
960.000.000
9.760.639.371
4.556.000.000
1.441.889.923
6.788.000.000
574.079.738
97.146.659.532
5.997.889.923
7.362.079.738
-
Sub jumlah
97.146.659.532
(
97.011.079)
-
5.900.878.844
7.362.079.738
Pihak yang berelasi (Catatan 5)
PT Intouch Innovate Indonesia
PT Trikomsel Oke Tbk
-
153.151.663
616.359.865
-
Jumlah pihak yang berelasi
-
153.151.663
616.359.865
6.054.030.507
7.978.439.603
Jumlah
97.146.659.532
Piutang dari PT Sinergitama Mandiri merupakan piutang yang timbul atas penjualan 45% saham
beredar PT Sinergitama Komindo yang dimiliki oleh perusahaan. PT Sinergitama Mandiri telah
melakukan pelunasan atas piutang penjualan saham sebesar Rp 4.556.000.000 pada tanggal 30
Juni 2011.
7. PERSEDIAAN
Telepon Selular
Kartu Perdana dan Voucher Isi Ulang
Antena dan unit terminal
Penyisihan atas penurunan nilai
persediaan
Bersih
(
30 September
2011
31 Desember
2010
173.534.856.056
5.290.270.980
-
125.570.079.802
6.422.926.764
-
6.880.972.814
173.400.000
178.825.127.036
131.993.006.566
7.054.372.814
909.732.994 ) (
177.915.394.042
909.732.994 )
131.083.273.572
Persediaan merupakan agunan atas pinjaman bank tertentu (Catatan 13)
31 Desember
2009
7.054.372.814
Ekshibit E/27
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. Persediaan (Lanjutan)
Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai
persediaan telah mencukupi untuk menutupi kerugian yang timbul dari persediaan yang tidak lancar,
penyisihan yang dilakukan Perusahaan dan anak perusahaa adalah sebesar Rp 909.732.994 untuk
periode 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.
Persediaan di atas diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran, kebanjiran dan risiko kerugian
lainnya (all risks), dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 36 miliar pada tanggal 30 September 2011,
dan Rp 20 miliar pada 31 Desember 2010, dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan
tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
8. BIAYA DI BAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA
30 September
2011
31 Desember
2010
31 Desember
2009
Biaya di bayar di muka
11.473.300.334
1.223.136.406
339.524.544
Uang muka
PT Comtech Cellular
GS Intl Development. Co.
TSD ShenZen XMT Technology Co. Ltd
Dynamax Development Co. Ltd
Renovasi kantor
Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1 miliar)
29.944.401.181
18.936.350.200
6.329.518.750
4.241.501.500
2.500.000.000
1.332.300.000
932.330.830
-
Jumlah Uang Muka
29.944.401.181
34.272.001.280
-
Jumlah
41.417.701.515
35.495.137.686
339.524.544
Biaya dibayar di muka di atas merupakan biaya sewa kantor yang dibayarkan oleh Perusahaan dan
anak perusahaan.
Ekshibit E/28
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. ASET TETAP
30 September 2011
Penambahan
Saldo awal dari akuisisi Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir
Nilai tercatat
Bangunan
Kendaraan
Pengembangan gedung
sewa
Peralatan dan
perabotan kantor
Sarana dan prasarana
2.478.468.382
379.503.300
Sub-jumlah
4.188.119.682 2.393.361.368 1.487.337.107
Aset dalam
penyelesaian
Sarana dan prasarana
Jumlah Nilai Tercatat
Akumulasi Penyusutan
Bangunan
Kendaraan
Pengembangan gedung
sewa
Peralatan dan
perabotan kantor
Sarana dan prasarana
980.148.000
350.000.000 1.585.583.336
-
262.971.500
253.204.900
61.979.167
683.714.910
79.514.163
1.078.413.140
Nilai Buku
3.372.678.042
Nilai tercatat
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan
perabotan kantor
Sarana dan prasarana
Sub-jumlah
Saldo awal
1.059.164.900
350.000.000
36.755.550
182.913.545
55.857.062
30.864.429
203.852.736
-
628.389.371
161.750.162
372.178.545 1.040.673.057
119.059.000
-
-
4.362.089.172
262.971.500
881.158.867
262.971.500 8.212.730.657
(262.971.500)
-
-
8.212.730.657
-
289.960.450
357.361.459
22.375.803
-
64.345.688
1.515.957.017
241.264.325
2.426.919.054
5.785.811.603
Penambahan
dari akuisisi
9.500.000
Penambahan
-
Pengurangan
(
9.500.000
400.494.028 2.214.070.505
34.420.000
-
262.971.500
400.494.028 2.477.042.005
34.420.000
206.170.401
18.229.167
9.500.000
49.007.400
43.750.000
88.257.203
-
365.616.590
-
254.761.117
77.867.978
24.920.000
-
312.656.771
375.116.590
425.386.495
34.420.000 (
1.295.318.378
980.148.000
1.943.783.336
45.551.282
64.345.688
1.607.975.149
1.607.975.149
Nilai Buku
112.468.747
119.059.000
24.920.000
-
Jumlah Nilai Tercatat
Jumlah akumulasi
penyusutan
-
-
390.994.028 1.913.584.105
300.486.400
-
-
119.059.000
643.167.750 1.240.453.040
238.684.067
-
-
198.810.249
-
Aset dalam
penyelesaian
Sarana dan prasarana
Akumulasi Penyusutan
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan
perabotan kantor
Sarana dan prasarana
164.610.282
4.451.091.182 2.393.361.368 1.487.337.107
Jumlah akumulasi
penyusutan
31 Desember 2010
8.200.000
(
9.500.000
Reklasifikasi
79.016.900)
79.016.900
Saldo akhir
980.148.000
350.000.000
2.478.468.382
379.503.300
-
4.188.119.682
-
262.971.500
-
4.451.091.182
1.972.901)
-
253.204.900
61.979.167
1.646.185
683.714.910
79.514.163
326.716) 1.078.413.140
3.372.678.042
Ekshibit E/29
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. ASET TETAP (Lanjutan)
31 Desember 2009
Saldo awal
Nilai tercatat
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan
perabotan kantor
Penambahan
dari akuisisi
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo akhir
980.148.000
-
-
79.016.900
350.000.000
-
-
1.059.164.900
350.000.000
126.872.250
-
71.937.999
-
-
198.810.249
1.107.020.250
-
500.954.899
-
-
1.607.975.149
155.516.816
-
-
50.653.585
18.229.167
-
-
206.170.401
18.229.167
67.425.932
-
20.831.271
-
-
88.257.203
Jumlah akumulasi
penyusutan
222.942.748
-
89.714.023
-
-
312.656.771
Nilai Buku
884.077.502
Jumlah Nilai Tercatat
Akumulasi Penyusutan
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan
perabotan kantor
1.295.318.378
Jumlah beban penyusutan aset tetap untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2011,
dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sejumlah
Rp 1.040.673.057; Rp 800.503.085 dan Rp 89.714.023, yang dibebankan ke dalam operasi.
