BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Local Area Networking (LAN) Menurut Turban (2003) LAN dapat menghubungkan dua atau lebih komputer yang dapat saling berkomunikasi (biasanya dalam satu gedung), jadi setiap pengguna komputer memungkinkan untuk dapat saling berkomunikasi antara satu dengan komputer yang lainya. LAN memungkinkan untuk saling berbagi printer, data, program, dan lainlain. Di dalam kantor, LAN dapat memberikan akses kepada pengguna secara cepat dan efisien untuk mengetahui informasi bank dan juga dapat berbagi mesin fax maupun printer. Dengan membagun LAN yang baik maka dapat mengurangi kebutuhan kertas yang akan digantikan dengan catatan kecil secara elektronik antara pengguna terminal. Macam-macam bentuk LAN (Turban, 2003): • Bus Network Di dalam Bus Network, biasanya dihubungkan dengan kabel network biasa dan kabel tersebut berguna untuk media tranmisi data antara computer yang satu dengan computer yang lainnya. Setiap computer mempunyai alamat masingmasing. Setiap computer dapat mengetahui bahwa ada data di kabel, tetapi hanya komputer tujuan saja yang dapat menerima pesan. Gambar 2.1 Bus Network Sumber : The Xerox Document, 1996 • Ring Network Di dalam ring network, setiap komputer disusun bersebelahan dengan komputer lain, sehingga membentuk bulatan. Setiap komputer mempunyai kontrolnya masing-masing. Semua data pasti melalui network yang berbentuk lingkaran sampai data tersebut sampai pada komputer tujuannya. Gambar 2.2 Ring Network Sumber : The Xerox Document, 1996 • Star Network Di dalam Star Network, setiap komputer di hubungakan ke device utama (misal : hub). Metode pengiriman data sama dengan bus network atau ring network Gambar 2.3 Start Network Sumber : The Xerox Document, 1996 2.2 Wireless LAN Macam-macam wireless LAN : 1. Bluetooth teknologi Bluetooth adalah teknologi wireless yang peralatan digital seperti komputer, printer, keyboard, telepon selular, PDA untuk saling berkomunikasi dengan menggunakan frekuensi radio 2. Wireless Local Area Network (WLANs) WLAN teknologi menyediakan hubungan jaringan secara wireless, yang biasanya jaringan dalam satu gedung. WLAN menggunakan frekuensi tinggi (2,4GHz) dan lebih dikenal dengan sebutan Wi-Fi. Teknologi Wi-Fi diterima oleh banyak perusahaan sebagai alternatif pengganti dari LAN yang menggunakan kabel, karena Wi-Fi mampu mengirimkan data dengan kecepatan sampai dengan 11 Mbps (megabits per second). Wi-Fi banyak juga digunakan di rumah-rumah. Wi-Fi dikenal juga dengan sebutan 802.11b, yang merupakan salah satu bentuk dari seri 802.11. 802.11b ini sudah mempunyai sistem pengaman yang disebut Wired Equivalent Privacy (WEP). WEP telah menyediakan sistem keamanan dengan 64-bit encryption. 2.3 Internet Internet merupakan jaringan komputer yang sangat besar yang menghubungkan jaringan komputer yang satu dengan jaringan komputer yang lainnya dari berbagai lokasi di seluruh dunia yang memungkinkan setiap orang dapat melakukan interaksi secara online. Dapat dikatakan juga internet adalah jaringan dari jaringan-jaringan komputer yang saling terhubung satu dengan yang lainnya, yang masing-masing memberikan kontribusi, sehingga antar jaringan dapat saling berkomunikasi. Jaringan komputer yang sangat besar ini dibangun oleh inisiatif masyarakat, sehingga dalam dunia internet tidak ada lembaga tertinggi yang dapat memiliki dan mengontrolnya (Purbo, 2001). Menurut Hahn (1996), jaringan Internet dibangun berbasiskan jutaan komputer di seluruh dunia yang terhubung oleh jutaan kabel, hubungan telepon maupun satelit. Dan tujuan dari semua perlengkapan ini adalah agar client dan server dapat saling berkomunikasi. Dengan kata lain, Internet dibangun sedemikian rupa agar program client dapat berkomunikasi dengan program server. Mempelajari menggunakan Internet berarti mempelajari menggunakan program client pada komputer kita. Seperti saat kita menggunakan fasilitas surat elektronik (email) untuk mengirim dan menerima pesan-pesan. Dibalik itu ada suatu program server berupa mail server yang akan memelihara dan mengatur suatu mailbox elektronik yang menjamin bahwa mail yang kita kirim dan terima itu benar. Lawrence et al. (1998) menyatakan bahwa Internet adalah sebuah jejaring komputer yang memperbolehkan semua orang untuk mengakses informasi dengan berbagai subjek dan mengirim pesan serta membeli produk. Internet ini dapat berjalan karena terdapat standarisasi protokol dalam pertukaran informasi. Menurut Samuel dan Rahmayanto (1997), Internet adalah jaringan komputer dunia yang meliputi