BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arduino Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (integrated Circuit) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input, proses, dan output sebuah rangkaian elektronik. Arduino adalah inovasi dibidang elektronika yang telah membuat perubahan besar dalam dunia mikrokontroler sehingga seorang yang awam amatiran bisa membuat proyek-proyek elektronika atau robotika dengan relatif mudah dan cepat. Arduino lahir dari lingkungan mahasiswa dan dosen yang merasakan sulitnya mempelajari mikrokontroler. Kemudian mereka mengembangkan sebuah sistem minimum berbasis AVR yang dilengkapi dengan bootloader dan software yang user friendly. Hasilnya adalah sebuah board mikrokontroler yang bersifat open source yang bisa dipelajari atau dikembangkan oleh mahasiswa, profesional, atau penggemar mikrokontroler 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 di seluruh dunia. Konon Arduino sudah lebih popular dibandingkan Basic Stamp yang lahir lebih awal yang harganya relatif mahal dan close source. Tersedia library yang sangat banyak untuk menghubungkan Arduino dengan macam-macam sensor, actuator maupun modul komunikasi. Misalnya library untuk mouse, keyboard, servo, GPS dan sebagainya. Berhubung Arduino adalah open source, maka library- library ini juga open source dan dapat di-download secara gratis di website Arduino. Dengan bahasa yang lebih mudah dan adanya library dasar yang lengkap, maka mengembangkan aplikasi elektronik relatif lebih mudah. Contoh, kalau kita ingin membuat robot wireless, cukup membeli sebuah modul Bluetooth dan menyambungkan ke Arduino. Arduino tidak membuat bahasa pemrograman khusus, melainkan menggunakan bahasa C yang sudah ada, lebih tepatnya menggunakan bahasa C yang menggunakan compiler AVG – GCC (AVR GNU C – Compiler). Bahasa C adalah bahasa yang sangat lazim dipakai sejak awal-awal komputer diciptakan dan sangat berperan dalam perkembangan software. Bahasa C telah banyak membuat bermacam-macam sistem operasi Unix, linux. Bahasa C juga biasanya digunakan di akademi dan perguruan tinggi selain bahasa pemrograman basic atau pascal. Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang sangat ampuh yang kekuatannya mendekati bahasa assembler. Bahasa C menghasilkan file kode objek yang sangat kecil dan dieksekusi dengan sangat cepat. Karena itu bahasa C sering digunakan pada sistem operasi dan pemrograman mikrokontroler. Bahasa C adalah multiplatform, bahasa C bisa diterapkan pada lingkungan windows, Unix, Linux, atau sistem operasi lain tanpa mengalami perubahan source code ( kalaupun ada perubahan, biasanya sangat minim). Karena Arduino menggunakan bahasa C yang multi-platform, maka software Ardunio pun bisa dijalankan pada semua sistem operasi yang umum, misalnya : Windows, Linux, MacOs. Bahasa C mudah dipelajari. Maksud kata mudah di sini adalah relatif, tergantung kemampuan dari tiap user. Kalau anda sudah mengerti bahasa C, anda dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 melakukan pengembangan dengan board lain atau mikrokontroler lain dengan lebih mudah. Media internet banyak library bahasa C untuk Arduino yang bisa di-download secara gratis. Setiap library Arduino biasanya disertai dengan contoh pemakaiannya. Keberadaan library- library ini bukan hanya membantu kita membuat proyek mikrokontroler. Tetapi bias dijadikan sarana untuk mendalami pemrograman bahasa C pada mikrokontroler. 2.1.1 Arduino UNO Arduino UNO adalah salah satu produk berlabel Arduino yang sebenarnya adalah suatu papan elektronik yang mengandung mikrokontroler Atmega328 (sebuah keping yang secara fungsional bertindak seperti sevuah komputer). Peranti ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan rangkaian elektronik dari yang sederhana hingga yang kompleks. Pengendalian LED hingga pengontrolan robot dapat diimplementasikan dengan menggunakan papan yang berukuran relatif kecil (lihat Gambar 2.5). Bahkan, dengan penambahan komponen tertentu, peranti ini bisa digunakan untuk pemantauan jarak jauh melalui internet, misalnya pemantauan kondisi pasien dirumah sakit dan pengendalian alat-alat dirumah. Arduino UNO merupakan mikrokontroler yang sama fungsinya seperti Arduino Mega hanya saja ada perbedaan dalam hal jumlah pin I/O nya. Perhatikan pesifikasi ardunio UNO dibawah ini: Arduino UNO menggunakan Mikrokontroler ATmega328 Tegangan Operasi 5V Tegangan Input (disarankan) 7-12V Tegangan Input (batas) 6-20V 14 Pin Digital I/O (6 diantaranya Pin PWM) 6 Pin Analog Arus DC per Pin I/O 40 mA http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA Flash Memory 32 KB dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader SRAM 2 KB EEPROM 1 KB Kecepatan Pewaktu 16 MHz Kelebihan Arduino Tidak perlu perangkat chip programmer karena di dalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari komputer. