PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 2 Latar Belakang Tujuan Menentukan kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi. Perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas: Perubahan kebijakan Perubahan estimasi Koreksi kesalahan Meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding laporan keungan. Pengungkapan kebijakan kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi diatur dalam PSAK 1. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 3 Ruang Lingkup Penerapan PSAK 25: 1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi 2. Akuntansi untuk a. Perubahan kebijakan akuntansi, b. Perubahan estimasi akuntansi, dan c. Koreksi kesalahan periode lalu. Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan penyesuaian retrospektif perubahan kebijakan akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 4 Konsep Materialitas Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan adalah material jika, baik secara sendiri maupun bersama, dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat dalam mencatat tersebut dengan memperhatikan kondisi terkait. Ukuran atau sifat pos laporan keuangan, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 5 Materialitas Penilaian apakah kelalaianpencantuman atau kesalahanpencatatan dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai, dan menjadi material, memerlukan pertimbangan karakteristik pemakai tersebut. Penilaian tersebut mempertimbangkan bagaimana pemakai diperkirakan terpengaruh secara rasional dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 6 Kebijakan Akuntansi Definisi: Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Akan mempengaruhi pengakuan, pengukuran dan penyajian atas elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, pada laporan keuangan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 7 Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan Pengakuan Kapan dan kondisi seperti apa diakui Pengukuran Berapa banyak yang diakui Penyajian Bagaimana disajikannya di Laporan Keuangan Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 8 Penetapan Kebijakan Akuntansi PSAK SPESIFIK TIDAK ADA PSAK SPESIFIK Ketika suatu SAK secara spesifik berlaku kebijakan akuntansi untuk pos tersebut menggunakan PSAK tersebut. Tidak ada SAK yang secara spesifik manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan & andal (menyajikan jujur, mencerminkan subtansi ekonomi,netral, pertimbangan sehat dan lengkap). Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 9 Pertimbangan dalam Penerapan Sumber acuan manajemen dalam membuat pertimbangan dalam penerapan kebijakan (urutan): • Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan dengan masalah serupa dan terkait • Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Manajemen juga menggunakan: • standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun standar lain yang mengacu pada KDPPLK yang sama • Literatur akuntansi • Praktik akuntansi industri yang berlaku • Sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 10 Konsistensi penerapan kebijakan Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa, – kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi berbeda adalah hal tepat. Jika PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan tersebut, – Maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 11 Perubahan Kebijakan Akuntansi Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut: Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas. Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari satu periode ke periode sehingga penerapan kebijakan yang konsisten diperlukan Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 12 Bukan Kebijakan Akuntansi Bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi: 1. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan 2. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material. Penerapan awal penilaian aset sesuai PSAK 16: Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 atau PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 13 Penerapan Perubahan Kebijakan Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada: 1. 2. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika ada; Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan dilakukan secara sukarela maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif. Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan. Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 14 Pendekatan Pelaporan Perubahan Kebijakan Akuntansi (Kieso et al.) 1. 2. 3. Entitas melaporkan dampak kumulatif atas perubahan kebijakan pada laporan keuangan tahun berjalan. Entitas tidak melakukan perubahan pada laporan keuangan tahun sebelumnya. Entitas melakukan perubahan secara retrospektif. Entitas melakukan penyesuaian laporan keuangan tahun sebelumnya dan menunjukkan dampak kumulatif sebagai penyesuaian pada laba ditahan awal tahun berjalan. Entitas melakukan perubahan secara prospektif (di masa depan). Entitas tidak melakukan penyesuaian pada neraca awal untuk merefleksikan perubahan kebijakan. IASB cenderung pada penggunaan pendekatan retrospektif. