Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 PENGARUH

advertisement
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, DIVIDEN PER SHARE, EARNING
PER SHARE, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
(DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013)
Bagyo Tri Atmojo )
Rina Arifati )
Abrar )
Abstract
This study aims to determine how the influence of return on assets, dividends per
share, earnings per share and return on equity to the stock price. This research method uses
the data in the form of pooled data that by combining the data for 5 years in a row. With the
number of sampled companies as many as 33 companies. The collected data were analyzed
by descriptive statistical methods of data analysis. Previously tested first by using the
classical assumption test after test hypotheses. Testing the hypothesis in this study using
multiple linear regression with t test and F test results showed that the simultaneous return
on assets, dividends per share, earnings per share have a significant effect on stock prices,
return on equity sedangan not possess significant influence on stock prices manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Return on Assets, Dividend Per Share, Earnings Per Share and Return On
Equity.

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand

Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand

Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan indikator
kemajuan perekonomian suatu negara
serta menunjang perkembangan ekonomi
negara yang bersangkutan. Dengan adanya
pasar modal, maka makin banyak
perusahaan yang akan go public, yaitu
sebagian
saham
dari
perusahaanperusahaan tersebut akan ikut dimiliki
oleh masyarakat luas dan secara makro
ekonomi
merupakan
pemerataan
pendapatan. Pasar modal menjalankan
fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam
melaksanakan fungsi ekonominya pasar
modal menyediakan fasilitas tenaga kerja,
memindahkan dana dari pihak yang
mempunyai kelebihan dana ke pihak yang
memerlukan dana. Sementara fungsi
keuangan
pasar
modal
adalah
menyediakan dana yang dibutuhkan oleh
pihak yang memerlukan dana, dan pihak
yang memiliki kelebihan dana dapat ikut
terlibat dalam kepemilikan perusahaan
tanpa harus menyediakan aktiva riil yang
diperlukan untuk melakukan investasi.
Disini investor sebagai pihak yang
kelebihan
dana,
mengharapkan
mendapatkan
keuntungan
dari
investasinya tersebut dan memerlukan
informasi yang berguna agar investasinya
tidak mengalami kerugian. Informasi yang
lazim digunakan oleh para investor atau
pemodal dikelompokkan dalam dua hal
yaitu informasi yang bersifat fundamental
dan teknikal. Sebagaimana dikemukakan
oleh Marzuki Usman (2010), return
saham sebagai indikator nilai perusahaan
akan dipengaruhi oleh beberapa variabel
fundamental dan teknikal, dimana
variabel-variabel tersebut secara bersamasama akan membentuk kekuatan pasar
yang berpengaruh terhadap transaksi
saham. Terdapat dua macam analisis yang
digunakan untuk memperkirakan return
saham, yaitu analisis fundamental dan
analisis teknikal. Namun dalam penelitian
ini lebih difokuskan kepada analisis
fundamental karena penelitian ini
ditujukan untuk investasi yang bersifat
jangka
panjang, sehingga
analisis
digunakan untuk menentukan saham yang
tepat dalam berinvestasi.
Analisis fundamental merupakan
suatu studi yang mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan keuangan suatu
bisnis dengan maksud untuk lebih
memahami sifat dasar dan karakteristik
operasional dari perusahaan publik yang
menerbitkan saham biasa tersebut.
Analisis fundamental berlandaskan atas
kepercayaan bahwa nilai suatu saham
sangat
dipengaruhi
oleh
kinerja
perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Jika prospek suatu perusahaan
publik adalah sangat kuat dan baik, maka
harga
saham
perusahaan
tersebut
diperkirakan akan merefleksikan kekuatan
tersebut dan returnnya akan meningkat.
(Robert Ang, 2007). Di dalam analisis
fundamental
biasanya
dilakukan
pendekatan “top down”, yaitu melakukan
beberapa analisa (Robert Ang, 2007) :
1) Analisa Ekonomi, menggunakan
beberapa ukuran aktivitas ekonomi
(makro ekonomi) seperti PDB, inflasi,
tingkat bunga, fluktuasi nilai tukar.
