BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran Shimp1 menguraikan dua unsur pokok dalam komunikasi pemasaran, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi dalam hal ini adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antar individu dan organisasi. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Jika kedua definisi tersebut digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Komunikasi pemasaran berkembang menjadi bauran pemasaran (marketing mix) yang menggabungkan 4P (Product, Place, Price, dan Promotion) dan di dalamnya mengandung promotional mix yang terdiri dari berbagai jenis alat komunikasi pemasaran (marketing tools), yaitu iklan, promosi penjualan, kehumasan, penjualan personal, pemasaran langsung, dan sebagainya.2 Moriarty, Mitchell dan Wells3 mengembangkan model efek komunikasi pemasaran yang disebut dengan “The Facets of Effects Model”. Dalam model ini, 1 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga. 2003: 4 2 Wenats, AG Eka., et.al. Integrated Marketing Communication: Komunikasi Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012: 5 3 Ibid. 64 7 efek komunikasi pemasaran digambarkan sebagai sesuatu yang terjadi secara simultan pada diri khalayak, yang meliputi enam aspek sebagai berikut: a. Persepsi Aspek perseptual dari khalayak, dimana khalayak menerima terpaan (melihat/ mendengar) pesan komuniasi pemasaran yang disampaikan dan memberikan pemaknaan terhadap pesan tersebut. b. Emosi Aspek afektif atau emosional dari khalayak, saat khalayak merasakan emosi tertentu, seperti perasaan suka, semangat, gembira, dan lain sebagainya sebagai akibat pesan yang disampaikan. c. Kognisi Aspek rasional dari khalayak, saat khalayak mempelajari, memahami dan mengevaluasi (melalui proses berpikir) informasi yang diterimanya komunikasi pemasran yang disampaikan. d. Asosiasi Aspek citra yang dimiliki khalayak terhadap merek, yaitu pengaitan yang dibuat khalayak atas merek dengan karakteristik atau kualitas-kualitas tertentu dari produk. Termasuk juga dengan sesuatu yang tidak terkait langsung dengan produk, seperti suasana penggunaan produk, karaktristik pengguna produk, dan lain sebagainya. e. Persuasi Aspek sikap dan keyakinan dari khalayak, yaitu pembentukan atau perubahan sikap atau keyakinan tertentu dari khalayak (mengenai merek) 8 sebagai efek dari pesan komunikasi pemasaran yang disampaikan. Aspek ini mencakup juga loyalitas dan preferensi khalayak terhadap produk. f. Perilaku Aspek tindakan atau perilaku khalayak, yang meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan khalayak atas produk sebagai efek dari pesan yang disampaikan. Tindakan yang dimaksud meliputi pula tindakan langsung (direct action), seperti pembelian ataupun tindakan tidak langsung (delayed action), seperti penyimpanan ingatan akan merek dalam memori untuk digunakan saat momen pembelian berlangsung. 2.2. Periklanan Sebagai Salah Satu Kegiatan Pemasaran Moriarty4 mendefinisikan Iklan atau advertising sebagai jenis komunikasi pemasaran yang merupakan istilah umum yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan pesannya. Ralph dalam Morissan5 mendefiniskan Iklan atau advertising sebagai setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui, Morissan kemudian melanjutkan bahwa iklan merupakan suatu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling bayak dibahas orang, hal ini terjadi karena daya jangkau iklan yang sifatnya luas. Iklan melalui media massa memiliki keuntungan yaitu kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya 4 5 Moriarty, Sandra., et.al., Advertising edisi kedelapan. Jakarta: Kencana, 2011 hal 6 Morissan. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Tangerang: Ramdina Prakarsa. 2007:14. 9 populer atau sangat dikenal masyarakat. Hal tersebut tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan. Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum6. Institusi periklanan Inggris mendefinisikan periklanan sebagai pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurahmurahnya7. Tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap-sikap konsumen8. Lee dan Johnson9 menyebutkan terdapat tiga fungsi periklanan, diantaranya: a. Periklanan menjalankan sebuah fungsi ‘informasi’; ia mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya. Ia memberitahu konsumen tentang produk-produk baru. b. Periklanan menjalankan sebuah fungsi ‘persuasif’; ia mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut. 6 Monlee Lee dan Carla Johnson. Prinsip-prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global. Jakarta: Kencana, 2011:3. 