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 15 Penerapan Retrospektif Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas menyesuaikan: 1 Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling awal. 2 Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 16 Keterbatasan Penerapan Retrospektif … ketika penerapan retrospektif disyaratkan, maka perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak kumulatif periode tersebut … Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 17 Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan (Variasi Ilustrasi Kieso et al., 2011) Tanggal 1 Januari 2011, PT A menjual saham Rp 200 juta dan mulai beroperasi di industri retail. Berikut data penjualan, pembelian persediaan, dan beban operasi selama tahun 2011 – 2013 yang dilakukan dengan transaksi kas. 2011 2012 2013 Penjualan 700jt 650jt 650jt Pembelian 200jt 200jt 250jt Beban operasi 350jt 350jt 300jt Arus kas dari operasi 150jt 50jt 100jt PT A menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk biaya persediaan sebelum 1 Januari 2013 dan menerapkan metode FIFO sejak tahun 2013. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 18 Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Berikut perbandingan jumlah persediaan selama tahun 2011-2013 dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO. Average cost 1 Januari 2011 FIFO Perbedaan 0 0 0 31 Desember 2011 50jt 55jt 5jt 31 Desember 2012 75jt 85jt 10jt 31 Desember 2013 95jt 110jt 15jt Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 19 Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Berikut perbandingan COGS selama tahun 2011-2013 dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO. Average cost FIFO Perbedaan 2011 150jt 145jt 5jt 2012 225jt 220jt 5jt 2013 230jt 225jt 5jt Informasi Laba Per Saham tidak disyaratkan dalam laporan laba-rugi. Dampak pajak diabaikan Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 20 Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Laporan Laba Rugi 2011 2012 2013 Penjualan 700jt 650jt 650jt COGS (rata-rata tertimbang) 150jt 225jt 230jt Beban operasi 350jt 350jt 300jt Laba bersih 200jt 75jt 120jt 2011 2012 2013 Penjualan 700jt 650jt 650jt COGS (FIFO) 145jt 220jt 225jt Beban operasi 350jt 350jt 300jt Laba bersih 205jt 80jt 125jt Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 21 Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Laporan Laba Ditahan 2011 Laba ditahan (awal) 2012 2013 0 200jt 275jt Laba bersih (rata-rata tertimbang) 200jt 75jt 120jt Laba ditahan (akhir) 200jt 275jt 395jt 2011 Laba ditahan (awal) 2012 2013 0 205jt 285jt Laba bersih (FIFO) 205jt 80jt 125jt Laba ditahan (akhir) 205jt 285jt 410jt Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 22 Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Laporan Posisi Keuangan 2011 Persediaan (rata-rata tertimbang) 2012 2013 50jt 75jt 95jt Kas 350jt 400jt 500jt Total Aset 400jt 475jt 595jt Modal Saham 200jt 200jt 200jt Laba ditahan 200jt 275jt 395jt Total Ekuitas 400jt 475jt 595jt 2011 Persediaan (rata-rata tertimbang) 2012 2013 55jt 85jt 110jt Kas 350jt 400jt 500jt Total Aset 405jt 485jt 610jt Modal Saham 200jt 200jt 200jt Laba ditahan 205jt 285jt 410jt Total Ekuitas 405jt 485jt 610jt Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 23 Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Laporan Arus Kas 2011 2012 2013 Arus kas dari aktivitas operasi Penjualan 700jt 650jt 650jt Pembelian 200jt 200jt 250jt Beban operasi 350jt 350jt 300jt Arus kas bersih dari aktivitas operasi 150jt 50jt 100jt Arus kas dari aktivitas pembiayaan Penerbitan saham biasa 200jt - - Penambahan kas bersih 350jt 50jt 100jt Kas awal tahun 0 350jt 400jt Kas akhir tahun 350jt 400jt 500jt • Karena dampak pajak diabaikan, maka perubahan dari metode rata-rata tertimbang tidak mempengaruhi laporan arus kas perusahaan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 24 Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan Di dalam penerapan retrospektif, penggunaan metode FIFO mempengaruhi nilai persediaan, COGS, laba bersih, dan laba ditahan. Tahun Laba Bersih Average cost Perbedaan Laba FIFO 2011 200jt 205jt 5jt 2012 75jt 80jt 5jt Total kumulatif awal 2013 275jt 285jt 10jt Total 2013 120jt 125jt 5jt Jurnal untuk mencatat perubahan ke metode FIFO awal tahun 2013 adalah Persediaan 10 juta Laba ditahan 10 juta Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 25 Ketika Retrospektif Tidak Praktis Ketika tidak praktis untuk menentukan: Dampak periode-spesifik akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam informasi komparatif, maka entitas Menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan retrospektif adalah praktis, mungkin periode berjalan, dan Membuat penyesuaian saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode itu. Dampak kumulatif dari, pada awal periode berjalan, penerapan kebijakan akuntansi baru untuk seluruh periode lalu, maka entitas Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Menyesuaikan informasi komparatif untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal 26 Pengungkapan Penerapan Awal 1. Judul PSAK; 2. Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan; 3. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi; 4. Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan; 5. Ketentuan transisi yang memiliki dampak pada periode mendatang, ketika dapat diterapkan; 6. Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis, jumlah penyesuaian: i. Untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak; dan ii. LPS dasar dan dilusian, jika PSAK 56 diterapkan atas entitas; a) b) Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan, sepanjang praktis; dan Jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan. # Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 27 Pengungkapan Perubahan Sukarela (Voluntary) 1. 2. 3. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi; Alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang andal dan lebih relevan; Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis,: – – 4. 5. Penyesuaian untuk setiap pos terpengaruh;dan Penyesuaian LPS dasar dan dilusian; laporan keuangan yang Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periodeperiode sebelum periode-periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan Keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periodeperiode tersebut disajikan. # Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 28 PSAK baru belum Efektif Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan: 1 Fakta tersebut. 2 Informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas penerapan PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal penerapannya. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 29 Pengungkapan PSAK Baru belum Efektif 1) Judul PSAK baru; 2) Sifat perubahan standar yang belum berlaku efektif atau perubahan kebijakan akuntansi; 3) Tanggal di mana penerapan PSAK disyaratkan; 4) Tanggal di mana entitas berencana untuk menerapkan PSAK awalnya; dan 5) Suatu Pernyataan tentang, apakah: – Suatu pembahasan mengenai dampak penerapan awal PSAK atas laporan keuangan; atau – jika dampak tidak dapat diketahui atau diestimasi secara wajar, pernyataan atas hal itu. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 30 Estimasi Akuntansi Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi elemen-elemen dalam LK. √ Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan dapat diandalkan. √ Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat pada aktivitas bisnis. √ Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 31 Perubahan Estimasi Akuntansi Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal. “Jadi, estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman …” Perubahan estimasi akuntansi adalah: Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan, Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 32 Perubahan Estimasi Akuntansi Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai berikut: 1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset, laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan. 2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada: a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 33 Pengungkapan Perubahan Estimasi Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang: Berdampak pada periode berjalan, atau Diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang, kecuali pengungkapan dampak pada periode mendatang tidak praktis untuk mengestimasi dampak itu. Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 34 Kesalahan Laporan keuangan tidak sesuai dengan PSAK jika mengandung: Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 35 Kesalahan Periode Lalu Kesalahan Periode Lalu adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi andal yang: a) tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan b) secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kesalahan semacam itu termasuk √ √ √ √ Dampak kesalahan perhitungan matematis, Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi, Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta, Kecurangan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 36 Koreksi Kesalahan Periode Lalu Koreksi kesalahan material periode lalu: Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan: a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana kesalahan terjadi; atau b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 37 Keterbatasan Penyajian Retrospektif Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajiankembali secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak periode tertentu atau dampak kumulatif kesalahan. Ketika tidak praktis untuk menentukan: a) Dampak spesifik periode kesalahan Entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode paling awal di mana penyajiankembali retrospektif adalah praktis (mungkin periode berjalan). b) Dampak kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan pada semua periode lalu Entitas menyajikan-kembali informasi komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal paling praktis paling awal. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 38 Pengungkapan Koreksi Kesalahan Sifat kesalahan periode lalu; Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis: Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan LPS dasar dan dilusian jika PSAK 56 diterapkan atas entitas; Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi. … Laporan keuangan periode berikutnya tidak perlu mengulang … Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 39 Tidak Praktis Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas tidak dapat menerapkannya setelah seluruh usaha rasional dilakukan. Untuk suatu periode lalu tertentu, adalah tidak praktis untuk menerapkan suatu perubahan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif untuk mengoreksi kesalahan, jika: √ √ √ dampak penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif tidak dapat ditentukan; penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan asumsi mengenai maksud manajemen yang ada pada periode lalu tersebut; atau penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin untuk membedakan secara obyektif informasi mengenai estimasi yang: menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk diterbitkan dari informasi lain. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 40 Tanggal Efektif Tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Menggantikan PSAK 25 (1994). Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 41 Perubahan Estimasi Akuntansi Contoh (dalam ribuan) Biaya Perolehan Nilai sisa Dasar Amortisasi Masa manfaat (awal) Amortsasi tahunan 510,000 - 10,000 500,000 20 tahun 25,000 x 2 tahun = 50,000 Neraca (31 Des 2008) Aset Tidak Lancar: Tanaman Menghasilkan Akumulasi Amortisasi Nilai Tercatat Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 510,000 50,000 460,000 42 Perubahan Estimasi Akuntansi Nilai tercatat Nilai Sisa (baru) Dasar amortisasi Sisa masa manfaat Amortisasi tahunan Contoh 460,000 5,000 455,000 28 tahun 16,250 Jurnal tahun 2009 Beban Amortisasi Akumulasi Amortisasi Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 16,250 16,250 43 Contoh 1 Tahun 20X1, PT. Beta salah mencatat saldo akhir persediaan, yaitu Rp 6.500 lebih besar dari jumlah sebenarnya, sehingga menyebabkan saldo awal 20X2 overvalued sebesar Rp 6.500 PT. Beta tahun 20x2 memiliki penjualan Rp 104.000, HPP 86.500 pajak penghasilan Rp 5.250 PT. Beta tahun 20x1 memiliki penjulan Rp 73.500, HPP 53.500 pajak penghasilan Rp 6.000. Saldo laba awal 20X1 sebesar Rp 20.000 dan saldo laba akhir Rp 34.000 Tarif pajak 30% Modal saham Rp 5.000 dan tidak memiliki komponen ekuitas lain kecuali saldo laba. Saham tidak diperdagangkan di publik. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 44 Contoh 1 20 × 1 Penjualan Laporan 20 × 1 73.500 Beban Pokok Penjualan (53.500) Laba sebelum pajak penghasilan 20.000 Pajak Penghasilan (6.000) Laba 14.000 Disajikan Kembali 20 × 2 20 × 1 Penjualan 104.000 73.500 Beban Pokok Penjualan (80.000) (60.000) Laba sebelum pajak penghasilan 24.000 13.500 Pajak Penghasilan (7.200) (4.050) Laba 16.800 9.450 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Laporan 20 × 2 45 Contoh 1 Laporan Perubahan Ekuitas Modal saham Saldo per 31 Desember 20x0 Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des 20X1 disajikan kembali Saldo per 31 Desember 20X1 Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des 20X2 Saldo per 31 Desember 20X2 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Saldo Laba Total 5.000 20.000 25.000 - 9.450 9.450 5.000 29.450 34.450 - 16.800 16.800 5.000 46.250 51.250 46 Contoh 1 Beberapa produk yang telah terjual pada 20x1 tercatat salah sebesar Rp6.500 per 31 Desember 20X1. Laporan keuangan 20X1 disajikan-kembali untuk membetulkan kesalahan ini. Dampak dari penyajian-kembali laporan keuangan tersebut diringkaskan berikut ini. Tidak ada dampak pada 20X2. Dampak 20 × 1 (Peningkatan) dalam harga pokok penjualan Penurunan beban pajak penghasilan (6.500) 1.950 (Penurunan) dalam laba (4.550) (Penurunan) dalam persediaan (6.500) Penurunan dalam utang pajak penghasilan (Penurunan) dalam ekuitas Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 1.950 (4.550) 47 Catatan atas Laporan Keuangan 20X2, PT. Delta mengubah kebijakan akuntansi penyusutan aset tetap, sehingga menerapkan lebih banyak pendekatan komponen secara penuh, pada saat yang sama menerapkan model revaluasi. Pada tahun sebelum 20X2, catatan PT. Delta tidak cukup detail untuk menerapkan pendekatan komponen secara penuh. Pada akhir 20X1, manajemen membuat survei teknis, untuk memperoleh informasi komponen yang dimiliki dan nilai wajar, umur manfaat, nilai residu estimasian, dan jumlah yang dapat disusutkan pada awal 20X2. Namun, survei tersebut tidak menyediakan dasar yang cukup untuk mengestimasi secara andal biaya untuk komponen yang sebelumnya tidak dicatat secara terpisah, dan catatan yang ada sebelum survei tidak mengizinkan informasi ini direkonstruksi. Manajemen menyimpulkan menerapkan kebijakan baru secara retrospektif mulai 20X2. Contoh 2 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 48 Contoh 2 Informasi Tambahan: Tarif pajak 