2) Analisa
industri,
menggunakan
beberapa indikator seperti penjualan,
laba, dividen, struktur modal, regulasi,
inovasi.
3) Analisa
Keuangan
Perusahaan,
menggunakan analisa rasio seperti
rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio
pasar.
4) Berdasarkan tiga pendekatan di atas,
rasio fundamental seperti dividen Per
Share (DPS), Earning Per Share
(EPS), Return on Investment (ROI),
dan Return On Equity (ROE)
merupakan rasio yang berhubungan
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
dengan tingkat pengembalian (return
saham), sebab rasio DPS, EPS, ROI,
dan ROE berhubungan dengan laba
yang merupakan informasi yang
penting bagi investor untuk melihat
apakah perusahaan tersebut akan
memberikan
keuntungan
kepada
pemegang saham.
5) Return on Asset (ROA) merupakan
salah satu rasio probabilitas yang
mengukur efektifitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya.
Indikator
ROA
merupakan salah satu indikator
keuangan yang sering digunakan
dalam menilai kinerja perusahaan,
Jika kinerja perusahaan tersebut
semakin
baik,
maka
tingkat
pengembalian (return) semakin tinggi
(Ang,
2007).
Hasil
penelitian
Nurmalasari (2010) memperoleh hasil
ROA berpengaruh positif terhadap
harga saham. Koefisien arah positif
mengindikasikan bahwa semakin
tinggi “earning power” semakin tinggi
profit margin yang diperoleh oleh
perusahaan,
dan
implikasinya
meningkatkan
nilai
perusahaan
sehingga harga saham semakin besar.
TELAAH PUSTAKA
Return On Asset (ROA)
Return
on
Asset
(ROA)
merupakan salah satu rasio probabilitas
yang mengukur efektifitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Indikator ROA merupakan salah satu
indikator keuangan yang sering digunakan
dalam menilai kinerja perusahaan, Jika
kinerja perusahaan tersebut semakin baik,
maka tingkat pengembalian (return)
semakin besar. Rasio ini merupakan rasio
penting diantara
rasio
rentabilitas
profitabilitas yang lainnya. ROA dapat
diperoleh dengan cara membandingkan
antara rasio laba bersih terhadap total
aktiva. ROA menyatakan berapa besar
profit yang mampu dihasilkan ialah setiap
rupiah
aset
yang
ditanam
atau
diinvestasikan (Suad Husnan, 2010).
Dividen per Share (DPS)
Dividen akan diterima oleh
pemegang saham hanya apabila badan
usaha menghasilkan cukup uang untuk
membagi deviden tersebut dan bila Dewan
Direksi
menganggap
layak
bagi
perusahaan untuk mengumumkan dividen.
Dividen menurut Robert Ang (2007)
adalah nilai pendapatan bersih perusahaan
setelah pajak dikurangi dengan laba
ditahan (retained earning) yang ditahan
sebagai cadangan bagi perusahaan.
Earning Per Share (EPS)
Rasio Earning Per Share (EPS)
menunjukkan berapa besar kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih per
lembar saham yang merupakan indikator
fundamental. EPS lebih menggambarkan
nilai saham yang seharusnya dimiliki
suatu perusahaan dimana menghitung
perbandingan antara pendapatan yang
dihasilkan perusahaan terhadap jumlah
saham yang beredar di pasar saham.
Return On Equity (ROE)
Return On Equity adalah rasio
laba bersih terhadap modal bersih dimana
merupakan suatu hasil pengembalian
(kemampuanlabaan)
dari
investasi
pemegang saham. ROE mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba
yang tersedia bagi pemegang saham
perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi
oleh besar kecilnya hutang perusahaan,
apabila proporsi hutang makin besar maka
rasio ini juga akan semakin besar
(Sartono, 2006 : 92).
Penelitian Terdahulu
Penelitian
terdahulu
sangat
penting sebagai dasar pijakan dalam
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
rangka penyusunan
penelitian
ini.