jutaan komputer. Komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi. Dari segi ilmu pengetahuan, Internet adalah sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan bahkan milyaran artikel, buku, jurnal, kliping, foto, dan lainlain dalam bentuk media elektronik. Orang bisa ‘berkunjung’ ke perpustakaan tersebut kapan saja dan dari mana saja. Bagi yang suka berbelanja, Internet merupakan pusat belanja terbesar di dunia. Ada banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari teknologi internet, hal ini tentunya tergantung kepada keperluan dari masing-masing pemakai. Secara umum orang menggunakan internet untuk hal-hal berikut : • Mendapatkan Informasi Internet merupakan sumber informasi masa kini yang luar biasa, bahkan boleh dikatakan hampir tidak ada batasannya. Ragam dan jenis informasi yang dapat diperoleh dari internetpun ada bermacam-macam. Mulai dari informasi yang bermanfaat, misalnya informasi bisnis, berita politik, berita olahraga, informasi pendidikan; maupun informasi yang kurang ada manfaatnya, misalnya informasi tentang pornografi, gosip, dan lain-lain. • Mengirim Surat Elektronik (e-mail) Di internet setiap orang dapat memperoleh fasilitas e-mail dengan mudah, baik fasilitas yang gratis maupun yang penggunanya dipungut bayaran. Kelebihan email dibanding dengan surat biasa adalah terletak pada kecepatan penyampaian pesan, dan juga dengan biaya yang relatif murah. Dengan e-mail kita dapat mengirim surat kapan saja, ke seluruh penjuru dunia dan surat tersebut akan sampai kepada si penerima dalam waktu yang sangat singkat, yaitu dalam hitungan menit bahkan dalam hitungan detik. • Melakukan Pembicaraan Elektronik (chatting) Bahasa sederhananya chatting adalah “mengobrol” dengan orang lain secara elektronika di internet. Chatting tidak seperti lazimnya orang berbicara dengan suara, dalam melakukan chatting pembicaraan dilakukan dengan tulisan yang dimasukkan ke komputer dengan menggunakan keyboard. • Melakukan Transaksi Perdagangan Elektronik (e-commerce) Dengan internet transaksi perdagangan dapat dilakukan dengan lebih cepat, lebih nyaman, dan tidak ada batasan daerah maupun waktu. Dengan internet orang dapat membeli dan menjual barang-barang dan jasa secara on-line. Sebagai contoh kita dapat membeli buku di situs Amazon.com secara on-line dan buku tersebut akan kita terima dalam beberapa waktu kemudian. • Belajar Jarak Jauh (e-learning) Bagi orang yang sibuk dan tidak dapat menghadiri kelas secara fisik, belajar melalui teknologi e-learning merupakan jawaban yang tepat dan baik, karena kita dapat melakukan proses pembelajaran dimana saja dan kapan saja kita mau. Dengan e-learning kita dapat belajar dengan leluasa dan tidak terbatas pada kehadiran fisik maupun waktu belajar. Saat ini telah banyak penyedia jasa belajar jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi internet. • Bermain Game Sudah banyak tersedia game on-line yang ada di internet. Disini kita dapat bermain game secara bersama-sama walau tempat kita berjauhan. Dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat kita lakukan dengan menggunakan teknologi internet yang tidak mungkin disebutkan satu persatu pada tulisan ini. 2.4 Pengertian Marketing Persaingan perusahaan di segala bidang sangatlah ketat dengan demikian perusahaan harus selalu mengembangkan dirinya dengan baik dari segi produk yang dihasilkan maupun dalan hal manajemennya, terutama pemasaran. Adapun definisi pemasaran menurut Kotler (2000, p8) yaitu “Marketing is a societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering, and freely exchanging products and services of value with other” Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran pada intinya berorientasi pada konsumen, melihat apa kebutuhan dan keinginan manusia dan menyediakan serta menyalurkan pada konsumen sehingga konsumen memperoleh kepuasan. Menurut Mc. Carthy (1995, p9) pemasaran adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dan juga merupakan proses sosial. Ditambahkan pula oleh Stanton (1994, p6) pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan atas barang dan jasa baik pada konsumen pada saat ini maupun konsumen potensial. Dan pemasaran menurut Keegan (1995, p23) mengatakan bahwa “Marketing is a process of focusing the resourcess and objective of an organizational environmental opportunities and needs.” Berdasarkan definisi tersebut maka pemasaran adalah suatu proses yang terfokus pada sumber daya manusia dan bertujuan untuk memanfaatkan peluang pasar secara global. Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial yang menyalurkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen ke konsumen dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui proses pertukaran. 2.5 Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran / marketing mix merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari sistem pemasaran sehingga dapat menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen disamping itu perusahaan dapat memperoleh laba maksimum. Menurut Kotler (2000, p15) “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to persue it’s marketing objectives in the target market.” Berdasarkan definisi tersebut maka bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Ditambahkan oleh Stanton, Etzel, dan Walker (1994, p13) yaitu “The combination of four primary element that comprise a company is marketing program.” Dari definisi tersebut maka bauran pemasaran adalah kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi, keempat unsur tersebut adalah penawaran produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Ditambahkan pula pengertian bauran pemasaran menurut Saladin (1996, p5) adalah serangkaian daripada variabel pemasaran yang dikuasai oleh perusahaan, yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan lingkungan pemasaran yang dapat dikendalikan dan saling berhubungan satu dengan yang lain disusun dan dipakai perusahaan untuk mencapai sasarannya. Menurut Kotler (2000, p15) ada empat faktor yang merupakan pembentuk dari bauran pemasaran, terdiri dari : 2.5.1 Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar memenuhi keinginan atau permintaan (Kotler, 1998). Ada lima tingkatan produk menurut Kotler (1998, p55), yaitu : • Manfaat inti (Core Benefit) : Manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. • Produk dasar (Basic Product) : Karateristik yang dimiliki produk tersebut, berupa mutu, corak, dan lain-lain. • Produk yang diharapkan (Expected Product) : Kondisi yang diharapkan pembeli saat membeli produk. • Produk yang ditingkatkan (Augemented Product) : Penyempurnaan dari produk inti. • Produk potensial (Potential Product) : Mencakup semua peningkatan dan transformasi pada produk dimasa yang akan datang. Selain lima tingkat produk diatas, Kotler (1998, p54), membagi klasifikasi produk berdasarkan daya tahan, wujud dan penggunaan (konsumen atau industri). 1. Berdasarkan daya tahan dan wujud, produk dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu : • Barang yang habis terpakai (non-durable goods) : Merupakan barang yang dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Contohnya bir, sabun, garam, dan lain-lain. • Barang tahan lama (durable goods) : Merupakan barang berwujud yang biasa digunakan sering kali. Contohnya lemari es, pakaian, dan lain-lain. • Jasa (service) : Merupakan barang yang tidak berwujud dan tidak dapat dipisahkan serta mudah habis. 2. Klasifikasi barang konsumsi, terdiri dari : • Convenience Goods : Merupakan barang yang biasanya sering dibeli konsumen segera dan dengan usaha minimum. Contohnya sabun, surat kabar, dan lain-lain. • Shopping Goods : Merupakan barang yang karateristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya. Contohnya furniture, mobil bekas, dan lain-lain. • Specialty Goods : Merupakan barang dengan karateristik unik dan/atau identifikasi merk yang untuk itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha untuk membelinya. Contohnya meliputi merk, dan jenis barang mewah. • Unsought Goods : Merupakan barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Contohnya batu nisan, asuransi jiwa. 3. Klasifikasi barang industri, terdiri dari : • Bahan baku dan suku cadang (material dan spare part) : Merupakan barang yang sepenuhnya masuk ke produk. • Barang modal (capital items) : Merupakan barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan/atau pengelolaan produk akhir. • Perlengkapan dan jasa bisnis : Merupakan barang dan jasa yang tidak tahan lama, yang membantu pengembangan dan/atau pengelolaan produk akhir. Menurut Saladin (1996, p13), pengertian bauran produk adalah kumpulan seluruh lini produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada pembeli. Ditambahkan oleh Saladin (1996, p13), bahwa ada empat dimensi dari bauran produk tersebut, yaitu : 1. Lebar bauran produk : Menunjukkan banyaknya macam lini produk yang ditangani oleh perusahaan. 2. Panjang bauran produk : Memperlihatkan seluruh jumlah unit produk (product item) yang ada dalam bauran produk. 3. Dalamnya bauran produk : Menunjukkan berapa banyak varian produk yang ditawarkan di setiap lini produk. 