6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikroprosesor dan Mikrokontroler Dalam perkembangannya, mikrokontroler tidak berkembang sebagaimana pesatnya perkembangan mikroprosesor. Mikroprosesor banyak digunakan sebagai otak suatu PC (Personal computer), sedangkan aplikasi mikrokontroler lebih banyak digunakan untuk mengendalikan sistem-sistem otomatis yang berdiri sendiri (Stand Alone) atau tempelan (Embedded) seperti mesin fotokopi, remote control, CD player, hingga aplikasi robot. Mikrokontroler berbeda dengan mikroprosesor dalam banyak hal, terutama dalam penggunaannya. Agar mikroprosesor dapat digunakan maka komponen-komponen seperti memori, komponen penerima data, komponen pengirim data, dan komponen tambahan lainya perlu ditambahkan. Sedangkan pada mikrokontroler komponen-komponen tambahan tersebut tidak selalu diperlukan karena sudah terpasang didalam (built in) mikrokontroler. Hal ini pada berbagai aplikasi dimaksudkan untuk menghemat ruang dan waktu dalam aplikasi perakitannya. 7 2.2 Bagian-bagian Mikrokontroler Mikrokontroler terdiri atas beberapa bagian yang saling berhubungan sehingga mikrokontroler dapat melakukan tugas sesuai dengan program yang ada didalamnya. Bagian-bagian penyusun mikrokontroler standard adalah: a. Unit memori b. CPU c. Bus d. Unit I/O e. Pembangkit clock isolator f. Unit timer/counter g. Komponen tambahan h. Program 2.2.1 Unit Memori Memori merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi untuk menyimpan data. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan mengenai memori, yaitu alamat (lokasi) memori, data dan jalur kendali adalah jalur yang berisi perintah CPU, apakah suatu lokasi memori akan dibaca atau akan ditulis. Menurut sifatnya,memori dapat digolangkan menjadi dua : a. Memori yang menguap (Volatile memori ) Memori ini akan hilang apabila catu daya dimatikan, memori ini juga dikenal dengan sebutan RAM (Random Access memory). b. Memori yang tidak menguap 8 Memori jenis ini tidak akan hilang walaupun catu daya dimatikan dan juga disebut ROM (Read Only Memory). 2.2.2 CPU ( Central Processing Unit ) CPU merupakan pengendali utama dari seluruh aktivitas mikrokontroler. CPU bertugas melakukan eksekusi program dan melakukan koordinasi dengan bagian lain didalam mikrokontroler. Didalam mikrokontroler terdapat ALU (Arithmetic And Logic Unit) yang bertugas untuk melakukan perhitungan aritmatika dan logika. Selain itu, didalam CPU juga terdapat memori untuk menyimpan data sementara selama proses eksekusi berlangsung, memori yang terdapat didalam CPU disebut register. 2.2.3 BUS Bus adalah jalur-jalur fisik yang menghubungkan CPU dengan memori atau unit lain dari mikrokontroler. Jalur-jalur tersebut tergabung dalam suatu grup, dan grup inilah yang dinamakan bus alamat. Pengendalian aliran data yang melalui BUS dilakukan oleh CPU melalui jalur kendali (Control Line) 2.2.4 Unit Input/Output Agar mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan dunia luar, maka harus ada yang menghubungkan keduanya.Terminal tersebut dinamakan port I/O. Port I/O dialamati sebagaimana layaknya memori. Ada tiga jenis port, yaitu input, port output dan port bi-derectional. Port bi-derectional adalah port dua arah yang dapat 9 difungsikan baik sebagai input port atau output port. Bi-irectional port ini biasa disebut port I/O. 2.2.5 Pembangkit Clock-osilator Rangkaian osilator yang dibutuhkan oleh mikrokontroler untuk menyediakan clock bagi mikrokontroler. Clock tersebut digunakan oleh mikrokontroler agar mikrokontroler dapat mengeksekusi instruksi program secara serempak (sinkron). Gambar 2.1 Pemasangan Osilator Kristal Pada PBASIC48W/P40 Frekwensi yang dibangkitkan oleh osilator akan menentukan waktu yang diperlukan mikrokontroler untuk mengeksekusi sebuah instruksi. Jika kedua pasang DSR dan RTS tidak dihubungkan melalui kabel, DSR dan RTS pada konektor DB9 yang terhubung ke komputer harus dihubungkan langsung (sort connection). 