Kegunaannya untuk mengetahui hasil
yang telah
terdahulu.
dilakukan
oleh
peneliti
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No.
1.
Judul/Peneliti
Analisis Pengaruh Rasio
Profitabilitas Terhadap
Harga Saham Emiten
LQ-45 Yang Terdaftar di
BEI Tahun 2005-2008
(Indah
Nurmalasari,
2010)
Varibel
Dependen: Harga
Saham
Independen:
ROA,
ROE,
NPM, dan EPS
Alat analisis
Regresi berganda
2.
Pengaruh Dividen Per
Share dan Earning Per
Share Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan
sektor Otomotif di BEI
(Sukarman dan Khairani,
2014)
Pengaruh EPS, PER,
DER, ROE Terhadap
Harga
Saham
Pada
Perusahaan
Sektor
Pertambangan
Yang
Terdaftar di BEI tahun
2010-2012 (Ratih, dkk,
2013)
Studi Empiris Terhadap
Dua
Faktor
Yang
Mempengaruhi Return
Saham Pada Industri
Food & Beverages Di
Bursa
Efek
Jakarta
(Michell Suharli, 2005)
Analisis
Rasio
Likuiditas,
Rasio
Leverage, Dan Rasio
Profitabilitas
Serta
Pengaruhnya Terhadap
Harga
Saham
Pada
Perusahaan
Pertambangan
Dan
Listing BEI (Hendry
Haryo Sandhieko, 2006)
Dependen: Harga
saham
Independen: DPS
dan , EPS
Regresi berganda
Dependen: Harga
saham
Independen: EPS,
PER, DER, ROE
Regresi berganda
EPS, PER, DER, ROE
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham
Dependen:
Return Saham
Independen:
Debt To Equity
Ratio,
Beta
(Systematic risk).
Regresi Berganda
Debt To Equity Ratio,
Beta
(Systematic
risk).
Berpengaruh
positif terhadap return
saham
Dependen:
Harga Saham
Independen:
Rasio likuiditas,
Rasio Leverage,
Rasiio
Profitabilitas
Regresi Berganda
Rasio
likuiditas,
Rasiio Profitabilitas,
berpengaruh
positif
terhadap harga saham.
Rasio Leverage tidak
berpengaruh
positif
terhadap harga saham.
3.
4.
5.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Industri manufaktur merupakan
salah satu industri yang ikut serta dalam
Hasil Penelitian
ROA
dan
EPS
berpengaruh
positif
terhadap harga saham,
Sedangkan NPM dan
ROE
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham
EPS
dan
DPS
berpengaruh terhadap
harga saham
pasar modal disamping industri lainnya.
Industri ini paling sensitif dan rentan
terhadap keadaan keadaan perekonomian
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
yang dihadapi oleh Indonesia. Sehingga
sebelum berinvestasi, investor perlu
memiliki sejumlah informasi yang
berkaitan tentang dinamika return saham
agar dapat mengambil keputusan tentang
saham perusahaan yang layak untuk
dipilih. Informasi yang diperlukan yaitu
mengetahui
sejauh
mana
eratnya
hubungan variabel-variabel yang menjadi
penyebab fluktuasi saham yang akan
dibeli. Dengan mengetahui pengaruh
variabel-variabel tersebut, investor dapat
memilih
strategi
untuk
memilih
perusahaan yang dianggap sehat sebagai
tempat menanamkan modalnya.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
ROA (x1)
H (+)
DPS (x2)
H (+)
EPS (x3)
H (+)
Harga Saham (y)
H (+)
ROE (x4)
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan dan tujuan
penelitian,
maka
hipotesis
dalam
penelitian ini adalah :
H1: Ada pengaruh ROA terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur
di BEI tahun 2009-2013.
H2: Ada pengaruh DPS terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur
di BEI tahun 2009-2013.
H3: Ada pengaruh EPS terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur
di BEI tahun 2009-2013.