4. Konsistensi bauran produk : Memperlihatkan seberapa dekat hubungan berbagai lini produk pada saat pemakaian akhir, saluran distribusi ataupun fungsi lainnya. 1.5.1.1 Produk Baru Menurut Kotler (1997, p167) produk baru adalah barang, pelayanan, atau gagasan yang dianggap baru oleh beberapa pelanggan potensial. Produk itu mungkin sudah tersedia untuk beberapa waktu, tetapi yang penting adalah bagaimana konsumen belajar mengenai produk untuk pertama kalinya dan memutuskan apakah akan mengadopsinya. Pengertian proses produksi menurut Kotler (1997, p167) adalah proses mental yang dilewati individu mulai dari belajar pertama kali mengenai suatu inovasi sampai adopsi akhir. Dan adopsi sebagai keputusan untuk seseorang untuk menjadi pengguna teratur dari produk tersebut. Kantor konsultan Booz, Allen & Hamilton telah mengidentifikasi enam kategri produk baru (Kotler, 2002, p.374): • Produk baru bagi dunia : Produk baru yang menciptakan suatu pasar yang sama sekali baru. • Lini produk baru : Produk baru yang memungkinkan perusahaan memasuki pasar yang telah mapan untuk pertama kalinya. • Tambahan pada lini produk baru yang telah ada : Produk-produk baru yang melengkapi suatu lini produk perusahaan yang telah mapan (ukuran kemasan, rasa, dan lain-lain). • Perbaikan dan revisi produk yang telah ada : Produk baru yang memberikan kinerja yang lebih baik atu nilai yang dianggap lebih hebat dan menggantikan produk yang telah ada. • Penentuan kembali posisi (repositioning) : Produk yang telah ada diarahkan ke pasar atau segmen pasar baru. • Pengurangan biaya : Produk baru yang menyediakan kinerja serupa dengan harga yang lebih murah. 1.5.1.2 Faktor Penghambat Pengembangan Produk Baru Faktor yang menghambat pengembangan produk baru (Kotler, 2002, p.377) : • Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting di bidang tertentu : Mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki bebrapa produk dasar (seperti baja, detergen) • Pasar yang terbagi-bagi : Persaingan yang ketat menyebabkan pasar menjadi terbagi-bagi (market fragmentation) • Kendala sosial dan pemerintah : Produk baru harus memenuhi kriteria seperti keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan. • Mahalnya proses pengembangan produk baru : Suatu perusahaan pada umumnya harus menciptakan berbagi gagasan tentang produk baru untuk menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan lebih sering menghadapi biaya litbang, menufaktur, dan pemasaran yang tinggi. • Kekurangan modal : Beberapa perusahaan yang memiliki gagasan-gagasan yang baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkan produk baru. • Waktu pengembangan yang lebih singkat : Perusahaan-perusahan yang tidak dapat mengembangkan produk baru secara cepat akan berada di pihak yang tidak memiliki keunggulan bersaing • Siklus hidup produk yang lebih singkat : Ketika suatu produk baru berhasil, pesaing dengan cepat akan meniru. 1.5.1.3 Proses Mengadopsi Produk Baru Konsumen akan melalui lima tahap dalam proses mengadopsi produk baru, yaitu (Kotler, 2002, p.183): • Kesadaran : Konsumen menjadi sadar akan produk baru, tetapi kurang informasi tentang produk tersebut. • Tertarik : Konsumen mencari informasi mengenai produk baru. • Evaluasi : Konsumen mempertimbangkan apakah masuk akal untuk mencoba produk baru. • Mencoba : Konsumen mencoba produk baru dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraannya mengenai nilai produk tadi. • Adopsi : Konsumen memutuskan untuk menjadi pengguna produk baru sepenuhnya dan teratur. 2.5.2 Harga Pengertian harga menurut Kotler (1998, p257) adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk. Didalam memasarkan produk perusahaan perlu menetapkan harga jualnya dengan tepat, karena harga jual yang tidak tepat dapat mengakibatkan tidak tertariknya konsumen untuk membeli produk. Dahulu harga merupakan faktor yang paling mempengaruhi pilihan pembeli. Hal ini masih terjadi di negara-negara miskin, tetapi dalam beberapa dekade ini faktor nonharga menjadi lebih penting bagi pembeli. Kotler dan Armstrong (1998, p315) juga menyebutkan bahwa “Price is the only element in the marketing mix that produces revenue; all other elements represent cost”. Kompetisi dalam pemberian harga (pricing) dan harga (price) merupakan masalah yang paling utama yang dihadapi para eksekutif pemasaran. Banyak perusahaan yang tidak melakukan pricing dengan baik. Kesalahan yang paling banyak terjadi adalah: pricing yang terlalu berorientasi pada cost; pricing yang tidak direvisi untuk mencerminkan perubahan pasar; pricing yang tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam marketing mix; dan harga yang tidak cukup bervariasi bagi item produk yang berbeda dan segmen-segmen pasar yang berbeda. 