10 Gambar 2.2 Pin-pin Mikrokontroler PBASIC48W/P40 Tabel 2.1 Pin-pin Mikrokontroler PBASIC48W/P40 No Pin Nama Pin Deskripsi 1 RES Pin input/output reset 2 XI Pin osilator 3 X0 Pin osilator 4,18,32,46 VDD Pin untuk sumber tegangan positif ( 5V ) 5,19,33,47,48 VSS Pin ground, 0V 6 SDA Pin untuk EEPROM 7 SCL Pin untuk EEPROM 8 RX Pin jalur penerimaan data pada pemrograman 9 TX Pin jalur pengiriman data pada pemrograman 10 – 27 P0 – P15 Pin I/O 28 – 45 NC Pin Aux I/O 11 2.2.6 Unit Timer/Counter Mikrokontroler juga dilengkapi dengan pewaktu (timer) dan pencacah (counter). Timer tersebut digunakan untuk keperluan menghasilkan delay, mencacah pulsa, mengetahui keberadaan proses yang sedang berlangsung dan sebagainya. 2.2.7 Komponen Tambahan Kebanyakan Mikrokontroler memiliki komponen-komponen standar, terkadang juga dilengkapi dengan komponen fungsi tambahan. Komponen atau fungsi tambahan tersebut misalnya ADC (Analog Digital Converter), komparator, PWM dan sebagainya. ADC berfungsi untuk mengubah sinyal analag menjadi kode-kode digital. Dengan ADC dan komparator mikrokontroler dapat berinteraksi dengan dunia digital. Sedangkan PWM adalah format sinyal output Mikrokontroler yang nilainya dinyatakan dalam bentuk lebar pulsa. PWM dapat digunakan dalam pengendalian kecepatan motor. 2.2.8 Program Selain elemen-elemen yang telah disebutkan diatas, Mikrokontroler juga memerlukan suatu program agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Mikrokontroler Basic Stamp dikembangkan oleh parallax.Inc, yang diprogram dengan mudah menggunakan bahasa pemrograman BASIC 12 Gambar 2.3 Rangkaian Programer Mikrokontroler Basic Stamp 2.3 Mikrokontroler Basic Stamp Mini System Basic Stamp Mini System merupakan suatu modul single chip dengan mikrokontroler BASIC Stamp® BSP2P40 dengan kemampuan komonikasi melalui serial. Modul ini sangat cocok digunakan untuk aplikasi-aplikasi sederhana hingga aplikasi yang lebih komplek. Adapun spesifikasi Basic Stamp Mini System adalah sebagai berikut : a. Mikrokontroler BASIC Stamp® BSP2P40 merupakan penerjemahan dari PBASIC48W/P40. b. Memiliki 8 x 2 Kbyte EEPROM yang mampu menampung hingga 4.000 instruksi. c. Kecepatan prosesor 20 MHz Turbo dengan kecepatan eksekusi program hingga 12.000 instruksi per detik. d. Terdapat didalamnya RAM sebesar 38 byte (12 I/O 26 variabel) dengan scratch pad sebesar 128 byte. 13 e. Jalur input/output sebanyak 32 pin dengan kemampuan mengeluarkan arus sebesar 30 mA per pin dan 60 mA per 8 pin. f. Jumlah instruksi yang didukung sebanyak 61. g. Tersedia jalur komonikasi serial UART RS-232 dengan konektor DB9. h. Tegangan input 9 sampai dengan 12 VDC dan tegangan output 5 VDC. Gambar 2.4 DT Basic Stamp Mini System Gambar 2.5 Tata Letak Basic Stamp 14 Gambar 2.6 Alokasi Pin Basic Stamp Adapun hubungan antara komputer dengan Basic Stamp Mini System memiliki konfigurasi sebagai berikut: Tabel 2.2 Hubungan (Connection) COM Port Komputer DB9 Basic Stamp Mini System DB9 RX ( Pin 2 ) RX ( Pin 2 ) TX ( Pin 3 ) TX ( Pin 3 ) DTR ( Pin 4 ) DTR ( Pin 4 ) GND ( Pin 5 ) GND ( Pin 5 ) DSR ( Pin 6 )* DSR ( Pin 6 )* RTS ( Pin 7 )* RTS ( Pin 7 )* 2.4 Power Supply Sistem Mikrokontroler Kinerja sistem mikrokontroler sangat dipengaruhi oleh perangkat catu daya (power supply) yang digunakan. Untuk mendapatkan sistem yang handal, diperlukan sistem catu daya yang stabil. Mikrokontroler BASIC Stamp® BSP2P40 menggunakan catu daya dengan regulator tegangan DC 5 Volt berupa IC LM 7805 15 Gambar 2.7 Power Supply Sistem Mikrokontroler 2.5 Sensor Warna Sensor adalah suatu alat yang dapat mengubah besaran fisik seperti temperatur, gaya, kecepatan putaran, dan cahaya menjadi besaran listrik yang sebanding. Agar sensor dapat bekerja lebih baik dan tepat haruslah memiliki persyaratan sebagai berikut : a. Kepekaan, yaitu sensor harus dipilih sedemikian rupa pada nilai-nilai masukan yang ada sehingga dapat diperoleh nilai keluaran untuk diperoses. b. Stabilitas waktu, yaitu untuk menentukan masukan tertentu, sensor harus dapat memberikan keluaran yang tetap nilainya dalam waktu yang lama. Rangkaian sensor warna yang digunakan pada tugas akhir ini adalah menggunakan sensor warna rakitan yang terdiri dari LED warna merah, hijau dan biru sebagai pemancar (transmitter), dan satu buah LDR sebagai penerima (receiver). Rangkaian sensor ini diperoleh dari aplikasi pengembangan dasar-dasar elektronika digital dan optikal. Benda berwarna yang akan dideteksi sebaiknya terletak didepan dari sistem tersebut (sensor warna). Cahaya dari LED yang dipantulkan pada permukaan benda akan jatuh pada permukaan LDR 16 Gambar 2.8 konstruksi sensor warna Prinsip kerja sensor warna adalah sebagai berikut ; ketika sinar dari lampu LED warna dasar (R,G,B) dipancarkan kepermukaan Objek/benda, maka oleh permukaan benda tersebut sinar warna itu kemudian dipantulkan. Sinar pantulan cahaya tersebut nantinya akan diterima oleh sensor warna ( photo resitor ),oleh sensor warna bias intensitas cahaya pantulan warna tersebut kemudian diproses sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh sensor photo resistor. Apabila bias cahaya yang diterima memiliki intensitas cahaya yang terang maka nilai resistansi dari sensor tersebut akan kecil, tapi jika intensitas cahaya yang diterima sensor redup maka nilai resistansi dari sensor tersebut akan tinggi. Nilai resistansi inilah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk proses pengisian/charging arus listrik pada komponen capasitor yang terdapat pada sistem rangkaian elektronik. Proses chargin capasitor ini lah yang akan digunakan untuk sampling pembacaan warna dengan memanfaatkan menu program RC Time pada Microcontroller. Ketiga warna dasar dan perpaduan dari ketiga warna tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 17 Gambar 2.9 Tiga Warna Dasar (R,G,B) Gambar 2.10 Rangkaian Sensor Warna (R,G,B) 2.6 Relay Relay adalah sebuah alat elektromagnetik yang dapat mengubah kontakkontak saklar sewaktu alat ini menerima sinyal listrik. Pada dasarnya relay terdiri dari kumparan kawat dengan inti besi lunak dan saklar yang terdiri dari kontak NO dan NC. Prinsip kerja relay ; kumparan dengan inti besi lunak yang apabila dialiri arus listrik maka inti besi tersebut akan menjadi magnet. Magnet tersebut akan menarik/menolak lengan besi dari jangkar pada inti. Akibatnya, kontak pada jangkar dan kerangka relay terhubung. Pada umumnya relay terdapat kontak NO atau NC seperti pada gambar dibawah ini : 18 