Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, DIVIDEN PER SHARE, EARNING PER SHARE, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013) Bagyo Tri Atmojo ) Rina Arifati ) Abrar ) Abstract This study aims to determine how the influence of return on assets, dividends per share, earnings per share and return on equity to the stock price. This research method uses the data in the form of pooled data that by combining the data for 5 years in a row. With the number of sampled companies as many as 33 companies. The collected data were analyzed by descriptive statistical methods of data analysis. Previously tested first by using the classical assumption test after test hypotheses. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression with t test and F test results showed that the simultaneous return on assets, dividends per share, earnings per share have a significant effect on stock prices, return on equity sedangan not possess significant influence on stock prices manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Keywords: Return on Assets, Dividend Per Share, Earnings Per Share and Return On Equity. Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan. Dengan adanya pasar modal, maka makin banyak perusahaan yang akan go public, yaitu sebagian saham dari perusahaanperusahaan tersebut akan ikut dimiliki oleh masyarakat luas dan secara makro ekonomi merupakan pemerataan pendapatan. Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya pasar modal menyediakan fasilitas tenaga kerja, memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana. Sementara fungsi keuangan pasar modal adalah menyediakan dana yang dibutuhkan oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang memiliki kelebihan dana dapat ikut terlibat dalam kepemilikan perusahaan tanpa harus menyediakan aktiva riil yang diperlukan untuk melakukan investasi. Disini investor sebagai pihak yang kelebihan dana, mengharapkan mendapatkan keuntungan dari investasinya tersebut dan memerlukan informasi yang berguna agar investasinya tidak mengalami kerugian. Informasi yang lazim digunakan oleh para investor atau pemodal dikelompokkan dalam dua hal yaitu informasi yang bersifat fundamental dan teknikal. Sebagaimana dikemukakan oleh Marzuki Usman (2010), return saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel fundamental dan teknikal, dimana variabel-variabel tersebut secara bersamasama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham. Terdapat dua macam analisis yang digunakan untuk memperkirakan return saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Namun dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada analisis fundamental karena penelitian ini ditujukan untuk investasi yang bersifat jangka panjang, sehingga analisis digunakan untuk menentukan saham yang tepat dalam berinvestasi. Analisis fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut. Analisis fundamental berlandaskan atas kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika prospek suatu perusahaan publik adalah sangat kuat dan baik, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan merefleksikan kekuatan tersebut dan returnnya akan meningkat. (Robert Ang, 2007). Di dalam analisis fundamental biasanya dilakukan pendekatan “top down”, yaitu melakukan beberapa analisa (Robert Ang, 2007) : 1) Analisa Ekonomi, menggunakan beberapa ukuran aktivitas ekonomi (makro ekonomi) seperti PDB, inflasi, tingkat bunga, fluktuasi nilai tukar. 2) Analisa industri, menggunakan beberapa indikator seperti penjualan, laba, dividen, struktur modal, regulasi, inovasi. 3) Analisa Keuangan Perusahaan, menggunakan analisa rasio seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio pasar. 4) Berdasarkan tiga pendekatan di atas, rasio fundamental seperti dividen Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Return on Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang berhubungan Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 dengan tingkat pengembalian (return saham), sebab rasio DPS, EPS, ROI, dan ROE berhubungan dengan laba yang merupakan informasi yang penting bagi investor untuk melihat apakah perusahaan tersebut akan memberikan keuntungan kepada pemegang saham. 5) Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio probabilitas yang mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Indikator ROA merupakan salah satu indikator keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja perusahaan, Jika kinerja perusahaan tersebut semakin baik, maka tingkat pengembalian (return) semakin tinggi (Ang, 2007). Hasil penelitian Nurmalasari (2010) memperoleh hasil ROA berpengaruh positif terhadap harga saham. Koefisien arah positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi “earning power” semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan, dan implikasinya meningkatkan nilai perusahaan sehingga harga saham semakin besar. TELAAH PUSTAKA Return On Asset (ROA) Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio probabilitas yang mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Indikator ROA merupakan salah satu indikator keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja perusahaan, Jika kinerja perusahaan tersebut semakin baik, maka tingkat pengembalian (return) semakin besar. Rasio ini merupakan rasio penting diantara rasio rentabilitas profitabilitas yang lainnya. ROA dapat diperoleh dengan cara membandingkan antara rasio laba bersih terhadap total aktiva. ROA menyatakan berapa besar profit yang mampu dihasilkan ialah setiap rupiah aset yang ditanam atau diinvestasikan (Suad Husnan, 2010). Dividen per Share (DPS) Dividen akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila badan usaha menghasilkan cukup uang untuk membagi deviden tersebut dan bila Dewan Direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan dividen. Dividen menurut Robert Ang (2007) adalah nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Earning Per Share (EPS) Rasio Earning Per Share (EPS) menunjukkan berapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham yang merupakan indikator fundamental. EPS lebih menggambarkan nilai saham yang seharusnya dimiliki suatu perusahaan dimana menghitung perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan perusahaan terhadap jumlah saham yang beredar di pasar saham. Return On Equity (ROE) Return On Equity adalah rasio laba bersih terhadap modal bersih dimana merupakan suatu hasil pengembalian (kemampuanlabaan) dari investasi pemegang saham. ROE mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar (Sartono, 2006 : 92). Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 rangka penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah terdahulu. dilakukan oleh peneliti Tabel 1 Penelitian Terdahulu No. 1. Judul/Peneliti Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ-45 Yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2008 (Indah Nurmalasari, 2010) Varibel Dependen: Harga Saham Independen: ROA, ROE, NPM, dan EPS Alat analisis Regresi berganda 2. Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan sektor Otomotif di BEI (Sukarman dan Khairani, 2014) Pengaruh EPS, PER, DER, ROE Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2012 (Ratih, dkk, 2013) Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food & Beverages Di Bursa Efek Jakarta (Michell Suharli, 2005) Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Dan Rasio Profitabilitas Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Dan Listing BEI (Hendry Haryo Sandhieko, 2006) Dependen: Harga saham Independen: DPS dan , EPS Regresi berganda Dependen: Harga saham Independen: EPS, PER, DER, ROE Regresi berganda EPS, PER, DER, ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham Dependen: Return Saham Independen: Debt To Equity Ratio, Beta (Systematic risk). Regresi Berganda Debt To Equity Ratio, Beta (Systematic risk). Berpengaruh positif terhadap return saham Dependen: Harga Saham Independen: Rasio likuiditas, Rasio Leverage, Rasiio Profitabilitas Regresi Berganda Rasio likuiditas, Rasiio Profitabilitas, berpengaruh positif terhadap harga saham. Rasio Leverage tidak berpengaruh positif terhadap harga saham. 3. 4. 5. Kerangka Pemikiran Teoritis Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang ikut serta dalam Hasil Penelitian ROA dan EPS berpengaruh positif terhadap harga saham, Sedangkan NPM dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham EPS dan DPS berpengaruh terhadap harga saham pasar modal disamping industri lainnya. Industri ini paling sensitif dan rentan terhadap keadaan keadaan perekonomian Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 yang dihadapi oleh Indonesia. Sehingga sebelum berinvestasi, investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan tentang dinamika return saham agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Informasi yang diperlukan yaitu mengetahui sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi saham yang akan dibeli. Dengan mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut, investor dapat memilih strategi untuk memilih perusahaan yang dianggap sehat sebagai tempat menanamkan modalnya. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ROA (x1) H (+) DPS (x2) H (+) EPS (x3) H (+) Harga Saham (y) H (+) ROE (x4) Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan dan tujuan penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1: Ada pengaruh ROA terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2013. H2: Ada pengaruh DPS terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2013. H3: Ada pengaruh EPS terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2013. H4: Ada pengaruh ROE terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2013. Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen yang menjadi pusat penelitian. Elemen-elemen tersebut biasanya berupa orang, barang, unit organisasi dan perusahaan (J.Supranto, 2007). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo, 2008 : 108). Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria : 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar atau listing di BEI tahun 2009-2013. 2) Membagikan dividen selama tahun 2009-2013 Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 33 perusahaan kategori perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2013. Berikut ini adalah adalah distribusi pengambilan sampel. Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Tabel 2 Distribusi Pengambilan Sampel Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan Perusahaan kategori Manufaktur yang listed di BEI tahun 2009-2013 148 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan (19) keuangan per 31 Desember selama tahun 2009-2013 Perusahaan tidak membagikan dividen kas selama tahun (96) 2009-2013 Jumlah Sampel 33 Berdasarkan distribusi pengambilan sampel diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 33 perusahaan. Dengan periode pengamatan selama 5 tahun berturut-turut maka penelitian ini menggunakan data dalam bentuk pooled data yaitu dengan menggabungkan data selama 5 tahun berturut-turut. Jadi dengan sampel sebanyak 33 perusahaan maka data penelitian secara pooled data akan berjumlah 33x5=165. VARIABEL PENELITIAN Independent Variable - Return On Asset (ROA) (X1) - Deviden Per Share (DPS) (X2) - Earning Per Share (EPS) (X3) - Return On Equity (ROE) (X4) Dependent Variable - Saham (Y) METODE PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yaitu, data perusahaan perbankan yang listing di BEI pada periode 2009-2013. Metode pengumpulan data yang digunakan : a. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan menggunakan berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian yaitu literatur mengenai return saham. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung pembahasan masalah yang diteliti dan memperoleh pemahaman secara teoritis baik mengenai harga saham maupun variabel DPS (Deviden Per Share), EPS (Earning Per Share), ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset). b. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari atau mengumpulkan catatan atau dokumentasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur dan harga saham periode 2009-2013. TEKNIK ANALISIS DATA Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda karena memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 independen (variabel penjelas atau bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Imam Ghozali, 2011 : 81). Dalam penelitian ini analisis regresi berganda dugunakan untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh antara ROA, DPS, EPS dan ROE terhadap harga saham. Persamaan umum untuk mengetahui regresi berganda adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b3X3 dimana : Y = Harga saham X1 = Return On Asset (ROA) X2 = Dividen per Share (DPS) X3 X4 a b1, b2 ,b3 ,b4 = Earning Per Share (EPS) = Return On Equity (ROE) = Konstanta = Koefisien regresi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas Uji normalitas menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. uji normalitas menurut Imam Ghozali (2011), dapat dilakukan dengan uji P-Plot dan uji statistik yaitu menggunakan Kolmogorov_Smirnov. Tabel 3 Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmo gor ov-Smir nov Test N Normal Parameters a,b Most Extrem e Dif f erences Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Unstandardiz ed Residual 165 .0000000 .72253097 .103 .103 -.071 1.323 .060 a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data. Sumber : data sekunder yang diolah, 2015 Multikolinieritas. Model regresi yang baik Berdasarkan hasil uji normalitas pada seharusnya tidak terjadi korelasi diantara tabel 3, nilai signifikasi Kolmogorov variabel independen. Pengujian ada Smirnov sebesar 0,060 > 0,05. Dengan tidaknya gejala multikolinearitas demikian asumsi data dalam penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan nilai memenuhi asumsi normalitas. matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Nilai Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk dari VIF yang kurang dari 10 dan menguji apakah pada model regresi tolerance yang lebih dari 0,1, menandakan ditemukan adanya korelasi antar variabel tidak terjadi adanya gejala independen. Jika terjadi korelasi, maka multikolinearitas. Hasil pengujian dinamakan terdapat problem multikolinearitas dapat dilihat dari tabel 4. Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Tabel 4. Uji Multikolinearitas Coeffici entsa Model 1 Collinearity Statistics Tolerance VIF .376 2.663 .455 2.198 .410 2.439 .438 2.282 ROA LN_DPS LN_EPS ROE a. Dependent Variable: LN_Harga_saham Sumber : data sekunder yang diolah, 2015 Hasil perhitungan pada tabel 4. diperoleh nilai VIF yang kurang dari 10 dan tolerance yang lebih dari 0,1 dari masing-masing variabel bebas (return on asset, dividen per share, earning per share, dan return on equity), maka dapat disimpulkan tidak terjadi adanya gejala multikolinearitas. ANALISIS DATA Model Persamaan Regresi Berganda Hasil persamaan regresi persamaan yang dioleh dengan menggunakan SPSS versi 16. adalah sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Regresi Coefficientsa Model 1 (Constant) ROA LN_DPS LN_EPS ROE Unstandardized Coeff icients B Std. Error 2.924 .216 1.917 .889 .250 .043 .669 .052 .075 .243 Standardized Coeff icients Beta .110 .269 .623 .015 t 13.549 2.157 5.798 12.747 .307 Sig. .000 .033 .000 .000 .759 a. Dependent Variable: LN_Harga_saham Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015 Dari Tabel 5. hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS 16, maka didapatkan model persamaan regresi akhir sebagai berikut : Y = 2,924 + 1,917 X1 + 0,250 X2 + 0,669 X3 + 0,075 X4 + e Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 1) Konstanta sebesar 2,924 menyatakan bahwa jika tidak ada (konstan) return on asset, dividen per share, earning per share, dan return on equity, maka harga saham adalah sebesar 2,924 persen. 2) Nilai koefisien regresi return on asset sebesar 1,917 menyatakan setiap peningkatan sebesar 1 persen untuk return on asset, maka akan meningkatkan variabel harga saham sebesar 1,917 persen. 3) Nilai koefisien regresi dividen per share sebesar 0,250, menyatakan setiap peningkatan sebesar 1 persen untuk dividen per share, maka akan meningkatkan variabel harga saham sebesar 0,250 persen. 4) Nilai koefisien regresi earning per share sebesar 0,669, menyatakan setiap peningkatan sebesar 1 persen untuk earning per share, maka akan meningkatkan variabel harga saham sebesar 0,669 persen. 5) Nilai koefisien regresi return on equity sebesar 0,075, menyatakan setiap peningkatan sebesar 1 persen untuk return on equity, maka akan meningkatkan variabel harga saham sebesar 0,075 persen. Uji F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah return on asset, dividen per share, earning per share, dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Signifikansi Secara Simultan ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 459.955 85.616 545.571 df 4 160 164 Mean Square 114.989 .535 F 214.891 Sig. .000a a. Predictors: (Const ant), ROE, LN_DPS, LN_EPS, ROA b. Dependent Variable: LN_Harga_saham Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015 Nilai signifikasi signifikasi F sebesar 0,000 < 0,05, dengan demikian dapat diartikan bahwa semua variabel bebas (return on asset, dividen per share, earning per share, dan return on equity) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel harga saham. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa model regresi dalam penelitian ini adalah layak untuk di analisis. Pengujian Hipotesis (Uji t) Hipotesis merupakan dugaan atau kesimpulan sementara yang dapat dirumuskan yang belum pasti kebenarannya. Sehingga untuk mengetahui benar atau tidak hipotesis tersebut, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian koefisien regresi parsial atau uji t untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Pengujian Hipotesis Pertama (H1) Return on asset berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi 1,917 dan nilai signifikasi sebesar 0,033 < 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Return on asset berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham di terima, artinya semakin tinggi Return on asset maka akan semakin di respon positif oleh investor, sehingga harga saham semakin meningkat. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) Earning per share berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi 0,669 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa earning pershare berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham di terima, artinya semakin tinggi earning per share maka akan semakin di respon positif oleh investor, sehingga harga saham semakin meningkat. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Dividen per share berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi 0,250 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa dividen per share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham di terima, artinya semakin tinggi dividen per share maka akan semakin di respon positif oleh investor, sehingga harga saham semakin meningkat. Pengujian Hipotesis Keempat (H4) Return on equity berpengaruh tidak positif terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi 0,075 dan nilai signifikasi sebesar 0,759 > 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Return on equity berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham di tolak, artinya tinggi rendahnya Return on equity kurang di respon positif oleh investor, sehingga kurang berdampak pada pergerakan harga saham. Koefisien Determinasi (R Square) Tabel 7. Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1 R R Square .918a .843 Adjusted R Square .839 Std. Error of the Estimate .73151 a. Predictors: (Constant), ROE, LN_DPS, LN_EPS, ROA b. Dependent Variable: LN_Harga_saham Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015 Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R square sebesar 0,839, dapat diartikan bahwa variabel independen (return on asset, dividen per share, earning per share, dan return on equity) dapat menjelaskan variabel dependen (harga saham) sebesar 83,90 % sedangkan sisanya diterangkan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini seperti free cash flow, net profit margin, inflasi, nilai tukar rupiah dan lain-lain. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1) Variabel return on asset berpengaruh positif terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham terbukti (H1 diterima). 2) Variabel dividen per share berpengaruh positif terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa dividen per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham terbukti (H2 diterima).. 3) Variabel earning per share berpengaruh positif terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham terbukti (H3 diterima). 4) Variabel return on equity berpengaruh tidak positif terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham tidak terbukti (H4 ditolak). SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan adalah : Investor sebaiknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham seperti return on asset, EPS dan dividen. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan membagikan laba dan ini akan direpon positif oleh investor sebagai keuntungan. Pihak perusahaan sebaiknya juga memperhatikan kebijakan pendanaan, jangan sampai banyak hutang yang dapat mengurangi laba perusahaan, sehingga pasar akan merespon negatif dan harga saham akan semakin menurun. DAFTAR PUSTAKA Ang Robert, 2007, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Media Staff. Anoraga, Panji. 2009, Manajemen Keuangan, Bandung. Alfabeta. Djarwanto PS. dan Pangestu Subagyo, 2008, Statistik Induktif, BPFE. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro (BPUD). Semarang. Husnan, Suad. 2010. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (Fundamental Of Finansial Management). Edisi 3. Yogyakarta: UPP-AMP YKP Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, 1999, Metodelogi Penelitian Bisnis, BPFE, Yogyakarta. Jogiyanto, 2012, Teori Potofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta. J. Supranto, 2007, Statistik I, Edisi Lima, Erlangga, Jakarta Mulyono, 2005. Pengaruh risiko Nilai Tukar Rupiah Terhadap Return Saham: Studi empiris pada Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.17,No.4,2005,347-360 Nurmalasari, Indah. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ-45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008. Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma Jakarta. Ratih Dorothea, Aprianti dan Saryadi. 2013. Pengaruh EPS, DER, ROE Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Rfek Indonesia Tahun 2010-2012. Diponegoro Journal Of Social and Politic Tahun 2013. Sartono, A. 2006, Manajemen Keuangan, Edisi 1, Yogyakarta, BPFE. Suharli, M. 2005. “ Studi Empiris Terhadap Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food and Beverage di BEJ Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No. 2. Sukarman, Yongki dan Khairani, Siti. 2014. Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Otomotif di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi STIE MDP. Sunaryah. 2005. Pasar Modal Indonesia. BPFE. Yogyakarta Umar, Husein, 2007, Metode Penelitian, Gramedia, Jakarta. Usman, Marzuki, 2010, “ABC Pasar Modal Indonesia”, Institut Bankir Indonesia Dan Ikatan sarjana Ekonomi Indonesia, Jakarta.