7 Jefkins, Frank. Periklanan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997:5. 8 Ibid. 17 9 Monlee Lee dan Carla Johnson, op.cit., 10. 10 c. Periklanan menjalankan sebuah fungsi ‘pengingat’; ia terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa mempedulikan merek pesaingnya. Pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait iklan atau penjualan secara eceran. Berbagai kegiatan seperti pembujukan, promosi, publikasi, semuanya adalah kegiatan pemasaran10. Pemasaran sebenarnya lebih dari sekedar mendistribusikan barang dari para produsen pembuatnya ke para konsmuen pemakainya. Pemasaran sesungguhnya meliputi semua tahapan, yakni mulai dari penciptaan produk hingga ke pelayanan purna jual setelah transaksi penjualan itu terjadi. Salah satu tahapan dalam pemasaran tersebut adalah periklanan.11 Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi12. Lembaga pemasaran terkemuka yang ada di Inggris, yakni BCIM, mendefinisikan istilah pemasaran sebagai proses manajemen yang bertanggung jawab terhadap identifikasi, antisipasi, serta pemenuhan kebutuhan konsumen dan dalam waktu bersamaan menciptakan keuntungan bagi perusahaan13. 10 Morissan. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Tangerang: Ramdina Prakarsa. 2007:2. Jefkins, Frank. Periklanan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997:1. 12 Morissan, op.cit., 3. 13 Jefkins, op.cit., 4. 11 11 Iklan erat kaitannya dengan pemasaran, sebagaimana yang dikemukakan oleh Jefkins14 bahwa unsur periklanan termasuk dalam elemen promosi yang ada dalam konsep 4P. Konsep 4P pertama kali diperkenalkan oleh E.Jerome McCarthy, yang kemudian dikembangkan oleh Philip Kotler. Konsep 4P pada dasarnya membagi bauran pemasaran menjadi empat bagian utama yakni product (produk), place (tempat), price (harga), dan promotion (promosi). Selanjutnya Jefkins mengatakan bahwa periklanan sesungguhnya memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan berbagai elemen yang terkandung di dalam keseluruhan bauran. Periklanan merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak, periklanan juga harus mampu membujuk khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan15. Terdapat beberapa alasan perusahaan atau pemasang iklan memilih iklan di media massa untuk mempromosikan barang dan jasanya, diantaranya: a. Iklan media massa dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai audien dalam jumlah besar b. Iklan media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek. Hal ini sangat 14 15 Jefkins, Frank. Periklanan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997:8. Ibid. 15 12 penting khususnya bagi produk yang sulit dibedakan dari segi kualitas maupun fungsinya dengan produk saingannya c. Pemasang iklan harus memanfaatkan iklan di media massa untuk mempsosisikan produknya di mata konsumen.16 2.3. Iklan Televisi Moriarty17 mengatakan bahwa televisi digunakan untuk beriklan sebab televisi bekerja seperti film, yang dapat menceritakan kisah, membangkitkan emosi, menciptakan fantasi dan dapat memeberi dampak visual yang kuat. Karena televisi adalah medium, ia juga cocok untuk mendemonstrasikan cara kerja sesuatu. Televisi menghidupkan brand image dan menambah personalitas brand. Jefikins18 menguraikan beberapa kelebihan iklan televisi secara umum, diataranya: a. Kesan Realistik Karena sifatnya yang visual, dan merupakan kombinasi warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata. Dengan kelebihan ini, para pengiklan dapat menunjukkan dan memamerkan kelebihan atau keunggulan produknya secara detil. Sekalipun ingatan konsumen terhadap apa yang telah diiklankan selalu timbul-tenggelam, namun iklan visual akan menancapkan kesan yang lebih dalam, sehingga konsumen begitu melihat produknya akan segera teringat 16 Morissan. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Tangerang: Ramdina Prakarsa. 