Gambar 2.11 Simbol Relay Gambar 2.12 Konstruksi Relay Arus yang diperlukan untuk menjadikan kumparan dengan inti besi lunak menjadi gaya gerak magnet yaitu 20 sampai 200 mA. Semakin tinggi tegangan pada relay maka semakin kecil arus yang diperlukan. Relay mempunyai bagian penting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat sebagai kontak jarak jauh dan untuk pengontrol alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah. 2.7 Motor DC Motor DC (arus searah) adalah mesin yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau gerak, dimana tenaga gerak itu merupakan putaran pada rotor yaitu dalam bentuk tenaga gerak putar atau rotasi. Motor arus searah dapat berfungsi sebagai generator arus searah atau sebaliknya, karena konstruksi generator arus searah sama dengan motor arus searah. Gambar motor dc dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 19 Gambar 2.13 Motor DC Arus searah dialirkan pada kumparan medan (stator) dan kumparan jangkar (rotor). Pada kumparan arus searah dialirkan untuk membangkitkan fluks magnet. Walaupun kumparan rotornya diberikan tegangan DC, tetapi perputaran kumparannya harus merupakan bentuk fungsi sinus. Arus putaran motor DC tergantung pada arah medan dan arah aliran arus pada jangkar. Jika arah medan atau arah aliran arus pada jangkar dibalik, maka putaran motor akan terbalik. Jika kedua faktor tesebut dibalik pada saat yang sama, motor akan terus berputar pada putaran yang sama. Motor arus searah bila dialiri arus listrik pada kumparan medan terjadi penguatan, maka timbul gaya lorenzt ditentukan dengan kaedah tangan kiri Dengan mengacu pada hukum kekekalan energi : Proses energi listrik = energi mekanik + energi panas + energi didalam medan magnet. Maka dalam medan magnet akan dihasilkan kumparan medan dengan kerapatan fluks sebesar B dengan arus adalah I serta panjang konduktor sama dengan L maka diperoleh gaya sebesar F, dengan persamaan sebagai berikut : F = B I L..................................................................................(pers.1) 20 Arah dari gaya ini ditentukan oleh aturan kaidah tangan kiri, adapun kaidah tangan kiri tersebut adalah sebagai berikut : Ibu jari sebagai arah gaya ( F ), telunjuk jari sebagai fluks ( B ), dan jari tengah sebagai arus ( I ). : 2.8 Kapasitor Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk perata arus, mengeblok arus DC, filter dan penyimpan energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya. Kapasitor yang dipakai disini adalah jenis Electrolytic Capacitor (ELCO) dan jenis kapasitor Mika. Berikut definisi dari kapasitor yang dipakai: 2.8.1 Electrolytic Capacitor (ELCO) Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membran oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati–hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan meledak. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply, low pass filter , rangkaian pewaktu (Timer) dan rangkaian lainnya. Kapasitor ini tidak bisa 21 digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. 2.8.2 Kapasitor Mika Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor mika mempunyai tingkat kestabilan yang bagus, karena temperatur koefisiennya rendah. Karena frekuensi karakteristiknya sangat bagus, biasanya kapasitor ini digunakan untuk rangkaian resonansi, filter untuk frekuensi tinggi dan rangkaian yang menggunakan tegangan tinggi misalnya: radio pemancar yang menggunakan tabung transistor. Kapasitor mika tidak mempunyai nilai kapasitansi yang tinggi, dan harganya relatif mahal. 