H4: Ada pengaruh ROE terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur
di BEI tahun 2009-2013.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah kumpulan dari
seluruh elemen yang menjadi pusat
penelitian.
Elemen-elemen
tersebut
biasanya berupa orang, barang, unit
organisasi dan perusahaan (J.Supranto,
2007). Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar (listing) di
BEI.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi
yang karakteristiknya hendak diselidiki
dan dianggap bisa mewakili keseluruhan
populasi (Djarwanto PS dan Pangestu
Subagyo, 2008 : 108). Sampel diperoleh
dengan menggunakan teknik purposive
sampling dengan kriteria :
1) Perusahaan manufaktur
yang
terdaftar atau listing di BEI tahun
2009-2013.
2) Membagikan dividen
selama
tahun 2009-2013
Jumlah sampel dalam penelitian
sebanyak
33
perusahaan
kategori
perusahaan manufaktur di BEI tahun
2009-2013. Berikut ini adalah adalah
distribusi pengambilan sampel.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Tabel 2
Distribusi Pengambilan Sampel
Kriteria Sampel
Jumlah
Perusahaan
Perusahaan kategori Manufaktur yang listed di BEI tahun
2009-2013
148
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan
(19)
keuangan per 31 Desember selama tahun 2009-2013
Perusahaan tidak membagikan dividen kas selama tahun
(96)
2009-2013
Jumlah Sampel
33
Berdasarkan distribusi pengambilan
sampel diatas, maka jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 33
perusahaan. Dengan periode pengamatan
selama 5 tahun berturut-turut maka
penelitian ini menggunakan data dalam
bentuk pooled data yaitu dengan
menggabungkan data selama 5 tahun
berturut-turut. Jadi dengan sampel
sebanyak 33 perusahaan maka data
penelitian secara pooled data akan
berjumlah 33x5=165.
VARIABEL PENELITIAN
Independent Variable
- Return On Asset (ROA) (X1)
- Deviden Per Share (DPS) (X2)
- Earning Per Share (EPS) (X3)
- Return On Equity (ROE) (X4)
Dependent Variable
- Saham (Y)
METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini menggunakan
sumber data sekunder yaitu, data
perusahaan perbankan yang listing di BEI
pada
periode
2009-2013.
Metode
pengumpulan data yang digunakan :
a. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan
menggunakan berbagai literatur yang
berhubungan dengan penelitian yaitu
literatur mengenai return saham. Hal ini
dimaksudkan
untuk
mendukung
pembahasan masalah yang diteliti dan
memperoleh pemahaman secara teoritis
baik mengenai harga saham maupun
variabel DPS (Deviden Per Share), EPS
(Earning Per Share), ROE (Return On
Equity) dan ROA (Return On Asset).
b. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari atau mengumpulkan catatan
atau dokumentasi yang berkaitan dengan
masalah yang
diteliti. Metode ini
dipergunakan untuk memperoleh data
sekunder berupa laporan keuangan
perusahaan manufaktur dan harga saham
periode 2009-2013.
TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan regresi
linier berganda karena memiliki satu
variabel dependen dan lebih dari satu
variabel independen. Analisis regresi pada
dasarnya
adalah
studi
mengenai
ketergantungan
variabel
dependen
(terikat) dengan satu atau lebih variabel
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
independen (variabel penjelas atau bebas),
dengan tujuan untuk mengestimasi dan
atau memprediksi rata-rata populasi atau
nilai
rata-rata
variabel
dependen
berdasarkan nilai variabel independen
yang diketahui (Imam Ghozali, 2011 : 81).
Dalam penelitian ini analisis regresi
berganda dugunakan untuk mengetahui
sebarapa besar pengaruh antara ROA,
DPS, EPS dan ROE terhadap harga
saham.