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna Laptop yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya. Bahasa pemrograman relatif mudah karena software Arduino dilengkapi dengan kumpulan library yang cukup lengkap. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino. Misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card, dll. Gambar 2.1 Arduino UNO 2.1.1.1 ATmega328 Komponen utama Arduino adalah mikrokontroler ATmega, mikrokontroler yang digunakan untuk Arduino Duemilanove ATmega 328, sedangkan mikrokontroler adalah suatu terobosan dalam teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Bedanya, mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk menangani suatu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 aplikasi tertentu. Perbedaan lain terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Komputer mempunyai RAM dan ROM yang besar, tetapi pada mikrokontroler sangat terbatas. ROM digunakan oleh mikrokontroler untuk menyimpan program sedangkan RAM digunakan untuk menyimpan data sementara. Mikrokontroler terdiri dari ALU (Arithmetic and logical unit), CU (Control Unit), dan PC (program counter), SP (Stack Pointer), register-register, sebuah rangkaian pewaktu dan rangkaian penyela (interrupt). Mikrokontroler juga dilengkapi dengan beberapa piranti pendukung lain seperti dekoder, port, komunikasi, input/output serial dan pararel, juga beberapa tambahan khusus seperti interrupt handler dan timer/counter. Gambar 2.2 Pemetaan Pin Arduino UNO 2.1.2 Arduino Software Arduino merupakan module yang memiliki module hardware dan software. Mikrokontrol ini diprogram menggunakan Bahasa pemrogram C dengan compiler yang sudah tersedia pada sisi softwarenya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 Gambar 2.3 Arduino Software Compiler 2.2 Motor Servo Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor. Gambar 2.4 Motor Servo Pengontrolan motor servo dilakukan dengan memberikan pulsa secara kontinyu selama 1 ms sampai 2 ms, tergantung posisi yang ingin dicapai. Untuk menjaga posisinya maka pulsa 1 ms sampai 2 ms itu diulang-ulang sekitar 50 sampai 60 kali. Pulsa 1 ms akan memposisikan servo pada 0 derajat, sedangkan 2 ms akan memposisikan servo pada maximum putaran. Jika diberi pulsa 1,5 ms maka servo akan berputar setengah putaran Gambar 2.5 Pembangkitan Sinyal untuk Kendali Motor Servo Selain itu motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan dengan memberikan variasi lebar pulsa (duty cycle) sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya. Ada dua jenis motor servo, yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 1. Motor Servo Standar 180o adalah motor servo yang hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90o sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180o. 2. Motor Servo Continuous adalah motor servo yang mampu bergerak dua arah tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu). Pulsa Kontrol Motor Servo Operasional motor servo dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ±20 ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. Apabila motor servo diberikan pulsa dengan besar 1.5 ms mencapai gerakan 90o , maka bila kita berikan pulsa kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0o dan bila kita berikan pulsa lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180o. Pada robot, motor ini sering digunakan untuk bagian kaki, lengan atau bagian-bagian lain yang mempunyai gerakan terbatas dan membutuhkan torsi cukup besar. 