2.9 Transformator Transformator merupakan sebuah komponen yang difungsikan untuk mentransformasikan tegangan yaitu dari tegangan tinggi ke tegangan rendah yang biasa disebut dengan trafo step-down atau sebaliknya dari tegangan rendah ke tegangan tinggi dan biasa disebut dengan trafo step-up, alat tersebut dibangun dari dua buah induktor dengan perhitungan tertentu yang diantara kedua induktor tersebut dipasang insulator (penyekat) agar tidak terjadi hubung singkat. Sementara untuk membuat proses transformasi dan induksi lebih sempurna maka dipasang inti besi didalamya. Spesifikasi transformator diklasifikasikan berdasarkan arus dan tegangan kerja yang mampu dipenuhi oleh transformator tersebut. Agar rangkaian elektro dapat bekerja optimal maka harus disediakan 22 cadangan arus, misalnya rangkaian membutuhkan arus 2 A maka perlu kita pasang trafo yang mampu menyediakan arus lebih dari 2 A. 2.11 Dioda Dioda adalah komponen semikonduktor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Ujung badan dioda biasanya diberi tanda, berupa gelang atau berupa titik, yang menandakan letak katoda. Dioda hanya bisa dialiri arus DC, pada arah sebaliknya arus DC tidak akan mengalir. Apabila dioda silikon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Bila anoda diberi potensial positif dan katoda negatif, dikatakan dioda diberi forward bias dan bila sebaliknya, dikatakan dioda diberi reverse bias. Pada forward bias, perbedaan tegangan antara katoda dan anoda disebut threshold voltage atau knee voltage. Besar tegangan ini tergantung dari jenis diodanya bisa 0.3 V atau 0.7 V. Bila dioda diberi reverse bias (tegangan terbalik), tegangan terbalik tersebut tidak boleh melampaui harga tertentu, harga ini disebut breakdown voltage(tegangan dadal), misalnya dioda type 1N4001 sebasar 50 V. Untuk membuat penyearah pada power supply, dipasaran banyak terjual dioda bridge (dioda jembatan). Dioda ini terbuat dari silikon yang dirangkai menjadi suatu bridge dan dikemas menjadi satu komponen. Di pasaran terjual berbagai bentuk dioda bridge dengan berbagai macam kapasitasnya. Ukuran dioda bridge yang harus diperhatikan adalah tegangan dan arus maksimumnya. Secara umum dioda dapat digunakan antara lain sebagai; pengaman (protector), penyearah (rectifier), pengatur tegangan (Voltage regulator), modulator, pengendali frekuensi, indikator dan saklar. 23 2.12 LED (Light Emiting Diode) Light Emiting Diode (LED) adalah dioda yang dapat mengeluarkan cahaya bila diberikan forward bias. Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai indikator dan display. Pada led, energi memancar sebagai cahaya. Dengan dibuat menggunakan unsur-unsur seperti galium, arsen dan fosfor. LED dapat memancarkan cahaya merah, hijau, kuning, biru, jingga atau infra merah (tak tampak). LED yang menghasilkan pemancaran didaerah cahaya sangat berguna dalam instrumentasi, alat hitung dan sebagainya. Kecemerlangan cahaya led tergantung dari arus. Biasanya arus LED diantara 10 sampai 50 mA akan menghasilkan cahaya yang cukup untuk banyak pemakaian. Karakteristik led pada umumnya saat tegangan forward bias yang diberikan masih dibawah tegangan ambang LED tersebut arus belum dapat mengalir, tetapi setelah tegangan forward yang dikenakan pada LED mencapai tegangan ambang maka pertambahan arus akan meningkat cepat dan tegangan akan mendekati konstan. Arus forward bias yang mengalir pada PN junction