2007:14. Moriarty, Sandra., et.al., Advertising edisi kedelapan. Jakarta: Kencana, 2011:330 18 Jefkins, Frank. Periklanan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997:109 17 13 iklannya di televisi. Pengaruh ini dapat diperkuat lagi jika pembuatan iklannya dilakukan dengan teknologi grafis komputer. b. Masyarakat lebih tanggap Karena iklan di televisi disiarkan di rumah-rumah dalam suasana yang serba santai atau rekreatif, maka masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian. Perhatian terhadap iklan televisi akan semakin besar, jika materinya dibuat dengan standar teknis yang tinggi, atau menggunakan tokoh-tokoh ternama sebagai pemerannya. c. Repetisi atau pengulangan Iklan televisi bisa ditayangkan hngga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikan, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit. Dewasa ini, para pembuat iklan televisi tidak lagi berpanjang-panjang, melainkan sesingkat dan semenarik mungkin, agar ketika ditayangkan berulang-ulang pemirsa tidak menjadi bosan karenanya. d. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) Pemilihan arean siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) dapat mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Perusahaan pengiklan dapat menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun televisi sekaligus untuk memuat iklannya, bahkan perusahaan pengiklan bisa saja membuat jaringan kerja dengan semua stasiun televisi nasional, sehingga iklannya akan ditayangkan oleh semua stasiun televisi secara serentak. 14 e. Ideal bagi para pedagang eceran Iklan televisi dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen. Selain karena pedagang eceran juga suka menonton televisi seperti juga orang lain, hal itu disebabkan iklan-iklan televisi memang sangat membantu usaha mereka, bahkan seolah-olah iklan itu itujukan semata-mata kepada mereka. f. Terkait erat dengan media lain Tayangan televisi mungkin saja terlupakan begitu cepat, tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya pada wahan iklan lain. Jika konsumen memerlukan informasi lebih lanjut, atau mereka perlu sarana pengembalian atau keterangan mengenai kupon yang perlu dijabarkan lebih lanjut, maka iklan televisi bisa dipadukan dengan iklan cetak seperti majalah dan surat kabar. Iklan televisi selain memiliki bayak kelebihan namun juga disertai beberapa kelemahan, diantaranya: a. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemilahan (untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan. Pihak pengiklan akan lebih selektif dalam membidik pangsa pasar yang dikehendakinya kalau ia menggunakan media pers. b. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka televisi lagilagi tidak akan bisa menandingi media pers. 15 c. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil menonton televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan radio. Akibatnya, konsentrasi mereka seringkali terpecah. d. Karena pemirsanya sulit dipilah-pilah, maka iklan televisi justru terbilang mahal. Apalagi terdapat ribuan pengiklan lainnya bersaing membujuk pasar sehingga pangsanya nampak lebih kecil. e. Pembuatan iklan televisi butuh waktu yang cukup lama sehingga tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat yang harus sesegera mungkin disiarkan. f. Di negara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televisi, atau yang jumlah total pemirsanya relatif sedikit, biaya siaran mungkin cukup rendah sehingga memungkinkan ditayangkannya iklan yang panjang dan berulang-ulang. Iklan-iklan seperti ini justru mudah membosankan pemirsa. g. Kesalahan serius yang dibuat oleh produser iklan televisi adalah seringnya menggunakan penyaji atau model yang sama sebagaimana para pengiklan yang lain. Selain dapat membuat bosan dapat juga membingungkan pemirsa. 2.3.1 Taktik Kreatif Iklan Televisi Copywriter iklan televisi memahami bahwa iklan TV adalah gambar bergerak (aksi) yang membuatnya lebih menarik ketimbang media cetak, namun 16 sekaligus memberi tantangan yaitu bagaimana memadukan gambar dengan kata untuk menghadirkan konsep kreatif sekaligus cerita.19 Copywriter harus merencanakan berapa lama durasi iklan, adegan apa yang akan diambil, visual utama apa yang akan tampil, dimana dan bagaimana cara mengambil gambarnya. Keputusan lain yang harus diambil copywriter adalah panjang iklan, jumlah adegan, dan keyframe.20 Moriarty21 menyebutkan tiga bagian yang harus digunakan dalam merancang iklan televisi diantaranya: a. Skrip Skrip televisi adalah versi tulisan dalam rencana iklan. Ia memuat kata-kata, dialog, lirik, instruksi, dan deskripsi dari detail yang dibutuhkan (set, kostum, tata cahaya, dsb). Kunci struktur televisi adalah relasi dari audio dan video. Sisi video memuat deskripsi mengenai frame utama, karakter, tindakan, dan gerak kamera. b. Storyboard Storybard merupakan rencana visual atau layout komersial, menunjukkan sejumlah scene, kompsisi shot, dan proses aksi. c. Photoboard Photoboard adalah penggunaan fotografi untuk mengilustrasikan pergerakan gambar sebelum dieksekusi menjadi sebuah video. 