30% Rp Aset tetap pada 20X1 Biaya perolehan awal Penyusutan Nilai buku neto Beban penyusutan prospektif untuk tahun 20X2 (dasar lama) 25.000 (14.000) 11.000 1.500 Beberapa hasil survei teknis Penilaian Nilai residu estimasian Sisa umur aset rata-rata (tahun) Beban penyusutan untuk aset tetap yang ada untuk 20X2 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 17.000 3.000 7 2.000 49 Contoh 2 Informasi Tambahan Mulai dari 20x2, PT Delta mengubah kebijakan akuntansi Penyusutan aset tetap, menerapkan pendekatan komponen dan model revaluasi. Manajemen berpendapat kebijakan ini menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan karena lebih akurat dan didasarkan atas nilai kini. Kebijakan ini diterapkan secara prospektif mulai dari 20X2 karena tidak praktis untuk mengestimasi dampak penerapan kebijakan baik secara retrospektif, atau secara prospektif dari tanggal yang lebih awal. Oleh karena itu, penerapan kebijakan baru tidak mempunyai dampak atas periode sebelumnya. Dampak tahun berjalan adalah meningkatkan jumlah tercatat aset tetap pada awal tahun sebesar Rp6.000; meningkatkan penyisihan pajak tangguhan awal sebesar Rp1.800; menghasilkan surplus revaluasi pada awal tahun sebesar Rp4.200; meningkatkan beban penyusutan sebesar Rp500; dan mengurangi beban pajak sebesar Rp150. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 50 Contoh Kasus (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak) Sebelum 1 Januari 2012, Perusahaan mencatat perjanjian sewa menara sebagai sewa operasi, yang mana hal ini dipandang sebagai satu kesatuan antara tanah dan bangunan, dan keseluruhan perjanjian tersebut diperlakukan sebagai sewa tanah. Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 30 (revisi 2011) secara retrospektif, di mana Perusahaan diharuskan melakukan klasifikasi elemen tanah dan bangunan dalam perjanjian sewa menara secara terpisah apakah sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi. Dampak utama PSAK 30 (revisi 2011) adalah pengakuan aset dan kewajiban sewa pembiayaan atas elemen bangunan dalam perjanjian sewa slot menara di mana Perusahaan bertindak sebagai lessee. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 51 Contoh Kasus (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak) Sebelum 1 Januari 2012, tidak ada panduan spesifik atas akuntansi untuk perjanjuan konsesi jasa. Grup memperlakukan perjanjian ini sebagai kontrak executory. Aset prasarana yang dibangun dalam perjanjian ini diperlakukan sebagai aset tetap dan disusutkan selama taksiran masa manfaatnya. Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup telah menerapkan secara retrospektif ISAK 16, “Perjanjian Konsesi Jasa” dan ISAK 22, “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”, untuk memperlakukan kontrak konsesi Perusahaan. Dampak penerapan ISAK 16 dan ISAK 22 terdapat pada pengakuan pendapatan , aset prasarana yang dibangun dalam perjanjian tidak diakui sebagai aset, dan pengakuan aset keuangan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 52 Contoh Kasus (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak) Sebelum 1 Januari 2011, menurut PSAK, goodwill diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan masa manfaatnya. Mulai tanggal 1 Januari 2011, goodwill tidak diamortisasi melainkan dilakukan uji penurunan bagi goodwill setiap tahun (pada 31 Desember) dan bila terdapat indikasi penurunan nilai. Perubahan kebijakan akuntansi ini berdasarkan amandemen PSAK 22, “Kombinasi Bisnis” yang diterapkan secara prospektif. Menurut PSAK, sampai tanggal 31 Desember 2009, pendapatan dari jasa penyambungan diakui sebagai pendapatan pada saat penyambungan selesai dilakukan (pasca-bayar) atau pada saat aktivasi kartu perdana (pra-bayar). Sejak 1 Januari 2010, komponen aktivasi dari penjualan paket perdana telah ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama rata-rata masa hubungan yang diharapkan dari pelanggan. Perubahan kebijakan akuntansi ini merupakan dampak dari pencabutan PSAK 35, “Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi” yang berlaku secara prospektif. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 53 Penyesuaian yang Disebabkan Penerapan Retrospektif Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2011 dan 2012 (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak) Penyesuaian yang Disebabkan Penerapan Retrospektif Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2011 dan 2012 (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak) Penyesuaian yang Disebabkan Penerapan Retrospektif Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2011 dan 2012 (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak) Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Tahun 2011 dan 2012 (PT Indosat Tbk dan Entitas Anak) Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 57 Analisis Kesalahan (Kieso et al., 2011) Tiga analisis kesalahan: 1. Jenis kesalahan yang terlibat 2. Jurnal yang diperlukan untuk membetulkan kesalahan 3. Cara penyajian ulang laporan keuangan setelah kesalahan ditemukan Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan dilaporkan pada pertiode berjalan sebagai penyesuaian terhadap neraca awal saldo laba. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 58 Kesalahan Laporan Posisi Keuangan Merupakan kesalahan yang hanya mempengaruhi penyajian aset, liabilitas, dan ekuitas. Kesalahan di periode berjalan: reklasifikasi item ke posisi seharusnya Kesalahan periode sebelumnya: menyajikan ulang laporan posisi keuangan periode sebelumnya untuk tujuan perbandingan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 59 Analisis Kesalahan Kesalahan laporan posisi keuangan hanya mempengaruhi penyajian aset, liabilitas, dan ekuitas. Kesalahan laporan laba rugi yang diakibatkan klasifikasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai tidak mempengaruhi laporan posisi keuangan dan laba bersih. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 60 Kesalahan Yang Mempengaruhi Laporan Posisi Keuangan Dan Laporan Laba Rugi Counterbalancing errors: kesalahan yang akan tertutupi dengan sendirinya selama 2 periode. Non-counterbalancing errors: kesalahan yang tidak akan tertutupi pada periode akuntansi selanjutnya (memerlukan waktu lebih dari 2 periode untuk memperbaiki diri sendiri). Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 61 Conterbalancing Errors Jika perusahaan telah melakukan tutup buku: Jika kesalahan sudah tertutupi, tidak perlu jurnal Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal penyesuaian atas neraca saldo laba ditahan. Jika perusahaan belum tutup buku: Jika kesalahan telah tertutupi, buat jurnal untuk membetulkan kesalahan periode berjalan dan untuk menyesuaikan saldo awal laba ditahan Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal untuk menyesuaikan saldo awal laba ditahan Jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, maka kesalahan harus disajikan ulang untuk tujuan perbandingan, termasuk jika jurnal perbaikan tidak diperlukan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 62 Contoh Umum Counterbalancing Errors 1. Tidak mencatat beban akrual Tanggal 31 Desember 2012, PT A tidak mencatat beban gaji akrual sebesar Rp 50 juta. 1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Laba ditahan Beban gaji 2. 50 juta 50 juta PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal. 2. Tidak mencatat beban dibayar di muka Tanggal 1 Januari 2012, PT A tidak membeli polis asuransi sebesar Rp 50 juta dengan kas dan tidak membuat jurnal penyesuaian hingga akhir tahun. 1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Beban asuransi Laba ditahan 2. 50 juta 50 juta PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 63 Contoh Umum Counterbalancing Errors 3. Pendapatan dibayar di muka Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan dibayar di muka sebesar 50 juta (kas) untuk sewa ruang kantor selama tahun 2013 dan tidak membuat jurnal penyesuaian. 1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Laba ditahan Pendapatan sewa 2. 50 juta 50 juta PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal. 4. Pendapatan akrual Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan akrual atas bunga sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013. 1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Laba ditahan Pendapatan bunga 2. 50 juta 50 juta PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 64 Contoh Umum Counterbalancing Errors 5. Pembelian persediaan Tanggal 31 Desember 2012, PT A mencatat pembelian persediaan sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013. Persediaan fisik tahun 2012 tercatat dengan benar, dan perusahaan menggunakan metode persediaan periodik. 1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Pembelian Laba ditahan 2. 50 juta 50 juta PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 65 Contoh Umum Non-Counterbalancing Errors Depresiasi aset Tanggal 1 Januari 2012, PT A membeli mesin seharga 50 juta yang diperkirakan memiliki manfaat 5 tahun tanpa nilai sisa. Akuntan salah melakukan penjurnalan dengan membebankan biaya perolehan mesin pada tahun 2012 dan kesalahan tersebut baru diketahui tahun 2013. PT A menggunakan metode depresiasi garis lurus untuk semua aset. 1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut: Mesin 50 juta Beban depresiasi – mesin 10 juta (50jt / 5 tahun) Laba ditahan 40 juta (50jt – 10jt) Akumulasi depresiasi – mesin 20 juta (2 x 10jt) 2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut. Mesin 50 juta Laba ditahan 30 juta (50jt – 2 x 10jt) Akumulasi depresiasi 20 juta Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 66 Intermediate Accounting International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material–The Institute of Chartered Accountants, England and Wales Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS, Edition, John Wiley Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI. Main References Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 67 Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martaniatau [email protected] [email protected] Departemen Akuntansi FEUI http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 68