BAB III PERANCANGAN ALAT PERANCANGAN PERANGKAT KERAS 1.1 Diagram blok alat pengaman beban tidak seimbang digambarkan dalam SUMBER 3ϕ 380 V CT Sensor Arus Sensor Tegangan Mikrokontroller Arduino Gambar 3.1 : LCD 4x20 INPUT PROSES A U X R E L A Y Lampu Indikator 1 Lampu Indikator 2 Flash Buzzer Flash Buzzer & Shunt Trip Coil OUTPUT Gambar 3.1 Perancangan perangkat keras alat pengaman beban tidak seimbang Fungsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut : 1. Sumber 380 V Sumber tegangan yang terpasang pada PHB-TR. Sumber tegangan ini digunakan sebagai input untuk deteksi tegangan pada ke-tiga fasa. 2. Current Transformer (CT) Current Transformer atau CT berfungsi mentransformasikan nilai arus. CT pada PHB-TR di hubungkan ke amperemeter untuk pembacaan pembebanan. Pada penelitian ini CT digunakan sebagai input untuk mengukur besaran arus. 3. Sensor Tegangan Pendeteksi tegangan yang digunakan adalah relay 220 Volt. Relay digunakan sebagai input digital. Relay akan memberikan perubahan status melalui anak kontak apabila kehilangan tegangan. 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 4. Sensor Arus Pendeteksi arus yang digunakan adalah ACS-712. ACS-712 akan menerima besaran arus yang sudah ditransformasikan melalui CT yang selanjutnya akan diteruskan sebagai analog input pada arduino. 5. Mikrokontroler Arduino Mikrokontroler arduino akan melakukan proses pengolahan data yang masuk baik tegangan maupun arus. 6. Auxiliary Relay Relay berfungsi sebagai proses eksekusi dari pengolahan data oleh mikrokontroller arduino. 7. Lampu Indikator Lampu Indikator berfungsi sebagai informasi hasil pengolahan data apabila terjadi beban tidak seimbang. 8. Shunt Trip Coil Shunt trip coil digunakan sebagai auxilary peralatan pengaman untuk memutus rangkaian. 3.2 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Perancangan perangkat lunak pada penelitian ini adalah pemograman mikrokontroller arduino. Pemograman mikrokontroller menggunakan bahasa C. Variabel input yang digunakan pada penelitian ini menggunakan dua macam , yakni sensor tegangan dan sensor arus. Proses pengolahan data kedua variabel input tersebut untuk dijadikan perancangan alat beban tidak seimbang dijelaskan dalam bentuk flowchart pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3. 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/z Gambar 3.2 Pengolahan data variabel input sensor tegangan 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/z Gambar 3.3 Pengolahan data variabel input sensor arus 3.2.1 Pengolahan Data Variabel Sensor Tegangan Pada flowchart Gambar 3.2 menjelaskan tentang proses pengolahan data dengan variabel input sensor tegangan pada perancangan alat beban tidak seimbang. Pada proses ini dilakukan proses pengolahan data dengan tipe sinyal digital. Tegangan pada masing masing phasa akan di deteksi keberadaaanya dengan menggunakan relai. Anak kontak relai normally open (NO) akan menutup apabila koil dalam keadaan bertegangan dan memberikan status ke mikrokotroller arduino. Jika tegangan fasa hilang maka koil akan kehilangan tegangan sehingga anak kontak relay akan mengirimkan status 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/z normally open (NO) ke board mikrokontroller arduino dan hasil pengolahan data (ouput) akan menggerakkan auxiliary relay. 3.2.2 Pengolahan Data Variabel Sensor Arus Pada proses pengolahan data dengan variabel input sensor arus digambarkan pada Gambar 3.3. Pada proses ini dilakukan proses pengolahan data dengan tipe sinyal analog. Arus akan di deteksi dan dibaca nilainya melalui sensor arus yakni ACS712. Apabila arus memiliki nilai beda fasa dengan tiga keadaaan, yakni : 5% - 20% , 20% 80% dan lebih dari 80% ; maka akan menggerakkan auxiliary relay sesuai dengan level yang telah dicapai. 3.3 HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan alat pengaman beban tidak seimbang pada trafo berbasis arduino pada trafo distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.4. LCD 20X4 Flash Buzzer & Lampu Indikator Fuse Lebur Auxiliary Relay ACS-712 MCB 3 Phasa Auto Changeover Relay Sensor Tegangan/ Relay Gambar 3.4 Alat pengaman beban tidak seimbang berbasis arduino pada trafo distribusi Cara kerja alat pengaman beban tidak seimbang pada trafo adalah pada saat alat dinyalakan melalui MCB 3 phasa maka mikrokontoller akan mendeteksi adanya tegangan dari masing masing fasa melalui anak kontak relai yang berstatus Normally Closed. Pada saat terjadi hilang tegangan pada salah satu fasa atau dua fasa maka anak kontak relai akan berstatus Normally Open dan di deteksi oleh mikrokontroller arduino. 