19 Moriarty, Sandra., et.al., Advertising edisi kedelapan. Jakarta: Kencana, 2011:491 Ibid. 496 21 Ibid. 497 20 17 2.4. Penggunaan Endorser Endorser yaitu orang atau karakter yang muncul dalam iklan untuk mengkomunikasikan produk perusahaan baik itu selebritis, tokoh masyarakat, public figure atau bahkan orang biasa yang dapat mempengaruhi pikiran khalayak sebagai preferensi dalam melakukan keputusan pembelian22 Shimp23 menjelaskan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang di iklankan. Endorser sering juga disebut direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan atau memperagakan sebuah produk atau jasa. Endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili image sebuah produk (product image). Biasanya orang yang terpilih sebagai endorser tersebut berasal dari kalangan tokoh masyarakat yang memiliki karakter menonjol dan daya tarik yang kuat24 Bagi produsen, pemilihan seorang selebriti untuk dijadikan bintang iklan (celebrity endorser) perlu diperhatikan karena memiliki pengaruh yang kuat untuk mengembangkan citra positif produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada. Seorang celebrity endorser dapat meningkatkan atau menurunkan value dari suatu produk yang dipasarkan25. Pemilihan selebritis sangat penting sekali karena selebritis yang tepat akan mengikat erat brand produk menjadi brand seperti yang 22 23 24 25 Engel, Black Well & Miniard, 1990 dalam Husein 2008 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga. 2003:460 Hardiman.2006:38 Hasundoh, A. S, “Pengaruh Celebrity Endorsement terhadap Purchse Intention Melalui Perceived Value Pada Produk Top Coffee di Surabaya. Jurnal Komunikasi. 2012:2 18 diwakili oleh selebritis26. Hal ini dikarenakan selebritis sebagai endorser adalah wujud nyata dari berbagai image yang dipikirkan oleh khalayak sasaran pada suatu27. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau yang dikenal sebagai bintang iklan yang di pakai dalam kegiatan promosi, dengan cara mengantarkan sebuah pesan dengan memperagakan sebuah produk atau jasa. Royan28 mengatakan bahwa seorang endorser hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Mampu memaksimalkan pengiriman pesan 2. Harus memiliki kemampuan dan kualifikasi dalam areal tertentu 3. Dikenal dan menarik secara fisik 4. Mampu membuat target audience menjadi serupa dengan mereka 5. Mampu membuat penerima pesan merasa dihargai atau terhukum 2.4.1. Jenis-jenis Endorser Shimp29 menyebutkan bahwa terdapat dua jenis endorser, yaitu: a. Typical Person Endorser Typical Person Endorser adalah memanfaatkan beberapa orang bukan selebritis untuk menyampaikan pesan mengenai suatu produk. Meidika, Almodus. “Pengaruh Tingkat Kredibilitas Endorser dan Tingkat Brand Awareness terhadap Minat Beli Minumn Berenergi”. Jurnal Komunikasi, Univ. Atma Jaya. Hal 5 27 Ibid 28 Pakaya, Salman. “Pengaruh Celebrity Endorser Pada iklan Fresh Care Terhadap Minat Beli Konsumen”, Gorontalo. 2013:3 29 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga. 2003:459 26 19 b. Celebrity Endorser Celebrity Endorser adalah orang-orang terkenal yang dapat mempengaruhi khalayak karena prestasinya. Kedua jenis endorser diatas memilih karakteristik dan atribut yang sama hanya dibedakan dalam penggunaan orang-orangnya sebagai pendukung apakah orang-orang yang digunakan sebagai endorser tokoh terkenal atau tidak. Dalam hal ini, pembahasannya hanya difokuskan pada penyampaian pesan menggunakan orang-orang terkenal (celebrity endorser) saja dan orang-orang biasa atau typicalperson endorser dianggap konstan. Definisi celebrity endorser adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan publik figur yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan dibidangnya masing-masing dari bidang yang didukung30. Schiffman dan Kanuk31 mengemukakan