6 et al. (1986) ini akan mengamplifikasi daerah target tunggal sehingga menghasilkan satu pita pada proses elektroforesis. Teknik RAPD juga dikenal sebagai Arbitrarily Primed PCR (AP-PCR) banyak digunakan dalam deteksi sidik jari genomik. Primer akan berikatan dengan banyak situs pengikatan pada genom dan fragmen teramplifikasi dari pengikatan tersebut. Kekuatan pengikatan primer dapat ditingkatkan setelah beberapa siklus secara efektif. Hal ini berarti bahwa hanya best mismatches yang teramplifikasi secara sempurna. Reprodusibilitas teknik ini sulit diperoleh pada level yang sama dari pengikatan primer pada percobaan yang berbeda (Crouch et al. 2000). Penggunaan penanda RAPD relatif sederhana dan mudah dalam hal preparasi. Teknik RAPD memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan teknik molekuler lainnya. Teknik ini juga mampu menghasilkan jumlah karakter yang relatif tidak terbatas, sehingga sangat membantu untuk keperluan analisis keanekaragaman organisme yang tidak diketahui latar belakang genomnya. RAPD pada tanaman tahunan dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi seleksi awal (Primrose dan Twyman 2006). BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam isolasi DNA adalah mortar, tabung sentrifus, sentrifus Beckman Coulter AllegraTM 64R Centrifuge, penangas air, pipet mikro, pipet Mohr, bulp, sudip, tabung mikro, neraca analitik Scaltec, dan dan spektrofotometer UV-VIS Beckman Coulter DU 530. Amplifikasi DNA dilakukan dengan alat PCR (Biometra T-personal dan PCR ESCO APBIO). Alat-alat untuk elektroforesis terdiri atas perangkat elektroforesis Toylab, parafilm, cetakan gel, sisir, power supply, dan alat untuk dokumentasi hasil pengamatan elektroforesis UV (UV Transilluminator 2201 Sigma dan kamera Power Shot A640 Canon). Selain itu digunakan juga autoklaf, gelas piala, labu Erlenmeyer, gelas ukur, mesin DNA speed vac (Savant DNA Speed Vac 110), dan program statistik khusus NTSYS versi 2.02 dengan menggunakan metode UPGMA (Unweighted Pair Group Method Arithmatic Mean). Bahan-bahan yang digunakan untuk isolasi DNA adalah daun 58 sampel kelapa sawit asal Jawa Barat, polyvinyl-pyrolidone (PVP) 1.5%, nitrogen cair, β-merkaptoetanol, bufer ekstraksi, kloroform : isoamilalkohol (24:1), isopropanol, bufer TE, Na-asetat 3 M pH 5.2, etanol absolut, dan etanol 70%. Bufer ekstraksi merupakan campuran akuades steril, Tris-HCl 1 M pH 8.0, Ethyline Diamine Tetraacetic Acid (EDTA) 0.5 M pH 8.0, NaCl 5 M, dan Cetyl trimethylammonium bromide (CTAB) 10%. Bufer TE terdiri atas akuades steril, Tris-HCl 1 M pH 8.0, dan Ethyline Diamine Tetraacetic Acid (EDTA) 0.5 M pH 8.0. Bahan untuk elektroforesis yaitu loading buffer (bromfenol blue 2.5% : sukrosa 40%), agarosa, Ethidium bromide (EtBr) 1% (w/v), bufer TBE (Tris Base EDTA) 0.5X, dan marker 1 kb plus DNA ladder. Bahan untuk amplifikasi meliputi complete buffer, dNTPs, molecular water (MW) Taq DNA polimerase (Fermentas), dan primer acak RAPD (OPC, OPD, OPM, dan OPN). Metode Isolasi DNA (Castillo 1994) Sampel daun kelapa sawit sebanyak 1 g digerus hingga halus dengan menggunakan 250 ml N2 cair dalam mortar dan PVP 1.5%. Selanjutnya ditambahkan 1 ml bufer ekstraksi dan 200 µL β-merkaptoetanol bersuhu 650C. Lalu dikocok kuat hingga homogen dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 650C. Setelah itu, didiamkan hingga suhunya sama dengan suhu ruang dan ditambahkan 1 ml kloroform : isoamilalkohol (KI). Kemudian dikocok dan disentrifugasi 11.000 rpm selama 10 menit pada suhu 250C. Supernatan yang dihasilkan ditambah 1 volum kloroform : isoamilalkohol (KI) dan disentrifugasi pada 11.000 rpm selama 10 menit dengan suhu 250C. Kemudian supernatan ditambah 1 volum isopropanol dan dikocok perlahan. Campuran tersebut disimpan pada suhu 40C selama 30 menit. Setelah itu, dilakukan sentrifugasi pada 11.000 rpm selama 10 menit dengan suhu 250C. Pelet yang dihasilkan dikeringanginkan selama 10 menit dengan membalikkan tabung. Pelet lalu ditambahkan dengan 500 µL bufer TE, 1/10 volum Na-asetat 3 M pH 5.2, dan 2 volum etanol absolut. Setelah dihomogenkan, campuran tersebut disimpan pada suhu -200C selama 30 menit. Proses selanjutnya yakni sentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit pada suhu 40C. Pelet yang dihasilkan ditambah etanol 70% dan disentrifugasi kembali