Aset tetap Perusahaan diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kebanjiran dan risiko kerugian lainnya
(all risks) pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 dan 2009.
Berdasarkan evaluasi manajemen, aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan tidak terdapat
penurunan nilai pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009.
10. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA
30 September
2011
Margin deposit
Hak penggunaan nama (Catatan 28 C)
Deposito berjangka yang dibatasi
penggunaannya
Lain-lain (saldo di bawah Rp 1 miliar)
Jumlah
31 Desember
2010
31 Desember
2009
6.257.867.000
3.333.333.333
4.270.833.333
-
800.000.000
1.728.859.734
1.163.011.126
208.140.235
12.120.060.067
5.433.844.459
208.140.235
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito berjangka milik anak
perusahaan yang dijadikan jaminan untuk garansi bank kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk.
Ekshibit E/30
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. HUTANG USAHA
Hutang usaha terutama merupakan hutang atas pembelian persediaan. Rincian akun ini adalah
sebagai berikut:
30 September
2011
31 Desember
2010
Pihak ketiga
PT Trikomsel oke Tbk*
PT Rajawali Citra Televisi
PT Surya Citra Televisi
PT TV Pendidikan Indonesia
PT Asia Global Media
PT CA Kompas
PT Trans TV
PT Trans 7
PT Global Mediacom
PT Indosiar Visual Mandiri
PT Metro TV
PT Global TV
PT TV One
PT Radar
PT Seputar Indonesia
PT Focus Media
PT Nova
PT Airport Media Network
PT Kompas Cyber Media
New Chabridge Electronic (HK) Ltd
GS Intl Development . Co
Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1 miliar)
199.944.727.578
25.711.884.505
14.566.499.096
13.217.165.762
12.361.394.831
9.499.119.579
8.618.614.798
8.573.854.443
5.344.315.200
4.245.203.000
3.916.780.730
4.519.473.819
4.062.977.876
2.034.257.068
1.755.003.888
1.591.293.600
1.042.061.760
1.026.000.000
1.013.395.562
68.617.524.110
122.442.289.075
6.427.905.000
3.733.420.000
1.432.534.345
2.185.156.368
554.185.885
Sub Jumlah
391.661.547.205
134.036.148.420
2.739.342.253
Pihak yang berelasi (Catatan 5)
PT Infracom Telesarana
-
-
31 Desember
2009
260.040.000
Sub Jumlah
391.661.547.205
134.036.148.420
260.040.000
Jumlah
391.661.547.205
134.036.148.420
2.999.382.253
*Pada periode yang berakhir pada 30 September 2011, PT Trikomsel Oke Tbk tidak lagi menjadi pihak yang berelasi
Ekshibit E/31
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. HUTANG USAHA (Lanjutan)
Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, analisa umur hutang usaha di
atas adalah sebagai berikut:
30 September
2011
31 Desember
2010
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo
1 – 30 hari
31 – 60 hari
61 – 90 hari
Lebih dari 90 hari
77.860.559.398
4.847.591.288
173.484.365.856
62.565.448.442
10.058.636.316
67.692.537.193
128.262.227.851
252.437.028
26.600.700
647.291.553
Jumlah
391.661.547.205
134.036.148.420
30 September
2011
31 Desember
2010
31 Desember
2009
2.999.382.253
2.999.382.253
12. HUTANG LAIN-LAIN
Pihak ketiga
PT Mega Best Realty
Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1 miliar)
Sub jumlah
31 Desember
2009
2.500.000.000
9.562.395.169
2.500.000.000
1.018.570.186
48.169.987
12.062.395.169
3.518.570.186
48.169.987
Pihak yang berelasi
Hendara Kendro
PT Infracom Telesarana
-
-
140.000.000
45.229.572
Sub jumlah
-
-
185.229.572
Jumlah
12.062.395.169
3.518.570.186
233.399.559
Ekshibit E/32
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. HUTANG BANK
30 September
2011
Jangka pendek
PT Bank Mutiara Tbk (USD 4.000.000)
PT Bank Danamon Tbk
(USD 536,300 pada tanggal 31
Desember 2010)
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank ICBC Indonesia (USD 1.600.000)
Jumlah hutang bank – jangka pendek
34.292.000.000
31 Desember
2010
31 Desember
2009
-
-
29.966.489.200
21.214.323.601
13.689.600.000
4.821.873.300
22.727.846.996
-
-
99.162.412.801
27.549.720.296
-
Jangka panjang
PT Bank Mutiara Tbk (USD 6.000.000)
Jumlah
50.785.266.691
149.947.679.492
27.549.720.296
-
a. PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Berdasarkan akta Notaris Sulistyaningsih, S.H., No. 143 tanggal 24 Juni 2010, Perusahaan
memperoleh fasilitas dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk berupa fasilitas letter of credit sub
limit trust receipt dengan jumlah maksimum sebesar USD 5.000.000 atau dalam jumlah yang
setara dengan Rp 46.500.000.000. Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 24 Juni 2011 dan
diperpanjang sampai dengan tanggal 24 Juni 2012. Fasilitas ini dijamin dengan persediaan
Perusahaan dan margin deposit sebesar 20% dari nilai letter of credit. (Catatan 3 dan 7).