berbagai manfaat yang dapat disumbangkan seorang selebriti pada program iklan suatu perusahaan, diantranya kemasyuran, bakat, kredibilitas, dan karisma. Kredibilitas selebriti terhadap khalayak konsumen merupakan hal yang paling penting. Yang dimaksud kredibilitas selebriti disini adalah persepsi khalayak mengenai keahlian selebrti (seberapa banyak selebriti tersebut mengetahui mengenai bidang produk tersebut) maupun sifat dapat dipercaya (seberapa jujur selebriti tersebut terhadap apa yang dikatakannya mengenai produk). Sekarang ini kebanyakan perusahaan menggunakan selebriti dibanding orang biasa untuk mengiklankan produknya karena selebriti memilki atribut 30 31 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komsar. Jakarta: Erlangga. 2003:460 Schiffman, Leon., Leslie Lazar Kanuk. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks. 2008 20 kesohorannya, kecantikan, keberanian, talenta, kekuatan, keanggunan, dan daya tarik seksualnya sehingga sering mewakili daya tarik yang diinginkan perusahaan iklan. Untuk membuat selebriti efektif sebagai pendukung produk tertentu dalam suatu iklan maka harus memiliki hubungan yang berarti (meaningful relationship) atau kecocokan (match-up) antara selebriti dengan produk yang di iklankan oleh selebriti tersebut. Endorser dengan tampilan fisik yang baik atau karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat menimbulkan minat audience untuk menyimak iklan32. 2.4.2 Atribut Endorser Menurut Shimp33, ada lima atribut atau karakteristik celebrity endorser yang disebut dengan TEARS model. Kelima atribut ini dapat digunakan oleh perusahaan sebagai acuan dalam memilih celebrity endorser agar iklan yang dibintanginya bisa efektif dalam mempengaruhi respon adalah sebagai berikut : 1. Trustworthiness, mengacu pada kemampuan untuk dipercaya, kejujuran, ketulusan, serta integritas dari celebrity. Seorang celebrity harus dapat meyakinkan konsumen bahwa dirinya tidak berusaha untuk memanipulasi serta bersikap obyektif dalam mempresentasikan sebuah produk atau jasa. Dengan melakukan hal ini, celebrity menetapkan diri sebagai orang yang dapat dipercaya. Kepercayaan konsumen terhadap celebrity endorser dapat diperoleh 32 33 melalui informasi tentang kehidupan celebrity secara Belch dan Belch, (2004) dalam Mardiani (2012). Shimp, Terence A. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga. 2003:468 21 professional dan pribadi yang tentu saja tersedia di media massa. Perusahaan dapat mengambil manfaat dari nilai kepercayaan dengan memilih endorser yang dianggap jujur, dapat dipercaya, dan diandalkan orang. 2. Expertise, mengacu pada pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki sebagai seorang endorser. Sangatlah penting bagi perusahaan untuk memilih celebrity endorser yang tepat karena diharapkan celebrity tersebut mampu lebih persuasive dalam mengubah pendapat konsumen. 3. Attractiveness, mengacu pada sejumlah daya tarik yang dapat dilihat dalam diri celebrity tersebut, misalnya ketampanan/ kecantikan, keatletisan tubuh, kemampuan intelektual, sifat kepribadian, karakter gaya hidup dan lain sebagainya. 4. Respect, mengacu pada seorang endorser yang dikagumi dan dihormati oleh konsumen karena kualitas pribadi dan prestasinya. 5. Similiarity, merupakan atribut yang penting karena lebih mudah bagi konsumen untuk berhubungan dengan seorang endorser yang memiliki karakteristik yang sama dengan diri konsumen tersebut. 2.5. Persepsi Schiffman dan Kanuk34 mendefinisikan persepsi sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Proses ini dapat dijelaskan sebagai ‘bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita’. 34 Schiffman, Leon., Leslie Lazar Kanuk. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks. 2008:137 22 Persepsi adalah suatu proses individual yang sangat bergantung pada faktor internal seperti kepercayaan, pengalaman, kebutuhan, suasana hati (mood) serta harapan. Proses persepsi dipengaruhi oleh karakteristik stimulus (ukuran, warna, dan intensitas) serta konteks dimana stimulus itu dilihat dan didengar. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.35 Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mempengaruhi persepsi, yaitu36: 1. Faktor Fungsional Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan halhal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu. 2. Faktor Struktural Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Morissan37 mengatakan bahwa persepsi khalayak memiliki proses yang perlu diketahui oleh pemasar, diantaranya: a. Bagaimana konsumen menerima dan merasakan informasi eksternal 35 Morissan. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Tangerang: Ramdina Prakarsa. 2007:73 Krisnawati, Ester. Persepsi khalayak Terhadap Iklan AXE Bidadari Indonesi serta Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Komunikasi. Jakarta. 2010:6 37 Morissan. op. cit., 74 36 23 b. Bagaimana mereka memilih dan menanggapi berbagai sumber informasi c. Bagaimana informasi diinterpretasikan dan diberi makna Desiderato menjelaskan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimulus inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas, sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori38. Gilbert Harel dalam Morissan39 menjelaskan bahwa persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Selanjutnya Morissan melanjutkan bahwa terdapat lima tahapan dalam persepsi, diantaranya: a. Sensasi Sensasi adalah respon segera dan langsung oleh indera (rasa, penciuman, penglihatan, sentuhan dan pendengaran) terhadap stimuli seperti iklan, nama merek, kemasan, peragaan dan sebagainya. 38 39 Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006:50 Morissan. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Tangerang: Ramdina Prakarsa. 2007:74 24 b. Penerimaan Selektif Penerimaan selektif adalah keadaan dimana konsumen memilih untuk bersedia atau tidak bersedia untuk menerima stimuli. Faktor penentu apakah stimuli akan diterima atau tidak bergantung pada faktor psikologis internal konsumen seperti: kepribadian, kebutuhan, motif, harapan dan pengalaman yang dimiliki. Faktor psikologis ini menjelaskan mengapa orang menerima suatu stimuli dan monolak stimuli lainnya. c. Perhatian Selektif Perhatian selektif adalah proses penyaringan stimuli untuk memberikan perhatian terhadap stimuli tertentu dan mengabaikan yang lainnya. Hal ini terjadi karena manusia secara rata-rata dibanjiri oleh ratusan bahkan ribuan stimuli perharinya, sehingga tidak memungkinkan semuanya dapat ditanggapi. d. Pemahaman Selektif Pemahaman Selektif atau disebut juga distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah informasi atau menafsirkan informasi sesuai dengan sikap, kepercayaan, motif, dan pengalaman mereka. Konsumen seringkali menafsirkan informasi dengan cara yag mendukung posisi mereka. Misalnya, iklan yang menunjukkan kekurangan suatu produk yang kebetulan menjadi produk favorit seorang konsumen akan dinilai sebagai iklan yang tidak benar, bias sehingga tidak dpat diterima oleh konsumen tersebut. 25 e. Ingatan atau Retensi Selektif Konsumen tidak dapat mengingat semua pesan iklan yang mereka lihat, dengar, atau baca walaupu mereka telah memperhatikan dan memahami pesan iklan itu. Konsumen cenderung akan mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang mereka sukai dan melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk pesaing. Ingatan Selektif menjelaskan mengapa perusahaan pengiklan seringkali mengulang-ulang pesan iklan ke pasar sasaran mereka. Terdapat dua aspek pokok/ fundamental dari persepsi menurut Sunarwinadi40, yaitu: a. Dimensi Persepsi Secara Fisik (mengatur / mengorganisasi) Dimensi ini menggambarkan perolehan kita akan informasi tentang dunia luar. Tahap permulaan ini mencakup karakteristik-karakteristik stimuli yang berupa energi, hakekat dan fungsi mekanisme penerimaan manusia (mata, telinga, hidung, julut dan kulit) serta transmisi data melalui system syaraf menuju otak, untuk kemudian di ubah ke dalam bentuk yang bermakna. b. Dimensi Persepsi Secara Psikologis (menafsirkan) Dimensi ini menggambarkan bahwa keadaan individual (kepribadian, kecerdasan, pendidikan, emosi, keyakinan, nilai, sikap, motivasi dan sebagainya) mempunyai dampak yang jauh lebih menentukan pada 40 Triyono, Agus. Persepsi Masyarakat Tentang Tayang Iklan Sampo Clear di Televisi, Boyolali. 