menyebabkan hole terinjeksi kedalam bahan tipe P, yang biasanya dikenal dengan penginjeksian minoririty carrier. Pada saat minority carrier ini bergabung, maka energinya akan sama dengan energi gabungan band. Dari bahan semikonduktor yang dilepaskan, sebagian diubah dalam bentuk cahaya, sedangkan sisanya dilepas dalam bentuk panas, dan perbandingannya ditentukan oleh proses pencampuran PN junction tersebut. Jika arus listrik dialirkan melalui junction arsenide dari LED elektron secara terus menerus bertambah hingga melepas energi cahaya dan panas. 24 2.13 Transistor Komponen ini termasuk komponen yang susunannya sederhana bila dibandingkan dengan IC. Pada prinsipnya, suatu transistor terdiri atas dua buah dioda yang disatukan. Agar transistor dapat bekerja, harus diberi tegangan bias (bias voltage). Transistor akan bekerja ketika antara kolektor dan emitor dilailiri arus yang dikontrol oleh arus basis. Berbagai bentuk transistor yang terjual di pasaran terbuat dari bahan silikon atau germanium dengan bahan selubung kemasannya beragam seperti misalnya selubung logam, keramik dan ada yang berselubung polyester. Transistor pada umumnya mempunyai tiga kaki yaitu; basis, kolektor dan emitor. Arus listrik kecil pada basis akan menimbulkan arus yang jauh lebih besar diantara kolektor dan emitornya, maka dari itu transistor digunakan untuk memperkuat arus (amplifier). Terdapat dua jenis transistor yaitu; jenis NPN dan jenis PNP. Pada transistor jenis NPN tegangan basis dan kolektornya positif terhadap emitor, sedangkan pada transistor PNP tegangan basis dan kolektornya negatif terhadap tegangan emitor. Fungsi-fungsi transistor pada rangkaian elektronika antara lain sebagai; penguat arus, penguat tegangan, penguat daya (AC dan DC), sebagai penyearah, sebagai mixer, sebagai osilator dan sebagai switch. Transistor pada dasarnya mempunyai sambungan (junction), satu diantaranya emiter dan basis dan yang lainnya diantara basis dan kolektor. Karena inilah, sebuah transistor sama dengan dua buah dioda. Dioda yang terletak dibagian kiri disebut sebagai dioda emiter basis atau singkatannya dioda emiter. Dioda yang terletak disebelah kanan adalah dioda kolektor basis atau dioda collektor. 25 Gambar 2.13 Tiga Daerah Transistor Simbol Transistor NPN Simbol Transistor PNP Gambar 2.14 Simbol Transistor Sebuah transistor PNP menunjukkan kemungkinan yang lain. Transistor pnp merupakan komplemen dari transistor PNP. Pembawa muatan mayoritas dioda emiter adalah hole sebagai pengganti dari muatan bebas. Ini berarti pada transistor PNP dibutuhkan arus dan tegangan yang berlawanan dengan transistor NPN. Dalam kondisi normal, masukan kaki basis transitor tidak dibias sehingga titik kerjanya berada pada daerah Cut off, tidak ada arus yang mengalir melalui tahanan kolektor. Apabila masukan kaki basis transitor mendapat bias yang cukup untuk mengaktifkan transitor, maka titik kerjanya berubah dari cut off ke saturasi. 2.14 IC (Integrated Circuit) Integrated Circuit (IC) sebenarnya adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu kemasan yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC 26 yang kecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan komponen. IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kaki-kakinya diberi nomor urut dengan urutan sesuai arah jarum jam, kaki nomor 1 diberi tanda titik. Setiap IC ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya menunjukkan jenis IC, jadi bila nomornya sama