b. PT Bank Central Asia Tbk
Pada tanggal 12 Maret 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank
Central Asia Tbk untuk fasilitas kredit modal kerja dengan nilai maksimum pinjaman sejumlah
Rp 30 miliar dengan suku bunga tetap tahunan dan suku bunga efektif sebesar 11% per tahun.
Fasilitas ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan Perusahaan (Catatan 4 dan 7).
Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 12 Maret 2011 dan diperpanjang sampai dengan 12
Maret 2012.
Ekshibit E/33
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. HUTANG BANK (Lanjutan)
c. PT Bank Mutiara Tbk
Fasilitas Cash Loan
Berdasarkan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No . 21 tanggal 23 Februari 2011, Perusahaan
memperoleh fasilitas dari PT Bank Mutiara Tbk berupa fasilitas kredit angsuran berjangka dengan
limit sebesar USD 6,000,000 dengan suku bunga tetap sebesar 5,5% per tahun dan akan jatuh
tempo pada tanggal 25 Februari 2014. Fasilitas ini dijamin dengan Persediaan Perusahaan
(Catatan 7).
Fasilitas Non cash Loan
Berdasarkan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 22 tanggal 23 Februari 2011, Perusahaan
memperoleh fasilitas dari PT Bank Mutiara Tbk berupa fasilitas Non Cash Loan dalam bentuk
Letter of Credit Line Switchable SKBDN (Sight/Usance) dengan limit USD 4,000,000. Pinjaman
akan berakhir pada 23 Februari 2012. Fasilitas ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan
Perusahaan dan anak perusahaan, serta 10% margin deposit (Catatan 4 dan 7).
d. PT Bank ICBC Indonesia
Berdasarkan akta Notaris Osrimarni Oesman, S.H., No. 37 tanggal 22 Februari 2011, Perusahaan
memperoleh fasilitas dari PT Bank ICBC Indonesia berupa fasilitas “Account Payable Financing
including import L/C or SKBDN Facility (Sight or Usance) and Trust Receipt” dengan jumlah
maksimum sebesar USD 3.000.000. Pinjaman ini akan berakhir pada 22 Februari 2012. Fasilitas
ini dijamin dengan 20% margin deposit (Catatan 3).
14. PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar di muka
Akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai dibayar sejumlah Rp
17.655.917.628,
Rp 9.408.597.536 dan Rp 664.298.419 masing-masing pada tanggal 30 September 2011,
31 Desember 2010 dan 2009.
Ekshibit E/34
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
b. Hutang pajak
30 September 2011
31 Desember 2010 31 Desember 2009
Pajak penghasilan
Pasal 4 ayat 2
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 29 – 2010
Pasal 29 – 2009
Pasal 29 - 2008
Pajak Pertambahan Nilai
69.268.248
152.565.076
4.050.832.808
497.460.499
32.593.316
36.927.392
36.084.089
301.315.218
25.808.051
64.761.510
33.625.615
3.208.075.675
115.915.278
24.540.030
11.049.439
1.394.129
52.844.647
126.128.911
301.460.946
49.788.646
-
Jumlah
4.839.647.339
3.785.585.436
567.206.748
c. Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam laporan
laba rugi komprehensif interim konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk periode
yang berakhir pada 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
30 Sep 2011
30 Sep 2010
Laba sebelum beban (manfaat) pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi konsolidasi
31.785.836.554
8.419.256.219
Rugi (laba) anak perusahaan sebelum pajak penghasilan
29.391.492.355
2.466.899.249
Pembalikan atas jurnal eliminasi antar perusahaan
pada saat konsolidasi
Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan
Perbedaan tetap :
Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak final
Pendapatan bunga
Pendapatan sewa
Bagian atas rugi perusahaan asosiasi
Beban Pajak penghasilan
Kesejahteraan karyawan
Laba penyertaan saham
Biaya representasi
Lain-lain
Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan
(14.987.084.731) ( 1.600.325.661 )
17.381.428.930
9.285.819.807
607.354.916 ) (
(
(
)
62.500.000 )
(
( 16.070.230.612 )
67.547.271
291.924.045
39.581.150
1.040.395.868
408.567.994 )
465.423.406
1.600.325.661
91.830.714
109.078.741 )
(
10.925.752.853
Ekshibit E/35
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
c. Pajak kini (Lanjutan)
Perhitungan beban pajak penghasilan tahun berjalan dan taksiran hutang (tagihan restitusi) pajak
penghasilan adalah sebagai berikut:
30 Sep 2011
30 Sep 2010
1.040.395.868
2.715.876.000
Beban pajak penghasilan – periode berjalan
Perusahaan
260.098.750
2.731.438.000
Beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif
Interim konsolidasian periode berjalan
260.098.750
2.731.438.000
Perusahaan
PPh 22
PPh 23
PPh 25
777.938.000
440.057.552
1.497.480.090
2.383.305.400
25.345.992
547.103.001
Jumlah Pajak Penghasilan dibayar dimuka
2.715.475.642
2.955.754.393
Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan - dibulatkan
Dikurangi pajak penghasilan di bayar di muka
Anak perusahaan
Jumlah pajak penghasilan di bayar di muka
-
-
2.715.475.642
2.955.754.393
Taksiran tagihan pajak penghasilan – Pasal 29
Perusahaan
Jumlah
(2.455.376.892)
(
224.316.393 )
(2.455.376.892) (
224.316.393)
Menurut Undang-Undang Perpajakan di Indonesia, Perusahaan dan anak perusahaan menghitung,
menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Kantor Pajak dapat
menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam jangka waktu lima (5) tahun (untuk tahun
fiskal 2008), dalam jangka waktu sepuluh (10) tahun atau paling lambat tahun 2013 (untuk tahun
fiskal sebelum 2008) sejak tanggal terutangnya pajak. Koreksi liabilitas pajak Perusahaan dicatat
pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas
keberatan Perusahaan tersebut telah ditetapkan.