2.2.1 Parallax (Futaba) Standard Servo Servo parallax sering kita temukan sebagai salah satu komponen untuk membuat robot, misalnya pada robot berkaki yang membutuhkan kurang lebih delaban buah servo untuk penggeraknya. Ada beberapa informasi mengenai servo paralax yang terlihat pada Tabel 2.3 Untuk melihat bentuk fisik servo ini terlihat pada Gambar 2.6 Tabel 2.1 Karakteristik Parallax (Futaba) Standard Servo Power Requirements 4 to 6 VDC*, Communication Pulse-width modulation Dimensions 2.2 x 0.8 x 1.6 in (55.8x 19 x 406 mm) excluding servo horn Operating temp range: +14 to +144 °F (-10 to +50 °C) Torque 38 oz-in @ 6 V http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Adapun bentuk fisik dari Parallax (Futaba) Standard Servo adalah sebagai berikut: Gambar 2.6 Parallax (Futaba) Standard Servo 2.2.2 Contoh Program Dasar Servo Dalam pergerakkan Braket TV, diperlukan servo. Untuk itu servo diberikan perintah atau input dalam sebuah program. Program yang digunakan yaitu dengan menggunakan Arduino. Berikut adalah Script program dasar Arduino yang berfungsi untuk menggerakan servo Gambar 2.7 Screen Shoot Program Sweep Servo http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2.3 Infra Merah (Infrared) Komunikasi data infrared merupakan device digital pertama kali yang beredar di pasaran sehingga penggunaannya cukup memasyarakat. Infra merah (Infrared) ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya lebih daripada cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm sehingga sinar infra merah termasuk cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah ini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi. 2.3.1 Penggolongan Infrared Berdasarkan daerah panjang gelombangnya, infra merah dapat dibedakan menjadi tiga daerah yakni : 1. Near Infrared dengan daerah panjang gelombang 0.75 - 1.5 µm. 2. Mid Infrared dengan daerah panjang gelombang 1.50 - 10 µm. 3. Far Infrared dengan daerah panjang gelombang 10 - 100 µm. Dalam komunikasi infrared, infrared befungsi sebagai sebuah medium penghantar atau pemancar data, dan penerima data. Sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh konsorsium Infrared Data Association (IrDA), sinar infrared dari Light Emitting Diode (LED) memiliki panjang gelombang sekitar 875 nm. Hingga kini memiliki dua versi yaitu Versi 1.0 dan 2.0. Standar dari IrDA adalah kedua versi dari infrared hanya terletak pada jumlah data yang dapat ditransfer dalam satu paket. Versi 1.0 dari infrared memiliki kecepatan dari 2,4 hingga 115,2 Kbps. Sementara versi 2.0 memiliki kecepatan dari 0,576 hingga 1,152 Mbps. Infrared memiliki dua kecepatan yang berbeda karena struktur pengiriman data pada interkoneksi ini cukup unik. Untuk menghindari gangguan saat terjadi perpindahan data, maka pertama kali protokol infrared akan mengirimkan “sinyal tes” dengan kecepatan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 sinyal yang rendah. Dengan tes ini, bila kondisi sudah sesuai, maka kecepatan penuh digunakan dalam transfer data. Hal ini tentu berpengaruh pada penghematan daya. 2.3.2 Konektivitas Infrared Proses koneksi infrared bekerja dengan cara yang sangat sederhana. Ketika terjadi pertemuan di antara dua buah device dengan interkoneksi tersebut, maka akan terjadi sebuah pengenalan secara anonim diantara kedua device tersebut. Pengenalan ini kemudian berlanjut ke arah yang lebih dalam lagi di mana kedua device tersebut meyetujui untuk memberi “nama sementara” pada masing-masing device sehingga protokol infrared mengenali kedua belah pihak dan melakukan transfer data atau untuk sekedar mempertahankan koneksi hingga perintah terakhir dijalankan. Tentunya hal ini memudahkan koneksi untuk device dengan interkoneksi infrared karena tidak diperlukannya proses pairing yang merepotkan. Komunikasi infrared dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pengirim dan modul penerima (receiver) infra merah sebagai penerimanya. Untuk jarak yang cukup jauh, kurang lebih tiga sampai lima meter, pancaran data infra merah harus dimodulasikan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakkan data akibat noise. Selain itu, sinyal harus dimodulasi karena infrared tidak menggunakan banyak daya sehingga sinyal yang dihasilkan cenderung lemah. Gambar 2.8 Modulasi Sinyal Infrared http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Untuk perpindahan data yang menggunakan media udara sebagai media perantara biasanya menggunakan frekuensi carrier sekitar 30 KHz sampai dengan 40 KHz. Infrared yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi di atas. Sinyal yang dipancarkan oleh pengirim diterima oleh penerima infra merah dan kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data biner. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier infra merah yang berkisar antara 30KHz sampai 40 KHz. Pada komunikasi data serial, kondisi idle (tidak ada transmisi data) adalah merupakan logika ‘0’, sedangkan pada komunikasi infra merah kondisi idle adalah kondisi tidak adanya sinyal carrier. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi pemborosan daya pada saat tidak terjadi transmisi data. Gambar 2.9 Timing diagram sinyal infrared Setiap device mengeluarkan sinyal infra merah yang berbeda. Sinyal tersebut ditangkap penerima sinyal untuk dikodekan lebih lanjut. Sinyal yang dikirim biasanya dalam bentuk termodulasi. Bentuk modulasi berbeda-beda bergantung pada pembuatan masing-masing remote. Jenis-jenis infra red receiver ada dua macam tipe yaitu: 1. RX device. Perangkat ini dapat berupa infrared receiver pada port IrDa. 2. DCD device. Perangkat dimana bit-bit stream yang diterima akan dikirimkan melalui Data Carrier Detect (DCD) line. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Pemancar dan penerima sinyal infra merah biasanya memiliki reliabilitas yang baik dan cenderung tidak begitu mahal, akan tetapi gangguan dari sumber infra merah lain dapat mempengaruhi kinerja peralatan. 2.3.3 Kelebihan dan kekurangan Infrared Kelebihan dan kekurangan merupakan suatu kewajaran bagi sebuah komunikasi data yang diciptakan oleh manusia. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan itulah, saat ini para produsen berlomba-lomba menghasilkan sebuah komunikasi data yang memiliki banyak kelebihan. Infrared sendiri pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihannya : 1) Termasuk komunikasi data yang media pengirimannya Unguided atau tidak memerlukan benda fisik melainkan ditransmisikan melalui udara. 2) Komunikasi data ini hanya bersifat satu arah dan hanya terjadi pada 2 device sehingga keamanan data lebih terjamin karena hacker atau penguping harus secara langsung memotong cahaya itu guna mendapatkan akses ke informasi yang sedang ditransfer. 3) Infrared dapat memantul pada dinding-dinding atau langit-langit sehingga membantu dalam jaringan ruangan tunggal. 4) Infrared tidak terganggu oleh sinyal-sinyal elektromagnetik dan interferensi radio sehingga mendorong kestabilan sistem infrared. 5) Infrared mudah dibuat dan harganya murah. 6) Instalasinya mudah sehingga dapat dilakukan siapa saja. 7) Dapat dibawa kemana-mana. 8) Komunikasi data dengan infrared dapat dilakukan kapan saja, karena pengiriman dengan infrared tidak membutuhkan sinyal. 9) Komunikasi data dari device misalnya pada handphone tidak membutuhkan biaya atau gratis. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut : 1) Setiap devices harus terarah dan “bertatap muka” langsung karena infrared menggunakan sinyal terarah dan biasanya hanya 30 derajat. 2) Teknologi yang cukup tua, kecepatan yang sangat terbatas jika dibandingkan dengan komunikasi data melalui Bluetooth. 3) Jarak yang sangat terbatas dan tidak flesibel, mobiles. 4) Device infrared pastilah sangat terbatas pada koneksi point-topoint. 5) Infrared tidak dapat menembus dinding seperti daya rendah (maksimum 2 mW) 6) Komunikasi data secara infrared tidak dapat digunakan di luar ruangan karena akan terganggu oleh cahaya matahari. 2.3.4 Pengaplikasian Infrared Device yang hingga saat ini masih menggunakan infrared adalah remote control dimana jenis remote control sendiri bermacammacam diantaranya remote control AC, remote control televisi, remote control VCD dan sebagainya. Mekanisme komunikasi data remote control berbeda dengan mekanisme komunikasi data device lain. Secara umum, komunikasi data remote control adalah sebagai berikut : 1. Tegangan yang digunakan dalam mekanisme adalah tegangan AC (30–40 KHz) yang berfungsi sebagai carrier kemudian data dimodulasikan dalam tegangan AC tersebut. 2. Berdasarkan pada skema rangkaian pengirim dan penerima pada remote control (Gambar 4), terlihat bahwa logika 0 akan diwakili oleh adanya frekuensi 30-40 KHz, Logika 1 diwakili dengan tidak adanya frekuensi 30-40 KHz. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 3. Penerima (IRM8510) adalah penerima infrared yang telah dilengkapi oleh filter frekuensi 30-40 KHz sehingga penerima langsung mengubah frekuensi menjadi logika 0 dan 1. 