maka IC tersebut sama fungsinya. Kode lain menunjukkan pabrik pembuatnya, misalnya operational amplifier type 317 dapat muncul dengan tanda uA317, LM317, MC317, RM317, SN317 dan sebagainya. Suatu kelompok IC disebut IC linear, antara lain IC regulator, Operational Amplfier, audio amplifier dan sebagainya. Sedangkan kelompok IC lain disebut IC digital misalnya NAND, NOR, OR, AND EXOR, BCD to seven segment decoder dan sebagainya. Jenis IC yang sekarang berkembang dan banyak digunakan adalah Transistor Transistor Logic (TTL) dan Complimentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS). Jenis CMOS yang banyak terdapat di pasaran ialah keluarga 4000, misalnya 4049, 4050 dan sebagainya. Jenis TTL ditandai dengan nomor awal (prefix) 54 atau 74. Prefix 54 menandakan persyaratan militer yang mampu bekerja dari suhu 54ºC sampai 125ºC. Sedangkan prefix 74 menandakan persyaratan komersial yang mampu bekerja pada suhu 0 sampai 70ºC. Penomoran TTL dilakukan dengan 2, 3 atau 4 digit angka mengikuti prefixnya, misalnya 7400, 74192 dan sebagainya. Huruf yang berada diantara prefix dan suffix menandakan subfamilynya. Misalnya AS (Advance Schottkey), ALS (Advance Low Power Schottkey), H (High Speed), L (Low Speed), LS (Low Power Schottkey) dan S (Schottkey). Apabila dibandingkan rangkaian menggunakan transistor dengan rangkaian menggunakan IC, cenderung penggunaan IC lebih praktis dan biayanya relatif ebih ringan. Pada saat ini sudah berkembang banyak sekali jenis IC, jenisnya sampai ratusan sehingga tidak 27 mungkin dibicarakan secara umum. Untuk menggunakan IC kita harus mempunyai buku panduan vademecum atau data sheet IC yang diterbitkan oleh pabrik-pabrik pembuatnya. Setiap jenis IC mempunyai penjelasan sendiri-sendiri mengenai sifatnya dan cara penggunaannya. 2.14.1 IC Regulator LM78xx Seri 78xx regulator tegangan dengan tiga terminal, dapat menghasilkan berbagai tegangan tetap. Dengan demikian dapat digunakan dalam jelajah penerapan tegangan yang lebar. Tegangan-tegangan yang diperloleh memungkinkan regulator untuk dipakai dalam sistem-sistem logika, instrumentasi dan peralatan elektronik. Meskipun semula dirancang sebagai regulator tegangan tetap, namun akan dapat juga diperoleh tegangan-tegangan dan arus-arus variabel dengan tambahan komponen external. Disini penulis menggunakan LM 7805, LM7806, LM7809 dan LM7812 yang masing-masing menghasilkan tegangan yang konstan positif (+) sebesar 5, 6, 9 dan 12 Volt DC. Karakterstik : a. Arus keluaran 1A. b. Tegangan keluaran antara lain ; 6, 8, 9, 12. c. Menggunakan proteksi terhadap panas berlebih (Thermal Overload Protection) d. Menggunakan proteksi ketika terjadi hubung singkat (Short Circuit Protection) e. Jika dipasang transistor pada keluarannya maka akan membuat lebih aman pada area proteksi sistem operasinya. 28 Gambar 2.15 Diagram Blok IC Regulator LM78xx 2.15 Resistor Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik Satuan nilai dari resistor adalah ohm. Fungsi dari Resistor adalah: Sebagai pembagi arus, sebagai penurun tegangan ,sebagai pembagi tegangan, sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain. Pedoman dalam menentukan urutan gelang warna : Gb.2.16 Resistor Gelang pertama tidak berwarna hitam, emas, perak, atau tidak berwarna. Gelang terakhir ( toleransi ) jarak/spasinya lebih lebar dibanding dengan jarak gelang yang lain Pemberian nilai untuk resistor karbon selalu dengan gelang kode warna, kecuali untuk resistor chip sudah memakai angka. 