Persamaan
umum
untuk
mengetahui regresi berganda adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b3X3
dimana :
Y
= Harga saham
X1
= Return On Asset (ROA)
X2
= Dividen per Share (DPS)
X3
X4
a
b1, b2 ,b3 ,b4
= Earning Per Share (EPS)
= Return On Equity (ROE)
= Konstanta
= Koefisien regresi
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Uji Normalitas
Uji normalitas menguji apakah dalam
model regresi, variabel independen dan
variabel
dependen,
keduanya
terdistribusikan secara normal atau tidak.
uji normalitas menurut Imam Ghozali
(2011), dapat dilakukan dengan uji P-Plot
dan uji statistik yaitu menggunakan
Kolmogorov_Smirnov.
Tabel 3
Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmo gor ov-Smir nov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extrem e
Dif f erences
Mean
Std. Dev iat ion
Absolute
Positiv e
Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
165
.0000000
.72253097
.103
.103
-.071
1.323
.060
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.
Sumber : data sekunder yang diolah, 2015
Multikolinieritas. Model regresi yang baik
Berdasarkan hasil uji normalitas pada
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
tabel 3, nilai signifikasi Kolmogorov
variabel independen. Pengujian ada
Smirnov sebesar 0,060 > 0,05. Dengan
tidaknya
gejala
multikolinearitas
demikian asumsi data dalam penelitian ini
dilakukan dengan memperhatikan nilai
memenuhi asumsi normalitas.
matriks korelasi yang dihasilkan pada saat
pengolahan data serta nilai VIF (Variance
Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Nilai
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk
dari VIF yang kurang dari 10 dan
menguji apakah pada model regresi
tolerance yang lebih dari 0,1, menandakan
ditemukan adanya korelasi antar variabel
tidak
terjadi
adanya
gejala
independen. Jika terjadi korelasi, maka
multikolinearitas.
Hasil
pengujian
dinamakan
terdapat
problem
multikolinearitas dapat dilihat dari tabel 4.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Tabel 4.
Uji Multikolinearitas
Coeffici entsa
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.376
2.663
.455
2.198
.410
2.439
.438
2.282
ROA
LN_DPS
LN_EPS
ROE
a. Dependent Variable: LN_Harga_saham
Sumber : data sekunder yang diolah, 2015
Hasil perhitungan pada tabel 4.
diperoleh nilai VIF yang kurang dari 10
dan tolerance yang lebih dari 0,1 dari
masing-masing variabel bebas (return on
asset, dividen per share, earning per
share, dan return on equity), maka dapat
disimpulkan tidak terjadi adanya gejala
multikolinearitas.
ANALISIS DATA
Model Persamaan Regresi Berganda
Hasil persamaan regresi persamaan
yang dioleh dengan menggunakan SPSS
versi 16. adalah sebagai berikut :
Tabel 5.
Hasil Regresi
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
ROA
LN_DPS
LN_EPS
ROE
Unstandardized
Coeff icients
B
Std. Error
2.924
.216
1.917
.889
.250
.043
.669
.052
.075
.243
Standardized
Coeff icients
Beta
.110
.269
.623
.015
t
13.549
2.157
5.798
12.747
.307
Sig.
.000
.033
.000
.000
.759
a. Dependent Variable: LN_Harga_saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Dari Tabel 5. hasil pengolahan data
dengan bantuan program SPSS 16, maka
didapatkan
model persamaan regresi
akhir sebagai berikut :
Y = 2,924 + 1,917 X1 + 0,250 X2 +
0,669 X3 + 0,075 X4 + e
Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
1) Konstanta
sebesar
2,924
menyatakan bahwa jika tidak ada
(konstan) return on asset, dividen
per share, earning per share, dan
return on equity, maka harga
saham adalah sebesar
2,924
persen.
2) Nilai koefisien regresi return on
asset sebesar 1,917 menyatakan
setiap peningkatan sebesar 1
persen untuk return on asset,
maka akan meningkatkan variabel
harga saham
sebesar
1,917
persen.
3) Nilai koefisien regresi dividen per
share sebesar 0,250, menyatakan
setiap peningkatan sebesar 1
persen untuk dividen per share,
maka akan meningkatkan variabel
harga saham
sebesar
0,250
persen.