2.5.3 Saluran Pemasaran Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 1998, p140). Saluran pemasaran terdiri dari beberapa tingkatan: • Saluran nol tongkat : Perusahaan menjual langsung ke konsumen akhir. • Saluran satu tingkat : Berisi satu perantara penjual, seperti pengecer. • Saluran dua tingkat : Berisi dua perantara (pedagang besar, dan pengecer). • Saluran tiga tingkat : Berisi tiga perantara (pedagang besar, pemborong, pengecer). Menurut Saladin (1996, p51), perantara pemasaran diperlukan perusahaan karena alasan-alasan berikut : 1. Produsen mendapatkan keuntungan tertentu dengan menggunakan jasa perantara. 2. Produsen kekurangan sumber daya untuk melaksanakan pemasaran secara langsung. 3. Penggunaan perantara akan sangat mengurangi pekerjaan perusahaan, sehingga bisa mencapai efisiensi sangat tinggi dalam membuat barang. 4. Dari sudut pandang sistem ekonomi, peranan dasar perantara pemasaran adalah mengubah bentuk penawaran yang heterogen menjadi berbagai barang yang diinginkan oleh masyarakat. Ditambahkan pula oleh Saladin (1996, p51), bahwa saluran pemasaran tersebut memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Penelitian (research) : yaitu pengembangan data informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan pertukaran. 2. Promosi (promotional) : yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi yang persuasif mengenai penawaran barang. 3. Kontak (contact) : yaitu mencari dan menjalin hubungan dengan calon pembeli. 4. Penyelarasan (matching) : yaitu mempertemukan penawaran sesuai dengan permintaan pembeli, termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian, perakitan, dan pengawasan. 5. Negosiasi (negotiation) : yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan lain-lain, sehubungan dengan penawaran. 6. Distribusi fisik (physical distribution) : yaitu transportasi dan penyimpanan barang. 7. Pembiayaan (financing) : yaitu permintaan dan penyebaran dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut. 8. Pengambilan resiko (risk taking) : yaitu perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut. 2.5.4 Promosi Promosi merupakan faktor penting untuk produk yang dihasilkan agar dapat mencapai volume penjualan yang diharapkan, karena saat ini suatu perusahaan tidak hanya perlu menghasilkan produk yang baik, menerapkan harga yang menarik dan menyalurkannya, tetapi perusahaan juga harus berkomunikasi dengan konsumennya. Agar dapat berkomunikasi secara efektif perusahaan dapat menggunakan biro iklan untuk mengembangkan iklan yang efektif, barisan wiraniaga yang handal dan dapat secara langsung berhubungan dengan konsumen, spesialis promosi penjualan untuk mendesain program insentif penjualan, dan hubungan masyarakat untuk meningkatkan citra perusahaan. Pengertian promosi menurut Saladin (1996, p68) adalah “Suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Ditambahkan oleh Saladin (1996, p68), yang diharapkan dari kegiatan promosi tersebut adalah pada dasarnya untuk membuat permintaan menjadi inelastis pada saat harga naik dan membuat permintaan elastis pada saat harga turun, maksudnya bagaimana jumlah permintaan sedikit saja turun pada saat harga naik, dan bagaimana permintaan atau penjualan naik banyak pada saat harga turun. Ditambahkan pula oleh Mc Carthy, Perreault (1995, p294) “Promosi adalah kegiatan mempromosikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku.” Dari pendapat tersebut di atas, ternyata promosi yang terdiri dari empat bauran promosi mempunyai fungsi untuk meneruskan informasi dalam proses pengambilan keputusan membeli, dan juga sebagai alat untuk memperkenalkan dan membujuk pembeli sehingga terjadi pembelian. Seperti dikemukakan oleh Saladin (1996, p72), “bahwa tujuan promosi adalah untuk menimbulkan tanggapan pada pasar sasaran berupa tingkat kesadaran, kertertarikan, keinginan dan akhirnya tindakan untuk membeli produk yang ditawarkan.” 