29 Warna Gelang 1 Hitam Gelang 2 Gelang 3 Multiplier 0 0 1 Ohm Toleransi Coklat 1 1 1 10 Ohm ±1% Merah 2 2 2 100 Ohm ±2% Orange 3 3 3 1 K Ohm Kuning 4 4 4 10 K Ohm Hijau 5 5 5 100 K Ohm ± 0,5 % Biru 6 6 6 1 M Ohm ± 0,25 % Ungu 7 7 7 10 M Ohm ± 0,10 % Abu-abu 8 8 8 Putih 9 9 9 ± 0,05 % Emas 0,1 Ohm ±5% Perak 0,01 Ohm ± 10 % Gambar 2.17 Pembacaan Kode Warna Resistor 3. Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu : 30 1. Fixed Resistor : Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap. 2. Variable Resistor : Yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah- 3. Resistor Non Linier : ubah. Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya. 2.16 LDR (Light Depedent Resistors) LDR (Light Depedent Resistors) merupakan resistor yang nilai tahanannya dapat berubah sewaktu-waktu karena adanya rangsangan cahaya dari luar yang diserap. Besarnya nilai tahanan tergantung pada seberapa besar intensitas cahaya yang diterima oleh LDR. LDR juga merupakan resistor yang mempunyai koefisien temperatur negatif, dimana tahanannya dipengaruhi oleh intrensitas cahaya. LDR dibentuk dari Cadium Sulfied (CDS) yang mana CDS dihasilkan dari serbuk keramik. Secara umum, CDS disebut juga peralatan photo conductive, selama konduktivitas atau tahanan dari CDS bervariasi terhadap intensitas cahaya. CDS tidak mempunyai sensitivitas yang sama pada tiap panjang gelombang dari ultraviolet sampai dengan infra merah. CDS banyak digunakan dalam perencanaan rangkaian bolak-balik (AC) dibandingkan dengan photo transistor dan photo dioda. Seperti yang telah diketahui bahwa cahaya memiliki dua sifat yang berbeda yaitu sebagai gelombang elektromagnetik dan foton/partikel energi (dualisme cahaya). Saat cahaya menerangi LDR, foton akan menabrak ikatan CDS dan melepaskan elektron. Semakin besar intensitas cahaya yang datang, semakin banyak elektron yang terlepas dari ikatan. Sehingga hambatan LDR akan 31 turun saat cahaya meneranginya. LDR akan mempunyai hambatan yang sangat besar saat tak ada cahaya yang mengenainya (gelap). Dalam kondisi ini hambatan LDR, mampu mencapai 1 M ohm. Akan tetapi saat terkena sinar, hambatan LDR akan turun secara drastis hingga nilai beberapa puluh ohm saja. Gambar 2.18 LDR dan Simbolnya 2.17 Power Supply switching Gb. 2.19 Rangkain Power Switching Power Supply adalah suatu rangkaian elektronik yang menyuplai daya listrik kepada suatu beban dari suatu sumber listrik yang karakteristik dayanya (Arus/Tegangan) tidak sesuai dengan beban tadi. Power supply tersebut mengubah daya dari sumber listrik sehingga cocok dengan bebannya, atau bisa sebaliknya membuat suatu beban cocok dengan sumber listriknya.Switching 32 power supply atau juga biasa disebut Switching Mode Power Supply (SMPS) adalah Power supply yang melakukan konversi daya melalui komponenkomponen yang bersifat rendah rugi-daya-nya (low loss components) seperti kapasitor, induktor, dan transformator dan yang memakai switch-switch yang selalu dalam kondisi on atau off. Keuntungan menggunakan power supply switching adalah konversi daya yang dapat dilakukan dengan kebocoran daya yang minimal, artinya efisiensinya tinggi. 2.18 Produk Produk yang di deteksi adalah produk yang memiliki bentuk bulat dan memiliki perbedaan warna dasar yaitu merah, hijau, biru, coklat, oranye dan kuning. Produk tersebut mampu memantulkan cahaya yang dibiaskan oleh LED. Produk yang tidak terdeteksi dianggap produk NG (NO GOOD), Gambar 2.20 Warna Produk