2.3.5 Proses transmisi kode Komunikasi data yang terjadi termasuk dalam UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) yaitu komunikasi yang terjadi antara dua Mikrokontroler / IC-IC yang mempunyai kemampuan UART dengan baud rate dan bentuk komunikasi data yang sama. Kecepatan transmisi (Baud Rate) merupakan suatu hal yang amat penting dalam komunikasi data seri asinkron, mengingat dalam komunikasi data seri asinkron clock tidak ikut dikirimkan sehingga harus diusahakan bahwa kecepatan transmisi mengikuti Standard yang sudah ada. Clock untuk transmisi data dibangkitkan dengan sarana timer 1, timer 1 dioperasikan sebagai 8 bit auto reload timer artinya TL1 bekerja sebagai timer 8 bit menerima clock dari isolator kristal yang frekuensinya sudah dibagi menjadi 12, setiap pencacah nilainya menjadi 0 maka nilai yang sebelumnya sudah disimpan di TH1 secara otomatis diisikan lagi ke TL1, sehingga TL1 akan menghasilkan clock yang frekuensinya diatur oleh TH1, clock ini berikutnya dibagi lagi dengan 32 sebelum dipakai sebagai clock untuk UART. Gambar 2.10 Sinyal dengan format UART http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 2.3.6 Teknik perekaman Logika perekaman datanya dilakukan saat timer 0 aktif pada saat data pertama kali dikirimkan (high ke low), sementara timer 1 aktif menghitung lama perekaman data. Setiap kali perubahan kondisi pada data maka nilai timer 0 disimpan ke memori, nilai timer 0 di reset dan timer 0 mulai menghitung lagi, setelah lama waktu perekaman data terpenuhi, maka timer 1 akan meng-interupt sistem dan menghentikan proses. Gambar 2.11 Teknik Perekaan Kode Remote Control 2.3.7 Teknik penerimaan Cara kerja IR receiver yaitu dengan menghubungkan rangkaian dengan seial port pada komputer yang disesuaikan dengan pin yang digunakan. Serial port memberikan tegangan astabil antara 12V dan 12V pada RTS (pin nomor 7). Tegangan yang diperlukan adalah tegangan stabil +5V untuk sensor IR receiver. Diode D1 berfungsi melindungi rangkaian elektronis dari arus balik (arus negatif). Kapasitor C1 membantu memberikan tegangan yang stabil arus yang keluar dari IC2. Serial regulator IC2 memberikan output tegangan tetap stabil pada +5V. Semua ground koneksi diinputkan pada GND (pin 5). Data output dari IR receiver akan memberikan line DCD pada pin 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.20. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Gambar 2.12 Skema Rangkaian Peneria (Receiver) Secara algoritma, proses komunikasi data pada remote control dapat ditunjukkan pada gambar 2.21 di bawah ini : Gambar 2.13 Flowchart mekanisme komunikasi data pada remote control http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 Sebelumnya telah dijelaskan tentang proses komunikasi data pada remote control secara umum. Selanjutnya akan lebih dijelaskan tentang mekanisme komunikasi data remote control televisi. Pada aplikasi sebagai remote control pada televisi khususnya, sinyal infrared dimodulasi dengan sinyal carrier dengan frekuensi tertentu yaitu pada frekuensi 30KHz sampai 40KHz. Sinyal yang dipancarkan oleh pengirim diterima oleh penerima infra merah dan kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data biner. Pada transmisi infra merah terdapat dua terminologi yang sangat penting yaitu : ‘space’ yang menyatakan tidak ada sinyal carrier dan ‘pulse’ yang menyatakan ada sinyal carrier seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 2.14 Sinyal hasil perpindahan infrared Untuk transmisi data biasanya sinyal ditransmisikan dalam bentuk pulsa. Ketika sebuah tombol ditekan pada remote kontrol maka infrared akan mentransmisikan sebuah sinyal yang akan dideteksi sebagai urutan data biner. Led infra merah adalah jenis dioda yang memencarkan cahaya infra merah. Led infra merah pada dasarnya adalah dioda PN silicon biasa yang dikemas dalam kotak transparan. Sinar infra merah dihasilkan dari pertemuan Arsenida Galium pada led infra merah yang diberikan tegangan listrik. Led infra merah merupakan salah satu komponen elektronika yang akan mengantar arus jika dialiri bias maju. Led infra merah terbuat dari bahan Arsenida gelium atau Fosfida Galium (GaAS atau Gap), dan ditempatkan dalam suatu wadah yang tembus pandang. Untuk membedakan antara katoda dan anodanya dapat dilihat dari bentuk elektrodanya yang besar adalah