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/z Mikonktroller akan mengolah data dan memerintahkan kerja auxiliary relay untuk membunyikan alarm flazh buzzer dan dengan waktu tunda akan memutus rangkaian melalui shunt trip coil. Flash buzzer akan berhenti berbunyi apabila tegangan 3 phasa yang masuk ke beban telah normal. Selain kehilangan tegangan, peralatan dapat mendeteksi ketidak seimbangan beban sesuai masing masing level. Arus pembebanan akan dideteksi oleh ACS-712 yang akan dikirimkan dan diolah datanya oleh mikrokontroller arduino. Apabila beban tidak seimbang antara fasanya dengan deviasi 5% - 20% maka mikrokontroller arduino akan memerintahkan kerja auxiliary relay untuk menyalakan lampu indikator berwarna kuning. Apabila beban tidak seimbang antara fasanya dengan deviasi 20% - 80% maka mikrokontroller arduino akan memerintahkan kerja auxiliary relay untuk menyalakan lampu indikator berwarna kuning. Apabila beban tidak seimbang antara fasanya dengan deviasi lebih dari 80% maka mikrokontroller arduino akan memerintahkan kerja auxiliary relay untuk menyalakan lampu indikator Flash buzzer. Kesemua lampu indikator akan berhenti menyala apabila pembebanan telah normal seimbang atau maksimal toleransi maksimal 5%. Alat beban tidak seimbang pada trafo distribusi dilengkapi dengan MCB dan fuse lebur yang berfungsi sebagai pengaman beban lebih maupun hubung singkat apabila terjadi di internal alat itu sendiri. Selain itu juga untuk mengantisipasi hilangnya suplai untuk ke board mikrokontroller maka digunakan auto-changeover relay sehingga pada saat salah satu fasa hilang atau dua fasa hilang maka tidak mengganggu suplai pada peralatan. Skema diagram pengawatan ditunjukkan oleh Gambar 3.5. 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/z Gambar 3.5 Rangkaian diagram pengawatan alat pengaman beban tidak seimbang berbasis arduino 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 3.3.1 Cara Kerja Program Pada tahap awal dilakukan pemasukan library yang dibutuhkan, yakni LCD 20x4 dengan I2C. Pada IC I2C ini merupakan sebuah alat untuk memangkas pin yang dibutuhkan LCD menjadi 4 pin saja. Pin yang digunakan I2C ini adalah pin SCL dan SDA. Deklarasi tipe data dari variabel yang akan di ambil nilainya. Nilai ‘teg1’, ‘teg2’, ‘teg3’, ‘arus1’, ‘arus2’, dan ’arus3’ adalah nilai yang dideteksi dari sensor tegangan dan sensor arus yang terhubung melalui pin mikrokontroller arduino mega. Pin-pin pada mikrokontroller arduino mega dilakukan inisialisasi sesuai dengan kebutuhan input dan ouputnya. Pin 3, 4 dan 5 adalah pin sebagai yang dihubungkan dengan sensor tegangan yakni relay MK2P. Sedangkan pin 2, 6, 7, dan 8 adalah pin sebagai output yang dihubungkan ke auxiliary relay untuk eksekusi tahap akhir. Setelah sensor tegangan pada pin 3, 4, dan 5 bekerja mendeteksi ada atau tidaknya status tegangan, maka ‘orout’ akan membandingkan ketiga nilai melalui 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/z prinsip kerja gerbang logika OR. Jika ‘orout’ bernilai 0 maka sensor tegangan mendeteksi tegangan tidak ada dan LCD akan menampilkan “LOSS” dan jika ‘orout’ bernilai 1 maka sensor tegangan mendeteski tegangan ada dan LCD akan menampilkan “NORMAL” Ketika terjadi hilang tegangan pada salah satu dan atau dua fasa, maka flash buzzer diatur menyala pada detik ke-3 dan pada detik ke-10 akan memutus rangkaian untuk mengamankan trafo. Pada sensor arus yakni pin A0, A1 dan A2 akan mengolah hasil pembacaan ADC. Untuk ‘arus1’ atau pin A0 akan diolah ‘getVPP1’. Untuk ‘arus2’ atau pin A1 akan diolah melalui ‘getVPP2’. Untuk ‘arus3’ atau pin A2 akan diolah melalui ‘getVPP3’. 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/z Selanjutnya nilai ‘getVPP1’, ‘getVPP2’, dan ‘getVPP3’ akan diolah melalui proses perhitungan aritmatik untuk mendapatkan nilai I dalam satuan Ampere RMS. Nilai ketiga hasil arus yakni ‘Amps1RMS, ‘Amps2RMS’, ‘Amps3RMS’ akan di rata-rata untuk dijadikan nilai tetap ‘Im’. Selisih arus antarfasa adalah hasil pengurangan antara nilai ‘Im’ dengan masing masing ‘Amps1RMS’, ‘Amps2RMS’, dan ‘Amps3RMS’ dalam bentuk absolut. 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/z Nilai absolut dari deviasi arus antar fasa akan dipilih nilai yang selisihnya paling tinggi (‘UIR’) dalam satuan persen dan selanjutnya akan dilakukan perintah ekseskusi terhadapa pin ouput sesuai dengan level mana yang telah tercapai. 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/z Untuk level deviasi beban tidak seimbang lebih dari 80% flash buzzer diatur menyala pada detik ke-3 yang telah diatur pada tahap inisiliasi. Nilai dari sensor tegangan yakni pin 3, 4, dan 5 dan nilai dari sensor arus yakni pin A0, A1, dan A2 serta ketdiakseimbangan beban atau UIR (Unbalanced I ratio) akan ditampilkan LCD 20x4.Arus yang terukur adalah dalam satuan Ampere RMS (Amp RMS) dan ketidakseimbangan beban dalam persentase (%). Sedangkan untuk tegangan tanpa satuan, yakni hanya “NORMAL” atau “LOSS”. 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/z