2.6 Perilaku Konsumen Menurut Pickle dan Abrahamson (1983, p265), perilaku konsumen diartikan sebagai tindakan individu dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan pelayanan, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan tersebut. Perilaku konsumen adalah merupakan suatu hal yang penting untuk dimengerti bagi pelaku bisnis, baik dalam bisnis skala kecil maupun dalam skala besar. Hal ini perlu disadari benar oleh pengusaha karena dari konsumenlah pelaku bisnis mendapatkan keuntungan. Sebaik apapun produk atau jasa yang ditawarkan oleh pengusaha tidak akan memberikan keuntungan bila tidak ada konsumen yang membeli/menggunakan produk atau jasa tersebut. Jadi dikatakan bahwa, memahami perilaku konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam dunia usaha. Bahkan dalam perkembangan konsep pemasaran yang mutakhir, konsumen ditempatkan dalam sentral perhatian. Karena itu para praktisi bisnis maupun akademisi berusahan mengkaji aspek-aspek konsumen dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran (Sutisna, 2002). Pada dasarnya kepuasan merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan pelanggan. Kotler (2000, p36) mendefinisikannya sebagai berikut “Satisfaction is a person’s feelings of pleasure or dissapointment resulting from comparing a product’s perceived performance (or outcome) in relation to his or her expectations”. Definisi lain tentang kepuasan juga diungkapkan oleh Lovelock dan Wright (2002, p87), yaitu sebgai berikut “Satisfaction can be defined as an attitude-like judgement following a purchase act or a series of consumer product interactions”. Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa sebagai hasil dari membandingkan kinerja produk yang dipersepsikan konsumen dengan harapannya dan terjadi setelah ia membeli produk tersebut. Kotler (2000, p36) seperti diterjemahkan penulis menyebutkan bahwa jika kinerja lebih rendah dari harapan, maka konsumen akan merasa tidak puas. Jika kinerja sama dengan harapan, maka konsumen akan merasa puas. Jika kinerja lebih tinggi dari harapan, maka konsumen akan merasa sangat puas. Kotler (2000, p36) seperti diterjemahkan penulis juga menyebutkan bahwa pembeli membentuk harapannya melalui bermacam-macam cara, antara lain dari pengalaman masa lalu, saran dari teman, dan informasi dan janji-janji yang diberikan pemasar dan pesaing. Jika pemasar memberikan harapan yang terlalu tinggi, maka pembeli akan cenderung merasa kecewa. Di lain pihak jika pemasar memberikan harapan terlalu rendah, maka hal ini tidak akan menarik cukup pembeli walaupun ini akan memuaskan yang membelinya. Banyak perusahaan yang mengarah pada kepuasan yang tinggi karena konsumen yang hanya merasa puas masih dapat dengan mudah beralih jika muncul penawaran yang lebih baik. Kepuasan yang tinggi membuat konsumen memiliki ikatan emosional dengan merek tertentu, tidak hanya preferensi secara rasional, dan hasilnya adalah kesetiaan pelanggan yang tinggi. Lovelock dan Wright (2002, p87) menyebutkan bahwa “…customer satisfaction is not an end in itself. Instead it’s the means to achieving key business goals”. Lovelock dan Wright (2002, p87) seperti diterjemahkan penulis juga menyebutkan bahwa kepuasan pelanggan penting karena adanya bukti hubungan strategis antara kepuasan pelanggan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pertama, kepuasan pasti berhubungan dengan kesetiaan dan komitmen dalam hubungan. Kedua, konsumen yang sangat puas akan menyebarkan word-of-mouth yang positif. Mereka menjadi iklan berjalan dan berbicara bagi suatu organisasi yang pelayanannya memuaskan, sehingga menurunkan biaya menarik konsumen baru. Ketiga, konsumen yang puas mungkin lebih bisa memaafkan. Seseorang yang telah menikmati layan antar yang baik sebelumnya cenderung percaya bahwa kegagalan pelayanan merupakan deviasi dari dari keadaaan normal, utnuk itu perlu lebih dari satu insiden yang tidak memuaskan untuk pelanggan yang sangat setia untuk mengubah persepsinya dan mempertimbangkan untuk beralih. Yang terakhir, konsumen yang sangat puas lebih tidak mudah terpengaruh oleh penawaran lain yang kompetitif dibandingkan konsumen yang hanya puas atau yang tidak senang dengan penyedia jasa saat ini. Solomon (1994, p348) seperti diterjemahkan penulis menyebutkan beberapa tindakan yang dilakukan konsumen yang merasa kecewa, yaitu: • Merespon suara (Voice Response): konsumen akan bicara langsung pada retailer. • Respon pribadi (Private Response): mengungkapkan ketidakpuasan tentang sebuah toko atau produk kepada teman atau memboikot toko. Word-of-mouth yang negatif dapat merusak reputasi toko. • Respon melalui pihak ketiga (Third-party Response): konsumen dapat mengambil tindakan hukum terhadap penjual, mengadukannya kepada Better Business Bureau (lembaga konsumen), atau menulis surat kepada koran. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jalan mana yang akan diambil konsumen. Secara umum konsumen mungkin merupakan orang yang tegas atau yang yang tidak suka melawan. Tindakan cenderung diambil bagi produk yang yang mahal seperti mobil daripada produk yang murah. Konsumen juga akan lebih memilih beralih ke merek lain saja jika menurut konsumen toko tersebut tidak akan menangani keluhan dengan baik daripada memperjuangkannya. Sebenarnya pemasar harus mendukung konsumennya untuk mengajukan keluhan karena orang cenderung menyebarkan pengalaman negatif yang belum terselesaikan kepada teman-temannya daripada menceritakan kejadian yang positif. 2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Kotler (1997) menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen dalam beberapa kategori, yaitu : faktor budaya (terdiri dari budaya, sub budaya dan kelas sosial), faktor sosial (terdiri dari referensi kelompok , keluarga, serta status dan aturan main), faktor personal (terdiri dari usia dan siklus kehidupan, pekerjaan, situasi-situasi khusus dalam ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep kemandirian) faktor psikologi (terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan tingkah laku). a. Faktor budaya Faktor budaya adalah faktor yang sangat berpengaruh pada perilaku pelanggan • Budaya Budaya adalah hal yang paling mendasar dalam menentukan keinginan dan perilaku seseorang. Setiap anak kecil yang sedang tumbuh belajar tentang benar atau salah, persepsi tentang sesuatu, panutan dan perilaku melalui orang tuanya dan institusi lainnya (misalnya : sekolah) • Sub Budaya Sub budaya memerlukan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik. Yang termasuk sub budaya adalah nasionalisme, religius, kelompok rasial dan geografi kependudukan. • Kelas sosial Kelas sosial biasanya memilik persamaan dalam tingkatan di lingkungan masyarakat manapun yaitu kesamaan terhadap nilai-nilai, kepentingan dan perilaku anggotanya. b. Faktor sosial Selain dipengaruhi faktor budaya perilaku pelanggan juga dipengaruhi faktor sosial berupa referensi kelompok, keluarga serta aturan dan status. • Referensi kelompok Referensi kelompok adalah semua pengaruh langsung atau tidak langsung kelompok terhadap perilaku seseorang. Kelompok yang berpengaruh langsung terhadap perilaku seseorang terdiri dari dua tingkatan yaitu kelompok primer seperti keluarga, teman-teman, tetangga dan teman kerja, dan kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, kelompok profesional dan kelompok pedagang. Refensi kelompok membentuk perilaku dan gaya hidup seseorang. Juga mempengaruhi sopan santun serta konsep pemikiran orang tersebut. Referensi kelompok membuat tekanan terhadap seseoang untuk memastikan bahwa orang tersebut benar2 terpengaruh dalam mengambil keputusan tentang suatu hal. • Keluarga Anggota keluarga memiliki pengaruh paling besar dalam referensi kelompok. Karena itu keluarga adalah kelompok pelanggan terpenting dalam masyarakat. • Aturan dan Status Dalam aturan tercantum beberapa aktifitas yang mewajibkan seseorang untuk mematuhinya. Setiap aturan membawa suatu simbol status yang harus diperhatikan oleh para marketing. c. Faktor personal Karakteristik personal juga mempengaruhi keputusan pelangan. Yang termasuk faktor personal adalah usia dan siklus kehidupan, pekerjaan, situasi-situasi khusus dalam ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep kemandirian. • Usia dan siklus kehidupan Masyarakat mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang berbeda-beda selama masa hidupnya. Konsumsi juga dipengaruhi oleh siklus kehidupan keluarga. Selera orang akan pakaian, peralatan rumah, rekreasi juga berkaitan dengan umur mereka. • Pekerjaan Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsi. Pekerjaan yang berbeda-beda mempengaruhi keputusan dalam mengkonsumsi sesuatu. • Situasi-situasi khusus dalam ekonomi Situasi-situasi khusus dalam ekonomi di masyarakat mempengaruhi biaya pengeluaran mereka (tingkat, stabilitas dan pola waktu), tabungan dan aset (termasuk didalamnya sekian persen aset yang likuid), hutang pinjam meminjam uang, dan perilaku antara memakai uang dan menyimpan uang. • Gaya hidup Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia seperti yang diekspresikan dalam aktivitas orang tersebut ketertarikan dan opini mereka. Sebagai contoh antara pelajar IT, pelajar non IT, pekerja IT dan pekerja non IT. • Kepribadian dan konsep kemandirian Kepribadian artinya bagaimana tanggung jawab seseorang dalam menghadapi lingkungan tempat tinggalnya secara konsisten. Yang berhubungan terhadap tahap kepribadian adalah