katoda. Material yang digunakan dalam konstruksi led akan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 menentukan jenis cahaya yang diradiasikan. Apakah cahaya tampak atau cahaya tidak tampak. Sebagai contoh material GaAlAs menghasilkan cahaya infra merah (cahaya tidak tampak), sedangkan GaAsP menghasilkan cahaya tampak merah. Pada sistem ada dua jenis led yang digunakan yaitu sebagai indikator dan juga sebagai komponen pengirim cahaya infra merah. Berikut rangkaian pengirim infra merah: Gambar 2.15 Rangkaian pengirim infrared pada remote TV Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik di penerima. Oleh karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima infra merah harus mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim) dan menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data biner (bagian penerima). Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan komponen yang peka cahaya yang dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor (phototransistor). Komponen ini akan merubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra merah, menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus mampu mengumpulkan sinyal infra merah sebanyak mungkin sehingga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 pulsapulsa sinyal listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik. Pada perangkat ini detektor cahaya yang digunakan adalah komponen TSOP4838, dimana pada komponen ini sudah terdapat filter. Jadi detektor ini akan bekerja dengan baik jika terdapat frekuensi 38KHz. Gambar 2.16 Rangkaian penerima infrared pada remote TV Pada prakteknya sinyal infra merah yang diterima intensitasnya sangat kecil sehingga perlu dikuatkan. Kekuatan sinar dan sudut datang merupakan faktor penting dalam keberhasilan transmisi data melalui infra merah selain filter dan penguatan pada bagian penerimanya. Selain itu agar tidak terganggu oleh sinyal cahaya lain maka sinyal listrik yang dihasilkan oleh sensor infra merah harus difilter pada frekuensi sinyal carrier yaitu pada 30KHz sampai 40KHz. Selanjutnya baik photodioda maupun phototransistor disebut sebagai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 photodetector. Dalam penerimaan infra merah, sinyal ini merupakan sinyal infra merah yang termodulasi. Pemodulasian sinyal data dengan sinyal carrier dengan frekuensi tertentu akan dapat memperjauh transmisi data sinyal infra merah. Semakin besar area penerimaan maka sudut penerimaannya juga semakin besar. Kelemahan area penerimaan yang semakin besar ini adalah noise yang dihasilkan juga semakin besar pula. Suatu penerima pada sistem komunikasi cahaya harus memenuhi syarat antara lain: 1) Sensitivitas yang tinggi. Karena detektor cahaya digunakan pada suatu panjang gelombang tertentu, maka sensitivitas tertinggi terdapat pada daerah panjang gelombang yang dimaksud. 2) Respon waktu yang cepat, hal ini dimaksudkan agar sistem dapat dioperasikan pada kecepatan tinggi yang akan meningkatkan efisiensi sistem komunikasi. 3) Noise internal yang dibangkitkan detektor harus sekecil mungkin. 4) Harga yang murah dan juga mempunyai keandalan yang tinggi Interkoneksi ini juga memiliki beberapa kekurangan. Dikarenakan infrared menggunakan sinyal terarah dan bias sinyal yang didefinisikan IrDA adalah 30 derajat maksimum, maka device dengan interkoneksi ini harus “bertatap muka” pada jarak yang dekat. Tentunya bila tidak tersedia tempat yang datar untuk terjadinya kontak fisik tersebut, maka hal ini akan menjadi kendala besar bila Anda berniat untuk memindahkan data dalam jumlah yang sangat besar. Kekurangan terutama terletak pada alat-alat yang mendukung interkoneksi ini. Infrared adalah teknologi yang cukup tua. Rancangan awalnya mendikte bahwa perpindahan data terbatas pada kecepatan 115.2 Kbps. Kecepatan ini sering disebut sebagai kecepatan koneksi Serial. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 2.3.8 IR Remote dan IR Receiver Pada perancagan ini penulis menggunakan IR Remote dan IR Receiver seperti dibawah ini: Gambar 2.17 IR Remote dan IR Reciever IR kit diatas merupakan module komunikasi inframerah yang diprogram menggunakan arduinno sehingga data yang diterima pada Arduino dapat di ketahui melalui Serial Read seperti dibawah ini: Gambar 2.18 Serial Read Module IR pada Arduino http://digilib.mercubuana.ac.id/