4) Nilai koefisien regresi earning
per
share
sebesar
0,669,
menyatakan setiap peningkatan
sebesar 1 persen untuk earning
per
share,
maka
akan
meningkatkan
variabel harga
saham sebesar 0,669 persen.
5) Nilai koefisien regresi return on
equity
sebesar
0,075,
menyatakan setiap peningkatan
sebesar 1 persen untuk return on
equity, maka akan meningkatkan
variabel harga saham sebesar
0,075 persen.
Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah return on asset,
dividen per share, earning per share, dan
return on equity secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Hasil pengujian ini dapat dilihat
pada tabel 6.
Tabel 6.
Hasil Uji Signifikansi Secara Simultan
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
459.955
85.616
545.571
df
4
160
164
Mean Square
114.989
.535
F
214.891
Sig.
.000a
a. Predictors: (Const ant), ROE, LN_DPS, LN_EPS, ROA
b. Dependent Variable: LN_Harga_saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Nilai signifikasi signifikasi F sebesar
0,000 < 0,05, dengan demikian dapat
diartikan bahwa semua variabel bebas
(return on asset, dividen per share,
earning per share, dan return on equity)
secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel harga saham.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
model regresi dalam penelitian ini adalah
layak untuk di analisis.
Pengujian Hipotesis (Uji t)
Hipotesis merupakan dugaan atau
kesimpulan sementara yang dapat
dirumuskan
yang
belum
pasti
kebenarannya.
Sehingga
untuk
mengetahui benar atau tidak hipotesis
tersebut, maka harus dilakukan pengujian
terlebih dahulu. Pengujian koefisien
regresi parsial atau uji t untuk mengetahui
apakah variabel independen secara
individual
mempengaruhi
variabel
dependen.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Return on asset
berpengaruh positif
terhadap harga saham, hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi 1,917 dan
nilai signifikasi sebesar 0,033 < 0,05.
Dengan demikian hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa Return on asset
berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham di terima, artinya semakin
tinggi Return on asset
maka akan
semakin di respon positif oleh investor,
sehingga harga saham semakin meningkat.
Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Earning per share berpengaruh positif
terhadap harga saham, hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi 0,669 dan
nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05.
Dengan demikian hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa earning pershare
berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham di terima, artinya semakin
tinggi earning per share maka akan
semakin di respon positif oleh investor,
sehingga harga saham semakin meningkat.
Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Dividen per share berpengaruh positif
terhadap harga saham, hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi 0,250 dan
nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05.
Dengan demikian hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa dividen per share
berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham di terima, artinya semakin
tinggi dividen per share maka akan
semakin di respon positif oleh investor,
sehingga harga saham semakin meningkat.
Pengujian Hipotesis Keempat (H4)
Return on equity
berpengaruh tidak
positif terhadap harga saham, hal ini
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi
0,075 dan nilai signifikasi sebesar 0,759 >
0,05. Dengan demikian hipotesis keempat
yang menyatakan bahwa Return on equity
berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham di tolak, artinya tinggi
rendahnya Return on equity kurang di
respon positif oleh investor, sehingga
kurang berdampak pada pergerakan harga
saham.
Koefisien Determinasi (R Square)
Tabel 7.
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
.918a
.843
Adjusted
R Square
.839
Std. Error of
the Estimate
.73151
a. Predictors: (Constant), ROE, LN_DPS, LN_EPS, ROA
b. Dependent Variable: LN_Harga_saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Nilai
koefisien
determinasi
ditunjukkan dengan nilai adjusted R
square sebesar 0,839, dapat diartikan
bahwa variabel independen (return on
asset, dividen per share, earning per
share, dan return on equity) dapat
menjelaskan variabel dependen (harga
saham) sebesar 83,90 % sedangkan
sisanya diterangkan oleh faktor lain yang
tidak diamati dalam penelitian ini seperti
free cash flow, net profit margin, inflasi,
nilai tukar rupiah dan lain-lain.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut :
1) Variabel return on asset berpengaruh
positif terhadap harga saham. Dengan
demikian hipotesis pertama
yang
menyatakan bahwa return on asset
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham terbukti (H1
diterima).