Ekshibit E/36
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d. Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah
tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan interim konsolidasian dengan dasar
pengenaan pajak aset dan liabilitas. Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah
sebagai berikut:
31 Desember
2010
Dikreditkan
ke laporan
laba rugi
interim
konsolidasian
30 September
2011
Aset pajak tangguhan:
Imbalan kerja karyawan
Penyisihan persediaan
Penyisihan piutang
182.949.771
227.433.249
79.040.309
-
182.949.771
227.433.249
79.040.309
Aset pajak tangguhan
489.423.329
-
489.423.329
31 Desember
2009
Dikreditkan
ke laporan
laba rugi
konsolidasian
31 Desember
2010
Aset pajak tangguhan:
Imbalan kerja karyawan
Penyisihan persediaan
Penyisihan piutang
Rugi fiskal anak perusahaan
19.298.321
140.398.444 (
163.651.450
227.433.249
79.040.309
140.398.444 )
182.949.771
227.433.249
79.040.309
-
Aset pajak tangguhan
159.696.765
329.726.564
489.423.329
Dikreditkan
ke laporan
laba rugi
konsolidasian
Penyesuaian
Tariff pajak
31 Desember
2009
31 Desember
2008
Aset pajak tangguhan:
Imbalan kerja karyawan
Rugi fiskal anak perusahaan
2.907.891
34.831.735 (
16.701.990 (
109.298.681 ) (
311.560)
3.731.972)
19.298.321
140.398.444
Aset pajak tangguhan
37.739.626
126.000.671
4.043.532
159.696.765
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat dipulihkan kembali
melalui penghasilan kena pajak di masa yang akan datang.
Ekshibit E/37
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d. Pajak Tangguhan (Lanjutan)
Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 7 tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan”
diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2008. Perubahan tersebut
juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif
pajak progresif menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun 2009 dan 25% untuk tahun fiskal
2010 dan seterusnya.
15. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
Kepentingan non pengendali atas aset bersih anak perusahaan sejumlah Rp 21.751.876.546 dan
Rp 4.356.745.851 masing-masing pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 merupakan
bagian pemegang saham minoritas atas aset bersih anak perusahaan, yang tidak seluruh sahamnya
dimiliki oleh Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu.
16. IMBALAN KERJA KARYAWAN
Perusahaan dan anak perusahaan mencatat liabilitas diestimasi bersih untuk imbalan kerja karyawan
sejumlah Rp 731.799.084, Rp 731.799.084 dan Rp 77.193.283 masing-masing pada tanggal 30
September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, yang disajikan sebagai akun “Liabilitas Tidak Lancar Liabilitas Diestimasi Imbalan Kerja Karyawan” di laporan posisi keuangan interim konsolidasian.
Rincian saldo dari akun tersebut adalah sebagai berikut:
30 Sep 2011
31 Des 2010
31 Des 2009
Nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan
Keuntungan aktuarial yang tidak diakui di laporan
posisi keuangan, bersih
731.799.084
902.335.763
42.574.580
( 170.536.679 )
34.618.703
Saldo akhir tahun
731.799.084
731.799.084
77.193.283
-
Analisa atas mutasi saldo liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja karyawan untuk sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan untuk tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai
berikut:
30 Sep 2011
31 Des 2010
31 Des 2009
Saldo awal periode
Penyisihan imbalan kerja selam periode berjalan
731.799.084
-
77.193.283
654.605.801
10.385.324
66.807.959
Saldo akhir tahun
731.799.084
731.799.084
77.193.283
Jumlah karyawan yang diperhitungkan dalam imbalan kerja karyawan masing–masing pada tanggal 30
September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009 adalah 133, 133 orang dan 15 orang.
Ekshibit E/38
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. IMBALAN KERJA KARYAWAN (Lanjutan)
Beban imbalan kerja karyawan yang dibebankan untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing
berjumlah Rp 654.605.801 dan Rp 66.807.959, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Beban
Usaha” di dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian, dengan rincian sebagai
berikut:
31 Des 2010 31 Des 2009
Biaya jasa masa kini
Biaya bunga
Amortisasi kerugian aktuaria
Dampak pengurangan pegawai
Jumlah
513.894.436
6.620.000
179.812.412
( 45.721.047)
65.055.311
1.752.648
-
654.605.801
66.807.959
Pada 31 Desember 2010 dan 2009, Penyisihan imbalan kerja tersebut di atas merupakan estimasi
manajemen berdasarkan perhitungan aktuaris PT Padma Radya Aktuaria, dengan menggunakan
metode “Projected-Unit-Credit”. Pada tanggal 30 September 2011, tidak ada penambahan
pencadangan yang dibuat oleh management, karena angka yang tidak material.