dengan kecepatan dan suhu yang sama selama 2 menit. Terbentuknya pelet hasil sentrifugasi 7 dikeringkan dengan speed vacuum. Setelah itu, pelet ditambah 30 µL bufer TE. DNA yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer. Analisis DNA secara kualitatif dilakukan dengan elektroforesis gel agarosa 1 %. Hasil isolasi diuji kemurniannya melalui elektroforesis gel agarosa 1% dengan aliran tegangan listrik sebesar 75 V. Adanya kontaminan yang tampak dari band hasil elektroforesis kemudian dimurnikan. Pemurnian dilakukan dengan cara ditambahkan RNase 2 µg/mL. Selanjutnya dilakukan inkubasi di waterbath bersuhu 370C selama 60 menit. Uji kualitatif DNA Tujuan pengujian ini yakni untuk mengetahui DNA kelapa sawit yang berhasil diisolasi sehingga dapat diketahui kualitas DNA yang diperoleh. Mulanya dibuat gel agarosa 1% untuk elektroforesis dengan dilarutkannya agarosa 0.6 g dalam 60 ml larutan TBE 0.5X. Kemudian dipanaskan hingga larut dan didinginkan pada suhu kamar hingga hangat. Selanjutnya ditambahkan 3 µl EtBr dan dituang ke dalam cetakan gel elektroforesis yang telah dipasangi sisir (cetakan sumur) hingga gel memadat. Gel yang sudah padat dipindahkan ke dalam bak elektroforesis yang berisi TBE 0.5X. Sampel yang akan dielektroforesis dicampur dengan loading buffer dengan perbandingan 1:5 pada parafilm. Setelah tercampur maka diinjeksi ke dalam sumur gel agarosa. Marker yang digunakan adalah 1 kb plus DNA ladder sebanyak 0.8 µL. Setelah semua sampel selesai diinjeksi maka alat elektroforesis dihubungkan pada power supply yang dialiri tegangan listrik 75 volt selama ± 1 jam. Hasil elektroforesis diamati dengan bantuan lampu UV dalam transilluminator. Uji kuantitatif DNA Pengujian dilakukan dengan metode spektrofotometri. Suspensi DNA hasil isolasi sebanyak 2 µl diencerkan menjadi 200 µl dengan ditambahkannya MW. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan yang timbul akibat sampel yang terlalu pekat. Selanjutnya dibaca absorban pada panjang gelombang (λ) 260 nm, 280 nm, dan 230 nm. Pengukuran pada panjang gelombang 280 nm dilakukan untuk mengetahui adanya kontaminasi protein sedangkan pada panjang gelombang 230 nm untuk mengetahui kontaminasi polisakarida dan fenol. Tingkat kemurnian DNA ditentukan dengan nilai perbandingan A260/A280. Nilai perbandingan A260/A280 yang baik sekitar 1.6-1.8. Serapan maksimum radiasi UV oleh DNA berada pada panjang gelombang 260 nm. Konsentrasi DNA yang baik belum sepenuhnya menjamin kualitas DNA juga baik. PCR RAPD DNA Kelapa Sawit (Williams et al. 1990) Pembuatan campuran reaksi PCR dilakukan pada tabung mikro dengan komposisi antara lain 1 µL sampel DNA (50 ng), 2.5 µL buffer complette 10X, 1 µL dNTPs 10 mM, 1 µL primer acak (OPC, OPD, OPM, OPN) RAPD 10 µM, 0.5 µL Taq DNA polimerase, 19 µL MW (Molecular Water) sehingga volume total menjadi 25 µL. Campuran tersebut kemudian dihomogenisasi dengan menggunakan speed vac selama beberapa saat kemudian dimasukkan ke dalam mesin PCR. Program suhu yang digunakan pada PCR terdiri atas dua tahap siklus. Tahap pertama berlangsung selama satu kali siklus dengan suhu 92°C selama 2 menit untuk denaturasi awal, 92°C selama 3 menit 30 detik untuk penyempurnaan proses denaturasi DNA, 35°C selama 1 menit untuk penempelan primer, dan 72°C selama 1 menit untuk tahapan perpanjangan rantai. Untuk siklus berikutnya program suhu yang digunakan 92°C selama 1 menit untuk denaturasi DNA, 35°C selama 1 menit untuk penempelan primer, 72°C selama 2 menit untuk tahapan perpanjangan rantai hingga sebanyak 44 kali siklus, serta 72°C selama 7 menit terakhir untuk memastikan DNA yang diamplifikasi terdenaturasi seluruhnya. Hasil PCR kemudian dilihat dan dipisahkan dengan menggunakan elektroforesis gel agarosa. Elektroforesis hasil amplifikasi Elektroforesis hasil amplifikasi dilakukan menggunakan gel agarosa 1.5%. Sebelum dilakukan elektroforesis, hasil amplifikasi dicampurkan dengan loading buffer terlebih dahulu dengan perbandingan 1:5. Marker yang digunakan adalah 1 kb plus DNA ladder sebanyak 0.8 µL. Elektroforesis dialiri tegangan listrik 75 volt selama ± 60 menit. Hasil elektroforesis diamati dengan bantuan lampu UV dalam transilluminator. Analisis hasil elektroforesis Fragmen hasil amplikasi yang dilakukan merupakan lokus DNA yang bersifat dominan. Evaluasi dari pita-pita yang