2) Variabel
dividen
per
share
berpengaruh positif terhadap harga
saham. Dengan demikian hipotesis
kedua
yang menyatakan bahwa
dividen per share berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham
terbukti (H2 diterima)..
3) Variabel
earning
per
share
berpengaruh positif terhadap harga
saham. Dengan demikian hipotesis
ketiga
yang menyatakan bahwa
earning per share
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga
saham terbukti (H3 diterima).
4) Variabel
return
on
equity
berpengaruh tidak positif terhadap
harga saham. Dengan demikian
hipotesis keempat yang menyatakan
bahwa return on equity berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga
saham tidak terbukti (H4 ditolak).
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran
yang diberikan adalah :
Investor
sebaiknya
memperhatikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi harga saham
seperti
return on asset, EPS dan dividen.
Perusahaan dengan laba yang tinggi akan
membagikan laba dan ini akan direpon
positif oleh investor sebagai keuntungan.
Pihak
perusahaan
sebaiknya
juga
memperhatikan kebijakan pendanaan,
jangan sampai banyak hutang yang dapat
mengurangi laba perusahaan, sehingga
pasar akan merespon negatif dan harga
saham akan semakin menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Ang Robert, 2007, Buku Pintar Pasar
Modal Indonesia, Jakarta : Media
Staff.
Anoraga, Panji. 2009, Manajemen
Keuangan, Bandung. Alfabeta.
Djarwanto PS. dan Pangestu Subagyo,
2008, Statistik Induktif, BPFE.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi keempat. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro (BPUD).
Semarang.
Husnan, Suad. 2010. Dasar-dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas
(Fundamental
Of
Finansial
Management). Edisi 3. Yogyakarta:
UPP-AMP YKP
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang,
1999, Metodelogi Penelitian Bisnis,
BPFE, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2012, Teori Potofolio dan
Analisis Investasi, Edisi 2, BPFE,
Yogyakarta.
J. Supranto, 2007, Statistik I, Edisi Lima,
Erlangga, Jakarta
Mulyono, 2005. Pengaruh risiko Nilai
Tukar Rupiah Terhadap Return
Saham:
Studi
empiris
pada
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEJ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia Vol.17,No.4,2005,347-360
Nurmalasari, Indah. 2010. Analisis
Pengaruh
Rasio
Profitabilitas
Terhadap Harga Saham Emiten LQ-45
Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2005-2008. Jurnal
Akuntansi Universitas Gunadarma
Jakarta.
Ratih Dorothea, Aprianti dan Saryadi.
2013. Pengaruh EPS, DER, ROE
Terhadap
Harga
Saham
Pada
Perusahaan Sektor Pertambangan
Yang Terdaftar di Bursa Rfek
Indonesia
Tahun
2010-2012.
Diponegoro Journal Of Social and
Politic Tahun 2013.
Sartono, A. 2006, Manajemen Keuangan,
Edisi 1, Yogyakarta, BPFE.
Suharli, M. 2005. “ Studi Empiris
Terhadap Faktor Yang Mempengaruhi
Return Saham Pada Industri Food and
Beverage di BEJ Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Vol. 7 No. 2.
Sukarman, Yongki dan Khairani, Siti.
2014. Pengaruh Dividen Per Share
dan Earning Per Share Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Sektor
Otomotif di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi STIE MDP.
Sunaryah. 2005. Pasar Modal Indonesia.
BPFE. Yogyakarta
Umar, Husein, 2007, Metode Penelitian,
Gramedia, Jakarta.
Usman, Marzuki, 2010, “ABC Pasar
Modal Indonesia”, Institut Bankir
Indonesia
Dan
Ikatan
sarjana
Ekonomi Indonesia, Jakarta.
Download