2012:3 26 persepsi tentang lingkungan dan perilaku. Dalam tahap inilah menusia menciptakan struktur, stabilitas dan makna bagi persepsi-persepsinya dan memberikan sifat yang pribadi serta penafsiran mengenai dunia luar. 2.5.1. Pengelompokkan Persepsi Orang tidak menerima berbagai stimuli yang mereka pilih dari lingkungan sebagai sensasi yang terpisah dan berbeda; sebaliknya, mereka cenderung mengelempokkannya menjadi kelompok-kelompok dan merasakannya sebagai satu keseluruhan41. Prinsip-prinsip khusus yang mendasari pengelompokan persepsi ini seringkali disebut dengan nama yang diberikan psikologi yang pertama mengembangkannya: psikologi Gestalt, yang dalam bahasa Jerman berarti pola atau konfigurasi.42 Schiffman dan Kanuk43 menyebutkan tiga prinsip paling dasar mengenai pengelompokkan persepsi diantaranya: a. Figur dan Dasar Individu cenderung mengelompokkan stimuli sehingga stimuli tersebut membentuk gambar atau kesan yang menyatu. Persepsi mengenai stimuli sebagai kelompok-kelompok atau potongan-potongan informasi, daripada sebagai kepingan-kepingan kecil informasi yang berlainan, mempermudah ingatan mereka untuk mengingatnya kembali. 41 Schiffman, Leon., Leslie Lazar Kanuk. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks. 2008:151 Ibid. 43 Ibid. 42 27 Pengelompokan dapat digunakan secara menguntungkan oleh para pemasar untuk menyatakan secara tidak langsung arti-arti tertentu yang diingini dalam hubungan dengan produk-produk mereka. b. Pengelompokkan Individu cenderung mengelompokkan stimuli sehingga stimuli tersebut membentuk gambar atau kesan yang menyatu. Persepsi mengenai stimuli sebagai kelompok-kelompok atau potongan-potongan informasi daripada sebagai kepingan-kepingan kecil informasi yang berlainan, mempermudah ingatan mereka maupun untuk mengingatnya kembali. Pengelompokan dapat digunakan secara menguntungkan oleh para pemasar untuk menyatakan secara tidak langsung arti-arti tertentu yang diingini dalam hubungan dengan produk-produk mereka. c. Penyelesaian Para individu mempunyai kebutuhan untuk memperoleh penyelesaian. Mereka menyatakan kebutuhan ini dengan mengorganisasikan persepsinya sehingga mereka membentuk gambar yang lengkap. Walaupun pola stimuli yang mereka terima tidak lengkap, namun mereka cenderung merasakannya sebagai lengkap; yaitu mereka secara sadar atau bawah sadar mengisi potongan-potongan yang hilang. Kebutuhan akan penyelesaian mempunyai beberapa implikasi menarik bagi para pemasar. Penyajian iklan yang tidak lengkap meminta untuk dilengkapi oleh para konsumen, dan tindakan melengkapi itu sendiri membantu untuk melibatkan mereka lebih dalam pada pesan itu. 28 Terdapat beberapa hal yang dapat berpengaruh membelokkan persepsi seseorang, diantaranya:44 a. Penampilan fisik Orang cenderung menghubungkan sifat orang-orang tertentu dengan orang lain yang mungkin mirip, baik yg mereka sadari kesamaannya maupun tidak. Karena alasan ini, pemilihan model atau endorser untuk iklan cetak maupun iklan TV merupakan unsur pokok dalam kemampuan membujuk yang menentukan. Berbagai studi mengenai penampilan fisik telah menemukan bahwa model yang menarik lebih persuasif dan mempunyai pengaruh yang lebih positif terhadap sikap dan perilaku konsumen daripada model yang kelihatannya biasa saja. Studi juga mengatakan bahwa model mempengaruhi persepsi konsumen mengenai daya tarik fisik, dan dengan jalan membandingkan, juga persepsi mereka mengenai diri merek sendiri. b. Stereotip Individu cenderung mempunyai gamabaran dalam pikiran mereka mengenai arti berbagai macam stimuli. stereotip ini menimbulkan harapan mengenai bagaimana situasi, orang atau peristiwa tertentu yang akan terjadi dan berbagai stereotip ini merupakan faktor penentu yang penting bagaimana stimuli tersebut dirasakan. 44 Schiffman, Leon., Leslie Lazar Kanuk. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks. 2008:155 29 c. Petunjuk yang tidak relevan Ketika diperlukan untuk membuat pertimbangan yang sulit melalui persepsi, para konsumen sering kali memberikan respon terhadap stimuli yang tidak relevan. d. Kesan pertama Kesan pertama cenderung abadi, maka memperkenalkan produk baru sebelum disempurnakan dapat menimbulkan bencana bagi suksesnya di kemudian hari. Informasi yang diberikan sesudah itu mengenai manfaatnya, walaupun benar, seringkali akan ditiadakan oleh ingatan pada daya gunanya semula. e. Terlalu cepat mengambil kesimpulan Konsumen seringkali hanya mendengar bagian awal dari suatu pesan iklan dan langsung menarik kesimpulan mengenai produk atau jasa yang diiklankan. Karena alasan ini, penulis konten iklan harus berhatihati dalam memberikan penjelasan yang persuasif. 30