Asumsi dasar yang digunakan pada perhitungan aktuaris tersebut pada periode 2011 dan tahun 2010
dan 2009 adalah sebagai berikut, antara lain:
30 Sep 2011 31 Des 2010 31 Des 2009
Tingkat mortalita
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji tahunan
Umur pensiun (Tahun)
:
:
:
:
TMI 2
8%
8%
55
TMI 2
8%
8%
55
TMI 2
10%
8%
55
17. MODAL SAHAM
30 September 2011
Pemegang saham
PT Syailendra Capital
Masyarakat
Ian Rustandi
Jumlah
Persentase
pemilikan
Jumlah saham
ditempatkan
dan
disetor penuh
Jumlah
7,735%
92,2646%
0,0004%
45.250.000
539.747.500
2.500
4.525.000.000
53.974.750.000
250.000
100%
585.000.000
58.500.000.000
Ekshibit E/39
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. MODAL SAHAM (Lanjutan)
31 Desember 2010
Pemegang saham
PT Syailendra Capital
Masyarakat (masing – masing dengan kepemilkan
kurang dari 5%)
Ian Rustandi
Jumlah
Persentase
pemilikan
PT Syailendra Capital
PT Tigadari Fiesta
Ian Rustandi
Jumlah
Jumlah
59,8286%
349.997.500
34.999.750.000
40,1710%
0,0004%
235.000.000
2.500
23.500.000.000
250.000
100%
585.000.000
58.500.000.000
31 Desember 2009
Pemegang saham
Jumlah saham
ditempatkan
dan
disetor penuh
Persentase
pemilikan
Jumlah saham
ditempatkan
dan
disetor penuh
Jumlah
90,0000%
9,9975%
0,0025%
90.000.000
9.997.500
2.500
9.000.000.000
999.750.000
250.000
100%
100.000.000
10.000.000.000
Berdasarkan dengan Surat Pernyataan Efektif yang diterbitkan oleh Ketua BAPEPAM-LK
No. S-5887/BL/20104 tanggal 29 Juni 2010, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana
kepada masyarakat sebanyak 235.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui
Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp 375 per saham. Pada tanggal 7 Juli 2010,
seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H. No. 9 tanggal 28 Januari 2010, Perusahaan
meningkatkan modal dasar dari Rp 40 miliar menjadi Rp 140 miliar dan meningkatkan modal
ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 10 miliar menjadi Rp 35 miliar. Peningkatan modal
ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 25 miliar seluruhnya disetor penuh oleh PT Syailendra
Capital. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-11479.AH.01.02. Tahun 2010 tanggal 4
Maret 2010.
Ekshibit E/40
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. MODAL SAHAM (Lanjutan)
Pada tanggal 16 Oktober 2009, berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang
telah diaktakan dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 19 para pemegang saham Perusahaan
telah menyetujui peningkatan modal dasar Perusahaan dari semula sejumlah Rp 1,5 miliar menjadi
sejumlah Rp 4 miliar, penjualan 4.000 saham milik Sugiono Wiyono Sugialam kepada PT Tigadari
Fiesta sebanyak 3.959 saham dan kepada Ian Rustandi sebanyak 1 saham, dan dari Evy Soenarjo
kepada PT Tigadari Fiesta sebanyak 40 saham. Pada tanggal 15 Desember 2009, berdasarkan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan akta Notaris
Leolin Jayayanti, S.H., No. 6, para pemegang saham Perusahaan menyetujui peningkatan modal
dasar Perusahaan dari Rp 4 miliar menjadi Rp 40 miliar dan peningkatan modal ditempatkan dan
disetor penuh Perusahaan dari Rp 1 miliar menjadi Rp 10 miliar dimana peningkatan sejumlah Rp
9 miliar disetor seluruhnya secara tunai oleh PT Syailendra Capital. Para pemegang saham juga
menyetujui perubahan nilai nominal per saham dari Rp 250.000 menjadi Rp 100.
18. AGIO SAHAM
Akun ini merupakan selisih antara jumlah nilai nominal saham Perusahaan sehubungan dengan
penawaran saham kepada masyarakat dan hasil bersih yang diterima dari penawaran saham kepada
masyarakat tersebut. Saldo agio saham sejumlah Rp 61.046.441.861 pada tanggal 30 September 2011
dan 31 Desember 2010, merupakan jumlah agio setelah dikurangi dengan biaya emisi sebesar Rp
3.578.558.139 dalam Penawaran Umum Saham Perdana Perusahaan.
Ekshibit E/41
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. INFORMASI SEGMEN USAHA
a. Informasi Segmen Primer
Untuk kepentingan manajemen, kegiatan usaha Perusahaan dan anak perusahaan
diklasifikasikan menjadi tiga (3) segmen usaha, yaitu kartu perdana dan voucher isi ulang,
telepon selular dan jasa lainnya. Informasi mengenai segmen usaha adalah sebagai berikut:
Kartu Perdana dan
Voucher Isi Ulang
Sembilan bulan yang berakhir pada 30 September
2011
Telepon Selular
Jasa Lainnya
Jumlah
Penjualan ekstern
132.460.768.113
740.789.913.745
391.730.516.895 1.264.981.198.753
Beban segmen
130.127.458.824
689.101.356.769
366.473.534.485 1.185.702.350.078
2.333.309.289
51.688.556.976
Laba segmen
25.256.982.410
Beban usaha yang tidak
dapat dialokasikan
Beban pendanaan bersih yang tidak dapat
dialokasikan
Beban operasi lain bersih yang tidak dapat