konsep kemandirian seseorang. • Pekerjaan Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsi mereka. Seorang pelajar dan pekerja mempunyai kebutuhan yang berbeda akan pakaian. Pelajar tidak memakai pakaian yang formal ketika mereka pergi ke sekolah atau universitas, disamping itu seorang pekerja memakai pakaian yang lebih formal untuk pergi ke kantor. • Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang biasanya mengambarkan ciri – ciri sebagai berikut, seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, perbedaan, keramahan, keadaan membela diri dan bermampuan beradaptasi. d. Faktor psikologi Empat hal utama dalam faktor psikologi yang mempengaruhi keputusan seseorang dalam mengkonsumsi sesuatu adalah motivasi, persepsi pembelajaran, kepercayaan dan tingkah laku. • Motivasi Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan-kebutuhan tersebut timbul karena adanya perasaan lapar, haus dan perasaan tidak nyaman. Kebutuhan lainnya ada yang bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan-kebutuhan timbul karena tingkatan psikologi seperti kebutuhan untuk diakui keberadaannya, dihargai, atau kepemilikan. • Persepsi Persepsi adalah proses kemampuan seseorang dalam memilih, mengatur, menginterpretasi informasi-informasi yang didapatnya menjadi suatu gambaran yang bermakna bagi dunia. • Pembelajaran Pembelajaran mempengaruhi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman-pengalaman hidupnya. • Kepercayaan dan tingkah laku Bagi sesorang untuk belajar dari pengalamannya diperlukan kepercayaan dan tingkah laku yang akan mempengaruhi daya beli. Kepercayaan adalah pemikiran seseorang terhadap apa yang bisa membuatnya merasa nyaman. Tingkah laku adalah aktifitas yang dilakukan berdasarkan evaluasi untung rugi, perasaan emosional dan tendensi terhadap suatu objek atau ide. 2.8 Pengukuran Efektivitas Dalam buku effective measurement and management of IT costs and benefits (Remenyi, 1995), dikutip dua buah model untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu model yang disusun oleh kim serta model yang dirumuskan oleh miller dan doyle. Model kim merumuskan kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kesenjangan antara harapan pelanggan sebelum implementasi (pre-implementation experience) dan pengalaman pelanggan dalam menggunakan sistem (post implementation experience) serta dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam organisasi (organizational factors). Sedangakn model Miller-Doyle mencoba merumuskan kepuasan pelanggan dengan berusaha mengidentifikasi kebutuhan pelanggan melalui derajat kepentingan yang ditentukan pelanggan pada berbagai faktor dari sistem informasi. Selain itu model tersebut juga berusaha menilai kemampuan dan kinerja sistem informasi di mata penggunanya. Banyak penelitian dilakukan untuk menemukan cara mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Davis misalnya mengusulkan hubungan antara perceived usefulness dan perceived ease of use dengan penerimaan pelanggan terhadap teknologi informasi yang dalam penelitiannya diwakili oleh beberapa piranti lunak. Sebuah piranti lunak yang berkualitas baik akan dirasakan bermanfaat oleh penggunanya sehingga pelanggan tersebut dalam menyelesaikan pekerjaan dapat lebih efektif. Selain itu pelanggan merasakan bahwa piranti lunak tersebut mudah digunakan (Davis, 1989). Peneliti lainnya (Chin dan Lee) berusaha merumuskan berbagai faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan (end-user computing satisfaction) dengan menggunakan pendapat dari Doll dan Torkzadeh (Chin, 1988). Secara umum, faktorfaktor yang diusulkan adalah sebagai berikut : • Content : Apakah informasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. • Accuracy : Apakah informasi yang dihasilkan adalah benar, akurat dan dapat dipercaya. • Format : Apakah informasi disajikan dalam bentuk yang jelas? • Ease of use : Apakah pelanggan dapat dengan mudah menggunakan dana mengoperasikan sistem sesuai kebutuhan. • Timeliness : Apakah sistem menyajikan informasi terkini (up to date) ada waktunya sesuai kebutuhan. • System speed : Apakah kecepatan proses sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam penelitian tersebut, Chin dan lee tidak hanya membandingkan harapan pengguna sebelum menggunakan sistem (prior expectations) dengan persepsi pengguna setelah menggunakan sistem (post hoc perceptions). Tetapi mereka juga membandingakan antara keinginan pengguna sebelum menggunakan sistem (prior desires) dengan persepsi pengguna setelah menggunakan sistem tersebut.