dialokasikan
(
2.060.299.643 )
260.098.750 )
31.525.737.804
1.148.481.396
162.571.046.157 191.880.430.992
Jumlah aset
355.599.958.545
407.307.285.000
762.907.243.545
-
200.468.428.313
191.174.376.788
Jumlah liabilitas
Depresiasi dan amortisasi
60.901.746.399 )
(
Laba bersih periode berjalan
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
(
15.469.033.921
Beban pajak penghasilan, bersih
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
79.278.848.675
391.642.805.101
186.128.355.679
577.771.160.780
-
1.808.154.886
494.565.228
2.302.720.114
Ekshibit E/42
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. INFORMASI SEGMEN USAHA
a. Informasi Segmen Primer (Lanjutan)
31 September 2010
Kartu Perdana
dan Voucher Isi
Ulang /
Starter Packs Telepon Selular / Jasa Lainnya/
and Vouchers
Mobile Phones Other Services Jumlah/ Total
Penjualan ekstern
202.641.781.454
103.257.383.181
5.676.260.688 311.575.425.323
Beban pokok penjualan
196.532.185.545
82.056.898.617
2.227.153.317 280.816.237.479
6.109.595.909
21.200.484.564
3.449.107.371 30.759.187.844
Laba segmen
Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan
Beban pendanaan bersih yang tidak dapat
dialokasikan
Beban operasi lain bersih yang tidak dapat
dialokasikan
-
-
-
( 25.797.521.421)
-
-
-
(
-
-
-
Beban pajak penghasilan, bersih
-
-
-
Laba bersih periode berjalan
-
-
-
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
5.281.025.231
-
Total aset
-
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
-
Total liabilitas
-
Depresiasi dan amortisasi
38.462.467.061
39.462.186.746
-
733.941.927
231.371.975)
3.688.961.772
(
2.653.180.189)
5.766.076.031
440.431.765 44.183.924.057
161.352.361.245
-
205.536.285.302
1.119.286.413 40.581.473.159
31.358.352.894
-
27.627.247
71.939.826.053
761.569.174
Ekshibit E/43
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan)
b. Informasi Segmen Geografis
Informasi mengenai segmen usaha geografis Perusahaan dan anak perusahaan adalah
sebagai berikut:
30 September 2011
Kartu perdana
dan voucher
isi ulang
Telepon selular
Jasa lainnya
Jumlah
PENDAPATAN
Jawa
Bali
Kalimantan
Sumatera
Sulawesi
Jumlah
186.136.659
60.126.362.584
60.996.646.108
11.151.622.762
665.361.524.200 391.730.516.895 1.057.278.177.754
9.954.624.091
9.954.624.091
6.647.621.818
66.773.984.402
37.962.695.909
98.959.342.017
20.863.447.727
32.015.070.489
132.460.768.113
740.789.913.745 391.730.516.895 1.264.981.198.753
Kartu perdana
dan voucher
isi ulang
Telepon selular
Jasa lainnya
Jawa
Bali
Kalimantan
Sumatera
Sulawesi
6.651.397.077
60.901.018.702
110.903.819.001
24.185.546.674
103.257.383.182
-
5.676.260.687
-
Jumlah
202.641.781.454
103.257.383.182
5.676.260.687 311.575.425.323
Jumlah
31 September 2010
PENDAPATAN
115.585.040.946
60.901.018.702
110.903.819.001
24.185.546.674
20. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
Rincian dari perhitungan laba bersih per saham dasar adalah sebagai berikut:
2011
Laba (rugi) bersih perode berjalan
Jumlah rata – rata tertimbang saham yang beredar
Laba (rugi) bersih per saham dasar
2010
17.121.330.180
6.554.381.808
585.000.000
585.000.000
29
11
Ekshibit E/44
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. PENJUALAN
30 September
2011
Telepon selular
Media Iklan
Kartu perdana dan voucher isi ulang
Lain - lain
740.326.799.866
384.062.287.041
132.460.768.113
8.131.343.733
Jumlah
1.264.981.198.753
30 September
2010
103.567.383.181
202.642.781.454
5.676.260.688
311.575.425.323
Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 penjualan dengan
jumlah kumulatif melebihi 10 % dari penjualan bersih konsolidasi adalah PT. Global Teleshop sebesar
Rp 184.661.499.109 atau 14,6% sedangkan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010, tidak
terdapat penjualan yang melebihi 10% atas penjualan bersih konsolidasian.
Penjualan kepada pihak yang berelasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30
September 2011 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, masing–
masing sebesar Rp 184.661.499.109, Rp 22.623.503.085 dan Rp 287.434.072.709 atau sebesar 14,6%,
4,09% dan 99,50% dari jumlah penjualan bersih konsolidasian (Catatan 5).
22. BEBAN POKOK PENJUALAN
Telepon selular
Media Iklan
Kartu perdana dan voucher isi ulang
Lain - lain
Jumlah
30 September
2011
30 September
2010
688.678.372.897
363.592.056.009
130.127.458.824
3.304.462.348
82.056.898.617
196.532.185.545
2.227.153.317
1.185.702.350.078
280.816.237.479
Rincian pemasok dengan jumlah kumulatif melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih konsolidasi
untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Jumlah
PT Indosat Tbk
PT Trikomsel Tbk
New Chabridge Electronics
(HK) Limited
Gs Int’l Development Co.
Persentase Terhadap Jumlah
Beban Pokok Penjualan
Konsolidasian (%)
30 Sep 2011
30 Sep 2010
30 Sep 2011
30 Sep 2010
143.029.453.636
769.103.087.575
196.532.185.545
-
12.06
64.86
80.79
-
-
57.162.568.067
-
-
24.894.330.550
23.50
10.23
Ekshibit E/45
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. BEBAN USAHA
30 September
2011
30 September
2010
Umum dan administrasi
Gaji karyawan
Biaya tenaga kerja outsourcing
Telepon, listrik dan air
Transportasi
Sewa
Penyusutan dan amortisasi (Catatan 10)
Lain-lain (masing-masing saldo di bawah Rp 1 miliar)
20.804.748.921
4.860.097.817
1.278.037.861
1.366.690.930
2.342.009.975
2.302.720.114
8.489.276.731
6.906.683.596
872.176.389
389.025.909
598.186.005
990.003.058
761.569.174
4.859.095.877
Sub jumlah
41.443.582.349
15.376.740.008
Penjualan dan pemasaran
Promosi dan iklan
Lain-lain (masing-masing saldo di bawah Rp 1 miliar)
19.396.408.403
61.755.647
6.774.862.444
3.645.918.969
19.458.164.050
10.420.781.413
60.901.746.399
25.797.521.421
Jumlah
24. PENDAPATAN OPERASI LAIN
30 September
2011
30 September
2010
Komisi penjualan dari Indosat
Komisi penjualan dari telepon selular
Lain-lain (masing-masing saldo di bawah Rp 1 miliar)
1.148.948.305
12.097.387.260
1.464.234.183
3.217.482.779
1.026.878.408
Jumlah
14.710.569.748
4.244.361.187
25. BEBAN OPERASI LAIN
30 September
2011
Under minimum guarantee
Administrasi bank
Amortisasi goodwill
Lain-lain (masing-masing saldo di bawah Rp 1 miliar)
Jumlah
(
30 September
2010
237.844.800
157.277.978
1.244.512.240 ) (
90.925.289
185.098.540
57.267.764
16.162.074)
329.195.185
(758.464.173)
555.399.415
Ekshibit E/46
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. PENDAPATAN KEUANGAN
30 September
2011
30 September
2010
Pendapatan bunga bank
Laba selisih kurs
Pendapatan bunga atas pinjaman
1.383.318.207
4.188.866.929
273.360.000
352.364.347
40.301.193
Jumlah
5.845.545.136
392.665.540
27. BEBAN KEUANGAN
30 September
2011
30 September
2010
Beban bunga bank
Lain - lain
7.506.149.930
399.694.849
300.113.855
323.923.660
Jumlah
7.905.844.779
624.037.515
28. PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI
a.
Berdasarkan perjanjian penunjukan dealer utama dengan PT Indosat Tbk (“Indosat”), Indosat
menunjuk Perusahaan untuk menjadi dealer resmi untuk produk Indosat. Perjanjian ini berlaku
sejak tanggal 15 Februari 2008 sampai dengan 31 Desember 2009, dan telah diperpanjang sejak
tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010.
b. Pada tanggal 15 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa ruangan kantor yang
berlokasi di Jalan Kebon Sirih No. 63, Jakarta Pusat dengan PT Mega Best Realty untuk jangka
waktu satu tahun dengan harga sewa sejumlah Rp 90.000 per M2 per bulan.
c.
Pada tanggal 1 April 2010, Perusahaan menandatangani perubahan perjanjian sewa menyewa
(addendum) dari perjanjian sewa menyewa tanggal 15 Oktober 2009 dengan PT Mega Best Realty
sehubungan dengan adanya tambahan biaya Hak Penamaan Gedung sebesar Rp 5.000.000.000
yang akan dibayar dengan 2 (dua) kali angsuran dan perubahan masa sewa dari tanggal 15
Oktober 2009 sampai dengan 14 Oktober 2014.
d. PT Intouch Innovate Indonesia (“Intouch”) menandatangani perjanjian dengan PT XL Axiata Tbk
(“XL”), dimana Intouch memanfaatkan jaringan yang dimiliki oleh XL untuk menyelenggarakan
layanan SMS Broadcast yang ditujukan khusus untuk pengguna XL.
e. Intouch menandatangani perjanjian dengan PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”), dimana
Telkomsel dan Intouch sepakat untuk bekerjasama mengadakan layanan SMS Bulk melalui system
aplikasi yang disediakan oleh pihak Telkomsel, dan layanan ini khusus diberikan kepada member
yang merupakan pengguna layanan Telkomsel.
Ekshibit E/47
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI (Lanjutan)
f.
Intouch menandatangani perjanjian dengan PT Bakrie Telecom Tbk (“Bakrietel”), dimana Intouch
bertindak sebagai penyedia informasi berbentuk data yang akan digunakan oleh pihak Bakrietel
dalam mengembangkan layanan Value Added Short Message Services (VASMS). Dalam perjanjian
ini keduanya sepakat untuk melakukan revenue share, dimana skema pembagiannya adalah 70%
untuk Bakrietel dan 30% untuk Intouch.
g.
Intouch menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Darta Media Indonesia (Kaskus) dalam
pengembangan program Value Added Service (VAS) bagi anggota komunitas Kaskus. Jangka waktu
perjanjian adalah selama satu tahun sejak 22 Maret 2010 sampai dengan 21 Maret 2011, dan
dapat diperpanjang atas kesepakatan para pihak.
h. Intouch menandatangani kerjasama dengan PT Bina Media Tenggara dalam bidang penyediaan
portal bisnis TheJakartaPost.com pada jejaring social berbasis mobile milik Intouch. Perjanjian
ini berlaku selama satu tahun.
i.
Intouch menandatangani kerjasama dengan PT Integra Solusindo Telematika dalam hal
pembuatan dan pengembangan aplikasi. Nilai perjanjian ini sebesar Rp 1.394.464.419 yang
dibayarkan secara bertahap.
j.
Pada 1 Januari 2010 PT Numedia Global (“Numedia”) menandatangani perjanjian kerja sama
tentang Content Provider dengan PT Hutchison CP Telecommunications (“Hutchison”). Dimana
Numedia menyediakan layanan content provider kepada Hutchison. Atas pemberian jasa ini,
Numedia memperoleh imbalan dengan pola revenue sharing. Perjanjian ini akan berlaku sampai
dengan 31 Desember 2012.
k. Tanggal 1 Maret 2010, Numedia menandatangani perjanjian kerja sama tentang Layanan MIG33
dengan PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”). Dimana Numedia menyediakan layanan MIG33,
yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan aplikasi-aplikasi layanan MIG33, sedangkan
Telkomsel bertindak sebagai penyedia konektivitas jaringan kepada pelanggan Telkomsel.
Perjanjian ini berlaku selama dua tahun dan secara otomatis diperpanjang untuk periode satu
tahun setelahnya, kecuali disetujui lain oleh kedua pihak.
l.
Pada 28 Desember 2009, Numedia menandatangani perjanjian kerja sama tentang Kerjasama
Interactive Cell Broadcast dengan PT Limas Centric Indonesia Tbk.
Dimana Numedia
menyediakan jasa penyediaan informasi melalui media selular dan internet. Pendapatan atas
layanan ini akan dibagi oleh kedua pihak dengan pola revenue sharing. Perjanjian ini masih
berlaku sampai saat ini.
m. Numedia menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT XL Axiata Tbk dan Buongiorno CS LTD
yang berlaku selama 1 tahun yaitu pada tanggal 1 September 2010 sampai dengan 1 September
2011 dalam hal memasarkan program “XL Super Contest”.
n. Perusahaan menyewakan outlet yang berlokasi di E-Center Karawaci, Tangerang, kepada
PT Trikomsel Oke Tbk, untuk jangka waktu sewa dari tanggal 1 Maret 2007 sampai dengan 1
Maret 2012. Pendapatan sewa ditangguhkan pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar
Rp 80.000.000. Pendapatan sewa yang diperoleh Perusahaan yang berkaitan dengan transaksi
sewa tersebut untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal–tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing– masing sebesar Rp
62.500.000, Rp 104.166.167 dan Rp 120.000.000, disajikan sebagai bagian dari “Penghasilan
operasi lainnya” dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian.
Ekshibit E/48
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI (Lanjutan)
o. Pada tanggal 8 September 2010, PT Sinergitama Komindo (“Sinergitama”) mengadakan
perjanjian kerjasama dengan PT Trikomsel Oke Tbk (“Trio”), dalam rangka penawaran,
pemasaran dan penjualan telpon selular, dimana PT Trikomsel Oke Tbk akan memasok barang
pada depo/outlet Sinergitama untuk dijual ke konsumen. Perjanjian ini berlaku untuk jangka
waktu satu tahun terhitung sejak perjanjian ini ditandatangani.
p. Pada tanggal 2 Januari 2008, Sinergitama mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan dan
rak untuk menempatkan perangkat-perangkat terkait dengan penyediaan jasa internet dengan
Trio. Perjanjian tersebut dapat diperpanjang untuk satu tahun kedepan secara otomatis. Sampai
saat ini perjanjian ini masih berlaku.
29. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan anak perusahaan bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko keuangan yang dihadapi Perusahaan dan anak
perusahaan, menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai serta untuk mengawasi
kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan.
Kebijakan manajemen risiko keuangan yang dijalankan oleh Perusahaan dan anak perusahaan dalam
menghadapi risiko tersebut adalah sebagai berikut:
a. Risiko kredit
Eksposur risiko kredit Perusahaan dan anak perusahaan terutama timbul dari pengelolan piutang
usaha. Perusahaan dan anak perusahaan melakukan pengawasan kolektibilitas piutang sehingga
dapat diterima penagihannya secara tepat waktu dan juga melakukan penelaahan atas masingmasing piutang pelanggan secara berkala untuk menilai potensi timbulnya kegagalan penagihan.
b. Risiko tingkat suku bunga
Eksposur risiko tingkat suku bunga Perusahaan terutama adalah berasal dari hutang bank yang
diperoleh Perusahaan dimana nilai wajar arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena
perubahan tingkat suku bunga pasar.
Perusahaan mengelola risiko tersebut dengan senantiasa memonitor pergerakan tingkat suku
bunga pasar yang berlaku dan mengelola ketersediaan arus kas yang digunakan untuk melunasi
pinjaman dan untuk modal kerja.
c. Risiko mata uang asing
Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan terhadap risiko nilai tukar mata uang asing timbul
terutama dari nilai wajar arus kas di masa depan yang berfluktuasi pada kas di bank dan hutang
bank dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang disebabkan karena perubahan kurs pertukaran
mata uang asing. Dalam mengelola risiko, Perusahaan dan anak perusahaan meminimalisasi
pinjaman dalam mata uang asing.
Ekshibit E/49
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
d. Risiko likuiditas
Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan terhadap risiko likuiditas timbul terutama dari
penempatan dana dari kelebihan penerimaan kas setelah dikurangkan dari penggunaan kas untuk
mendukung kegiatan usaha Perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan
mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan arus kas dan fasilitas bank dengan terus
memonitor proyeksi arus kas dan ketersediaan dana. Perusahaan dan anak perusahaan juga
menerapkan manajemen risiko likuiditas yang berhati-hati dengan mepertahankan saldo kas yang
cukup yang berasal dari penagihan hasil penjualan dan menempatkan kelebihan dana kas dalam
instrumen keuangan dengan tingkat risiko yang rendah namun memberikan imbal hasil yang
memadai serta memperhatikan reputasi dan kredibilitas lembaga keuangan.
30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI
Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan belum berlaku efektif untuk
laporan keuangan interim konsolidasi yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011:
PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”
PSAK revisi ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan
kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan
keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
PSAK No. 24 (Revisi 2010), ”Imbalan Kerja”
PSAK revisi ini mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.
PSAK No. 46 (Revisi 2010), ”Akuntansi Pajak Penghasilan”
PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung
konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan/(penyelesaian) jumlah tercatat
aset/(liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi
dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
PSAK No. 50 (Revisi 2010), ”Instrumen Keuangan: Penyajian”
PSAK revisi ini menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan
saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
PSAK No.53 (Revisi 2010), ”Pembayaran Berbasis Saham”
PSAK revisi ini mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis
saham.
Ekshibit E/50
PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (Lanjutan)
PSAK No. 60, ”Instrumen Keuangan: Pengungakapan”
PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para
pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan
jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama
periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.
ISAK No. 15, ”PSAK No.24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya”
ISAK ini memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program
imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK NO. 24 (Revisi 2010), ”Imbalan Kerja”.
ISAK No.20, ”Pajak penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang
Saham”
ISAK ini membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak
tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi yang direvisi tersebut dan belum
menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan interim konsolidasian.
Download